STUDI KOMPARASI MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA BEDA AGAMA DAN SEAGAMA DI PERUMAHAN TEGALREJO PERMAI SALATIGA SKRIPSI
STUDI KOMPARASI
MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM KELUARGA BEDA AGAMA DAN SEAGAMA
DI PERUMAHAN TEGALREJO PERMAI
SALATIGA
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Agama Islam
Oleh:
FAJAR ISTI KHOMAH
NIM 11111086
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
STUDI KOMPARASI
MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM KELUARGA BEDA AGAMA DAN SEAGAMA
DI PERUMAHAN TEGALREJO PERMAI
SALATIGA
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Agama Islam
Oleh:
FAJAR ISTI KHOMAH
NIM 11111086
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
MOTTO
اَي ُساَّنلا اَهُدوُقَو اًراَن ْمُكيِلْهَأَو ْمُكَسُفْ نَأ اوُق اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ
ْمُهَرَمَأ اَم َهَّللا َنوُصْعَ ي لا ٌداَدِش ٌظلاِغ ٌةَكِئلاَم اَهْ يَلَع ُةَراَجِْلْاَو
َنوُرَمْؤُ ي اَم َنوُلَعْفَ يَو“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan” (QS. At Tahriim:6).
PERSEMBAHAN
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin dengan rahmat Allah SWT skripsi initelah selesai. Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah hadir di hidupku dan selalu menemaniku dalam menggapai mimpi-mimpiku:
1. Bapak Ibu Guruku yang senantiasa memberikan nasehat padaku, yang tak lelah membimbingku dan telah banyak mengajarkan hal-hal baru padaku.
2. Bapakku tercinta Mardi dan Ibuku tercinta Ngatini, yang senantiasa mencurahkan kasih sayangnya padaku dan tidak henti-hentinya menasehati dan mendo’akanku.
3. Adikku tersayang Muhammad Mukhlis dan Annisa Nurul Adha yang selalu memberikanku semangat untuk terus maju.
4. Segenap keluarga besarku yang selalu memberikan kasih sayangnya dari aku kecil hingga saat ini.
5. Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang telah memberiku kesempatan melanjutkan kuliah dengan memberikan program beasiswa Bidik Misi.
6. Seluruh keluarga besar Dewan Mahasiswa, Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffadz dan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga, dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisiariat Joko Tingkir Kota Salatiga serta Ikatan Pelajar Putri Nadlatul Ulama’ Kabupaten Semarang yang telah mendidikku, mengajariku, memberikan banyak pengalaman padaku dan yang sangat berjasa dalam menjadikanku.
7. Seluruh sahabat-sahabatku yang telah memberi warna dihidupku, menemani
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil’aalamiin, puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis
panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan pada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu kita nantikan syafaatnya di hari kiamat kelak.
Segala syukur penulis panjatkan karena akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul
“STUDI KOMPARASI
MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK KELUARGA
BEDA AGAMA DAN SEAGAMA DI PERUMAHAN TEGALREJO
PERMAI SALATIGA)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh
gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmad Haryadi, M.Pd. selaku ketua IAIN Salatiga 2.
Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga 3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
4. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan untuk menjadi yang terbaik
5. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum.selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan hingga skripsi ini dapat selesai
6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini
7. Bapak, Ibu dan seluruh keluargaku yang selalu mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga
8. Warga Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga, khususnya Bapak RW yang telah banyak memberikan informasi dan pengetahuan, yang berguna dalam pembuatan karya ini dengan baik 9. Teman-teman dekatku yang telah memotivasi dan secara tidak langsung membantu dalam selesainya skripsi ini
10. Semua pihak yang telah membantu baik do’a, motivasi maupun dukungannya
Tiada balasan yang dapat penulis berikan kecuali jazakumulloohu
khoiron dan semoga amal sholeh Bapak, Ibu, teman-teman dan semua pihak
diterima oleh Allah SWT. Amiin.Dalam skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi lebih baiknya skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang, khususnya bagi penulis. Amiin.
Salatiga, 12 Agustus 2015
ABSTRAK
Khomah, Fajar Isti. 2015. Studi Komparasi Model Pendidikan Agama Islam
dalam Keluarga Beda Agama dan Seagama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Mukti Ali, M.Hum.
