4.1. Gambaran Geografis dan Administrasi Wilayah 4.1.1. Letak Geografis - DOCRPIJM a2df799756 BAB IV4.BAB IV NR

4.1. Gambaran Geografis dan Administrasi Wilayah
4.1.1. Letak Geografis
Kabupaten Nagan Raya terletak pada 03040’ - 04038’ Lintang Utara dan
96011’ - 96048’ Bujur Timur. Kabupaten Nagan Raya memiliki luas wilayah
3,544.91 km2, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya dan Aceh Tengah;
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia;
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya Daya dan Gayo
Lues; dan
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya.

4.1.2. Administrasi Wilayah
Kabupaten Nagan Raya memiliki luas wilayah mencapai 3.544,91 km2. Kabupaten
Nagan Raya yang merupak pemekaran dari Kabupaten Nagan Raya terdiri atas
10 Kecamatan, 30 mukim dan 222 Gampong definitif, dengan ibukota kabupaten
terletak di Suka Makmue.
Jarak administrasi pemerintahan terjauh berada di Kecamatan Beutong Ateuh
Banggalang yang terletak di perbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah.
Kecamatn ini hanya terdiri

dari 4 gampong. Jarak dari ibukota kabupaten


diperkirakan sejauh 62 km dengan kondisi perjalanan yang melintas gunung dan
bukit yang cukup terjal.

BAB IV-31

Tabel 4.1. Pembagian Administrasi Kabupaten Nagan Raya
No

Ibukota

Kecamatan

Kecamatan

Luas

Persentase

Wilayah


Dari Luas

(Km)

Kabupaten

Jumlah

Jumlah

Mukim

Gampong

1

Seunagan

Jeuram


56,73

1.61

5

35

2

Seunagan Timur

Keude Linteng

251,6

7.10

4


34

3

Beutong

Babusalam

1.017,32

28.70

4

24

1

4


4

Beutong Ateuh
Banggala

Kuta Teungeh

405,92

11.45

51,56

1.45

2

19


Ujong Fatihah

120,89

3.41

2

17

Kuala Pesisir

Padang Rubek

76,34

2.15

3


16

8

Tadu Raya

Alue Bata

347,91

9.79

2

22

9

Tripa Makmur


Kabu

189,41

5.34

2

11

10

Darul Makmur

Alue Bilie

1.027,93

29.00


5

40

3.544,90

100,00

30

222

5

Suka Makmue

Lueng Baro

6


Kuala

7

Total Luas
Sumber : RPJMD Kab. Nagan Raya

Kecamatan terluas adalah Darul Makmur, yang menempati 29 % wilayah
Kabupaten Nagan Raya. Daerah ini sebagian besar masih berupa hutan.
Sedangkan Kecamatan terkecil adalah Suka Makmue yang merupakan Ibukota
Kabupaten Nagan Raya. Luas kecamatan ini hanya 51,56 km2 atau hanya 1.45 %
dari luas Kabupaten Nagan Raya. Suka Makmue merupakan pusat perkantoran
Kabupaten Nagan Raya.

BAB IV-31

Gambar 4-1 : Peta Administrasi Kabupaten Nagan Raya

BAB IV-31


4.2. Gambaran Demografi
4.2.1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Nagan Raya pada Tahun 2010 merupakan
angka yang didasarkan pada hasil laporan Sensus Penduduk Tahun 2010 pada
Bulan Mei. Jumlah penduduk Nagan Raya adalah sebanyak 139.663 jiwa dengan
rincian jumlah laki-laki sebanyak 70.606 jiwa dan perempuan sebanyak 69.057
jiwa. Untuk Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat
dilihat pada Grafik 2.1 berikut ini.
Grafik 2-1
Komposisi Jumlah Penduduk Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Penduduk di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2013 berjumlah 158.956 jiwa
2

dengan kepadatan penduduk 45 jiwa/km sehingga kepadatan penduduk di
kabupaten ini termasuk padat. Dengan jumlah penduduk tersebut Kecamatan
Darul Makmur menjadi wilayah terpadat dengan jumlah 44.946 jiwa. Tingkat
kepadatan ini terus bertambah tiap tahunnya yang disebabkan jumlah kelahiran
dan migrasi masuk. Sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan
Beutong Ateuh Banggalang.

BAB IV-31

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Nagan Raya 2013
Kecamatan

Luas

Jumlah

(Km2)

Penduduk

1. Seunagan

56,73

15.910

251,61

13.927

1.017,32

13.756

405,92

2.228

51,56

8.961

120,89

20.453

76,34

15.701

8. Tadu Raya

347,19

14.008

9. Tripa Makmur

189,41

9.006

1.027,93

44.946

Jumlah 3.544,90

158.956

2. Seunagan Timur
3. Beutong
4. Beutong Ateuh
Banggala
5. Suka Makmue
6. Kuala
7. Kuala Pesisir

10. Darul Makmur

Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014

4.2.2. Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Struktur penduduk di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2013 berdasarkan jenis
kelamin memiliki proporsi yang hampir seimbang yaitu penduduk laki-laki sebesar
79.157 dan penduduk perempuan sebesar 79.799. Pada tahun 2012 terdapat
76.069 jiwa laki-laki dan 76.061 jiwa perempuan dengan

rasio jenis kelamin

adalah 99. Artinya, dari setiap 100 perempuan terdapat 99 laki-laki. Selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut.

