KEHARMONISAN HUBUNGAN GURU DAN SISWA PENGARUHNYA TERHADAP MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Siswa Kelas II MAN Salatiga Tahun 2007-2008) - Test Repository

  

KEHARMONISAN HUBUNGAN GURU DAN SISWA

PENGARUHNYA TERHADAP MINAT BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(S isw a K e la s U M AN S a la tig a T a h u n 2 0 0 7 -2 0 0 8 )

  

S K R I P S I

D iajukan U ntuk M emenuhi K ewajiban dan M elengkapi S yarat

G una M emperoleh G elar S arjana S trata I

  

Dalam Ilmu T arbiyah

NIM : 111 04 027

  

JU R U SA N TARBIYAH

PROGRAM STU D I PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  2

  8

  DEPARTEM EN A G A M A Rl SEK O LA H T IN G G I A G A M A IS LA M NEG ER I (S T A IN ) S A L A T IG A JL S ta d io n 03 Telp. (0298) 3 23706, 3 2 3 4 3 3 S a la tig a 50721

  Website :

DEKLARASI

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 15 Juli 2008 Penulis,

ASIBRO MULISI

  NIM. 111 04 027

  DEPARTEMEN A G A M A Rl SEKOLAH T IN G G I A G A M A IS LA M NEG ER I (S T A IN ) S A L A T IG A

  Jl. S ta tio n 03 Telp. (0298) 323706, 3 2 3 4 3 3 S a la tig a 50721 Website :

  Winarno, S.Si, M.Pd DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudara

  Asibro Mulisi

  Kepada Ylh. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu'alaikum, Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama :

ASIBRO MULISI

  NIM : 111 04 027

  Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul :

  KEHARMONISAN HUBUNGAN GURU DAN SISWA PENCARUHNYA TERHADAP MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (siswa kelas II MAN Salatiga Tahun 2007-2008)

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebu! di atas supaya segera d i m unaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  W assalantu 'alaiku m , wr, wb

  Salatiga, 15 Juli 2008 Pembimbing

  DEPARTEMEN A G A M A Rl SEK O LA H T IN G G I A G A M A IS LA M N E G ER I (S T A IN ) S A L A T IG A Jl. S tadion 03 Telp. (0298) 323706, 3 2 3 4 3 3 S a la tig a 50721

  Website :

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudara : ASIBRO MULISI dengan Nomor Induk Mahasiswa :

  

111 04 027 yang berjudul : “KEHARMONISAN HUBUNGAN GURU DAN

SISWA PENGARUHNYA TERHADAP MINAT BELAJAR PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM (Siswa Kelas II MAN Salatiga Tahun 2007 / 2008)", Telah

  dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Kamis tanggal 28 Agustus 2008 yang bertepatan dengan tanggal 26 Sya’ban 1429 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  28 Agustus 2008 M Salatiga, ---------------------------------------

  26 Sya’ban 1429 H Panitia Ujian

  Sekretaris Sidang Kstua Sidang

  Imam Sutomo, M.Ag Dr. H. Mirh. Saerozi, M.Ag

  NIP. 150 216 814 NIP. 150 247 014 Penguji I Penguji II

  2 L

Prof. Dr. Mansur. M.Ag Dra. Siti Farikhah, M.Pd

  NIP. 150 267 027 NIP. 150 234 916 Pembimbing

  • - W

  

Winarno. S Si.. M.Pd

  NIP. 150 >95 147

  

MOTTO

  Ciptakan hubungan harmonis, berjuang, berusaha, sedapat mungkin dalam mewujudkan keinginan

  

PERSEMBAHAN

  Karya ini peneliti persembahkan untuk:

  1. Almarhumah ibu Qona’ah ibuku tercinta, yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini dan menjalani hidup.

  2. Keluargaku yang memberi dukungan 3. Istriku tercinta yang memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

  4. Kawan-kawan dan sahabatku, mahasiswa angkatan 2004

  5. Segenap pendidik dan pembaca

  

vi

  

KATA PENGANTAR

  Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan anugerahnya kepada kita semua. Sehingga kita dapat mencari dan memperdalam pengetahuan guna sebagai bekal kehidupan kita baik di dunia dan akhirat. Sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad yang menuntun manusia menuju jalan yang benar, yang memberikan teladan perilaku dan perbuatan bagi kita semua.

  Sehubungan dengan selesainya skripsi ini peneliti ucapkan terima kasih kepada:

  1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga

  2. Winarno, S.Si, M.Pd selaku pembimbing skripsi ini

  3. Fatkhurrohman, M.Pd selaku ketua program studi PAI

  4. Bapak dan ibu dosen

  5. Karyawan STAIN salatiga

  6. Almarhumah ibuku, keluarga, kawan, dan sahabatku Hanya kepada Allah peneliti memohon semoga jasa mereka termasuk amal kebaikan dan semoga mendapat balasan kebaikan disisi Allah Yang Maha

  Pengasih dan Penyayang. Amin.

  Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang peneliti harapkan. Tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam pembahasan ataupun penulisan. Hal itu merupakan keterbatasan kemampuan

  Vll peneliti. Dan semoga apa yang telah tertulis dalam skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, dan khususnya bagi peneliti.

