BAB V - DOCRPIJM 1503557174005. BAB 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

BAB V

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN

5.1

SKENARIO PENGEMBANGAN WILAYAH
KABUPATEN JEMBER BERDASARKAN RTRW

5.1.1 Kondisi Struktur dan Pola Ruang
Berdasarkan kondisi dan potensi masing-masing wilayah dan sekaligus
telah ditentukannya hirarki seluruh kabupaten/kota tersebut maka pada akhirnya
dapat dibuat rasionalisasi SWP dan pusatnya beserta prioritas pengembangan dan
fungsi kawasan. Lokasi Kabupaten Jember termasuk dalam SWP Jember dan
sekitarnya, meliputi: Jember, Bondowoso dan Situbondo, dengan Pusat di Jember.


Fungsi kawasan adalah :



Kawasan

pertanian

tanaman

pangan,

hortikultura,

perkebunan,

peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, pendidikan, kesehatan
dan pariwisata


Struktur pusat permukiman perkotaan :
Perkembangan struktur ruang wilayah Jember dipengaruhi oleh kebijakan


pengembangan

infrastruktur

dan

kegiatan

fungsional

lainnya

yang

mempengaruhi perubahan penggunaan lahan. Pengembangan permukiman
perkotaan Jember adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan permukiman perkotaan di wilayah selatan
Pengembangan perkotaan yang relatif tidak terlalu besar berupa permukiman
dan perdagangan skala lokal terjadi di Kecamatan Puger, Tanggul dan

Kencong. Pengembangan tersebut dipengaruhi oleh adanya pengembangan
Jalan Lintas Selatan (JLS) dan jalan sirip lintas selatan. Khusus untuk wilayah

BAB V | 1

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

Puger selain disebabkan karena faktor tersebut diatas, juga disebabkan oleh
adanya pengembangan pelabuhan nelayan nusantara.
b. Pengembangan pusat permukiman di wilayah utara
Pengembangan yang terjadi disebelah utara disebabkan karena adanya
kegiatan yang cukup potensial mempengaruhi perkembangan wilayah Jember,
meliputi:
 Pengembangan Bandar Udara di Kecamatan Balungsari
 Perkembangan perkotaan yang cenderung terjadi berupa permukiman
serta perdagangan dan jasa penunjang kegiatan pengembangan bandara.
Ukuran perkembangan yang terjadi relatif tidak terlalu besar karena
merupakan bandara perintis dengan skala penerbangan yang terbatas.



Pengembangan

perkebunan

tembakau

di

Jelbuk,

Sukowono

serta

Sumberjambe
 Perkembangan perkotaan cenderung berupa permukiman pedesaan yang
bersifat mengelompok.



Pengembangan sistem kegiatan
Skala kota dan pelayanan Kota Jember sebagai pusat SWP dengan Kota

Situbondo dan Bondowoso sebagai sub pusatnya diarahkan agar masing-masing
kota berkembang secara seimbang.
Wilayah Kabupaten Jember diarahkan sebagai kegiatan perkebunan,
konservasi, perdagangan, pariwisata, pertanian, permukiman dan bandar udara
Perintis. Sedangkan wilayah Kabupaten Situbondo dan Bondowoso terutama
diarahkan pengembangan kegiatan pertanian, perkebunan, pariwisata, perikanan
dan konservasi.
Perkembangan Kota Situbondo dan Bondowoso beserta pelayanan dan
infrastrukturnya diharapkan dapat mendukung kegiatan perekonomian wilayah
sekitarnya. Keberadaan jalan rencana Tol di Utara dan jalur lintas selatan
diharapkan dapat mendorong pengembangan kegiatan SWP Jember. Secara
skematis konsep pengembangan fungsi kegiatan Jember disajikan pada gambar
5.1 dan diagram 5.2.

BAB V | 2

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya

Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

GAMBAR 5.1 PEMANFAATAN LAHAN PERKOTAAN JEMBER

GAMBAR 5.2 KONSEPSI RENCANA STRUKTUR KEGIATAN SWP JEMBER DAN
SEKITARNYA

BAB V | 3

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

5.1.2 Rencana Struktur dan Pola Ruang
5.1.2.1 Rencana pengembangan fungsi wilayah Kabupaten

Perwilayahan Jember direncanakan dalam Wilayah Pengembangan (WP)
dengan kedalaman penataan struktur pusat permukiman perkotaan, merupakan
upaya

untuk


berkembang

mengendalikan
cenderung

terus

perkembangan
membesar

kawasan

dan

perkotaan

berpotensi

yang


mendorong

perkembangan mega urban di pusat kota, menyeimbangkan perkembangan
perkotaan lain di wilayah Jember dan mengendalikan perkembangan kawasan
terbangun di perkotaan sesuai daya dukung dan prinsip-prinsip pembangunan
yang berkelanjutan. Penataan Satuan Wilayah Pengembangan dengan kedalaman
hingga penataan struktur pusat permukiman perkotaan, khususnya perkotaan di
WP selain WP Jember Tengah, adalah upaya untuk mendorong perkembangan
perkotaan yang serasi dengan kawasan perdesaan secara optimal dan
berkelanjutan.
Pengembangan fungsi kota-kota di Kabupaten Jember pada dasarnya
bergantung pada hirarki kota tersebut, dilihat dari ukuran jumlah penduduknya
(hirarki penduduk), maupun hirarki fungsionalnya. Dalam kaitan ini kota-kota
yang dikembangkan secara umum mempunyai fungsi utama sebagai berikut:
1. Sebagai pusat kegiatan yang membentuk suatu wilayah pelayanan tertentu.
2. Sebagai simpul jasa perhubungan, yang mencakup kegiatan pengumpulan,
produksi maupun pemasaran.
3. Sebagai tempat fungsi tertentu yang didasarkan pada suatu kegiatan dominan.
Selain itu, pengembangan fungsi kota-kota perlu pula mempertimbangkan

adanya sektor-sektor strategis pada kota dan wilayah pelayanannya. Sektor-sektor
yang dipandang strategis pengembangannya telah diidentifikasi dan kepentingan
penataan ruangnya telah dirumuskan dalam sub bab terdahulu.
Didalam pengembangan fungsi dan peranan Kabupaten Jember mencakup
Bidang-Bidang yang strategis dan berkaitan dengan kawasan yang strategis. Hal
ini digunakan untuk menentukan penataan ruang wilayah Kabupaten Jember.