BAB IV-31

Tabel 4.3.
Jumlah Rumah Tangga, Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut
Kecamatan Di Kabupaten Nagan Raya, 2013
Kecamatan/

Rumah
Tangga

Penduduk
Laki - Laki

Perempuan

Rasio
Jumlah

Jenis
Kelamin

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1. Seunagan

4.136

7.879

8.031

15.910

98

2. Seunagan Timur

3.729

6.809

7.118

13.927

96

3. Beutong

3.208

6.745

7.011

13.756

96

698

1.120

1.108

2.228

101

5. Suka Makmue

2.192

4.419

4.542

8.961

97

6. Kuala

4.712

10.255

10.198

20.453

101

7. Kuala Pesisir

3.928

8.069

7.632

15.701

106

8.Tadu Raya

4.395

6.963

7.045

14.008

99

9.Tripa Makmur

2.280

4.555

4.511

9.066

101

10. Darul makmur

11408

22.343

22.603

44.946

99

Jumlah/Total

2013

40.686

79.157

79.799

158.956

99

2012

38.950

76.069

76.061

152.130

100

2011

36.531

72.223

70.638

142.861

102

4. Beutong Ateuh
Banggalang

Sumber ; BPS Kabuapaten Nagan Raya , 2014

4.2.3. Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah keluarga Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2013 berjumlah 38.123
keluarga dan sebagain termasuk kategori keluarga.miskin. Keluarga miskin terbagi
dalam beberapa kategori antara lain : Keluarga Pra Sejahtera, Keluarga Sejahtera
I, Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III, Keluarga Sejahtera Plus. Distribusi
penduduk miskin dapat dilihat pada Tabel 4.4. berikut :

BAB IV-31

Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Nagan Raya 2013
Keluarga Pra
Kecamatan

Sejahtera

Keluarga

Keluarga

Keluarga Sejahtera
Keluarga Sejahtera I

Persen
(%)

Keluarga

Persen
(%)

Keluarga Sejahtera II
Keluarga

Persen
(%)

Keluarga Sejahtera III
Keluarga

Persen
(%)

Plus
Keluarga

Persen
(%)

1. Seunagan

4222

735

17.41

997

23.61

1175

27.83

994

23.54

321

7.60

2. Seunagan Timur

3524

701

19.89

1017

28.86

1265

35.90

469

13.31

72

2.04

3. Beutong

3332

639

19.18

1217

36.52

1251

37.55

198

5.94

27

0.81

411

108

26.28

86

20.92

208

50.61

9

2.19

0

0.00

5. Suka Makmue

2265

263

11.61

473

20.88

1255

55.41

196

8.65

78

3.44

6. Kuala

4870

1483

30.45

1372

28.17

1434

29.45

505

10.37

76

1.56

7. Kuala Pesisir

3851

104

2.70

863

22.41

1976

51.31

696

18.07

212

5.51

8.Tadu Raya

3431

903

26.32

834

24.31

1112

32.41

436

12.71

146

4.26

9.Tripa Makmur

2131

499

23.42

616

28.91

656

30.78

288

13.51

72

3.38

10. Darul Makmur

10086

1409

13.97

2287

22.67

4275

42.39

1,599

15.85

516

5.12

38,123

6.844

4. Beutong Ateuh
Banggalang

Jumlah 2013

9,762

14,607

Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014

BAB IV-31

5,390

1,520

4.2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk pada tahun 2009 adalah 125.425 jiwa dan pada tahun 2010
berkembang menjadi 139.663 jiwa, angka pertumbuhan penduduk 0.87 %,
merupakan laju pertumbuhan yang cukup pesat. Selanjutnya tahun 2013 menjadi
158,956 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 2.29 %. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
Selama kurun waktu 2009-2013, angka ketergantungan cenderung menurun.
Pada tahun 2013 setiap 100 penduduk usia produktif usia 15 tahun sampai
dengan 64 tahun akan menanggung penduduk usia non produktif, yaitu penduduk
4 muda (0-14 tahun) dan penduduk tua (65 tahun ke atas).
Distribusi penduduk menurut kecamataan pada Tahun 2010 mengalami
perubahan seiring dengan pemekaran wilayah kecamatan dibanding dengan
kondisi Tahun 2006. Distribusi jumlah penduduk Kecamatan Darul Makmur
menempati urutan pertama yaitu 33,62 persen dari jumlah penduduk keseluruhan,
diikuti oleh Kecamatan Kuala sebanyak 13,27 persen. Distribusi penduduk pada
Kecamatan Seunagan, Kecamatan Beutong dan Kecamatan Kuala Pesisir secara
berurutan adalah sebesar 10,36 persen, 10,19 persen dan 10,10 persen.
Sedangkan distribusi jumlah penduduk pada Kecamatan Seunagan Timur adalah
sebesar 8,71 persen, Kecamatan Tadu Raya sebesar 8,01 persen. Kecamatan
Suka Makmue memiliki distribusi terkecil yaitu sebesar 5,74 persen.