Kata Kunci: Komparasi, Pendidikan Agama Islam, Keluarga Beda Agama dan
Seagama Pendidikan keluarga yang baik adalah yang mau memberikan dorongan kuat kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan agama. Dalam memberikan pendidikan agama, penting sekali adanya kesamaan agama antara orang tua dan anak agar pendidikan agama anak dapat optimal. Jika orang tua tidak seagama maka akan terjadi kebingungan di dalam menentukan agama maupun memberikan pendidikan agama pada anak, karena kebingungan tersebut maka akhirnya orang tua memberi kebebasan kepada anak untuk memilih agamanya sendiri. Jika orang tua mengambil keputusan tersebut, kemudian bagaimana tanggungjawab mereka sebagai orang tua yang beriman? Dalam fenomena tersebut penulis melihat, dengan begitu model pendidikan agama dalam keluarga beda agama dan seagama itu berbeda karena melihat latar belakang maupun kendala yang dihadapi pun juga berbeda. Hal ini menarik minat peneliti untuk menguak lebih jauh mengenai: Pertama, Bagaimana deskripsi keluarga dan model pendidikan agama Islam dalam keluarga seagama? Bagaimana deskripsi keluarga dan model pendidikan agama Islam dalam keluarga beda agama? dan bagaimana perbandingan (persamaan dan perbedaan) model pendidikan agama Islam dalam keluarga beda agama dan seagama?
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek yang dilibatkan sebanyak lima keluarga beda agama dan lima keluarga seagama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga. Pengambilan data dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: Pertama, deskripsi keluarga seagama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga yaitu rata-rata berpendidikan tinggi, berperekonomian menengah keatas, dan taat di dalam beragamanya tinggi, serta model pendidikan agama Islamnya dengan pola demokratis. Kedua, deskripsi keluarga beda agama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga yaitu rata- rata berpendidikan tinggi, berperekonomian menengah ke atas, dan memiliki ketaatan beragama biasa, serta model pendidikan agama Islamnya dengan pola demokratis dan liberal. Ketiga, perbandingan (persamaan dan perbedaan) model pendidikan agama Islam pada anak dalam keluarga beda agama dan seagama yaitu secara umum model pendidikannya agama Islamnya sama, perbedaannya hanya terletak pada keteladanan, perhatian terhadap lingkungan, penekanan materi aqidah, prinsip dan pola mendidik anak.
DAFTAR ISI
SAMPUL..................................................................................................................i LEMBAR BERLOGO............................................................................................ii JUDUL…...............................................................................................................iii PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ iv PENGESAHAN KELULUSAN.............................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................. vi MOTTO.................................................................................................................vii PERSEMBAHAN................................................................................................viii KATA PENGANTAR............................................................................................ix ABSTRAK.............................................................................................................xi DAFTAR ISI.........................................................................................................xii DAFTAR TABEL................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.....................................................................................1 B. Fokus Penelitian...................................................................................5 C. Tujuan Penelitian.................................................................................5 D. Kegunaan Penelitian............................................................................5 E. Penegasan Istilah..................................................................................7 F. Metode Penelitian.................................................................................8 G. Sistematika Penulisan........................................................................14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Islam...................................................................16 B. Konsep Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Seagama............26 C. Konsep Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Beda Agama.....30 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga.................42 B. Data Informan...................................................................................44 C. Deskripsi Keluarga dan Model Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga seagama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga..........46 D. Deskripsi Keluarga dan Model Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Beda Agama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga....59 BAB IV PEMBAHASAN A. Model Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Seagama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga.............................................76 B. Model Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Beda Agama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga.............................................80 C. Perbandingan (Persamaan dan Perbedaan) Model Pendidikan Agama
dalam Keluarga Beda Agama dan Seagama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga.................................................................82
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................87 B. Saran..................................................................................................88
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Sarana dan Prasarana di Perumahan Tegalrejo Permai ................43TABEL 3.2 Daftar Pasangan Keluarga Seagama.............................................44TABEL 3.3 Daftar Keluarga Pasangan Beda Agama.......................................45 TABEL 3.4 Daftar Usia dan Agama Anak Keluarga Seagama........................45.TABEL 3.5 Daftar Usia dan Agama Anak Keluarga Beda Agama.................46.BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan keluarga yang baik adalah yang mau memberikan
dorongan kuat kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan agama (Mansur, 2005:319). Pendidikan agama sangat penting untuk kehidupan anak di masa depan karena pendidikan agama dapat membentuk akhlak dan kepribadian yang baik serta sebagai persiapan untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Pendidikan agama pada anak yang paling utama terletak di dalam keluarga. Paling utamanya lagi adalah terletak pada orang tuanya, karena orang tualah yang menentukan agama anak, sebagaimana sabda Rasulullah saw:
ِللا ي ِللا :
َلا َلا َق َا ْي ِه َع َل َص َّل ُه َق َع ْنَو َس ُلْو ُس َر ُللا َر ِض ِْب َع ْن َّل َم َري َة ُه َر َي
نا ِه ِنا ِه ِف ى َّلا ِا ِم ا ْلا ج ص َف َا
َُي و َد َل ُد ُها َع َل َا ْو ُ ي َن َا ْو ُ ي َه َ ب َو ُ ي ْو ْو د َم ْو ُل ْن َم َس َر ِنا ِه ْط َر ِة
Artinya : Dari Abi Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: “ Setiap bayi dilahirkan dengan fitrah. Maka ibu-bapaknyalah yang menjadikan ia Yahudi, atau menjadikan ia Nasrani atau menjadikan ia Majusi ” (HR. Bukhori: 1358).
