Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self-Efficacy pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Baru Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian di Universitas 'X' Bandung.

(1)

i

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Derajat self-efficacy mahasiswa Fakultas Psikologi yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas “X” Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih rinci mengenai self-efficacy pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas “X” Bandung.

Jumlah Responden penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas “X” sebanyak 170 orang. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui self-efficacy adalah alat ukur yang dimodifikasi sendiri oleh peneliti berdasarkan teori Bandura, dengan validitas berkisar antara 0,433 sampai dengan 0,849 dan reliabilitas 0.959 dengan uji statistik Rank Spearman.

Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa self-efficacy pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas “X” Bandung, sebagai berikut: 50% memiliki self efficacy yang tinggi dan 50% memiliki self efficacy rendah. Diketahui juga bahwa sumber yang mempengaruhi perkembangan self-efficacy mahasiswa Fakultas Psikologi yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas “X” adalah mastery experience, social / verbal persuasion, dan vicarious experiences, dan psychological and affective states.

Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti mengajukan saran untuk diadakannya penelitian lanjutan mengenai: Kontribusi sumber self-efficacy yang paling berpengaruh terhadap pembentukkan self efficacy pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas “X”. Bagi mahasiswa Fakultas Psikologi yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian yang memiliki self-efficacy rendah diharapkan tetap optimis dan mencari solusi dalam menghadapi hambatan-hambatan selama proses menyelesaiakan Usulan Penelitian.


(2)

v

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK………...……...i

KATA PENGANTAR………ii

DAFTAR ISI……….………..v

DAFTAR TABEL………...…………...viii

DAFTAR BAGAN………ix

DAFTAR LAMPIRAN……….…x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……….1

1.2 Identifikasi Masalah………...………9

1.3 Maksud dan Tujuan penelitian………...………9

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Ilmiah………..………...10

1.4.2 Kegunaan Praktis………..………..……10

1.5 Kerangka Pikir………..………..……...11

1.6 Asumsi...………...………...………....19

BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.2 Belief...20


(3)

vi

Universitas Kristen Maranatha 2.2 Self Efficacy

2.2.1 Definisi Self Efficacy……….……….……20

2.2.2 Sumber Self Efficacy……….……….….21

2.2.2 Proses-proses Self Efficacy………..28

2.3 Masa Dewasa Awal 2.3.1 Pengertian Dewasa Awal ………...…………31

2.3.2 Ciri-ciri Dewasa Awal…………...………32

2.3.3 Perkembangan Fisik Dewasa Awal ………...……….33

2.3.4 Perkembangan Kognitif Dewasa Awal ………...……….34

2.3.5 Perkembangan Sosio-emosional Dewasa Awal ………....……….36

2.4 Mahasiswa sebagai Individu Dewasa Awal...37

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 3.1 Rancangan Penelitian………39

3.2 Variabel Penelitian, Definisi Konseptual dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian………....39

3.2.2 Definisi Konseptual………..39

3.2.3 Definisi Operasional……….……….40

3.3 Alat Ukur 3.3.1 Alat Ukur Self Efficacy……….…….41

3.3.2 Data Pribadi dan Data Penunjang……….……...44

3.4 Uji Coba Alat Ukur 3.4.1 Validitas………...…...44


(4)

vii

Universitas Kristen Maranatha

3.4.2 Reliabilitas………...45

3.5 Subjek Penelitian 3.5.1 Populasi Sasaran………..46

3.5.2 Karakteristik Populasi………...………..46

3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel………....……...46

3.6 Teknik Analisis………...……….46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden 4.1.1 Usia ...47

4.2 Hasil Penelitian……….……...47

4.3 Pembahasan...………..51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….……58

5.2 Saran 5.2.1 Saran Bagi Peneliti ...59

5.2.2 Saran Guna Laksana...60

DAFTAR PUSTAKA…………...………..60

DAFTAR RUJUKAN………..……….…..61 LAMPIRAN


(5)

viii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Aspek, Indikator, Item………..42 Tabel 3.2 Skor Jawaban………43 Tabel 4.1 Tabel Hasil Self Efficacy………...…….48 Tabel 4.2 Tabulasi Silang antara Self Efficacy dengan aspek pilihan yang

dibuat…….…...….48 Tabel 4.3 Tabulasi Silang antara Self Efficacy dengan aspek usaha...….49 Tabel 4.4 Tabulasi Silang antara Self Efficacy dengan aspek daya tahan…...49 Tabel 4.5 Tabulasi Silang antara Self Efficacy dengan aspek penghayatan


(6)

ix

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Skema Kerangka Pikir………18 Bagan 3.1 Skema Prosedur Penelitian………...39


(7)

x

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Pribadi, Data Penunjang, Kuesioner Self Efficacy Lampiran 2 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 3 Data Skor Mentah Hasil Pengukuran


(8)

Lampiran 1

KATA PENGANTAR

Dalam rangka memenuhi tugas akhir mata kuliah skripsi, peneliti selaku mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha yang sedang menyusun skripsi dengan judul Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy Pada Mahasiswa yang

mengontrak Usulan Penelitian di Universitas ”X” Bandung, bermaksud meminta kesediaan saudara untuk membantu mengisi kuesioner ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai self

efficacy pada mahasiswa yang mengontrak Usulan Penelitian.

Setiap jawaban maupun keterangan saudara dalam kuesioner ini akan dijaga kerahasiaannya. Semua data yang diambil hanya untuk keperluan penelitian. Atas kesediaan dan kerjasama saudara dalam mengisi kuesioner ini, peneliti ucapkan terima kasih.


(9)

Identitas:

Usia:

Data Penunjang

Berilah jawaban yang paling sesuai dengan diri saudara. Untuk pertanyaan isian, isilah pertanyaan-pertanyaan tersebut sesuai dengan diri saudara dengan singkat dan jelas.

1. Pengalaman keberhasilan ……….. saya alami a. Sering

b. Kadang-kadang c. Jarang

Apa pengaruh keberhasilan yang saudara raih: a. memperkuat keyakinan diri saya

b. menghambat keyakinan diri saya

c. tidak berpengaruh apa-apa terhadap keyakinan diri saya

2. Pengalaman kegagalan ……….. saya alami a. Sering

b. Kadang-kadang c. Jarang

Apa pengaruh dari kegagalan yang saudara alami: a. memperkuat keyakinan diri saya

b. menghambat keyakinan diri saya


(10)

3. Apakah ada orang yang saudara lihat memiliki karakteristik (IPK, cara belajar, daya tangkap, dsb) yang mirip dengan diri saudara yang saudara jadikan model? A. Ya

Siapakah orang tersebut? a. teman

b. keluarga

c. ………..

Apa pengaruh model tersebut? a. memperkuat keyakinan diri saya b. menghambat keyakinan diri saya

c. tidak berpengaruh apa-apa terhadap keyakinan diri saya B. Tidak

4. Apakah ada orang yang memberi dorongan kepada saudara? A. Ya

Siapakah orang tersebut? a. teman

b. keluarga

c. ………..

Apa pengaruh dorongan tersebut? b. memperkuat keyakinan diri saya c. menghambat keyakinan diri saya

d. tidak berpengaruh apa-apa terhadap keyakinan diri saya B. Tidak


(11)

5. Apakah saudara memiliki ketergantungan terhadap kondisi fisik dalam menyelesaikan Usulan Penelitian?

Kondisi fisik seperti apa? a. Sakit

b. Lelah

Bagaimana saudara mengatasi ketergantungan terhadap kondisi fisik tersebut? a. Istirahat

b. Minum suplemen c. Olahraga

Apa pengaruh ketergantungan terhadap kondisi fisik tersebut? a. memperkuat keyakinan diri saya

b. menghambat keyakinan diri saya

c. tidak berpengaruh apa-apa terhadap keyakinan diri saya

6. Apakah saudara memiliki ketergantungan terhadap kondisi emosional dalam menyelesaikan Usulan Penelitian?

Kondisi emosional seperti apa? a. Malas

b. Bosan c. Bad-mood

Bagaimana saudara mengatasi ketergantungan terhadap kondisi emosional tersebut?

a. Istirahat

b. Jalan-jalan / shopping c. Liburan

Apa pengaruh ketergantungan terhadap kondisi emosional tersebut? a. memperkuat keyakinan diri saya

b. menghambat keyakinan diri saya


(12)

PETUNJUK PENGISIAN

Bacalah baik-baik pernyataan-pernyataan di bawah ini, lalu berikanlah tanda check list ( √ ) pada kolom yang paling sesuai dengan diri saudara.

Contoh:

No Pernyataan Y CY KY TY

1. Saya mampu Usulan Penelitian tepat waktu.

Keterangan: Y = Yakin

CY = Cukup Yakin KY = Kurang Yakin TY = Tidak Yakin

Jika saudara merasa pernyataan itu sesuai dengan diri saudara, maka berilah tanda check list ( √ ) pada kolom Y.

Tidak ada jawaban yang dianggap baik atau buruk, benar atau salah, tetapi isilah sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang saudara hayati mengenai diri saudara sendiri.