Tabel 4.5. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kab. Nagan Raya 20082013
Kecamatan

2008

2009

2010

2011

2012

2013

1. Seunagan

12,960

13,074

14,464

14,795

15,369

15,910

2. Seunagan Timur

11,628

11,728

12,160

12,438

12,918

13,927

3.Beutong

12,840

12,950

14,228

12,824

13,322

13,756

-

1,730

1,797

2,228

8,022

8,206

8,525

8,961

4. Beutong ateuh
Banggalang

-

5. Suka Makmue

7,545

-

7,612

BAB IV-31

6. Kuala

16,100

16,239

18,540

18,965

19,701

20,453

7. Kuala Pesisir

11.641

11,742

14,110

14,433

14,993

15,701

8. Tadu Raya

8,366

8,440

11,185

11,441

11,887

14,008

-

8,085

8,399

9,066

9. Tripa Makmur

10. Darul Makmur

Jumlah

-

-

43,260

43,640

46,954

39,944

41,496

44,946

124,340

125,425

139,663

142,861

148,407

158,956

4.2.5. Persebaran Penduduk
Dengan luas wilayah yang tidak berubah, penambahan jumlah penduduk tersebut
menyebabkan angka kepadatan penduduk terus bertambah setiap jiwanya. Pada
tahun 2013 tercatat setiap 1 km2 luas wilayah dihuni oleh 45 jiwa. Tingkat
kepadatan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan Darul Makmur

dengan

kepadatan 1.027,93 jiwa/km2, sedangkan yang terendah di Kecamatan Suka
Makmue yang tiap 1 km2 dihuni hanya 5 jiwa.
Tabel 4.6. Sebaran dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Nagan Raya 2013
Kecamatan

Luas
2

(Km )

Jumlah

Kepadatan

Penduduk

Penduduk

1. Seunagan

56,73

15.910

280

2. Seunagan Timur

251,6

13.927

55

1.017,32

13.756

14

Banggalang

405,92

2.228

5

5. Suka Makmue

51,56

8.961

174

120,89

20.453

169

76,34

15.701

206

8. Tadu Raya

347,91

14.008

40

9. Tripa Makmur

189,41

9.066

48

10. Darul Makmur

1.027,93

44.946

44

Jumlah

3.544,90

158.596

45

4.Beutong
4. Beutong ateuh

6. Kuala
7. Kuala Pesisir

Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014

BAB IV-31

4.3. Gambaran Topografi
Secara Topografis, sebagian besar gampong-gampong yang ada di Kabupaten
Nagan Raya merupakan wilayah dataran. Sisanya merupakan gampong yang
memiliki topografi lembah /DAS dan lereng. Terdapat 17 gampong yang
berbatasan dengan laut yang tersebar di empat kecamatan, yaitu Darul Makmur,
Tripa Makmur, Kuala Pesisir dan Tadu Raya.
Wilayah Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah yang potensial untuk
budidaya berbagai komoditi pertanian karena didukung oleh iklim yang bagus.
Salah satu factor yang menentukan untuk budidaya komoditi pertanian adalah
tingkat curah hujan. Berdasarkan data yang dicatat oleh Badan Meteorologi dan
Geofisika (BMG) Cut Nyak Dhien menggambarkan bahwa sepanjang tahun 2013
telah terjadi hujan sebanyak 189 hari, yaitu rata-rata 16 hari dalam setiap bulan
atau sekitar 51,78 persen dari jumlah hari dalam setahun. Potensi hujan bias
dikatakan merata sepanjang tahun, baik dari curah hujan maupun jumlah hari
hujan. Kabupaten Nagan Raya terdiri atas 10 Kecamatan, 30 mukim dan 222
Gampong. Sebanyak 206 desa diantaranya berada di dataran dan 8 desa tertetak
di lembah. Hanya 8 desa yang terletak di Iereng.
Tabel 4.7. Letak Geografis Gampong per Kecamatan
KECAMATAN

Letak Topografi
Lereng

-

-

35

35

1

2

31

34

-

3

21

24

Banggalang

4

-

-

4

5. Suka Makmue

-

1

18

19

6. Kuala

-

-

17

17

7. Kuala Pesisir

-

-

16

16

8. Tadu Raya

3

-

19

22

9. Tripa Makmur

-

-

11

11

10. Darul Makmur

-

2

38

40

8

8

206

222

1. Seunagan
2. Seunagan Timur
5.Beutong

Dataran

Jumlah

Lembah

4. Beutong ateuh

JUMLAH
Sumber : BPS Kab. Nagan Raya 2014

BAB IV-31

Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah dengan topografi mulai dari dataran
pantai sampai dengan pegunungan, dengan ketinggian lokasi antara 10-250 mdpl
untuk dataran

sampai

dengan

perbukitan,

dimana

deretan

pegunungan

mempunyai ketinggian antara 500 – 3230 mdpl. Dataran tersebar di bagian Barat
Daya wilayah kabupaten, sedangkan jajaran pegunungan membujur kearah
Tenggara – Barat laut sebelah Timur laut wilayah Kabupaten Nagan Raya. .

