KESEHATAN MENTAL MENURUT HASAN LANGGULUNG DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SKRIPSI

  

KESEHATAN MENTAL MENURUT HASAN LANGGULUNG

DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh:

  

INDAH NURUL HAMIDAH

NIM: 111 12 234

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

  

KESEHATAN MENTAL MENURUT HASAN LANGGULUNG

DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN AGAMA

  

ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh:

  

INDAH NURUL HAMIDAH

NIM: 111 12 234

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

  MOTTO

  AKAL YANG SEHAT BERADA PADA BADAN YANG SEHAT

  “MENS SANA IN CORPORE SANO”

  

PERSEMBAHAN

  Dengan penuh ketulusan hati dan segenap rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan kepada: Orangtuaku Bapak Samsodin dan Ibu Siti Mutmainah serta Adikku

  Muhammad Yusuf Hasanudin yang senantiasa memberikan kasih sayang, dukungan dan doa selama ini. Mbah Koko “Suparmin, S.Ag.”, Mbah Yayi “Murinah”, Mbah Abdurrahman dan Mbah Muti’ah yang dulu semasa hidupnya sempat merawat, menyayangi, mendoakan dan selalu mengajariku ilmu agama, do’a-do’a serta banyak hal yang sangat berharga untuk hidupku, semoga beliau-beliau ditempatkan di tempat yang indah di surga dan paman-pamanku dan tante-tanteku yang selalu mendukungku, ku ucapkan terimakasih banyak atas semuanya. Ibu Nyai Kamalah Isom dan Ibu Nyai Rosilah serta seluruh keluarga besar

  Pondok Pesantren AL-HASAN Salatiga yang dengan tulus ikhlas memberikan pendidikan dasar-dasar keagamaan dan juga semangat spiritual untuk dijadikan bekal dan pedoman hidup. Bapak Drs. Wahyudhiana, MM. Pd., yang selama ini dengan sabar membimbing dalam menyusun skripsi.

  Kakak-kakak & Adik-adik sepupuku Mbak Syafaah, Mbak Laili, Dek Yeni dan Yuli yang selalu aku repotkan. Sahabat-sahabatku Owlish, Rikha, Mbak Ayu, Alifah, Nia, Dewi, Mbak Isna,

  Lida yang selalu memberi semangat dan do’a serta Muhammad Ahsan Syafi’i yang senang hati membantu dan mendoakan. Adik-adikku Isti, Izza, Latifah, Rizqi, Aini, Dianah, Ida, Dani, Rima, Mudzir,

  Azizah, Zaimah, Lilis, Alif beserta jajaran pengurus Al-Hasan yang senantiasa memberi bantuan dan mengantarku untuk menyelesaikan skripsi ini. Teman-teman PPP Mas Najib dkk, teman-teman KKN Alif dkk, teman-teman

  PAI G 2012 Mbak Isma dkk dan teman-teman senasib seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Kesehatan Mental menurut Hasan Langglung dan Implikasinya dalam Pendidikan Agama Islam

  ”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga.

  4. Bapak Drs. Wahyudhiana, MM. Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan nasehat, arahan serta masukan-masukan yang sangat membantu dan membangun dalam penyelesaian tugas akhir ini.

  5. Ibu Dra. Maryatin, M.Pd., sebagai dosen pembimbing akademik yang dengan sabar membimbing dan memberi semangat di masa perkuliahan.

  6. Seluruh dosen dan petugas administrasi Jurusan Pendidikan Agama Islam

  IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan juga penelitian berlangsung.

  7. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  8. Terakhir untuk kampus tercinta IAIN Salatiga, terimakasih telah menjadi bagian terpenting dari perjalanan hidup.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

  Salatiga, 8 Maret 2017 Penulis Indah Nurul Hamidah NIM: 111 12 234

  

ABSTRAK

Hamidah, Indah Nurul. 2017. Kesehatan Mental menurut Hasan Langgulung

dan Implikasinya dalam Pendidikan Agama Islam . Skripsi. Jurusan

  Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Wahyudhiana MM.Pd.

  

Kata kunci: Kesehatan Mental, Hasan Langgulung dan Pendidikan Agama Islam.

  Skripsi ini merupakan upaya untuk mengetahui kesehatan mental menurut Hasan Langgulung dan implikasinya dalam Pendidikan Agama Islam. Penelitian yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah Pertama, Apa pengertian dari kesehatan mental menurut Hasan Langgulung? Kedua, Bagaimana implikasi kesehatan mental menurut Hasan Langgulung dalam Pendidikan Agama Islam?

  Metode yang digunakan peneliti yaitu kepustakaan (literature). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati pada sumber-sumber tertentu, mencari, menelaah buku-buku, artikel atau lainnya karya Hasan Langgulung dan yang berkaitan dengan skripsi ini. Pengumpulan data dibagi menjadi dua sumber yaitu data primer dan sekunder. Kemudian data dianalisis menggunakan metode deskriptif dan analisis.

  Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) Kesehatan mental menurut Hasan Langgulung adalah kondisi mental yang mengarah kepada keselamatan dan kebahagiaan yang berlaku di dunia ini. Karena kebahagian dunia hanyalah jalan ke arah kebahagiaan akhirat. (2) Didunia pendidikan Islam, implikasi kesehatan mental dalam Pendidikan Agama Islam diantaranya a) Kesehatan mental dan Pendidikan Agama Islam memiliki hubungan yang sangat erat, karena sama-sama untuk membentuk kepribadian, tingkah laku dan sikap yang baik serta sehat pada peserta didik. b) Tujuan Pendidikan Agama Islam untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan dan ketakwaannya. c) Fungsi Pendidikan Agama Islam untuk merealisasikan keinginan ajaran Islam yang membawa misi kesejahteraan dan kekokohan keberagamaan manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin. d) Kurikulum Pendidikan Agama Islam merupakan alat untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam, yang disusun berdasarkan konsep pengembangan ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan, sikap dan nilai moral ketuhanan sehingga kurikulum yang dikembangkan dapat membentuk pribadi muslim yang kuat. e) Materi ajar sangatlah penting karena dari situlah ilmu-ilmu keberagamaan diperoleh, penentuan materi ajar harus didasarkan pada tujuan, baik dari segi cakupan, tingkat kesulitan, maupun organisasinya. Diantara itu semua Pendidikan Agama Islam ingin menjadikan peserta didik menjadi pribadi muslim yang kuat dalam segi pengetahuan dan keagamaan. Yang akan membawa peserta didik kepada kehidupan yang lebih baik, terhindar dari segala sesuatu yang mengancam kehidupan dunia serta dapat bahagia dan selamat di akhirat kelak.

  

DAFTAR ISI

  JUDUL LEMBAR BERLOGO ............................................................................................. i JUDUL .................................................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................... v MOTTO ................................................................................................................. vi PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................... x DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8 C. TujuanPenelitian .......................................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9 E. MetodePenelitian........................................................................................ 10 F. Kajian Pustaka ............................................................................................ 12 G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 18 BAB II BIOGRAFI HASAN LANGGULUNG

  A.

  Riwayat Hidup dan Riwayat Pendidikan Hasan Langgulung .................... 20 B. Riwayat Pekerjaan Hasan Langgulung ...................................................... 23 C. Karya-karya Hasan Langgulung ................................................................ 25

  BAB III PEMIKIRAN PEMIKIRAN KESEHATAN MENTAL HASAN LANGGULUNG A. Pengertian Kesehatan Mental ..................................................................... 28 B. Norma-norma dalam Kesehatan Mental .................................................... 30 C. Konsep-konsep Dasar dalam Kesehatan Mental ........................................ 34 D. Penyakit-penyakit Mental .......................................................................... 40 BAB IV IMPLIKASI KESEHATAN MENTAL MENURUT HASAN LANGGULUNG DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Hubungan Kesehatan Mental menurut Hasan Langgulung dengan Pendidikan Agama Islam .......................................................................... 52 B. Implikasi Kesehatan Mental menurut Hasan Langgulung dalam Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................................................................... 55 C. Implikasi Kesehatan Mental menurut Hasan Langgulung dalam Fungsi Pendidikan Agama Islam ........................................................................... 58 D. Implikasi Kesehatan Mental menurut Hasan Langgulung dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam ........................................................................... 61 E. Implikasi Kesehatan Mental menurut Hasan Langgulung dalam Materi Ajar Pendididkan Agama Islam ................................................................. 65 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................ 74

  B.

  Saran dan Penutup ...................................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar riwayat hidup 2. Nota pembimbing skripsi 3. Lembar konsultasi 4. Surat Keterangan Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah agama-agama kita saksikan manusia berusaha

  mencari perlindungan dalam agama tertentu untuk mencari ketentraman jiwa, yaitu suatu usaha untuk memperbaiki mentalnya. Sejak kecil kita sudah belajar memelihara badan dan selalu diingatkan bahwa “akal yang sehat berada pada badan yang sehat”. Karena sejak zaman dahulu orang- orang sudah menaruh perhatian yang cukup besar kepada kesehatan jasmani maupun rohani.

  Karena bidang kesehatan mental dianggap sebagai salah satu bidang yang paling menarik diantara bidang-bidang psikologi lainnya dan semua orang pasti menginginkan mental yang sehat. Serta dengan meningkatnya perkembangan pikiran dan peradaban, orang-orang sudah menyadari bahwa kehidupan yang layak adalah dimana seseorang dapat menikmati hidup bersama-sama dengan orang lain, tidak bergantung penuh pada kesehatan jasmani saja, tetapi juga bergantung pada kesehatan rohani atau mental.