BAB V | 4

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

Pengembangan fungsi kota-kota di Kabupaten Jember tergantung pada hirarki
kota-kota tersebut yang berdasarkan hirarki jumlah penduduk dan hirarki
fungsional serta potensi sektoral.
Rencana pemantapan struktur kota-kota dalam jangka panjang, ditentukan
oleh proporsi jumlah penduduk di masa yang akan datang, dimana hirarki
ukuran jumlah penduduk mempunyai bobot lebih tinggi dari hirarki fungsional
kota-kota tersebut. Dengan demikian kota-kota yang hirarki jumlah penduduknya
lebih tinggi dari hirarki fungsional akan mempunyai urutan lebih tinggi, karena

semakin besar, jumlah penduduk akan diimbangi oleh kelengkapan fasilitas
kabupaten. Adapun rencana pengembangan fungsi dan peranan Kabupaten
Jember secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pusat kegiatan yang membentuk suatu wilayah pelayanan tertentu
(regional beberapa kecamatan atau kecamatan) sesuai dengan struktur
kabupaten.
2. Sebagai simpul jasa distribusi yang mencakup kegiatan perhubungan dan
komunikasi, pemasaran dan perdagangan (sistem koleksi dan distribusi).
3. Sebagai tempat fungsi tertentu berdasarkan kegiatan intensif yaitu kegiatan
sekunder dan kegiatan tersier.
4. Pemanfaatan fungsi kabupaten yang mendukung pengembangan kegiatan
yang ada di wilayah hinterlandnya.
Selain ditinjau dari jumlah penduduk, pengembangan fungsi dan peranan
masing-masing wilayah kecamatan di Kabupaten Jember disesuaikan dengan
struktur tata ruang Kabupaten Jember dan persebaran lokasinya sehingga
perkembangan Kabupaten Jember dapat lebih merata di seluruh wilayah
kabupaten.
Secara umum, arahan pengembangan fungsi wilayah Kabupaten Jember ini
dalam kaitannya dengan sistem perwilayahan pembangunan yang berkelanjutan
sesuai dengan kondisi potensi ekonomi dan arahan pengembangan Propinsi Jawa

Timur antara lain :

BAB V | 5

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

1. Sebagai pusat pertumbuhan wilayah propinsi dalam SWP Jember dan
sekitarnya

yang

mendukung

perkembangan

pusat

pemerintahan,

perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, transportasi;
2. Mengendalikan kawasan hutan lindung dengan tetap mempertahankan
fungsi lindungnya;
3. Mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi
kawasan permukiman dan perkotaan;
4. Mengembangkan pusat sentra agribis/hortikultura serta mengembangkan
aksesnya menuju titik distribusi wilayah;
5. Mengendalikan pertumbuhan kota secara ekspansif yang tidak terkendali
(urban

sprawl)

dan

pertumbuhan

menerus

(konurbasi)

melalui

pengembangan jalur hijau yang membatasi fisik kota;
6. Meningkatkan aksesbilitas Kota khususnya untuk Jember – Situbondo –
Bondowoso dengan meningkatkan prasarana jalan; dan
Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan,
persampahan, air bersih, drainase) sesuai standar nasional.
5.1.2.2 Rencana struktur hirarki kegiatan

Penentuan struktur tata ruang/hirarki kota-kota di Kabupaten Jember
didasarkan pada jalur upaya pemantapan-pemantapan fungsi kabupaten dalam
kerangka strategi dan kebijaksanaan pengembangan peta struktur tata ruang
wilayah Kabupaten Jember. Dengan demikian struktur kota-kota ini diarahkan
pada tujuan keseimbangan pembangunan antar wilayah. Artinya, adanya
keseimbangan pembangunan antara perkembangan wilayah pusat, wilayah
transisi, dan wilayah belakang sehingga wilayah sekitar dapat ikut berkembang
akibat multiplier effect dari sistem kegiatan ekonomi pada pusat-pusat
pengembangan. Untuk menciptakan kondisi ini, maka struktur ekonomi yang
mantap dan seimbang diperlukan diantara sektor primer, sekunder, dan sektor
tersier.

BAB V | 6

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

Pemantapan struktur kota-kota di Kabupaten Jember pada dasarnya tidak
dapat dilepaskan dari jalur upaya pemantapan-pemantapan fungsi kota dalam
kerangka strategi pengembangan pola tata ruang Kabupaten Jember. Dalam
kaitannya dalam jalur upaya ini, struktur kota-kota diarahkan untuk mencapai
tujuan keseimbangan perkembangan ruang kota dan wilayah belakangnya.
Berdasarkan analisis terhadap struktur kota-kota yang telah ada di
Kabupaten Jember, dengan mempertimbangkan:
1. Status administrasi kota
2. Hierarkhi Penduduk (ukuran jumlah penduduk)
3. Hirarkhi fungsional (kelengkapan fasilitas perkotaan), maka untuk masa
yang akan datang perlu adanya pemantapan terhadap orde kota.
Hasil analisis lebih jauh terhadap wilayah perkotaan Kabupaten Jember,
dapat dilakukan dengan meninjau skala pelayanan tiap kota tersebut sesuai
dengan fungsinya. Ini berarti kota dipandang sebagai kosentrasi kegiatan atau
fungsi tertentu dengan cakupan wilayah tertentu yang berorientasi terhadapnya.
Dalam kaitannya dengan perwilayahan pembangunan yang akan diterapkan
di Kabupaten Jember (telah diuraikan di Bab V buku Fakta dan Analisa), tentu
saja adanya pusat-pusat Wilayah Pembangunan tersebut perlu dipertimbangkan.
Kota-kota sebagai pusat pelayanan di atas lebih didasarkan pada aspek pelayanan
fungsionalnya sekarang. Kondisi yang diharapkan adalah berimpitnya kota-kota
sebagai pusat pelayanan (regional, sub-regional atau lokal) serta wilayah yang
dilayaninya dengan kota-kota yang akan dikembangkan sebagai pusat subwilayah pembangunan. Berdasarkan hasil analisis terhadap hirarki fungsional
kota-kota yang ada di kabupaten Jember dengan mempertimbangkan tiga aspek
utama yaitu status administrasi; ukuran kota (jumlah penduduk); dan urutan
kelengkapan fungsi pelayanannya, maka dapatlah ditentukan struktur kota-kota
sesuai dengan peranannya sebagai pusat-pusat pelayanan.
Sistem kota - perkotaan di Kabupaten Jember direncanakan secara berhirarki
sesuai ukuran perkotaan yang disebutkan dalam orde kota – perkotaan.

BAB V | 7

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

Sehubungan dengan adanya penentuan struktur kota-kota dalam propinsi Jawa
Timur yang menempatkan Kota Jember sebagai kota orde IIB, maka berarti
struktur kota-kota lainnya di Kabupaten Jember akan mengikuti hirarki tersebut
(kota orde III, IV dan V). Sesuai dengan ketentuan mengenai orde-orde kota, pusat
Kota Jember yang terdiri dari 3 kecamatan memiliki orde tertinggi, yaitu II. Kota Perkotaan lain yang memiliki fungsi utama sebagai penunjang sistem perkotaan
dan sebagai pusat pertumbuhan wilayah dikembangkan sebagai kota – perkotaan
dengan orde III, sedangkan ibukota kecamatan yang lain, dikembangkan sebagai
kota – perkotaan dengan orde IV dan V.
Tabel 5.1

Struktur Tata Ruang serta Fungsi dan Peranan Kabupaten Jember Hingga
Tahun 2028

Hierarki
Wilayah
Orde II

Orde III

Orde IV

Kecamatan

Fungsi dan Peranan

Kaliwates

Sebagai pusat utama sistem pelayanan berskala

Sumbersari

regional

Patrang

pendidikan, kesehatan)

Tanggul

Sebagai sub pusat utama sistem pelayanan berskala

Ambulu

lokal (perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan),

Kalisat

memiliki

Balung

kecamatan di sekitarnya.