Kuesioner Self-Efficacy

No Pernyataan Y CY KY TY

1. Saya mampu memilih topik sesuai dengan minat saya.

2. Saya mampu melakukan bimbingan secara rutin. 3. Saya mampu memperbaiki feedback.


(13)

4. Saya mampu menentukan target waktu seminar. 5. Saya yakin mampu berusaha untuk memilih topik

yang sedang tren di masyarakat.

6. Saya yakin mampu berusaha untuk menjalankan proses bimbingan secara aktif dengan dosen pembimbing.

7. Saya yakin mampu berusaha dapat mencari dan memperbaiki kesalahan yang saya buat dalam pembuatan Usulan Penelitian.

8. Saya yakin mampu berusaha maksimal sehingga dapat seminar sesuai target waktu.

9. Saya yakin mampu ‘mempertahankan’ topik yang saya pilih.

10. Saya yakin mampu menghubungi dosen yang bersangkutan walau dosen pembimbing sulit untuk ditemui.

11. Saya yakin mampu memperbaiki makalah walaupun harus diperbaiki beberapa kali.

12. Saya yakin mampu melakukan presentasi dengan tenang saat seminar walaupun saya merasa tegang.

13. Saya yakin mendapatkan topik yang menarik. 14. Saya yakin dapat mengatasi rasa cemas walau

saya sulit menemui dosen pembimbing.

15. Saya yakin dapat mengatasi emosi bila makalah saya harus diperbaiki terus menerus.

16. Saya yakin dapat mengatasi kecemasan saya, jika saya belum dapat seminar sesuai target.


(14)

17. Saya mampu memilih topik yang sedang tren di masyarakat.

18. Saya mampu untuk langsung mulai bimbingan setelah memperoleh dosen pembimbing. 19. Saya mampu untuk langsung mengerjakan

feedback setelah mendapat masukan dari dosen pembimbing.

20. Saya mampu seminar sesuai target yang saya tentukan.

21. Saya yakin mampu berusaha untuk menguasai topik yang saya teliti.

22. Saya yakin mampu berusaha bertanya bila ada yang tidak saya mengerti saat proses bimbingan berlangsung.

23. Saya yakin mampu memperbaiki makalah setelah mendapat feedback.

24. Saya yakin mampu berusaha untuk menjalankan seminar dengan baik.

25. Saya yakin mampu mencari topik lain hingga akhirnya disetujui oleh pembimbing.

26. Saya yakin mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan / hambatan yang ditemui dalam proses bimbingan.

27. Saya yakin mampu menemukan referensi-referensi tentang topik saya.

28. Saya yakin mampu mengatasi ketegangan saya saat seminar.


(15)

29. Saya yakin dapat mengatasi kecemasan saya karena belum mendapatkan topik.

30. Saya yakin dapat memahami bila saya dan dosen pembimbing tidak sependapat.

31. Saya yakin dapat menerima bila makalah yang dibuat banyak terdapat kesalahan.

32. Saya yakin dapat mengatasi emosi jika saat seminar saya tidak dapat menjawab pertanyaan penguji.

33. Saya mampu memilih topik yang menarik. 34. Saya mampu untuk memilih bimbingan daripada

mengikuti ajakan teman untuk bermain. 35. Saya mampu memperbaiki makalah setelah

mendapat feedback dari dosen.

36. Saya mampu untuk mengerjakan makalah dengan sebaik-baiknya agar cepat seminar.

37. Saya yakin mampu berusaha untuk memperoleh referensi tentang topik saya.

38. Saya yakin mampu berusaha mencari / menghubungi dosen yang sulit ditemui, 39. Saya yakin mampu berusaha memperbaiki

feedback dengan sebaik-baiknya.

40. Saya yakin mampu berusaha maksimal saat seminar.

41. Saya yakin mampu mencari topik lain jika topik ditolak.

42. Saya yakin mampu berusaha untuk menemui dosen pembimbing yang sulit ditemui.


(16)

43. Saya yakin mampu mengerjakan feedback dengan sebaik-baiknya.

44. Saya yakin mampu mengatasi emosi saya ketika seminar.

45. Saya yakin tidak cemas ketika topik saya juga diteliti orang lain.

46. Saya yakin dapat mengatasi emosi ketika bimbingan tertunda.

47. Saya yakin mengatasi emosi saya jika makalah saya belum mengalami kemajuan.

48. Saya yakin dapat mengatasi kecemasan ketika akan mengadakan seminar.


(17)

Lampiran 2

Validitas Alat Ukur

No. Item Korelasi

Pearson

Keputusan 1 Saya mampu memilih topik sesuai dengan

minat saya.

0.382472911 diterima 2 Saya mampu melakukan bimbingan secara

rutin.

0.417290858 diterima 3 Saya mampu memperbaiki feedback.

0.542133266 diterima 4 Saya mampu menentukan target waktu

seminar.

0.57687632 diterima 5 Saya yakin mampu berusaha untuk memilih

topik yang sedang tren di masyarakat.

0.325862902 diterima 6 Saya yakin mampu berusaha untuk

menjalankan proses bimbingan secara aktif dengan dosen pembimbing.

0.565852099 diterima 7 Saya yakin mampu berusaha dapat mencari dan

memperbaiki kesalahan yang saya buat dalam pembuatan Usulan Penelitian.

0.664888704 diterima 8 Saya yakin mampu berusaha maksimal

sehingga dapat seminar sesuai target waktu.

0.662218358 diterima 9 Saya yakin mampu ‘mempertahankan’ topik

yang saya pilih.

0.544415198 diterima 10 Saya yakin mampu menghubungi dosen yang

bersangkutan walau dosen pembimbing sulit ditemui.

0.606158479 diterima 11 Saya yakin mampu memperbaiki makalah

walaupun harus diperbaiki beberapa kali.


(18)

12 Saya yakin mampu melakukan presentasi dengan tenang saat seminar walaupun saya merasa tegang.

0.573440746 diterima 13 Saya yakin mendapatkan topik yang menarik.

0.563914514 diterima 14 Saya yakin dapat mengatasi rasa cemas walau

saya sulit menemui dosen pembimbing.

0.623826076 diterima 15 Saya yakin dapat mengatasi emosi bila makalah

saya harus diperbaiki terus menerus.

0.561571855 diterima 16 Saya yakin dapat mengatasi kecemasan saya,

jika saya belum dapat seminar sesuai target.

0.596056988 diterima 17 Saya mampu memilih topik yang sedang tren di

masyarakat.

0.421583141 diterima 18 Saya mampu untuk langsung mulai bimbingan

setelah memperoleh dosen pembimbing.

0.603113573 diterima 19 Saya mampu untuk langsung mengerjakan

feedback setelah mendapat masukan dari dosen pembimbing.

0.622721214 diterima 20 Saya mampu seminar sesuai target yang saya

tentukan.

0.71259344 diterima 21 Saya yakin mampu berusaha untuk menguasai

topik yang saya teliti.

0.670810769 diterima 22 Saya yakin mampu berusaha bertanya bila ada

yang tidak saya mengerti saat proses bimbingan berlangsung.

0.578552531 diterima 23 Saya yakin mampu memperbaiki makalah

setelah mendapat feedback.

0.737887278 diterima 24 Saya yakin mampu berusaha untuk

menjalankan seminar dengan baik.


(19)

25 Saya yakin mampu mencari topik lain hingga akhirnya disetujui oleh pembimbing.

0.582979233 diterima 26 Saya yakin mampu bertahan dalam

menghadapi kesulitan / hambatan yang ditemui dalam proses bimbingan.

0.732663867 diterima 27 Saya yakin mampu menemukan

referensi-referensi tentang topik saya.

0.669699444 diterima 28 Saya yakin mampu mengatasi ketegangan saya

saat seminar.

0.705948423 diterima 29 Saya yakin dapat mengatasi kecemasan saya

karena belum mendapatkan topik.

0.560482704 diterima 30 Saya yakin dapat memahami bila saya dan

dosen pembimbing tidak sependapat.

0.630366881 diterima 31 Saya yakin dapat menerima bila makalah yang

dibuat banyak terdapat kesalahan.

0.554445725 diterima 32 Saya yakin dapat mengatasi emosi jika saat

seminar saya tidak dapat menjawab pertanyaan penguji.

0.696717288 diterima 33 Saya mampu memilih topik yang menarik.

0.60594243 diterima 34 Saya mampu untuk memilih bimbingan

daripada mengikuti ajakan teman untuk bermain.

0.433344676 diterima 35 Saya mampu memperbaiki makalah setelah

mendapat feedback dari dosen.

0.705447208 diterima 36 Saya mampu untuk mengerjakan makalah

dengan sebaik-baiknya agar cepat seminar.

0.674628529 diterima 37 Saya yakin mampu berusaha untuk

memperoleh referensi tentang topik saya.

0.656157958 diterima 38 Saya yakin mampu berusaha mencari /

menghubungi dosen yang sulit ditemui,


(20)

39 Saya yakin mampu berusaha memperbaiki feedback dengan sebaik-baiknya.

0.68679184 diterima 40 Saya yakin mampu berusaha maksimal saat

seminar.

0.678563422 diterima 41 Saya yakin mampu mencari topik lain jika

topik ditolak.

0.563589728 diterima 42 Saya yakin mampu berusaha untuk menemui

dosen pembimbing yang sulit ditemui.

0.722511937 diterima 43 Saya yakin mampu mengerjakan feedback

dengan sebaik-baiknya.

