PENGELOLAAN SUMBER AIR OLEH PDAM KOTA MAGELANG DALAM PERSEPEKTIF PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA DAN HUKUM ISLAM - Test Repository

  

PENGELOLAAN SUMBER AIR OLEH PDAM KOTA

MAGELANG DALAM PERSEPEKTIF

PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA DAN

HUKUM ISLAM

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H)

  

Oleh:

NURUL AZIZAH

NIM. 214-13-007

PROGAM STUDI

  HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

  

MOTTO

Saya Datang, Saya Bimbingan, Saya Ujian, Saya Revisi dan Saya

Menang

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1.

  Kedua orang tuaku tercinta Bapak (Ahmad Yani), Ibu (Mardiyah). Sebagai motivator terbesar dalam hidupku yang tak mengenal lelah dan mendoakan aku serta menyayangiku, terima kasih atas semua pengorbanan, keringat dan kesabaran mengantarkanku sampai kini

  2. Idham Cholid, satu-satunya saudara kandung yang kupunya, walaupun tidak ada ucapan yang keluar tetapi aku yakin pasti didalam batinmu selalu mendoakanku selalu.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karuninnya-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai strata satu Hukum Ekonomi Syariah. Penulis menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, mulai dari masa perkuliahan sampai dalam penyusunannya. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Dr. SitiZumrotun, M. Ag selaku Dekan Fakultas Syar‟iah IAIN Salatiga.

  3. Ibu Evi Ariyani, SH., MH, selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah IAIN Salatiga.

  4. Bapak Prof. Muh Zuhri, M.Aselaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan untuk selalu melakukan yang terbaik.

  5. Ibu Lutfiana Zahriani, S.H., M.H. selaku Kepala Lab. Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga.

  6. Bapak Dr. Ilya Muhsin,S.HI., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta dukungannya untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.

  7. Keluarga tercinta ibuk, bapak, saudara yang tak henti-hentinya selalu mendoakan dan memberikan semangat.

  3. Terimakasih kepada para sahabat terbaikku yang selalu mendukung dan memotivasiku tiada henti, Ilham Nasrullah, Dian Maya Sari, Anida Kumalasari, Ratna Dwiastuti, Diana Wulansari, Ilham Indrawan, Feri Firdaus,Maulina Handayani,Intan Fadhilah, Muhammad Munif, Alfa Alfi Rohmah, dan Umi Mafaza Hafni.

  9. Serta teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih banyak untuk pertemanannya selama ini dan sukses selalu untuk kalian semua.

  10. Untuk teman-teman HES angkatan 2013 IAIN Salatiga.

  11. Seluruh jajaran akademi Institut Agama Islam Negeri Salatiga Fakultas Syariah yang tidak bisa penulis sebutkan semuannya terimakasih banyak telah banyak membantu penyusunan skripsi ini.

  12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah memberikan Konstribusi dan dukungan yang cukup besar sehingga penulis dapat menjalani perkuliahan dari awal hingga akhir di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Semoga Allah SWTmembalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan dan senantiasa mendapatkan

  maghfiroh , dilingkupi rahmat dan cita-Nya. Amin.

  Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penlis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi materi ataupun skripsi. Sehingga saran, dan kritik serta perbaikan yang membangun dari pembaca akan penulis terima dengan kerendahan hati. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

  

ABSTRAK

Azizah, Nurul (2018). Pengelolaan Sumber Air Oleh PDAM Kota Magelang Persepektif Perundang-undangan di Indonesia dan Hukum Islam.

  Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. Ilya Muhsin, S.HI., M.Si

  Kata Kunci : Pengelolaan, Perundang-undangan, Hukum Islam

  Air merupakan sumber penghidupan bagi manusia, baik ia digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sebagai air minum maupun untuk menjaga keberlangsungan sumber mata pencahariannya untuk pengairan pertaniannya. Tetapi di Desa Kebon Agung air yang seharusnya dialokasikan ke pertanian malah dialirkan ke PDAM Kota Magelang. Dari latar belakang tersebut penulis fokus meneliti tentang 1.Bagaimana pengelolaan sumber air di Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Magelang ?2.Bagaimana dampak pengelolaan sumber air di Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Magelang terhadap masyarakat ?

  3.Bagaimana tinjauan UU No.7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, Perda No.6 tahun 2016 tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Magelang dan hukum Islam terhadap pengelolaan sumber air di Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Magelang ?