Kencong

Sebagai sub sub pusat sistem pelayanan berskala

Rambipuji

lokal (perdagangan dan jasa, pendidikan), memiliki

Mayang

daerah pelayanan beberapa wilayah kecamatan di

Arjasa
Orde V

Gumuk Mas

(perdagangan

daerah

dan

pelayanan

jasa,

perkantoran,

beberapa

wilayah

sekitarnya
 Memiliki sistem pelayanan berskala lokal yang

Puger

meliputi beberapa sarana pendukung kegiatan

Wuluhan

masyarakat setempat (perdagangan dan jasa,

Tempurejo

BAB V | 8

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

Silo

pendidikan dasar dan menengah, serta kesehatan)

Mumbulsari

 Memiliki daerah pelayanan hanya satu kecamatan

Jenggawang

itu sendiri

Ajung
Umbulsari
Semboro
Jombang
Sumberbaru
Bangalsari
Panti
Sukorambi
Pakusari
Ledokombo
Sumberjambe
Sukowono
Jelbuk
Sumber : Hasil Rencana, 2008
Arahan

pengembangan

dan

pengelolaan

struktur

hirarki

kegiatan

berdasarkan struktur perwilayahan Kabupaten Jember hingga akhir tahun 2028
adalah sebagai berikut :
I. WP Jember Tengah
Perkembangan pusat kota Jember yang berada di WP Jember Tengah yang
cepat diharapkan mampu menarik wilayah sekitarnya dalam pemerataan
pembangunan. Kondisi tersebut yang membuat perkotaan Jember memiliki
hirarki/orde IIB di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang. Kota Jember
tidak saja berfungsi sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga pusat pendidikan,
kesehatan, pedagangan, jasa dan perhubungan.
Perkotaan Jember yang terdiri dari tiga kecamatan, yaitu Kaliwates,
Sumbersari dan Patrang mempunyai kecenderungan kegiatannya berkembang
ke arah sektor perdagangan dan jasa yang berkembang berkelompok di

BAB V | 9

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

kawasan perkotaan. Dengan demikian, pada wilayah ini perlu dibangun pusat
pertumbuhan baru untuk mendorong pertumbuhan di wilayah sekitarnya.
Jenis kegiatan yang perlu dikembangkan pada daerah hinterland adalah
perdagangan, perumahan dan pariwisata.
Arahan pengembanga kawasan perkotaan pada wilayah pengembangan
Jember Tengah meliputi :
a. Diarahkan sebagai pusat pertumbuhan wilayah propinsi yang mendukung
perkembangan sektor pertanian pangan dan hortikultura, perkebunan
tahunan dan semusim, serta pariwisata.
b. Diarahkan

untuk

meningkatkan

spesialisasi

fungsi

jasa

keuangan,

perdagangan, teknologi sistem informasi, pendidikan, kesehatan dan
pengangkutan udara.
c. Meningkatkan

kualitas

pelayanan

pemerintahan

yang

mendukung

terjaganya minat investasi pasar modal.
d. Mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi
kawasan permukiman dan perkotaan.
e. Mengendalikan pertumbuhan kota secara ekspansif yang tidak terkendali
(urban

sprawl)

dan

pertumbuhan

menerus

(konurbasi)

melalui

pengembangan jalur hijau yang membatasi fisik kota.
f. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan
kreatifitas masyarakat kota.
g. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan,
persampahan, air bersih, listrik, telekomunikasi dan drainase kota).
h. Memantapkan aksesibilitas pusat kota Jember ke ibukota-ibukota kecamatan
di Kabupaten Jember dan wilayah provinsi dan kabupaten/kota lainnya,
melalui peningkatan kualitas sistem jaringan transportasi darat, laut dan
udara.
II. WP Jember Utara Barat
Wilayah Jember Utara Barat merupakan daerah yang mempunyai potensi
tinggi di sektor pertanian dan perkebunan. Oleh karena itu, peningkatan

BAB V | 10

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

produksi pertanian perlu didorong dan dikembangkan dengan peningkatan
nilai tambah dari hasil-hasil pertanian dan perkebunan (agroindustri).
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang seimbang antara kecamatan Tanggul
dan kecamatan lainnya di WP Jember Utara Barat perlu diusahakan agar tidak
terjadi ketimpangan kemajuan diantara kecamatan-kecamatan tersebut.
Perkotaan Tanggul tetap menjadi pusat WP yang diarahkan pada kegitana
perdagangan,

jasa,

pendidikan

dan

permukiman.

Sedangkan

wilayah

hinterlandnya diarahkan pada kegiatan pertanian, perkebunan, agrowisata di
kawasan perkebunan dan pemenuhan fasilitas rekreasi.
Arahan pengembangan kawasan perkotaan pada wilayah pengembangan
Jember Utara Barat meliputi :
a. Diarahkan sebagai pusat pertumbuhan wilayah kabupaten yang mendukung
perkembangan sektor pertanian pangan dan hortikultura, perkebunan
tahunan dan semusim, serta pariwisata.
b. Mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi
kawasan permukiman dan perkotaan.
c. Mengendalikan

pengelolaan

kawasan

hutan

lindung

dengan

tetap

mempertahankan fungsi lindungnya.
d. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan
kreatifitas masyarakat kota.
e. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan,
persampahan, air bersih, listrik, telekomunikasi dan drainase kota).
III. WP Jember Utara Timur
Perkotaan Kalisat merupakan salah satu pusat kegiatan ekonomi Jember
di bagian Utara, maka WP Jember Utara Timur diharapkan dapat menjadi
kekuatan ekonomi Jember di wilayah tersebut. Namun harus tetap
diperhatikan adanya pertumbuhan ekonomi yang seimbang antara Kecamatan
Kalisat dengan kecamatan-kecanmatan lainnya di wilayah ini, mengingat
beberapa kecamatan merupakan kantong kemiskinan. Dengan pemenuhan

BAB V | 11

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

prasarana dan sarana yang merata akan merangsang pertumbuhan ekonomi
wilayah secara bersama-sama.
Dilihat dari kondisi eksisting, pengembangan wilayah Jember Utara
Timur sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi dan potensi wilayah sehingga
kegiatan

yang

didorong

untuk

dikembangkan

meliputi

perdagangan,

peternakan (besar, kecil, unggas) dan pertambangan galian C.
Arahan pengembangan kawasan perkotaan pada wilayah pengembangan
Jember Utara Timur meliputi :
a. Diarahkan sebagai pusat pertumbuhan wilayah kabupaten yang mendukung
perkembangan sektor pertanian, peternakan dan pertambangan.
b. Mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi
kawasan permukiman dan perkotaan serta meningkatkan budidaya tanaman
lahan kering.
c. Mengendalikan

pengelolaan

kawasan

hutan

lindung

dengan

tetap

mempertahankan fungsi lindungnya.
d. Mengembangkan sentra penggalian batu piring serta mengembangkan
aksesnya menuju titik distribusi wilayah.
e. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan
kreatifitas masyarakat kota.
f. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan,
persampahan, air bersih, listrik, telekomunikasi dan drainase kota).
IV. WP Jember Selatan Timur
Sesuai dengan kondisi dan potensi sumberdaya, pengembangan wilayah
Jember Selatan Timur diprioritaskan pada sektor pertanian, perikanan,
peternakan dan pariwisata. Pengembangan sektor pertanian terutama produksi
tanaman jagung dan pengembangan ternak seperti sapi, domba dan kambing.
Sedangkan kegiatan pariwisata dikembangkan pada wisata pantai di Watu Ulo,
Papuma dan Bande Alit.
Dalam upaya mendukung kegiatan pembangunan pada WP Jember
Selatan Timur, maka dikembangkan fasilitas umum dan jaringan infrastruktur

BAB V | 12

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

yang

dapat

menjangkau

seluruh

wilayah.