  Salatiga, 13 April 2008 Peneliti vm

  DAFTAR ISI

  

  

  

  3. Tanggung Jawab Guru Terhadap Siswa dalam

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

ix

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

  

  

  

  

  b. Jawaban Angket Minat Belajar Pendidikan

  a. Jawaban Angket Keharmonisan Hubungan Guru

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

x

  DAFTAR TABEL

  

  

  

  

   Tabel VI Jawaban Angket Keharmonisan Hubungan Guru dan Siswa....

  49

  

  

  

  

  

  

  

  

   Tabel XVI Tabel Kerja Untuk Mencari Korelasi Antara Variabel

  

  

xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan erat sekali dengan adanya sistem ketertiban yang menjadi faktor penting demi terciptanya keseimbangan dalam proses pembelajaran. Pendidikan adalah proses pengajaran ilmu pengetahuan dan guru merupakan pengarah alur pendidikan yang mempunyai kewenangan untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik pada lembaga pendidikan. Tugas yang diemban sangat berat yaitu mengarahkan, mendidik dan menuntun siswa meningkatkan kemampuan potensi yang dimiliki yaitu berupa kemampuan berfikir dan keterampilan praktis. Usaha untuk menghormati pribadi anak, menjauhkannya dari frustasi dan konflik, maka dicarilah usaha agar pelajaran itu menyenangkan dan mudah dilaksanakan.1

  Dalam kegiatan pembelajaran ini perlu adanya hubungan yang nyaman, positif, aktif, serta saling mengerti antara guru dengan siswa. Guru harus bisa menempatkan dirinya sebagai seorang yang dapat membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi siswa. Dengan mengerti atau tanggap terhadap siswanya, maka ada komunikasi yang baik dalam lingkungan pendidikan. Dengan demikian muncul rasa hormat siswa pada gurunya, rasa simpatik dan senang untuk belajar bersamanya. Lembaga pendidikan menjadi sarana untuk menyalurkan ilmu pengetahuan, bakat, dan kreativitas siswa.

1 Nasution , Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, him. 124

  2 Untuk itu kondisi lingkungan yang menjadi sarana tersebut harus menjadi

  tempat strategis untuk belajar. Siswa berkompetisi dalam pengembangan potensi yang positif, dimana ada keakraban, keterbukaan, pengertian dari masing-masing pihak. Artinya ada bagian-bagian hak dan kewajiban yang saling dipenuhi sebagai mitra dalam dunia pembelajaran. Dengan demikian hubungan yang terjalin merupakan bentuk dari rasa cinta terhadap sesama manusia. Hal ini dijelaskan dalam hadist sebagai berikut:

  } • } * / 4&\ ^

  4Ai e y ju j 4' j p / / // ** / / / / / x * } / / / S * S } * C S

  L ' f ^ \ 5-yAl: J6 jX.3 4 * A\ ^j3l j* X -j

  / / / / / / / 6 > £

  dljj) •

  / / / Artinya : Diriwayatkan dari Abu Hamzah, Anas bin Malik ra, pesuruh

  Rasulullah SA W, dari beliau sabdanya “Tiada sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga dia mencintai saudaranya bagaikan dia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari dan Muslim).

  Pelajaran yang dapat diambil dari hadist diatas berkaitan dengan hubungan kemanusiaan yaitu:

  1. Menjalin dan memperkokoh persatuan dan persaudaraan

  2. Menimbulkan sikap toleransi atau tenggang rasa

  3. Menciptakan sikap bantu membantu

  4. Mendamaikan permusuhan sesama manusia2

2 H.A Mustofa, 40 Untaian Mutiara Hadist, Pustaka Setia, Bandung, him. 102

  3 Menurut Mudjito yang dikutip dari Thomas Gordon, banyak faktor

  yang mempengaruhi hasil usaha guru dalam mengajar. Namun yang menjadi faktor terpenting dalam usaha ini adalah terbinanya hubungan khusus antara guru dengan murid.3 Hubungan harmonis yang diciptakan tentunya demi tercapainya program pendidikan yang berbasis pada pendidikan yang menyenangkan atau dengan kata lain learning by fun. Hal ini merupakan konsep pendidikan yang dijalankan dewasa ini. Siswa belajar dengan santai. rileks, serta bebas berkreasi sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

  Rasa bosan dan jenuh muncul ketika siswa dan guru tidak ada pemikiran yang padu. Artinya salah satu pihak dari siswa atau guru tidak saling memahami atau tidak cocok satu sama lain. Keadaan semacam ini merupakan ketidaknyamanan dalam belajar yang mengakibatkan proses belajar tidak efektif. Siswa menjadi tidak tertarik terhadap materi yang disampaikan guru. Pelajaran yang berlangsung didalam kelas dengan kondisi semacam itu mengakibatkan kejenuhan bagi siswa. Keadaan tidak kondusif seperti fenomena tersebut menjadikan minat belajar siswa turun. Interaksi yang baik dapat menyebabkan siswa menjadi aktif dalam merespon pelajaran. Minat sering kali timbul bila ada perhatian. Untuk menimbulkan minat yang

  " perlu diperhatikan yaitu memberikan perhatian. Perhatian yang menjadi kunci untuk mendapatkan penghormatan balik pada kegigihannya dalam proses pembelajaran.

