BAB II DWIANTO MANAJEMEN'17
BAB II TINJAUHAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pendidikan karakter
a. Pengertiaan karakter Secara istilah karakter merujuk pada ciri khas, prilaku khas seseorang atau kelompok, kekuatan moral atau reputasi. Dengan demikian, karakter merupakan evaluasi terhadap kualitas moral individu atau bagi atribut tersebut termasuk keberadaan kurangnya kebijakan seperti integritas, keberanian ketabaan, kejujuran, dan kesetiaan atau prilaku atau kebiasaan yang baik (Yaumi, 2014: 120).
Karakter adalah merupakan ciri khas seseorang atau sekolompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan (Salahudin, 2013 : 42).
Karakter adalah akar dari semua tindakan yang jahat dan buruk, tindakan kejahatan, terletak pada hilangnya karakter (Samani, 2012 : 41).
b. Perbedaan pendidikan kharakter, moral, dan akhlak Secara sepintas, terminologi pendidikan moral, pendidikan akhlak, dan karakter seolah bermakna berbeda. Namun jika diselidiki dari akar filosofisnya ternyata ketiga sifat tersebut memiliki kesamaan.
Moral berasal dari bahasa latin Mos, artiny a ‘tata cara ‘, adat
isti atau kebiasaan (Tukiran, 2013 : 75).
Moral berarti berkenaan dengan norma-norma umum, mengenai apa yang baik atau benar dalam cara hidup seseorang (Wahyuning, 2003 : 3). Dengan kata lain, ketika orang berbicara tentang nilai-nilai moral, pada umumnya akan terdengar sebagai sikap dan perbuatan seseorang terhadap orang lain. Pada anak-anak nilai- nilai moral akan terlihat dari mampu tidaknya seorang anak membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Secara etimologis akhlaq bukan sajah merupakan tata aturan atau norma prilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, tetapi norma juga mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun (IIyas, 2006 : 1).
Secara istilah akhlak berasal dari bahasa arab yang diartikan sama atau mirip dengan “budipekerti”yang berasal dari bahasa
sanskerta, yang memiliki kedekatan dengan istilah tatakrama. Inti ajaran akhlak adalah niat kuat untuk berbuat, atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan ridho Allah atau Tuhan (Adisusilo, 2014 : 55).
c. Ruang lingkup nilai dalam pendidikan karakter /budi pekerti Menjelaskan ruang lingkup pembahasan nilai pendidikan budi pekerti yang bersumber pada etika dan moral menekankan unsur utama kepribadian.
Kepribadian adalah ciri dari karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil , dan bawaaan seseorang semenjak lahir (Sjarkawi, 2008 : 11).
Kepribadian adalah unsur karakter atau watak (Zuriah, 2008 : 143).
Kepribadian adalah pemikiran, emosi, dan prilaku tertentu yang menjadi ciri dari seseorang dalam menghadapi dunianya (Santrock, 2008 : 158).
Kepribadian yaitu keseluruhan pola (bentuk) tingkah laku sifat- sifat, kebiasaan, kecakapan bentuk tubuh serta unsur-unsur psiko-fisik lainya yang selalu menampakan diri dalam kehidupan seseorang (Ahmadi, 2005. 158 ).
d. Metode pembentukan karakter dalam keluarga
1. Mendidik dengan keteladanan Keteladanan dalam pendidikan adalah cara yang paling efektif dan berhasil dalam mempersiapkan anak dari segi akhlak, membentuk mental dan sosialnya (Ulwan, 2012 : 516).
Artinya : Sesungguhnya ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiyamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al- Ahzab(33) : 21).
...
...
Artinya : Kamu melihat mereka ruku dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya tanda-tanda mereka tanpak pada muka mereka bekas sujud (QS.Al-Fatth (48) : 29).