  Dalam penelitian ini jenis penelitian yang dipakai penyusun adalah kualitatif dan pendekatannya menggunakan yuridis empiris yaitu, pendekatan yang dilakukan dengan melihat suatu kenyataan hukum yang terjadi di masyarakat yang berfungsi untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasi perundang-undangan. Adapun langkah-langkah dalam tehnik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumen.Dan pengelolaan sumber air di PDAM Kota Magelang dengan pemanfaatan, konservasi, pengawasan.Dampak pengelolaan sumber air di PDAM Kota Magelang terhadap masyarakat Dampak ekonomi dimana kompensasi tidak sesuai dengan yang diharapkan masyarakat Desa Kebon Agung merasa rugi dengan hal tersebut karena kompensai yang diberikan tidak sesuai dengan profit yang di dapat oleh PDAM Kota Magelang, sedangkan dampak pertanian debit air berkurang akibat nyalahan pertanian kekurangan pengairan. Untuk UU No.7 Tahun 2004 pengaturanpengelolaan sumber daya air yaitu pemanfaatan, konservasi dan pengawasan. Untuk Perda No.6 Tahun 2016 menyelenggarakan usaha pengelolaan dan pelayanan air minum kepada masyarakat untuk mewujudkan pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.Mengenai tinjauan hukum Islam Dari tinjauan hukum Islam terhadap pengelolaan sumber air oleh PDAM Kota Magelangdi Desa Kebon Agung tidak sesuai dari rujukan hadits, sedangkan dalam al-

  Qur‟an telah sesuai yang tertulis sebelumnya menerangkan bahwasannya dalam pengelolaan sumber air mengambil daripada yang disyari‟atkan dalam Islam.

  DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING ............................................................................ ii

PENGESAHAN ........................................................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. iv

MOTTO .................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ..................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .............................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ............................................................................................. x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3 D. Kegunaan Penelitian....................................................................... 4 E. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 5 F. Penegasan Istilah ............................................................................ 8 G. Metode Penelitian........................................................................... 10 H. Sistematika Penulisan..................................................................... 14 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Pengelolaan Sumber Air .............................................. 16 B. Tinjauan UU No.7 tahun 2004 terhadap Pengelolaan Sumber Air ..................................................................................... 17 C. Tinjauan Perda No.6 tahun 2016 terhadap Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Magelang ............................................... 20 D. Tinjauan hukumIslam tentang Pengelolaan Sumber Air ..................................................................................... 24

  BAB III PENGELOLAAN PDAM KOTA MAGELANG TERHADAP SUMBER AIR DAN DAMPAKNYA TERHADAP WARGA DI SEKITAR SUMBER AIR A. Profil PDAM Kota Magelang 1. Sejarah PDAM Kota Magelang ............................................... 33 2. Visi dan Misi PDAM Kota Magelang ...................................... 34 3. Struktur Organisasi................................................................... 34 4. Pelayanan di PDAM Kota Magelang ....................................... 35 5. Analisis Keuangan PDAM Kota Magelang ............................. 35 6. Klasifikasi Jenis Golongan ....................................................... 36 B. Sumber Air yang dikelola PDAM Kota Magelang 1. Sumber Air Alami .................................................................... 37 2. Sumber Air dengan sistem pipa ............................................... 39 C. Pengelolaan PDAM terhadap sumber air 1. Pemanfaatan ............................................................................ 41 2. Konservasi ................................................................................ 42 3. Pemberdayaan dan Pengawasan ............................................... 46 D. Dampak pengelolaan sumber air oleh PDAM Kota Magelang

  terhadap masyarakat disekitar sumber air 1.

  Dampak Ekonomi..................................................................... 46 2. Dampak Pertanian .................................................................... 47

  BAB IV PENGELOLAAN PDAM KOTA MAGELANG TERHADAP SUMBER AIR DALAM PERSPEKTIF PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA DAN HUKUM ISLAM A. Pengelolaan oleh PDAM Kota Magelang terhadap sumber air

  perspektif UU No.7 tahun 2004 ..................................................... 50 B. Pengelolaan oleh PDAM Kota Magelang terhadap sumber air perspektif Perda No.6 tahun 2016 .................................................. 52

  C.

  Pengelolaan oleh PDAM Kota Magelang terhadap sumber air

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 59 B. Saran ............................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 63

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan semua makhluk hidup membutuhkan air sebagai salah satu

  sumber kehidupan. Dengan kata lain air merupakan material yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan di bumi. Semua organisme yang hidup tersusun dari sel-sel yang berisi air sedikitnya 60% dan aktifitas metaboliknya mengambil tempat di larutan air (Enger dan Smith dalam Tasambar Mochtar, 2000). Untuk kepentingan manusia dan kepentingan komersial lainnya ketersediaan air dari segi kualitas dan kuantitas mutlak diperlukan.

  Air merupakan sumber penghidupan bagi manusia, baik ia digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sebagai air minum maupun untuk menjaga keberlangsungan sumber mata pencahariannya untuk pengairan (irigasi) pertaniannya. Karena itu, air tidak boleh hanya dipandang sebagai entitas sumber daya alam semata, namun ia juga memiliki fungsi dan manfaat yang begitu signifikan bagi kehidupan umat manusia. Dengan demikian, pengelolaan sumber daya air yang tepat dan serius serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat mutlak diperlukan (Agus Fakhrina, 2012).