BAB IV-31

Gambar 4-3 : Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Nagan Raya
BAB IV-31

Gambar 4-4 : Peta Ketinggian Kabupaten Nagan Raya

BAB IV-31

4.4. Gambaran Geohidrologi
Pada wilayah Kabupaten Nagan Raya terbagi dalam 6 wilayah Daerah Aliran
Sungai (DAS) yaitu :
1. DAS Seunagan
2. DAS Seumanyam
3. DAS Tripa
4. DAS Trang
5. DAS Tadu
Potensi sumber daya air yang dimiliki sangat besar karena dialiri oleh 2 (dua)
sungai besar yaitu Krueng Seunagan dan Krueng Tripa dengan kapasitas
alirannya lebih dari 250 liter/detik. Dengan karakteristik dan pola aliran sungai ini,
terdapat permasalahan berupa adanya banjir periodik pada musim penghujan.
Banjir periodik tersebut terjadi sebagai limpasan air sungai, terutama yang
perbedaan tinggi dengan muara (permukaan laut) tidak terlalu besar, seperti pada
sungai-sungai di bagian tengah dan timur wilayah. Limpasan sungai tersebut
bermuara ke Samudera Indonesia. Area yang mengalami banjir periodik tersebut
adalah pada alur limpasan sungai : Krueng Seunagan dan anak - anak sungainya
yaitu sejak dari wilayah Kecamatan Seunagan, Suka Makmue, Kuala, Kuala
Pesisir. Sedangkan pada Krueng Tripa dan anak - anak sungainya, areal yang
mengalami banjir periodik yaitu sejak dari wilayah Kecamatan

Tripa Makmur,

Tadu Raya dan Darul Makmur. Untuk Krueng Tripa areal banjirnya terjadi di
wilayah lamie dan selanjutnya di Kecamatan Tripa Makmur.
Beberapa sungai di Kabupaten Nagan Raya saat ini dimanfaatkan sebagai
sumber air baku untuk Sistem Prasarana Air Minum antara lain:
1. Krueng Meureubo dengan potensi debit aliran 250 liter/detik;
2. Krueng Beutong dengan potensi debit aliran 250 liter/detik;
3. Krueng Tripa dengan potensi debit aliran 80 liter/detik.

BAB IV-31

Gambar 4-5 : Peta Daerah Aliran Sungai

BAB IV-31

4.5. Gambaran Geologi
Secara Geologi, wilayah Kabupaten Nagan Raya terdiri dari batuan sedimen
kuarter dan tersier yang berada di bagian Utara Kabupaten Nagan Raya serta
batuan sedimen pra tersier yang umumnya berada di bagian Timur Kabupaten
Nagan Raya. Susunan formasi batuan dan endapan yang menyusun wilayah
Kabupaten Nagan Raya terdiri dari aluvium, campuran estuarin dan marin yang
masih muda, aluvium sungai muda, gambut yang berada di bagian tengah Nagan
Raya (di sepanjang jalan arteri), aluvium, endapan laut yang muda (pasir-pasir
pantai, kerikil) yang berada di bagian utara Nagan Raya serta formasi batuan
basalt, andesit, tefra berbutir halus dan tefra berbutir kasar yang berada di bagian
selatan Nagan Raya .
Kabupaten Nagan Raya memiliki potensi berbagai sumber daya geologi yang
dapat menunjang perekonomian daerah. Kebijakan pemerintah pusat tentang
otonomi daerah menuntut daerah untuk mengoptimalkan pemanfaatan segala
sumber daya yang dimiliki oleh daerah, salah satunya adalah sumber daya
geologi. Di dalamnya terdiri dari bahan galian mineral dan batuan, energy, air
tanah dan lahan.
Kondisi geologi meliputi geomorfologi, cekungan geologi, material geologi
(batuan), struktur geologi dan geologi lingkungan. Proses geologi meliputi proses
eksogenik (asal terestrial) dan endogenik (asal Internal Bumi). Proses eksogenik
meliputi pelapukan dan denudasi, sedangkan proses endogenik dapat berupa
proses tektonisme, vulkanisme dan intrusive. Proses eksogenik mempengaruhi
laju erosi dan sedimentasi dalam mekanisme pembentukan geomorfologi secara
gradual dalam waktu geologi maupun secara tiba-tiba, seperti letusan gunung api.
Kawasan lindung geologi, meliputi:
(1) kawasan rawan bencana alam geologi, meliputi:
a. kawasan rawan gempa bumi tektonik
Daerah yang dianggap Rawan Gempa Bumi Tektonik di Kabupaten
Nagan Raya, meliputi hampir seluruh Wilayah Kabupaten Nagan Raya.
Adapun kriteria kawasan lindung berdasarkan rawan gempa bumi sebagai
berikut :


Kawasan yang mempunyai sejarah kegempaan yang merusak;



Kawasan yang dilalui oleh patahan aktif ;

BAB IV-31



Kawasan yang mempunyai catatan kegempaan dengan kekuatan
lebih besar dari MMI. VI perlu mendapat perhatian khusus.