Dengan

adanya

rencana

pembangunan Jalan Lintas Selatan beserta jalan-jalan siripnya, maka kegiatankegiatan yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah
dapat diwujudkan.
Arahan pengelolaan kawasan perkotaan pada wilayah pengembangan
Jember Selatan Timur meliputi :
a. Diarahkan sebagai pusat pertumbuhan wilayah kabupaten yang mendukung
perkembangan sektor pertanian, perikanan dan pariwisata.
b. Mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi
kawasan permukiman dan perkotaan.
c. Mengendalikan

pengelolaan

kawasan

hutan

lindung

dengan

tetap

mempertahankan fungsi lindungnya.
d. Mengembangkan obyek wisata bahari dengan berbagai paket wisata
terpadu.
e. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan
kreatifitas masyarakat kota.
f. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan,
persampahan, air bersih, listrik, telekomunikasi dan drainase kota).
V. WP Jember Selatan Barat
Pengembangan WP Jember Selatan Barat diarahkan pada kegiatan
pertanian, perikanan dan pertambangan. Potensi sumberdaya perikanan air
laut dan perikanan air tawar diharapkan dapat mendongkrak perekonomian
masyarakat. Pelabuhan perikanan Puger diarahkan pada industri pengolahan
barbasis perikanan.
Untuk sektor pertanian ditekankan pada pengembangan tanaman jagung.
Sedangkan kegiatan pariwisata diarahkan pada wisata bahari yang didukung
oleh industri kerajinan rakyat berbasis kelautan.
Arahan pengelolaan kawasan perkotaan pada wilayah pengembangan
Jember Selatan Barat meliputi :

BAB V | 13

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

a. Diarahkan sebagai pusat pertumbuhan wilayah kabupaten yang mendukung
perkembangan sektor pertanian, perikanan, pertambangan dan pariwisata.
b. Mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi
kawasan permukiman dan perkotaan.
c. Mengendalikan

pengelolaan

kawasan

hutan

lindung

dengan

tetap

mempertahankan fungsi lindungnya.
d. Mengembangkan industri pertambangan dan industri perikanan.
e. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan
kreatifitas masyarakat kota.
f. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan,
persampahan, air bersih, listrik, telekomunikasi dan drainase kota)

