Hubungan Pemberian Kurma (Phoenix dactylifera L) Varietas Ajwa Terhadap Kadar HDL Darah. 2015

(1)

(Phoenix dactylifera L) VARIETAS AJWA TERHADAP

KADAR HDL DARAH

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Fitria Nur Anisa

NIM: 1112103000047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta kasih sayang-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Tak lupa shalawat serta salam saya panjatkan kepada Rasulullah SAW karena berkat perjuangan beliau yang telah membawa perubahan dari zaman kebodohan menjadi zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.

Penelitian yang bejudul “HUBUNGAN PEMBERIAN KURMA (Phoenix dactylifera L) VARIETAS AJWA TERHADAP KADAR HDL DARAH”

disusun sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penelitian ini, saya mengalami masa masa tersulit dalam pendidikan preklinik yang dapat membuat saya meneteskan air mata. Namun, dengan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, membuat saya terus berusaha menyelesaikan penelitian ini.Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Endah Wulandari, M.Biomed dan dr.Mery Nitalia, Sp.PK selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan penelitian ini.


(6)

vi

4. Ayahanda Suhadi, Ibunda Titi Purwanti dan keluarga besar saya yang telah memberikan kasih sayang, dorongan berupa moril dan materil dan tidak pernah lelah selalu mendoakan dalam menulis laporan penelitian ini. 5. Sahabat-sahabat terbaik saya, Putri Auliya, Muthiah, Riza, Vio, Rizky,

Hipni, dan Fitri Handayani yang selalu mendengarkan curahan hati saya dan memberikan semangat kepada saya dalam menuliskan laporan penelitian ini.

6. Teman teman kelompok penelitian phoenix, Binayu, Afi, dan Harlia yang selalu bersama dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Seluruh teman sejawat mahasiswa Pendidikan Dokter angkatan 2012 yang selalu bersama menempuh pendidikan selama ini.

8. Mba Ai dan Mba Sur selaku laboran yang ikut membantu saya dalam melakukan penelitian ini.

9. Serta semua pihak yang tak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penusunan laporan penelitian ini.

Akhir kata saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dari semua pihak yang telah membantu saya menyelesaikan penelitian ini.Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu khususnya dalam bidang kedokteran.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ciputat, 23 Juni 2015


(7)

vii

Fitria Nur Anisa. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan Pemberian Kurma (Phoenix dactylifera L) Varietas Ajwa Terhadap Kadar HDL Darah. 2015.

Insidensi hiperlipidemia meningkat disebabkan penurunan HDL. Kurma mengandung flavonoid, serat, dan asam lemak yang diduga dapat meningkatkan HDL. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pemberian kurma Ajwa terhadap kadar HDL, dikaitkan dengan berat badan dan jenis kelamin. Metode penelitian ini yaitu sampel darah sebelum dan sesudah pemberian kurma sebanyak 7 buah selama 28 hari terhadap 13 responden, lalu diukur kadar HDL dengan menggunakan kit reagen HDL. Hasil penelitan ini yaitu terjadi penurunan kadar HDL setelah pemberian kurma Ajwa selama 28 hari sebesar 0,44 mg/dL (p≥0,05), terdapat peningkatan berat badan, dan kadar HDL yang lebih tinggi pada kelompok perempuan. Simpulan penelitian ini yaitu kadar HDL setelah pemberian kurma Ajwa tidak memiliki hubungan yang berarti dengan berat badan dan jenis kelamin.

Kata kunci: kurma ajwa, high density lipoprotein (HDL), hiperlipidemia.

ABSTRACT

Fitria Nur Anisa. Study Program of Medical Education. Relation of Date (Phoenix dactylifera L) Variety Ajwa and HDL Levels. 2015.

The Incidence of hyperlipidemia was increase because of decreasing HDL. Dates contain flavonoid, fiber and fatty acids that estimate can increase HDL. Goals of this research is to know about the relation of Ajwa date and HDL levels, and also its relation with body weight and gender. Method of this research is taking of 13 blood sample before and after giving 7 Ajwa dates in 28 days, then measure HDL levels using kit reagen HDL. Result from this research are level of HDL after eating Ajwa in 28 days date was decreased as much as 0,44 mg/dL (p≥0,05), increase in body weight, and the HDL levels in women group is better than in men groups. Conclusion of this research is no significant correlation between HDL levels after eating Ajwa with body weight and gender.


(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v-vi ABSTRAK ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1-2 1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Hipotesis ... 2

1.4. Tujuan Penelitian ... 3

1.5. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Kurma (Phoenix dactylifera) ... 4

2.1.1.SejarahKurma ... 4

2.1.2.FasePertumbuhanKurma... 5

2.1.3.Jenis Kurma ... 5-8 2.1.4.Manfaat Kurma ... 9-12 2.1.5.Kurma Ajwa... 13-15 2.1.6. Kajian IslamKurma ... 15

2.2. HDL ... 16

2.2.1. HDL Sebagai Lipoprotein... 16-17 2.2.2. Metabolisme HDL dan faktor yang mempengaruhi HDL ... 18-22 2.2.3. Penyakit terkait HDL ... 22

2.2.3.1. Hiperlipidemia... 22-24 2.3. Hubungan HDL dengan Kurma ... 24-25 2.4. Teknik Pengukuran HDL ... 25

2.5. Kerangka Teori ... 26

2.6. Kerangka Konsep ... 27

2.7. Definisi Operasional ... 27-28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

3.1. Disain Penelitian ... 29

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

3.3. Populasi dan Sampel ... 29

3.3.1.Populasi terjangkau ... 29

3.3.2.Kriteria Pemilihan ... 29

3.3.3.Perkiraan Besar Sampel ... 30

3.3.4.Teknik Pemilihan Sampel ... 30

3.4. Bahan Uji ... 30-31 3.5. Alat alat ... 31


(9)

ix

3.6.2.Pemberian Kurma ... 31

3.6.3.Pengambilan darah... 32

3.6.4.Pengukuran Kadar HDL ... 32-33 3.6.5. Analisa statistik ... 33

3.7. Etika Penelitian ... 33

3.8. Alur Penelitian ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1. Data Karakteristik Responden ... 35

4.2. Hasil Pengukuran Kadar HDL ... 36-38 4.3. Hasil Korelasi Pengukuran BB Terhadap Kadar HDL ... 38-39 4.4. Hasil Pengukuran Kadar HDL Menurut Jenis Kelamin ... 39-41 4.5. Hasil Kuosioner ... 41

4.6. Keterbatasan Penelitian ... 41

BAB V PENUTUP ... 42

5.1. Simpulan ... 42

5.1. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43-45


(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kandungan kimiawi ... 13

Tabel 2.2 Kandungan mineral ... 14

Tabel 2.3. Kandungan asam amino ... 14

Tabel 2.4. Tipe hiperlipidemia dan karakteristik ... 24

Tabel 3.1. Kadar normal HDL ... 33

Tabel 4.1. Karakteristik Jenis Kelamin Responden ... 35


(11)

xi

Gambar 2.1. Kurma Zahdi ... 6

Gambar 2.2. Kurma Ajwa ... 6

Gambar 2.3. Kurma Barhi ... 7

Gambar 2.4. Kurma Deglet Noor ... 7

Gambar 2.5. Kurma Empress ... 8

Gambar 2.6. Kurma Halawi ... 8

Gambar 2.7. Kurma Medjool ... 8

Gambar 2.8. Struktur apolipoprotein ... 16

Gambar 2.9. Jenis lipoprotein ... 17

Gambar 2.10. Metabolisme lipoprotein ... 18

Gambar 4.1. Hasil rerata kadar HDL sebelum dan sesudah pemberian kurma .... 36

Gambar 4.2.Hasil rerata BB responden sebelum dan sesudah pemberian kurma .. 38

Gambar 4.3. Hasil rerata kadar HDL berdasarkan jenis kelamin sebelum dan sesudah pemberian kurma ... 39


(12)

xii

DAFTAR SINGKATAN

ABCA1 ATP Binding Casette Transporter A1 Apo Apoprotein

CETP Cholesterol Etil Transfer Protein HDL High Density Lipoprotein

IDL Intermediate Density Lipoprotein LCAT Lesitin Cholesterol Asil Transferase LDL Low Density Lipoprotein

LPL Lipoprotein Lipase NO Nitrit Oxide

VLDL Very Low Density Lipoprotein PLTP Phospholipid Transfer Protein SR-A Scavenger Receptor A

SR-B1 Scavenger Receptor B1


(13)

xiii

Lampiran 1.Lembar Persetujuan Partisipan ... 46 Lampiran 2.Kuesioner Responden ... 47-49 Lampiran 3.Lembar Persetujuan LIPI ... 50 Lampiran 4.Alat dan Bahan ... 51-52 Lampiran 5.Surat Persetujuan Etik ... 53 Lampiran 6. Hasil Percobaan ... 54 Lampiran 7. Hasil pengukuran BB 13 partisipan sebelum dan sesudah pemberian kurma... 55 Lampiran 8. Hasil pengukuran kadar HDL 13 partisipan sebelum dan sesudah pemberian kurma ... 56 Lampiran 9. Analisis statistik kadar HDL ... 57-68 Lampiran 10. Riwayat Penulis ... 69


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Hiperlipidemia merupakan suatu kelainan metabolisme dari lipoprotein. Hiperlipidemia biasanya ditandai dengan peningkatan Low Density Lipoprotein (LDL) dan juga penurunan High Density Lipoprotein (HDL). HDL adalah jenis lipoprotein yang membawa lipid dari sel tubuh menuju ke hati. Peningkatan HDL akan membawa lemak menuju ke hati sehingga mencegah aterogenesis atau pembentukan plak aterom. Untuk itu, perbaikan profil lipid berguna untuk mencegah penyakit hiperlipidemia. Perbaikan profil lipid yang dimaksud adalah dengan menurunkan kolesterol total, LDL dan meningkatkan kadar HDL.1,2.

Saat ini, sudah terdapat obat-obatan yang dapat memperbaiki profil lipid, namun obat-obatan tersebut banyak memiliki efek samping sehingga kurang baik jika digunakan terus-menerus. Oleh karena itu, cara alami lebih baik dan sangat dianjurkan. Beberapa cara alami yang dapat dilakukan yaitu dengan menurunkan berat badan jika obesitas, olahraga yang teratur, tidak merokok dan memperbaiki asupan makanan baik dalam jumlah maupun kandungan makanan.2,3.