Sebagai umat Islam, pendidikan agama Islam ditengah keluarga mutlak adanya. Pendidikan agama Islam tidak bisa sepenuhnya hanya diserahkan pada lembaga pendidikan Islam atau sekolah, karena mendidik agama Islam tidak hanya tanggungjawab sekolah tetapi juga merupakan tanggung jawab keluarga dan keluargalah yang paling utama.
Melihat pentingnya pendidikan agama Islam, maka orang tua harus mampu mengarahkan pendidikannya dibidang keagamaan. Sejak dini seorang anak harus mampu membaca al-
Qur’an, melakukan sholat, puasa dan sebagainya.
Cara orang tua agar anak mendapatkan pendidikan agama biasanya dengan cara mengajari sendiri anaknya mengaji di rumah, mengajak anak pergi kemasjid untuk berjama’ah atau mengikuti pengajian-pengajian, memasukkan anak ke taman pendidikan al-
Qur’an (TPQ) dan yang paling penting adalah memberikan teladan yang baik pada anaknya.
Hal di atas merupakan upaya orang tua untuk memberikan dorongan atau motivasi, rangsangan dan latihan kepada anak untuk menerima, memahami, meyakini serta mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dan diharapkan nantinya upaya tersebut dapat memberikan pengaruh positif pada anak yaitu sewaktu dewasanya nanti ia akan menjadi orang yang kuat agamanya (Mansur, 2005:25).
Dalam upaya orang tua memberikan pendidikan agama yang baik pada anak terkadang banyak kendala yang dihadapi orang tua, seperti kurangnya pengetahuan orang tua terhadap agama, kendala ekonomi, kesibukan dan bahkan karena berbeda agama dengan anak.
Dalam hal pendidikan agama untuk anak, penting sekali adanya kesamaan agama antara orang tua dan anak, sehingga pendidikan agama oleh orang tua terhadap anaknya dapat berlangsung secara optimal. Berada pada lingkungan yang seagama dan budaya yang sama, lebih membantu perkembangan pendidikan agama serta keber-agamaan anak dan orang tua dalam masyarakat.
Mengenai berbeda agama dengan anak, itu dikarenakan orang tua menikah beda agama. Menikah beda agama pada dasarnya dilarang, tetapi bisa dilakukan dengan adanya syarat dan ketentuan tertentu. Sekarang dengan adanya wadah yang bisa menangani pernikahan beda agama seperti lembaga Percik yang ada di Salatiga maka semakin banyak kemungkinan orang melakukan pernikahan beda agama. Sehinggga hal tersebut mengakibatkan banyak anak yang orang tuanya berbeda agama apalagi di Kota Salatiga dimana jumlah penduduk non muslimnya bisa dibilang banyak.
Dampak sosial dari pernikahan beda agama, salah satunya adalah masalah pendidikan agama pada anak sebagai tanggung jawab perkawinan.
Bukan sesuatu yang mudah bagi keluarga beda agama khususnya orang tua dalam mendidik dan menanamkan nilai spiritual pada anak. Dampak lain dari pernikahan beda agama adalah akan mengalami kesulitan dan kebingungan, menemui benturan prinsip, perbedaan pandangan dan kemungkinan sulit mewujudkan tujuan pernikahan yaitu keluarga yang harmonis (Saefullah, 2005:38).
Kesulitan dan kebingungan orang tua yang berbeda agama dalam mendidik anak antara lain adalah mengenai pendidikan iman anak. Mereka berada ditengah-tengah ketegangan antara melaksanakan tanggungjawab membina keimanan anak dan memahamkan makna kebebasan beragama.
Dalam ketegangan itu mereka akhirnya memutuskan untuk memberi kebebasan kepada anak dalam memilih agama dan kepercayaannya sendiri.
Mereka berpikiran bahwa biarlah anak memilih kepercayaan secara bebas dan sesuai dengan keinginannya. Suami istri tersebut menghindari konflik antar mereka dengan membiarkan.
Pertanyaannya: Apakah sikap dan keputusan mereka itu tepat? Bagaimana tanggungjawab mereka sebagai orang tua yang beriman dan menjadi pendidik utama dan pertama bagi anak-anak, jika mereka mengambil keputusan seperti itu? (Prihartono, 2007:17).