PARI
WI

PER
DA

PARI
WI

INDU
S TRI

PER
DA

PER
KE

PER
TA

TER
M

PATRANG

KEH
U

KEH
U

JASA

PANTI
JASA

PER
DA

PEM
ERIN

PU

DRY
POR

RAMBIPUJI

PEN
DIDI
PER
TA

PER
DA

PARI
WI

PARI
WI

KES
E

PARI
WI

JASA

PER
KE

PER
KE

TER
MINA

PEM
ERIN
KES
E

PER
DA

KEH
U

PARI
WI

ARJASA

PAKUSARI
PEM
ERIN

PU

PEN
DIDI

KALIWAT

PU

BAN
BAR

PER
DA
PU

PEN
DIDI

SUKORAMBI

KEH
U

PER
DA
PU

PET
ER

PU

TER
MINA

PER
TA

PU

PER
KE

PU

PER
TA

PER
DA

PUSAT KOTA

PARI
WI

KES
E

PER
DA

TER
MINA

PU

TPA

SUMBERSARI

PER
TA

INDU
S TRI

PEN
G

AJUNG

Gambar 5.1 Struktur Hirarki Kegiatan WP Jember Tengah

BAB V | 14

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

PERDA
GANGAN
KEHU
TANAN

PERKE
BUNAN

PARIWI
SATA

PUSA

PETER
NAKAN

PERDA
GANGA
N&

PERDA
GANGA

INDUS
TRI

PEMERI
NTAHAN

PUSA

PARIWI
SATA

PERTA
NIAN

KEHU
TANAN

PUSA

PETER
NAKAN

PERTA
NIAN

PERTA
NIAN

TANGGUL

SUMBERBAR
U
PERTA
NIAN

PERKE
BUNAN

PETER
NAKAN

BANGSALSARI

PERDA
GANGA
PUSA

PERI
KANAN

KEHU
TANAN

PARIWI
SATA

SEMBORO
PERKE
BUNAN

Gambar 5.2 Struktur Hirarki Kegiatan WP Jember Utara Barat

PERK
KEHU

PERD

PARI

PERD
A
PUSA

PUS

KEHU
PERT

PUSAT

KEHU

PERT
PETE

PARI

SUKOWONO

JELBUK

CLUSTER
KALISAT

PERK

PERD
PETE

PERT

SUMBERJAMBE

JASA
PERT

PERD

KALISAT

PUS

KESE

PERK
PERT

CLUSTER
MAYANG
KEHU
PERT

PERD

PERT

PERK

PETE

PERD

PUS

KEHU

MAYANG

PERK
PARI

PENG

SILO

Gambar 5.3 Struktur Hirarki Kegiatan WP Jember Utara Timur

BAB V | 15

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

PARIWI
SATA
PERKE
BUNAN

KEHU
TANAN
PUSA
T

PARI
WISATA

KEHU
TANAN
PUSA
T

PERTA
NIAN

PERDA
GANGA

PERTA
NIAN

PERDA
GANGAN

PERKE
BUNAN

PETER
NAKAN

JENGGAWAH
MUMBULSARI
PERDA
GANGA

PERKE
BUNAN

KEHU
TANAN

PARIWI
SATA

PARIWI
SATA

KEHU
TANAN

PUS

PERI
KANAN

PERTA
NIAN

PERDA
GANGA
N&
JASA

PERKE
BUNAN

PERKE
BUNAN

PERTA
NIAN

PERTA
NIAN

PERDA
GANGA

PUS

PUSAT

PERI
KANAN

WULUHAN

KEHU
TANAN

PERI
KANAN

PETER
NAKAN

TEMPUREJO

AMBULU

Gambar 5.4 Struktur Hirarki Kegiatan WP Jember Selatan Timur

PERI
KANAN
PERI
KANAN

PERKE
BUNAN

PERTA
NIAN

PUS
AT

PERTA
NIAN

PERDA
GANG
PUS
AT

KEHU
TANAN

PERKE
BUNAN

PERDA
GANG

UMBULSARI
JOMBANG

PERKE
BUNAN
PERI
KANAN

PERDA
GANG
PUS
AT

PERTA
NIAN

PARIW
I SATA

KENCONG

PARIW
I SATA

KEHU
TANAN

PERDA
GANG

PUS
AT

PETER
NAKAN

PERTA
NIAN

PERI
KANAN

CLUSTER

CLUSTER PUGER

BALUNG

CLUSTER
PERKE
BUNAN

PERTA
NIAN

PERDA
GANG
JASA
PUS
AT

PERTA
M
PETER
NAKAN

KESE
HATAN

PERTA
NIAN

PERDA
GANG

KEHU
TANAN

PUS
AT

INDUS
TRI
PERI
KANAN

GUMUKMAS
PUGER

Gambar 5.5 Struktur Hirarki Kegiatan WP Jember Selatan Barat

BAB V | 16

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

BAB V | 17

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

5.1.2.3 Rencana sistem pusat pelayanan
Rencana pengembangan sistem pusat pelayanan di Kabupaten Jember
dilakukan sebagai usaha pemerataan penyebaran pembangunan, Kabupaten
Jember. Pembagian sistem pusat pelayanan ini sangat penting mengingat
berdasarkan kebijaksanaan perwilayahan Jawa Timur, Kabupaten Jember
merupakan pusat dari SWP Jember dan sekitarnya yang membawahi daerah
hinterland Situbondo dan Bondowoso.
Bidang kegiatan Satuan Wilayah Pembangunan Jember dan sekitarnya ini
diarahkan sebagai kawasan pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, pendidikan, kesehatan dan
pariwisata. Kabupaten Jember sebagai pusat pengembangan, diharapkan mampu
menunjang

perkembangan

Wilayah

Hinterland

pada

khususnya

dan

pengembangan wilayah Jawa Timur pada umumnya.
Untuk menunjang kebijaksanaan pusat Satuan Wilayah Pembangunan
(SWP), maka kebijaksanaan spasial Kabupaten Jember dibagi menjadi 5 (lima)
Wilayah Pengembangan (WP) dengan masing-masing memiliki prioritas
pembangunan. Adapun penetuan pusat dari masing-masing WP tersebut
didasarkan atas potensi yang telah dimiliki oleh wilayah tersebut serta potensi
yang nantinya memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk dikembangkan.
Potensi yang dimaksud disini terutama adalah adanya fasilitas-fasilitas pelayanan
sosial yang cukup seperti misalnya sarana kesehatan, pendidikan, transportasi,
dan sebagainya. Kelengkapan fasilitas yang dimiliki ini diharapkan dapat menjadi
pemacu perkembangan masing-masing WP di masa yang akan datang.
Sesuai dengan pola dasar pembangunan, adanya kebijaksanaan tata ruang
dimaksudkan untuk menjamin laju perkembangan dan pertumbuhan daerah,
serta memelihara keseimbangan dan kesinambungan pelaksanaannya secara
menyeluruh, terarah dan terpadu. Dalam kerangka ini, untuk penyebarluasan
kegiatan pembangunan diseluruh wilayah Kabupaten Jember, perlu adanya

BAB V | 18

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

penentuan Wilayah Pembangunan (WP). Kebijaksanaan tata ruang Kabupaten
Jember yang tertuang dalam bentuk perwilayahan pembangunan bertujuan:
1. Mengusahakan pemerataan pembangunan
antar

wilayah

serta

sub

wilayah

yang serasi

pembangunan,

didalam dan

agar

perbedaan

pembangunan antar wilayah (yang maju dan terbelakang) dapat diperkecil.
2. Mengusahakan

dan

mengarahkan

kegiatan

pembangunan

wilayah

sesuai dengan potensi, kondisi, serta fungsi yang terdapat di setiap wilayah
dan Wilayah Pembangunan.
3. Mengembangkan

hubungan

ekonomi

antar

wilayah

dan

Wilayah

Pembangunan secara saling menguntungkan demi terjalinnya interaksi
yang harmonis dalam kegiatan ekonomi, sosial budaya, dan polkam,
sehingga terwujudnya ekonomi daerah yang kuat dan mampu menunjang
serta memperkokoh perkembangan regional dan nasional.
4. Mempertajam prioritas pembangunan pada daerah rawan, daerah
terbelakang dan melalui program khusus dengan tetap memperhatikan
sepenuhnya upaya penyelamatan sumber daya alam dan lingkungan
hidup.
Kebijaksanaan tata ruang melalui perwilayahan pembangunan ini dilakukan
dengan memperhatikan:
1. Hambatan antara daerah pusat dan daerah belakang
2. Homogenitas atau kesamaan karakteristik wilayah.
3. Kesamaan lingkungan yang membutuhkan penanganan lingkungan dalam
bentuk terpadu.
Perwilayahan di Kabupaten Jember direncanakan dengan fungsi di masingmasing WP dan pusat pengembangannya. Pusat Pengembangan WP merupakan
pusat permukiman kota atau perkotaan. Sesuai dengan potensi pusat
pengembangan atau pusat permukiman kota – perkotaan di setiap WP, maka
perlu ditetapkan fungsi pusat permukiman perkotaan tersebut. Struktur Pusat
Permukiman Perkotaan di setiap WP dibagi lagi menjadi beberapa satuan wilayah
yang lebih kecil, untuk mengendalikan perkembangan kawasan permukiman

BAB V | 19

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

perkotaan dalam skala besar yang berpotensi tidak terkendali. Fungsi masingmasing WP serta fungsi pusat permukiman perkotaan sebagai berikut :

Tabel 5.2

Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kabupaten Jember Hingga Tahun 2028

Wilayah
Pusat
Pengembangan
WP
WP Jember Tengah
Kaliwates
Kaliwates
Sumbersari
Patrang
Panti
Sukorambi
Rambipuji
Ajung
Arjasa
Pakusari
WP Jember Utara Barat
Tanggul
Tanggul
Sumberbaru
Semboro
Bangsalsari
WP Jember Utara Timur
Kalisat
Kalisat
Jelbuk
Sukowono
Sumberjambe
Ledokombo
Mayang
Silo
WP Jember Selatan Timur
Ambulu
Ambulu
Wuluhan
Jenggawah
Mumbulsari
Tempurejo
WP Jember Selatan Barat
Balung
Balung
Puger
Gumuk Mas
Kencong
Jombang
Umbulsari

Fungsi Pelayanan WP

Fungsi Pelayanan
Pusat WP

Kawasan pendidikan, kesehatan,
pemerintahan, perdagangan,
perumahan, perhubungan dan
aneka industri dan jasa

Pusat
pemerintahan,
perdagangan, jasa,
pendidikan,
kesehatan dan
perhubungan

Kawasan pendidikan, kesehatan,
perumahan, pertanian tanaman
pangan, perkebunan, kehutanan,
peternakan, perdagangan dan
industri kecil

Pusat
pemerintahan,
perdagangan, jasa,
industri kecil dan
pariwisata.

