MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING (Studi Kasus pada Orang Tua Muslim yang Menyekolahkan Anak di Community Based Education Kota Salatiga Tahun 2018) SKRIPSI

  

MOTIVASI ORANG TUA MEMILIH HOMESCHOOLING

(Studi Kasus pada Orang Tua Muslim yang Menyekolahkan

Anak di Community Based Education Kota Salatiga Tahun 2018)

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

  

Ina Anida Nurul Fajar

NIM 111 14 355

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

  

MOTTO

ۡ ذوَإِ ۡ ِۡلۡ ُنَٰ َم قُلۡ َلاَق ِِِِ بۡ

  ۡ ُِۡ ُظِعَيَۡوُهَو ۥۡ ِۡبۡۡ كِ شۡ

  

ُتۡ َلََّۡ َنَُبََٰي

ۡهَِّللٱ ۡ َّۡنِإ

  َۡك ِّشۡلٱ ۡ ۡ ميِظَعٌۡم لُظَل

  

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)

adalah benar- benar kezaliman yang besar.”

  

(Q.S. Al-Luqman:13)

“Bersekolah di rumah tidak akan menyulap seorang anak menjadi

pandai musik atau pintar komputer. Tidak ada metode pendidikan

yang bisa mengubah mawar menjadi tulip. Namun, bersekolah di

rumah bisa membantu orang tua mendidik anak-anak sehingga

mereka menjadi dirinya sendiri.

  

  • -Layne-

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat serta karuniaNya, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Bapakku tercinta Purharyanto, dan Ibuku tersayang Wahidah yang selalu mendoakan di sepertiga malam dan sujudnya, mendampingi, memberikan

  support moril maupun materil, senantiasa mendidik, dan berkorban untukku,

  serta memberikan curahan kasih sayang yang tidak akan mungkin bisa tergantikan, hingga aku bisa menjadi sekarang.

  2. Nenekku Fatonah, yang senantiasa mendoakan, menemani, dan memberikan cerita baru setiap harinya.

  3. Adik-adikku terlucu dan tersayang, Farida Zulaikha, dan Muhammad Khoirul Rizal yang selalu menyayangiku dan memberikan tawa kebahagiaan di rumah.

  4. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa dan dukungan.

  5. Dosen pembimbing, Dr. Imam Sutomo, M.Ag. yang telah memberikan ilmu, dan meluangkan waktunya untuk membimbingku dalam menyelesaikan skripsi ini.

  6. Sahabat-sahabat karibku (Pipit, Dwita, Ririn) yang bersedia menjadi teman tawa, makan, curhat, belajar, teman sebangku, dan teman yang selalu memberikan kebahagiaan yang tidak akan bisa ku deskripsikan dan ku sebutkan selama 4 tahun belakangan ini.

  7. Sahabat organisasiku yang entah bagaimana bisa dinamakan orang-orang dengan sebutan geng cocol yang telah menjelma menjadi keluarga sendir

  8.

  (Sancol, Mimil, Sisil, Dayah) yang dengan keceriaan, kebodohan, dan kelucuan mereka mampu memberikan banyak arti tentang sahabat yang membuat hidupku lebih berwarna setiap harinya.

  9. Mbak tingkat, dan adek tingkat organisasiku (Mba Arin, Mbak Indah, Nces) yang selalu dengan sabar menerima curhatanku, selalu memberikan masukan dan dukungan untukku.

  10. Sahabat perempuanku Fatia Putri Hasna, satu-satunya sahabat yang dekat sekali denganku karena tanggal lahir kita yang sama, di tahun yang sama, dan sudah seperti saudaraku sendiri.

  11. Keluarga besar SMC (adik-adikku, kakak-kakakku, dan terutama angkatanku Cakrawangsa) yang bersedia menjadi wadahku untuk senantiasa berkarya, mencari pengalaman, menghadapi masalah, dan mengembangkan kesukaanku dalam dunia musik.

  12. Seluruh teman-teman kelas I, (terutama Mas Muh, Mas Kholiq, Pak Woko) yang sudah menjadi teman teman kelas pertamaku ketika masuk di IAIN Salatiga.

13. Seluruh teman-teman PPL (Dian, Umma, Suryanti, Rista, Amin, Ulin, Budi,

  Arief) yang telah memberikan semangat untukku saat menjadi guru praktikan di MTs. Tarqiyatul Himmah Pabelan.

  Seluruh teman-teman KKN Posko 67 Watugede (Amal, Vita, Mita, Niken, Sol, Yusuf, Aziz, Abdul) yang dengan kebaikan mereka mau untuk menjadi teman diskusi, teman kerja, teman rumah selama 45 hari, sekaligus teman yang memberikan pengalaman yang amat banyak untukku dalam hidup bermasyarakat.

  14. Seluruh teman-temanku PAI angkatan 2014 yang bersama-sama berjuang dari awal sampai akhir untuk menuntut ilmu di kampus tercinta ini.