Melihat pernyataan di atas, maka timbul gagasan penulis yaitu berarti pendidikan agama dalam keluarga beda agama dan seagama itu memiliki perbedaan, diantaranya mungkin mengenai model pendidikan agamanya, yang mana model pendidikan agama dalam keluarga beda agama itu lebih mengajarkan kepada toleransi dan kebebasan beragama pada anaknya, sedangkan pada keluarga seagama lebih mengajarkan keimanan yang kuat terhadap agama anaknya. Untuk lebih mengetahui perbedaan antara seagama, maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai hal tersebut dengan judul: “STUDI KOMPARASI MODEL PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DALAM KELUARGA BEDA AGAMA DAN SEAGAMA DI PERUMAHAN TEGALREJO PERMAI SALATIGA ”.
B. Fokus Penelitian 1.
Bagaimana deskripsi keluarga dan model pendidikan agama Islam dalam keluarga seagama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga?
2. Bagaimana deskripsi keluarga dan model pendidikan agama Islam dalam keluarga beda agama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga?
3. Bagaimana perbandingan (persamaan dan perbedaan) model pendidikan agama Islam dalam keluarga beda agama dan seagama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga? C.
Tujuan Penelitian 1.
Untuk mengetahui deskripsi keluarga dan model pendidikan agama Islam dalam keluarga seagama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga.
2. Untuk mengetahui deskripsi keluarga dan model pendidikan agama Islam dalam keluarga beda agama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga?
3. Untuk mengetahui perbandingan (persamaan dan perbedaan) model pendidikan agama Islam dalam keluarga beda agama dan seagama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga.
D. Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua manfaat yang penulis paparkan,
1. Secara Teoritik Manfaat secara teoritik dari penelitian ini adalah: a.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya tentang model pendidikan agama Islam dalam keluarga beda agama dan keluarga seagama b.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu melengkapi atau memberi kontribusi hasil kajian dari penelitian terdahulu, khususnya studi tentang model pendidikan agama Islam dalam keluarga beda agama dan keluarga seagama.
2. Secara Praktis Manfaat secara praktis dari penelitian ini adalah: a.
Bagi orang tua 1)
Sebagai bahan masukan bagi orang tua tentang pentingnya pendidikan agama Islam bagi anak di dalam keluarga 2)
Sebagai bahan masukan bagi orang tua agar dapat mendidik anak tentang agama Islam dengan model pendidikan agama Islam yang baik b. Bagi guru agama
1) Sebagai bahan masukan bagi guru agama bahwa latar belakang keluarga anak didik itu berbeda-beda dan berpengaruh pada proses pembelajaran serta outputnya nanti, jadi hal tersebut untuk
2) Sebagai bahan masukan bagi guru agama bahwa tugas guru agama tidak hanya melaksanakan pendidikan agama tetapi juga memperbaiki pendidikan agama yang mungkin salah diterima anak ketika di dalam keluarga.
c.
Bagi anak 1)
Agar anak dapat lebih memahami kondisi keluarganya dan tidak patah semangat di dalam mempelajari ilmu agama 2)
Diharapkan agar anak mendapatkan pendidikan agama Islam yang baik dari orang tua maupun guru agamanya.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian tersebut, maka penulis berusaha menjelaskan pengertian Studi Komparasi Model Pendidikan Agama Islam pada Anak dalam Keluarga Beda Agama dan Keluarga Seagama sebagai berikut:
Studi berasal dari bahasa Inggris study, yang artinya mempelajari, penyelidikan (Echols, 2005:563).
Komparasi berasal dari bahasa Inggris comparative yang berarti membandingkan atau menurut kamus bahasa Indonesia komparasi adalah membandingkan (Senja:479).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia model adalah pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.
Pendidikan agama Islam atau At-Tarbiyah Al-Islamiah adalah usaha pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (Daradjat, 1996: 86).
Keluarga adalah suatu institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan antara sepasang suami istri untuk hidup bersama, seia sekata, seiring, setujuan, dalam membina mahligai rumah tangga untuk mencapai keluarga sakinah dalam lindungan dari ridha Allah SWT (Djamarah, 2004:28).
Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan hubungan dengan Dia melalui upacara, penyembahan dan permohonan, dan membentuk sikap hidup manusia menurut atau berdasarkan ajaran agama itu (Ali, 1997:36).
Jadi Studi Komparasi Model Pendidikan Agama Islam pada Anak dalam Keluarga Beda Agama dan Seagama adalah mempelajari dan membandingkan model asuhan pendidikan agama Islam pada anak dalam keluarga (orang tua) yang berbeda keyakinannya terhadap Tuhan dan keluarga yang sama keyakinannya terhadap Tuhan.