0.734344506 diterima 44 Saya yakin mampu mengatasi emosi saya

ketika seminar.

0.684630421 diterima 45 Saya yakin tidak cemas ketika topik saya juga

diteliti orang lain.

0.588222911 diterima 46 Saya yakin dapat mengatasi emosi ketika

bimbingan tertunda.

0.491855776 diterima 47 Saya yakin mengatasi emosi saya jika makalah

saya belum mengalami kemajuan.

0.540457165 diterima 48 Saya yakin dapat mengatasi kecemasan ketika

akan mengadakan seminar.

0.644106309 diterima

Reliabilitas alat ukur


(21)

Lampiran 4 (Tabulasi silang antara self efficacy dengan data penunjang)

Tabel Lampiran 5.1 Tabulasi Silang antara pengalaman keberhasilan dengan Self-efficacy Self-efficacy

Tinggi Rendah Total Pengalaman

Keberhasilan

Sering Jumlah 67 0 67

Persentase 100.0% .0% 100.0%

Kadang Jumlah 15 24 39

Persentase 38.5% 61.5% 100.0%

Jarang Jumlah 3 61 64

Persentase 4.7% 95.3% 100.0%

Total Jumlah 85 85 170

Persentase 50.0% 50.0% 100.0%

Tabel Lampiran 5.2 Tabulasi Silang antara pengaruh keberhasilan dengan Self-efficacy Self-efficacy

Tinggi Rendah Total Pengaruh

keberhasilan

memperkuat Jumlah 85 85

170 Persentase 50.0% 50.0% 100.0%

Total Jumlah 85 85 170

Persentase 50.0% 50.0% 100.0%

Tabel Lampiran 5.3 Tabulasi Silang antara pengalaman kegagalan dengan Self-efficacy Self-efficacy

Tinggi Rendah Total Pengalaman

kegagalan

Sering Jumlah 76 74 150

Persentase 50.7% 49.3% 100.0%

Kadang Jumlah 9 11 20

Persentase 45.0% 55.0% 100.0%

Total Jumlah 85 85 170


(22)

Tabel Lampiran 5.4 Tabulasi Silang antara pengaruh kegagalan dengan Self-efficacy Self-efficacy

Tinggi Rendah Total

Pengaruh kegagalan

memperkuat Jumlah 73 53 126

Persentase 57.9% 42.1% 100.0%

menghambat Jumlah 12 32 44

Persentase 27.3% 57.9% 100.0%

Total Jumlah 85 85 170

Persentase 50.0% 50.0% 100.0%

Tabel Lampiran 5.5 Tabulasi Silang antara adakah orang lain sebagai model dengan Self-efficacy

Self-efficacy

Tinggi Rendah Total Orang lain

sebagai model

Ya Jumlah 60 58 118

Persentase 50.8% 49.2% 100.0%

Tidak ada Jumlah 25 27 52

Persentase 48.1% 51.9% 100.0%

Total Jumlah 85 85 170

Persentase 50.0% 50.0% 100.0%

Tabel Lampiran 5.6 Tabulasi Silang antara Siapa model dengan Self-efficacy Self-efficacy

Tinggi Rendah Total

Siapa Model Teman Jumlah 65 52 117

Persentase 55.6% 54.4% 100.0%

Keluarga Jumlah 13 16 29

Persentase 44.8% 55.2% 100.0%

Lain-lain Jumlah 7 17 24

Persentase 29.2% 70.8% 100.0%

Total Jumlah 85 85 170


(23)

Tabel Lampiran 5.7 Tabulasi Silang antara Pengaruh model dengan Self-efficacy Self-efficacy

Tinggi Rendah Total Pengaruh

model

memperkuat Jumlah 76 58 134

Persentase 56.7% 43.3% 100.0%

menghambat Jumlah 9 27 36

Persentase 25.0% 75.0% 100.0%

Total Jumlah 85 85 170

Persentase 50.0% 50.0% 100.0%

Tabel Lampiran 5.8 Tabulasi Silang antara adakah yang memberi dorongan dengan Self-efficacy

Self-efficacy

Tinggi Rendah Total

Dorongan Ya Jumlah 76 58 134

Persentase 56.7% 43.3% 100.0%

Tidak ada Jumlah 9 27 36

Persentase 25.0% 75.0% 100.0%

Total Jumlah 85 85 170

Persentase 50.0% 50.0% 100.0%

Tabel Lampiran 5.9 Tabulasi Silang antara pengaruh dorongan dengan Self-efficacy Self-efficacy

Tinggi Rendah Total Pengaruh

dorongan

Memperkuat Jumlah 46 47 93

Persentase 49.5% 50.5% 100.0%

Menghambat Jumlah 24 18 42

Persentase 57.1% 42.9% 100.0% Tidak

berpengaruh

Jumlah 15 20 35

Persentase 42.9% 57.1% 100.0%

Total Jumlah 85 85 170


(24)

Tabel Lampiran 5.10 Tabulasi Silang antara ketergantungan terhadap kondisi fisik dengan Self-efficacy

Self-efficacy

Tinggi Rendah Total

Kondisi fisik Sakit Jumlah 42 37 79

Persentase 53.2% 46.8% 100.0%

Lelah Jumlah 43 48 91

Persentase 47.3% 52.7% 100.0%

Total Jumlah 85 85 170

Persentase 50.0% 50.0% 100.0%

Tabel Lampiran 5.11 Tabulasi Silang antara mengatasi ketergantungan terhadap kondisi fisik dengan Self-efficacy

Self-efficacy

Tinggi Rendah Total Mengatasi

ketergantungan terhadap kondisi fisik

Istirahat Jumlah 32 22 54

Persentase 59.3% 40.7% 100.0% Minum

suplemen/vitamin

Jumlah 34 30 64

Persentase 53.1% 46.9% 100.0%

Olahraga Jumlah 19 33 52

Persentase 36.5% 63.5% 100.0%

Total Jumlah 85 85 170


(25)

Tabel Lampiran 5.12 Tabulasi Silang antara pengaruh ketergantungan terhadap kondisi fisik dengan Self-efficacy

Self-efficacy

Tinggi Rendah Total Pengaruh

ketergantungan terhadap kondisi fisik

Memperkuat Jumlah 30 24 54

Persentase 55.6% 44.4% 100.0%

Menghambat Jumlah 51 54 105

Persentase 48.6% 51.4% 100.0% Tidak

berpengaruh

Jumlah 4 7 11

Persentase 36.4% 63.6% 100.0%

Total Jumlah 85 85 170

Persentase 50.0% 50.0% 100.0%

Tabel Lampiran 5.13 Tabulasi Silang antara ketergantungan terhadap kondisi emosional dengan Self-efficacy

Self-efficacy

Tinggi Rendah Total Kondisi

emosional

Malas Jumlah 0 48 48

Persentase .0% 100.0% 100.0%

Bosan Jumlah 18 19 37

Persentase 48.6% 51.4% 100.0%

Bad-mood Jumlah 67 18 85

Persentase 78.8% 21.2% 100.0%

Total Jumlah 85 85 170


(26)

Tabel Lampiran 5.14 Tabulasi Silang antara mengatasi ketergantungan kondisi emosional dengan Self-efficacy

Self-efficacy

Tinggi Rendah Total Mengatasi

ketergantungan terhadap kondisi emosional

Istirahat Jumlah 0 48 48

Persentase .0% 100.0% 100.0%

Jalan-jalan/shopping

Jumlah 18 19 37

Persentase 48.6% 51.4% 100.0%

Liburan Jumlah 67 18 85

Persentase 78.8% 21.2% 100.0%

Total Jumlah 85 85 170

Persentase 50.0% 50.0% 100.0%

Tabel Lampiran 5.15 Tabulasi Silang antara pengaruh ketergantungan terhadap kondisi emosional dengan Self-efficacy

Self-efficacy

Tinggi Rendah Total Pengaruh

ketergantungan terhadap kondisi emosional

Memperkuat Jumlah 56 20 76

Persentase 73.7% 26.3% 100.0%

Menghambat Jumlah 28 61 89

Persentase 31.5% 68.5% 100.0% Tidak

berpengaruh

Jumlah 1 4 5

Persentase 20.0% 73.7% 100.0%

Total Jumlah 85 85 170


(27)

No. Item Korelasi Pearson

Keputusan 1 Saya mampu memilih topik sesuai dengan

minat saya.

0.382472911 diterima 2 Saya mampu melakukan bimbingan secara

rutin.

0.417290858 diterima 3 Saya mampu memperbaiki feedback.

0.542133266 diterima 4 Saya mampu menentukan target waktu seminar.

0.57687632 diterima 5 Saya yakin mampu berusaha untuk memilih

topik yang sedang tren di masyarakat.

0.325862902 diterima 6 Saya yakin mampu berusaha untuk

menjalankan proses bimbingan secara aktif dengan dosen pembimbing.

0.565852099 diterima 7 Saya yakin mampu berusaha dapat mencari dan

memperbaiki kesalahan yang saya buat dalam pembuatan Usulan Penelitian.

0.664888704 diterima 8 Saya yakin mampu berusaha maksimal

sehingga dapat seminar sesuai target waktu.