  Salah satu upaya mensejahterakan masyarakat adalah dengan meningkatkan daya guna industri air bersih. Industri air bersih merupakan salah satu industri yang utama dalam kelangsungan hidup setiap manusia dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sehingga ketersediaan air dari segi kebutuhan air bersih adalah salah satu hak dasar bagi setiap manusia khususnya rakyat Indonesia. Dalam rangka memenuhi kebutuhan air maka pemerintah telah berupaya dengan mengundangkan ketentuan yang mengatur mengenai pengelolaan air yaitu Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (UU SDA). Fungsi sumber daya air tidak hanya mempunyai fungsi sosial tetapi juga fungsi lingkungan hidup dan ekonomi.

  Fungsi sosialnya tercermin pada hak guna air yaitu hak untuk memperoleh dan memakai air yang meliputi pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari termasuk pertanian rakyat dan kebutuhan sosial lain yang diperoleh tanpa perijinan terkecuali apabila mengubah kondisi sumber air. Sedangkan fungsi ekonomi tercermin pada hak guna usaha air yaitu hak untuk memperoleh dan mengusahakan air yang meliputi pemenuhan untuk kebutuhan usaha seperti untuk bahan baku produksi, untuk media usaha dan untuk bahan pembantu proses produksi yang diperoleh melalui perijinan.

  Pelayanan publik di bidang air bersih di Indonesia ditangani oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam hal ini adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dalam perkembangannya di Indonesia keberadaan PDAM menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan. Permasalahan yang dihadapi oleh banyak PDAM di Indonesia antara lain kesulitan mendanai biaya operasional dan masalah efisiensi sehingga tidak dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pelanggan. Akibatnya kualitas air bersih yang diproduksi juga rendah. Masyarakat kerap mengeluh air yang disalurkan Bahkan di beberapa wilayah di Indonesia konsumen hanya dapat menggunakan air yang diproduksi PDAM untuk keperluan kebersihan (mandi dan mencuci), sedangkan untuk air bersih, konsumen terpaksa harus mengeluarkan uang ekstra untuk membeli air minum dalam kemasan. Tingkat kebocoran yang tinggi juga berdampak terhadap tingkat efisiensi PDAM.

  Dilatarbelakangi hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengelolaan Sumber Air Oleh PDAM Kota Magelang

  Dalam Perspektif Perundang- Undangan di Indonesia dan Hukum Islam”

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana pengelolaan sumber air di Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Magelang ? 2. Bagaimana dampak pengelolaan sumber air di Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Magelang terhadap masyarakat Desa Kebon Agung Kec.

  Bandongan Kab. Magelang ? 3. Bagaimana tinjauan Perundang-undangan di Indonesia dan hukum Islam terhadap pengelolaan sumber air di Perusahaan Umum Daerah Air Minum

  Kota Magelang ? C.

   Tujuan Penelitian

  Dengan dilakukannya penelitian terhadap pegelolaan sumber air di Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Magelang ditinjau dari hukum

  1. Untuk mengetahuipengelolaan sumber air di Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Magelang.

  2. Untuk mengetahui dampak pengelolaan sumber air di Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Magelang terhadap masyarakat Desa Kebon Agung Kec. Bandongan Kab. Magelang.

  3. Untuk mengetahui tinjauan perundang-undangan dan hukum Islam terhadap pengelolaan sumber air di Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Magelang.

D. Kegunaan Penelitian

  Kegunaan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Kegunaan teoritis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang kajian ulang pengelolaan sumber air di Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Magelang.

  Hasil penelitian ini dapat juga memberikan wawasan kepada pembaca mengenai tinjauan UU No.7 tahun 2004 tentang SDA, Perda No.6 tahun 2016 tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Magelang dan hukum Islam terhadap pengelolaan sumber air di Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Magelang.

2. Kegunaan praktis

  Dengan adanya penelitian diharapkan dapat memberi kontribusi yang sumber air yang telah disepakati sesuai dengan perundang-undangan hak dan kewajiban masyarakat di Desa Kebonagung Kec. Bandongan Kab.

  Magelang.

E. Tinjauan Pustaka

  Penelitian bukanlah yang pertama membahas tentang pengelolaan sumber air di perusahaan air minum Kota Magelang. Namun, penelitian ini juga bukan dupliksi atau pengulangan dari penelitian-penelitian terdahulu.

  Adapun beberapa penelitian terdahulu yang dapat penulis pakai sebagai rujukan serta kaitannya dengan pokok permasalahan yang penulis kemukakan di antaranya: 1.

