UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGAKTUALISASIKAN NILAI-NILAI PLURALISME AGAMA DI SMK NEGERI 03 SALATIGA SKRIPSI

  

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MENGAKTUALISASIKAN NILAI-NILAI PLURALISME

AGAMA DI SMK NEGERI 03 SALATIGA

S K R I P S I

  Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  Dalam Ilmu Tarbiyah

  

Disusun oleh

AKHMAD TEGAR SIDIQ

111 11 163

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

KEMENTERIAN AGAMA

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website

  

DEKLARASI

ميحرلا نحمرلا للها مسب

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 30 Mei 2016 Penulis,

  Akhmad Tegar Sidiq

  NIM. 111 11 163

KEMENTERIAN AGAMA

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini: Nama : AKHMAD TEGAR SIDIQ NIM : 111 11 163 Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jurusan : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 30 Mei 2016 Yang Menyatakan,

  Akhmad Tegar Sidiq

  NIM. 111 11 163

KEMENTERIAN AGAMA

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website Mukti Ali, S.Ag., M.hum.

  Dosen IAIN Salatiga

  Nota Pembimbing

  Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudara AKHMAD TEGAR SIDIQ Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari : Nama : AKHMAD TEGAR SIDIQ NIM : 111 11 163 Fakultas / Progdi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan

  Agama Islam (PAI)

  Judul : UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  DALAM MENGAKTUALISASIKAN NILAI- NILAI PLURALISME AGAMA DI SMK NEGERI 03 SALATIGA

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu'alaikum, Wr, Wb.

  Salatiga,30 Mei 2016 Pembimbing Mukti Ali, S.Ag., M.hum.

  NIP. 19750905 200112 1 001

  

SKRIPSI

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MENGAKTUALISASIKAN NILAI-NILAI PLURALISME

AGAMA DI SMK NEGERI 03 SALATIGA

  

DISUSUN OLEH:

AKHMAD TEGAR SIDIQ

NIM: 111 11 163

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

  (IAIN) Salatiga, pada tanggal 30 Mei 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd.

  Sekretaris Penguji : Dr. Mukti Ali, S.Ag., M.Hum. Penguji I : Dr. Zaikyuddin, M.Ag. Penguji II : M. Gufron, M.Ag.

  Salatiga, 06 Juni 2016 Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Suwardi, M.Pd.

  NIP. 19670121 199903 1 002

  

MOTTO

          

           

  

Artinya: “dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap

kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap mempunyai peran penting dalam hidup-Ku

  1. Kedua orang tua Ku Bapak Misbah dan Ibu Maesaroh tersayang yang membesarkan Ku serta memberikan do‟a restu demi tercapainya keberhasilan ini.

  2. Adik Ku tersayang Muhammad Khilmi Khasan, Muhammad Faiz dan Muhammad Hadi Mirza terima kasih atas motivasi yang adik berikan kepada mas Akhmad Tegar Sidiq.

  3. Terima kasih kepada teman-teman seangkatan, Kopma Fatawa dan sahabat- sahabat yang selalu menyemangati Ku.

  4. Seseorang yang spesial yang akan menjadi zaujah Ku.

  5. Almamater Ku tercinta IAIN Salatiga sebagai tempat menuntut ilmu.

KATA PENGANTAR

  

ميحرلا نحمرلا للها مسب

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini adalah “UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGAKTUALISASIKAN NILAI-NILAI PLURALISME AGAMA DI SMK NEGERI 03 SALATIGA

  ” Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga 4.

  Bapak Mukti Ali, S.Ag., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

  5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

  6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita.

  7. Adik-adik Ku tersayang yang memberikan dorongan semangat dan motivasi untuk menyelesaikan studi di IAIN Salatiga.

  8. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

  9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

  Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amien ya robbal „alamien.

  Salatiga, …. Maret 2016

  Penulis,

  Akhmad Tegar Sidiq

  NIM. 111 11 163

  

ABSTRAK

  Sidiq, Akhmad Tegar 2016. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam

  Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Pluralisme Agama di SMK Negeri 03 Salatiga . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan

  Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Mukti Ali, S.Ag., M.Hum.

  Kata Kunci: Pendidikan Agama Islam dan Pluralisme Agama.