3 Mujdjito, Guru yang Efektif : Cara untuk Mengatasi Kesulitan dalam Kelas, Rajawali, Jakarta, 1984, cet.2, him.3

  4 Menjadi hal yang menarik untuk dikaji dengan permasalahan yang

  berkaitan dengan minat belajar khususnya pendidikan agama. Hubungan yang diciptakan dalam kegiatan belajar mempunyai dampak terhadap kelancaran pembelajaran. Ikatan batin guru dan siswa adalah sebagai kunci utama dalam kegiatan belajar mengajar. Hubungan yang harmonis menciptakan kondisi belajar yang efektif, sehingga siswa yang mengikuti pelajaran menjadi antusias (semangat). Namun pada kenyataannya masih ada siswa yang kurang berminat mengikuti pelajaran atau dengan kata lain memiliki minat rendah. Tinggi rendahnya minat siswa berpengaruh pada tujuan pembelajaran yang direncanakan dalam satuan waktu. Melihat permasalahan diatas menjadi tema yang menarik untuk dikaji dalam penelitian. Peneliti mengambil judul penelitian “ Keharmonisan hubungan guru dan siswa pengaruhya

  terhadap minat belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas II MAN Salatiga tahun ajaran 2007/ 2008”.

B. Penjelasan Istilah

  Dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang perlu peneliti jelaskan yaitu sebagai berikut:

  1. Pengaruh Yang dimaksud dengan pengaruh, adalah daya yang ada dari sesuatu (orang, benda, dsb) yang ikut membentuk kepercayaan, watak atau perbuatan seseorang.4 Yang dimaksud kata “ pengaruh “ disini adalah daya

4 Em Zul Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Penerbit Difa Publiser, TT.hlm.638

  5

  dari guru dan siswa yang membentuk ikatan yang saling mempengaruhi dalam proses belajar mengajar.

  2. Keharmonisan hubungan guru dan siswa Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia keharmonisan diartikan keserasian, kecocokan, keselarasan.3 Hubungan adalah merupakan kata benda yang artinya pertalian, ada ikatan.5

  6 Sedangkan guru dalam lembaga pendidikan diartikan sebagai seorang yang memberikan pengarahan, membimbing, mendidik, dan memberikan transfer keilmuan yang dimiliki kepada siswa. Guru juga merupakan orang tua bagi siswa di lingkungan sekolah. Siswa adalah murid,7 8 merupakan anak didik yang menjadi sasaran pendidikan dalam mengubah pola pikir serta perilaku yang dimiliki dalam masa pendidikan. Untuk itu yang dimaksud keharmonisan hubungan guru dan siswa dalam penelitian ini adalah keselarasan yang ditimbulkan dari ikatan hubungan guru dan siswa yang menjadi satu bagian dalam dunia pendidikan.

  3. Minat belajar Pendidikan Agama Islam Minat dalam kamus lengkap bahasa Indonesia berarti keinginan yang kuat, gairah, kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap o sesuatu. Dan belajar yaitu berusaha untuk memperoleh ilmu atau menguasai keterampilan, berlatih.9 Sedangkan Pendidikan Agama Islam adalah materi pelajaran agama, yaitu materi pelajaran yang terdiri dari

  5 Ibid., hlm.350 ° Ibid., him. 363

  7 Ibid., him. 767

  8 Ibid., him. 568

  9 Ibid., him. 29

  6

  pelajaran fikih, aqidah akhlak, al qur’an hadis, dan sejarah kebudayaan Islam. Dengan demikian minat belajar Pendidikan Agama Islam ( PAI) yaitu keinginan yang kuat untuk mencari ilmu agama Islam dalam pendidikan.

  Untuk mengukur variabel tersebut akan peneliti sebutkan indikator variabel sebagai berikut: a. Keharmonisan guru dan siswa

  1) Adanya komunikasi 2) Adanya perasaan kasih sayang

  3) Adanya kecocokan didalam belajar 4) Pemberian materi yang dapat dipahami siswa 5) Adanya sikap saling menghormati 6) Adanya kenyamanan dalam proses pembelajaran

  b. Minat belajar Pendidikan Agama Islam 1) Adanya sikap sungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran

  Pendidikan Agama Islam 2) Adanya rasa ingin tahu tentang Pendidikan Agama Islam 3) Adanya rasa suka terhadap materi Pendidikan Agama Islam 4) Adanya keinginan memperdalam Pendidikan Agama Islam 5) Adanya kecocokan hati terhadap materi Pendidikan Agama Islam.

  7 C. Rumusan Masalah

  Sebagai basic question atau pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana tingkat keharmonisan hubungan guru dan siswa kelas II MAN Salatiga dalam kegiatan belajarnya di sekolah?

  2. Sejauh mana minat belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas II MAN Salatiga dalam kegiatan belajarnya di sekolah?