Kawasan yang mempunyai potensi terjadi pembuburan tanah
(Liquifaction).

Atas dasar tersebut, wilayah Kabupaten Nagan Raya yang termasuk ke
dalam kawasan rawan gempa bumi yang mempunyai catatan kegempaan
dengan kekuatan lebih besar dari MMI. VI terdapat hampir diseluruh
wilayah Kabupaten. Pada kawasan tersebut sebahagian merupakan
kawasan permukiman sehingga permukiman yang ada dan berkembang
di kawasan ini menerapkan konsep permukiman yang ramah terhadap
gempa tektonik.
b. kawasan rawan gerakan tanah
Gerakan tanah merupakan jenis bencana alam geologi yang paling
relatif sering terjadi, karena tingkat kejadiannya yang hampir setiap tahun
atau setiap musim hujan, maka sering menimbulkan bencana kerusakan
dan korban jiwa, walaupun dimensi bencana gerakan tanah relatif kecil
jika dibandingkan dengan bencana gempa bumi atau letusan gunung api.
Jenis gerakan tanah yang sering terjadi di daerah Kabupaten Nagan Raya
adalah tanah lonsor, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang
sangat mempengaruhi terhadap waktu kejadian longsoran adalah curah
hujan (air) yang menjenuhi tanah penutup yang sangat tebal. Oleh karena
itu longsoran sering terjadi pada musim hujan.
Oleh karena itu pada kawasan-kawasan yang rawan lonsoran harus
diterapkan konsep permukiman yang ramah terhadap bencana gerakan
tanah, termasuk kawasan yang berada dalam zona kerentanan gerakan
tanah rendah dan sangat rendah.
c. kawasan rawan tsunami
Potensi bencana tsunami dengan klasifikasi zona rawan tinggi
hampir terdapat di sepanjang pesisir Kabupaten Nagan Raya dengan
perkiraan lebih kurang lima kilometer dari batas garis pantai, wilayah yang
memiliki rawan akan bencana tsunami yaitu di Kecamatan Kuala Pesisir,
Kecamatan Tripa Makmur, Kecamatan Tadu Raya dan pesisir di wilayah
Kecamatan Darul Makmur,

sehingga permukiman yang ada dan

BAB IV-31

berkembang di kawasan ini menerapkan konsep permukiman yang ramah
terhadap gempa tsunami dan penyiapan mitigasi bencana.
(2) kawasan sekitar Mata Air seluas kurang lebih 117,34

Ha, yaitu daratan

sekurang-kurangnya dengan radius (jari-jari) 200 meter yang terdapat di
Kecamatan

Beutong, Kecamatan Seunagan Timur, Kecamatan Seunagan

dan Kecamatan Tadu Raya.

BAB IV-31

Gambar 4-6 : Peta Geologi Kabupaten Nagan Raya

BAB IV-31

4.6. Gambaran Klimatologi
Kabupaten Nagan Raya memiliki suhu udara minimum 21,7°-19,2° sampai
dengan suhu maksimum 30,8°-28.9°. Selama ini curah hujan paling tinggi terjadi
pada bulan Agustus, sedangkan curah hujan tetap terjadi pada bulan September
dan Desember. Walaupun kebiasaan musim hujan di daerah dimulai dari
September hingga Desember namun bila di lihat dari rata-rata curah hujan dan
hari hujan selama periode Januari sampai dengan Desember 2011 masingmasing 328.1 mm dan 16 hari Hujan (hh)dan selama musim kemarau Januari
sampai Agustus 2010 rata-rata curah hujan masing – masing 389,31 mm dan
18,50 hari Hujan (hh). Curah hujan tertinggi pada tahun 2011 yaitu pada bulan
Agustus 774,3 mm/bulan dan hari hujan tertinggi yaitu bulan desember 22 hari.
Sedangkan curah hujan terendah pada bulan Mei 136,1 mm/bulan hari hujan
terendah pada bulan Juli yaitu 8 hari. Wilayah Kabupaten Nagan Raya merupakan
daerah

yang potensial untuk budidaya berbagai komoditi pertanian karena di

dukung oleh iklim yang bagus. Salah satu factor yang menentukan untuk budidaya
komoditi pertanian adalah tingkat curah hujan. Berdasarkan data yang dicatat oleh
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Cut Nyak Dhien menggambarkan bahwa
sepanjang tahun 2013 telah terjadi hujan sebanyak 189 hari, yaitu dngan rata-rata
16 hari dalam setiap bulan atau sekitar 51,78 persen dari jumlah dalam setahun.
Potensi hujan bias dikatakan merata sepanjang tahun, baik dari sisi curah hujan
maupun jumlah hari hujan. Jumlah curah hujan sepanjang tahun 2013 sebesar
3.459 mm dengan jumlah hujan rata-rata perbulan sebesar 288 mm.
Bulan Juni dan September memiliki jumlah curah hujan yang lebih tinggi dibanding
bulan-bulan lainnya. Sedangkan bulan Januari memiliki curah hujan terendah,
yaitu sebesar 151 mm. Suhu udara dan kelembaban udara sepanjang tahun tidak
terlalu berfluktuasi, dengan suhu udara dan kelembaban udara rata-rata perbulan
26.6° dan 89 persen. Suhu udara minimum rata-rata berkisar antara 20,0 s/d 23.
3°C dan suhu udara maksimum rat-rata berkisar antara 30,4 s/d 31. 8°C.
Rata-rata

penyinaran

matahari

adalah

sebesar

62

persen

perbulan.