  Suharmika, Andi (2017) “Kewenangan Pengangkatan Direksi Perusahaan Daerah Di Kota Makassar (Studi Kasus Perusahaan Air Minum). Dalam penelian ini penulis membahas dua pokok permasalahan yaitu ; pertama Bagaimana pengaturan kewenangan pengangkatan direksi Perusahaan Daerah di Kota Makassar. Kedua Bagaiman pelaksanaan pengangkatan direksi Perusahaan Daerah di Kota Makassar. Hasil penelitiaannya menunjukkan bahwa berdasarkan pengaturan yang mengatur tentang pengangkatan direksi PDAM yang diatur pada Pengeturan Menteri Dalam Negeri No 2 Tahun 2007 tentang organ dan Kepegawaian PDAM dan Pengaturan Daerah Kota Makassar No 11 Tahun 2006 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kota Makassar No 6 Tahun 1974 tentang

  Daerah atau dalam hal ini Walikota Makassar atas usul Dewan Pengawas yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala Daerah dengan memperlihatkan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Makassar, dan terkhusus untuk jabatan Direktur Utama PDAM Kota Makassar, harus diangkat berdasarkan penilaian terbaik atas hasil uji kelayaan dan kepatutan yang dilakukan oleh Kepala Daerah terhadap seluruh direksi.

  2. Kusuma, RT Sandra Novella (2017) “Tinjaun Hukum Ekonomi Syariah dalam faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual air minum di perusahaan air minum (PDAM) Kota Cirebon. Dalam penelitian ini penulis membahas tiga pokok permasalahan yaitu Pertama, Bagaimana mekanisme penetapan harga jual air minum pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon. Kedua, Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penetapan harga jual air minum pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon. Dalam penetapannya, terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi, diantaranya yaitu perhitungan dan proyeksi biaya usaha dan biaya dasar, Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan, Ikhtisar Rekening Air (IRA), permintaan, Tingkat inflasi, investasi, dan Kondisi Ekonomi Masyarakat. Ketiga Bagaimana tinjauan hukum ekonomi syariah terhadap penetapan harga jual air minum pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon. Dalam menetapkan harga bagi pelanggannya itu berbeda-beda sesuai klasifikasi pelanggan yang telah ditetapkan. Dalam penetapan harga yang seperti ini diberbolehkan dalam bagi pelanggan seperti karena Faktor yang mempengaruhi penetapan harga jual air minum ini disesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat Kota Cirebon dengan menyesuaikan tarif untuk standar kebutuhan pokok air minum terjangkau oleh daya beli masyarakat pelanggan yang berpenghasilan sama dengan Upah Minimum Kota Cirebon dengan tidak melampaui 4% dari pendapatannya. Hasil penelitiaannya menunjukan bahwa penetapan tarif air minum di PDAM Kota Cirebon yang ditetapkan oleh Kepala Daerah Kota Cirebon berdasarkan usulan direksi setelah disetujui oleh Dewan Pengawas, konsep usulan tarif diajukan oleh direksi PDAM Kora Cirebon. Konsep usulan penetapan tarif terlebih dahulu dikonsultasikan dengan wakil atau forum pelanggan melalui berbagai media komunikasi untuk mendapatkan umpan balik sebelum diajukan kepada Kepala Daerah Kota Cirebon.

  Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian- penelitian sebelumnya adalah penelitian ini mengulas secara khusus dan mendalam bagaimana pengelolaan sumber air dalam persepektif UU No.7 tahun 2004, Perda No.6 tahun 2016 dan hukum Islam. Di saat banyak orang mencari solusi dari berbagai masalah sumber daya air, Islam telah memberikan solusi bahkan sejak masa diutusnya Rasulullah saw. Islam telah memberi konsep yang baik dalam menjaga kondisi dan keberlangsungan air di bumi dalam Al-

  Qur‟an maupun hadist. Tulisan ini memberikan gambaran tentang konsep pengelolaannya diperhatikan dalam Islam dan merupakan komponen yang sangat penting bagi keberlangsungan alam semesta dan makhluk di dalamnya. Dengan demikian diharapkan upaya untuk menjaga dan mengelola sumber daya air dengan baik tetap berlangsung.

F. Penegasan Istilah

  Agar terdapat kejelasan mengenai judul penelitian di atas, maka penulisan perlu menjelaskan maknanya sebagai berikut;

1. Pengelolaan sumber air

  Pengelolaan sumber air adalah upaya perencanaan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konversasi sumber daya air, dan mengendalikan sumber daya air rusak. Pengertian lain pengelolaan sumber daya air didefinisikan sebagai aplikasi dari cara struktur dan non- struktur untuk mengendalikan sistem sumber daya air alam dan buatan manusia untuk kepentingan atau manfaat manusia dan tujuan-tujuan lingkungan 2. UU No.7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

  Undang-undang adalah salah satu sumber hukum yang memiliki kekuatan mengikat bagi semua orang dalam suatu negara. Ketika undang- undang telah disahkan, maka undang-undang dinyatakan berlaku dan semua warga negara dianggap telah mengetahui keberadaan undang- undang itu. diakses pada tanggal 17 maret pukul

  22:39) UU No.7 Tahun 2004 tentang Umber Daya Air yaitu peraturan yang mengatur Sumber Daya Air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Air permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah.

3. Perda No.6 Tahun 2016 tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum

  Kota Magelang Perda adalah peraturan daerah yang dibentuk oleh Dewan

  Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (gubernur atau bupati/walikota).