Memperbaiki pola makan dan asupan makan dapat dijadikan sebagai upaya preventif dari penyakit hiperlipidemia karena akan memperbaiki profil lipid dan mencegah penumpukan lipid. Makanan yang dimaksud yaitu makanan yang rendah lemak, tinggi serat, dan mengandung zat antioksidan.2,3.

Kurma mengandung banyak nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak, serat, mineral, vitamin, zat anti oksidan yang masing masing kandungan tersebut memiliki manfaat bagi tubuh. Kurma memiliki zat flavonoid. Flavonoid dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserid, dan LDL dalam darah. Hal ini disebabkan karena flavonoid akan meningkatkan pelepasan kolesterol dari makrofag dan meningkatkan produksi Apo A-1 yang merupakan prekursor HDL. Serat yang terkandung dalam kurma juga dapat menurunkan profil lipid kolesterol total, trigliserid, dan LDL sekaligus meningkatkan HDL.4,5.

Kurma terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari warna dan ukurannya. Pada penelitian ini akan digunakan kurma jenis Ajwa karena kandungan


(15)

ini adalah karena kurma merupakan makanan yang banyak terdapat dalam ayat

al-qur’an dan hadist. Terlebih di Indonesia buah kurma menjadi salah satu buah yang sering dikonsumsi terutama di bulan Ramadhan.6,7.

Penelitian serupa telah dilakukan sebelumnya oleh Henchiri dkk yang merupakan penelitian mengenai efek pemberian kurma jenis tamersit dan ghars terhadap profil lipid pada individu sehat selama 3 minggu. Dari hasil penelitian tersebut tidak terdapat peningkatan yang bermakna kadar HDL. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Hasan dkk merupakan penelitian mengenai efek pemberian ekstrak kurma terhadap profil lipid pada kelinci selama 10 minggu dan didapatkan hasil adanya peningkatan yang bermakna kadar HDL. 8,9.

Penelitian yang dilakukan oleh Wasseem dkk menggunakan kurna jenis Medjool dan Hallawi didapatkan penurunan yang bermakna dari serum triasilgliserol tetapi tidak ada perubahan terhadap IMT, dan kadar profil lipid lainnya. Selain itu didapatkan peningkatan aktivitas serum HDL-PON 1 meningkat sebesar 8% setelah mengonsumsi kurma Hallawi selama 4 minggu10.

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kurma Ajwa yang memiliki kandungan antioksidan dan mineral yang tinggi selama 4 minggu pada individu normal untuk mengetahui hubungan pemberian kurma ajwa terhadap kadar HDL. Sehingga, diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.

1.2.Rumusan Masalah

Rumusan penelitian ini adalah bagaimana hubungan pemberian kurma ajwa terhadap kadar HDL darah?

1.3.Hipotesis

Hipotesis penelitian ini bahwa pemberian kurma ajwa dapat meningkatkan kadar HDL darah.


(16)

1.4.Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan umum:

- Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pemberian kurma ajwa terhadap kadar HDL darah.

1.4.2. Tujuan khusus:

- Mengetahui perubahan berat badan pada sebelum dan setelah pemberian kurma ajwa dikaitkan dengan kadar HDL

- Mengetahui kadar HDL berdasarkan jenis kelamin dan hubungannya dengan kurma ajwa

1.5.Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi Penulis:

- Dapat menjadi awalan bagi penulis untuk melakukan riset eksperimental

- Dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya bagi penulis

- Menambah wawasan penulis mengenai kurma dan manfaatnya bagi tubuh

- Dapat mengintegrasikan Ilmu Keislaman dengan Ilmu Kedokteran sehingga menunjang untuk memperkuat keimanan penulis.

1.5.2. Bagi Universitas:

- Dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai buah kurma dan hubungannya dengan HDL

- Dapat dijadikan sumber referensi untuk penelitian selanjutnya - Dapat menjadi sumber pengetahuan yang mengintegrasikan

kedokteran dengan keislaman

1.5.3. Bagi masyarakat:

- Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai hubungan kurma terhadap kesehatan.


(17)

4

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kurma

Secara taksonomi Kurma dapat dilihat sebagai berikut11: Kingdom : Plantae Subkingdom : Viridiplantae Infrakingdom : Streptophyta Superdivision : Embriophyta Division : Tracheophyta Subdivision : Spermatophytina Class : Magnoliopsida Superorder : Lilianae

Order : Arecales Family : Areaceae Genus : Phoenix L.

Species : Phoenix dactylifera L.

Buah kurma memiliki karakteristik yang berbeda tiap jenisnya. Untuk berat buah kurma berkisar antara 2-60 gram, panjangnya 18-110 mm, lebar buah kurma 8-32 mm. Warna buah kurma juga bervariasi dari warna kuning kecoklatan (kurma Sukhary, Sabaka,Mufini) hingga berwarna hitam (kurma Ajwa).12.

2.1.1. Sejarah Kurma13.

Buah kurma merupakan salah satu buah tertua di dunia. Buah kurma telah tumbuh di negara Afrika utara dan Timur tengah sekitar 5000 tahun lamanya. Untuk mengetahui asal tempat buah kurma yang sebenarnya masih belum dapat ditentukan. Namun, dari sejarah ditemukannya kurma yang paling pertama didapatkan bahwa kurma tumbuh di daerah Mesopotamia (Iraq) sekitar 3000 tahun sebelum masehi. Selanjutnya buah kurma ini menyebar ke Arabian Peninsula, Afrika Utara, dan Timur tengah. Seiring dengan perkembangan Islam yang pesat buah kurma menyebar hingga Spanyol dan Pakistan. Spanyol adalah


(18)

negara yang memperkenalkan kurma kepada negara-negara lain dan membawa kurma ke Amerika sehingga kurma sekarang telah dikenal masyarakat dunia.

2.1.2. Fase Pertumbuhan Kurma6.

Kurma memiliki 5 fase pertumbuhan sejak pembuahan hingga menjadi buah yang matang. Lima fase pertumbuhan kurma yaitu fase ath-thal’u, fase al-khilal, fase al-busr, fase ar-ruthab, fase at-tamr. Fase pertama yaitu fase ath-thal’u. fase ini terjadi ketika fase pembuahan terjadi dan berlanjut hingga 4-5 minggu. Fase kedua yaitu fase al-khilal. Pada fase ini terjadi pertumbuhan yang cepat dari buah kurma. Buah kurma masih berwarna hijau, namun ukurannya lebih besar dibandingkan dengan fase ath-thal’u.6.

Selanjutnya adalah fase al-busr. Fase ini berkebalikan dengan fase al-khilal. Buah kurma mengalami fase perlambatan pertumbuhan. Buah kurma yang berwarna hijau telah berubah warna menjadi warna kuning atau merah. Fase ini terjadi selama 3-5 minggu. Fase berikutnya yaitu fase ar-ruthab. Fase ini merupakan fase ketika buah kurma mulai matang perlahan. Buah berubah menjadi manis dan berair. Fase ar-ruthab beralngsung selama 2-4 minggu. Dan yang terakhir adalah fase at-tamr. Fase ini merupakan fase pematangan buah tahap akhir. Buah menjadi lebih lunak bagian daging buahnya dan menjadi lebih keras pada bagian kulit buahnya. Warna kurma telah merata pada semua permukaan.6.

2.1.3. Jenis Kurma

Buah kurma memiliki >20 jenis kurma yang berbeda di seluruh dunia. Beberapa jenis buah kurma antara lain.6,12.

1. Kurma Zahdi

Kurma Zahdi ini diproduksi di Irak. Karakteristik dari kurma Zahdi yaitu berbentuk lonjong dan berwarna coklat muda keemasan.12.


(19)

Gambar 2.1. Kurma Zahdi.

Sumber : Rostita, Tim Redaksi Qanita. Kurma: Khasiat dan Keajaiban. PT Mizan Publika [Internet]. 2009 [cited 2015 April 14]. Hal 35-6. ISBN 6028579084.

2. Kurma Ajwa

Kurma Ajwa merupakan jenis kurma yang terkenal di Madinah. Karakteristik dari kurma Ajwa yaitu berbentuk elips, berwarna merah terang ketika belum matang dan berubah menjadi berwarna sawo matang ketika buah matang.6.

Gambar 2.2. Kurma Ajwa.

Sumber : www.ijcem.com /ISSN:1940-5901/IJCEM1401053.

3. Kurma Barhi

Kurma Barhi memiliki karakteristik antara lain berbentuk silinder, warna kuning sawo matang hingga coklat gelap jika matang, berdaging tebal dan empuk.12.


(20)

Gambar 2.3. Kurma Barhi.

Sumber : Rostita, Tim Redaksi Qanita. Kurma: Khasiat dan Keajaiban. PT Mizan Publika [Internet]. 2009 [cited 2015 April 14]. Hal 35-6. ISBN 6028579084.

4. Kurma Deglet noor

Kurma Deglet noor memiliki karakteristik antara lain ukurannya yang bervariasi, berbentuk elips dan memiliki rasa yang kurang manis. 12.

Gambar 2.4. Kurma Deglet noor.

Sumber : Rostita, Tim Redaksi Qanita. Kurma: Khasiat dan Keajaiban. PT Mizan Publika [Internet]. 2009 [cited 2015 April 14]. Hal 35-6. ISBN 6028579084.

5. Kurma Empress

Kurma Empress memiliki karakteristik antara lain buahnya lebih besar, lebih empuk, dan lebih manis dari deglet noor.12.


(21)

Gambar 2.5. Kurma Empress.

Sumber : Rostita, Tim Redaksi Qanita. Kurma: Khasiat dan Keajaiban. PT Mizan Publika [Internet]. 2009 [cited 2015 April 14]. Hal 35-6. ISBN 6028579084.

6. Kurma Halawi

Kurma Halawi memiliki karakteristik antara lain berukuran kecil hingga sedang, memiliki tekstur yang empuk, dan rasa yang sangat manis.12.

Gambar 2.6. Kurma Halawy.

Sumber : Rostita, Tim Redaksi Qanita. Kurma: Khasiat dan Keajaiban. PT Mizan Publika [Internet]. 2009 [cited 2015 April 14]. Hal 35-6. ISBN 6028579084.

7. Kurma Medjool

Kurma Medjool memiliki karakteristik antara lain berukuran besar dan rasanya manis.12.

Gambar 2.7. Kurma Medjool.

Sumber : Rostita, Tim Redaksi Qanita. Kurma: Khasiat dan Keajaiban. PT Mizan Publika [Internet]. 2009 [cited 2015 April 14]. Hal 35-6. ISBN 6028579084.