BAB IV-31

Gambar 4-8 : Peta Curah Hujan Kabupaten Nagan Raya

BAB IV-31

Tabel 4.8. Suhu, Tekanan dan Kelembaban Udara, 2012-2013

SUHU UDARA

Bulan

TEKANAN

KELEMBABAN

UDARA

UDARA

(atm)

(%)

0

( C)
2012

2013

2012

2013

2012

2013

Januari

26,3

26,9

1 009,4

1 010,9

89

88

Pebruari

26,1

26,3

1 008,6

1 009,6

91

92

Maret

26,3

27,5

1 009,6

1 010,6

88

89

April

26,4

27,0

1 010,2

1 010,0

90

90

Mei

27,0

27,1

1 009,3

1010,0

87

89

Juni

26,3

26,8

1 010,1

1 009,8

86

89

JuIi

26,3

26,3

1 009,8

1 010,4

86

87

Agustus

26,5

26,1

1 010,4

1010,6

86

86

September

26,3

26,4

1 010,0

1 011,2

87

84

Oktober

26,3

26,7

1 014,4

1 011,8

91

87

Nopember

26,3

25,9

1 010,2

1 010,2

91

92

Desember

26,5

26,3

1 009,4

1 010,1

91

90

Sumber : BPS Kab. Nagan Raya 2014

Tabel 4.9. Suhu Udara Minimum dan Maksimum, 2013
Suhu Minimum (0 C)

Suhu Maksimum (0 C)

Bulan
Rata-Rata

Terendah Rata-Rata

Terendah

Januari

22,9

21,0

31,4

30,4

Pebruari

22,8

22,2

31,0

30,4

Maret

22,6

19,6

31,8

31,2

April

22,7

21,8

31,0

26,6

Mei

23,0

21,9

31,6

28,8

Juni

23,3

21,5

31,7

27,0

JuIi

22,0

17,8

31,3

27,2

Agustus

22,5

21,2

31,1

28,6

September

22,4

21,4

31,4

27,0

Oktober

22,8

21,6

31,8

29,6

Nopember

22,7

20,0

30,4

29,6

Desember

22,9

21,3

30,6

27,4

Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014

BAB IV-31

Tabel 4.10. Jumlah Hari Hujan, 2013
Bulan

Per Hari (%)
2012

Per Bulan (%)

2013

2012

2013

Januari

5.3

6.5

60

81.7

Pebruari

6.2

4.8

92

60.2

Maret

5.3

5.7

49

71.25

April

5.8

4.7

59

58.9

Mei

6.4

5.0

44

62.5

Juni

5.6

4.2

59

52

JuIi

9.2

4.7

45

58.1

Agustus

3.3

3.8

59

47.3

September

2.8

5.5

40

68.2

Oktober

3.9

5.6

54

69.8

Nopember

5.2

4.0

22

55.5

Desember

3.8

4.8

52

60.1

Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014

Tabel 4.11. Kecepatan Angin, Arah dan Rata-Rata, 2013
Bulan

Rata-Rata

Maksimum

Arah

Kecepatan

Arah

Kecepatan

Januari

S.W

7

210

14

Pebruari

N.W

3

270

13

Maret

W

3

350

13

April

S.W

3

230

18

Mei

W

2

120

27

Juni

W

2

290

30

JuIi

W

2

240

34

Agustus

W

3

340

35

S.W

10

240

27

Oktober

W

8

260

22

Nopember

S

8

247

16

Desember

S

7

209

14

September

Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014

BAB IV-31

Tabel 4.12. Data Curah Hujan dan Hari Hujan. 2013
Bulan

Curah Hujan (mm)
2012

2013

Hari Hujan (HH)
2012

2013

Januari

132.1

150.8

10

13

Pebruari

356.3

372.6

14

18

Maret

88.2

230.0

11

12

April

321.8

334.9

17

23

Mei

208.0

289.0

12

17

Juni

145.1

499.4

8

19

JuIi

297.6

176.1

13

13

Agustus

198.8

230

10

19

September

185.3

395.1

10

9

Oktober

348.4

169

20

8

Nopember

537.1

360.5

16

19

Desember

426.5

251.3

22

19

3245.2

3458.7

173

189

Jumlah

Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014

4.7. Kondisi Sosial dan Ekonomi
4.7.1. Pendidikan
a. Angka Melek Huruf
Indikator kinerja pembangunan untuk pendidikan seperti Angka Melek Huruf
(AMH) mengalami peningkatan dari 89,89 persen (2011) menjadi 91,77 persen
(2012) dan 92,12 persen (2013). Namun, AMH Nagan Raya masih di bawah AMH
provinsi Aceh tahun 2013 sebesar 96,75 persen. Saat ini masih ada masyarakat
Kabupaten Nagan Raya yang belum bisa tulis baca sebesar 7,88 persen oleh
karena itu, Kabupaten Nagan Raya masih harus berupaya meningkatkan
kemampuan tulis baca masyarakat yang tidak melek huruf melalui pendidik non
formal seperti kejar paket A atau paket B.
b. Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Angka rata-rata lama sekolah mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar
7,75 tahun menjadi 8,11 tahun (2012) dan 8,40 tahun (2013), namun angka