  Di Negara kita Indonesia juga telah merumuskan suatu paham kesehatan mental, yang termuat dalam UU Nomor 3 Tahun 1966, bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa “kesehatan mental adalah keadaan mental yang sehat menurut ilmu kedokteran sebagai unsur daripada kesehatan yang dimaksud dalam pasal 2 UU pokok-pokok kesehatan (UU No. 9 tahun 1960 tentang pokok- pokok kesehatan disebutkan bahwa “kesehatan adalah yang meliputi kesehatan badan, rohani atau mental dan sosial serta bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan)” (Hidayat & Herdi, 2014:31).

  Kehidupan yang dialami seseorang dalam keadaan sakit mental tidak kurang pedihnya dengan sakit jasmani. Kesehatan mental juga yang mungkin dapat menolong atau mengurangi pedihnya sakit jasmani. Jika perkembangan peradaban manusia semakin maju, maka akan bertambah lagi beban yang akan dihadapi. Sudah tentu kehidupan seperti ini membawa manusia kepada kerisauan dan kekecewaan (Langgulung, 1986:3). Dan terkadang perubahan yang sangat besar seperti kekayaan habis, kehilangan orang yang disayangi dan lain sebagainya. Sehingga melampaui batas orang tersebut. Maka timbullah ketidakharmonisan jiwa, sehingga orang menjadi bingung, murung, menyendiri, diserang oleh penyakit yang tidak ada obatnya dan lain sebagainya.

  Kondisi mental memang sangat menentukan dalam hidup ini. Hanya orang yang sehat mentalnya sajalah yang dapat merasa bahagia dan sanggup menghadapi kesukaran-kesukaran atau rintangan dalam hidup.

  Apabila kesehatan mental terganggu, akan muncul gejala-gejalanya dalam segala aspek kehidupan, misalnya perasaan, pikiran, kelakuan dan kesehatan. Seperti pada kejadian beberapa tahun yang lalu, tepatnya di hari selasa tanggal 20 Oktober 2015 sebelum peringatan Hari Santri Nasional di Batang, Jawa tengah.

  Telah ditemukan sosok mayat bayi yang baru lahir dan yang masih lengkap dengan ari-arinya dikolam bak mandi lingkungan pondok pesantren Masjid Al Humam di Desa Plumbon, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang.

  ... Dan hasilnya tidak kurang dari dua jam, petugas Kepolisian Polres Batang langsung bisa menangkap pelaku pembuangan mayat bayi perempuan tersebut. Adalah N, salah satu siswa SMK pada pondok pesantren tersebut, yang masih duduk di kelas X (sepuluh). (Jawa pos, Rabu 21 Oktober 2015: 10) Dari contoh kejadian diatas adalah termasuk dari gejala mental yang tidak sehat. Karena tindakan yang diperbuatnya tersebut sangatlah mengancam dirinya sendiri. Itu akan mengakibatkan ketidakselamatan dan ketidakbahagiaan di dunia dan di akhirat. Karena menurut Hasan Langgulung kebahagiaan di dunia berarti selamat dari hal-hal yang mengancam kehidupan di dunia. Dan apa yang diperbuatnya tersebut akan menimbulkan perasaan takut dan cemas. Dan seharusnya manusia senantiasa ingat kepada Tuhannya supaya diberi ketenangan dalam hatinya supaya dapat bertindak dan berprilaku sesuai ajaran agama. Sesuai dengan Q.S Al-Fath : 4 yang berbunyi:

                       

  Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan

  mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan

bumi dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

  Bicara tentang kesehatan mental yang tidak sehat, kitapun akan menemukan dalam Al- Qur‟an tentang kecemasan dan keabnormalan perilaku. Dalam Al-

  Qur‟an telah menceritakan bagaimana umat Nabi Luth terdahulu, yang ingkar dan melakukan keabnormalan seksual, yang pada akhirnya dihukum Tuhan dengan menghancurkan mereka dengan hujan batu seperti dalam Q.S. Al-

  A‟raaf ayat 80-81 yang berbunyi:

  

           

           

     Dan (kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (ingatlah) tatkala Dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (homoseksual) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?". Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.

  Itulah barangkali hikmahnya maka umat Nabi Luth terdahulu dihancurkan Tuhan dengan hujan batu, karena penyakit tersebut telah meluas dalam masyarakat, serta susah untuk disembuhkan, bahkan banyak yang berakhir dengan putus asa atau bunuh diri (Daradjat, 1975: 86).

  Dalam masalah kesehatan mental tidak hanya menjadi tumpuan perhatian bidang psikologi saja, tetapi juga oleh berbagai bidang diantaranya adalah pendidikan. Serta kesehatan mental merupakan ilmu pengetahuan yang praktis, sebagai pengetrapan ilmu jiwa didalam pergaulan hidup. Pandangan terhadap ilmu kesehatan mental ini agak berbeda-beda sesuai dengan lapangan hidup, keahlian dan kepentingan masing-masing. Menurut para pendidik lebih menitik beratkan pandangannya terhadap bahaya-bahaya yang melanggar norma-norma sosial, tata tertib, norma susila dan lain sebagainya (Sundari, 2005:6).