  15. Almamater tercinta.

  16. Pembaca yang budiman.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrahim

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa dihaturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. yang telah menuntun umatnya ke jalan yang adil dan benar.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi kewajiban dan syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi yang penulis ang kat adalah “Motivasi Orang Tua Memilih Homeschooling (Studi Kasus pada Orang Tua Muslim yang Menyekolahkan Anak di Community Based Education Kota Salatiga Tahun 2018).

  Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan. Maka dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga 3. Ibu Dra. Siti Rukhayati selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN

  Salatiga 4. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar dalam meluangkan waktu, memberikan ilmu serta mencurahkan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini

  5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis hingga studi ini dapat selesai

  6. Seluruh responden yang telah membantu, dan memberikan banyak informasi yang bermanfaat.

  7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

  Semoga kebaikan dan amal mereka mendapatkan balasan Allah SWT. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya, dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dalam dunia pendidikan.

  

ABSTRAK

Fajar, Ina Anida Nurul. 2018. Motivasi Orang Tua Memilih Homeschooling

(Studi Kasus pada Orang Tua Muslim yang Menyekolahkan Anak di Community Based Education) . Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

  Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Imam Sutomo, M.Ag.

  Kata Kunci: Motivasi, Orang Tua, Homeschooling.

  Peneliti membahas mengenai motivasi orang tua dalam memilihkan sarana pendidikan untuk anak. Dalam kasus ini adalah mengenai pemilihan

  

homeschooling sebagai sekolah alternatif bagi anak. Beberapa di antaranya adalah

  terdapat kekhawatiran dalam diri orang tua melihat sistem pendidikan formal pada umumnya yang menyama ratakan anak, padahal kita ketahui bersama bahwa setiap anak mempunyai kemampuan atau potensi yang berbeda-beda. Serta tidak tercukupinya pendidikan mengenai keagamaan, etika, pendidikan karakter, maupun moral pada anak.

  Berdasarkan hal itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Motivasi orang tua memilih homeschooling sebagai sarana pendidikan anak. 2) Karakteristik dari homeschooling sehingga orang tua memilih homeschooling sebagai sarana pendidikan anak. 3) Kelebihan dari dalam diri anak menurut orang tua setelah memilih untuk homeschooling. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

  Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan: 1) Motivasi orang tua memilih homeschooling sebagai sarana pendidikan anak adalah orang tua menginginkan anak mereka dapat fokus menekuni bakat yang dominan dari dirinya, supaya anak mereka tumbuh dengan sisi keagamaan, karakter, serta etika yang baik dari sistem pembelajaran yang menyenangkan dan fleksibel. 2) Karakteristik dari homeschooling sehingga orang tua memilih homeschooling sebagai sarana pendidikan anak adalah, homeschooling memberikan ruang bagi anak untuk dapat belajar dengan konsep borderless, serta orientasi pendidikan anak lebih cenderung pada pembentukan karakter anak, dan pemberian nilai-nilai kehidupan kepada anak, bukan berbasis nilai. 3) Kelebihan pada diri anak menurut orang tua setelah memilih homeschooling di antaranya adalah, anak memiliki sopan santun, adab, dan etika yang baik. Anak lebih mudah berinteraksi dengan orang lain, walaupun berbeda usia. Anak juga lebih sadar mengenai kewajiban mereka sebagai umat muslim, sehingga mereka melakukannya dengan senang hati, tanpa paksaan, serta mulai mengetahui mana yang menjadi larangan dan mana yang menjadi perintah Allah SWT.

  DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN BERLOGO ............................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v

MOTTO .......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

ABSTRAK ...................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

  BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9 E. Penegasan Istilah .................................................................................. 10 F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ..................................................................................... 14 1. Motivasi ......................................................................................... 14

  a) Pengertian Motivasi ................................................................. 14

  b) Unsur, Fungsi, dan Indikator Motivasi .................................... 15

  c) Karakteristik Motivasi .............................................................. 18

  d) Sumber Motivasi ...................................................................... 20

  e) Pola Motivasi ........................................................................... 22

  f) Teori Motivasi .......................................................................... 22 2.

  Orang Tua....................................................................................... 24

  a) Pengertian Orang Tua .............................................................. 24

  b) Kewajiban Orang Tua dan Tanggung Jawab Orang tua terhadap Anak .......................................................................... 26 c)

  Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak ................................. 29

  d) Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak....................................... 33

  e) Orang Tua dan Anak dalam Keluarga ...................................... 36 3.

  Homeschooling ............................................................................... 37

  a) Pengertian Homeschooling....................................................... 37

  b) Sejarah Homeschooling ............................................................ 45

  c) Jenis-jenis Homeschooling ....................................................... 48

  d) Manfaat Homeschooling .......................................................... 50 B.