BAB IV-31

tersebut masih dibawah angka rata-rata lama sekolah tingkat Provinsi Aceh tahun
2013 sebesar 8,93 tahun. Angka rata-rata sekolah dimaksud adalah lamanya
masyarakat Kabupaten Nagan Raya bersekolah selama 8,40 tahun belum tamat
SMP, belum selesai target wajib belajar 9 tahun. Selanjutnya, gambaran
mengenai peningkatan sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas tingkat
pendidikan penduduk usia 10 tahun keatas. Persentase penduduk usia 10 tahun
ke atas yang sudah menamatkan sekolah pada jenjang minimal SLTP sebanyak
46,44 persen pada tahun 2011. Disini juga terlihat perbedaan pendidikan antara
laki-laki dengan perempuan. Proporsi laki-laki yang menamatkan pendidikan
setara SLTP keatas lebih besar daripada perempuan. Sejalan dengan program
pemerintah mengenai wajib belajar, maka diharapkan pada tahun-tahun
mendatang angka ini mengalami peningkatan, tidak hanya dari segi kuantitas
melainkan juga kualitasnya. Lebih jauh terlihat bahwa proporsi penduduk
perempuan yang belum/tidak tamat SD atau hanya menamatkan SD jauh lebih
besar daripada laki-laki. Akan tetapi, pada sisi lainnya proporsi perempuan yang
menamatkan pendidikan tinggi (diploma hingga sarjana) lebih besar daripada lakilaki. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran sudah mulai tumbuh dalam
masyarakat yang juga mementingkan pendidikan kaum perempuan.
Tabel 4.13
Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Kab. Nagan Raya Dibandingkan
dengan Kabupaten Tetangga dan Provinsi Aceh Tahun 2010-2014
Tahun

Rata-Rata Lama Sekolah
Kab. Nagan Raya

Kab. Aceh Barat

Kab. Aceh Jaya

Provinsi Aceh

2010

7,12

7,64

7,17

8,28

2011

7,32

7,71

7,34

8,32

2012

7,73

7,77

7,64

8,36

2013

7,78

7,83

7,70

8,44

2014

7,93

8,17

7,88

8,71

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya, 2014 dan Bappeda Aceh, 2014

Angka partisipasi sekolah (APS) adalah jumlah siswa kelompok usia tertentu yang
bersekolah ditingkat jenjang pendidikan tertentu pada tahun yang bersangkutan
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia sekolah tersebut. Angka partisipasi
sekolah anak-anak usia 7-12 tahun pada tahun 2011 telah mencapai 98,06
persen. Bila dilihat menurut jenis kelamin, tampak bahwa angka partisipasi

BAB IV-31

sekolah anak perempuan usia 7-12 tahun sedikit lebih tinggi dibandingkan anak
laki-laki pada usia yang sama. Pada tahun yang sama angka partisipasi sekolah
anak usia 13-15 tahun di Kabupaten Nagan Raya mencapai 97,84 persen, dimana
97,74 persen untuk anak laki-laki dan untuk anak perempuan 97,84 persen.
Terlihat bahwa angka partisipasi sekolah untuk anak perempuan usia 13-15 lebih
tinggi daripada anak laki-laki pada usia yang sama. Hal demikian juga terjadi pada
kelompok usia 16-18 tahun, dimana angka partisipasi sekolah anak laki-laki 77,79
persen lebih rendah daripada angka partisipasi sekolah anak perempuan 86,68
persen. Angka Partisipasi Sekolah usia 7-12 di Kabupaten Nagan Raya tahun
2013 mencapai 100,00 persen. Angka Partisipasi Sekolah usia 13-15 tahun
mencapai 97,64 persen sedangkan Angka Partisipasi Sekolah usia 16-18 tahun
mencapai 70,61 persen dan usia 19-24 tahun mencapai 23,00 persen.
c. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Angka partisipasi kasar untuk semua jenjang pendidikan (SD/MI/Paket A,
SMP/MTsN/Paket B, SM/MA/Paket C) sudah mengalami peningkatan. Angka
partisipasi kasar (APK) untuk tingkat sekolah dasar (SD/MI) di Kabupaten Nagan
Raya sebesar 103,67 pada tahun 2011 meningkat menjadi 107,90 persen (2012)
dan 109,81 persen (2013). Demikian juga dengan APK (APK SMP/ MTsN)
sebesar 110,18 persen (2011) dan 103,69 persen (2012) menjadi 100,74 persen
(2013). Namun, APK (SMA/MA/SMK) belum menunjukkan hasil yang baik pada
tahun 2011 sebesar 85,27 persen menurun menjadi 72,06 persen (2012) dan
83,03 persen (2013).
Tabel 4.14. Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011-2013
APM berdasarkan Jenjang Pendidikan

2011

2012

2013

Nagan Raya

Nagan Raya

Nagan Raya

103,67

107,90

109,81

110,18

103,69

100,74

85,27

72,06

83,03

APM SD/MI
Jumlah
APM SMP/MTs
Jumlah
APM SMA/MA
Jumlah
Sumber: BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014

BAB IV-31

d. Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni (APM) untuk tingkat sekolah dasar (SD/MI) di Kabupaten
Nagan Raya pada tahun 2011 sebesar 88,73 persen naik menjadi 94,02 persen
pada tahun 2012 dan pada yahun 2013 menurun menjadi 91,56 persen. APM
untuk jenjang pendidikan menengah pertama (SMP/MTsN) pada tahun 2011
sebesar 76,64 naik menjadi 84,09 pada tahun 2012 dan untuk tahun 2013
menurun menjadi 82,18. APM untuk

jenjang pendidikan menengah atas

(SMA/MA/SMK) pada tahun 2011 sebesar 65,21 persen meningkat menjadi 66,69
persen pada tahun 2012 dan tahun 2013 menurun 63,59 persen. Angka
Partisipasi tersebut pada umumnya lebih rendah daripada angka partisipasi
sekolah (kasar) seperti yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini terjadi karena ada
diantara kelompok umur tersebut bersekolah tidak sesuai jenjang pendidikan dan
umurnya. Seperti ada anak berumur 12 tahun yang telah duduk di bangku SLTP
atau sebaliknya, ada anak usia 13-14 tahun tetapi masih duduk dibangku sekolah
dasar, terdapat kecenderungan menurunnya Angka Partisipasi Sekolah pada
kelompok umur sekolah SD, SLTP dan SLTA. Hal tersebut terjadi baik pada anak
laki-laki maupun perempuan.
Tabel 4.15. Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Jenjang Pendidikan di
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011 – 2013
APM berdasarkan

2011

2012

Jenjang Pendidikan

Nagan Raya

Nagan Raya

2013
Nagan Raya

APM SD/MI
Jumlah

88,73

94,02

91,56

76,64

84,09

82,18

65,21

66,69

63,59

APM SMP/MTs
Jumlah
APM SMA/MA
Jumlah

Sumber: BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014

Jika dibandingkan dengan APM provinsi Aceh tahun 2009-2010, terlihat bahwa
APM Kabupaten Nagan Raya tingkat SD/MI, SLTP/MTs masih dibawah Provinsi
Aceh. Namun untuk tingkat SMA/MA, APM Kabupaten Nagan Raya masih lebih
tinggi dari APM Provinsi Aceh.

BAB IV-31

e. Angka Putus Sekolah
Angka Putus Sekolah yang mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah
tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan
tertentu sering digunakan sebagai ukuran dari tingkat pendidikan. Penduduk yang
putus sekolah / belum pernah sekolah menurut kelompok jenjang pendidikan
berbeda nyata pada tahun 2011. Pada jenjang sekolah dasar, persentase anak
usia sekolah yang putus sekolah sebesar 1,94 persem, sedangkan untuk jenjang
pendidikan SLTP membesar menjadi 2,16 persen. Anak putus sekolah untuk
jenjang pendidikan SLTA jauh lebih tinggi yaitu mencapai 18,81 persen.

4.7.2. Kesejahteraan Penduduk
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai suatu

indikator pembangunan manusia

menggambarkan kualitas hidup dari sisi kesehatan, pendidikan, dan daya beli. Berdasarkan
perhitungan dan penambahan rata-rata dari indeks harapan hidup, indeks tingkat pendidikan, dan
indeks pendapatan, maka IPM Kabupaten Nagan Raya mencapai 71,80 tahun 2011. Jika diukur dari
skala Internasional, angkat IPM tersebut termasuk IPM dalam kategori IPM menengah atas.
Selanjutnya, angka IPM yang dicapai tahun 2011 cenderung naik disbanding tahun sebelumnya
(2010) yang sebesar 69,18 (BPS), atau naik sebesar 2,62 poin. Meski demikian, perubahan yang
cenderung mendatar membuktikan bahwa percepatan pembangunan manusia di daerah ini masih
relative lamban.
Jika dilihat kondisi antar kecamatan, angka IPM cukup bervariasi yang menggambarkan tingkat
pencapaian pembangunan manusia di wilayah masing-masing. Nilai IPM berkisar antara 65,82 hingga
74,81. Paling tinggi adalah Kecamatan Kuala, dan paling rendah adalah Kecamatan Seunagan Timur.
Jika diurut berdasarkan skala internasional, tidak ditemui satu pun kecamatan yang termasuk dalam
kategori IPM tinggi (>80), kategori IPM rendah (IPM