  Banyak sekali definisi kesehatan mental yang dibuat oleh para ahli sesuai dengan pandangan dan bidangnya masing-masing. Diantaranya yaitu kesehatan mental adalah terhindarnya individu dari simton-simton

  

neurosis (gejala-gejala gangguan jiwa) dan psikosis (gejala-gejala penyakit

  jiwa). Definisi ini mendapat dukungan dari kalangan para psikiater (Semiun, 2006:50).

  Seperti yang dikatakan oleh Zakiah Daradjat (1982) dalam buku “Kesehatan Mental dalam Kehidupan” karya Siti Sundari (2005:1) yang merangkum dari beberapa definisi para ahli sebagai berikut: Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada kebahagiaan bersama serta mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup. Jadi yang bersangkutan mengalami keseimbangan dalam keadaan equilibrium (seimbang), tidak berat sebalah dan tidak goncang. Mempunyai kestabilan emosi dalam menghadapi persoalan serta mendapat kepuasan dalam memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, sosial, dan metafisis.

  Karena sejarah menunjukkan kehancuran yang dialami oleh peradaban-peradaban besar itu adalah sebagai akibat dari kegagalan pendidikan. Dan sementara pihak lain menyebutkan bahwa kehancuran tersebut karena kegagalan pendidikan agama, termasuk didalamnya Pendidikan Agama Islam.

  “Untuk mengantisipasi berbagai kehancuran tersebut, maka pembelajaran agama Islam di sekolah maupun perguruan tinggi harus menunjukkan kontribusinya"( Majid. 2012:10 ).

  Pendidikan Agama Islam adalah bagian dari pendidikan Islam, yang berfungsi antara lain untuk meningkatkan komitmen dan perilaku keberagamaan peserta didik, menanamkan nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat, untuk memperkenalkan peserta didik pada ajaran agama yang secara terpadu dengan seluruh aspek serta menyesuaikan mental peserta didik seoptimal mungkin yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga. Pendidikan Agama Islam memiliki tujuan meningkatkan keimanan, ketaqwaan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa terhadap ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, . berbangsa dan bernegara Allah Swt telah menyusun landasan pendidikan yang jelas bagi seluruh umat manusia melalui syari‟at Islam. Seperti dalam

  QS. Al- An‟aam ayat 162 berbunyi:

             “Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”

  Begitu juga dengan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang tidak jauh berbeda dengan kurikulum secara umum, perbedaan hanya terletak pada sumber pelajarannya saja. Sebagaimana yang diutarakan oleh Abdul Majid (2005:74) dalam bukunya Pembelajaran Agama Islam Berbasis

  

Kompetensi , mengatakan bahwa kurikulum Pendidikan Agama Islam

  adalah rumusan tentang tujuan, materi, metode dan evaluasi pendidikan yang bersumber pada ajaran agama Islam.

  Serta materi ajar dalam Pendidikan Agama Islam memiliki keterkaitan yang erat dengan rumusan tujuan Pendidikan Agama Islam.

  Dalam penyusunan materi ajar Pendidikan Agama Islam terdapat beberapa kualifikasi, diantaranya yaitu materi yang tersusun tidak menyalahi fitrah manusia, serta bertujuan untuk menyucikan manusia, memelihara dari penyimpangan dan menjaga keselamatan fitrah manusia, berupaya untuk mendekatkan dan beribadah kepada Allah Swt, serta mempunyai pengaruh positif terhadap jiwa peserta didik sehingga menjadi kesempurnaan jiwanya (Majid, 2005:80). Pada dasarnya Pendidikan Agama Islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses pendidikan yang sesuai ajaran Islam dengan berbagai metode dan pendekatan. Karena pendidikan Islam itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain yang pada akhirnya akan mengantarkan kita pada kehidupan di akhirat kelak.

  Jadi berdasar pada latar belakang tersebut diatas, penulis mengangkat judul KESEHATAN MENTAL MENURUT HASAN

  LANGGULUNG DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Karena kesehatan mental dan pendidikan sangatlah

  erat hubungannya. Apalagi dalam Pendidikan Agama Islam yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta membentuk manusia yang memiliki semangat agama dan akhlak yang mulia. Juga memiliki fungsi diantaranya menanamkan nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat .

B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari kesehatan mental menurut Hasan Langgulung? 2.

  Bagaimana implikasi kesehatan mental menurut Hasan Langgulung dalam Pendidikan Agama Islam?

C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui pengertian dari kesehatan mental menurut Hasan Langgulung.

2. Untuk mengetahui implikasi kesehatan mental menurut Hasan Langgulung dalam Pendidikan Agama Islam.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritik dan praktis.