(22)

2.1.4. Manfaat Kurma5,6,14.

Kurma merupakan buah sangat bermanfaat bagi tubuh. Beberapa manfaat yang telah diteliti antara lain:

a. Anti kanker

Kurma dapat digunakan sebagai anti kanker karena mengandung flavonoid. Namun, untuk mekanisme kerja dari flavonoid belum diketahui secara pasti. Selain mengandung flavonoid, kurma juga mengandung beta D-glucan dan silinium yang dalam penelitian telah terbukti bermanfaat sebagai anti tumor.5.

Kandungan phenolic sebagai anti oksidan juga dapat digunakan sebagai anti mutagenik dan anti karsinogenik karena dapat menetralisir reactive oxigen species (ROS).5.

Unsur pokok dari kurma diketahui dapat menghambat enzim fase I dari siklus sel seperti CYP 450 dan meningkatkan aktivitas enzim fase II siklus sel. Mekanisme ini dicapai melalui penghambatan enzim aromatase pada sitokrom P-450, memblok reaksi antara DNA dengan ion methan diazonium.5.

b. Anti oksidan

Kurma memiliki kandungan anti-oksidan yang lebih tinggi diantara buah buahan kering lainnya. Anti oksidan dalam kurma berfungsi dalam inaktivasi radikal bebas sehingga dapat mencegah proses aterosklerosis. Selain itu kandungan flavonoid juga dapat digunakan sebagai agen anti-mutagenic dan anti-carcinogenic.5.

Anti oksidan lain selain flavonoid yang terkandung dalam kurma yaitu carotenoid, phenolic, sinaptic acid, p coumaric, ferulic, dan procyanidins.5.

Dari hasil experimental didapatkan bahwa anti oksidan dalam kurma dapat menyebabkan efek yang signifikan pada perubahan biomarker oksidatif serum.5.


(23)

inflamasi yang baik. Pada ekstrak Ajwa yang mengandung ethyl asetat, methanolic, dan air dapat menghambat enzim peroksidase lipid cyclooksigenase (COX-1 dan COX-2).5.

Pada serbuk sari dari kurma juga dapat dijadikan sebagai agen anti-inflamasi karena memiliki peran dalam memodulasi ekspresi sitokin. Methanol pada ekstrak buah kurma dapat mengurangi plasma fibrinogen. Dari semua mekanisme tersebut dapat disimpulkan bahwa kurma memiliki manfaat sebagai anti inflamasi.5.

d. Anti-mikroba

Kurma memiliki efek anti-mikroba karena memiliki kandungan methanol dan acetone pada ekstrak daunnya. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak daun kurma dapat menghambat pertumbuhan F. oxysporum, Fusarium sp., F. solani, A. alternata, Alternaria sp. Ekstrak biji kurma juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif, bakteri Gram negatif. Didapatkan juga dari hasil penelitian lainnya bahwa kurma dapat digunakan sebagai anti mikroba pada bakteri Klebsiella, E.coli, dan E.fecalis (bakteri pada saluran pencernaan).5.

e. Anti diabetes

Kandungan zat aktif pada ekstrak kurma seperti flavonoid, steroid, phenol dan saponines dapat berperan sebagai anti diabetes. Mekanisme anti diabetes dari kurma yaitu kurma dapat meningkatkan kerja pankreas dalam menghasilkan insulin dan menghambat penyerapan glukosa pada usus.5.

f. Infertilitas

Mikroelemen dari ekstrak serbuk sari kurma seperti estron, sterol, dan agen lainnya dapat mempengaruhi fertilitas pada pria. Pada


(24)

konsentrasi 120 mg/kg, ekstrak serbuk sari kurma dapat berefek pada parameter sperma dan pada meningkatkan kadar estradiol dan testosteron dalam plasma.5.

g. Anti-hiperlipidemic

Pada hamster yang telah diinduced hiperkolesterolemia, kurma dapat menurunkan kadar plasma lipid yang mencakup kolesterol, trigliserid, dan LDL pada hamster yang diberikan pengobatan dengan yang diberikan suplementasi diet kolesterol. Selain itu pemberian kurma dapat mengurangi berat tubuh total, hati, dan ginjal sehingga memungkinkan dapat diberikan pada pasien obesitas.14.

Hal ini disebabkan karena kandungan serat yang ada pada kurma yang dapat mengurangi kadar kolesterol total, trigliserid, LDL dan meningkatkan kadar HDL pada tikus. Dalam 100 gram kurma terdapat kandungan serat sebanyak 5,8 gram.6,14.

Serbuk sari kurma dapat juga menurunkan kadar kolesterol total, trigliserid, LDL dan meningkatkan kadar HDL pada tikus dan juga dapat sebagai protektif fungsi hati karena menurunkan enzim yaitu GOT, GPT, LDH, dan ALP.14.

h. Hepatoprotective

Pada penelitian pre dan post pemberian ekstrak daging buah dan biji kurma menunjukkan penurunan CCl4 yang dapat merusak hepar

sehingga dapat membuat kadar AST, ALT, ALP, LDH, Gamma Glutamil transferase, konsentrasi bilirubin menjadi normal kembali.5.

Kurma juga dapat menurunkan stress oksidatif yang meningkat pada hepatic malonaldehyde. Selain itu dengan mengonsumsi ekstrak daging kurma dapat dijadikan profilaksis dari racun thiocetamide.5,6.

i. Memperlancar persalinan

Dalam proses melahirkan, kurma memiliki peranan yang penting. Kurma memiliki kandungan yang serupa dengan oksitosin, yaitu


(25)

melahirkan.5,6.

j. Nephroprotective

Daging buah dan biji kurma dapat mengurangi kadar kreatinin yang meningkat, konsentrasi urea, dan ameliorasi kerusakan tubulus kontortus proksimal.5.

k. Pertumbuhan tulang dan gigi

Kurma mengandung fosfor yang tinggi. Dalam 100 gram kurma terdapat kandungan kurma sebanyak 40 mg fosfor. Kadar ini lebih tinggi daripada kandungan fosfor yang ada pada buah-buahan yaitu sebesar 20 mg.6.

l. Mencegah anemia

Kurma mengandung zat besi, tembaga, dan vitamin B2. Sehingga dapat mencegah terjadinya anemia.6.

m. Mencegah keracunan

Kandungan potasium, sodium, dan vitamin C dalam kurma dapat mencegah terjadinya keracunan.6.

n. Mencegah rakhitis dan osteomalasia

Kandungan kalsium, fosfor, dan vitamin A dalam kurma dapat mencegah terjadinya rakhitis dan osteomalasia.6.

o. Mencegah kekeringan kulit, kornea mata dan rabun senja

Kandungan vitamin A dalam kurma dapat mencegah kekeringan kulit, kornea mata, dan rabun senja.6.


(26)

2.1.5. Kurma Ajwa

Ajwa merupakan salah satu buah kurma yang memiliki banyak keunggulan dilihat dari kandungannya. Kandungan nutrisi yang terdapat dalam buah kurma yaitu 15.

Tabel 2.1. Kandungan Kimiawi Kurma (gr/100gr)

Sumber:Eman Abdul Rahman Assirey. Nutritional composition of fruit of 10 date palm (phoenix dactylifera L.) cultivars grown in saudi Arabia. Jurnal of Taibah University for Science 9. Doi:10.1016/j.jtusci.2014.07.002

Kandungan kimiawi gr/100gr

Moisture 22,8

Total gula 74,3

Sukrosa 3,2

Glukosa 51,3

Fruktosa 48,5

Protein 2,91

Lipid 0,47


(27)

Sumber: Eman Abdul Rahman Assirey. Nutritional composition of fruit of 10 date palm (phoenix dactylifera L.) cultivars grown in saudi Arabia. Jurnal of Taibah University for Science 9. Doi:10.1016/j.jtusci.2014.07.002

Tabel 2.3. Kandungan asam amino (mg/100gr)

Ala 82 His 26 Pro 86

Arg 93 Iso 44 Ser 59

Asp 186 Leu 57 Thr 53

Cys - Lys 73 Try 44

Glu 205 Met 27 Tyr -

Gly 83 Phe 45 Val 65

Sumber: Eman Abdul Rahman Assirey. Nutritional composition of fruit of 10 date palm (phoenix dactylifera L.) cultivars grown in saudi Arabia. Jurnal of Taibah University for Science 9. Doi:10.1016/j.jtusci.2014.07.002

Sedangkan bila dilihat dari segi manfaatnya, ajwa memiliki beberapa keunggulan yaitu:

Dapat melindungi jaringan karena efek dari antioksidannya dan jalur radikal bebas. Jika dibandingkan dengan kurma jenis lain seperti khalas dan sukkari, kandungan polyphenols yang terdapat dalam buah kurma memiliki kandungan tertinggi yaitu 455,88mg/100gr. Sedangkan kandungan polyphenols khalas sebesar 238,54 mg/100gr dan sukkari sebesar 377,66 mg/100gr.16.

Calcium 187

Phosphorus 27

Potassium 476,3

Sodium 7,5


(28)

Penelitian pada ekstrak kurma Ajwa didapatkan bahwa terdapat kandungan etil asetat, methanol dan air sehingga dapat menghambat enzim peroksidasi lipid, COX-1 dan COX-2.17.

Penelitian lain mengenai ajwa, bahwa ajwa memiliki efek protektif dan ameliorasi lesi dari ochratoxin nepherotoxicity yang dapat menyebabkan gagal ginjal. Hasil dari penelitian yang dilakukan yaitu keparahan lesi, serum total bilirubin, dan enzim ALT berkurang pada tikus yang diberikan ekstrak kurma ajwa dibandingkan dengan tikus yang diobati ochratoxin A.18.

2.1.6. Kajian Islam Kurma

Kurma merupakan salah satu buah yang banyak dalam Al qur’an dan hadist.

Beberapa diantaranya yaitu

Allah SWT berfirman19:

“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam tanaman; zaitun,

kurma, anggur, dan segala macam buah buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang

memikirkan” (Q.S. An-Nahl: 11) Allah SWT berfirman:

“Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu” (Q.S. Maryam: 25) Dalam sahih Muslim diriwayatkan dari Nabi6.