Artinya : Diantara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah Maka diantara mereka ada yang gugur dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak mengubah (janjinya). (QS.An-Ahzad(33) : 23). Peranan orang tua sangat penting dalam mendidik keteladanan anak di dalam keluarga. Sesuatu yang wajib diajarkan para orang tua kepada anak agar anak mempunyai akhlak yang mulia dan baik hati kesesama manusia adalah dengan cara mengajarkan anak supaya rajin shalat , supaya rajin beramal shalih dengan tulus dan ikhlas hanya mengharapkan pahala yang berlimpah dari sisi-Nya,yaitu surga yang merupakan karunia dari-Nya.Dengan demikian peranan orang tua sangat penting dalam mendidik keteladanan anak didalam keluarga agar anak mempunyai karakter yang mulia.
2. Mendidik dengan kebiasaan Pendidikan Islam anak-anak semenjak lahir sudah diciptakan dalam keadaan bertauhid yang murni, agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Ulwan, 2012 : 542). Sebagaimana yang difirmankan Allah :
Artinya : Maka hadapkanlah mukamu dengan lurus kepada agama Allah (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Al- Rum (30) : 30).
Atinya: Dan bumi serta hamparannya, dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang- orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya rugilah orang-orang yang mengotorinya. (QS.Asy- Syams (91) : 6-10)
Para orang tua selalu mengajarkan kepada anak-anaknya supaya mereka selalu bertakwa kepada Allah. Yaitu dengan cara mengerjakan shalat dan mengerjakan amal shalih agar hidupnya selamat dunia akhirat, dan tidak mengotorinya dengan perbuatan- perbuatan yang dapat merugikan mereka.contoh perbuatan- perbuatan yang merugikan mabuk-mabukan, berjudi, berzina dan lain-lain.
3. Mendidik dengan nasihat Metode pendidikan yang efektif dalam membentuk keimanan anak, akhlak, mental, dan sosialnya, adalah metode pendidik dengan nasihat. Hal ini nasihat mempunyai yang besar untuk membuat anak mengerti tetang hakikat sesuatu dan memberinya kesadaran tentang prinsip-prinsip Islam (Ulwan, 2012: 558)
Berikut ini beberapa contoh pengulangan Al-
Qur’an dalam menggunakan metode nasihat :
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya, Hai anaku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar- benar kezaliman besar.
’Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuatlah baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan bertambah-tambah, dan menyapinya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada- Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu hanya kepadakulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka jangaanlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya didunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku dan kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu. Maka kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Lukman) berkata), hai’ anaku, sesungguhnya jika ada(sesuatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu atau dilangit atau didalam dibumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (mem- balasnya). Sesungguhnya Allah maha halus lagi maha mengetahui . Hai anaku, dirikanlah shalat dan surulah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegalah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu terhadap hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Luqman (31) :13-17).
Artinya : Hai anakku, naiklah kekapal bersama kami janganlah kamu bersama orang-orang kafir. (QS. Hud (11) : 42). Melalui perkataan ya’qub
Artinya : Ayahnya berkata, Hai’anaku, janganlah kamu menceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. (QS.Yusuf (12): 5)
Melalui perkataan Ibrahim dan Ya,qub
Artinya : Hai anak-anaku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu,maka janganlah kamu mati kecuali memeluk agama islam. (QS.Al-Baqarah (2) : 132)
Seruan untuk perempuan melalui lesan malaikat kepada Maryam
Artinya : Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Hai maryam, taatlah kepada Rabbmu, sujud dan rukulah bersama orang-orang yang ruku. (QS. Ali’Imran (3) : 42-43)
Seruan Untuk Kaum melalui lisan Musa
Artinya : Dan ( ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya, Hai’ kaumku sesungguhnya kamu telah
menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembuhanmu). Maka bertobatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya dialah yang maha penerima taubat lagi maha penyayang. (QS.Al- Baqarah (2) : 54)
Melalui lesan Musa
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, Hai’kaumku, ingatlah nikmat Allah atas mu ketika Dia mengakat nabi-nabi diantaramu, dan jadikan-Nya kamu orang-orang merdeka dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain.