  1. Secara teoritik, yaitu: a.

  Untuk memberikan sumbangan pemikiran dan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan mental menurut Hasan Langgulung dan implikasinya terhadap Pendidikan Agama Islam.

  b.

  Dapat menjadi stimulus dan memberikan sumber tambahan bagi penelitian selanjutnya sehingga kajian-kajian secara mendalam tentang kesehatan mental dan Pendidikan Agama Islam lebih banyak lagi.

  2. Secara praktis, yaitu: a.

  Untuk dapat menambah pengetahuan tentang kesehatan mental dan Pendidikan Agama Islam supaya dapat diaplikasikan dalam bertingkah laku sehari-hari, serta dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia sampai di akhirat kelak.

  b.

  Untuk menambah keilmuan penulis tentang kesehatan mental menurut Hasan Langgulung dan implikasinya dalam Pendidikan Agama Islam.

E. Metode Penelitian

  Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan dalam sebuah penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian atau sering disebut juga metodologi penelitian adalah sebuah desain atau rancangan penelitian. Rancangan ini berisi rumusan tentang objek atau subjek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan dan analisis data berkenaan dengan fokus masalah tertentu.

  Metode pen elitian (research methods) adalah “cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, pengolah data, dan menarik kesimpulan berkenaan dengan masalah penelitian tertentu” (Sukmadinata, 2008:371). Penelitian ini menggunakan beberapa metode antara lain sebagai berikut:

  1. Jenis Penelitian.

  Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) dengan mencari data atau informasi riset melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan (Ruslan, 2010:31) .

  2. Sumber Data

  Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Data berupa buku, artikel, dokumen dan lain sebagainya (Arikunto, 1998:114). Penelitian ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan. Sedangkan data-data tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu primer dan sekunder.

  a. Sumber Data Primer

  Sumber data primer adalah sumber data yang paling utama digunakan dan sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini.

  Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku Teori-teori Kesehatan Mental dan buku-buku yang dikarang sendiri oleh Hasan Langgulung.

  b. Sumber Data Sekunder

  Literatur-literatur yang terdiri dari buku-buku, jurnal, artikel baik itu yang dimuat di media cetak maupun media elektronik, yang memiliki relevansi dan menunjang dari penelitian ini. Yaitu tulisan yang membahas tentang kesehatan mental dan Pendidikan Agama Islam serta tulisan yang memuat tentang sosok Hasan Langgulung, baik itu tentang kepribadian maupun pemikirannya .

3. Pengumpulan Data

  Pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, menghimpun, mengambil atau menjaring data penelitian (Suwartono, 2014:41)

4. Analisis Data

  Untuk menganalisis data penulis menggunakan beberapa metode, yaitu:

  a. Metode Deskriptif

  Metode deskriptif yaitu upaya memberi suatu gambaran tentang variabel-variabel yang diteliti (Supramono & Haryanto: 2005:81).

  b. Metode Analisis

  Teknik analisis merupakan cara yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk yang lebih ringkas sehingga akan mempermudah bagi peneliti memberikan jawaban masalah yang telah dirumuskan (Supramono & Haryanto: 2005:80). Dengan cara mencari buku-buku di perpustakaan, mencari berita atau contoh nyata yang sesuai dengan masalah yang akan dibahas dimedia masa yaitu koran dan internet.

F. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu

  Untuk menghindari terjadinya kesamaan pada skripsi ini dengan skripsi yang lain, penulis terlebih dahulu menelusuri kajian-kajian yang pernah dilakukan atau memiliki kesamaan. Setelah penulis melakukan penelusuran, penulis menemukan beberapa karya ilmiah yang terkait dengan pembahasan yang diangkat oleh penulis dan yang bisa membantu untuk dijadikan sebagai sumber sekunder dalam penulisan skripsi ini, yaitu sebagai berikut: a.

  Taufiq Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2014 dalam skripsinya yang berjudul Pemikiran Pendidikan Islam menurut

  Hasan Langgulung dalam Perspektif Psikologi. Hasil penelitian

  menunjukkan bahwa pendidikan Islam dalam perspektif psikologi menurut Hasan Langgulung ada tiga aspek. Pertama , perkembangan potensi, dimana Hasan Langgulung mengklasifikasikannya dalam tiga kategori, yakni aspek kognitif, psikologis, dan jasmaniah. Kedua, dalam permasalahan belajar, Hasan Langgulung mengemukakan teori belajar yakni teori proses belajar sosial, di mana teori ini senada dengan teori belajar humanis ala psikolog Barat, hanya saja Hasan Langgulung lebih mewarnainya dengan nilai-nilai Islam, sebagaimana diistilahkan Hasan Langgulung dalam himpunan nilai-nilai adalah taqwa.

  Ketiga , kesehatan mental, yang merupakan taraf kepribadian

  kehidupan individu (pendidik dan peserta didik) menuju kehidupan yang baik, dan membentuk kondisi psikis yang sehat dengan ditandai terhindarnya dari penyakit mental.