  

  

diakses pada tanggal 17 maret pukul 22:40).

  Perda No.6 Tahun 2016 tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Magelang yaitu peraturan yang mengatur dan menjamin kepastian pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum masyarakat perlu adanya pengembangan sistem penyediaan air minum yang sehat, bersih, produktif dan berkelanjutan dalam rangka memenuhi kehidupan masyarakat serta untuk menjaga keberlangsung pengembangan sistem penyediaan air minum di Kota Magelang perlu didukung dengan prinsip tata kelola perusahaan yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Kota Magelang.

4. Hukum Islam

  Hukum Islam adalah peraturan yang mengenai kehidupan berdasarkan kitab suci al- Qur‟an dan hadist. Hukum Islam disebut juga

  syara‟. Hukum Islam yaitu rangkain dari kata “hukum” dan kata “Islam”

  untuk mengetahui arti hukum Islam perlu diketahui lebih dahulu arti kata hukum. Hukum yaitu seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang diakui sekelompok masyarakat itu berlaku dan mengikat untuk seluruh anggotanya. Hukum Islam artinya seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini serta mengikat semua yang beragama Islam (Syarifudin, 1997: 4-5).

G. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan jenis penelitian a.

  Pendekatan Adapun pendekatan yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian berdasarkan pada penelitian hukum yang dilakukan dengan memakai pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan yang dilakukan dengan melihat suatu kenyataan hukum yang terjadi di masyarakat yang berfungsi untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasi perundang-undangan (Ali, 2009: 105) b. Jenis penelitian

  Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Moleong (2011:6) penelitian kualitalif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang ilmiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

  2. Lokasi dan subyek penelitian Lokasi penelitian berkaitan dengan pemilihan tempat tertentu yang berlangsung dengan kasus dan situasi masalah yang akan diteliti (Afifudin,

  2009: 91). Penelitian ini berlokasi di Desa Kebon Agung Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang dan Subjek penelitian PDAM Kota Magelang di jalan Veteran No. 08 Kota Magelang. Peneliti ini bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpulan data yang mana penulis langsung datang dan mewawancarai PDAM di Kota Magelang.

  3. Teknik pengumpulan data a.

  Wawancara Metode wawancara digunakan penulis untuk mendapatkan informasi yang akurat terkait Pengelolaan Sumber Air Oleh PDAM

  Penulis berkomunikasi langsung dengan pihak yang bersangkutan melalui tanya jawab lisan tentang garis besar pokok-poko permasalahan yang ingin diteliti (Lexy Moleong, 2009). Adapun informan yang diwawancarai dalam penelitian adalah Kepala Desa dan perangkatnya, tokoh masyarakat, yang dekat dengan sumber air di Desa Kebonagun Kec. Bandongan Kab. Magelang.

  Wawancara juga dilakukan terhadap pegawai PDAM Kota Magelang yaitu, Kasubag PDAM Kota Magelang, Kepala Desa Kebon Agung, Tokoh masyarakat Desa Kebon Agung dan pegawai kelurahan Kebon Agung.

  b.

  Observasi Observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawab, mencari bukti terhadap fenomena (perilaku, kejadian-kejadian, keadan, benda, dan simbol-simbol tertentu) selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang di observasi, dengan mencatat, merekam, memotret fenomena tersebut guna penemuan data analisis. Dengan tujuan untuk menemukan hasil dari pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tanpak pada objek (Suprayogo, 2001). Observasi dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala-gejala dalam obyek penelitian (Damanuri, 2010: 78). Peneliti turun langsung ke lapangan, membuat catatan lapangan dan menulis secara singkat peristiwa-peristiwa penting terkait pengelolaan sumber air oleh PDAM Kota Magelang c. Dokumen

  Dokumen adalah metode pencarian dan pengumpulan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, majalah, dokumen, dan sebagainya (Arikunto, 1998: 145). Adapun dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah monograf desa, foto-foto terkait PDAM dan sumber air.

  4. Teknik analisis data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 2002: 103). Berdasarkan referensi diatas peneliti akan melakukan analisis data dalam penelitian ini dengan cara mengatur, mengurutkan, mengelompokan, memberi kode, dan mengategorikan data. Data-data laporan kemudian dianalisis dengan UU No.7 tahun 2004, Perda No.6 tahun 2016, dan hukum Islam.

  5. Pengecekan keabsahan data Pengecekan keabsahan data diperluakan dalan penelitian sebagai bentuk pertanggungjawaban kepercayaan data. Pengecekan keabsahan data pada penelitian ini menggunakan beberapa kriteria yang meliputi kredibilitas, kepastian, dan kebergantungan (Moleong, 2009: 343).

  Salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil penelitian adalah dengan melakukan triangulasi. Triangulasi adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara satu informan dengan informan lainnya terhadap obyek penelitian (Moleong, 2004:330). Selanjutnya pada tahap validalitas data dalam penelitian ini melakukan perbandingan antara data yang diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan data pendukung yang dijadikan dasar Pengelolaan Sumber Air Oleh PDAM Kota Magelang.