  Kajian Penelitian Terdahulu ................................................................. 53

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 59 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 60 C. Sumber Data ......................................................................................... 61 D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................... 62 1. Metode Observasi........................................................................... 62 2. Metode Wawancara ........................................................................ 63 3. Metode Dokumentasi ..................................................................... 64 E. Analisis Data ........................................................................................ 65 F. Pengecekan Keabsahan data ................................................................ 67 1. Kepercayaan ................................................................................... 67 2. Ketergantungan .............................................................................. 69 3. Kepastian ........................................................................................ 70 BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA A. Paparan Data ........................................................................................ 71 1. Gambaran Umum Community Based Education ........................... 71 2. Latar Belakang Orang Tua ............................................................. 72 3. Karakteristik Anak ......................................................................... 74 4. Temuan Penelitian .......................................................................... 75

  a) Motivasi Orang Tua Memilih Homeschooling sebagai Sarana

  Pendidikan Anak ...................................................................... 75

  b) Karakteristik dari Homeschooling sehingga Orang Tua

  Memilih Homeschooling sebagai Sarana Pendidikan Anak .... 79

  c) Kelebihan pada Diri Anak Menurut Orang Tua Setelah

  Memilih untuk Homeschooling ................................................ 82 B. Analisis Data ........................................................................................ 84 1.

  Homeschooling antara Kebutuhan Orang Tua atau Anak .............. 84 2. Kurikulum Homeschooling ............................................................ 88 3. Homeschooling sebagai Alternatif Sekolah untuk Anak ............... 89 4. Motivasi Orang Tua Memilih Homeschooling sebagai Sarana

  Pendidikan Anak ............................................................................ 90 5. Karakteristik, atau Keistimewaan dari Homeschooling ................. 96 6.

  Kelebihan yang Terdapat pada Diri Anak ...................................... 98 7. Kesadaran Anak dalam Kegiatan Keagamaan ............................... 101

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 104 B. Saran ..................................................................................................... 105 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Surat Tugas Pembimbing Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 4. Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 5. Lembar SKK Lampiran 6. Pedoman Wawancara Lampiran 7. Transkrip Wawancara Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian Lampiran 9. Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan situasi yang digambarkan sebagai transfer

  of knowledge atau adanya sesuatu yang dipelajari dan bermakna bagi

  tumbuh kembang manusia. Pendidikan dasar seorang anak terjadi di dalam rumah tempat di mana anggota keluarga tinggal. Keluarga merupakan lembaga pendidikan informal yang menempatkan bapak dan ibu (orang tua) sebagai pendidik kodrati (Fatchurrahman, 2006:7). Jadi, sudah menjadi kodrat bahwa orang tua merupakan pendidik utama bagi anak. Bahkan jika dikaji lebih mendalam, orang tua khususnya Ibu merupakan lembaga pendidikan anak dan juga madrasah awal bagi anak untuk belajar sebelum yang lainnya.

  Pendidikan dipandang sebagai proses belajar sepanjang hayat manusia. Artinya, pendidikan merupakan upaya manusia untuk mengubah dirinya ataupun orang lain selama ia hidup. Seperti dalam Hadits Rasululullah SAW. yang sudah sangat mahsyur dikalangan masyarakat:

  ل )شبلا ذبع يبا ٍاوس( ِذْح َلا ىَلِا ِذْهَوْلا َيِه َنْلِعلْا اىُبُلْطُأ

  Artinya: Tuntutlah ilmu itu sejak dari ayunan sampai liang lahat (mulai dari kecil sampai mati). (H.R. Ibn.Abd.Bar).

  Pendidikan hendaknya lebih dari sekedar masalah akademik ataupun perolehan pengetahuan, skill dan mata pelajaran secara konvensional, melainkan harus mencakup berbagai kecakapan yang diperlukan untuk menjadi manusia yang lebih baik (Saleh, 2010:136).

  Menurut Hariyadi, dkk. (2009:8), pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai, yaitu aktualisasi potensi-potensi manusia agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat. Dan kegiatan tersebut dapat diberikan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat berupa pendidikan jalur sekolah (formal), dan pendidikan jalur luar sekolah (informal dan nonformal).

  Sistem pendidikan formal adalah sistem pendidikan seperti sekolah pada umumnya. Sekolah diangggap sebagai satu-satunya model pendidikan yang valid di mata masyarakat.

  Anak adalah harapan orang tua di masa mendatang, maka di sini perlu peran serta orang tua dalam hal pendidikannya. Ketika zaman terus berkembang, teknologi yang tersedia pun juga semakin canggih. Pendidikan pun juga tidak serta merta hanya pendidikan di sekolah formal saja, melainkan juga banyak tersedia lembaga lembaga pendidikan non formal yang bisa dipilih sebagai sarana pendidikan anak.

  Motivasi orang tua dalam memilihkan anaknya untuk bersekolah sangat berpengaruh besar bagi tumbuh kembang pendidikan anak nantinya. Motivasi sendiri adalah salah satu komponen yang paling penting dalam belajar, karena motivasi adalah faktor penggerak. Dengan kata lain motivasi adalah usaha menggerakkan (Wahyuni,2009:12).