(QS.Al- Ma’idah (15) : 20)
Seruan untuk kaum Muslimin
Artinya : Hai orang-orang beriman, jadikalah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. ( QS.Al-Baqarah (2) : 153)
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwa kepada Allah sebenar-benar takwa kepada
- –Nya; dan jangalah sekalih-kalih kamu mati melaikan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Al-Imran ( 3) : 102).
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, patuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu. (QS. Al-Anfal (8) : 24)
Seruan untuk seluruh manusia
Artinya : Hai manusia, sembahlah Rabbmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelum mu,agar kamu bertakwa, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap,dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (QS.Al-Baqarah (2) : 21-22)
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Rabbmu. (Muhammad dengan Mukjizatnya) dan kami telah turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang. (QS.An-Nisa(4) : 174)
Artinya: Hai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu.
Sesungguhnya keguncangan hari kiyamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurkalah kandungan segala wanita yang hamil. Dan kamu lihat manusia dalam dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat kerasnya. (QS.Al-Hajj (22) :1-2)
Artinya : Demi Dzat yang diriku ada ditangan-Nya,pasti kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman ,dan kalian tidak beriman sampai kalian saling mencintai.Maukah aku tunjukan kepada kalian sesuatu yang jika kalian kerjakan kalian jadi saling mencintai ? Sebarkanlah salam diantara kalian. ”(HR.Muslim )
Artinya : Agar kalian bertakwalah kepada Allah, ikutilah sunnahku dan sunnnah para khalifah yang memberi dan mendapatkan petunjuk setelahku, dan peganglah kuat-kuat sunnah itu, karena sesungguhnya semua bid’ah itu tersesat.”(HR.At-Tirmidzi)
Para orang tua selalu mendidik anak-anaknya dengan penuh kesabaran supaya mereka beribadah kepada Allah. Yaitu dengan cara mengajari anak shalat, beramal shalih agar mereka termasuk orang-orang yang taat kepada Allah yaitu orang-orang yang selalu bertakwa kepada Allah. Janganlah kamu menyembahkan selain Allah bertaubatlah. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang.
4. Mendidik dengan perhatian/pengawasan Pendidikan dengan perhatian adalah mengikuti perkembangan anak dan mengawasinya dalam pembentukan akidah, akhlak, mental, dan sosialnya (Ulwan, 2012 : 603).
Artinya : Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.
(Thaha (20) : 132).
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, priharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahka-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS.At-Tahrim( 66) : 6)
Para orang tua selalu menyuruh anak-anaknya untuk mendirikan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya, agar kita termasuk orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT.Kita sebagai manusia harus beriman dengan sungguh- sungguh kepada Allah, supaya kita jauh dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang telah diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
5. Mendidik dengan hukuman Hukuman yang terdapat dalam syariat islam mencangkup prinsip-prinsip yang holistik yang mengandung perkara-perkara penting yang tidak mungkin manusia dapat hidup tanpanya (Ulwan, 2012 : 621).
Sebagaimana firman Allah
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenan dengan orang-orang yang dibunuh, orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, wanita dengan wanita.” (QS.Al-
Baqarah (2) : 178) Sebagaimana firman Allah
Artinya : Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya.dan mereka Itulah orang-orang yang fasik. ( QS.An-Nur (24) : 4)
Artinya : Sesungguhnya pembalasan bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan dimuka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib,atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik,atau dibuang dari negri (tempat kediamannya ). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia dan diakherat mereka memperoleh siksa yang besar. (QS.Al-
Ma’idah (5) : 33)
Artinya : Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan ) hidup bagimu hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.”(QS.Al-Baqarah(2) : 179)
Didalam hukum qishash ada jaminan hidup marilah kita tetap bertakwa kepada Allah Swt.
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan siksa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul- Nya akan memerangimu dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu ; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (QS.Al-Baqarah (2) : 279)
Artinya : Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar,dan tidak berzina. Barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya ia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni), akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiyamat ia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina.”(QS.Al- Furqan (25) : 68-69)
Artinya : Dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih. (QS.Al-Fath(48) : 16)
Artinya: Dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan meng azab mereka dengan azab yang pedih didunia dan diakhirat (QS.At-Taubah(9) : 74)
Artinya : Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan didunia (QS.At-Taubah(9) :55)
Sebagaimana firman Allah :
Artinya : Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksa dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Maidah (5) : 38)
Berdasarkan Firman Allah :
Artinya : Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka derakanlah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera. (QS. An-Nur (24) : 2). Artinya : Perintahkanlah anak-anak kalian shalat saat mereka berusia 7 tahun dan pukullah mereka (ketika meninggalkannya) pada saat berusia 10 tahun,serta pisahkan tempat tidur mereka.”(AI-Hakim dan Abu Dawud). Metode hukuman adalah suatu metode yang diterapkan para orang tua dalam mendidik anak-anaknya.Agar anak tidak terjerumus ke hal-hal yang menyimpang dari ajaran agama maka disinih peranan orang tua sangat diperlukan dalam mendidik dengan hukuman.Para oang tua selalu berhati-hatilah dalam memberikan hukuman kepada anak.
a. Pengertiaan keluarga Keluarga adalah wahana yang sangat penting dan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian, jati diri, dan karakter manusia baik secara individu maupun sosial (Andarus, 2015 : XV).
Keluarga adalah satu kesatuan yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan lainya (Djamarah, 2004 : 3).
Keluarga dapat difinisikan sebagai suatu kelompok dari orang- orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri, beraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri , ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan perempuan dan merupakan pemeliharaan kebudayaan bersama (Khairudin, 2008 : 7).
b. Peran keluarga Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi yang sehat. Keluarga juga dipandang sebagai institusi yang dapat memenuhi kebutuhan insani (manusiawi), terutama kebutuhan bagi pengembangan kepribadian anak dan pengembangan ras manusia (Syarbini, 2016 : 7).
Peran Keluarga adalah pendidik moral yang utama bagi anak- anak. Orang tua merupakan guru moral pertama anak-anak pemberi pengaruh yang paling dapat bertahan lama : anak-anak berganti guru setiap tahunnya, tetapi memiliki satu orang tua sepanjang masa pertumbuhanya (Lickona, 2013 : 42). c. Fungsi keluarga Fungsi keluarga adalah memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang, dan mengembangkan hubungan yang baik diantara anggota keluarga. Secara psikologis keluarga berfungsi :
1. Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainya
2. Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis
3. Sumber kasih sayang dan penerimaan
4. Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang baik
5. Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial dianggap tepat
6. Pembentuk anak dalam memecahkan maslah yang dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan
7. Pemberi bimbingan dalam belajar ketrampilan motorik, verbal dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuian diri
8. Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik disekolah maupun dimasyrakat
9. Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi
10. Sumber persahabatan / teman bermain bagi anak sampai cukup usia untuk mendapatkan teman diluar rumah atau apabila persahabatan diluar rumah tidak memungkinkan.
Dari sudut padang sosiologis, fungsi keluarga dapat diklasifikasikan kedalam fungsi-fungsi berikut.
1. Fungsi biologis Keluarga dipandang sebagai pranata sosial yang memberikan legalitas, kemampuan dan kemudahkan bagi para anggotanya untuk memenuhi kebutuhan dasar biologisnya.
2. Fungsi ekonomis Keluarga (dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban untuk menafkai anggota keluarganya (istri dan anaknya).
3. Fungsi pendidikan (edukatif) Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anaknya.
4. Fungsi sosialisasi Keluarga berfungsi sebagai miniatur masyrakat yang mensosialisasikan nilai-nilai atau peran-peran hidup dalam masyarakat yang harus dilaksanakan oleh para anggotanya.
5. Fungsi perlindungan (protektif) Keluarga sebagai pelindung bagi para anggotanya dari gangguan, ancaman atau kondisi yang menimbulkan ketidak yamanan (fisik- psikologis) para anggotanya.
6. Fungsi Rekreatif Fungsi keluarga harus diciptakan sebagai lingkungan yang memberikan kenyamanan, kecerian, kehangatan, dan penuh semangat bagi anggotanya.
7. Fungsi Agama Keluarga berfungsi sebagai penanaman nilai-nilai agama kepada anak agar mereka memiliki pedoman hidup yang benar
(Yusuf, 2007 : 38-41).
a. Penelitian Wicaksono (2014) yang berjudul ” Peranan Masjid dalam
Membentuk Karakter Remaja di Masjid Besar Babul Qudus Tinggal
Jaya Jatilawang”. Jenis penelitian ini adalah deskritif kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang serta prilaku yang dapat diamati. Dalam pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Serta data terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunkan metode deskritif kualitatif. Dan menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Dengan langkah analisis reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menunjukan Masjid Besar Babul Qudus berperan dalam pembentukan karakter remaja, yaitu melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran/majelis taklim, pemberian materi-materi keremajaan, kegiatan sosial, pembuatan perpustakaan, pembuatan majalah dinding dan papan pengumuman, berpasipasi dalam kegiatan Idul Adh, serta dakwah melalui media sosial. Adapun karakter yang terbentuk dari kegiatan- kegiatan tersebut adalah jujur, ketekunan, keberanian, tanggung jawab, kebijaksanaan, disiplin diri, kerja sama, serta peduli terhadap sesama.
Adapun faktor pendukung pembentukan karakter remaja di Masjid
Babul Qudus Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas diantaranya ;dukungan dari ta’mir masjid dan masyrakat terhadap
kegiatan-kegiatan remaja Islam Babul Qudus, Konsistensi remaja dalam mengikuti kegiatan-kegiatan remaja dalam mengikuti kegiatan- kegiatan remaja Islam Babul Qudus, materi-materi yang menarik, serta banyak membahas tentang materi remaja masa kini, sehingga remaja lebih mudah menangkap materi-materi yang disampaikan. Skripsi arif wicaksono membahas tetang peranan Masjid dalam Membentuk Karakter remaja, sedang yang peneliti tulis adalah keefektifan dari Pengakaderan Taruna Melati 1.
b. Penelitian Nugroho (2014) yang berjudul “Implementasi Pendidikan
Karakter Melalui Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (Studi di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto)
”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter melalui gerakan kepanduan Hizbul Wathan di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto”. Jenis penelitian ini, yaitu penelitian kualitatif subyek dalam penelitian ini adalah pengurus dan anggota Hizbul Wathan SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto. Metode pengumpulan data deskritif berupa metode wawancara, observasi, dan dokementasi. Metode analisis data diskritif kualitatif, bersifat induktif-kualitatif dari hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu, implementasi pendidikan karakter melalui gerakan kepanduan Hizbul Wathan di
SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto, melalui kegiatan yang meliputi keagamaan, tadabur alam, Perkemahan, pentas seni, api ungun, halang rintang, gladi tangguh dan bakti sosial. Dari kegiatan tersebut dapat mengembangkan nilai-nilai karakter seperti religius, jujur, toleransi , disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, bersahabat/ komunikatif, peduli sosial dan tanggung jawab. Perbedaannya adalah Skripsi tersebut membahas implementasi pendidikan karakter dan organisasi Hizbul Wathan sedangkan yang akan peneliti tulis disini adalah membahas keefektifan Pengakadean Taruna Melati
1 Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
c. Penelitian Khusnah (2013) yang berjudul “pelaksanaan Pendidikan