H. Sistematika penulisan

  Agar diperoleh peneltian yang sistematis, terarah mudah dipahami dan dapat dmengerti oleh para pembaca pada umumnya, maka penulisan menyajikan karya ilmiah ini ke dalam bentuk sistematika penulisan yang terdiri dari ima bab yaitu sebagai berikut:

  Bab pertama adalah pendahuluan yang meiputi Latar belakang masalah yang berisi alasan penelitian yang diteliti, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Kegunaan penelitian, Penegasan istilah, Metode penelitian, dan Sistematika penulisan.

  Bab dua adalah kajian pustaka yang merupakan Landasan Teori. Dalam

  bab ini penelitian akan menjelaskan tentang pengelolaan sumber air menurut UU No.7 tahun 2004 tentang sumber daya air, Perda No.6 tahun 2016 tentang perusahaan umum daerah air minum Kota Magelang dan menurut hukum Islam.

  Bab tiga berisi hasil penelitian tentang gambaran umum pengelolaan sumber air oleh PDAM Kota Magelang, dan dampak pengelolaan sumber air terhadap masyarakat.

  Bab empat berisikan tinjauan UU No.7 Tahun 2004 tentang sumber daya air, Perda No.6 Tahun 2016 tentang perusahaan umum daerah air minum Kota Magelang dan hukum Islam terhadap pengelolaan sumber air.

  Bab lima adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan untuk penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Terhadap Pengelolaan Sumber Air dalam Persepektif UU No.7 tahun 2004, Perda No.6 tahun 2016, dan Hukum Islam A. Pengertian Pengelolaan Sumber Air Air merupakan salah satu sumber kehidupan yang mutlak diperlukan

  oleh makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Air merupakan sumber daya alam yang unik dibandingkan dengan sumber daya alam lainnya. Air bersifat sumber daya alam yang terbarukan dan dinamis. Artinya, sumber utama air yang berupa hujan akan datang sesuai dengan waktu dan musimnya sepanjang tahun. Air merupakan bagian dari sumber daya alam dan merupakan bagian dari ekosistem keseluruhan. Jumlah air di bumi secara umum adalah tetap, namun komposisinya dapat berubah. Akhirnya, jumlah air yang berbeda di permukaan tanah, di dalam tanah, maupun di udara dapat bertambah maupun berkurang. Bila jumlah air di daratan bertambah dan jumlah air di udara tetap, maka jumlah air di lautan akan berkurang, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, air harus dikelola secara bijak dengan pendekatan terpadu. Terpadu artinya, memerlukan keterikatan dengan berbagai aspek, berbagai pihak, dan berbagai disiplin ilmu (Dijabarkan dari UU No.7 tahun 2004 tentang SDA).

  Karena air menyangkut semua kehidupan maka air merupakan faktor pengelolaan sumber daya air perlu didasarkan pada pendekatan peran serta dari semua stakeholders. Segala keputusan publik harus memperhatikan kepentingan masyarakat dengan cara konsultasi publik, sehingga kebijakan apapun yang diharapkan, akan dapat diterima oleh masyarakat.

  Pada umumnya pengelolaan sumberdaya air berangkat hanya dari satu sisi saja yakni bagaimana memanfaatkan dan mendapat keuntungan dari adanya air. Namun untuk tidak dilupakan bahwa jika ada keuntungan pasti ada kerugian. Tiga aspek dalam pengelolaan sumberdaya air yang tidak boleh dilupakan, yakni aspek pemanfaatan, aspek pelestarian dan aspek perlindungan.

  Karena air menyangkut semua kehidupan maka air merupakan faktor yang mempengaruhi jalannya pembangunan berbagai sektor. Karena itu pengelolaan sumber daya air perlu didasarkan pada pendekatan peran serta dari semua stakeholders. Segala keputusan publik harus memperhatikan kepentingan masyarakat dengan cara konsultasi publik, sehingga kebijakan apapun yang diharapkan, akan dapat diterima oleh masyarakat.

  B.

  

Tinjauan UU No.7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air terhadap

Pengelolaan Sumber Air

  Sumber air merupakan karunia Tuhan Yan Maha Esa yang memberikan manfaat untuk mejuwudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam segala bidang. Dengan pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indosesia Tahun 1945, Undang-undang ini menyatakan bahwa untuk kemakmuran rakyat secara adil. Atas penguasaan sumber daya air oleh negara dimaksud, negara menjamin hak setiap oranng untuk mendapatkan air bagi pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari dan melakukan peraturan hak atas air. Penggunaan negara atas sumber daya air tersebut diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah dengan tetap mengakui dan menghormati kesatuan-satuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya, seperti hak ulayat masyarakat hukum adat setempat dan hak- hak yang serupa dengan itu, sepanjang masih hidup sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