Kawasan pendidikan, kesehatan,
perumahan, pertanian tanaman
pangan, perkebunan, kehutanan,
peternakan dan industri kecil

Pusat
pemerintahan,
perdagangan,
kesehatan dan
pertambangan.

Kawasan pendidikan, kesehatan,
perumahan, perdagangan,
pertanian tanaman pangan,
perkebunan, kehutanan,
peternakan, perikanan, pariwisata
dan industri kecil

Pusat
pemerintahan,
perdagangan, jasa,
perikanan dan
pariwisata

Kawasan pendidikan, kesehatan,
perumahan, pertanian tanaman
pangan, perkebunan, kehutanan,
industri, pertambangan,
peternakan, perikanan dan
pariwisata

Pusat pusat
pemerintahan,
perdagangan dan
kesehatan.

Sumber : Hasil Rencana, 2008

BAB V | 20

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

BAB V | 21

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

5.1.3 Deliniasi Zonasi
5.1.3.1

Rencana Wilayah yang Tidak Boleh Dibangun

Rencana wilayah yang tidak boleh dibangun yang ada di wilayah Kabupaten
Jember adalah kawasan di pinggiran sungai. Kawasan di pinggiran sungai ini
seharusnya merupakan kawasan konservasi sehingga untuk menjaga kelestarian
dan upaya perlindungan terhadap kawasan ini terutama keberadaan sungai yang
ada maka perkembangan kawasan terbangun di pinggir sungai perlu dibatasi dan
bila perlu dilakukan upaya relokasi bila kondisi bangunan yang ada sangat
rawan. Selain itu juga dengan melakukan pendekatan pada manusia dengan cara
membuat pengumuman misalnya tentang penggunaan tanah sepanjang sungai
dapat dikenakan sanksi/hukuman.
Yang termasuk ke dalam kawasan perlindungan bawahan adalah hutan
lindung dan kawasan resapan air. Hutan Lindung merupakan kawasan yang
ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta
budaya bangsa guna pembangunan berkelanjutan.
Kawasan tersebut bersifat khas yang mampu memberikan perlindungan
kawasan sekitarnya dan bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah erosi
dan banjir yang mutlak fungsinya sebagai penyangga kehidupan tidak dapat
dialihkan perutukannya. Hutan lindung di Kabupaten Jember tersebar di
Kecamatan Sumberbaru, Tanggul, Bangsalsari, Panti, Sukorambi, Jelbuk, Arjasa,
Sukowono, Sumberjambe, Silo dan Tempurejo. Pada wilayah dengan kelerengan
25% – 40% yang tersebar di Jember banyak yang telah berubah menjadi kawasan
budidaya pertanian yang tidak memiliki kemampuan fungsi lindung, sehingga
membawa dampak kerusakan lingkungan yang menimbulkan bencana alam
seperti di Kecamatan Panti. Kawasan ini harus dikembalikan fungsinya menjadi
kawasan hutan lindung.
Kawasan resapan air pada dasarnya memiliki fungsi sebagai kawasan
lindung terbatas atau sebagai kawasan lindung lainnya. Kawasan resapan air ini

BAB V | 22

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

dapat berupa perkebunan tanaman tahunan ataupun hutan. Kawasan ini dapat
dikembangkan sebagai areal perkebunan tanaman keras yang dimanfaatkan
adalah hasil buah bukan kayunya, sehingga masih tetap memiliki fungsi lindung.
Kawasan ini masih sangat kurang, sehingga diperlukan penambahan kawasan
resapan air. Kawasan ini diarahkan pada wilayah yang memiliki kelerengan 25% –
40%, dan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai kawasan perlindungan
bawahannya. Jenis tanaman dapat dikembangkan adalah tanaman buah-buahan.
Masing-masing wilayah diarahkan memiliki pengembangan sendiri sejauh sesuai
dengan karakter tanah dan potensi ekonomi masing–masing wilayah. Kawasan
resapan air dapat dikembangkan di seluruh kecamatan sekaligus membantu
persediaan dan meningkatkan volume air tanah.

5.1.3.2

Rencana Wilayah yang Didorong Pengembangannya

Rencana wilayah yang didorong pengembangannya adalah kawasan yang
sesuai dengan kawasan strategis di Kabupaten Jember yang terdiri dari Kawasan
Strategis Pengembangan Perekonomian, Kawasan Strategis Pengembangan Sosial
Budaya, Kawasan Strategis Perlindungan dan Pelastarian Lingkungan Hidup.
1. Kawasan Hutan Produksi
Pengembangan budidaya jenis pohon yang tidak dimanfaatkan batangnya
akan tetapi lebih difokuskan pada hasil buahnya yang diharapkan dapat
memberikan nilai tambah kepada masyarakat sekitar. Penanaman pohon jenis
ini diarahkan pada kawasan antara hutan produksi dengan wilayah
permukiman,

yang

juga

bisa

berfungsi

sebagai

zona

batas.

Dalam

pengembangan hutan produksi maka dimungkinkan adanya pertukaran lahan
untuk pemanfaatan ruang lainnya dengan penggantian lahan yang lebih
potensial untuk hutan produksi di lokasi yang sesuai ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.

BAB V | 23

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

2. Kawasan Pertanian
Pengembangan lahan pertanian tanaman semusim ini dikembangkan sesuai
dengan kondisi irigasi. Secara umum Kabupaten Jember yang memiliki potensi
sebagai salah satu lumbung padi, merupakan wilayah penghasil tanaman
pangan dengan berbagai komoditas unggul, wilayah penghasil tanaman
hortikultura dengan kualitas ekspor, sebagai pengembangan budidaya
tanaman dengan sistem tumpangsari.
3. Kawasan Perikanan
Pengembangan perikanan baik di darat maupun laut pada dasarnya sangat
potensial untuk dikembangkan sebab didukung oleh letak Jember di pantai
selatan yang sangat potensial akan kekayan ikan. Upaya pengembangan
kawasan perikanan budidaya air payau dan air tawar adalah didukung
dengan

mengembangkan

industri

pengolahan

ikan,

coldstorage

dan

pengembangan utama komoditi perikanan budidaya air tawar.
4. Kawasan Perkebunan
Kawasan perkebunan memiliki prospek sebagai penyumbang ekonomi
Jember, dan potensi ini akan lebih berkembang dengan dukungan masyarakat,
diantaranya melalui kimbun. Pengembangan perkebunan ini diarahkan untuk
meningkatkan peran serta, efisiensi, produktivitas dan keberlajutan, dengan
mengembangkan

kawasan

industri

masyarakat

perkebunan

yang

dikembangkan di setiap lokasi pengembangan dan sentra produksi yang
diselenggarakan dengan kebersamaan ekonomi dan berwawasan lingkungan.
5. Kawasan Peternakan
Pengembangan ternak dapat dikembangkan di berbagai wilayah di Jember.
Beberapa prospek yang bisa dikembangkan antara lain adalah industri
pengolahan susu, penyamakan kulit dan telur asin.
6. Kawasan Pariwisata
Pengembangan pariwisata Jember antara lain adalah perlu adanya perintisan
pengembangan jalan baru yang dapat dengan mudah ditempuh oleh berbagai

BAB V | 24

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

jenis kendaraan bermotor, sehingga menunjang obyek wisata alam disertai
juga dengan pengembangan jaringan utilitas yang memadai. Peningkatan
akomodasi dengan peningkatan jasa pelayanan baik di hotel/losmen maupun
kenyamanan dalam perjalanan wisata dan peningkatan kualitas produk
andalan

wisata

dapat

dilakukan.