  Dengan motivasi orang tua, diharapkan anak dapat lebih terarah dalam memilih sekolah nantinya. Memberikan pendidikan kepada anak adalah suatu kewajiban orang tua yang harus dilaksanakan. Orang tua di sini bagaikan menorehkan tinta di lembaran kertas kosong ketika memberikan pendidikan kepada anak. Jika orang tua menorehkannya dengan tinta berkualitas jelek dan orang tua menggambarinya dengan asal asalan juga, maka akan tercipta hasil yang kurang dari apa yang diharapkan. Namun lain halnya jika orang tua menorehkan tinta emas dan menggambarinya dengan hati hati dan penuh kecermatan, maka akan tercipta pula hasil yang baik, seperti yang diharapkan.

  Terdapat sebagian orang tua yang beralih untuk tidak menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah formal, melainkan mereka lebih tertarik untuk memberikan pendidikan dengan sistem

  

homeschooling . Tak ayal, hal ini akan menimbulkan spekulasi bermata

dua, yaitu bisa berhasil atau tidak.

  Sumardiono dalam Jamal (2012:46) menjelaskan pengertian

  

homeschooling adalah sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab

sepenuhnya atas proses pendidikan anak dengan berbasis rumah.

  Menurut data yang dihimpun oleh Direktorat Pendidikan Kesetaraan Departemen Pendidikan Nasional, ada sekitar 600 peserta homeschooling di Indonesia (Mulyadi, 2007:34).

  Istilah homeschooling sendiri berasal dari bahasa Inggris berarti sekolah rumah. Homeschooling berakar dan bertumbuh di Amerika Serikat. Homeschooling dikenal juga dengan sebutan home education,

  

homebased learning atau sekolah mandiri. Pengertian umum

homeschooling adalah model pendidikan di mana sebuah keluarga

  memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Memilih untuk bertanggung jawab berarti orang tua terlibat langsung menentukan proses penyelenggaraan pendidikan, penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai- nilai yang hendak dikembangkan, kecerdasan dan keterampilan, kurikulum dan materi, serta metode dan praktik belajar (Sumardiono, 2007:4).

  Homeschooling sendiri adalah suatu lembaga pendidikan non

  formal yang sedang marak dipilih oleh beberapa orang tua sebagai sarana pendidikan anak baru-baru ini. Model pembelajaran homeschoolingdi siniberbeda dari sekolah-sekolah umumnya. Walaupun sama-sama menggunakan kurikulum yang sudah disempurnakan dan disepakati bersama, namun dalam praktiknya, homeschooling tetap berbeda dari sekolah-sekolah pada umumnya.

  Pada awalnya, pendidikan ini diselenggarakan di rumah. Kegiatan ini dikenal dengan istilah otodidak atau belajar sendiri. Bagi kalangan yang mampu, mereka mengundang orang-orang terlatih untuk datang ke rumah dan mengajar anak mereka (Satmoko, 2010:66). Pada hakikatnya

  

homeschooling juga menerapkan dasar pendidikan berbasis rumah. Seiring berjalannya waktu dan kemampuan kebanyakan orang dalam ranah pendidikan, maka pendidikan berbasis rumah ini pun kemudian dalam proses penyelenggaraannya dapat dilakukan di lokasi atau tempat yang disesuaikan dengan kebutuhan anak, seperti di lembaga pelatihan, tempat kursus, ataupun di mana saja dengan sarana apapun.

  Dalam homeschooling, orang tua bertanggung jawab penuh atas pendidikan homeschooling itu sendiri. Seperti keterlibatan langsung orang tua dalam kurikulum homeschooling, materi apa saja yang akan digali dan dikembangkan dari sang anak, dan melalui homeschooling pula orang tua dapat memilih beragam metode ajar yang dapat diajarkan nantinya. Orang tua memilih homeschooling, sebagai sarana pendidikan anak, ketika dirasa

  

homeschooling tersebut sesuai dengan idealisme para orang tua, di mana

  mereka berfikiran bahwasanya sekolah, dalam hal ini adalah proses belajar mengajarnya haruslah menyenangkan dan membuat anak merasa nyaman.

  Berbeda dengan itu, sekolah-sekolah umum dirasa kurang tepat, karena menurut orang tua yang memilih homeschooling, sekolah umum memiliki potensi untuk membuat anak mereka menjadi stress dan tidak berkonsentrasi dengan apa yang diajarkan di sekolahnya. Selanjutnya, denganhomeschooling, harapan-harapan orang tua terhadap anak dapat terpenuhi, contohnya ketika orang tua mengetahui bakat dari anak, seperti robotik, olahraga, seni, musik atau sejenisnya, maka homeschoolingdi sini dirasa paling tepat sebagai pilihan dalam pendidikan anaknya, karena dengan homeschooling, anak yang mempunyai bakat-bakat terpendam dapat diasah dengan baik.Dapat pula dilihat bahwa

  

homeschooling memiliki banyak keunggulan, di antaranya dapat memilih

  materi yang sesuai minat, lebih kreatif, memotivasi untuk berpikir kritis, fleksibilitas dalam hal waktu dan tempat, dan bisa memilih kurikulum sesuai kebutuhan peserta.