  3. Apakah ada pengaruh keharmonisan hubungan guru dan siswa terhadap minat belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas II MAN Salatiga di sekolah?

D. Tujuan dan Signifikansi Penelitian

  Sebagai konsekwensi dari pokok permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui tingkat keharmonisan hubungan guru dan siswa kelas II MAN Salatiga dalam kegiatan belajar di sekolah.

  2. Untuk mengetahui seberapa besar minat belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas II MAN Salatiga dalam kegiatan belajar di sekolah.

  3. Untuk mengetahui pengaruh keharmonisan hubungan guru dan siswa terhadap minat belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas II MAN Salatiga dalam kegiatan belajar di sekolah.

  8 Sedangkan yang menjadi signifikansi (manfaat) penelitin ini adalah :

  1. Manfaat teoritis Memberikan sumbangan dalam upaya peningkatan pengetahuan tentang interaksi educatif yang baik.

  2. Manfaat praktis

  a. Bagi guru: dapat menciptakan hubungan yang harmonis, sehingga proses belajar berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan pendidikan.

  b. Bagi siswa: dapat menambah wawasan keilmuan, lebih meningkatkan belajar, serta dapat menjalin hubungan belajar yang baik dalam pengembangan potensi yang dimilikinya.

  E. Hipotesis Hipotesa ialah: stelling, patokan, pendirian, dalil yang dianggap benar untuk sementara waktu dan perlu dibuktikan kebenarannya.10 Berdasarkan dari kesimpulan itu maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut, “Ada pengaruh positif antara keharmonisan hubungan guru dan siswa terhadap minat belajar Pendidikan Agama Islam”. Atau dengan kata lain, semakin tinggi keharmonisan hubungan guru dan siswa maka semakin tinggi minat belajar Pendidikan Agama Islam.

10 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Mandar Maju, Bandung, 1990, him. 78

  9 F. Metodologi Penelitian

  1. Populasi dan sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jika hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel.11

  Untuk ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

  Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 - 15%, atau 20 - 25% atau lebih.12 Untuk itu peneliti mengambil sampel 15% dari jumlah siswa kelas II MAN Salatiga dengan jumlah 269, maka sampelnya sebanyak 40,35 dibulatkan menjadi 40 siswa.

  2. Teknik pengumpulan data Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah :

  a. Dokumentasi yaitu untuk mengumpulkan data guru dan siswa serta data-data yang berkaitan dengan sekolahan.

  b. Angket yaitu untuk mengumpulkan data keharmonisan hubungan guru dan siswa dan minat belajar Pendidikan Agama Islam.

  3. Teknik analisis data Teknik yang peneliti gunakan untuk mengetahui pengaruh keharmonisan hubungan guru dan siswa yaitu dengan rumus product

  moment sebagai berikut:

  11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, him. 115-117

  12 Ibid., him. 120

  10 Untuk tahapan analisis data menggunakan rumus prosentase

  yaitu : Dengan keterangan : P = Angka prosentase yang dicari F = Frekuensi masing-masing

  N = Jumlah subjek Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara keharmonisan hubungan guru dan siswa dapat dianalisis menggunakan rumus product moment sebagai berikut

  N N .1 N

  J

  Keterangan: Txy = Koefisien dari x dan y

  XY = Produk dari x dan y X = Variabel dari nilai angket keharmonisan hubungan guru dan siswa Y = Variabel dari nilai angket minat belajar Pendidikan Agama

  Islam N = Jumlah sampel yang diteliti13

13 Sutrisno Hadi, Statistik, Yayaysan PFP UGM, Yogyakarta, 1977, hlm.289-290

  11 G. Sistematika Penulisan Skripsi

  BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, penjelasan istilah, pokok masalah, tujuan dan signifikansi penelitian, hipotesis, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II LANDASAN TEORI Menjelaskan tentang pengertian keharmonisan hubungan guru dan siswa, faktor yang mempengaruhi keharmonisan hubungan guru dan siswa, tanggung jawab guru terhadap siswa dalam pendidikan dan upaya membina keharmonisan. Pengertian minat belajar Pendidikan Agama Islam, pengertian belajar, dan pengaruh keharmonisan hubungan guru dan siswa terhadap minat belajar Pendidikan Agama Islam.

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN Gambaran umum MAN I Salatiga, keadaan guru, keadaan siswa, dan sarana prasarana. Data tentang keharmonisan hubungan guru dan siswa dan data minat belajar Pendidikan Agama Islam.

  BAB IV ANALISIS DATA Berisi tentang analisis pendahuluan dan analisis uji hipotesis. BABY PENUTUP Berisi tentang kesimpulan, saran, dan penutup.