“Barang siapa yang sarapan dengan tujuh butir kurma Ajwah maka pada hari itu racun atau sihir tidak akan membahayakannya”

Hal ini sesuai dengan penelitian Goldman. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa tujuh butir kurma akan menciptakan claition, yaitu unsur mineral yang dapat masuk dalam tubuh dan menciptakan semacam pengait, sehingga kotoran atau racun akan keluar dari tubuh baik berupa kotoran ataupun melalui urin.6.


(29)

Lipoprotein adalah lipid dengan apoproteinnya. Sehingga setiap lipoprotein akan terdiri dari trigliserid, fosfolipid, kolesterol dan apoprotein. Lipoprotein berbentuk sferik, memiliki inti trigliserid dan kolesterol, dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol bebas. Apoprotein ditemukan pada permukaan lipoprotein.2.

Apoprotein adalah suatu zat pelarut agar lipid dapat larut dalam darah. Apoprotein yang telah diketahui sampai saat ini ada Sembilan jenis yang disusun secara alfabetis dari Apo A, Apo B, Apo C, dan Apo E. masing-masing apoprotein ini memiliki pasangan lipid yang sesuai dengan dirinya.2.

Gambar 2.8. Struktur Lipoprotein Sumber: www.medscape.com

Lipoprotein pada tubuh manusia dapat dibagi menjadi enam jenis yaitu High-Density Lipoprotein (HDL), Low-Density Lipoprotein (LDL), Intermediete-Density Lipoprotein (IDL), Very Low-Density Lipoprotein (VLDL), Kilomikron, dan Lipoprotein a kecil (Lp(a)).2.


(30)

Gambar 2.9. Jenis jenis lipoprotein Sumber: www.medscape.com

Masing-masing dari lipoprotein tersebut memiliki fungsi tersendiri. VLDL dan LDL berfungsi untuk membawa lipid dari hati menuju ke jaringan. Kilomikron befungsi membawa lipid dari sistem pencernaan menuju hati. IDL merupakan fase pertengahan dari VLDL menuju LDL dalam metabolisme endogen lipoprotein. HDL merupakan lipoprotein yang baik karena membawa lipid dari jaringan menuju ke hati untuk didegradasi.2.

HDL sebagai lipoprotein memiliki kandungan antara lain Apo A-I, Apo A-II, Apo A-IV, Apo C-I, Apo C-II, Apo C-III, Apo D, Apo E, Apo J, Apo L-I, Apo M, serum amyloid A, ceruloplasmin, transferin, dan berbagai enzim seperti enzim LCAT, PON-1, PAF-AH/Lp-PLA-2. 20.

HDL memiliki efek penting bagi tubuh yaitu sebagai agen antiatherogenic. Sebagai agen atherogenic, HDL berperan dalam transport reverse kolesterol. Jalur tersebut merupakan jalur metabolisme HDL. HDL akan menuju sel makrofag untuk menyerap kadar kolesterol dan membawanya menuju hepar. Sehingga kandungan kolseterol dalam makrofag berkurang.21.

Mekanisme lainnya sebagai agen anti-atherogenic, antara lain dapat mengembalikan disfungsi endotel, menstimulasi produksi prostacyclin untuk sebagai vasodilator dan anti thrombotik, menghambat apoptosis sel endotel, menurunkan agregasi platelet, menghambat oksidasi LDL.21.


(31)

eksogen, jalur metabolisme endogen, danjalur reverse cholesterol.

Gambar 2.10. Metabolisme lipoprotein

Sumber: http://www.nature.com/ng/journal/v40/n2/fig_tab/ng0208-129_F1.html a. Jalur metabolisme eksogen3,21.

Jalur metabolisme eksogen merupakan metabolisme semua lipid yang ada di usus. Lipid yang berperan dalam jalur ini yaitu kolesterol dan trigliserid yang terutama terkandung dalam makanan berlemak. Namun untuk kolesterol, selain terdapat pada makanan berlemak yang dikonsumsi, kolesterol juga dapat berasal dari hepar yang disekresikan melalui kandung empedu sehingga terdapat di usus. Semua lipid yang terdapat dalam usus ini kemudian diserap kedalam enterosit mukosa usus halus. Trigliserid akan diemulsifikasi dengan garam empedu menjadi butiran halus untuk memperluas permukaan lipid dan agar


(32)

tidak terjadi gumpalan sehingga mudah dipecah oleh enzim lipase pankreas menjadi monogliserida dan asam lemak bebas. Monogliserida dan asam lemak bebas secara pasif akan masuk kedalam epitel mukosa usus halus. Sedangkan untuk kolesterol akan diserap dalam bentuk kolesterol. Setelah masuk kedalam enterosit mukosa usus halus asam lemak bebas dan monogliserida akan dibentuk kembali menjadi trigliserid. Kolesterol dalam enterosit akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester. Trigliserid dan kolesterol ester bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang disebut kilomikron.22.

Kilomikron akan masuk secara eksositosis ke dalam saluran limfe kemudian masuk ke duktus thorasikus dan akhirnya masuk kedalam vena porta hepatika. Kilomikron dalam pembuluh darah akan dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase menjadi asam lemak bebas , gliserol, apo A, Apo C, dan sisa kilomikron. Selama terjadi lipolisis kilomikron, Phospholipid Transfer Protein (PLTP) akan mentransfer phospholipid dari kilomikron menuju HDL, trigliserid berubah menjadi asam lemak bebas dan monoasilgliserol. Asam lemak bebas yang dihasilkan sebagian besar dapat disimpan di jaringan adiposa lalu akan dibentuk berupa trigliserid kembali dan sebagian kecil akan kembali kedalam sirkulasi, melekat pada albumin. Kilomikron yang telah mengalami lipolisis, maka akan kehilangan 90% trigliserid kilomikron, apo A dan apo C sedangkan Apo E tetap dipertahankan. Apo A dan Apo C akan ditransfer ke HDL sedangkan Kilomikron sisa atau remnant akan masuk ke hepar dengan proses endositosis.20,22,23.

b. Jalur metabolisme endogen

Trigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati akan disekresi ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL. Dalam sirkulasi, trigliserid yang berada dalam VLDL akan terhidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase yang dihasilkan endotel sehingga VLDL akan berubah menjadi IDL. IDL akan terhidrolisis lagi menjadi LDL. Kolesterol-LDL ini


(33)

Selain dibawa ke hati sebagian dari kolesterol-LDL akan berikatan dengan reseptor yang ada di makrofag yaitu reseptor scavenger-A (SR-A) yang nantinya akan terbentuk sel busa (makrofag yang mengandung lipid).3.

Di dalam plasma terdapat Cholesterol Etil Transfer Protein (CETP). CETP adalah glikoprotein hidrophobic yang dibentuk di hati dan jaringan adiposa yang beredar di sirkulasi plasma dan berikatan dengan lipoprotein. CETP berfungsi dalam keseimbangan inti lipid hidrophobic yaitu ester kolesterol dan triasilgliserid dalam HDL dengan LDL, IDL, VLDL, kilomikron. Sehingga kadar ester kolesterol dan triasilgliderid selalu dalam kadar yang seimbang.21.

c. Jalur reverse cholesterol

HDL merupakan lipoprotein yang membawa lipid dari jaringan menuju organ hepar. HDL disekresikan oleh hepar dan usus. HDL yang dihasilkan usus pada awalnya belum memiliki apo C dan apo E. namun, ketika HDL usus masuk ke plasma darah maka apo C dan apo E yang dihasilkan oleh hepar akan langsung masuk kedalam HDL usus. Sehingga pada akhirnya HDL plasma merupakan HDL nascent yang terdiri dari lapis ganda phospholipid diskoid yang mengandung apo-A, kolesterol bebas, apo C dan apoE. HDL ini berbentuk gepeng dan mengandung kolesterol yang sedikit. HDL yang belum matur ini akan mendekati makrofag, kemudian akan menyerap kandungan kolesterol yang ada pada permukaan makrofag. Kolesterol yang berada dalam makrofag sebelumnya harus ditransport terlebih dahulu ke bagian permukaan oleh adenosine triphosphat-binding cassette transporter-1 (ABCA-1). Setelah menyerap kolesterol, HDL akan matur dan berbentuk bulat. Kolesterol dalam HDL akan diesterifikasi oleh enzim lecithin cholesteryltransferase (LCAT) menjadi kolesterol ester dan lisolesitin. Ester kolesterol yang terbentuk akan bergerak


(34)

menuju bagian interior hidrofobik dari lapis ganda, sementara lisolesitin yang terbentuk akan dipindahkan ke albumin plasma. Ester kolesterol yang berada di dalam lapisan hidrofobik akan tertahan dalam inti dan dibungkus oleh lapisan lipid polar dan apolipoprotein yang disebut HDL matur (HDL3). Setelah matur, HDL akan terbagi menjadi dua jalur yaitu jalur pertama, HDL akan membawa kolesterol ester menuju hepar melalui reseptor yang ada di hepar yaitu reseptor scavenger kelas B tipe I (SR-B1), dan jalur kedua yaitu kolesterol ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserid dari VLDL dan IDL melalui cholesterol ester transfer protein (CETP). Setelah bertukar dengan VLDL dan IDL kolesterol akan dibawa lagi menuju hati.3,21.

Jalur pertama yaitu, ketika HDL3 masuk ke dalam hepar maka akan dihidrolisis oleh enzim hepatic lipase. HDL3 akan berubah menjadi HDL2, namun HDL3 dalam plasma akan segera terbentuk kembali oleh aktivitas LCAT. HDL2 dengan kandungannya yaitu memiliki kandungan apoA yang rendah, lipid TG <60%, dan phospolipid <15% sehingga permukaannya agak renggang. Apo A yang tidak masuk kedalam hepar akan membentuk pra-β HDL setelah berikatan dengan fosfolipid dan kolesterol. Apabila terdapat kelebihan Apo-A, maka akan diekskresi melalui ginjal. 21,24.

Jika terdapat kelebihan kolesterol yang tidak teresterifikasi maka kolesterol yang berlebih akan langsung dapat masuk ke hepar dan disekresikan dalam bentuk empedu. Dalam menerima kolesterol tubuh memiliki reseptor yang dinamakan SR-B1. SR-B1 terdapat pada seluruh tubuh. Namun, memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan letaknya. Di jaringan, HDL memiliki SR-B1 yang berfungsi menerima kolesterol dari sel. Kemudian HDL akan membawa kolesterol ke hepar. Di hepar, SR-B1 akan menerima kolesterol dari HDL dengan berikatan dengan ApoA namun Apo A tidak ikut masuk ke hepar melainkan hanya sebagai perantara. 21.