0.662218358 diterima 9 Saya yakin mampu ‘mempertahankan’ topik

yang saya pilih.

0.544415198 diterima 10 Saya yakin mampu menghubungi dosen yang

bersangkutan walau dosen pembimbing sulit ditemui.

0.606158479 diterima 11 Saya yakin mampu memperbaiki makalah

walaupun harus diperbaiki beberapa kali.

0.59067495 diterima 12 Saya yakin mampu melakukan presentasi

dengan tenang saat seminar walaupun saya merasa tegang.

0.573440746 diterima 13 Saya yakin mendapatkan topik yang menarik.

0.563914514 diterima 14 Saya yakin dapat mengatasi rasa cemas walau

saya sulit menemui dosen pembimbing.

0.623826076 diterima 15 Saya yakin dapat mengatasi emosi bila makalah

saya harus diperbaiki terus menerus.

0.561571855 diterima 16 Saya yakin dapat mengatasi kecemasan saya,

jika saya belum dapat seminar sesuai target.


(28)

17 Saya mampu memilih topik yang sedang tren di masyarakat.

0.421583141 diterima 18 Saya mampu untuk langsung mulai bimbingan

setelah memperoleh dosen pembimbing.

0.603113573 diterima 19 Saya mampu untuk langsung mengerjakan

feedback setelah mendapat masukan dari dosen pembimbing.

0.622721214 diterima 20 Saya mampu seminar sesuai target yang saya

tentukan.

0.71259344 diterima 21 Saya yakin mampu berusaha untuk menguasai

topik yang saya teliti.

0.670810769 diterima 22 Saya yakin mampu berusaha bertanya bila ada

yang tidak saya mengerti saat proses bimbingan berlangsung.

0.578552531 diterima 23 Saya yakin mampu memperbaiki makalah

setelah mendapat feedback.

0.737887278 diterima 24 Saya yakin mampu berusaha untuk

menjalankan seminar dengan baik.

0.761124703 diterima 25 Saya yakin mampu mencari topik lain hingga

akhirnya disetujui oleh pembimbing.

0.582979233 diterima 26 Saya yakin mampu bertahan dalam menghadapi

kesulitan / hambatan yang ditemui dalam proses bimbingan.

0.732663867 diterima 27 Saya yakin mampu menemukan

referensi-referensi tentang topik saya.

0.669699444 diterima 28 Saya yakin mampu mengatasi ketegangan saya

saat seminar.

0.705948423 diterima 29 Saya yakin dapat mengatasi kecemasan saya

karena belum mendapatkan topik.

0.560482704 diterima 30 Saya yakin dapat memahami bila saya dan

dosen pembimbing tidak sependapat.

0.630366881 diterima 31 Saya yakin dapat menerima bila makalah yang

dibuat banyak terdapat kesalahan.

0.554445725 diterima 32 Saya yakin dapat mengatasi emosi jika saat

seminar saya tidak dapat menjawab pertanyaan penguji.


(29)

33 Saya mampu memilih topik yang menarik.

0.60594243 diterima 34 Saya mampu untuk memilih bimbingan

daripada mengikuti ajakan teman untuk bermain.

0.433344676 diterima 35 Saya mampu memperbaiki makalah setelah

mendapat feedback dari dosen.

0.705447208 diterima 36 Saya mampu untuk mengerjakan makalah

dengan sebaik-baiknya agar cepat seminar.

0.674628529 diterima 37 Saya yakin mampu berusaha untuk memperoleh

referensi tentang topik saya.

0.656157958 diterima 38 Saya yakin mampu berusaha mencari /

menghubungi dosen yang sulit ditemui,

0.721156893 diterima 39 Saya yakin mampu berusaha memperbaiki

feedback dengan sebaik-baiknya.

0.68679184 diterima 40 Saya yakin mampu berusaha maksimal saat

seminar.

0.678563422 diterima 41 Saya yakin mampu mencari topik lain jika topik

ditolak.

0.563589728 diterima 42 Saya yakin mampu berusaha untuk menemui

dosen pembimbing yang sulit ditemui.

0.722511937 diterima 43 Saya yakin mampu mengerjakan feedback

dengan sebaik-baiknya.

0.734344506 diterima 44 Saya yakin mampu mengatasi emosi saya

ketika seminar.

0.684630421 diterima 45 Saya yakin tidak cemas ketika topik saya juga

diteliti orang lain.

0.588222911 diterima 46 Saya yakin dapat mengatasi emosi ketika

bimbingan tertunda.

0.491855776 diterima 47 Saya yakin mengatasi emosi saya jika makalah

saya belum mengalami kemajuan.

0.540457165 diterima 48 Saya yakin dapat mengatasi kecemasan ketika

akan mengadakan seminar.


(30)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan setiap manusia di dunia, termasuk di Indonesia. Di Indonesia, jenjang pendidikan dimulai dari tingkat terendah yaitu Taman Kanak-Kanak (TK), selanjutnya berturut-turut Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMA) sampai Perguruan Tinggi. Secara umum, masa tempuh pendidikan di bangku TK adalah maksimal dua tahun, SD ditempuh selama enam tahun, SMP dan SMU ditempuh dalam waktu masing-masing tiga tahun, sedangkan Perguruan Tinggi ditempuh selama empat tahun. Selama sekolah (TK sampai dengan SMU) dapat saja seseorang menyelesaikan pendidikan melebihi batas waktu tempuh kalau seseorang dinyatakan tinggal kelas; sedangkan di Universitas dapat saja seseorang menempuh pendidikan 3,5 tahun (kurang dari empat tahun), tetapi tidak sedikit yang menempuh melebihi empat tahun.

Seseorang yang sedang mengenyam pendidikan pasti menginginkan untuk dapat segera menyelesaikan pendidikannya. Hal ini terutama pada mahasiswa yang sedang studi di perguruan tinggi, mereka berharap dapat menyelesaikan kuliahnya tepat waktu sehingga dapat segera mencari pekerjaan. Perguruan tinggi menawarkan sistem pendidikan yang berbeda dibandingkan jenjang pendidikan sebelumnya. Kurikulum di Perguruan Tinggi, diselenggarakan dengan Sistem Kredit Semester (SKS). Kurikulum adalah rencana kegiatan akademik untuk


(31)

2

Universitas Kristen Maranatha memandu mahasiswa dalam upaya memperoleh seperangkat kemampuan yang dapat dipakai sebagai bekal awal dalam kehidupan dan fungsinya di masyarakat nantinya. Sedangkan Sistem Kredit Semester (SKS) adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan untuk menentukan dan mengatur beban studi mahasiswa, beban kerja tenaga pengajar dan beban penyelenggaraan program lembaga pendidikan. Peranan dan tanggungjawab perguruan tinggi dalam merancang kurikulum cukup besar, dan akan menentukan kualitas dari lulusan yang dihasilkan, khususnya peranan lulusan nantinya dalam mengaplikasikan kemampuannya di masyarakat (Isprajin Brotowibowo dkk, 1996).

Pada dasarnya, cara belajar di perguruan tinggi berbeda dengan cara belajar di jenjang pendidikan sebelumnya. Di bangku pendidikan sekolah telah ditetapkan muatan kurikulum yang harus ditempuh oleh seluruh pelajar sehingga semua pelajar memiliki beban studi yang sama hingga akhir semester. Sedangkan di perguruan tinggi, mahasiswa memiliki kebebasan untuk menentukan beban studi yang akan ditempuh setiap semester sesuai kemauan dan kemampuan mereka. Jadi dalam hal kemajuan pendidikan mahasiswa tergantung pada diri mereka sendiri sehingga masing-masing mahasiswa memiliki beban studi dan kecepatan yang berbeda.

Universitas “X” yang berdiri sejak tahun 1965 adalah salah satu perguruan tinggi yang cukup terkenal di kota Bandung, dengan peringkat ke enam di kota Bandung (http://lcwcu.um.ac.id/?p=509). Universitas “X” Perguruan tinggi ini menjadi salah satu pilihan calon mahasiswa baru dalam memperoleh pendidikan bagi masa depannya. Di Universitas “X” ini terdapat tujuh fakultas dengan


(32)

3

Universitas Kristen Maranatha berbagai jurusan yang dapat dipilih calon mahasiswa sesuai dengan minatnya. Salah satu fakultas yang cukup banyak peminatnya di Universitas „X‟ adalah Fakultas Psikologi, yang terakreditasi A - sangat baik (www.maranatha.edu). Berdasarkan indeks prestasi yang dicapainya, mahasiswa akan memiliki hak tempuh tertentu. Hak tempuh itu sepenuhnya dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk mengontrak mata kuliah wajib dan pilihan pada semester yang akan berjalan. Untuk menyelesaikan studinya mahasiswa harus melewati tahapan akhir yaitu penyusunan skripsi sebagai persyaratan untuk lulus S1 Psikologi. Sebagai syarat untuk mengontrak skripsi, mahasiswa harus terlebih dahulu menyelesaikan mata kuliah Usulan Penelitian (UP), yang mengharuskan mahasiswa membuat tulisan ilmiah berbentuk rancangan penelitian untuk skripsi yang akan dibuatnya.

Menurut kurikulum Fakultas Psikologi di Universitas “X”, mata kuliah Usulan Penelitian ditawarkan di semester tujuh. Selama mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian, mahasiswa akan dibimbing oleh dua dosen pembimbing. Mata kuliah Usulan Penelitian sangat bersifat individual, dan kelancaran prosesnya sangat tergantung pada keaktifan mahasiswa dalam menjalani proses bimbingan dengan dosen-dosen pembimbingnya. Usulan Penelitian memiliki bobot satu SKS, diharapkan dapat diselesaikan dalam jangka waktu satu semester. Kalau mahasiswa tidak dapat menyelesaikan Usulan Penelitian dalam satu semester, mahasiswa diwajibkan mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian lagi. Sedangkan jika mahasiswa dapat menyelesaikan dalam jangka waktu satu semester maka mahasiswa akan melanjutkan ke mata kuliah skripsi.


(33)

4

Universitas Kristen Maranatha Dalam menyusun Usulan Penelitian, antara mahasiswa dan dosen pembimbing akan terjalin proses interaksi yang sangat intensif, yaitu melalui proses bimbingan. Bila salah satu dari kedua komponen yang berinteraksi itu tidak konsisten, maka proses penyelesaian Usulan Penelitian akan berlarut-larut. Dari proses bimbingan tersebut mahasiswa akan memperoleh feedback dari dosen yang kemudian harus segera ditindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan. Proses bimbingan dan perbaikan yang berulang kali, menuntut mahasiswa untuk memiliki disiplin, ketekunan, motivasi kuat, kesediaan untuk bekerja keras, semangat untuk bangkit dari kegagalan akibat feedback yang mengharuskan mahasiswa untuk terus memperbaiki Usulan Penelitian yang dibuatnya. Segera setelah mahasiswa melakukan perbaikan berdasarkan feedback terakhir, segera dirinya harus membuat janji kembali dengan dosen pembimbing. Proses ini tidaklah mudah dan belum tentu berjalan dengan mulus mengingat mahasiswa maupun dosen harus mengatur waktu bimbingan sedemikian rupa di tengah-tengah kesibukan lainnya. Terkadang janji yang telah disepakati harus dibatalkan karena dosen mempunyai kesibukan lain atau mahasiswa berhalangan. Oleh karena itu mahasiswa harus tetap gigih dan pantang menyerah untuk menemukan kesepakatan baru guna bertemu dosen pembimbing.

Keadaan-keadaan tersebut di atas menunjukkan bahwa proses penyelesaian Usulan Penelitian memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi mahasiswa antara lain kesulitan dalam menentukan judul, menentukan teori, membuat alat ukur, mencari referensi dan jadwal bimbingan. Indikator dari tingkat kesulitan menyelesaikan Usulan


(34)

5

Universitas Kristen Maranatha Penelitian yaitu terlihat dari banyak mahasiswa yang mengontrak kembali mata kuliah Usulan Penelitian.

Keberhasilan mahasiswa menyelesaikan Usulan Penelitian tergantung dari masing-masing mahasiswa tersebut. Ketika mahasiswa berhasil menyelesaikan Usulan Penelitian dalam satu semester (tepat waktu), mereka mempunyai peluang untuk dapat menyelesaikan kuliah dengan tepat waktu. Dalam hal ini, mahasiswa yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian adalah mahasiswa yang baru pertama kali mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian.

Dalam proses menyelesaikan kuliah, mahasiswa akan menemui kesulitan tertentu. Individu dalam mengatasi keadaan sulit atau hambatan dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu self-efficacy. Menurut Bandura (2002), self-efficacy adalah

belief seseorang tentang kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan

sumber-sumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk mengatur situasi-situasi di masa yang akan datang. Self-efficacy menentukan bagaimana seseorang merasa, berpikir, memotivasi diri dan bertingkah laku.

Setiap inidividu, dalam hal ini mahasiswa yang baru mengontrak Usulan Penelitian, memiliki derajat self-efficacy yang berbeda satu dengan yang lain. Mahasiswa yang memiliki self-efficacy tinggi adalah mahasiswa yang memiliki keyakinan yang tinggi dalam menentukan pilihan yang dibuat, mahasiswa yakin mampu memilih topik penelitian yang ingin mereka teliti, yakin mampu menentukan teori yang terbaru, yakin mampu membuat alat ukur, yakin mampu mencari beberapa referensi yang dapat mendukung serta rajin melakukan bimbingan. Mahasiswa memiliki keyakinan untuk mampu berusaha semaksimal


(35)

6

Universitas Kristen Maranatha mungkin, misalnya mahasiswa yakin mampu menanyakan materi yang tidak dimengerti kepada dosen, senior atau teman serta tidak menyerah meskipun dalam proses bimbingan mereka harus memperbaiki, mereka tetap berusaha untuk memperbaiki dengan sebaik-baiknya. Mahasiswa juga memiliki keyakinan untuk dapat bertahan ketika menghadapi hambatan atau kegagalan dalam proses menyelesaikan Usulan Penelitian. Mahasiswa yakin mampu tetap berusaha mencari referensi, yakin dapat menghubungi dosen pembimbing untuk menentukan jadwal bimbingan terutama saat dosen pembimbing sulit ditemui. Mahasiswa yang self-efficacynya tinggi, juga yakin dapat mengatasi penghayatan perasaannya. Dalam hal ini, mahasiswa yang merasa cemas atau susah hati karena sulit menemui dosen pembimbing akan yakin mampu berusaha mengatasi perasaannya tersebut.

Sedangkan mahasiswa yang memiliki self-efficacy yang rendah, mereka kurang yakin mampu dalam menentukan pilihan yang dibuat, sehingga mahasiswa akan memilih topik penelitian yang sama dengan teman-temannya dan tidak

update akan teori yang terbaru, hanya memakai alat ukur yang sudah ada, mencari

referensi seadanya serta kurang yakin dapat bimbingan sebisa atau semau mereka dikarenakan harus menyesuaikan jadwal pembimbing. Mahasiswa yang memiliki

self-efficacy rendah juga kurang yakin mampu berusaha semaksimal mungkin.

Sehingga ketika mahasiswa tidak memahami materi, ia tidak berusaha untuk bertanya baik kepada dosen maupun teman, dan gampang menyerah dalam proses bimbingan mereka, jika mendapat feedback mereka akan memperbaiki seadanya yang penting mereka mengumpulkan. Mahasiswa juga kurang yakin mampu


(36)

7

Universitas Kristen Maranatha bertahan ketika menghadapi hambatan/kesulitan dalam proses menyelesaikan Usulan Penelitian, ia malas mencari referensi, malas menghubungi dosen pembimbing untuk menentukan jadwal bimbingan apalagi kalau dosen pembimbing sulit ditemui. Mahasiswa juga kurang yakin dalam mengatasi penghayatan perasaannya. Dalam hal ini, mahasiswa yang merasa cemas atau susah hati karena sulit menemui dosen pembimbing akan larut dengan emosinya sehingga mereka tidak bimbingan beberapa lama.

Self-efficacy yang tinggi dibutuhkan bagi mahasiswa yang baru

mengontrak Usulan Penelitian, terlebih lagi mahasiswa yang sudah lebih dari satu kali mengontrak Usulan Penelitian. Diharapkan, ini dapat meningkatkan keyakinan mahasiswa untuk lebih giat menyelesaikan Usulan Penelitiannya. Karena kenyataannya, banyak mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas „X‟ Bandung yang mengontrak ulang mata kuliah Usulan Penelitian. Hal ini berarti mahasiswa tersebut tidak dapat menyelesaikan Usulan Penelitian dalam satu semester.

Berdasarkan wawancara dengan empat belas orang mahasiswa yang baru mengontrak Usulan Penelitian, empat orang mahasiswa memiliki keyakinan untuk dapat menyelesaikan Usulan Penelitian tepat waktu. Mereka telah menentukan pilihannya, mereka telah memilih topik tertentu untuk diajukan kepada dosen pembimbing untuk selanjutnya akan menjadi topik Usulan Penelitian. Mereka yakin dapat berusaha optimal untuk dapat menyelesaikan Usulan Penelitian tepat waktu. Keempat mahasiswa tersebut juga menyadari bahwa Usulan Penelitian ini lebih berat dari mata kuliah sebelumnya, tetapi mereka menganggap kesulitan


(37)

8

Universitas Kristen Maranatha dalam menyelesaikan Usulan Penelitian ini adalah hal yang wajar, mereka yakin dapat menghadapinya. Mereka melihat ada senior atau teman-teman ketika proses menyelesaikan Usulan Penelitian tersebut banyak yang merasa cemas tidak dapat selesai tepat waktu, bahkan ada juga yang stress. Hal ini mereka jadikan masukan dan mereka telah memiliki cara masing-masing untuk mengatasi kecemasan tersebut sehingga mereka yakin dapat mengatasi kecemasan tersebut dan Usulan Penelitian dapat mereka selesaikan tepat waktu.

Sementara sepuluh mahasiswa lainnya, tidak memiliki keyakinan dapat menyelesaikan Usulan Penelitian tepat waktu. Tiga orang diantaranya mengatakan bahwa mereka belum memilih topik Usulan Penelitian, mereka malas dan menunda-nunda untuk bimbingan. Mereka juga sedang berusaha mencari-cari topik, tetapi masih bingung memilih topik yang mana sehingga mereka tidak bisa langsung mengerjakan seperti orang-orang yang telah memiliki judul. Jika melihat teman-teman yang terus bimbingan mereka merasa cemas apakah dapat menyelesaikan tepat waktu atau tidak. Tujuh orang mahasiswa lainnya, telah memiliki topik yang telah disetujui oleh dosen pembimbing, dan sedang terus bimbingan dan menerima feedback. Tetapi mereka merasa Usulan Penelitian yang mereka buat masih berkutat di bagian yang sama padahal waktu imbingan sudah cukup lama, mereka merasa cemas karena Usulan Penelitian mereka tidak mengalami kemajuan. Hal ini sering membuat mereka cemas dan tidak yakin dapat menyelesaikannya tepat waktu.

Berdasarkan fakta yang telah diuraikan di atas, terlihat bahwa self-efficacy itu penting bagi mahasiswa yang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian. Oleh


(38)

9

Universitas Kristen Maranatha karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui derajat self-efficacy mahasiswa Fakultas Psikologi yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas “X” Bandung.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang ingin diteliti adalah derajat

self-efficacy mahasiswa Fakultas Psikologi yang baru mengontrak mata kuliah Usulan

Penelitian di Universitas “X” Bandung.

1.3. Maksud, Tujuan dan Kegunaan

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang derajat

self-efficacy mahasiswa Fakultas Psikologi yang baru mengontrak mata kuliah

Usulan Penelitian untuk menyelesaikan mata kuliah Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas „X‟ Bandung.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang mendalam dan rinci dalam arti dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi (mastery experiences, vicarious experiences, verbal perusasions, physiological

and affective states) derajat self-efficacy mahasiswa Fakultas Psikologi yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas “X” Bandung.


(39)

10

Universitas Kristen Maranatha 1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan teoritis :

Sebagai bahan masukan bagi ilmu Psikologi Pendidikan mengenai

self-efficacy, khususnya pada mahasiswa yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas „X‟ Bandung.

 Sebagai bahan acuan dan tambahan informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai derajat self-efficacy mahasiswa yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas „X‟ Bandung.

1.4.2. Kegunaan praktis :

1 Memberikan informasi kepada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas „X‟ Bandung yang akan mengontrak Usulan Penelitian mengenai

self-efficacy mahasiswa yang baru mengontrak Usulan Penelitian. Sehingga

dapat dijadikan bahan pertimbangan ketika akan mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian.

2 Memberikan informasi kepada Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung mengenai self-efficacy mahasiswa yang baru mengontrak Usulan Penelitian, sehingga dapat membuat mahasiswa memiliki self-efficacy yang tinggi saat mengontrak Usulan Penelitian agar makalah tersebut dapat diselesaikan tepat waktu.


(40)

11

Universitas Kristen Maranatha 1.5. Kerangka Pikir

Manusia yang telah mencapai jenjang pendidikan perkuliahan disebut sebagai mahasiswa. Mahasiswa berada pada tahap perkembangan masa dewasa awal, dan salah satu tanda bahwa individu berada pada masa dewasa awal adalah dengan masuknya individu tersebut ke jenjang pendidikan perkuliahan. Menurut (Santrock, 2002), mahasiswa yang berada pada tahap dewasa awal mempunyai tuntutan untuk menyelesaikan tugas akademiknya. Dalam menyelesaikan tugas akademiknya mahasiswa harus melewati serangkaian mata kuliah yang terangkum dalam kurikulum fakultas tempatnya menuntut ilmu. Di semester-semester akhir Fakultas Psikologi Universitas „X‟ Bandung, mahasiswa akan mengontrak Usulan Penelitian.

Berdasarkan kurikulum fakultas Fakultas Psikologi Universitas „X‟ Bandung, mahasiswa akan mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di semester tujuh. Mata kuliah Usulan Penelitian memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi mengingat aktivitasnya tidak terjadwal. Selama mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian, mahasiswa akan dibimbing oleh dua dosen pembimbing. Mereka akan dibimbing dalam menyusun Usulan Penelitian dari bab satu sampai bab tiga, setelah itu mahasiswa akan melalui seminar Usulan Penelitian. Setelah seminar, barulah mahasiswa dapat mengontrak mata kuliah skiripsi.

Keberhasilan mahasiswa untuk menyelesaikan Usulan Penelitian ditentukan oleh berbagai macam faktor. Salah satu fakor internal yang dapat mempengaruhi keberhasilan mahasiswa adalah self-efficacy. Self-efficacy adalah


(41)

12

Universitas Kristen Maranatha sumber-sumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk mengatur situasi-situasi di masa yang akan datang (Bandura, 2002). Sedangkan belief adalah keyakinan individu yang ditampilkan pada apa yang akan dilakukan (International Encyclopedia of The Social Science, 1998). Self-efficacy menentukan saat seseorang merasa, berpikir, memotivasi diri dan bertingkah laku (Bandura, 2002).

Self-efficacy dibentuk oleh empat sumber utama, yaitu: mastery experiences, vicarious experiences, social/verbal persuasions, dan physiological and affective states. Sumber pertama, Mastery experiences adalah sumber self-efficacy yang terbentuk dari pengalaman berhasil atau tidaknya individu

menguasai suatu keterampilan tertentu. Mahasiswa yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian yang memiliki pengalaman sering berhasil menyelesaikan mata kuliah selain Usulan Penelitian dalam satu semester (tepat waktu), membuat mereka yakin bahwa mata kuliah Usulan Penelitian pun dapat diselesaikan tepat waktu. Mahasiswa-mahasiswa tersebut yakin dapat menentukan topik, membuat alat ukur, mencari referensi dan membuat jadwal bimbingan, hal-hal tersebut menunjukkan mahasiswa memiliki self-efficacy tinggi. Sedangkan mahasiswa yang sering gagal di mata kuliah lain sehingga harus mengontrak ulang, mereka tidak yakin bahwa Usulan Penelitiannya dapat juga diselesaikan tepat waktu, hal –hal tersebut menunjukkan mahasiswa tersebut memiliki

self-efficacy rendah. Tetapi apabila mahasiswa merasa yakin bahwa ia mampu

menyelesaikan Usulan penelitian dalam satu semester dengan baik maka ia akan mampu bertahan dalam menghadapi rintangan dan cepat pulih ketika ia mengalami kegagalan. Kegagalan disini adalah, saat mendapat feedback dari


(42)

13

Universitas Kristen Maranatha pembimbing, mahasiswa harus segera menjalankan feedback tersebut sehingga dapat segera mengumpulkan dan segera bimbingan berikutnya. Pengalaman berhasil atau tidaknya dalam melakukan suatu kegiatan / aktivitas diolah dengan proses kognitif sehingga menghasilkan self-efficacy yang berbeda satu dengan lain.

Sumber kedua, Vicarious experiences, yaitu sumber self-efficacy yang berasal dari pengamatan individu terhadap individu lain dan menemukan beberapa kesamaan antara dirinya dengan individu lain tersebut, sehingga mereka cenderung untuk meniru model tersebut. Melalui vicarious experiences,

self-efficacy mahasiswa terbentuk melalui pengamatan yang dilakukannya terhadap

individu lain yang dianggapnya sebagai model. Mahasiswa mengamati temannya yang serupa dengan dirinya yang memiliki Indeks Pretasi yang tidak jauh berbeda dengan dirinya, satu angkatan dengannya, sama-sama main/jalan-jalan dan mengalami hambatan yang sama terus bimbingan dan kadang dosen pembimbing sulit ditemui, tetapi mereka berhasil mengatasinya, maka hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki self-efficacy tinggi. Pengamatan terhadap rekan diolah dengan proses kognitif, hasil olah proses kognitif dapat membuat self-efficacy tinggi jika keberhasilan teman dianggap sebagai pemacu mereka untuk lebih berusaha maksimal. Berbeda jika mahasiswa melihat temannya yang serupa dengannya yang sudah berusaha keras tetapi setelah sekian lama belum juga berhasil menyelesaikan mata kuliah Usulan Penellitian, hal ini akan membuat self-efficacy rendah pada mahasiswa.


(43)

14

Universitas Kristen Maranatha Sumber ketiga, social/verbal persuasion yaitu pernyataan-pernyataan verbal untuk menguatkan keyakinan seseorang bahwa mereka memiliki hal-hal yang dibutuhkan untuk dapat berhasil. Mahasiswa yang dipersuasi oleh orang-orang yang signifikan baginya seperti orang-orang tua, dosen atau teman-temannya bahwa mereka mampu untuk menjalani dan menyelesaikan mata kuliah Usulan Penelitian tepat waktu dan mampu untuk dapat lulus secepatnya, mampu untuk mengatasi hambatan yang ada, maka mahasiswa tersebut cenderung akan menggerakkan usaha yang lebih besar untuk mencapai keberhasilan. Misalnya orang tua selalu memberi semangat bahwa ia mampu menyelesaikan Usulan Penelitiannya seperti teman-teman yang lain, kemudian teman-teman juga memberi semangat kepadanya serta menyatakan akan membantunya agar segera menyelesaikan Usulan Penelitian, hal ini dapat membuat mahasiswa memiliki

self-efficacy tinggi. Sedangkan jika mahasiswa diberi masukan oleh orang-orang

yang signifikan baginya seperti orang tua, dosen atau teman-temannya bahwa sulit untuk mengatasi hambatan yang ada dan sulit untuk lulus secepatnya, maka hal ini dapat membuat mahasiswa memiliki self-efficacy rendah. Persuasi diolah secara kognitif, jika mahasiswa menangkap sebagai persuasi positif maka dapat membuat

self-efficacy tinggi, sedangkan jika mahasiswa menangkap persuasi sebagai

negatif maka akan membuat self-efficacy rendah.

Sumber yang terakhir, physiological and affective states yaitu sumber

self-efficacy yang berasal dari penghayatan individu terhadap keadaan fisik dan

emosional saat menilai kemampuan diri sendiri. Mereka menginterpretasikan reaksi stres dan ketegangan mereka sebagai tanda-tanda kerentanan terhadap hasil


(44)

15

Universitas Kristen Maranatha kerja yang tidak memuaskan. Suasana hati (mood) juga mempengaruhi penilaian seseorang terhadap personal efficacynya. Mahasiswa yang suasana hati saat mengerjakan Usulan tetap bersemangat dan mampu mengatasi kecemasan mereka, maka mood positive tersebut dapat memiliki self-efficacy tinggi. Sedangkan mahasiswa yang memandang setiap hambatan yang timbul menumbuhkan kecemasan yang membuatnya menjadi stres dan menimbulkan

mood negative dapat memiliki self-efficacy yang rendah. Keadaan kondisi fisik

dan psikologis yang dialami mahasiswa diolah dengan proses kognitif dan hasilnya bahwa itu adalah hal yang wajar maka akan membuat self-efficacy tinggi, tetapi jika keadaan kondisi fisik dan psikologis dianggap akibat dari tindakan yang sedang dilakukan (menyelesaikan Usulan Penelitian), hal ini dapat membuat

self-efficacy rendah.

Keempat sumber utama tersebut merupakan sumber informasi bagi mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian yang kemudian akan diolah melalui penilaian kognitif, maka self-efficacy setiap mahasiswa akan berbeda-beda karena tergantung dari bagaimana seorang mahasiswa menginterpretasikan sumber-sumber informasi yang ia peroleh. Pengalaman yang telah diproses tersebut akan menentukan tinggi rendahnya

self-efficacy mahasiswa. Tinggi rendahnya self-self-efficacy terlihat dari keyakinan

mahasiswa dalam menentukan pilihan yang dibuatnya, keyakinan mahasiswa dalam mengeluarkan usaha semaksimal mungkin, keyakinan mahasiswa untuk bertahan saat dihadapkan pada rintangan-rintangan, dan keyakinan mahasiswa akan penghayatan perasaannya.


(45)

16

Universitas Kristen Maranatha Mahasiswa yang memiliki self-efficacy tinggi memiliki keyakinan yang tinggi dalam menentukan pilihan yang dibuat. Misalnya mahasiswa akan memilih judul penelitian atau menentukan teori apa yang akan digunakan. Mahasiswa memiliki keyakinan untuk mau berusaha seoptimal mungkin, misalnya mahasiswa akan menanyakan materi yang tidak dimengerti kepada dosen, senior atau teman serta tidak menyerah meskipun dalam proses bimbingan mereka akan dapat

feedback, tetapi mereka tetap berusaha untuk memperbaiki dengan

sebaik-baiknya. Mahasiswa yang memiliki self-efficacy tinggi memiliki keyakinan untuk dapat bertahan ketika menghadapi hambatan atau kegagalan dalam proses menyelesaikan Usulan Penelitian. Mahasiswa akan tetap berusaha mencari referensi, menghubungi dosen pembimbing untuk menentukan jadwal bimbingan walaupun kalau dosen pembimbing sulit ditemui. Mahasiswa memiliki keyakinan mampu mengatasi penghayatan perasaan negatifnya. Mahasiswa yang memiliki perasaan cemas selama proses menyelesaikan Usulan Penelitian yakin mampu dan akan berusaha mengatasi perasaan cemasnya.

Sementara, mahasiswa yang memiliki self-efficacy rendah, mereka kurang yakin dalam menentukan pilihan yang dibuat, misalnya mahasiswa akan memilih judul penelitian yang sudah sering diteliti. Mahasiswa kurang yakin untuk dapat berusaha seoptimal mungkin. Misalnya ketika mahasiswa tidak memahami materi, ia tidak berusaha untuk menanyakan materi yang tidak dipahami kepada dosen, senior atau teman; dan gampang menyerah, jika dalam proses bimbingan mereka mendapat feedback maka mereka akan memperbaiki dengan asal-asalan yang penting mereka mengumpulkan. Mahasiswa yang memiliki self-efficacy rendah,


(46)

17

Universitas Kristen Maranatha kurang yakin untuk dapat bertahan ketika menghadapi hambatan atau kegagalan dalam proses menyelesaikan Usulan Penelitian. Mahasiswa akan malas mencari referensi, malas menghubungi dosen pembimbing untuk menentukan jadwal bimbingan apalagi kalau dosen pembimbing sulit untuk ditemui. Mahasiswa kurang yakin mampu mengatasi penghayatan perasaan negatifnya. Mahasiswa yang merasa cemas selama proses menyelesaikan Usulan Penelitian akan larut dengan emosinya sehingga mereka bisa terhambat atau tertunda menyelesaikan Usulan Penelitian.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dilihat untuk dapat menyelesaikan mata kuliah Usulan Penelitian dalam satu semester atau tepat waktu, ada empat macam sumber yang akan menjadi sumber informasi bagi mahasiswa yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian yang kemudian akan diolah melalui penilaian kognitif untuk membentuk self-efficacy. Self-efficacy yang terbentuk pada mahasiswa akan berbeda satu dengan lainnya, tergantung pada bagaimana seorang mahasiswa menginterpretasikan sumber-sumber informasi yang ia peroleh. Kemudian self-efficacy yang sudah terbentuk tersebut akan ditampilkan oleh individu dalam bentuk perilaku. Self-efficacy yang akan timbul berupa keyakinan terhadap pilihan yang dibuat oleh mahasiswa dalam menyelesaiakan Usulan Penelitian, keyakinan terhadap usaha yang dikeluarkannya, keyakinan terhadap berapa lama mahasiswa bertahan ketika dihadapkan pada hambatan, dan keyakinan terhadap bagaimana penghayatan perasaannya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan tuntutan-tuntutan yang diberikan kepadanya. Untuk lebih jelasnya, berikut skema kerangka pikir:


(47)

18

Universitas Kristen Maranatha Skema 1.1. Kerangka Pikir

Mahasiswa yang Mengontrak Usulan Penelitian

Proses Kognitif

Self-Efficacy

● Pilihan yang dibuat ● Usaha yang dikeluarkan ● Daya tahan dalam menghadapi

hambatan atau kegagalan

● Penghayatan perasaan

Tinggi

Rendah

Sumber-sumber Self-Efficacy : - Mastery Experiences - Vicarious Experiences - Social / Verbal Persuasion - Physiological & Affective States


(48)

19

Universitas Kristen Maranatha 1.6. Asumsi Penelitian

1. Self-efficacy mahasiswa yang mengontrak Usulan Penelitian, dibentuk oleh mastery experiences, vicarious experiences, verbal perusasions,

physiological and affective states.

2. Mahasiswa yang memiliki self-efficacy yang tinggi adalah mahasiswa yang memiliki keyakinan yang tinggi terhadap pilihan yang dibuat, keyakinan terhadap usaha yang dikeluarkannya, keyakinan terhadap daya tahan saat dihadapkan pada hambatan/kegagalan, dan keyakinan untuk mengatasi perasaannya negatifnya.

3. Mahasiswa yang memiliki self-efficacy yang rendah adalah mahasiswa yang kurang yakin terhadap pilihan yang dibuat, kurang yakin terhadap usaha yang dikeluarkannya, kurang yakin dapat bertahan dihadapkan pada hambatan/kegagalan, dan kurang yakin dalam menghayati perasaannya (mengatasi perasaannya negatifnya).


(49)

58

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1 Jumlah mahasiswa Fakultas Psikologi yang baru mengontrak mata kuliah

Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung adalah 170 orang. Terdiri dari 50% yang memiliki self-efficacy tinggi dan 50% yang memiliki self-efficacy rendah.

2 Mahasiswa yang memiliki self-efficacy tinggi menunjukkan keyakinan yang tinggi dalam membuat pilihan, yakin mampu mengerahkan sejumlah usaha, yakin mampu bertahan saat menghadapi hambatan/kesulitan, serta yakin mampu menghayati perasaan mereka selama proses menyelesaikan Usulan Penelitian.

3 Mahasiswa yang memiliki self-efficacy rendah, mereka menunjukkan kurang yakin mampu membuat pilihan, kurang yakin mampu mengerahkan usaha, kurang yakin mampu bertahan jika menghadapi hambatan/kesulitan, dan kurang yakin dalam menghayati perasaan mereka selama proses menyelesaikan Usulan Penelitian.

4 Pada sumber mastery experiences, mahasiswa yang baru mengontrak Usulan Penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang sering mengalami keberhasilan akan membuat self-efficacynya tinggi.


(50)

59

Universitas Kristen Maranatha 5 Pada sumber vicarious experiences derajat self-efficacy mahasiswa cukup

banyak terbentuk dari pengamatan akan keberhasilan temannya.

6 Dari social/verbal persuasion, menunjukkan bahwa mahasiswa yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian yang diberi pujian/dorongan selama proses menyelesaikan Usulan Penelitian membuat mahasiswa tersebut memiliki self-efficacy tinggi.

7 Pada sumber physiological and affective states, mahasiswa yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian memperhatikan kondisi fisik dan emosi selama menyelesaikan Usulan Penelitian.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membaca penelitian ini :

5.2.1 Saran Bagi Peneliti Lain

Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kontribusi sumber-sumber

self-efficacy terhadap derajat self-efficacy pada mahasiswa yang baru mengontrak

mata kuliah Usulan Penelitian.

5.2.2 Saran Guna Laksana

Berdasarkan penelitian ini dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan :


(51)

60

Universitas Kristen Maranatha Bagi mahasiswa yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian diharapkan dapat menyadari pentingnya memiliki self-efficacy selama proses menyelesaikan Usulan Penelitian. Oleh karena itu diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan

self-efficacy melalui keempat sumber self-efficacy.

Bagi Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung, diharapkan dapat memperhatikan keyakinan diri mahasiswa selama proses menyelesaikan Usulan Penelitian.


(52)

60 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, Albert. Stanford University.2002. Self-Efficacy: The Exercise of

Control. 5th . ed. New York: W. H. Freeman and Company.

Bandura, Albert. 1999. Self-Efficacy in Changing Societies, USA: Cambriedge University Press.

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT Grasindo.

Isprajin Brotowibowo dkk, 1996. Peranan dan Tanggung Jawab Perguruan

Tinggi

Nazir, Moh, Ph.D. 2003. Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Santrock, John W. 2006. Life-Span Development. New York: Mc. Graw hill International Edition.

Santrock, John W. 2002. Life Span Development – Perkembangan Masa Hidup Jilid 2, terjemahan Juda Damanik., Ahmad Chusairi. Jakarta: Erlangga. Siegel, Sidney. 1997. Statistik Non Parametrik: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta :

PT Gramedia Pustaka Utama.

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysis, And Use. Publisher: Allyn & Bacon


(53)

61 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

http://lcwcu.um.ac.id/?p=509 “Peringkat Perguruan Tinggi Indonesia Versi “UMetrics” Edisi 20 September 2009

www.maranatha.edu Universitas Kristen Maranatha

Vickie Januar, 2007. Survey mengenai Self-Efficacy pada Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika yang sedang Mengambil Mata Kuliah Kerja Praktek di

Universitas “X” Bandung

Karlina Nathalia, 2008. Studi Deskriptif mengenai Self-Efficacy pada Murid Ballet berusia 14-20 tahun yang sedang Berlatih Menari En Pointe di Studio “X” di kota Bandung


(1)

Universitas Kristen Maranatha

1.6. Asumsi Penelitian

1. Self-efficacy mahasiswa yang mengontrak Usulan Penelitian, dibentuk oleh mastery experiences, vicarious experiences, verbal perusasions, physiological and affective states.

2. Mahasiswa yang memiliki self-efficacy yang tinggi adalah mahasiswa yang memiliki keyakinan yang tinggi terhadap pilihan yang dibuat, keyakinan terhadap usaha yang dikeluarkannya, keyakinan terhadap daya tahan saat dihadapkan pada hambatan/kegagalan, dan keyakinan untuk mengatasi perasaannya negatifnya.

3. Mahasiswa yang memiliki self-efficacy yang rendah adalah mahasiswa yang kurang yakin terhadap pilihan yang dibuat, kurang yakin terhadap usaha yang dikeluarkannya, kurang yakin dapat bertahan dihadapkan pada hambatan/kegagalan, dan kurang yakin dalam menghayati perasaannya (mengatasi perasaannya negatifnya).


(2)

58

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1 Jumlah mahasiswa Fakultas Psikologi yang baru mengontrak mata kuliah

Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung adalah 170 orang. Terdiri dari 50% yang memiliki self-efficacy tinggi dan 50% yang memiliki self-efficacy rendah.

2 Mahasiswa yang memiliki self-efficacy tinggi menunjukkan keyakinan yang tinggi dalam membuat pilihan, yakin mampu mengerahkan sejumlah usaha, yakin mampu bertahan saat menghadapi hambatan/kesulitan, serta yakin mampu menghayati perasaan mereka selama proses menyelesaikan Usulan Penelitian.

3 Mahasiswa yang memiliki self-efficacy rendah, mereka menunjukkan kurang yakin mampu membuat pilihan, kurang yakin mampu mengerahkan usaha, kurang yakin mampu bertahan jika menghadapi hambatan/kesulitan, dan kurang yakin dalam menghayati perasaan mereka selama proses menyelesaikan Usulan Penelitian.

4 Pada sumber mastery experiences, mahasiswa yang baru mengontrak Usulan Penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang sering mengalami keberhasilan akan membuat self-efficacynya tinggi.


(3)

Universitas Kristen Maranatha 5 Pada sumber vicarious experiences derajat self-efficacy mahasiswa cukup

banyak terbentuk dari pengamatan akan keberhasilan temannya.

6 Dari social/verbal persuasion, menunjukkan bahwa mahasiswa yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian yang diberi pujian/dorongan selama proses menyelesaikan Usulan Penelitian membuat mahasiswa tersebut memiliki self-efficacy tinggi.

7 Pada sumber physiological and affective states, mahasiswa yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian memperhatikan kondisi fisik dan emosi selama menyelesaikan Usulan Penelitian.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membaca penelitian ini :

5.2.1 Saran Bagi Peneliti Lain

Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kontribusi sumber-sumber self-efficacy terhadap derajat self-efficacy pada mahasiswa yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian.

5.2.2 Saran Guna Laksana

Berdasarkan penelitian ini dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan :


(4)

60

Universitas Kristen Maranatha Bagi mahasiswa yang baru mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian diharapkan dapat menyadari pentingnya memiliki self-efficacy selama proses menyelesaikan Usulan Penelitian. Oleh karena itu diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan self-efficacy melalui keempat sumber self-efficacy.

Bagi Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung, diharapkan dapat memperhatikan keyakinan diri mahasiswa selama proses menyelesaikan Usulan Penelitian.


(5)

60 Universitas Kristen Maranatha Bandura, Albert. Stanford University.2002. Self-Efficacy: The Exercise of

Control. 5th . ed. New York: W. H. Freeman and Company.

Bandura, Albert. 1999. Self-Efficacy in Changing Societies, USA: Cambriedge University Press.

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT Grasindo.

Isprajin Brotowibowo dkk, 1996. Peranan dan Tanggung Jawab Perguruan Tinggi

Nazir, Moh, Ph.D. 2003. Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Santrock, John W. 2006. Life-Span Development. New York: Mc. Graw hill International Edition.

Santrock, John W. 2002. Life Span Development – Perkembangan Masa Hidup Jilid 2, terjemahan Juda Damanik., Ahmad Chusairi. Jakarta: Erlangga. Siegel, Sidney. 1997. Statistik Non Parametrik: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta :

PT Gramedia Pustaka Utama.

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysis, And Use. Publisher: Allyn & Bacon


(6)

61 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

http://lcwcu.um.ac.id/?p=509 “Peringkat Perguruan Tinggi Indonesia Versi “UMetrics” Edisi 20 September 2009

www.maranatha.edu Universitas Kristen Maranatha

Vickie Januar, 2007. Survey mengenai Self-Efficacy pada Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika yang sedang Mengambil Mata Kuliah Kerja Praktek di

Universitas “X” Bandung

Karlina Nathalia, 2008. Studi Deskriptif mengenai Self-Efficacy pada Murid Ballet berusia 14-20 tahun yang sedang Berlatih Menari En Pointe di Studio “X” di kota Bandung


Dokumen yang terkait

Studi Deskriptif Mengenai Kecemasan Akademik pada Mahasiswa yang Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

0 0 29

Studi Deskriptif Mengenai Self-Concept pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian Lanjutan di Universitas "X" Kota Bandung.

0 0 44

Studi Korelasi Mengenai Self-Efficacy dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2008 yang Mengontrak Usulan Penelitian di Universitas “X” Bandung.

0 0 38

Studi Deskriptif Mengenai Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Mengontrak Kembali Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

2 7 33

Studi Deskriptif Mengenai Explanatory Style Pada Mahasiswa yang Sedang Menempuh Mata Kuliah Usulan Penelitian Lanjutan di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

0 0 39

Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy Beliefs Mahasiswa Fakultas Psikologi Yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah PPLK Lebih Dari Satu Kali di Universitas "X" Bandung.

0 2 53

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Ersiliency Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung Yang Sedang Mengerjakan Usulan Penelitian (UP).

0 0 123

Studi Deskriptif Mengenai Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian di Universitas 'X' Bandung.

4 6 26

Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy pada Mahasiswa/i Fakultas Psikologi di Universitas "X" Bandung.

0 0 54

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self-Efficacy pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Menyusun Skripsi di Universitas "X" Kota Bandung.

0 0 62