  Usaha pengaktualisasian nilai-nilai kemanusiaan yang dikembangkan di SMK Negeri 03 Salatiga relatif sama dengan lembaga pendidikan umum lainnya, yaitu dengan menambahkan muatan kurikulum kelompok mata pelajaran estetika, dan belum diarahkan sepenuhnya pada pembentukan pribadi peserta didik yang pluralis. Peserta didik hanya dididik dan diarahkan untuk dapat saling menghormati, sementara mereka tidak memahami secara mendalam akan arti nilai saling menghormati terebut. Tidak salah jika mereka terkadang saling menghargai, tapi ketika mendengar isu-isu yang tak bertanggung jawab, mereka juga dapat bertindak anarkis, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

  Hal inilah yang mungkin belum disadari oleh lembaga pendidikan secara umum, sehingga sampai saat ini lembaga pendidikan selalu menjadi sorotan ketika terjadi berbagai fenomena tindak kekerasan di masyarakat. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik dan tergugah untuk melakukan penelitian tentang proses penanaman nilai-nilai pluralisme agama yang terdapat pada lembaga pendidikan umum, dalam hal ini SMK Negeri 03 Salatiga, dengan harapan dapat mengungkap nilai-nilai di balik realita pluralisme agama di sekolah tersebut. Adapun fokus penelitian ini meliputi: 1) Apa saja nilai-nilai pluralisme agama yang terdapat di SMK Negeri 03 Salatiga?, 2) Upaya apa yang dilakukan guru pendidikan agama Islam (PAI) dalam mengaktualisasikan nilai-nilai pluralisme agama di SMK Negeri 03 Salatiga? dan 3) Apakah pengaktualisasian nilai-nilai pluralisme agama oleh guru pendidikan agama Islam (PAI) dapat mewujudkan harmoni keberagamaan di SMK Negeri 03 Salatiga?

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut : pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif. Instrumen penelitian peneliti sebagai instrumen sekaligus pengumpul data yang bertindak sebagai participant

  

observation (pengamat berperan aktif), maka kehadiran peneliti sangat penting

untuk mengadakan penyesuaian diri dengan hal-hal yang terjadi di lapangan.

  Sumber data primer diperoleh dari wawancara Kepala Sekolah, Wakil Kepala Kurikulum dan para guru PAI di SMK Negeri 03 Salatiga. Sumber data sekunder yang dapat diperoleh dari data-data yang berhubungan dengan pengaktualisasian pluralisme agama di kalangan sekolah. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan metode interview, metode observasi dan metode dokumentasi.

  Sedangkan teknik analisis data, secara prosedural data yang diperoleh dengan mengoptimalkan metode penelitian yang digunakan, yang kemudian direduksi, disajikan, disimpulkan, dan diverifikasikan.

  Hasil penelitian ini adalah: Pertama, di SMK Negeri 03 Salatiga terdapat nilai-nilai pluralisme agama yang meliputi: 1) saling menghargai (esteeming each ), 2) saling menghormati (respecting each other), 3) tidak membeda-bedakan

  other

  dalam pemberian hak kepada setiap individu, 4) tidak saling menjatuhkan (do not

  affronting each other ) dan 5) mengakui keragaman agama sebagai bentuk

  sunnatullah. Kedua, upaya yang dilakukan guru pendidikan agama Islam (PAI) dalam mengaktualisasikan nilai-nilai pluralisme agama di SMK Negeri 03 Salatiga di antaranya dengan: 1) melakukan pengembangan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan cara mengembangkan silabus, 2) memberi kepahaman kepada siswa akan arti pluralisme agama secara mendalam melalui pelajaran agama Islam yang didasarkan pada Al-Qur'an dan Hadits, 3) memberikan batasanbatasan secara jelas akan nilai-nilai pluralisme yang boleh diterapkan dan yang tidak harus diterapkan, 4) melakukan bimbingan-bimbingan keagamaan di luar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas, 5) mengaktualisasikan nilai-nilai pluralisme agama kepada siswa dengan cara menjadi suri tauladan yang baik dan 6) ikut serta dalam mensukseskan pendidikan nilai yang digalakkan oleh sekolah. Ketiga, SMK Negeri 03 Salatiga telah mengaktualisasikan nilai-nilai pluralisme agama dalam kehidupan masyarakat sekolah. Hal ini dapat dilihat dari terwujudnya harmoni keberagamaan di dalamnya yang meliputi dari: 1) toleransi (tolerance), 2) kerukunan (reconciliation), damai dan dinamis (peacefulness) dan 3) rasa kebersamaan (togetherness) dan solidaritas (social solidarity).

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................. i HALAMAN BERLOGO ....................................................................... ii HALAMAN DEKLARASI .................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................... iv HALAMAN NOTA PEMBIMBING ..................................................... v HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ vi MOTTO................................................................................................. vii PERSEMBAHAN .................................................................................. viii KATA PENGANTAR ........................................................................... ix ABSTRAK ............................................................................................ xi DAFTAR ISI ......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah ..............................................

  B.

  8 Fokus Penelitian .........................................................

  C.

  8 Tujuan Penelitian ........................................................

  D.

  9 Manfaat Penelitian ......................................................

  E.

  10 Kerangka Teoritik .......................................................

  F.

  12 Penegasan Istilah ........................................................

  G.

  17 Metode Penelitian .......................................................

  H.

  22 Sistematika Penulisan .................................................

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

  25 Tinjauan Tentang Pendidikan Agama Islam ................

  1.

  25 Pengertian Pendidikan Agama Islam ....................

  2.

  27 Dasar Pendidikan Agama Islam ............................

  3.

  31 Tujuan Pendidikan Agama Islam ..........................

  4.

  33 Fungsi Pendidikan Agama Islam ..........................

  B.

  35 Tinjauan Tentang Pluralisme agama ...........................

  1.

  35 Pengertian Pluralisme Agama ...............................

  2.

  39 Sosio-Historis Pluralisme Agama .........................

  3.

  43 Pluralisme Agama Dalam Al-Qur‟an ....................

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A.

  51 Gambaran Umum Objek Penelitian .............................

  B.

  56 Paparan Data ..............................................................

  1. Nilai-nilai Pluralisme Agama di SMK Negeri 03 Salatiga ................................................................

  56 2. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam

  Mengaktualisasikan Nilai-nilai Pluralisme Agama di SMK Negeri 03 Salatiga ...................................

  58 3. Harmoni Keberagaman di SMK Negeri 03 Salatiga ................................................................

  68 BAB IV PEMBAHASAN A.

  Nilai-nilai Pluralisme Agama di SMK Negeri 03 Salatiga .......................................................................

  74 B. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam

  Mengaktualisasikan Nilai-nilai Pluralisme Agama di SMK Negeri 03 Salatiga .............................................

  80 C.

  87 Harmoni Keberagaman di SMK Negeri 03 Salatiga ....

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................

  98 B. Saran ..........................................................................

  99 C. Penutup ......................................................................

  100 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Surat Pembimbingan dan Asisten Pembimbingan Skripsi Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 6 SKK Lampiran 7 Dokumentasi Lampiran 8 Pernyataan Publikasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pluralisme merupakan pengakuan atas keperbedaan, dan keperbedaan

  itu sesungguhnya sunatullah dan merupakan sesuatu yang nyata serta tidak bisa dipungkiri. Penolakan terhadap pluralisme yang sunatullah itu menimbulkan ketegangan dan bahkan konflik, karena meniadakan sesuatu yang nyata merupakan pengingkaran terhadap kehendak Allah. Pluralisme pada tujuannya tidak sebatas menghendaki pengakuan atas keperbedaan itu, melainkan juga penghormatan atas kenyataan perbedaan. Untuk itu, sudah seharusnya diakui dengan jujur bahwa masyarakat Indonesia memang berbeda-beda dan karenanya segala perbedaan itu untuk dihormati. Kalau sikap seperti ini bisa dilakukan maka tidak mungkin ada ketegangan yang berujung pada konflik.

  Menurut I Made Titib (2004:51) konflik terjadi karena emosi keagamaan yang berlebihan yang disebabkan oleh pemahaman ajaran agama yang sempit dan dangkal, hal ini mengakibatkan timbulnya sentimen keagamaan yang berkadar tinggi, sehingga terjadi pemaksaan keinginan antara satu bagian dengan bagian lainnya, dan masing-masing ingin mendapatkan lebih dari yang seharusnya didapatkan.

  Berbagai peristiwa yang sempat menggejolak di sebagian wilayah Indonesia beberapa tahun terakhir mengindikasikan telah terjadi pertentangan menyangkut berbagai kepentingan di antara berbagai kelompok masyarakat. Dan dalam berbagai pertentangan itu, isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) begitu cepat menyebar ke berbagai lapisan sehingga tercipta suasana konflik yang cukup berbahaya dalam kehidupan masyarakat. Eskalasi pertentangan yang dilapisi baju SARA seringkali menciptakan konflik kekerasan yang lebih menegangkan dan meresahkan. Dalam suasana seperti ini agama seringkali menjadi titik singgung paling sensitif dan ekslusif dalam pergaulan pluralitas masyarakat. Dalam berbagai pertentangan itu, isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) begitu cepat menyebar ke berbagai lapisan sehingga tercipta suasana konflik yang cukup berbahaya dalam kehidupan masyarakat. Eskalasi pertentangan yang dilapisi baju SARA seringkali menciptakan konflik kekerasan yang lebih menegangkan dan meresahkan. Dalam suasana seperti ini agama seringkali menjadi titik singgung paling sensitif dan ekslusif dalam pergaulan pluralitas masyarakat (Mudzhar, 2004:14). Masing-masing pihak mengklaim bahwa dirinyalah yang paling benar, sedangkan pihak lain adalah yang salah. Persepsi bahwa perbedaan adalah merupakan sesuatu yang buruk, suatu hal yang menakutkan, sudah begitu rupa mendarah daging dalam jiwa umat beragama. Akibat dari perseteruan tersebut adalah kesengsaraan semua pihak, yang bertikai maupun yang tidak mengetahui apa-apa. Pada dasarnya akibat dari konflik adalah kerugian yang menyeluruh di berbagai pihak. Rakyat kecil lagi-lagi menjadi korban dan harus menanggung akibat-akibat yang ditimbulkan oleh konflik tersebut. Berbagai peristiwa itu telah memberi gangguan cukup serius terhadap tekad bersama untuk membangun bangsa Indonesia yang toleran

dalam kehidupan antar pemeluk agama, toleran dalam kebudayaan, toleran dalam politik dan toleran dalam aspek-aspek kehidupan lainnya (Fatwa, 1997:34).

  Terlepas dari provokator dan lain sebagainya yang bisa menjadi kambing hitam dalam setiap “chaos”, yang jelas umat beragama belum mempunyai kontrol emosi yang memadai sehingga begitu mudah terpancing untuk melakukan berbagai macam tindakan anarki. Umat beragama masih diliputi oleh rasa sentimen keagamaan dan fanatisme yang begitu kuat mengakar dalam dirinya. Padahal sentimen keagamaan dan fanatisme membuat paling tidak banyak memberi andil atas terciptanya setiap adegan kerusuhan dan terjadinya konflik. Konflik yang mengatasnamakan agama pada umumnya disebabkan oleh penyimpangan arah proses sosial yang berkorelasi logis dengan bentuk-bentuk penyimpangan interaksi sosial antar umat beragama. Oleh karena itu, M. Imdadun Rahmat (2003:32) mengatakan bahwa fenomena demikian menunjukkan adanya keterputusan antara nilai- nilai keberagamaan yang selama ini dipahami dalam perilaku sosial.

  Dari fenomena-fenomena tersebut setidaknya dapat dijadikan fonis awal bahwa sampai saat ini, kesadaran pluralitas dalam beragama belum menyentuh sisi kesadaran paling dalam pada diri para pemeluk agama. Artinya, slogan-slogan bahwa agama mengajarkan cinta kasih dan perdamaian, tidak menyukai tindakan kejahatan dalam bentuk apapun hanyalah omong kosong. Untuk itu seharusnya, menurut Abd

  A‟la (2002:135) nilai-nilai agama dilepaskan dari segala kepentingan pribadi dan kelompok serta agama tidak dijadikan alat untuk pencapaian tujuan tertentu.

  Banyak hal yang mesti dibenahi, tetapi paling tidak upaya pemeliharaan atau pemulihan keharmonisan hubungan sosial dan kerukunan umat beragama yang sempat terusik akibat konflik SARA beberapa tahun belakangan, di pandang perlu melibatkan semua komponen masyarakat secara komprehensif dan integratif, baik pada arah nasional maupaun lokal. Pemecahan yang diasumsikan tentu saja berlandaskan pada dinamika obyektif masyarakat itu sendiri sesuai struktur yang berkembang secara aktual. Karena itu concern dan kerjasama instansi-instansi terkait serta pemberdayaan lembaga dan pemimpin agama dan masyarakat mutlak perlu dilakukan (Mudzhar, 2004:16).

  Pendidikan di sekolah adalah sarana pengembangan pribadi manusia untuk dapat menjadi manusia yang mampu bersanding dengan manusia lainnya dalam bingkai kedamaian. Harus diakui bahwa pendidikan umum, seperti halnya SMK Negeri 03 Salatiga adalah sebuah lembaga pendidikan menengah kejuruan yang merangkul berbagai macam peserta didik dengan berbagai macam latar belakang agama. Perbedaan latar belakang agama dan etnis yang terdapat pada masing-masing individu masyarakat sekolah tersebut kemudian disikapi, disadari serta diterima dengan ketulusan hati, sehingga melahirkan sebuah masyarakat sekolah yang harmonis. Akan tetapi, sebenarnya kesadaran akan kemajemukan itu seharusnya tidak hanya ada pada guru atau staf pengajar saja, melainkan juga harus ditanamkan pada diri setiap peserta didik, sehingga peserta didik tidak hanya tahu bahwa mereka hidup dalam kemajemukan agama, tapi mereka juga mengetahui nilai-nilai yang tersembunyi di balik realitas pluralisme agama disekolahnya dan pada gilirannya mereka mampu mengaktualisasikannya dalam bentuk prilaku sehari-hari.

  Sejauh ini, usaha pengaktualisasian nilai-nilai kemanusiaan yang dikembangkan di sekolah-sekolah umum, termasuk SMK Negeri 03 Salatiga, relatif sama yaitu dengan menambahkan muatan kurikulum kelompok mata pelajaran estetika dan belum diarahkan sepenuhnya pada pembentukan pribadi peserta didik yang pluralis. Peserta didik hanya di didik dan diarahkan untuk dapat saling menghormati, sementara mereka tidak memahami secara mendalam akan arti nilai saling menghormati terebut. Tidak salah jika mereka terkadang saling menghargai, tapi ketika mendengar isu-isu yang tak bertanggung jawab, mereka juga dapat bertindak anarkis, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Hal inilah yang mungkin belum disadari oleh lembaga pendidikan secara umum, sehingga sampai saat ini lembaga pendidikan selalu menjadi sorotan ketika terjadi berbagai fenomena tindak kekerasan di masyarakat. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik dan tergugah untuk melakukan penelitian tentang proses pengaktualisasian nilai- nilai pluralisme agama yang terdapat pada lembaga pendidikan umum, dalam hal ini SMK Negeri 03 Salatiga, dengan harapan dapat mengungkap nilai-nilai di balik realita pluralisme agama di sekolah tersebut.