F. Metode Penelitian
Secara umum metode adalah prosedur dan cara yang ditempuh dalam mencapai suatu tujuan. Di dalam penelitian, metode adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian.
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui usaha mencari data untuk memahami sesuatu melalui mencari bukti- bukti yang muncul dengan masalah itu yang dilakukan hati-hati sekali, sehingga diperoleh hasil pemecahannya.
Setiap penelitian pasti akan menjumpai obyek atau sumber penelitian, baik berupa manusia, benda, peristiwa, atau gejala yang akan terjadi. Obyek atau data tergantung masalah yang akan diteliti.
Kegiatan penelitian dilaksanakan terhadap obyek yang akan diteliti yaitu lima keluarga beda agama dan lima keluarga seagama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga dengan menggunakan metode penelitian sebagai berikut :
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Disebut deskriptif kualitatif karena memberikan gambaran umum atau uraian atau suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. Penelitian kualitatif tidak menguji teori melainkan memaparkan masalah.
Menurut lexy metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2011:3). Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan.
2. Kehadiran Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrument penelitian dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan. Untuk memperoleh data-data yang valid yang dibutuhkan dalam penelitian, maka peneliti hadir secara langsung di lokasi penelitian.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Perumahan Tegalrejo Permai
Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah karena peneliti mengetahui di Perumahan tersebut terdapat beberapa keluarga yang berbeda agama dimana keluarga beda agama termasuk hal yang sulit untuk ditemukan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2015 sampai dengan 15 September 2015.
4. Sumber Data Pada penelitian ini penulis memperoleh data dengan cara snowball
sampling atau disebut dengan sampel bola salju. Dengan snowball sampling ini penulis bertanya pada satu atau dua orang yang dapat
dijadikan sampel. Kemudian penulis ingin mendapatkan informasi yang lebih banyak lagi dan ingin bertanya lebih dari satu atau dua orang maka orang yang ditanya tadi menunjukkan orang lain lagi, yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Dan sumber data yang digunakan peneliti ada dua yaitu: a.
Data Primer Data yang diperoleh dari lapangan atau tempat penelitian.
Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan atau tempat penelitian. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang model pendidikan
Tegalrejo Permai Salatiga. Sumber data langsung peneliti peroleh dari hasil wawancara dengan keluarga beda agama dan seagama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga.
b.
Data Sekunder Data yang bersumber dari sumber bacaan dan bebagai macam sumber lainnya misalnya dokumen. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memeperkuat hasil temuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan.
5. Metode Pengumpulan Data a.
Metode Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap objek di tempat berlangsungnya peristiwa (Sukandarrumidi, 2005:112). Metode observasi ini digunakan untuk memperoleh data yang konkrit tentang karakteristik dan model pendidikan agama Islam dalam keluarga beda agama dan seagama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga.
b.
Metode Interview Interview dikenal pula dengan istilah wawancara yakni suatu proses tanya jawab lisan antar 2 orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar telinga sendiri dari suaranya (Sukandarrumidi, 2004:88). Adapun pertanyaan mengenai karakteristik keluarga dan model pendidikan agama Islam kepada keluarga beda agama dan seagama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga, kemudian jawaban mereka nantinya dijadikan data penelitian.
c.
Dokumentasi Catatan kegiatan yang menunjukkan sejumlah fakta dan data tersimpan dalam penelitian yang bisa berbentuk gambar foto, video atau rekaman wawancara, naskah atau berkas-berkas dan dokumentasi pendukung lainnya. Seluruhnya dapat digunakan sebagai penguat seluruh informasi. Adapun dokumentasi yang digunakan penulis adalah berupa rekaman wawancara dan berkas-berkas tentang profil Kelurahan Tegalrejo Salatiga.
6. Analisis Data
Analisis data kualitatif (Bogdan dan Taylor,1992:33) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Display data, peneliti menyajikan semua data yang diperolehnya dalam bentuk uraian atau laporan terperinci b.
Reduksi data, peneliti memotong data-data yang tidak perlu untuk dibuang, laporan-laporan yang diambil hanya yang pokok saja difokuskan pada hal-hal yang penting c. Verifikasi data, sejak mulanya peneliti berusaha untuk mencari data yang dikumpulkannya kemudian disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian 7. Pengecekan Keabsahan Data
Sebagai upaya untuk membuktikan bahwa data yang diperoleh adalah benar-benar valid, maka peneliti menggunakan cara triangulasi, yakni data atau informasi yang diperoleh dari suatu pihak dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Hal ini bertujuan membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak agar terhindar dari subyektifitas.