  Terdapat beberapa orang tua yang memilih homeschooling sebagai sarana pendidikan anaknya, para orang tua tersebut sering melakukan

  

sharing bersama tentang perkembangan anak mereka. Mereka mempunyai

  pemikiran bahwasanya pendidikan adalah based on fitrah. Fitrahdi sinidibagi menjadi delapan poin, yaitu; (1) Keimanan, (2) Belajar, (3) Bakat, (4) Perkembangan, (5) Seksual, (6) Gender, (7) Estetika, (8) Sosial. Mereka memaksimalkan delapan fitrah tersebut untuk di asah dan dikembangkan.

  Selain itu, mereka juga memaksimalkan sepuluh keterampilan dasar, yaitu; (1) Menjaga kesehatan dan keselamatan, (2) Literasi, (3) Mengurus Diri Sendiri, (4) Berkomunikasi, (5) Melayani, (6) Menghasilkan makanan, (7) Perjalanan Mandiri, (8) Memakai Teknologi, (9) Transaksi Keuangan, (10) Bekerja. Jadi, anak lebih diajarkan mengenai adab terlebih dahulu. Yang dimaksud adab di sini adalah mengenai kesopanan, mengenai cara membawa diri ketika mereka sedang berada di kelompok tertentu, mengenai cara menghormati orang yang lebih tua ataupun yang lebih muda, mengenai kehidupan dan bagaimana memahami kehidupan, membentuk mentalmereka supaya menjadi pribadi yang kuat dan tahan banting. Setelah semua itu dikuasai, dan jika sudah didapati dalam kehidupan nyata anak tersebut sudah bisa mengamalkan dan mempraktikannya, maka ilmu ilmu akademisi akan perlahan juga mengikuti.

  Pada metode homeschooling ini mereka menggunakan life

  

mapping . Life mapping di sini digunakan orang tua untuk mengetahui

  bakat anak, dan juga minat mereka kedepannya ingin menjadi apa. Karena yang paling mengerti tentang bakat anak tentu saja adalah orang tua, maka orang tua juga dituntut untuk dapat membersamai dan mengembangkan bakat yang dimiliki oleh anak. Sebagai contoh di sini, ketika anak tersebut ternyata mempunyai bakat tari, dan ketika ditanyai untuk kedepannya ia berkeinginan untuk menjadi apa, ternyata dia berkeinginan untuk menjadi koreografer, maka orang tua harus menyusun apaapa saja nantinya yang akan dibutuhkan ketika memang anaknya ingin menjadi seorang koreografer. Ketika anak ingin menjadi penari handal ataupun menjadi koreografer, maka anak harus belajar terlebih dahulu mengenai asal usul tari tarian yang ada di Indonesia, belum lagi nanti dia juga mempelajari tentang tari-tari di luar negeri. Anak juga dibekali untuk dapat berbahasa asing, karena bagaimanapun juga ketika ia berkeinginan untuk menjadi koreografer handal dan dia ingin mengembangkannya di internasional, maka ia harus belajar untuk berbahasa Inggris. Tak hanya itu, untuk menjadi koreografer, ia juga harus mempunyai fisik yang kuat. Maka anak juga akan diajarkan olahraga, dan bagaimana menjaga bentuk tubuh agar tetap stabil. Dan juga ia akan mempelajari materi materi lainnya, yang memang mendukung untuk menjadi koreografer.

  Jika membaca penjelasan di atas, dapat dilihat bahwasanya life

  mapping diperlukan untuk dapat menyusun rancangan hidup dari sang

  anak agar lebih tertata, dan sesuai dengan target akhir.Tak banyak, orang tua yang mempunyai pemikiran semacam itu, para orang tua yang memiliki idealisme yang berbeda dari orang tua pada umumnya, menjadi daya tarik peneliti untuk mengetahui lebih dalam mengenai motivasi orang tua ketika memilih homeschooling tersebut, dan bukan sekolah formal pada umumnya sebagai sarana pendidikan anak.

  Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkatnya sebagai bahan untuk menyusun skripsi dengan judul “Motivasi Orang Tua

  Memilih Homeschooling (Studi Kasus Pada Orang Tua Muslim yang Menyekolahkan Anak di Community Based Education Kota Salatiga Tahun 2018)

  .” B.

   Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Apa motivasi orang tua memilihhomeschooling sebagai sarana pendidikan anak?

  2. Apa saja yang menjadi karakteristik dari homeschooling sehingga orang tua memilih homeschooling sebagai sarana pendidikan anak?