  Masyarakat Indonesia harus mulai menoleh apakah dunia pendidikan selama ini mengajarkan tentang kenyataan keperbedaan itu? Bagaimanakah keperbedaan itu tidak sekedar dipandang sebagai sebuah pengetahuan, tetapi juga dipahami, dirasakan dan dijalani dengan segala pengakuan serta penghormatan. Bagaimana cara pendidikan (terutama pendidikan agama) mengenalkan keperbedaan itu? pada akhirnya sikap terhadap keperbedaan yang tercermin dalam pergaulan keseharian, apakah menjadikan anak didik inklusif atau justru eksklusif. Pendidikan agama dituntut keras untuk menciptakan hasil yang maksimal, khususnya dalam mempersiapkan peserta didik yang memiliki prilaku agamis dan humanis. Pendekatan pendidikan agama yang diterapkan di semua lembaga pendidikan formal adalah bersifat

  

teologis dan scientific cum doctrinaire. Melalui pendekatan itu, truth claim

  dari religiositas siswa diharapkan dapat tumbuh subur. Begitu pula dengan daya kritis teologisnya dapat berkembang di dalam bingkai „pluralisme agama konfension al‟(Saerozi, 2004:157).

  Peran guru pendidikan agama di sekolah bagi terbentuknya harmoni keberagaman bagi seluruh pemeluk agama sangatlah penting. Karena seorang guru agama adalah orang yang memiliki pengetahuan agama secara luas sekaligus sebagai pemeluk agama yang baik (Saerozi, 2004:37). Oleh karena itu guru pendidikana agama, terutama guru pendidikan agama Islam, harus mampu menjadi agamawan dan teladan bagi peserta didik di sekolah dan masyarakat secara luas. Lebih-lebih umat Islam yang menyandang predikat umat mayoritas dan Islam sendiri sebagai “rahmatan lil „alamin” sudah dapatkah itu diwujudkan, karena posisi umat Islam sebagai mayoritas di satu sisi sangatlah tidak menguntungkan. Dan ironisnya ternyata umat Islam dapat dikatakan hampir banyak ikut serta dalam setiap aksi kerusuhan. Mengapa bisa terjadi demikian? Tentunya ada yang salah, “there is something wrong”.

  Atau bisa jadi pendidikan Islam khususnya dan pendidikan formal umumnya belum mampu mendidik siswanya menjadi kaum pluralis.

  Pendidikan agama merupakan sarana utama dan didalamnya terdapat nilai-nilai agama diperkenalkan, baik kepada individu maupun kepada masyarakat adalah bagian daripada kebutuhan masyarakat untuk menciptakan suasana yang damai, tentram dan religius. Di samping itu, pendidikan agama yang menciptakan iklim, suasana atau bahkan rangsangan untuk mengalami atau menghayati nilai-nilai tertentu. Lewat pengajaran dan penghayatan, pendidikan agama berusaha membina mentalitas iman dalam diri para penganutnya. Mentalitas adalah inti yang mengendalikan pribadi manusia.

  Dengan mentalitas iman, setiap penganut agama dapat melihat situasi hidup, menilai situasi hidup dan menentukan sikap dalam situasi hidup tersebut. Pada sisi itu, pendidikan agama sebagai upaya pengenalan dan pemahaman terhadap agama serta sebagai proses internalisasi nilai-nilai menjadi penting untuk diangkat. Pendidikan ini hendaknya menjadi perhatian semua orang: kaum pendidik, tokoh agama dan intelektual sehingga pendidikan agama bisa memunculkan keberagamaan yang bersifat pencerahan bagi umat manusia, serta menjadi rahmat bagi sekalian alam sebagaimana tujuan agama itu sendiri (Abd A‟la, 2002:49).

  Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik dan tergugah untuk melakukan penelitian tentang proses penanaman nilai-nilai pluralisme agama yang terdapat pada lembaga pendidikan umum, dalam hal ini SMK Negeri 03 Salatiga dengan harapan dapat mengungkap nilai-nilai di balik realita pluralisme agama di sekolah tersebut. Sehingga penulis mengambil judul skripsi yaitu

  “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Pluralisme Agama Di SMK Negeri 03 Salatiga .

B. Fokus Penelitian

  Dalam rangka mengetahui jawaban penelitian perlu merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang penulis teliti, sebagai berikut : 1.

  Apa saja nilai-nilai pluralisme agama yang terdapat di SMK Negeri 03 Salatiga? 2. Upaya apa yang dilakukan guru pendidikan agama Islam (PAI) dalam mengaktualisasikan nilai-nilai pluralisme agama di SMK Negeri 03

  Salatiga? 3. Apakah pengaktualisasian nilai-nilai pluralisme agama oleh guru pendidikan agama Islam (PAI) dapat mewujudkan harmoni keberagamaan di SMK Negeri 03 Salatiga? C.

   Tujuan Penelitian

  Untuk mencapai hasil yang baik, maka peneliti menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan penelitian, untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang:

1. Nilai-nilai pluralisme agama di SMK Negeri 03 Salatiga, 2.

  Upaya-upaya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam mengaktualisasikan nilai-nilai pluralisme agama di SMK Negeri 03 Salatiga, 3. Harmoni keberagamaan di SMK Negeri 03 Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

  Setelah adanya data dan informasi yang diperoleh dari penelitian tentang upaya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam mengaktualisasikan nilai-nilai pluralisme agama di SMK Negeri 03 Salatiga, maka harapan peneliti dari penelitian ini dapat memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis, yaitu : 1.

  Manfaat Praktis a.

  Bagi penulis Dengan meneliti upaya guru pendidikan agama Islam (PAI) dalam mengaktualisasikan nilai-nilai pluralisme agama di SMK Negeri 03 Salatiga maka akan menambah wawasan pemahaman yang lebih komprehensif tentang arti pentingnya mengaktualisasikan nilai-nilai pluralisme agama.

  b.

  Bagi guru Diharapkan dapat memberi sumbangan untuk membangkitkan upaya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam mengaktualisasikan nilai- nilai pluralisme agama di SMK Negeri 03 Salatiga.

  c.

  Penelitian ini sebagai bagian usaha untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan pada jurusan tarbiyah khususnya.

  2. Secara teoritik, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidik pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari hasil penelitian.

E. Kerangka Teoritik

  Untuk lebih memperjelas mengenai permasalahan, peneliti akan menguraikan beberapa kepustakaan yang relevan mengenai pembahasan akan dibicarakan dalam skripsi ini antara lain: 1.

  Imam Akhsani, “Konsep Pluralisme Abdurrahman Wahid (Dalam Perspektif Pendidikan Islam)”, Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2005) membahas mengenai upaya untuk mencari konsep pluralisme yang dilontarkan Abdurrahman Wahid kemudian dikaji dan dianalisa dengan nilai-nilai Islam yang universal. Pemahaman terhadap konsep diharapkan akan mendapatkan nilai positif dalam pengembangan pendidikan Islam saat ini.

  2. Hamidah, “Rekontruksi Pemikiran KH. Abdurrahman Wahid dan Nurcholis Madjid (Studi Terhadap Pluralisme Agama)”, Skripsi (Palembang: Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah, 2010) membahas mengenai pemikiran Nurcholis Madjid dan Abdurrahman Wahid tentang pluralisme agama.

  3. Moh. Zamzani Mubarrak, “Pluralisme Keagamaan (Tinjauan Atas Pemikiran Hasyim Muzadi)”, Skripsi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2008) membahas tentang pandangan pluralisme Hasyim Muzadi sejauh mana relevansi pandangan pluralisme Hasyim Muzadi terhadap kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya.

4. Tri Widiyanto, “Internalisasi Nilai-nilai Tauhid Dalam Pendidikan Agama

  Islam Untuk Menumbuhkan Pluraliseme di SMA Negeri 3 Bantul Tahun

  Pelajaran 2013/2014”, skripsi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014) membahas proses penanaman nilai tauhid dilakukan dalam pembelajaran PAI melalui materi rukun iman dan penanaman nilai tauhid dalam PAI memberikan implikasi positif dalam upaya menumbuhkan pluralisme di SMA Negeri 3 Bantul mengaplikasikan nilai-nilai tauhid di lingkungan sekolah dengan saling menghargai, menghormati, tidak membeda-bedakan dalam pemberian hak kepada setiap individu, tidak saling menjatuhkan dan mengakui keberagaman sebagai suatu rahmat.

  5. Ismail, “Aktualisasi Akhlak Dalam Humanisme-Pluralis”, Tadris. Volume 194 4. Nomor 2. 2009 (Pekalongan: STAIN Pekalongan) membahas akhlak (kemoralan) adalah kebanyakan peralatan substansial untuk melakukan peranan-peranan dari manusia berdua sebagai Tuhan dan sebagai kesosialan ciptaan-ciptaan. Perbuatan akhlak tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran timbul dari dalam diri orang yang mengerjakan tanpa ada paksaan/tekanan dari pihak luar dilakukan secara ikhlas semata-mata karena Allah bukan karena dipuji orang/ingin mendapatkan suatu pujian.

  Berdasarkan papaparan pada kerangka teoritik di atas terdapat perbedaan yang jelas pada penelitian yang hendak diteliti yaitu membahas nilai-nilai pluralisme agama yang terdapat di SMK Negeri 03 Salatiga, upaya apa yang dilakukan guru pendidikan agama Islam (PAI) dalam mengaktualisasikan nilai-nilai pluralisme agama dan pengaruh pengaktualisasian nilai-nilai pluralisme agama oleh guru pendidikan agama Islam (PAI) dapat mewujudkan harmoni keberagamaan di SMK Negeri 03 Salatiga.

F. Penegasan Istilah

  Agar tidak terjadi kesalah-pahaman dalam penulisan skripsi ini, perlu penulis jelaskan mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul di atas.

  Istilah-istilah tersebut adalah : 1.

  Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) a.

  Upaya Guru Upaya menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai usaha kegiatan yang mengarahkan tenaga, pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Upaya juga berarti usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan mencari jalan keluar (Depdikbud, 2002:1250).

  Pendidik atau guru adalah orang yang mengajar dan memberi pengajaran yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan peserta didik (Ramayulis, 2002:56). Dalam penelitian ini, upaya dapat dipahami sebagai suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan dengan mengarahkan tenaga dan pikiran. Upaya guru pendidikan agama Islam dalam mengajar pelajaran sehingga dapat memberi pemahaman yang baik kepada siswa dan perubahan yang dinamis serta terarah.

  b.

  Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama merupakan salah satu dari tiga subyek pelajaran yang harus dimasukkan dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan formal di Indonesia. Hal ini karena kehidupan beragama merupkan salah satu dimensi kehidupan yang diharapkan dapat terwujud secara terpadu (Chabib Thoha, 1999:1).

  Dalam bahasa Arab pengertian pendidikan, sering digunakan beberapa istilah antara lain, al- ta‟lim, al-tarbiyah, dan al-ta‟dib, al- ta‟lim berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian pengetahuan dan ketrampilan. Al-tarbiyah berarti mengasuh mendidik dan al- ta‟dib lebih condong pada proses mendidik yang bermuara pada penyempurnaan akhlak/moral peserta didik (Nizar, 2001:86-88).

  Namun, kata pendidikan ini lebih sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan (Ramayulis, 2002:13).

  Jadi pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Aktualisasi Nilai-nilai Pluralisme Agama a.

  Aktualisasi Aktualisasi adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. Menurut Maslow (Arinato,

  2009), menyatakan aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik.

  Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa anak-anak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.

  Aktualisasi dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dari semua bakat, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas. Aktualisasi juga memudahkan dan meningkatkan pematangan serta pertumbuhan. Ketika individu makin bertambah besar, maka "diri" mulai berkembang. Pada saat itu juga, tekanan aktualisasi beralih dari segi fisiologis ke segi psikologis. Bentuk tubuh dan fungsinya telah mencapai tingkat perkembangan dewasa, sehingga perkembangan selanjutnya berpusat pada kepribadian (http://elearning.gunadarma.ac.id/) b. Nilai

  Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Ketika dinyatakan bahwa sesuatu itu bernilai, berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Nilai bisa dipilah menjadi 2 macam. Pertama: nilai dasar dan yang kedua: nilai instrumental c.

  Pluralisme Agama Secara etimologi, pluralisme agama, berasal dari dua kata, yaitu “pluralisme atau pluralism (A.S Hornby et.al., 1972:744)” dan

  “agama”. Dalam bahasa Arab diterjemahkan “al-ta‟addudiyyah

  aldiniyyah

  ” dan dalam bahasa Inggris “religious pluralism”. Oleh karena, istilah pluralisme agama berasal dari bahasa Inggris, maka untuk mendefinisikannya secara akurat harus merujuk kepada kamus bahasa tersebut. Pluralisme berarti “jamak” atau lebih dari satu. Pengertian secara bahasa: Dalam kamus Oxford, pluralisme ditafsirkan kedalam dua bentuk yakni pluralisme, yang menunjukkan suatu kehidupan dalam sebuah masyarakat yang dibentuk oleh kelompok-kelompok suku-bangsa yang berbeda-beda, di mana kelompok-kelompok ini mempunyai kehidupan politik dan agama yang berbeda. Definisi ini bentuknya menjelaskan suatu fenomena kemasyarakatan dan pluralisme berarti menerima prinsip bahwa kelompok-kelompok suku-bangsa yang berbeda-beda dapat hidup secara rukun dan damai dalam suatu masyarakat. Definisi ini mengandung suatu ide dan maktab pemikiran (Anonim, Wahdat al-

  Adyan : Melerai Konflik Umat Beragama

  Adapun tentang agama para ahli sosiologi dan antropologi cenderung mendefinisikan agama dari sudut fungsi sosialnya, yaitu suatu sistem kehidupan yang mengikat manusia dalam satuan-satuan atau kelompok-kelompok sosial. Sedangkan kebanyakan pakar teologi, fenomenologi dan sejarah agama melihat agama dari aspek substansinya yang sangat asasi yaitu sesuatu yang sakral (Anonim,

  Wahdat al-Adyan : Melerai Konflik Umat Beragama ,

  Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik suatu pengertian bahwa “pluralitas agama” adalah kondisi hidup bersama (koeksistensi) antar agama (dalam arti yang luas) yang berbeda-beda dalam satu komunitas dengan tetap mempertahankan ciri-ciri spesifik atau ajaran masing-masing agama. Namun dari segi konteks dimana “pluralisme agama” sering digunakan dalam studi-studi dan wacana sosio-ilmiah pada era modern ini, memiliki definisi yang berbeda.

  Pluralisme agama adalah suatu gagasan bahwa agama-agama besar dunia merupakan persepsi dan konsepsi yang berbeda tentang dan secara bertepatan merupakan respon real atau Yang Maha Agung dari dalam pranata kultural manusia yang bervariasi dan bahwa transformasi wujud manusia dari pemusatan diri menuju pemusatan hakiki terjadi secara nyata dalam setiap masing-masing pranata kultural manusia tersebut dan terjadi, sejauh yang dapat diamati, sampai pada batas yang sama.

  Menurut penulis dapat disimpulkan yang dimaksud dengan upaya guru pendidikan agama Islam dalam mengaktualisasikan nilai-nilai pluralisme agama adalah bimbingan atau bantuan kepada anak/remaja dalam rangka pengembangan potensi dan mengubah diri menjadi berakhlak sesuai dengan ajaran-ajaran Islam dalam satuan terkecil dimana peran orang tua sangat dibutuhkan.

G. Metode Penelitian

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh tentang permasalahan yang dikaji, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Soedarsa (1998:4) penelitian kualitatif adalah penelitian yang informasi atau data yang dikumpulkan tidak berwujud angka-angka dan analisisnya berdasarkan prinsip logika. Adapun asumsi dari metode ini karena pendekatan kualitatif mempunyai kemampuan mengungkap data yang tersirat dan terselubung dengan memahami kerangka acuan dari pelaku perbuatan itu sendiri.

  Adapun jenis penelitian yang digunakan penulis disini adalah jenis penelitian deskriptif, yakni penelitian yang berusaha menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data dengan menyajikan data tersebut untuk dianalisis dan diinterprestasikan serta menggambarkan situasi dan kejadian atau peristiwa, penelitian deskriptif ini juga berusaha memberikan gambaran dengan sistematis, cermat dari fakta-fakta yang aktual.

  Menurut Suharsismi Arikunto (1999: 291) penelitian deskriptif kualitatif tidak menguji hipotesis melainkan menyajikan data melalui ungkapan verbal yang dapat menggambarkan sebagaimana kondisi yang sebenarnya. Penelitian deskriptif menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (naturalistic setting). Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai pengamat yang hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatat dalam buku. serta menggunakan metode penelitian yang bersifat studi kasus, yakni mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.

2. Instrumen Penelitian

  Pada dasarnya alat pengumpulan data yang paling utama dalam penelitian kualitatif adalah manusia (responden), baik dari peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain. Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen sekaligus pengumpul data yang bertindak sebagai participant

  observation (pengamat berperan aktif), maka kehadiran peneliti sangat

  penting untuk mengadakan penyesuaian diri dengan hal-hal yang terjadi di lapangan. Selain itu hanya manusialah yang dapat berhubungan dengan responden dan mampu untuk memahami dengan kaitan kenyataan- kenyataan yang ada di lapangan (Moleong, 2002:5).

Dokumen yang terkait

View of UPAYA PENGAWAS PENDAIS DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0 0 10

PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 0 13

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TOLERANSI DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM Sri Mawarti Pengawas Sekolah di Kota Pekanbaru puslit.lppmuin-suska.ac.id Abstrak - NILAI-NILAI PENDIDIKAN TOLERANSI DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM

1 1 21

PEDOMAN PEMBENTUKAN KARAKTER SEBAGAI IMPLEMENTASI NILAI-NILAI ISLAM DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0 3 11

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MI KHOIRUL RIDWAN BULAK RUKEM SEMAMPIR SURABAYA SKRIPSI

0 0 14

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DI SD ISLAM SE-KOTA SALATIGA

0 3 96

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERIBADAH SISWA TAHUN PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERILAKU SISWADI SD NEGERI KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERILAKU KALIBENING SALATIGA - Test Repository

0 2 118

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER ANTI KORUPSI PESERTA DIDIK SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 2 145

STUDI KOMPARASI MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA BEDA AGAMA DAN SEAGAMA DI PERUMAHAN TEGALREJO PERMAI SALATIGA SKRIPSI

0 0 150

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN PROFETIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 1 174