  Jadi, pada dasarnya semua gagasan Hasan Langgulung, baik perkembangan potensi, permasalahan belajar dan kesehatan mental, merupakan pengembangan gagasan pemikiran para pakar psikolog, khususnya dari psikolog Barat sebagai titik pijakan pemikiran awal dan kemudian dia warnai dengan nilai-nilai Islam. Maka, corak pemikiran pendidikan Islam Hasan Langgulung dalam perspektif psikologi termasuk dalam corak humanis cum spiritual.

  b.

  Muhammad Hilmansyah Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2015 dalam skripsinya yang berjudul Konsep Pendidikan

  Islam menurut Hasan Langgulung . Hasil penelitian menunjukkan

  bahwa Pertama, Tujuan pendidikan Islam dan peran pendidik menurut Hasan Langgulung ialah suatu tujuan yang menitik beratkan sebagai amanah dan ibadah, hal ini dimaksudkan sesuai tujuan hidup manusia. Kedua, Pendidik sebagai orang yang berperan dalam proses pendidikan untuk menggapai tujuan, baik untuk pewarisan budaya maupun pengembangan potensi-potensi peserta didik haruslah dimulai dari setiap individu para guru dalam mengembangkan kemampuannya baik secara intelektual, moral dan spiritual. Ada tiga aspek pokok yang berkaitan seorang pendidik berdedikasi yang penuh kesadaran tentang tanggungjawab sebagai seorang muslim yang mendidik yaitu: 1) kaitan sifat-sifat dan kepentingan metode dengan tujuan utama pendidikan Islam untuk membina karakter sesuai dengan fitrah manusia yang baik. 2) metode-metode yang digunakan oleh para guru dalam mengajar tidaklah menentang dengan fitrah manusia salah satunya dengan mengajar dengan sikap lemah lembut. 3) mengenai bagaimana guru menggalakkan murid-muridnya belajar menerima ganjaran atau hukuman.

  Jadi, konsep pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung adalah menitik beratkan pada amal dan ibadah, sehingga dalam kegiatan pembelajaran akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan ajaran Agama dan dapat membetuk karekter peserta didik sesuai dengan fitrah manusia.

  c.

  M. Nuril Anwar Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2016 dalam skripsinya yang berjudul Pemikiran Hasan

  Langgulung tentang Konsep Pengembangan Kepribadian Peserta Didik dan Relevansinya terhadap Pendidikan Agama Islam. Hasil

  penelitian menunjukkan bahwa pemikiran Hasan langgulung dalam mengembangkan kepribadian peserta didik adalah dengan cara melakukan pendidikan makro dan mikro. Namun sebelum itu, yang dilakukan pertama kali adalah reorientasi pendidikan Islam karena pendidikan Islam di Indonesia masih terjebak dengan menggunakan sistem pendidikan para penjajah dan hanya disempurnakan dengan pola pikir konvensional yang hanya melengkapi kekurangannya saja. Pelaksanaan pendidikan makro dan mikro ini merupakan inti dari cara pengembangan kepribadian peserta didik. Relevansi pemikiran Hasan Langgulung tentang pengembangan kepribadian terhadap Pendidikan Agama Islam yaitu terletak pada tujuan dan kurikulum pendidikan.

  Jadi, jangan hanya menyempurnakan dengan melengkapi kekurangan yang ada. Tetapi harus melakukan Islamisasi pengetahuan dalam tujuan dan kurikulum pendidikan Islam. Dan apabila hal tersebut berhasil, maka selanjutnya dapat melakukan pengembangan-pengembangan termasuk modernisasi yang tetap berpegang teguh kepada Islam.

  Terdapat perbedaan yang mendasar dalam penelitian dan penulisan dan skripsi yang dilakukan oleh penulis yang telah dilakukan oleh skripsi di atas. Yaitu dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas tentang bagaimana kesehatan mental menurut Hasan Langgulung dan implikasinya dalam Pendidikan Agama Islam. Karena kesehatan mental dan Pendidikan Agama Islam itu sangatlah erat hubungannnya, yaitu sama-sama untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

2. Penegasan Istilah

  Penegasan istilah ini untuk mendapatkan kejelasan supaya tidak terjadi kesalahpahaman maka penulis perlu memberikan batasan- batasan dan penegasan beberapa istilah yang ada di dalamnya, yaitu: a.

  Kesehatan mental menurut Soeharto Heerdjan (1987) dapat diartikan dalam beberapa paham yaitu pertama sebagai suatu kondisi, suatu keadaan mental emosional, kedua sebagai suatu ilmu baru, yang membahas bagaimana manusia menghadapi kesulitan hidup dan berusaha mengatasinya, sambil menjaga kesejahteraannya, ketiga sebagai suatu bidang kegiatan yang mencakup usaha pembinaan kesehatan mental, pengobatan dan pencegahan serta rehabilitasi gangguan kesehatan mental. Keempat sebagai suatu gerakan yang sekarang menyebar kemana-mana dan bertujuan memberitahukan pada seluruh dunia bahwa masalah kesehatan mental perlu diperhatikan sepenuhnya oleh semua golongan (Hidayat & Herdi, 2014:28).

  b.

  Hasan Langgulung adalah sesorang pemikir muslim Asia Tenggara tepatnya dari Negara Indonesia, yang banyak mencurahkan perhatiannya pada Islamisasi ilmu pengetahuan, terutama pada bidang pendidikan dan psikologi. Beliau berupaya untuk memadukan pemikiran-pemikiran barat modern dengan pemikiran Islam.

  c.

  Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (Majid, 2005:130).

G. Sistematika Penulisan

  Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut : BAB I Pendahuluan: yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, kajian pustaka dan sistematika penulisan.

  BAB II Biografi Hasan Langgulung: yang berisi tentang riwayat hidup, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan dan karya- karya Hasan Langgulung.

  BAB III Kesehatan mental menurut Hasan Langgulung. BAB IV Implikasi kesehatan mental menurut Hasan Langgulung dalam Pendidikan Agama Islam: yang berisi tentang hubungan kesehatan mental dengan Pendidikan Agama Islam, implikasi kesehatan mental menurut Hasan Langgulung dalam tujuan Pendididkan Agama Islam, implikasi kesehatan mental menurut Hasan Langgulung dalam fungsi Pendididkan Agama Islam, implikasi kesehatan mental menurut Hasan Langgulung dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam dan implikasi kesehatan mental menurut Hasan Langgulung dalam materi ajar Pendidikan Agama Islam.

  BAB V Penutup: yang di dalamnya terdapat kesimpulan, kritik dan saran.

BAB II BIOGRAFI HASAN LANGGULUNG A. Riwayat Hidup dan Riwayat Pendidikan Hasan Langgulung Nama lengkapnya adalah Hasan Langgulung, lahir di kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan pada tanggal 16 Oktober 1934. Dari

  pasangan Tan Rasula dan Siti Aminah (Aminah Tanrasuh). Nama Langgulung sebenarnya adalah sebutan yang diberikan oleh pihak kerajaan Makassar kepada bapaknya (Tan Rasula), karena kulitnya yang lebih putih dibanding orang-orang Makassar pada umumnya. Langgulung, biasanya sebutan untuk seekor kuda yang bulunya berwarna putih bersih (kuda gulung). Akhirnya, sebutan tersebut menjadi bagian dari namanya, yakni Hasan Langgulung. Jadi, Hasan Langgulung adalah nama lengkap dan resmi yang dipakainya dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam hal- hal yang berhubungan dengan administrasi.

  Hasan Langgulung muda menempuh seluruh pendidikan dasarnya di daerah Sulawesi, Indonesia. Langgulung memulai pendidikan di Sekolah Dasar di Rappang, Sulawesi Selatan. Kemudian melanjutkan jenjang pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Islam di Ujung Pandang tahun 1949-1952. Sekolah Guru Islam Atas di Ujung Pandang tahun 1952-1955, serta menempuh B.I. Inggris di Ujung Pandang, Makasar tahun 1957-1962 (Langgulung, 1985:248).

  Perjalanan pendidikan internasionalnya dimulai ketika Langgulung memutuskan hijrah ke Timur Tengah untuk menempuh pendidikan sarjana muda atau Bachelor of Arts (BA) dengan spesialisasi Islamic and Arabic

  

Studies yang Langgulung peroleh dari Fakultas Dar Al-Ulum, Kairo

  University, Mesir pada tahun 1957-1962. Setahun kemudian Langgulung sukses memperoleh gelar Diploma of Education (General) tahun 1963 dan Special Diploma of Education (General) tahun 1964 dari Ein Shams University, Kairo. Pada tahun yang sama Langgulung juga sempat memperoleh Diploma dalam bidang Sastra Arab Modern dari Institute of Higher Arab Studies, Arab League, Kairo di tahun 1964. Di Ein Shams University Kairo pula Langgulung mendapatkan gelar M.A. dalam bidang Psikologi dan Kesehatan Mental (Mental Hygiene) yang berjudul Al-

  

Murahiqal Indonesia: Ittijahatuh wa Darjat Tawafuq „Indahu pada tahun

  1967. Selanjutnya Langgulung pun melanjutkan pengembaraan intelektualnya dengan pergi ke Barat. Hasilnya gelar Doctor of Philosophy (Ph.D) dalam bidang Psikologi diperoleh dari University of Georgia, Amerika Serikat yang berjudul A Cross Cultural Study of the Child

  

Conception of Situational Causality in India, Western Samoa, Mexico and

the United States di tahun 1971 (Langgulung, 1988: halaman kulit

  belakang).

  Semasa kuliah Hasan Langgulung tidak hanya mengasah daya intelektualnya saja, saat itu Langgulung pun sudah menunjukkan talenta sebagai seorang aktivis dan seorang pendidik. Hal ini dapat dibuktikan ketika Langgulung diberi kepercayaan sebagai Ketua Mahasiswa Indonesia di Kairo tahun 1957. Kemampuan organisatorisnya semakin matang ketika Langgulung menjadi Wakil Ketua Mahasiswa Indonesia di Timur Tengah tahun 1966-1967.

  Pada tanggal 22 September 1972, Hasan Langgulung melepas masa lajangnya dengan menikahi seorang perempuan bernama Nuraimah Mohammad Yunus. Langgulung dan Nuraimah dikaruniai dua orang putra dan seorang putri, yaitu Ahmad Taufiq, Nurul Huda, dan Siti Zakiah. Dan mereka tinggal di sebuah rumah di Jalan B 28 Taman Bukit, Kajang, Malaysia (Ihsan, 2010).

  Prof. Dr. Hasan Langgulung adalah seorang pakar pendidikan Islam asal Sulawesi Selatan yang meninggal dunia di Kuala Lumpur di usia 73 tahun pada hari Sabtu 2 Agustus 2008 Pukul 19.47 waktu setempat. Mungkin tidak banyak masyarakat Indonesia yang mengenal nama Hasan Langgulung, kecuali para pejuang di dunia pendidikan terutama pendidikan Islam. Sebab, tokoh yang pernah menjadi guru SMP bagi Wapres Jusuf Kalla tersebut menghabiskan separuh hidupnya di luar negeri (Trisno, 2010:23).

  Saat negeri Jiran Malaysia baru saja menganjak usia kemerdekaan ke-14, pemerintah Malaysia berusaha membangun negaranya terutama dari sisi pendidikan. Saat itu banyak putra-putra pilihan dari Indonesia yang diundang pemerintah Malaysia untuk ikut serta membangun negeri tersebut. Hasan Langgulung termasuk putra pilihan tersebut. Salah satu jasa yang disumbangkan Hasan Langgulung di Malaysia adalah Fakultas Pendidikan di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Universitas Islam Internasional Malaysia. Langgulung adalah penggagas dan pendiri Fakultas Pendidikan di UKM tahun 1972. Selesai di UKM, Langgulung lalu berpindah dan mendirikan Fakultas Pendidikan di IIUM tahun 1980- an (Trisno, 2010:24).

  Hasan Langgulung meninggal dunia karena penyakit strok dan dimakamkan di Taman Pemakaman Sentul, Kuala Lumpur. Dalam upacara pemakaman, seluruh pejabat KBRI, perwakilan dari Kerajaan Malaysia, dan Rektor IIUM ikut menghadiri (Trisno, 2010:34).

B. Riwayat Pekerjaan Hasan Langgulung

  Selepas kuliah aktivitas Langgulung semakin sibuk. Langgulung seringkali menghadiri berbagai persidangan dan konferensi baik sebagai pembicara ataupun peserta yang diadakan di dalam maupun di luar negeri seperti di Amerika Serikat, Jepang, Australia, Fiji, Timur Tengah, beberapa negara di Eropa, di samping negara-negara di wilayah ASEAN sendiri (Langgulung, 1986:464).

  Pengalamannya sebagai pengajar dan pendidik dimulai sejak Langgulung masih kuliah di Mesir, yaitu sebagai kepala sekolah Indonesia di Kairo tahun 1957-1968. Saat di Amerika Serikat, Langgulung pernah dipercaya sebagai Asisten Pengajar (Teaching Assistent) dan dosen di University of Georgia tahun 1969-1970 dan sebagai Asisten Peneliti (Research Assistent) di Georgia Studies of Creative Behaviour, University of Georgia, Amerika Serikat tahun 1970-1971. Asisten Profesor di Universitas Malaya, Malaysia tahun 1971-1972. Langgulung juga pernah diundang sebagai Visiting Professor di University of Riyadh, Saudi Arabia (1977-1978), Visiting Professor di Cambridge University, Inggris, serta sebagai konsultan psikologi di Stanford Research Institute, Menlo Park, California, Amerika Serikat. (Langgulung, 2004:366).

  Selain sebagai pengajar, peneliti dan konsultan, Langgulung juga menggeluti dunia jurnalistik. Langgulung tercatat sebagai pimpinan beberapa majalah seperti Pemimpin Redaksi Majalah Jurnal Pendidikan yang diterbitkan oleh University Kebangsaan Malaysia (UKM). Anggota tim redaksi pada majalah Jurnal Akademika untuk Social Sciences and Humanities, Kuala Lumpur. Anggota redaksi majalah Peidoprise, Journal

  

for Special Education , yang diterbitkan di Illinois, Amerika Serikat

  (Langgulung, 1985:250). Langgulung juga tercatat sebagai anggota