  Air sebagai sumber kehidupan masyarakat secara alami keberadaannya bersifat dinamis mengalir ke tempat yang lebih rendah tanpa mengenal batas wilayah administrasi. Keberadaan air mengikuti siklus hidrologis yang erat hubungannya dengan kondisi cuaca pada suatu daerah sehingga menyebabkan ketersediaan air tidak merata dalam setiap waktu dan setiap wilayah. Sejalan dengan perkembangan jumlah pendudukan dan mengingatnyaa kegiatan masyarakat mengakibatkan perubahan secara fungsi lingkungan yang berdampak negatif terhadap kelestarian sumber daya air dan meningkatnya daya rusak air. Hal tersebut menuntut pengelolaan sumber daya air yang utuh dari hulu sampai kehilir dengan basis wilayah sungai dalam satu pola pengelolaan sumber daya air tanpa dipengaruhi oleh batas-batas wilayah administrasi yang dilaluinya. Adapun UU yang menjelaskan tentang pengelolaan sumber air menurut UU No.7 tahun 2004 sebagai berikut:

  1. Dalam tinjauan UU No.7 tahun 2004 pengaturan kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya air tersebut termasuk mengatur, menetapkan, dan memberi izin atas peruntukan, penyediaan, penggunaan, dan penguasaan sumber daya air pada wilayah sungai dengan tetap dalam kerangka konservasi dan pengendalian sumber air itu diserahkan kepada Pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota berdasarkan pada letak wilayah air yang bersangkutan, yaitu: a.

  Wilayah sungai lintas provinsi, wilyah sungai lintas negara, dan atau wilayah sungai strategis nasional menjadi kewenangan Pemerintah.

  b.

  Wilayah sungai lintas kabupaten/kota menjadi kewenangan pemerintahan provinsi.

  c.

  Wilayah sungai yang secara utuh berada pada satu wilayah kabupaten/kota menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota.

  2. Dalam tinjauan UU No.7 tahun 2004 konservasi atau pelestarian sumber air ditujukan untuk melindungi dan melestarikan sumber air beserta lingkungan keberadaannya terhadap kerusakan atau gangguan yang disebabkan oleh daya alam, termasuk kekeringan dan yang disebabkan oleh tindakan manusia (UU SDA pasal 21 ayat (1). Upaya konservasi atau pelestarian dilakukan dengan atau memalui penanaman pepohonan atau tanaman yang sesuai pada daerah tangkapan air atau daerah sempadan sumber air.

3. Dalam tinjauan UU No.7 tahun 2004 dalam pemberdayaan air

  pelaksanaan konstruksi, pengawasan, operasi dan pemeliharaan sumber daya air dengan melibatkan peran masyarakat. Kelompok masyarakat atas prakara sendiri dapat melaksanakan upaya pemberdayaan untuk kepentingan masing-masing dengan berpedoman pada tujuan pemberdayaan sebagaimana dimaksud diselenggarakan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta pendampingan.

  4. Dalam tinjauan UU No.7 tahun 2004 SDA masyarakat memperoleh manfaat atas pengelolaan sumber air dan memperoleh ganti rugi atas kerugian yang disebabkan oleh pelaksanaan pengelolaan sumber daya air serta memiliki hak untuk mengajukan laporan dan pengaduan kepada piak yang berwenang atas kerugian yang menimpa dirinya yang berkaitan dengan penyelenggaraan pengelolaan sumber air yang merugikan kehidupannya. Bentuk peran masyarakat dalam proses perencanaan.

C. Tinjauan perda No. 6 tahun 2016 tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Magelang terhadap Pengelolaan Sumber Air

  Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Magelang sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Kota Magelang berperan dalam penyelenggaraan SPAM yang pada awal berdirinya. PDAM Kota Magelang dimulai sejak jaman penjajahan Belanda, dimana kepengurusan air minum dilakukan oleh Dinas Air Minum, dengan berdasarkan pada peraturan yang terdapat dalam ”Verodening voor de

  Dengan terbitnya Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 1975 tanggal 3 Nopember 1975 juncto Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah tanggal 30 November 1975 Nomor HUK 176/1975 yang mengharuskan kepada setiap daerah agar merubah bentuk Dinas Air Minum menjadi Perusahaan Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 juncto Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1969, maka didirikanlah Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Daerah Tingkat II Magelang dengan Peraturan Daerah Nomor 270 Tahun 1978, yang dirubah beberapa dengan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat

  II Magelang Nomor 270 Tahun 1978 Tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Daerah Tingkat II Magelang.

  Seiring diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum maka untuk memenuhi tanggung jawab Pemerintah Daerah dalam menjamin pemenuhan atas air minum dan akses terhadap air minum perlu dilakukan perubahan terhadap Peraturan Daerah Nomor 270 Tahun 1978 sebagaiana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Magelang Nomor 270 Tahun 1978 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Daerah Tingkat II Magelang.

  Selain itu untuk meningkatkan kinerja PDAM dalam pelayanan kepada dalam kepengurusan maupun kelembagaan sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Organ dan Kepegawaian PDAM serta dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan SPAM di wilayah pelayanan perlu menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup sebagai tanggung jawab sosial PDAM.