  BAB II LANDASAN TEORI A. Keharmonisan Hubungan Guru dan Siswa

1. Pengertian Keharmonisan Hubungan Guru dan Siswa

  Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia keharmonisan diartikan keserasian, kecocokan, keselarasan.14 Hubungan adalah merupakan kata benda yang artinya pertalian, ada ikatan.15 Hubungan merupakan suatu interaksi timbal balik antara satu individu dengan individu lain. Dalam lingkungan sekolah guru dan siswa merupakan sebuah keluarga. Guru pada lembaga pendidikan merupakan orang tua bagi siswa. Sedangkan siswa itu sendiri sebagai anak yang wajib dibimbing dan diarahkan. Oleh karena itu hubungan guru dan siswa merupakan keluarga yang bersifat formal di bidang pendidikan. Berdasarkan hubungan sosial, keluarga adalah satu kesatuan yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya, walaupun diantara mereka tidak terdapat hubungan darah.16

  Guru sebagai pendidik mempunyai tanggung jawab terhadap siswa dalam perannya sebagai orang tua disekolah. Oleh karena itu, kehidupan keluarga yang harmonis perlu dibangun atas dasar sistem interaksi yang

  14 Emzul Fajri, op.cit., hlm.350

  15 Ibid, him. 363

  16 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang tua dan Anak dalam Keluarga (Sebuah Perspektif Pendidikan Islam), Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hlm.3

  12

  13

  kondusif sehingga pendidikan dapat berlangsung dengan baik.17 Disamping itu juga memiliki sikap tanggung jawab terhadap peserta didik.18

  Kerjasama antara guru menjadi hal yang esensial dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan kondusif. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam pendidikan yaitu terciptanya lembaga pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Tujuan itu dalam gar is besarnya ialah (1) pembinaan jasmani agar sehat dan kuat, (2) pembinaan akal agar cerdas, banyak pengetahuan dan keterampilannya, (3) pembentukan sikap keagamaan dengan inti penanaman iman dihati.19 2

  Individu akan hidup dalam kondisi harmonis bersama lingkungannya selama lingkungannya itu mampu memenuhi kebutuhannya, baik psikis maupun fisik. Apabila lingkungan tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut, maka akan terjadi ketidak harmonisan antara individu dan lingkungannya. Implikasinya, individu akan berusaha dengan segala kemampuannya untuk mengembangkan keharmonisan tersebut. Guru dan siswa dalam menjalin hubungannya merupakan hal mendasar yang penting dalam mewujudkan keharmonisan. Dengan keharmonisan tersebut, maka tujuan pendidikan dapat tercapai maksimal. Pendidikan merupakan proses dinamis yang hasilnya sangat

  17 Ibid., hlm.3

  18 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996, him. 11 ,v Ahmad tafsir, Metodologi Pengajran Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung, him. 132

  20 Hery Noer Aly dan Munzier, Watak Pendidikan Islam, Friska Agung Insani, Jakarta Utara, 2003, him. 176

  14

  dipengaruhi oleh berbagai hubungan yang masuk kepadanya dan interaksi yang terjadi diantara unsur-unsumya.21 2

  2 Diantara berbagai jenis situasi itu terdapat satujenis situasi khusus yakni situasi kependidikan, atau situasi edukatif yang harus menjadi perhatian setiap pendidikan ditingkat manapun dan untuk bidang apapun.

  2

  3

  Keharmonisan dalam penelitian ini akan peneliti uraikan sebagai berikut: a. Komunikasi

  Hal ini diartikan adanya interaksi hubungan timbal balik dari anak dengan orang tua atau pendidik atau dari orang yang belum 23 dewasa kepada orang yang sudah dewasa dan sebaliknya.

  Komunikasi guru dan siswa merupakan kunci utama dalam mewujudkan keharmonisan didalam proses belajar. Komunikasi berarti membuka diri menyatukan suatu maksud perasaan yang diungkapkan dengan perkataan. Guru membuka diri kepada siswa untuk bertanya tentang materi atau permasalahan yang dihadapi siswa itu sendiri. Siswa mempunyai hak untuk bertanya dan berkonsultasi mengenai permasalahannya, baik masalah pendidikan yang dihadapi dan juga kendala-kendala yang menjadi kesulitan untuk mewujudkan keinginan belajamya. Komunikasi yang baik dapat mendukung proses belajar yang dilaksanakan guru dan siswa.

  21 Ibid., him. 177

  22 Winamo Surakhmad, Pengantar Interaksi Mengajar-belajar, Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran, Tarsito, Bandung, 1994, hlm.7

  23 Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm.93 b. Kasih sayang Dengan kasih sayang, hubungan guru dan siswa akan berjalan dengan harmonis. Hal ini dijelaskan dalam hadits nabi sebagai berikut:

  

(3 3 ^ ' o) •

"Kasih sayang itu tidaklah berada pada sesuatu melainkan membuat sesuatu itu jadi baik, dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu itu melainkan membuatnya je le k ” (HR. Muslim).24

  Perasaan cinta antara guru dan siswa menjadi masalah utama dalam menjalin hubungan yang harmonis. Dalam hal ini guru harus mempunyai sikap positif. Sikap positif tersebut antara lain :

  a) Rasa tanggung jawab dan dedikasi: Bagi pendidik pembantu dimasyarakat, akan berhasil dalam segala usahanya, bila disertai tanggung jawab dan dedikasi tinggi. Makin tinggi dedikasi dan makin besar rasa tanggung jawab, akan semakin besar pula hasilnya.