  3. Apa saja kelebihan pada diri anak menurut orang tua setelah memilih untukhomeschooling?

C. Tujuan Penelitian

  Agar dapat memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanaan penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang dicapai dalam penelitian ini,di antaranya yaitu: 1.

  Mengetahui motivasi orang tua memilihhomeschooling sebagai sarana pendidikan anak

  2. Mengetahui karakteristik dari homeschooling sehingga orang tua memilih homeschooling sebagai sarana pendidikan anak.

  3. Mengetahui kelebihan pada diri anak menurut orang tua setelah memilih untuk homeschooling.

D. Manfaat Penelitian

  Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memiliki dua kegunaan, yaitu:

  1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan ilmu sebagai sarana memperluas khazanah pengetahuan tentang pendidikan anak pada umumnya dan motivasi orang tua dalam memilih pendidikan anak pada khususnya.

  2. Manfaat Praktis a.

  Bagi orang tua, untuk dapat memberikan gambaran, saran, dan pemahaman dalam hal pendidikan anak, serta motivasi orang tua dalam memilih pendidikan anak nantinya. Agar tidak salah arah dalam memilihkan sarana pendidikan untuk anaknya.

  b.

  Bagi peneliti, untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pendidikan anak dan motivasi orang tua terhadap pendidikan anak, untuk bekal peneliti di dunia pendidikan, kemasyarakatan, serta di keluarga sendiri nanti.

  c.

  Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi. Khususnya dalam penelitian yang berhubungan dengan

  homeschooling .

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahpahaman atau salah persepsi dalam penggunaan kata pada judul ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah pokok, yaitu: 1.

  Motivasi Motivasi adalah salah satu komponen yang paling penting dalam belajar, karena motivasi sendiri adalah faktor penggerak. Dengan kata lain motivasi adalah usaha menggerakkan (Wahyuni, 2009:12).

2. Orang tua

  Orang tua adalah ayah atau ibu bagi seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak. Sebutan ayah ataupun ibu diberikan kepada orang yang mempunyai anak baik anak tersebut merupakan anak kandung ataupun anak angkat (adopsi). Orang tua juga bisa didefinisikan sebagai orang yang bertanggung jawab atas sebuah keluarga di dalamnya dan juga perihal mengurus rumah tangga serta tugas sehari-hari. Tugas orang tua adalah mempersiapkan kebutuhan, keperluan, atau bimbingan kepada anak.

3. Homeschooling

  Homeschooling adalah sebuah sekolah non formal ataupun sekolah

  alternatif selain dari sekolah-sekolah umum. Di Indonesia

  homeschooling sudah ada sejak lama. Homeschooling bisa juga

  diartikan sebagai model alternatif belajar selain sekolah. Kegiatan tersebut berpusat dan di tanggung jawabi oleh orang tua. Sesuai dengan namanya, homeschooling memang berpusat di rumah. Namun dalam pelaksanaannya tidak serta merta hanya di rumah saja.

F. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan pembahasan dan penelaahan yang jelas dalam membaca skripsi ini, maka peneliti akan membagi dalam beberapa bab.

  Dengan harapan agar pembahasan dalam skripsi ini dapat tersusun dengan baik dan dapat memenuhi standar penulisan sebagai karya ilmiah.

  Adapun sistematika pembagian bab adalah sebagai berikut: 1.

  Bab I Pendahuluan Bab Pendahuluan menjelaskan secara umum tentang arah dan maksud penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai motivasi orang tua memilih homeschooling. Sehingga di sini, pembaca dapat mengetahui tentang latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, kajian penelitian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  2. Bab II Kajian Pustaka

  Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang relevan yang dipakai dalam memperkuat penelitian yang akan dilakukan. Macam- macamnya, faktor penghambat, upaya, dan sebagainya. Melalui penulisan teori-teori tersebut, diharapkan pembaca dapat mengetahui dasar-dasar dan teori yang berkaitan dengan judul skripsi ini.

  3. Bab III Metode Penelitian Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pendekatan dan jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti. Mencakup bahasan keseluruhan tentang prosedur pengambilan data, tahapan menganalisis data, serta pengecekan keabsahan data.

  4. Bab IV Paparan dan Analisis Data

  Bab ini memuat tentang gagasan peneliti, posisi temuan/ teori terhadap teori dan temuan-temuan yang dilakukan sebelumnya, serta penjelasan dari temuan/teori yang diungkap dari lapangan mengenai motivasi orang tua memilih homeschooling.

5. Bab V Penutup

  Bab ini merupakan bab terakhir yang memuat temuan pokok atau kesimpulan dan saran yang terdapat pada beberapa bab sebelumnya yang telah dilakukan oleh peneliti.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Motivasi a. Pengertian Motivasi Banyak teori yang mengemukakan tentang motivasi. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia versi online disebutkan bahwa

  motivasi adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Atau usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

  Telah lama dipahami bahwa motivasi merupakan pendorong bagi setiap individu untuk berperilaku. Motivasi dapat diibaratkan sebagai sumber energi bagi setiap orang untuk mencapai tujuannya. Apabila ada motivasi yang kuat, maka seseorang akan bersungguh-sungguh dalam mencurahkan segala perhatiannya untuk mencapai tujuan (Wahyuni, 2009:3).

  Selain dari pengertian di atas, motivasi adalah faktor penggerak. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan, rangsangan, atau daya penggerak dalam diri seseorang. Dengan kata lain motivasi adalah usaha menggerakkan (Wahyuni,

  2009:12). Dapat dikatakan, bahwa motivasi adalah suatu dorongan kehendak, yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu.

  Menurut Siagian (2012:137) motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya.

  Karena itulah terdapat perbedaan dalam kekuatan motivasi yang ditunjukkan oleh seseorang dalam menghadapi situasi tertentu dibandingkan dengan orang-orang lain yang menghadapi situasi yang sama. Bahkan seseorang akan menunjukkan dorongan tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda dan dalam waktu yang berlainan pula. Misalnya, tidak mustahil seorang mahasiswa sangat tekun membaca suatu novel yang diangggapnya menarik sampai ia selesai membaca buku tersebut, akan tetapi segera merasa bosan atau mengantuk jika menghadapi buku teks yang

  nota bene harus dikuasainya dalam menghadapi ujian yang akan

  segera ditempuhnya di kampusnya. Berarti apabila berbicara mengenai motivasi, salah satu hal yang amat penting untuk diperhatikan adalah bahwa tingkat motivasi berbeda antara seorang dengan orang lain dalam diri seseorang pada waktu yang berlainan.

b. Unsur, Fungsi, dan Indikator Motivasi

  Motivasi merupakan suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi di sini merupakan suatu alat kejiwaan untuk bertindak sebagai daya gerak atau daya dorong untuk melakukan suatu pekerjaan (Kompri, 2015:4).

  1) Unsur Motivasi

  Di dalam perumusan ini ada tiga unsur yang saling berkaitan. Menurut Hamalik dalam Kompri (2015:5) yaitu sebagai berikut:

  a) Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem

  neuropsiologis dalam organisme manusia, misalnya karena

  terjadi perubahan dalam sistem perencanaan maka timbul motif lapar. Tapi ada juga energi yang tidak diketahui.

  b) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective

  arousal . Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu

  merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin dapat atau tidak bisa kita lihat. Sebagai contoh di sini adalah ketika terdapat seseorang yang terlibat akan suatu diskusi dan ia tertarik dengan bahasan diskusi tersebut, maka tak dipungkiri orang tersebut dapat berbicara dan mengeluarkan kata-kata secara lancar dan cepat.

  c) Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respons- respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Setiap respons merupakan langkah ke arah mencapai tujuan.

  Misalnya, si A ingin mendapat hadiah maka ia akan belajar, mengikuti ceramah, membaca buku, dan mengikuti les.

  2) Fungsi Motivasi

  Fungsi motivasi menurut Hamalik dikutip Yamin dalam Kompri (2015:5), meliputi sebagai berikut:

a) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.

  Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

  b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan pencapaian tujuan yang diinginkan c)

  Motivasi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

  3) Indikator Motivasi

  Newstrom, dikutip Wibowo dalam Kompri (2015:5), mengemukakan bahwa sebagai indikator motivasi adalah: a)

  Engagement. Engagement merupakan janji pekerja untuk menunjukkan tingkat antusiasme, inisiatif, dan usaha meneruskan.

  b) Commitment. Komitmen adalah suatu tingkatan di mana pekerja mengikat dengan organisasi dan menunjukkan tindakan organizational citizenship. c) Satisfaction. Kepuasan merupakan refleksi pemenuhan control psikologis dan memnuhi harapan di tempat kerja.

  d) Turnover. Turnover merupakan kehilangan pekerja yang dihargai.

c. Karakteristik Motivasi

  Seperti pengertian awal, bahwasanya motivasi adalah suatu kecenderungan atau disposisi untuk bertindak dengan cara-cara tertentu, dan sebuah motive adalah kebutuhan atau keinginan yang menyebabkan kecenderungan-kecenderungan. Motivasi memunculkan keinginan untuk mencapai tujuan. 1)

  Kecenderungan untuk bertindak Terkadang sulit untuk menyimpulkan motivasi dari tindakan-tindakan yang diamati, karena dapat menimbulkan kesalahan-kesalahan apabila pengamatan itu kurang teliti (Wahyuningsih, 2009:17).

  2) Membangkitkan dan mengarahkan

  Membangkitkan dan mengarahkan merupakan aspek-aspek yang penting dari motivasi. Pada saat seseorang termotivasi, maka akan muncul dorongan-dorongan, baik secara fisik maupun psikologi untuk berusaha (Wahyuni, 2009:17-18).