8. Tahap-Tahap Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis melalui empat tahap sebagai berikut: a.
Tahap Sebelum ke Lapangan Penulis menentukan fokus penelitian yang akan menjadi pokok pembahasan, kemudian penulis melakukan penyusunan proposal penelitian. b.
Tahap Pekerjaan Lapangan Penulis melakukan pengumpulan bahan yang berkaitan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi penelitian. Pada tahap ini penulis memulai terjun ke lapangan tempat penelitian tersebut.
c.
Tahap Anlisis Data Pada tahap ini penulis menganalisis data yang diperoleh melalui obsevasi, dokumentasi, dan wawancara dengan keluarga beda agama dan seagama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga.
d.
Tahap Penulisan Laporan Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan, pengumpulan data sampai pada pemberian makna, selain itu peneliti melakukan konsultasi kepada pembimbing guna penyusunan laporan selengkapnya.
G. Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan laporan penelitian ini, penulis menyusun sistematikanya sebagai berikut : Bab I Pendahuluan. Sebelum memasuki inti permasalahan yang dibahas bab-bab selanjutnya pada penelitian ini, maka penulis terlebih dahulu mengemukakan latar belakang masalah, kemudian untuk mengetahui sejauh mana penelitian ini dibuat, dapat dilihat dalam perumusan masalah dan tujuan penelitian serta manfaat hasil penelitian, untuk menghindari pemahaman yang salah terhadap judul penelitian ini maka penulis memahami isi penelitian ini, maka penulis tampilkan metode yang dipakai dan sistematika penulisan laporan penelitian.
Bab II Kajian Pustaka. Penulis menjabarkan landasan teori berisi tentang teori-teori yang membahas tentang pendidikan agama Islam, konsep pendidikan agama Islam dalam keluarga seagama dan konsep pendidikan agama Islam dalam keluarga beda agama.
Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian atau Laporan Hasil Penelitian. Bagian ini memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh dari observasi, hasil wawancara. Uraian tersebut mengenai gambaran umum Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga, data informan, deskripsi keluarga dan model pendidikan agama Islam dalam keluarga seagama dan beda agama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga .
Bab IV Pembahasan. Penjelasan-penjelasan yang berisi analisa perbandingan antara model pendidikan agama Islam pada anak dalam keluarga beda agama dan seagama di Perumahan Tegalrejo Permai Salatiga.
Bab V Penutup. Berisi kesimpulan dan saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar setelah selesai pendidikan tersebut anak dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam serta menjadi pandangan hidup (Shaleh, 1976:20).
Pendidikan agama Islam bisa diartikan “bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nila agama Islam, dan bertanggungjawab sesuai dengan nilai-nilai Islam
” (Marimba, 1976:20).
2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
Menurut Mansur dalam bukunya Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam (2005:303) bahwa fungsi pendidikan agama Islam secara makro adalah memelihara dan mengembangkan fitrah dan sumber daya insani yang ada pada subjek didik menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam atau terbentuknya kepribadian muslim. Selain itu ada beberapa fungsi pendidikan agama Islam, yaitu: a.
Mengembangkan wawasan yang benar dan tepat mengenai jati diri manusia, alam sekitarnya dan mengenai kebesaran Illahi, sehingga tumbuh kreatifitas yang benar.
b.
Mensucikan diri manusia dari syirik dan berbagai sikap hidup dan perilaku yang dapat mencemari fitrah kemanusiaannya, dengan menginternalisasi nilai-nilai insani dan Illahi pada subjek didik.
c.
Mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menopang dan memajukan kehidupan baik individu maupun sosial.
Selain itu pendidikan Islam bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensi baik jasmaniah maupun rohaniah, emosional maupun intelektual, serta ketrampilan agar manusia mampu mengatasi problema kehidupan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang mandiri dan sadar bahwa manusia mempunyai wewenang untuk hidup bebas baik dalam berkarya maupun berpikir. Inti dari tujuan pendidikan Islam adalah sama seperti tujuan penciptaan manusia sebagaimana firman Allah Q.S. Adz-Dzariaat:56
ِنوُدُبْعَ يِل لاِإ َسْنلإاَو َّنِْلْا ُتْقَلَخ اَمَو
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.Dengan demikian tujuan pendidikan Islam adalah merealisasikan penghambaan kepada Allah dalam kehidupan manusia
3. Metode Pendidikan Agama Islam
Menurut Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya Pendidikan Anak dalam Islam, metode-metode pendidikan anak yang efektif yaitu: a.
Pendidikan dengan keteladanan Masalah keteladanan pendidik atau orang tua menjadi faktor penting dalam menentukan baik buruknya anak, karena pendidik atau orang tua adalah figur terbaik dalam pandangan anak, yang tindak-tanduknya dan sopan santunnya, disadari atau tidak, akan ditiru anak. Seorang pendidik kiranya sangat mudah untuk mengajari anak dengan berbagai materi pendidikan, tetapi teramat sangat sulit bagi anak untuk melaksanakannya ketika melihat orang yang memberikan pengarahan tidak mengamalkannya.
b.
Pendidikan dengan adat kebiasaan Seperti perkataan Imam Ghazali dalam bukunya Imam
Ghazali yang dikutip oleh Ulwan, ia mengatakan: “Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya, hatinya
yang suci adalah permata yang sangat mahal harganya. Jika dibiasakan pada kejahatan dan dibiarkann seperti dibiarkannya binatang, ia akan celaka dan binasa. Sedang memeliharanya adalah dengan upaya pendidikan dan mengajari akhlak yang baik.
Menurut Ulwan metode Islam dalam memperbaiki anak- anak adalah mengacu pada dua pokok yaitu pengajaran dan pembiasaan, yang dimaksud dengan pengajaran adalah upaya teoritis dalam perbaikan dan pendidikan. Sedangkan yang dimaksud dengan dan persiapan. Pengajaran dan pembiasaan sebaiknya dimulai sejak anak-anak yaitu ketika anak mulai memahami realita kehidupan.
Maka hendaknya para pendidik, ayah, ibu dan pengajar, memusatkan perhatian pada pengajaran anak-anak tentang kebaikan dan upaya membiasakannya. Contoh dari mengajarkan dan membiasakan kebaikan pada anak yaitu para pendidik mengajarkan bahwa agar anak-anak mengerjakan shalat, selain itu pendidik juga mengajari tentang hukum shalat, rukun shalat, bilangan rekaatnya, tata caranya, kemudian biasakan mengerjakannya dengan berjamaah di masjid.
Anak penting sekali diajari pendidikan shalat karena shalat dapat menjadi penawar paling mujarab bagi kesehatan, jiwa, rohani dan fisik manusia yang akan dimanifestasikan dalam sikap qanaah yang tinggi terhadap apa yang diterimanya dari Allah SWT selain itu shalat adalah sebagai tiangnya agama (Mansur, 2004:168-171).
c.
Pendidikan dengan nasihat Metode lain yang penting dalam pendidikan, pembentukan keimanan, mempersiapkan moral, spiritual dan sosial anak, adalah pendidikan dengan pemberian nasihat. Sebab nasihat ini dapat membukakan mata anak-anak tentang hakikat sesuatu dan mendorongnya menuju situasi luhur, menghiasinya dengan akhlak yang mulia, serta membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam.
d.
Pendidikan dengan perhatian/pengawasan
Pendidikan dengan perhatian adalah mencurahkan, memperhatikan, dan senantiasa mengikuti perkembangan anak dalam pembinaan akidah dan moral, persiapan spiritual, dan sosial, disamping selalu bertanya tentang situasi pendidikan jasmani dan kemampuan ilmiahnya. Nash tentang keharusan memperhatikan dan melakukan pengawasan: Q.S. at-Tahrim:6
اَهْ يَلَع ُةَراَجِْلْاَو ُساَّنلا اَهُدوُقَو اًراَن ْمُكيِلْهَأَو ْمُكَسُفْ نَأ اوُق اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ اَي َنوُرَمْؤُ ي اَم َنوُلَعْفَ يَو ْمُهَرَمَأ اَم َهَّللا َنوُصْعَ ي لا ٌداَدِش ٌظلاِغ ٌةَكِئلاَم Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Ayat di atas dapat mengandung penjelasan bahwa bagaimana pendidik memelihara keluarga dan anak-anak dari api neraka jika ia tidak memerintah dan melarang mereka, tidak memperhatikan dan mengontrol mereka?
Ali ra. menafsirkan, qu anfusikum, dengan
“Didiklah dan ajarilah mereka . Sayyidina Umar ra. menafsirkan: “melarang mereka dari apa yang diperintahkan Allah, dan memerintah kepada mereka apa yang diperintahkan oleh Allah. Dengan demikian tercipta pemeliharaan mereka dari api neraka.
”
Dalam buku Pendidikan Anak dalam Islam karya Abdullah antara lain adalah keimanan, moral, mental intelektual, jasmani, kejiwaan, sosial dan spiritual anak.
e.
Pendidikan dengan memberi hukuman Hukuman dalam syariat Islam itu berbeda-beda sesuai dengan usia, kultur, dan kedudukannya. Demikian pula hukuman yang diterapakan para pendidik di rumah atau sekolah, berbeda-beda dari segi jumlah dan tata caranya, tidak sama dengan hukuman yang diberikan kepada orang-orang umum (Ulwan, 1995:1-2).
Metode yang dipakai Islam dalam upaya memberikan hukuman kepada anak antara lain lemah lembut dan kasih sayang adalah dasar pembenahan anak, menjaga tabiat anak yang salah dalam menggunakan hukuman dan dalam upaya pembenahan hendaknya dilakukan secara bertahap, dari yang paling ringan hingga yang paling keras.
Metode pendidikan agama Islam meliputi: metode dialog Qur’ani dan Nabawi, mendidik melalui kisah-kisah dan perumpamaan
Qur’ani dan Nabawi, mendidik melalui keteladanan, aplikasi dan pengalaman, ibarah dan nasihat serta targhib dan tarhib (Ananahrawi, 2004:204).
4. Tanggung Jawab Pendidikan Iman
Pendidikan iman adalah mengikat anak dengan dasar-dasar iman, rukun Islam dan dasar-dasar syariah, sejak anak mulai mengerti
Dasar-dasar iman adalah segala sesuatu yang ditetapkan melalui pemberitaaan secara benar, berupa hakikat keimanan dan masalah ghaib, seperti beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat, beriman kepada kitab-kitab samawi, beriman kepada rasul, beriman bahwa manusia akan ditanya oleh dua malaikat, beriman kepada siksa kubur, hari kebangkitan, hisab, surga, neraka, dan seluruh perkara ghaib lainnya.
Rukun Islam adalah setiap ibadah yang bersifat badani dan harta, yaitu shalat, puasa, zakat dan haji bagi yang mampu melakukannya.
Dasar-dasar syariat adalah segala yang berhubungan dengan sistim atau aturan Illahi dan ajaran-ajaran Islam, berupa akidah, ibadah, akhlak, perundang-undangan, peraturan dan hukum.
Kewajiban pendidik adalah menumbuhkan anak atas dasar pemahaman dan dasar-dasar pendidikan iman dan ajaran Islamsejak masa pertumbuhannya. Sehingga anak akan terikat dengan Islam, baik akidah maupun ibadah, disamping penerapan metode maupun peraturan. Setelah petunjuk dan pendidikan ini, ia hanya akan mengenal Islam sebagai agamanya, al-
Qur’an sebagai pedomannya, dan Rasulullah SAW. sebagai pemimpin dan teladannya.
Pemahaman tentang pendidikan ini berdasarkan pada wasiat- wasiat Rasulullah SAW. dan petunjuknya di dalam menyampaikan dasar- dasar iman dan rukun-rukun Islam kepada anak. Berikut ini petunjuk dan a.
Membuka kehidupan anak dengan Laa Ilaaha Illallaah, rahasianya adalah agar kalimat tauhid dan syi’ar masuk Islam itu merupakan sesuatu yang pertama masuk ke dalam pendengaran anak. Hal ini mempunyai pengaruh terhadap penanaman dasar-dasar akidah, tauhid, dan iman bagi anak.
b.
Mengenakan hukum-hukum halal dan haram kepada anak, rahasianya agar ketika akan mebukakan kedua matanya dan tumbuh besar, ia telah mengenal perintah-perintah Allah sehingga ia dapat melaksanakannya, dan mengerti larangan-larangan-Nya sehingga dapat menjauhnya.
c.
Menyuruh anak untuk beribadah pada usia tujuh tahun, rahasianya adalah agar anak dapat mempelajari hukum ibadah ini sejak masa pertumbuhannya.
d.
Mendidik anak untuk mencintai rasul, keluarganya, dan membaca al- Qur’an, rahasianya adalah agar anak-anak mampu meneladani perjalanan hidup orang-orang terdahulu.
Sebagai seorang pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya yang mempunyai rasa tanggungjawab dan kewajiban yang besar untuk melahirkan anak-anak dengan berpijak pada landasan iman dan prinsip dasar Islam, selayaknya tahu batasan-batasan tanggung jawab dan kewaji ban yang dipikulnya. Adapun batasan tanggung jawab dan kewajiban tersebut adalah sebagai berikut: a.
Membina anak-anak agar beriman kepada Allah, kekuasaan-Nya, dan ciptaan-Nya, dengan cara tafakur akan kebesaran-Nya.
Bimbingan ini diberikan ketika anak-anak sudah dapat mengenal dan membeda-bedakan sesuatu. Dalam pembinaan ini, sebaiknya para pendidik dan orang tua menggunakan metode
sosialisasi berjenjang . Yaitu dari hal-hal yang dapat dicerna dengan
menggunakan indra, kemudian meningkat pada hal-hal yang bersifat umum dan tersusun secara teratur. Hingga pada akhirnya, para pendidik dapat mengantarkan anak-anak kepada iman dengan cara yang logis dan argumentatif.