(35)

berbeda dengan lakilaki. Pada perempuan memiliki hormon esterogen yang berperan dalam menurunkan aktivitas metabolik makrofag. Pada laki-laki memiliki hormon testosteron yang justru berperan dalam menaikkan aktivitas metabolik makrofag.24.

Kadar HDL juga dipengaruhi oleh berat badan. Ketika berat badan meningkat, komponen adiposa dan non adiposa massa tubuh juga meningkat. Komponen non adiposa yaitu massa sel tubuh, otot skeletal, dan jaringan adiposa bebas massa (ATFM). Ketika komponen massa tubuh meningkat akan meningkatkan produksi hepatic triacilgliserol dan VLDL sebaliknya akan menurunkan lipolisis triasilgliserol kaya lipoprotein (TRL). Menurunnya lipolisis triasilgliserol melalui LPL (lipoprotein lipase) akan disertai dengan menurunnya Apo A-1, prekursor HDL sehingga akhirnya akan menurunkan pembentukan protein.25.

2.2.3. Penyakit terkait HDL 2.2.3.1. Hiperlipidemia

Hiperlipidemia merupakan kelainan lipid dalam tubuh berupa peningkatan kolesterol atau trigliserida diatas batas normal. Penyebab hiperlipidemia cukup banyak dan dapat dibagi menjadi hiperlipidemia primer dan hiperlipidemia sekunder. Penyebab hiperlipidemia primer adalah predisposisi genetik terhadap kelainan metabolisme lipid. Penyebab hiperlipidemia sekunder yaitu adanya penyakit dasar atau yang memang telah diderita dari pasien yang menyebabkan pasien mengalami perubahan pada profil lipidnya. Penyakit dasar yang dimaksud antara lain diabetes mellitus, hipotiroidisme, sindroma nefrotik, gangguan hepar, dan obesitas.2.

Cara untuk mendiagnosa seseorang mengalami hiperlipidemia adalah dengan cara mengetahui kadar lipid serum dalam tubuh.


(36)

Berikut kategori lipid serum normal menurut NCEP ATP III 2001. Kolesterol total (mg/dl)

< 200 Optimal

200-239 Diinginkan

≥ 240 Tinggi

Kolesterol LDL(mg/dl)

< 100 Optimal

100-129 mendekati optimal

130-159 Diinginkan

160-189 Tinggi

≥ 190 Sangat tinggi Kolesterol HDL (mg/dl)

< 40 Rendah

≥ 60 Tinggi

Trigliserid (mg/dl)

< 150 Optimal

150-199 Diinginkan

200-499 Tinggi


(37)

Tipe I ↑ kilomikron dan ↑ trigliserida

Tipe II a. ↑LDL dan VLDL normal

b. ↑LDL, ↑ VLDL, kolesterol, trigliserida

Tipe III ↑ IDL dan ↑ VLDL remnants

Tipe IV ↑ Trigliserid dan ↑ VLDL

Kolesterol dapat normal atau meningkat

↓ HDL

Tipe V ↑ VLDL dan ↑ kilomikron

Sumber: Sudoyo, Aru W., et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Interna Publishing.2009.

Tipe hiperlipidemia yang berhubungan langsung dengan HDL yaitu hiperlipidemia tipe IV dimana kadar HDL tubuh menurun atau < 40mg/dl. Dengan menurunnya HDL maka akan meningkatkan resiko terjadinya aterosklerotik melalui peningkatan LDL-C dan makrofag yang memiliki kolesterol yang tinggi.

2.3. Hubungan HDL dengan kurma

Kurma dengan berbagai macam kandungannya dapat meningkatkan kadar HDL. Kandungan serat ada pada kurma dapat mengurangi kadar kolesterol total, trigliserid, LDL dan meningkatkan kadar HDL pada tikus.5.

Selain itu kandungan flavonoid dapat meningkatkan kadar HDL. Flavonoid akan meningkatkan pelepasan kolesterol dari makrofag dan meningkatkan produksi Apo A-1 yang merupakan prekursor HDL. Sehingga kadar HDL dapat meningkat.26.

Kandungan kurma yang tidak kalah penting dalam hubungannya dengan HDL yaitu asam lemak. Asam lemak yang terkandung dalam kurma dari jumlah


(38)

yang terbanyak kandungannya hingga yang paling sedikit kandungannya yaitu oleat, palmitat, linoleat, stearat, laurat, mysristic.27.

Oleat adalah jenis asam lemak tidak jenuh rantai ganda tunggal (MUFA) yang dapat menurunkan LDL dan meningkatkan HDL. MUFA dapat meningkatkan HDL plasma karena membawa kolesterol dari jaringan menuju hati untuk diekskresikan.28.

Beberapa penelitian mengenai kurma dan kadar HDL yaitu dilakukan oleh Cherifa dkk. penelitiannya dilakukan pada individu sehat selama 3 minggu. Pada saat sebelum pemberian kurma didapatkan kadar HDL sebesar 0,47± 0,11 g/L untuk jenis kurma Tamersit dan 0,50 ± 0,08 g/L untuk jenis kurma Ghars. Kemudian setelah pemberian kurma didapatkan kadar HDL sebesar ,47± 0,08 g/L untuk kurma Tamersit dan 0,47 ± 0,08 g/L untuk kurma Ghars. Sehingga dapat disimpulkan terjadi penurunan kadar HDL. Namun penurunan yang terjadi tidak signifikan secara statistik.8.

Penelitian tersebut berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasan dkk. Penelitian ini dilakukan pada kelinci dalam waktu 10 minggu dan menggunakan ekstrak kurma. Penelitian ini juga dibedakan berdasarkan dosis ekstrak kurma dari kadar 125mg/kg, 250 mg/kg, dan 500 mg/kg dan hasilnya semakin tinggi pemberian ekstrak kurma maka peningkatan kadar HDL makin baik. Hasil penelitian ini didapatkan peningkatan yang signifikan pada kadar profil lipid HDL. 9.

2.4. Teknik Pengukuran HDL

Kilomikron, VLDL, dan LDL di presipitasi menggunakan penambahan asam fosfotungstat dan magnesium klorida. Setelah di sentrifugasi, supernatan akan mengandung fraksi HDL yang tinggi kemudian dapat dihitung menggunakan Cholesterol test kit.29.


(39)

KETERANGAN:

: Hubungan langsung


(40)

2.6. Kerangka konsep

2.7. Definisi Operasional

No

. Variabel

Definisi operasional variabel dan cara pengukuran data Alat ukur Skala Variabel Satuan variabel

Rentang nilai variabel

1 High Density Lipoprotein (HDL)

Kadar High Density

Lipoprotein dalam serum darah yang diambil melaui darah vena mediana

cubitti sebanyak 3cc

Spektrofo-tometer

Numerik Mg/dl Normal: Laki-laki: 35-55 mg/dl Perempuan: 45-65 mg/dl

Tinggi: Laki-laki > 55 mg/dl Perempuan > 65 mg/dl

Rendah

Laki-laki < 35 mg/dl


(41)

2. Berat badan Besar ukuran badan

responden dalam satuan kg30.

Timbangan Numerik Kg -

3.. Jenis kelamin

Mengelompok kan responden sesuai dengan jenisnya, sifat (keadaan) jantan atau betina30.

Kuesioner Kategorik - 1.Laki laki 2.Perempuan


(42)

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan uji eksperimental jenis pretest-posttest design untuk melihat efek pemberian kurma terhadap kadar HDL.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan melalui dua tahapan, yaitu tahap pertama pengisian kuisioner disertai pengukuran IMT oleh responden yang dilakukan diskill lab. Selanjutnya tahap kedua yaitu pengambilan darah yang akan digunakan sebagai bahan uji untuk mengukur kadar HDL dilakukan di laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian berlangsung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Februari 2015.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah mahasiswa PSPD UIN Jakarta angkatan 2013 yang telah menandatangani informed consent (Lampiran 1) dan telah mengisi kuesioner (Lampiran 2).

3.3.2. Kriteria Pemilihan

Kriteria pemilihan responden terdiri dari kriteria inklusi, kriteria eksklusi, dan kriteria drop out. Kriteria inklusi adalah mahasiswa PSPD UIN Jakarta angkatan 2013. Kriteria eksklusi adalah responden yang memiliki penyakit metabolik. Kriteria drop out adalah responden yang menolak diteliti dan responden yang mengalami sakit berat di tengah-tengah masa penelitian.


(43)

berpasangandengan skala pengukuran numerik. Sehingga, rumus besar sampel yang dipilih adalah:

Keterangan:

N = jumlah sampel

Zα = deviat baku alfa

Zβ = deviat baku beta

x1-x2 = selisih minimal rerata yang dianggap bermakna S = standar deviasi dari selisih nilai antarkelompok

Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 10%, hipotesis satu arah, sehingga Zα = 1,28. Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 30%, maka Zβ = 0,53.

Selisih minimal yang dianggap bermakna (x1-x2) = 19.

Standar deviasi = 38 (dua kali dari selisih rerata minimal yang dianggap bermakna). Dengan penghitungan melalui rumus tersebut, didapatkan besar sampel minimal yang dibutuhkan adalah 13,10.

Dengan demikian, besar sampel minimal yang dibutuhkan adalah 13 orang.

3.3.4. Teknik Pemilihan Sampel

Teknik pemilihan responden dilakukan dengan cara simple random sampling. Tabel random terdiri dari 97 nama mahasiswa PSPD 2013. Dari tabel tersebut akan diambil 13 nama responden secara acak.

3.4. Bahan Uji

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah buah kurma jenis kurma Ajwa yang diperoleh dari pasar Tanah Abang dan telah di determinasi oleh LIPI (lampiran 3), akuades, alkohol pads, kit analisis kadar HDL Rajawali Nusindo (R1 Cat.-no.108491) sebanyak 80 ml yang mengandung 80 ml Precipitant, kit analisis


(44)

kadar kolesterol Rajawali Nusindo (R2 Cat.-no.101592) sebanyak 100 ml yang mengandung 100 mlenzyme reagent, dan standar kolesterol yang mengandung 3 ml standard cholesterol.(Lampiran 4)

3.5. Alat-alat

Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah timbangan, meteran, kalkulator, torniquet, spuit ukuran 3 cc, vekutenersentrifugasi, handscoon, label, lemari es, microtube, tabung reaksi ukuran 10 ml, tip biru, tip kuning, sentrifugasi merk EBA 21 HeHich Zentrifugen, spektrofotometer merk hitachi U2910, kuvet, dan mikropipet. (Lampiran 4)

3.6. Cara Kerja Penelitian 3.6.1. Persiapan awal responden

Responden sebanyak 13 orangyang telah memenuhi kriteria inklusi dan terpilih secara random. Setelah pengisian informed consent dilakukan pengisian kuosioner dan pengukuran IMT. Selanjutnya dilakukan pengambilan darah pertama.Kemudian, serum dimasukkan dalam microtube dan disimpan dalamlemari pendingin suhu -210C hingga siap untuk diuji.

3.6.2. Pemberian kurma

Setelah persiapan awal penelitian, kurma diberikan sebanyak 7 buah setiap hari selama 4 minggu. Dalam 100 gram kurma ajwa, terdapat kandungan makronutrien antara lain gula total sebanyak 74,3 gram, protein sebesar 2,97 gram, dan lipid sebanyak 0,47 gram. Jika dikonversi dalam kalori, maka didapatkan hasil sekitar 313 kalori dalam 100 gram kurma yang setara dengan 10 buah kurma ajwa. Sehingga didapatkan bahwa dalam kandungan 1 buah kurma terdapat 31,3 kalori.

Pemberian kurma sebanyak 7 buah perhari mengandung kalori total sebesar 219 kkal.Kalori tersebut merupakan kalori yang ideal untuk dikonsumsi sebagai makanan ringan atau yang biasa disebut sebagai cemilan, sehingga diharapkan tidak akan terlalu mempengaruhi dari segi IMT partisipan.


(45)

(hari ke-0) dan setelah 4 minggu pemberian kurma (hari ke-29). Sebelumnya responden telah berpuasa selama 10 jam. Setelah pengambilan darah dilakukan, darah dipindahkan kedalam vakutener dan disentrifugasi setelah itu diambil serumnya. Kemudian, serum dimasukkan dalam microtube dan disimpan dalam lemari pendingin suhu -210C hingga siap untuk diuji.

3.6.4. Pengukuran kadar HDL

Cara kerja

1. Campurkan serum partisipan 200 ul dan R1 500 ul ke dalam tabung reaksi 2. Diamkan selama 10 menit pada suhu ruang

3. Sentrifugasi 10 menit pada 5785 rpm

4. Setelah di sentrifugasi, pisahkan antara supernatan dari hasil presipitasi. 5. Ambil 100 ul supernatan dan campurkan dengan R2 1000 ul ke dalam

tabung reaksi dan juga buatlah kontrol yang terdiri dari:

- Reagen blanko: akuades 100 ul dan R2 1000 ul (cat.no : 101592) - Standard : standard 100 ul dan R2 1000 ul (cat.no : 101592) 6. Diamkan selama 10 menit pada suhu ruang

7. Masukkan kedalam kuvet dan masukkan kedalam spektrofotometer 8. Catat hasil angka yang tertera pada layar komputer

9. Hitung absorben sampel dan standar dengan cara mengurangi sampel dan standar tersebut dengan absorben reagen blanko

Absorben = 175 X

mg/dl 10. Interpretasi hasil HDL


(46)

Tabel 3.1. Kadar HDL normal HDL normal

Laki-laki 35-45 mg/dl Perempuan 45-65 mg/dl

Sumber: Sudoyo, Aru W., et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Interna Publishing.2009.

3.6.5. Analisa statistik

Hasil penelitian yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan IBM SPSS Statistics 21,0. Uji yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu uji normalitas, uji homogenitas, uji paired t-test, uji independent t-test, dan uji korelasi. Uji normalitas menggunakan Saphiro Wilk test. Selain uji normalitas, dilakukan juga uji homogenitas menggunakan Levinne test. Apabila didapatkan distribusi normal, maka dapat dilanjutkan uji paired t-test untuk mengetahui perbandingan pre-test dan post-test penelitian yang dilakukan, independent t-test untuk mengetahui perbedaan hasil pada penelitian yang tidak berpasangan, uji korelasi untuk mengetahui adanya hubungan dua variabel.

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini telah diajukan ke Komisi Etik Penelitian Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (Lampiran 5). Semua data yang didapat dari hasil penelitian maupun kuisioner yang dipergunakan akan dijaga kerahasiannya.


(47)

(48)

35

BAB IV PEMBAHASAN

4.1.Data Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian adalah mahasiswa PSPD angkatan 2013 yang dipilih dengan cara simple random sampling dan telah memenuhi kriteria inklusi. Karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan, serta usia dari 17 tahun hingga 19 tahun. Berikut adalah rincian karakteristik responden penelitian.

Tabel 4.1 Karakteristik Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin Jumlah responden Presentase (%)

Laki-laki 6 46,2

Perempuan 7 53,8

Total 13 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui dalam penelitian ini memiliki prevalensi responden perempuan yang lebih besar dibandingkan responden laki laki.

Tabel 4.2. Karakteristik Usia Responden

Usia Jumlah responden Presentase (%)

17 tahun 2 15,4

18 tahun 1 7,7

19 tahun 10 76,9

Total 13 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui prevalensi usia responden bervariasi dengan usia terendah yaitu 17 tahun sebesar 15,4% dan usia tertinggi yaitu 19 tahun sebesar 76,9%. Usia 19 tahun merupakan usia dominan pada responden penelitian ini. Kategori usia 17-19 tahun adalah kategori usia yang masih aktif hormon reproduktifnya.


(49)

partisipan mengonsumsi kurma dan pada hari ke-29 yaitu satu hari setelah partisipan mengonsumsi kurma terakhir atau hari ke-28. Terjadi penurunan hasil rata rata HDL sebelum dan sesudah pemberian kurma yaitu sebesar 0,44 mg/dL yang tidak bermakna. Berikut adalah tampilan hasil rerata kadar HDL.

Gambar 4.1.Hasil rerata kadar HDL sebelum dan sesudah pemberian kurma

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dengan jenis kurma yang berbeda, yang dilakukan oleh Henchiri Cherifa dkk8., didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan kadar HDL yang tidak signifikan pada individu sehat berusia 15 tahun hingga 66 tahun, sebelum mengonsumsi kurma dan sesudah mengonsumsi kurma yaitu dari 0,47± 0,11 g/L menjadi 0,47± 0,08 g/L untuk kurma Tamersit dan dari 0,50 ± 0,08 g/L menjadi 0,47 ± 0,08 g/L untuk kurma Ghars.

Sebaliknya pada penelitian yang dilakukan oleh Hasan dkk9., hasil penelitian yang dilakukan pada kelinci dalam waktu 10 minggu dan menggunakan ekstrak kurma didapatkan hasil peningkatan yang signifikan pada kadar profil lipid HDL. Penelitian dibedakan berdasarkan dosis ekstrak kurma dari kadar 125mg/kg, 250 mg/kg, dan 500 mg/kg. Hasilnya semakin tinggi dosis pemberian ekstrak kurma maka peningkatan kadar HDL semakin baik.

Hari 0 Hari 29

kadar HDL 47,48 47,04

42,00 44,00 46,00 48,00 50,00 52,00 54,00 56,00 K ad ar HD L (m g /d L)


(50)

Perbedaan hasil penelitian yang dilakukan pada kedua penelitian tersebut disebabkan karena kelinci memiliki karakteristik khusus pada fase eliminasi apo-A.Dalam eliminasi apo-A dibutuhkan enzim hepatic lipase dan HDL yang kaya TG dengan jumlah yang adekuat. Sedangkan, kelinci memiliki defisiensi enzim hepatic lipase sehingga kadar eliminasi apo a yang berlebihan dalam tubuh menjadi berkurang. Akhirnya akan lebih meningkatkan hasil kadar HDL plasma pada kelinci.21.

Dari tinjauan pustaka yang telah dilakukan, kurma memiliki kandungan flavonoid, kadar serat yang tinggi, dan asam lemak rantai panjang sehingga dapat memperbaiki profil lipid, yaitu menurunkan kadar LDL, TG, kolesterol, dan meningkatkan kadar HDL.5.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dimungkinkan karena beberapa hal. Pertama, responden dalam penelitian ini adalah responden yang normal kadar profil lipidnya sehingga metabolisme profil lipid dalam tubuh pasien kemungkinan besar masih normal. Tubuh yang sehat selalu mempertahankan kondisinya homeostasis, sehingga apabila terdapat kelebihan dari Apo a akan langsung diekskresi oleh ginjal.21.

Kedua, dalam penelitian ini terdapat keterbatasan berupa tidak adanya penyeragaman pola makan dan aktivitas sehari hari antar responden. Responden hanya dikontrol sesuai dengan pola makan dan aktivitas sehari hari masing masing responden pada sebelum dan selama penelitian sehingga hasil dari penelitian ini kurang maksimal.

Ketiga, jumlah hari yang dilakukan dalam penelitian ini adalah 28 hari. Jumlah hari ini lebih banyak dibandingkan dari penelitian Henchiri dkk yaitu selama 21 hari, namun masih sangat kurang jika dibandingkan dengan penelitian Hasan dkk yaitu selama 10 minggu, sehingga dapat diperkiran jumlah hari yang digunakan dalam penelitian ini masih kurang untuk mendapatkan hasil kadar HDL yang maksimal.

Keempat, kurma yang digunakan adalah kurma Ajwa. Secara ukuran dan beratnya kurma ajwa memiliki ukuran yang lebih kecil yaitu dalam 1 buah kurma Ajwa hanya memiliki berat 10 gram, dibandingkan kurma jenis Medjool yang dalam 1 buahnya memiliki berat sebesar 24 gram sehingga kadar nutrisi yang ada


(51)

Sebelumnya, hasil data yang diperoleh dari 13 responden diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Saphiro Wilk test. Berdasarkan uji normalitas, data responden terdistribusi normal, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji statistik menggunakan paired t-test. Dari hasil uji paired t-test, didapatkan nilai p-value 0,082 yang berarti menunjukkan pemberian kurma Ajwa selama 28 hari menyebabkan penurunan kadar HDL secara tidak bermakna.

4.3. Hasil korelasi pengukuran BB terhadap kadar HDL

Pemeriksaan BB dilakukan pada hari ke-0 yaitu hari sebelum responden mengonsumsi kurma dan pada hari ke-29 yaitu satu hari setelah responden mengonsumsi kurma terakhir atau hari ke-28. Berikut adalah hasil rerata berat badan pada 13 responden.

Gambar 4.2. *Hasil rerata BB responden sebelum dan sesudah pemberian kurma signifikan (p<0,05)

Sebelum pemberian kurma didapatkan rerata berat badan sebesar 56,65 kg ± 8,05 kg sedangkan setelah pemberian kurma didapatkan rerata berat badan sebesar 57,59 kg ± 8,50 kg sehingga didapatkan peningkatan sebesar 0,94 kg.

Hasil data yang diperoleh dari 13 responden telah diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Saphiro Wilk test dan uji statistik menggunakan paired

BB hari 0 BB hari 29

Kadar HDL 56,65 57,59

50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 B B r e sp o n d e n (k g )


(52)

t-test. Dari hasil uji normalitas didapatkan data terdistribusi normal dan dari uji paired t-test, didapatkan nilai p-value 0,003 yang berarti menunjukkan terjadi peningkatan berat badan yang bermakna pada sebelum dan sesudah pemberian kurma Ajwa. Peningkatan berat badan yang bermakna selanjutnya akan diuji korelasi dengan kadar HDL.

Dari hasil uji korelasi, didapatkan koefisien korelasi pearson sebesar -0,43 dan sig >0,05 pada hubungan berat badan dan kadar HDL sehingga dapat disimpulkan adanya korelasi negatif lemah (berbanding terbalik antara berat badan dan kadar HDL) yang tidak bermakna.

4.4.Hasil pengukuran kadar HDL berdasarkan jenis kelamin

Kadar HDL berdasarkan jenis kelamin diperiksa selama dua kali yaitu hari-0 dan hari-29. Pada setiap pemeriksaan akan dibandingkan kadar HDL pada laki-laki dan pada perempuan. Berikut adalah hasil rata-rata kadar HDL menurut jenis kelamin.

Gambar 4.3. Hasil rerata kadar HDL berdasarkan jenis kelamin sebelum dan sesudah pemberian kurma

Pada hari ke-0 maupun hari ke-29, didapatkan kadar rerata HDL perempuan lebih tinggi daripada kadar HDL laki-laki. Pada hari ke-0 didapatkan rata-rata laki-laki sebesar 48,26 mg/dL ± 6,68 mg/dL sedangkan pada perempuan

Hari 0 Hari 29

LAKI-LAKI 48,26 47,22

PEREMPUAN 51,28 47,92

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 K ad ar HD L (m g /d L) ± 6.68 ± 6.84 ± 6.70 ± 4.81


(53)

Pada hari ke-29 didapatkan hasil pada laki-laki sebesar 47,22 mg/dL ± 6,70 mg/dL sedangkan pada perempuan didapatkan kadar HDL sebesar 47,92 mg/dL ± 4,81 mg/dL. Kadar HDL pada perempuan lebih tinggi daripada kadar HDL laki-laki sebesar 0,70 mg/dL.

Hal ini sesuai dengan penelitian Martiem Mawi31., yang melakukan pengukuran HDL pada kelompok laki-laki dan perempuan. Didapatkan hasil HDL pada laki laki sebesar 45,2± 14,9 mg/dL dan HDL pada perempuan sebesar 57,0 ± 15,6 mg/dL.

Hal ini karena perempuan memiliki hormon esterogen yang dapat meningkatkan kadar HDL. Peningkatan HDL disebabkan peningkatan produksi Apo A-1 disertai pengurangan aktivitas enzim lipase hepar dan peningkatan HDL2. 32.

Terdapat penelitian mengenai efek pemberian terapi testosteron yang menjelaskan bahwa dengan terapi testosteron akan menurunkan kadar HDL tubuh. Hal ini karena terapi testosteron akan menyebabkan peningkatan efluks kolesterol dari endotel makrofag akan menstimulasi reverse cholesterol transport yang meningkatkan katabolisme HDL.33.

Pemeriksaan pertama pada subbab ini, yaitu membandingkan antara kadar HDL laki-laki dan perempuan pada hari-0. Hasil uji normalitas Saphiro Wilk didapatkan data terdistribusi normal p>0,05 dan uji homogenitas Levene menunjukkan hasil yang homogen.

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas, selanjutnya akan dilakukan uji independent t-test. Independent t-test dilakukan ketika responden yang diperiksa adalah responden yang berbeda dan bukan berpasangan. Oleh karena itu, pada hari-0 (sebelum pemberian kurma) akan dibandingkan hasil kadar HDL pada laki-laki dan perempuan. Pada uji independent t-test didapatkan hasil kadar HDL perempuan lebih tinggi daripada kadar HDL laki-laki secara tidak bermakna p value> 0,05

Pemeriksaan kedua, yaitu membandingkan antara kadar HDL laki-laki dan perempuan pada hari-29. Berdasarkan uji normalitas Saphiro Wilk Test,


(54)

didapatkan hasil terdistribusi secara normal dan homogen berdasarkan Uji Levene. Selanjutnya dilakukan uji statistik menggunakan independent t-test dan didapatkan kadar HDL perempuan lebih tinggi dibandingkan kadar HDL laki-laki secara tidak bermakna.

4.5. Hasil kuosioner

Untuk mencegah kecenderungan bias dengan faktor perancu lain, maka telah dibuat kuosioner yang ada di lampiran. Kuosioner berisikan mengenai faktor makanan, aktivitas fisik responden, penyakit metabolik, dan penyakit berat sebelum dan sesudah mengonsumsi kurma. Dari data kuosioner yang diperoleh kemudian dilakukan skoring total. Hasil untuk pola makan tidak dapat dinilai karena data kuosioner yang tidak cukup untuk memenuhi skoring yang baik sehingga hanya dapat dilihat untuk perubahan sebelum dan sesudah pemberian kurma sedangkan hasil untuk aktivitas fisik dapat dinilai. Hasil skoring aktivitas fisik semua responden memiliki aktivitas yang dikategorikan aktivitas tingkat rendah.

4.6. Keterbatasan penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti menemui beberapa keterbatasan, antara lain:

 Tidak melakukan pengaturan pola makan dan aktivitas fisik yang seragam  Tidak diukurnya kadar zat aktif dalam satuan kurma ajwa


(55)

42 Kesimpulan pada penelitian ini antara lain:

 Terdapat penurunan kadar HDL setelah pemberian kurma ajwa selama 28 hari yang tidak bermakna

 Tidak terdapat hubungan antara kadar HDL dengan pemberian kurma ajwa selama 28 hari

 Tidak terdapat hubungan antara kadar HDL dengan pemberian kurma ajwa selama 28 hari

5.2. Saran

 Penelitian lebih lanjut mengenai hubungan kurma Ajwa terhadap kadar HDL dengan menyeragamkan pola makan dan aktivitas fisik responden  Penelitian lebih lanjut mengenai hubungan kurma Ajwa terhadap kadar

HDL dengan sebelumnya melakukan perhitungan kadar zat aktif yang ada dalam kurma Ajwa

 Penelitian lebih lanjut mengenai hubungan kurma Ajwa terhadap kadar HDL dengan melakukan validasi kuosioner sebelumnya


(56)

43

1. Dennis L.Kasper, dkk. Harrison Principle of Internal Medicine 16 edition. Mc Graw Hill companies. 2005:1425-33.

2. Sudoyo, Aru W., dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Interna Publishing. 2009.

3. Peter P.Toth, MD, PhD. Cardiology Patient Page The “Good Cholesterol” High-Density Lipoprotein. Aha Journal. 2005.

4. Arshad H Rahmani, Salah M Aly, Habeeb Ali, Ali Y Babiker, Sauda Srikar, Amjad A khan. Review Article Therapeutic effects of date fruits (Phoenix dactylifera) in the prevention of diseases via modulation of anti-inflammatory, anti-oxidant and anti-tumour activity. Int J Clin Exp Med. 2014;7(3):483-91.

5. Satuhu S. Kurma Khasiat dan Olahannya. Jakarta: swadaya 2010. Hal 7-9 6. Prof. Dr. Sa’id Hammad. Kedokteran Nabi. Cetakan I. Solo: Aqwamedika.

2014: 305-11.

7. Integrated Taxonomic Information System (ITIS). Phoenix dactilifera L. ITIS Report. May 2015; TSN 42458.

8. Freha G, Cherifa H. Study of the Effect of dates on Blood Glucose and Lipid profile in Healthy Human Subjects. International Journal of Pharmaceutical, Chemical, and Biological Sciences. IJPCBS 2012;3(3):826-33.

9. Nawal S, Hasan dkk. The Role of Dates (Phoenix Dactilifera) Aqueous Extract in Improving the Plasma lipid Profiles of Diet-Induced Hypercholesterolemic Rabbits. Research Journal of Biological Sciences. 2010;5(9): 632-637. ISSN:1815-8846.

10. Wasseem Rock, dkk. Effects of Date (Phoenix dactylifera L., Medjool or Hallawi Variety) Consumption by Health Subjects on Serum Glucose and Lipid Levels and on Serum Oxidative Status: A Pilot Study. Journal of Agricultural and Food Chemistry.August 2009.

11. Zaid A, Wet P. Botanical and Systematic Desciption of The Date Palm. FAO Corporate Document Repository.2002.


(57)

13. ChihCheng T.Chao dan Robert R.Krueger. The Date Palm (Phoenix dactylifera L.) Overview of Biology, Uses, and Cultivation.Vol.42 no.5. HortScience. 2007:1077-82.

14. N Vyawahare, R Pujari, A Khsirsagar, D Ingawale, M Patil, V Kagathara. Phoenix dactylifera: An update of its indegenous uses, phytochemistry and pharmacology. Volume 7 Number 1. The Internet Journal of Pharmacology. 2008.

15. Eman Abdul Rahman Assirey. Nutritional composition of fruit of 10 date palm (phoenix dactylifera L.) cultivars grown in saudi Arabia. Jurnal of Taibah University for Science 9. Vol.9(1);75-9. January 2015.

16. Saleh EA, Tawfik MS dan Abu-Tarboush HM. Phenolic contents and antioxidant activity of various date palm (Phoenix dactylifera L.) Fruits from Saudi Arabia. Food Nutr Sci. 2011; 2: 1134-41.

17. Zhang CR, Aldosari SA, Vidyasagar PS, Nair KM dan Nair MG. Antioxidant and anti-inflammatory assays confirm bioactive compounds in Ajwa Date fruit. J Agric Food Chem. 2013; 61: 5834-40.

18. Abdu SB. The protective role of Ajwa date against the hepatotoxicity induced by Ochratoxin A. Egyp J Nat Tox. 2011; 8: 1-15.

19. Al-qur’anul Karim

20. Gary F.Lewis, Daniel J.Rader. New Insights Into the Regulation of HDL Metabolism and Reverse Cholesterol Transport. AHA Journal. 2005. doi: 10.1161/01.RES.0000170946.56981.5c.

21. Peter P.Toth, MD, PhD. HDL and Cardiovaskular disease risk. AHA Journal. 2004. Doi: 10.1161/01.CIR.0000126889.97626.b8.

22. Lauralee, sherwood. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta:EGC. 2012: 685.

23. Robert K.Murray, Daryl K.Granner, Victor W.Rodwell. Biokimia Harper. Edisi 27. Jakarta: EGC.2009: 225-33.


(58)

24. Hye Jin Kim, Hyun Ah Park, dkk. Gender Difference in the Level of HDL Cholesterol in Korean Adult. Korean Journal of Family Medicine. Maret 2011, PMCID: PMC 3383129.

25. Michael C.Mahaney, PhD. An independent, inverse association of high-density-lipoprotein-cholesterol concentration with non adipose body mass. The American Journal of Clinical Nutrition. 1999.

26. Hendarsyah F, Kurniawaty E, Mustofa S. Comparison of The Effects of Extra Virgin Olive Oil, Honey, and Combination on Blood Levels of HDL in Male White Rats (Rasttus norvegicus) Sprague dawley that Induced by High-Cholesterol Diet. Jurnal Fakultas Kedokteran Lampung. 2014. ISSN: 2337-3776

27. H.N. Ogungbenle. Chemical and Fatty acid Composition of Date Palm Fruit (Phoenix dactylifera L) Flour. Bangladesh Journal of Scientific and Industrial Research. 2011;46(2), 255-58.

28. Ratu Ayu Dewi Sartika. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh, dan Asam lemak Trans Pada Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.2 No.4. 2008.

29. Rajawali Nusindo. Enzymatic colorimetric test for determination of HDL-cholesterol. Jakarta: PT. Rajawali Nusindo. 2008.

30. Kementrian Pendidikan dan Budaya. Kamus Besar Bahasa Indonesia. KBBI Online versi 1.4. Januari 2015.

31. Mawi, Martiem. Indeks massa tubuh sebagai determinan penyakit jantung koroner pada orang dewasa berusia diatas 35 tahun. Volume 23. Jurnal Kedokteran Trisakti. 2004.

32. Victor Guetta, MD dan Richard O. cannon III, MD. Cardiovascular effects of Estrogen and Lipid Lowering Therapies in Postmenopausal Woman. American Heart Association. 1996. doi: 10.1161/01.CIR.93.10.1928.

33. Shalender Bhasin and Karen Herbst. Testosteron and Atheroscelrosis Progression in Men. Diabetes Care Journal Vol.26 No.6. June 2003; 1929-31. Doi: 10.2337.


(59)

46

EFEK PEMBERIAN KURMA ( PHOENIX DACTYLIFERA) TERHADAP KADAR HDL MANUSIA.

Saat ini saya Fitria Nur Anisa mahasiswa PSPD UIN Jakarta angkatan 2012 sedang melakukan penelitian dengan judul Efek Pemberian Kurma (phoenix dactylifera) terhadap kadar HDL. Pada penelitian ini saya akan memberikan kurma sebanyak 7 buah sebagai makanan ringan selama 28 hari. Kemudian, akan dilakukan pengambilan darah partisipan sebanyak2 kali yaitu3 cc sebelummengonsumsikurma (dianggap hari ke-0) dan 3cc setelah mengonsumsi kurma (pada hari ke-29). Pengambilan darah dilakukan oleh analis yang sudah berpengalaman.Untuk itu, dengan hormat saya memohon kesediaan anda untuk ikut serta dalam penelitian ini. Setelah membaca penjelasan diatas, bahwa yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama:

Umur: tahun

Alamat:

Dengan sukarela diikutsertakan dalam penelitian ini. Segala hal yang menyangkut kerahasiaan tentang partisipan akan terjaga dengan baik oleh peneliti.

Jakarta, 25 November 2014 Mengetahui,

(________________) (Fitria Nur Anisa)


(60)

Lampiran 2. Kuesioner Responden

KUOSIONER PENELITIAN EFEK KURMA TERHADAP KADAR HDL PADA MAHASISWA PSPD ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN

DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Kami dari PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta angkatan 2012 sedang melakukan penelitian mengenai efek pemberian kurma terhadap kadar profil lipid pada mahasiswa PSPD angkatan 2013. Penelitian ini dilakukan untuk menyusun skripsi.Tidak ada jawaban yang benar/salah. Identitas Saudara/I akan dirahasiakan. Dengan ini kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan Saudara/I untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

I. IDENTITAS PASIEN

1. Nama Responden :

2. Umur :

3. Tanggal lahir :

4. Alamat :

II. HASIL PENGUKURAN STATUS GIZI

a. Tinggi badan : ……….. cm b. Berat badan : ……….. kg c. IMT : ……….. kg/m2 III. KUESIONER ASUPAN MAKANAN

1. Berapa kali anda mengkonsumsi makanan dalam sehari? a. > 3 kali/hari


(61)

2. Bahan makanan apa yang sering anda konsumsi sehari-hari?

Makanan Pokok 1. Nasi

2. Roti 3. Jagung 4. Ubi

Lauk Hewani 1. Ikan (tongkol, bandeng, teri, dll)

2. Daging 3. Telur 4. ....

Jajanan/Cemilan 1. Goreng-gorengan 2. Mie goreng 3. Bakso 4. ....

IV. KUESIONER AKTIVITAS FISIK

1. Apakah yang anda lakukan/kebiasaan sehari-hari? a. Mahasiswa saja (kuliah, pulang)

b. Mahasiswa & aktif di organisasi (kuliah, rapat, pulang) c. Mahasiswa & aktif di dua atau lebih organisasi

d. Mahasiswa dan melakukan ativitas memasak, mencuci, menyetrika 2. Apakah anda sering berolahraga?

a. Ya b. Tidak

3. Jika ya, olahraga apa yang sering anda lakukan a. Jogging, push up, sit up

b. Bersepeda, senam aerobik, berenang c. Futsal, basket, taekwondo


(62)

(lanjutan)

4. Seberapa sering anda berolahraga? a. 1 kali/minggu

b. 2 kali/minggu c. > 2 kali/minggu

5. Berapa lama waktu yang anda butuhkan setiap kali berolahraga? a. < 30 menit

b. ≥ 30 menit

V. KUESIONER RIWAYAT PENYAKIT

1. Apakah satu minggu terakhir ini anda memiliki suatu penyakit?

a. Ya b. Tidak

2. Jika Ya, sebutkan ….

3. Apakah anda memiliki penyakit metabolik? (pilih salah satu di bawah ini)

a. Diabetes Mellitus b. Hiperlipidemia c. Hiperkolesterolemia d. Obesitas

4. Apakah ada anggota keluarga anda yang menderita obesitas? a. Ya

b. Tidak

5. Apakah bapak/ibu anda saat ini sedang menderita penyakit metabolik? (jika ya, sebutkan)

a. Diabetes Mellitus b. Hiperlipidemia c. Hiperkolesterolemia d. Obesitas


(63)

(64)

Lampiran 4. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

Spektrofotometer Hitachi U-2910

Sentrifugasi EBA 21 HeHich Zentrifugen

Pengukur berat dan tinggi merk SECA

Urut dari kiri ke kanan:

 Hand gloves

 Mikropipet

 Tip kuning dan tip biru

 Tissue


(65)

Alcohol swab

Urut dari kiri ke kanan:

 Reagen kolesterol

 Reagen HDL

 Standar kolesterol


(66)

(67)

Gambar 1.

Serum pasien telah dicampurkan dengan reagen HDL dan diinkubasi selama 10 menit

Gambar 2.

Serum pasien telah disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 4000 rpm dan menghasilkan gambaran supernatan

Gambar 3.

Supernatan pasien yang telah

dicampurkan dengan reagen kolesterol

dan diinkubasi selama 10 menit 

setelah itu reaktan dapat dimasukkan ke dalam spektrofotometer untuk melihat nilai absorben


(68)

Lampiran 7. Hasil pengukuran BB 13 partisipan sebelum dan sesudah pemberian kurma

Sampel BB hari ke-0 (kg) BB hari ke-29 (kg)

1 65 64,95

2 64,8 66,5

3 62,8 64

H 48 49,99

5 52 53

6 73 75,7

7 54 55,1

8 51 51,9

9 57,9 57,9

10 51,3 51,3

11 54 55

12 58,6 59,6


(69)

Sampel Jenis kelamin Usia Kadar HDL hari-0

Kadar HDL hari-29

1 Laki-laki 18 tahun 50 46,88

2 Laki-laki 19 tahun 43,75 45,83

3 Laki-laki 19 tahun 50 44,80

4 Laki-laki 19 tahun 37,5 56,25

5 Laki-laki 19 tahun 33,33 47,92

6 Laki-laki 19 tahun 43,75 43,75

7 Perempuan 17 tahun 45,83 56,25

8 Perempuan 19 tahun 50 36,46

9 Perempuan 19 tahun 50 42,71

10 Perempuan 19 tahun 54,79 48,96

11 Perempuan 19 tahun 43,75 44,79

12 Perempuan 19 tahun 64,58 53,13


(70)

Lampiran 9. Analisis statistik kadar HDL


(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

4. Korelasi BB dengan kadar hdl


(77)

(78)

(79)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Fitria Nur Anisa

Usia : 21 tahun

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 14 desember 1994

Alamat : Jln. Kampung baru II No.1A rt.08 rw.02, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan 12250.

No. Hp : 085695731994

Email : fitrianuranisa@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 2 Purbalingga lor, Jawa Tengah 2000-2006

2. SMP Negeri 19 Jakarta 2006-2009

3. SMA Negeri 78 Jakarta 2009-2012


(1)

(2)

(3)

4. Korelasi BB dengan kadar hdl


(4)

(5)

(6)

Lampiran 10. Riwayat Penulis

RIWAYAT HIDUP

Nama : Fitria Nur Anisa

Usia : 21 tahun

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 14 desember 1994

Alamat : Jln. Kampung baru II No.1A rt.08 rw.02, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan 12250.

No. Hp : 085695731994

Email : fitrianuranisa@gmail.com Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 2 Purbalingga lor, Jawa Tengah 2000-2006

2. SMP Negeri 19 Jakarta 2006-2009

3. SMA Negeri 78 Jakarta 2009-2012