Pemasaran

obyek

wisata

dengan

mengembangkan promosi wisata, kurangnya jasa pelayanan yang dikemas
melalui paket perjalanan wisata dan peningkatan produksi kerajinan rakyat
yang dapat menunjang pengembangan wisata sebagai cinderamata ciri khas di
lokasi wisata tersebut. Prospek pengembangan lainnya adalah dengan
mengembangkan studi tentang prospek dan cara pengembangan pariwisata,
sehingga akan terbentuk suatu rencana induk pengembangan wisata.
7. Kawasan Permukiman
Pengembangan permukiman perdesan dan perkotaan yang terintegrasi dapat
mendorong terjadinya keseimbangan perkembangan wilayah sekaligus
mendorong pertumbuhan secara lebih merata. Kawasan permukiman
dikembangkan sesuai potensi masing-masing akan dapat mempercepat
pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan serta wilayah sekitarnya.
8. Kawasan Industri
Pengembangan kawasan industri baru di Jember sangat besar terutama di
wilayah sepanjang jalan utama. Meski demikian beberapa wilayah lain juga
potensial untuk mengembangkan kawasan industri terutama wilayah yang
memiliki aksesibilitas laut dan udara. Berbagai industri pengolahan hasil alam
lebih cenderung ke wilayah selatan dan timur Jember, diantaranya
pengembangan

kawasan

industri

perikanan

Puger

dan

Watu

Ulo,

pengembangan industri batu kapur dan industri rokok dan tembakau.
9. Kawasan Pertambangan
Dengan memperhatikan kaidah lingkungan, maka tambang di Jember dapat
dikembangkan dalam skala besar dan memberi dampak ekonomi yang besar
pula. Berbagai mekanisme kerjasama dalam pengelolaan dan pengembangan

BAB V | 25

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

investasi pertambangan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah
berdasarkan pertambangan.
10. Kawasan Perdagangan
Pengembangan kawasan perdagangan dilakukan dengan penyediaan fasilitas
berskala regional akan dapat mendorong perkembangan ekonomi wilayah
Jember
5.1.3.3

Rencana Wilayah yang Dikendalikan Pengembangannya

Rencana wilayah yang dikendalikan pengembangannya adalah kawasan
lindung yang meliputi kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, kawasan
cagar budaya dan ilmu pengetahuan, kawasan perlindungan bawahan, kawasan
perlindungan setempat dan kawasan rawan bencana alam.
1. Kawasan suaka alam
Fungsi kawasan suaka alam yang meliputi cagar alam dan suaka margasatwa
adalah melindungi kawasan bawahannya, melestarikan keanekaragaman flora
dan fauna serta menjaga kelestarian tanaman kanopi. Sedangkan potensi suaka
margasatwa adalah untuk pengembangan wisata alam dan pengembangan
ilmu pengetahuan yang tetap mempertahankan kelestarian lingkungan.
2. Kawasan pelestarian alam
Taman Nasional dan taman wisata alam di Jember memiliki potensi sebagai
kawasan hutan dengan komunitas tumbuhan dan satwa langka beserta
ekosistemnya. Taman Nasional Meru Betiri merupakan hutan tropik paling
lengkap mulai hutan pantai sampai hutan pegunungan. Secara khusus
kawasan ini dapat melindungi tanah dari erosi dan berfungsi sebagai kawasan
resapan air. Potensi lain yang dipertahankan adalah aneka flora langka, antara
lain 362 spesies flora serta satwa langka Harimau Jawa, Banteng, dan Penyu
Laut.

BAB V | 26

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

BAB V | 27

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

3. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
Jember memiliki peninggalan budaya dan ilmu pengetahuan yang sangat
penting. Peninggalan pada masa penjajahan dan pada masa perjuangan
kemerdekaan berpotensi menjadi sumber ilmu pengetahuan dan sejarah.
Peninggalan-peninggalan Belanda seperti Museum Kereta Api, Pabrik Gula,
dan

kegiatan

sejenis

merupakan

potensi

yang

dapat

digali

untuk

pengembangan wilayah. Keberadaan situs Arjasa dan candi juga menjadi
potensi yang bisa dikembangkan. Budaya masyarakat yang sebagian masih
mengkultuskan hal-hal berbau mistis seperti kunjungan ke makam-makam
orang yang dianggap suci dan sebagainya dapat menjadi potensi wisata yang
dapat dikembangkan lebih lanjut.
4. Kawasan perlindungan bawahannya
Kawasan perlindungan bawahan di Kabupaten Jember memiliki potensi untuk
melindungi/memperkecil bahaya tanah longsor atau banjir menuju kawasan
bawahannya, melalui peresapan air ke dalam tanah dapat meningkatkan
volume air tanah, dan melindungi flora dan fauna yang masih berkembang
untuk menghindari kepunahan.
5. Kawasan perlindungan setempat
Kawasan perlindungan setempat terdiri dari perlindungan kawasan sekitar
mata air, kawasan sekitar waduk/danau, kawasan sekitar sempadan sungai,
pantai, kawasan sekitar sempadan sungai di kawasan permukiman, kawasan
pantai

berhutan

bakau/mangrove

dan kawasan

terbuka

hijau

kota.

Pengamanan terhadap kawasan sekitar mata air akan memberikan jaminan
terhadap penyediaan air jangka panjang. Pengamanan kawasan sekitar
waduk/danau akan menjaga kualitas air waduk/danau. Pengamanan sekitar
sempadan sungai, pantai dan hutan bakau di sepanjang pantai akan
mengurangi erosi dan abrasi yang apabila didiamkan akan menimbulkan
bencana bagi wilayah tersebut. Pengembangan dan pengamanan hutan kota

BAB V | 28

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

akan menjaga suhu kota untuk tetap sejuk di samping juga dapat mengurangi
kadar polusi yang terjadi di setiap wilayah.
6. Kawasan rawan bencana
Bencana alam di daerah rawan sering terjadi akibat kurang memperhatikan
wawasan lingkungan, potensi bencana di area kawasan lindung seperti
terjadinya banjir atau longor berlokasi di kawasan dengan kelerengan 40%
yang seharusnya merupakan kawasan konservasi namun telah berubah fungsi
menjadi areal budidaya. Tipologi kawasan tersebut banyak terdapat di bagian
utara dan bagian timur Jember.

5.2

SKENARIO PENGEMBANGAN SEKTOR BIDANG
PU/CIPTA KARYA

5.2.1 Pengembangan Permukiman
Lahan yang dapat dikembangkan sebagai kawasan permukiman adalah
lahan yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Kelerengan < 40%
2. Tidak terletak pada kawasan lindung
3. Terlayani oleh utilitas dan sarana penunjang
4. Sudah terdapat jaringan jalan dan terlayani sistem transportasi
Keterbatasan lahan membuat masyarakat cenderung menempati lahan-lahan
yang berada disekitar jaringan jalan utama kota yang mempunyai akses yang baik
ke pusat kegiatan perdagangan dan kawasan aktivitas lainnya. Secara
keseluruhan pola perkembangan perumahan di Kabupaten Jember masih
mengikuti

pola

pekembangan

jaringan

jalan,

dalam

kecenderungan

perkembangan ruang terbangun (built-up area) berpola pita (ribon pattern).
Pola perkembangan ruang terbangun ini pada satu sisi akan mendekatkan
masyarakat pada aksesibilitas pelayanan tertinggi. Namun di sisi lain apabila
tingkat intensitas bangunan pada sepanjang jaringan jalan menjadi tidak

BAB V | 29

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

terkendali, pada giliran berikutnya ruang terbangun tersebut akan menjadi beban
bagi pelayanan jaringan jalan tersebut.

BAB V | 30

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

BAB V | 31

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

Permukiman merupakan salah satu kebutuhan utama penduduk untuk
bertempat tinggal. Dengan adanya jumlah penduduk yang terus meningkat maka
kebutuhan akan permukiman juga meningkat pula sejalan dengan perkembangan
penduduknya.
Lahan yang difungsikan sebagai kawasan permukiman memiliki kriteria
kondisi lahan sebagai berikut:
1. Tidak termasuk wilayah yang dilarang adanya peralihan penggunaan
tanah dari pertanian ke bukan pertanian, yang umumnya terdiri atas sawah
2 x panen setahun, sawah 1 x panen padi dan 2 x panen palawija, sawah
tidak ditanami padi tapi palawija 2 x panen dan perkebunan
2. Tidak termasuk kawasan yang peralihan penggunaan tanahnya diarahkan
untuk tanaman keras atau hutan produksi, yaitu : tanah kering dengan
lereng > 15 % dan dengan kelerengan < 15 % yang tidak mungkin untuk
diusahakan tanaman semusim, seperti tanah berbatu, berpasir kwarsa,
padat lahar dan bekas penambangan atau galian
3. Kawasan yang tanah pertaniannya dapat dialihkan ke bukan pertanian,
misal tanah kering dan sawah tadah hujan dengan kelerengan ± 15 %
Pengaturan dan pengendalian kepadatan permukiman diterapkan dengan
memperhatikan kondisi sosial ekonomi dan kondisi kawasan terbangun serta
diorientasikan pada upaya peningkatan kualitas lingkungan setempat. Untuk itu
dalam menetapkan arahan permukiman dipakai standar sebagai berikut :
1. Kepadatan rendah : 0 – 30 rumah/ha
2. Kepadatan sedang : 30 – 60 rumah/ha
3. Kepadatan tinggi

: 60 – 120 rumah/ha

Untuk memberi kesempatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, agar
mampu memenuhi kebutuhan rumah, khususnya dalam hal penyediaan tanah,
perlu adanya pengendalian terhadap penguasaan dan perkembangan harga tanah
terutama pada kawasan - kawasan yang potensial bagi pembangunan
permukiman.

BAB V | 32

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

Dalam pengembangannya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan
pemerintah antara lain :
1. Ditekankan pada daerah tertentu yang menjadi arahan persebaran
penduduk hingga tahun 2028.
2. Adanya usaha kontrol/ pengendalian terhadap peningkatan jumlah rumah
non permanen ataupun tidak layak huni oleh pemukim liar ataupun bagi
penduduk kota yang tergolong tunawisma khususnya untuk pusat kota
yang daerahnya sudah cukup padat.
3. Arahan persebaran pemukiman akan dibuat tersebar merata sebagai usaha
untuk mencegah terjadinya pemusatan penduduk, dengan memperhatikan
pula faktor aksesibilitas, faktor kesesuaian lahan (jenis dan topografi
tanah), dan ketersediaan fasilitas yang memadai. Akan tetapi tetap harus
dikontrol agar dalam perkembangannya, persebaran pemukiman tidak
menimbulkan permasalahan tata guna lahan.
Berdasarkan pada kriteria dan peraturan di atas maka kawsan permukiman
di Kabupaten Jember berada di Wilayah:
1. Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk permukiman yang
aman dari bahaya bencana alam.
2. Sehat dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha serta dapat
memberikan

manfaat

bagi

peningkatan

ketersediaan

permukiman,

mendayagunakan fasilitas yang ada di sekitarnya dan meningkatkan
perkembangan kegiatan sektor ekonomi yang ada.
3. Perlu adanya pengaturan terhadap luas lahan terbangun dengan tak
terbangun pada kawasan pengembangan permukiman.
4. Perlu

adanya

penegasan

batas

kawasan

terhadap

kawasan

non

permukiman.
5. Perlu adanya penetapan tinggi bangunan pada kawasan pengembangan
permukiman.
Secara umum kawasan permukiman di Jember berdasarkan penyediaan
wilayah permukimannya dapat dibedakan menjadi :

BAB V | 33

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

1. Permukiman perdesaan, meliputi :
a. Permukiman pusat perdesaan
b. Permukiman desa
c. Permukiman pada pusat perdusunan
2. Permukiman perkotaan, meliputi :
a. Permukiman perkotaan besar
b. Permukiman perkotaan menengah
c. Permukiman perkotaan kecil
3. Permukiman perkotaan besar didukung oleh kota inti dan perumahan baru
skala besar. Di Jember, wilayah yang telah mapan adalah pusat kota
sekaligus sebagai kota inti maupun sebagai pusat pelayanan. Sedangkan
perumahan baru skala besar dikembangkan di sekitar pusat kota, seperti
Kecamatan Arjasa, Pakusari, Ajung, Sukorambi dan Panti. Perumahan baru
ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas sosial dan fasilitas umum kota,
serta peluang kerja. Antara kota inti dengan perumahan baru memiliki
hubungan atau aksesibilitas yang tinggi, setidaknya oleh sistem komuting.
4. Permukiman perkotaan menengah, merupakan permukiman di perkotaan
yang memiliki fungsi sebagai pusat pelayanan WP. Pengembangan
permukiman tersebut dapat dikembangkan di Perkotaan Tanggul,
Perkotaan Kalisat, Perkotaan Ambulu dan Perkotaan Balung. Dengan
berkembangnya kawasan permukiman tersebut akan membentuk pusat
pertumbuhan skala wilayah/regional. Berkembangnya area terbagun
tersebut akan berdampak terhadap skala pelayanan di tingkat kabupaten
bahkan akan dapat menghubungkan atau berinteraksi dengan besar dan
perkotaan kecil lainnya.
5. Permukiman perkotaan kecil, merupakan permukiman di perkotaan yang
memiliki fungsi sebagai:
a. Pusat pelayanan perkotaan kecamatan.
b. Pusat pertumbuhan skala kecamatan.
6. Permukiman pada kawasan khusus, meliputi :

BAB V | 34

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya
Kabupaten Jember Tahun 2014 – 2018

a. Sebagai tempat peri