  3) Permanen atau temporer

  Walaupun semua definisi menyatakan bahwa motivasi ada dalam diri seseorang dalam periode waktu yang lama, namun demikian ada dua motive yang memiliki keadaan waktu relatif pendek atau kadang-kadang (temporary) dalam lingkungan atau situasi tertentu dan terdapat juga motif-motif permanen (Wahyuningsih, 2009:19).

  Dalam kasus temporary motives, contohnya adalah ketika ada siswa yang merasakan kecemasan yang amat sangat pada saat akan menghadapi ujian, hal tersebutlah yang mendorong siswa tersebut untuk berusaha untuk dapat mengerjakan soal ujian dan menghadapi kecemasan mereka. Sedangkan dalam kasus permanent motives adalah ketika siswa sekolah dasar sedang berusaha mengeksplor hal-hal baru yang ada di sekitarnya.

  4) Motivasi, dipelajari, atau pembawaan

  Motivasi juga mempunyai berbagai macam jenis. Apakah merupakan hasil belajar (dibutuhkan pengalaman) ataukah pembawaan sejak lahir. Cemas menghadapi ujian, dan motivasi berprestasi adalah salah satu contoh motivasi yang dipelajari. Sedang lapar, keingintahuan, dan kreativitas merupakan motivasi yang tidak dipelajari (Wahyuningsih, 2009:20-21).

d. Sumber Motivasi

  Ada banyak faktor dalam diri maupun dari luar yang mempengaruhi motivasi. Faktor faktor tersebut disebut motivasi intrinsik, dan motivasi ekstrinsik. 1)

  Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang tumbuh dari dalam diri individu dan menjadi fenomena yang penting

  (Wahyuningsih, 2009:25).

  Pada manusia, motivasi intrinsik tidak hanya sekedar untuk membentuk motivasi atau keinginan untuk beraktivitas, tetapi juga menjadi salah satu bagian yang penting dalam hidup mereka. Sejak lahir, manusia yang berada dalam kondisi sehat akan selalu aktif, ingin tahu, bermain, menunjukkan kesiapan untuk belajar, dan mengeksplor lingkungan di sekitarnya, dan mereka tidak membutuhkan dorongan eksternal untuk melakukan semua itu (Wahyuningsih, 2009:26).

  Menurut Ryan & Deci dalam Wahyuningsih (2009:27), walaupun sebagai salah satu perasaan (sense) yang ada dalam diri individu, namun di sisi lain perasaan motivasi intrinsik berkaitan dengan individu dan aktivitas-aktivitas yang dilakukannya.

  Setiap diri individu telah ada dorongan sendiri, tidak perlu adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Misalnya orang yang gemar membaca, tidak usah ada yang mendorongnya telah mencari sendiri buku-buku untuk dibacanya, orang yang rajin dan bertanggung jawab tidak usah menanti komando sudah belajar secara sebaik-baiknya (Kompri, 2015:6).

  2) Motivasi Ekstrinsik

Dokumen yang terkait

Strategi Orang Tua Dalam Mendidik Anak (Studi Deskriptif Tentang Strategi Orang Tua Dalam Mendidik Anak di Kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia)

4 94 91

Kemampuan Empati Orang Tua dan Perilaku Anak Autis (Studi Kasus Tentang Kemampuan Empati Orang Tua Dalam Membentuk Perilaku Anak Autis di Sekolah Terapi YAKARI Kota Medan)

1 79 134

KETERBUKAAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA REMAJA DENGAN ORANG TUA MENGENAI PENDIDIKAN SEKS (Studi pada Remaja dan Orang Tua di Perumahan Batumas Pandaan)

0 31 56

Dampak Biopsikososial Dan Spiritual Anak Korban Perceraian Orang Tua (Studi Kasus pada Perceraian yang Diakibatkan oleh Perselingkuhan dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga)

0 12 187

Komunikasi Interaksional Orang Tua Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kota Bandung dalam Menyampaikan Pendidikan Seks (Studi Deskriptif Tentang Komunikasi Interaksional Orang Tua pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kota Bandung dalam Menyampaikan Pendidikan Seks

0 26 113

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Down Syndrome (Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak yang Mengalami Down Syndrome di Kota Bandung)

5 41 108

Motivasi Orang Tua Anak Cacat Menyekolahkan Anaknya Kesekolah Luar Biasa - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 75

Pendidikan Berbasis Komunitas dan Fitrah (Studi Kasus Anak Pelaku Home Education Kelompok Usia Pendidikan Dasar di Sekolah Community Based Education Kampung Juara Salatiga Tahun 2016) - Test Repository

0 2 95

PERAN AYAH SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL DALAM MENDIDIK AKHLAK ANAK (Studi Kasus pada Keluarga TKW di Desa Blotongan Salatiga 2018) SKRIPSI

0 0 173

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN KESIAPAN MENJADI ORANG TUA PADA REMAJA YANG MENIKAH DINI DI DUSUN TANUDITAN TRIRENGGO BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Orang Tua dengan Kesiapan Menjadi Orang Tua pada Remaja yang Menikah Dini di Du

0 0 13