  b) Kecintaan, kebijaksanaan, dan kesabaran: Akibat dari adanya rasa cinta, dapat timbul sifat suka menolong anak didik yang mendapatkan rintangan, menumbuhkan sikap optimis dalam mengaharapkan pendidikan yang baik.25

  Sifat positif sebaiknya dibiasakan oleh guru sebagai teladan yang baik pada siswanya. Dengan menerapkan sikap positif tersebut

  24 Khoiro ummatin, 40 Hadits Sahih: Pedoman Mendidik Buah Had Anda, Pustaka Pesantren, Yogyakarta, 2006, hlm.34 25 Ibid., hlm.248-249

  16

  berarti kasih sayang antara guru dan siswa dapat dibangun dalam menciptakan pembelajaran yang harmonis.

  c. Kecocokan di dalam belajar Pembelajaran yang efektif adalah terwujudnya hubungan guru dan siswa yang saling cocok antara keduanya. Adalah dengan kerjasama yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai suasana kelas yang baik dan tertib, harus ada kerjasama antara guru dan siswa. Guru tidak boleh mengadakan paksaan kepada siswa, dan siswa tidak boleh berbuat sewenang-wenang yang melampui batas. Jadi harus ada ketertiban yang harus ditaati bersama. Ketertiban itu dapat dibedakan :

  1) Ketertiban dalam permainan: Ketertiban dalam permainan berdasar atas ketaatan kepada peraturan-peraturan. Dalam permainan di sekolah bukan saja pembagian peranan yang harus ditaati, tetapi juga cara memainkan peranan itu dengan baik. Jadi orang tidak boleh melanggar peraturan-peraturan permainan. 2) Ketertiban dalam belajar lisan: Dalam pelajaran lisan, terdapat juga seorang pembicara yang sedang bercakap, yaitu guru. Supaya perkataan guru itu dapat didengar dengan jelas, maka dalam kelas hendaknya tidak ada suara dari siswa. Siswa dalam hal ini harus dapat menahan diri dan tidak bercakap-cakap. Jika terpaksa harus bergerak maka harus dilakukannya dengan hati-hati dan tidak menimbulkan gaduh.

  17

  3) Ketertiban dalam pekerjaan siswa sendiri: Jika kita hendak mendidik siswa kearah ketertiban yang baik dalam pekerjaan sendiri, maka kita harus memperhatikan hal-hal berikut: a) Dalam pekerjaan tulisan harus kita jaga, supaya siswa tahu benar apa yang harus dikerjakan, b) Dalam pelajaran menggambar hendaklah diberikan kebebasan bergerak yang agak luas, c) Dalam pekerjaan tangan tentu saja kebebasan bergerak itu lebih luas lagi.26

  Selain itu hal yang harus diperhatikan guru dalam menciptakan lingkungan yang cocok untuk situasi belajar pada umumnya : 1) Memanipulasi lingkungan untuk menarik perhatian murid

  2) Memilih jenis lingkungan atau bagian dari padanya untuk mencapai tujuan tertentu.

  3) Memakai lingkungan untuk merangsang dan memotivasi murid.

  4) Mendorong murid membantu menciptakan lingkungan yang cocok.

  5) Membantu murid untuk berpartisipasi secara aktif dalam memperbaiki, menyesuaikan dan memodifikasi lingkungan.27 d. Kenyamanan dalam proses belajar

  Suasana yang nyaman dalam belajar adalah penunjang keberhasilan tujuan pendidikan. Kenyamanan itu harus diterapkan

  26 Ibid., him. 286-289

  27 George Allen & Unwin, Principles and Practice o f Teaching, terj. Supamo dkk, Asas- Asas Praktik Mengajar, Jakarta, 1988, hlm.107-108

  18

  dalam kegiatan atau aktivitas belajar. Untuk itu hubungan guru dan siswa dapat sebagai: 1) Pelindung: Guru selalu menjaga agar siswa jangan sampai merugikan diriya sendiri baik secara langsung atau tidak langsung.

  2) Menjadi teladan: Orang tua atau guru yang lain disengaja atau tidak menjadi teladan bagi siswa yang ingin berbuat serupa dengan orang dewasa. Guru menjadi contoh dalam segala perbuatan yang dilakukan. Dari segi perkataan, penampilan, dan juga tingkah laku yang dilakukan guru menjadi perilaku yang akan ditiru oleh siswa. Dalam alqur’an surat An Nahl ayat 125 sebagai berikut:

  j J i i \ ^ (,y L ^_pi .Jl fjl

  

  

  Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan

  hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk

  Dalam hadits Nabi dijelaskan:

  19 Artinya : “Orang yang terbaik adalah orang yang berakhlan mulia” (HR. Bukhori).28

  3) Pusat mencurahkan pikiran dan perbuatan. Guru biasa menurut sertakan siswa dengan apa-apa yang dipikirkan siswa. Dalam hal ini diberi rangsangan untuk berfikir tentang suatu masalah yang kemudian dicari pemecahannya sendiri.

  4) Pencipta peraan bersatu: Dari suasana ini siswa mendapatkan pengalaman dasar untuk hidup bermasyarakat antara lain: 1) Saling percaya-mempercayai, 2) Rasa setia, 3) Saling meminta dan memberi.29 e. Pemberian materi yang mudah dipahami

  Dalam hal ini guru mempunyai metode dan teknik yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran. Dalam Al-Qur’an dijelaskan dalam surat An Nahl ayat 44 sebagai berikut:

  Artinya : “Dan kami turunkan kepadamu risalah supaya kamu

  jelaskan kepada mereka apa yang sudah diterima kepada

mereka dan supaya mereka merenungkan

  Tentu saja metode yang digunakan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Dengan menggunakan berbagai metode pengajaran guru harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a) Menyusun dan

  28 Khoiro Ummatin, op.cit.,him.69

  29 Sutari Imam Bamadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Fakultas Ilmu Pendidikan( FIP)-IKIP, Yogyakarta, 1986, hlm.92-94

  20

  menyajikan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa, b) Menggunakan macam-macam metode yang relevan secara kreatif sesuai dengan sifat materi, c) Luwes dalam melaksanakan rencana dan selalu berusaha mencari pengajaran yang efektif, d) Pendekatan pengajarannya lebih problematik, sehingga siswa terdorong untuk berfikir.30

  f. Sikap menghormati Seorang anak dituntut hams menghormati orang yang lebih tua dalam ilmu dan usia. Namun penghormatan itu hendaknya tidak menjadi penghalang mereka untuk bersikap kritis seperti berbeda pendapat dengan gum sesuai dengan hasil ijtihadnya, asal perbedaan itu bisa diutarakan dengan santun dan dengan tetap mengindahkan hak- hak gum.31 Gum dan siswa hendaknya saling menghormati sebagai makhluk sosial dalam lembaga pendidikan. Sikap menghormati adalah salah satu sikap yang baik untuk diterapkan di lingkungan pendidikan.

  Sikap ini akan menjadikan hubungan gum dan siswa berinteraksi sesuai dengan tuntunan norma mengenai rasa hormat orang yang muda kepada yang lebih tua dan sebaliknya.

  30 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (dengan Pendekatan Barn), Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995,hlm.228

  31 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulios, dan Mencintai Al quran, Gema Insani, Jakarta, 2004, him. 103

  21

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keharmonisan Guru dan Siswa dalam Proses Belajar

  a. Faktor guru Sebagai seorang guru harus memiliki pandangan yang luas mengenai hal substansi yang berhubungan dengan pengajarannya.

  Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru harus betul-betul membawa siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai. Guru harus mampu mempengaruhi siswanya. Guru harus berpandangan luas dan kriteria bagi seorang guru ialah harus memiliki kewibawaan. Kewibawaan adalah sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki oleh seorang guru. Guru yang mempunyai kewibawaan berarti mempunyai kesungguhan, suatu kekuatan, sesuatu yang dapat memberikan kesan dan pengaruh.

  b. Faktor murid Sebagai subjek belajar, murid memiliki kepribadian yang unik.

  Murid memiliki kapasitas yang berbeda untuk mencapai pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diharapkan oleh guru. Murid atau siswa merupakan objek utama dalam proses belajar mengajar. Siswa dididik oleh pengalaman belajar mereka, dan kualitas pendidikannya bergantung pada pengalamannya, kualitas pengalaman-pengalaman, sikap-sikap, termasuk sikap-sikapnya pada pendidikan.3

  2

  3

  3

  34

  32 Cece Wijaya dkk, Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Remaja - Rosdakarya, Bandung, 1992,

  33 George Allen, op.cit., him. 13

  34 Cece Wijaya, op.cit., hlm.23

  22

  c. Faktor tujuan Tujuan belajar sangat dipengaruhi tuntutan yang tetap dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Didalam proses belajar, keinginan untuk memenuhi tuntutan tersebut diatas dapat diekspresikan dalam perumusan tujuan sebagai pencerminan tujuan pendidikan.

  d. Faktor kondisi dan situasi Kondisi yang berada diluar kelas antara lain teman sejawat, murid, dan lingkungan masyarakat. Sedangkan kondisi dalam kelas yang dimaksud disini adalah sikap guru terhadap pelajaran yang akan disampaikan kepada subjek didik.

  e. Sarana belajar Adalah merupakan alat yang mendukung didalam kegiatan belajar. Sarana merupakan alat kelengkapan yang dibutuhkan guru dan siswa dalam belajar.

3. Tanggung Jawab Guru dalam Pendidikan

  Status guru mempunyai implikasi dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Guru memliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak terpisahkan, antara kemampuan mendidik, membimbng, mengajar dan melatih.35 Guru mempunyai tanggung jawab yang besar dalam pendidikan. Tanggung jawab tersebut merupakan peran mulia dalam mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih siswa mengembangkan bakat dan kreativitasnya.

35 Suparlan, Guru sebagai Profesi, Hikayat, Yogyakarta, 2006, him. 29

  23 Diantara peran dan tugas guru sebagai berikut: a. Pendidik: a) Mengembangkan kepribadian, b) Membina budi pekerti.

  b. Pengajar: a) Menyampaikan ilmu pengetahuan, b) Melatih keterampilan, memberikan panduan atau petunjuk, c) Paduan antara memberikan pengetahuan, bimbingan, dan keterampilan, d) Merancang pengajaran, e) Melaksanakan pembelajaran, f) Menilai aktivitas pembelajaran.

  c. Pembimbing: Yaitu memberikan petunjuk atau bimbingan guru.36 Dalam pasal 40 ayat 2 UU Nomor 20 Tahun 2003 dinyatakan lebih lanjut bahwa pendidik dan tenaga kependidikan memiliki kewajiban sebagai berikut:

  a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.37

  Guru dalam pengajarannya harus meperhatikan kode etik sebagai tenaga yang profesional. Kode etik guru Indonesia yaitu guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan negara, serta kemanusiaan pada umumnya.

  Guru Indonesia yang berjiwa pancasila dan setia pada UUD 1945, turut

  36 Ibid., him.37-38

  37 Ibid., him. 60

  24

  bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu, guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan berpedoman dasar-dasar sebagai berikut:

  a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membantu manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila

  b. Guru memiliki dan melaksanaka kejujuran profesional

  c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan

  f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya g. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial h. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI, sebagai sarana perjuangan dan pengabdian i. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan/8 3

  8 38 Ibid.,

   him. 62-63

  25

4. Pola Hubungan Guru dan Siswa

  Interaksi guru dan siswa menjadi kunci utama yang mendukung keharmonisan. Komunikasi antara guru dan siswa yang baik menjadi wujud pembelajaran yang kondusif. Guru sendiri berusaha untuk melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai pendidik sekaligus orang tua siswa dilingkungan pendidikan. Siswa dalam hal ini harus mengerti akan hak dan kewajibannya sebagai seorang murid.

  Dengan menempatkan hak masing-masing yaitu guru dan siswa sama-sama mengetahuai hak dan kewajban tersebut. Hal demikian dalam upaya membina hubungan harmonis dapat tercipta dengan baik dan tujuan pendidikan terlaksana sesuai dengan harapan.

  Dalam hadits Nabi SAW disebutkan :

  o ' 'i!

  “Janganlah kalian saling membenci, mendengki, membelakangi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, ingat haram bagi seorang muslim cuek( tak bicara) kepada saudaranya lebih tigahari” (HR. Bukhori).39

39 Khotimatul Husna, 40 Hadits Sahih: Pedoman Pembangun Toleransi, Pustaka Pesantren, Yogyakarta, 2006,him.106

  26 B. Minat Belajar Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Minat Belajar

  Minat yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasamya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.40 Minat merupakan keinginan yang datang dari nurani untuk ikut serta dalam kegiatan belajar. Makin besar minatnya, makin besar semangat dan makin besar hasil kerjanya.41 Minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu hal atau situasi memiliki sangkut paut dengan dirinya.42 Minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memberi stimuli yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan, atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri.43

  Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.44 Dari beberapa pengertian minat diatas dapat peneliti simpulkan bahwa minat adalah suatu keinginan yang kuat dari diri seseorang terhadap suatu objek yang berkaitan dengan kegiatan dirinya.

  Cara mengembangkan minat yaitu : a) Pembimbing atau pendidik harus menunjukkan antusias yang tulus untuk menyukseskan kursus dan

  ___ f Slameto, Belajar dan Faktor— faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, him. 182

  41 Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa: Dari Teori Hingga Aplikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hlm.25

  

42 Noerhadi Djamal, IlmuJiwa Pendidikan, STAIN Press, Salatiga, 2004, hlm.63

  43 Lester D Crow, Educational Psychology, terj Z. Kasijan, Psikologi Pendidikan, Bina Ilmu, Surabaya, 1984, hlm351

  44 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, him.136

  27

Dokumen yang terkait

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AGAMA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA

0 0 9

PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM DILUAR SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AGAMA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) YATPI GODONG GROBOGAN TAHUN 2005/2006 - Test Repository

0 0 96

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN BAHAN PELAJARAN OLEH GURU DENGAN PRESTASIBELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS V SD NINAMBUHAN PURWODADI - GROBOGAN TAHUN 2006 - Test Repository

0 0 91

KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJAR PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS II MAN I SALATIGA TAHUN 2007/2008 - Test Repository

0 0 92

KETEKUNAN MEMBACA LITERATUR PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STAIN SALATIGA ANGKATAN 2003/2004 - Test Repository

0 0 92

PERSEPSI SISWA MENGENAI PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA SD NEGERI I KALIKOTES, KECAMATAN PITURUH, KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2006 - Test Repository

0 0 95

USAHA-USAHA GURU AGAMA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS II MTs AL MANAR DESA BENER KEC.TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2006/2007 - Test Repository

0 1 105

TINGKAT PERHATIAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 2 NGADIMULYO KEC. KEDU KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 2 94

HUBUNGAN ANTARA SIKAP HORMAT SISWA TERHADAP GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN PUCUNGROTO KE C. KAJORAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 0 87

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATAP PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU SISWA (STUDI KASUS PADA SDN BATUR 01 KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 72