  Pengaturan kepengurusan dan kelembagaan PDAM dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja PDAM dalam pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan SPAM di wilayah pelayanan dengan pencapaian 80% (delapan puluh persen) cakupan pelayanan air minum dari total penduduk di Kota Magelang dan penyediaan akses air minum secara merata kepada seluruh penduduk Kota Magelang.

  Dengan pertimbangan tersebut di atas, sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap perubahan regulasi, maka Pemerintah Kota Magelang perlu untuk menyusun dan menetapkan kembali Peraturan Daerah Kota Magelang tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kota Magelang.

  Dalam Peraturan Daerah pasal 1 No.6 tahun 2016 ini yang dimaksud dengan : Daerah adalah Kota Magelang. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggaran Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

  Walikota adalah Walikota Magelang. Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Magelang yang selanjutnya disingkat PDAM adalah Perusahaan Daerah

  Magelang. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum Kota Magelang. Direksi adalah Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Magelang. Unsur Staf adalah pembantu Direktur yang terdiri dari Bagian dan Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disingkat SPAM merupakan satu kesatuan sarana dan prasarana penyediaan air minum.

  Penyelenggaraan SPAM adalah serangkaian kegiatan dalam melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana yang mengikuti proses dasar manajemen untuk penyediaan air minum kepada masyarakat. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang dilakukan terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana SPAM dalam rangka memenuhi kuantitas, kualitas, dan kontinuitas air minum yang meliputi pembangunan baru, peningkatan dan perluasan. Pengelolaan SPAM adalah kegiatan yang dilakukan terkait dengan kemanfaatan fungsi sarana dan prasarana SPAM terbangun yang meliputi operasi dan pemeliharaan, perbaikan, peningkatan sumber daya manusia, serta kelembagaan.

  Demikian Peraturan Daerah dalam pasal 2 Perda No.6 tahun 2016 ini yang berbunyi menjamin kepastian pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum masyarakat perlu adanya pengembangan SPAM yang sehat, bersih, produktif dan berkelanjutan dalam rangka memenuhi kehidupan masyarakat.

  Menjaga keberlangsungan pengembangan SPAM agar terwujud hubungan yang serasi, seimbang dan bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian peningkatan kinerja PDAM sesuai prinsip tata kelola perusahaan yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

D. Tinjauan Hukum Islam tentang Pengelolaan Sumber Air

  Dalam Islam, air merupakan sumber daya alam yang sangat penting di dalam Islam. Ia dianggap sebagai berkah dari Allah yang menberi dan menopang kehidupan, dan memurnikan umat manusia dan bumi. Kata ma‟an, yang berarti air, disebutkan enam puluh tiga kali dalam al-

  Qur‟an. Tahta Allah digambarkan berada di atas air, dan surga digambarkan sebagai “Taman yang di bawahnya mengalir sungai- sungai.” Penciptaan yang paling berharga setelah manusia adalah air. Kualitas hidup pemberian air tercermin dalam ayat, “Dan Allah telah menurunkan air dari langit dan dengan air memberi hidup kepada bumi sesudah matinya.” Tidak hanya air memberikan kehidupan, tetapi setiap kehidupan itu sendiri terbuat dari air, ari air kami jadikan hidup setiap hal. Semua manusia menghandalkan air untuk kehidupan dan kesehatan yang baik, bahkan bagi umat Islam ia digunakan untuk berwudu dan mandi dalam rangka bersuci dari hadas besar dan kecil sebelum umat Islam melakukan ibadah mahdah (Faruqui, 2001: 1-32).

  Begitu pentingnya air bagi kehidupan manusia, maka dalam ekonomi Islam, air merupakan barang publik yang tidak bisa dimiliki secara individu oleh satu orang pun. Ia merupakan milik umum atau bersama umat manusia yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan. Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa ada tiga hal yang dimiliki secara bersama-sama oleh umat manusia, yaitu: padang rumput, air, dan api (an-Nabhani, 1996: 237).

  Pada umumnya pengelolaan sumber daya air yang hanya dari satu sisi saja yakni bagaimana mamanfaatkan dan mendapat keuntungan dari adanya air. Namun untuk tidak dilupakan bahwa jika ada keuntungan pasti ada kerugian. Tiga aspek dalam pengelolaan sumberdaya air yang tidak boleh dilupakan, yakni aspek pelestarian, aspek pemanfaatan dan aspek perlindungan.

1. Pemeliharaan Lingkungan Hidup.

  Upaya pemeliharaan lingkungan hidup bertujuan untuk melestarikan daya dukung lingkungan yang dapat menopang pertumbuhan dan perkembangan pembangunan untuk generasiyang akan datang secara terus menerus serta memiliki tingkat mutu hidup yang semakin baik. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila manusia tidak membuat kerusakan di bumi, sebagaimana firman Allah SWT: