4.1. Gambaran Geografis dan Administrasi Wilayah 4.1.1. Letak Geografis - DOCRPIJM a2df799756 BAB IV4.BAB IV NR
4.1. Gambaran Geografis dan Administrasi Wilayah
4.1.1. Letak Geografis
Kabupaten Nagan Raya terletak pada 03040’ - 04038’ Lintang Utara dan
96011’ - 96048’ Bujur Timur. Kabupaten Nagan Raya memiliki luas wilayah
3,544.91 km2, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya dan Aceh Tengah;
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia;
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya Daya dan Gayo
Lues; dan
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya.
4.1.2. Administrasi Wilayah
Kabupaten Nagan Raya memiliki luas wilayah mencapai 3.544,91 km2. Kabupaten
Nagan Raya yang merupak pemekaran dari Kabupaten Nagan Raya terdiri atas
10 Kecamatan, 30 mukim dan 222 Gampong definitif, dengan ibukota kabupaten
terletak di Suka Makmue.
Jarak administrasi pemerintahan terjauh berada di Kecamatan Beutong Ateuh
Banggalang yang terletak di perbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah.
Kecamatn ini hanya terdiri
dari 4 gampong. Jarak dari ibukota kabupaten
diperkirakan sejauh 62 km dengan kondisi perjalanan yang melintas gunung dan
bukit yang cukup terjal.
BAB IV-31
Tabel 4.1. Pembagian Administrasi Kabupaten Nagan Raya
No
Ibukota
Kecamatan
Kecamatan
Luas
Persentase
Wilayah
Dari Luas
(Km)
Kabupaten
Jumlah
Jumlah
Mukim
Gampong
1
Seunagan
Jeuram
56,73
1.61
5
35
2
Seunagan Timur
Keude Linteng
251,6
7.10
4
34
3
Beutong
Babusalam
1.017,32
28.70
4
24
1
4
4
Beutong Ateuh
Banggala
Kuta Teungeh
405,92
11.45
51,56
1.45
2
19
Ujong Fatihah
120,89
3.41
2
17
Kuala Pesisir
Padang Rubek
76,34
2.15
3
16
8
Tadu Raya
Alue Bata
347,91
9.79
2
22
9
Tripa Makmur
Kabu
189,41
5.34
2
11
10
Darul Makmur
Alue Bilie
1.027,93
29.00
5
40
3.544,90
100,00
30
222
5
Suka Makmue
Lueng Baro
6
Kuala
7
Total Luas
Sumber : RPJMD Kab. Nagan Raya
Kecamatan terluas adalah Darul Makmur, yang menempati 29 % wilayah
Kabupaten Nagan Raya. Daerah ini sebagian besar masih berupa hutan.
Sedangkan Kecamatan terkecil adalah Suka Makmue yang merupakan Ibukota
Kabupaten Nagan Raya. Luas kecamatan ini hanya 51,56 km2 atau hanya 1.45 %
dari luas Kabupaten Nagan Raya. Suka Makmue merupakan pusat perkantoran
Kabupaten Nagan Raya.
BAB IV-31
Gambar 4-1 : Peta Administrasi Kabupaten Nagan Raya
BAB IV-31
4.2. Gambaran Demografi
4.2.1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Nagan Raya pada Tahun 2010 merupakan
angka yang didasarkan pada hasil laporan Sensus Penduduk Tahun 2010 pada
Bulan Mei. Jumlah penduduk Nagan Raya adalah sebanyak 139.663 jiwa dengan
rincian jumlah laki-laki sebanyak 70.606 jiwa dan perempuan sebanyak 69.057
jiwa. Untuk Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat
dilihat pada Grafik 2.1 berikut ini.
Grafik 2-1
Komposisi Jumlah Penduduk Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Penduduk di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2013 berjumlah 158.956 jiwa
2
dengan kepadatan penduduk 45 jiwa/km sehingga kepadatan penduduk di
kabupaten ini termasuk padat. Dengan jumlah penduduk tersebut Kecamatan
Darul Makmur menjadi wilayah terpadat dengan jumlah 44.946 jiwa. Tingkat
kepadatan ini terus bertambah tiap tahunnya yang disebabkan jumlah kelahiran
dan migrasi masuk. Sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan
Beutong Ateuh Banggalang.
BAB IV-31
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Nagan Raya 2013
Kecamatan
Luas
Jumlah
(Km2)
Penduduk
1. Seunagan
56,73
15.910
251,61
13.927
1.017,32
13.756
405,92
2.228
51,56
8.961
120,89
20.453
76,34
15.701
8. Tadu Raya
347,19
14.008
9. Tripa Makmur
189,41
9.006
1.027,93
44.946
Jumlah 3.544,90
158.956
2. Seunagan Timur
3. Beutong
4. Beutong Ateuh
Banggala
5. Suka Makmue
6. Kuala
7. Kuala Pesisir
10. Darul Makmur
Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
4.2.2. Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Struktur penduduk di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2013 berdasarkan jenis
kelamin memiliki proporsi yang hampir seimbang yaitu penduduk laki-laki sebesar
79.157 dan penduduk perempuan sebesar 79.799. Pada tahun 2012 terdapat
76.069 jiwa laki-laki dan 76.061 jiwa perempuan dengan
rasio jenis kelamin
adalah 99. Artinya, dari setiap 100 perempuan terdapat 99 laki-laki. Selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
BAB IV-31
Tabel 4.3.
Jumlah Rumah Tangga, Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut
Kecamatan Di Kabupaten Nagan Raya, 2013
Kecamatan/
Rumah
Tangga
Penduduk
Laki - Laki
Perempuan
Rasio
Jumlah
Jenis
Kelamin
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Seunagan
4.136
7.879
8.031
15.910
98
2. Seunagan Timur
3.729
6.809
7.118
13.927
96
3. Beutong
3.208
6.745
7.011
13.756
96
698
1.120
1.108
2.228
101
5. Suka Makmue
2.192
4.419
4.542
8.961
97
6. Kuala
4.712
10.255
10.198
20.453
101
7. Kuala Pesisir
3.928
8.069
7.632
15.701
106
8.Tadu Raya
4.395
6.963
7.045
14.008
99
9.Tripa Makmur
2.280
4.555
4.511
9.066
101
10. Darul makmur
11408
22.343
22.603
44.946
99
Jumlah/Total
2013
40.686
79.157
79.799
158.956
99
2012
38.950
76.069
76.061
152.130
100
2011
36.531
72.223
70.638
142.861
102
4. Beutong Ateuh
Banggalang
Sumber ; BPS Kabuapaten Nagan Raya , 2014
4.2.3. Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah keluarga Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2013 berjumlah 38.123
keluarga dan sebagain termasuk kategori keluarga.miskin. Keluarga miskin terbagi
dalam beberapa kategori antara lain : Keluarga Pra Sejahtera, Keluarga Sejahtera
I, Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III, Keluarga Sejahtera Plus. Distribusi
penduduk miskin dapat dilihat pada Tabel 4.4. berikut :
BAB IV-31
Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Nagan Raya 2013
Keluarga Pra
Kecamatan
Sejahtera
Keluarga
Keluarga
Keluarga Sejahtera
Keluarga Sejahtera I
Persen
(%)
Keluarga
Persen
(%)
Keluarga Sejahtera II
Keluarga
Persen
(%)
Keluarga Sejahtera III
Keluarga
Persen
(%)
Plus
Keluarga
Persen
(%)
1. Seunagan
4222
735
17.41
997
23.61
1175
27.83
994
23.54
321
7.60
2. Seunagan Timur
3524
701
19.89
1017
28.86
1265
35.90
469
13.31
72
2.04
3. Beutong
3332
639
19.18
1217
36.52
1251
37.55
198
5.94
27
0.81
411
108
26.28
86
20.92
208
50.61
9
2.19
0
0.00
5. Suka Makmue
2265
263
11.61
473
20.88
1255
55.41
196
8.65
78
3.44
6. Kuala
4870
1483
30.45
1372
28.17
1434
29.45
505
10.37
76
1.56
7. Kuala Pesisir
3851
104
2.70
863
22.41
1976
51.31
696
18.07
212
5.51
8.Tadu Raya
3431
903
26.32
834
24.31
1112
32.41
436
12.71
146
4.26
9.Tripa Makmur
2131
499
23.42
616
28.91
656
30.78
288
13.51
72
3.38
10. Darul Makmur
10086
1409
13.97
2287
22.67
4275
42.39
1,599
15.85
516
5.12
38,123
6.844
4. Beutong Ateuh
Banggalang
Jumlah 2013
9,762
14,607
Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
BAB IV-31
5,390
1,520
4.2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk pada tahun 2009 adalah 125.425 jiwa dan pada tahun 2010
berkembang menjadi 139.663 jiwa, angka pertumbuhan penduduk 0.87 %,
merupakan laju pertumbuhan yang cukup pesat. Selanjutnya tahun 2013 menjadi
158,956 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 2.29 %. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
Selama kurun waktu 2009-2013, angka ketergantungan cenderung menurun.
Pada tahun 2013 setiap 100 penduduk usia produktif usia 15 tahun sampai
dengan 64 tahun akan menanggung penduduk usia non produktif, yaitu penduduk
4 muda (0-14 tahun) dan penduduk tua (65 tahun ke atas).
Distribusi penduduk menurut kecamataan pada Tahun 2010 mengalami
perubahan seiring dengan pemekaran wilayah kecamatan dibanding dengan
kondisi Tahun 2006. Distribusi jumlah penduduk Kecamatan Darul Makmur
menempati urutan pertama yaitu 33,62 persen dari jumlah penduduk keseluruhan,
diikuti oleh Kecamatan Kuala sebanyak 13,27 persen. Distribusi penduduk pada
Kecamatan Seunagan, Kecamatan Beutong dan Kecamatan Kuala Pesisir secara
berurutan adalah sebesar 10,36 persen, 10,19 persen dan 10,10 persen.
Sedangkan distribusi jumlah penduduk pada Kecamatan Seunagan Timur adalah
sebesar 8,71 persen, Kecamatan Tadu Raya sebesar 8,01 persen. Kecamatan
Suka Makmue memiliki distribusi terkecil yaitu sebesar 5,74 persen.
Tabel 4.5. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kab. Nagan Raya 20082013
Kecamatan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
1. Seunagan
12,960
13,074
14,464
14,795
15,369
15,910
2. Seunagan Timur
11,628
11,728
12,160
12,438
12,918
13,927
3.Beutong
12,840
12,950
14,228
12,824
13,322
13,756
-
1,730
1,797
2,228
8,022
8,206
8,525
8,961
4. Beutong ateuh
Banggalang
-
5. Suka Makmue
7,545
-
7,612
BAB IV-31
6. Kuala
16,100
16,239
18,540
18,965
19,701
20,453
7. Kuala Pesisir
11.641
11,742
14,110
14,433
14,993
15,701
8. Tadu Raya
8,366
8,440
11,185
11,441
11,887
14,008
-
8,085
8,399
9,066
9. Tripa Makmur
10. Darul Makmur
Jumlah
-
-
43,260
43,640
46,954
39,944
41,496
44,946
124,340
125,425
139,663
142,861
148,407
158,956
4.2.5. Persebaran Penduduk
Dengan luas wilayah yang tidak berubah, penambahan jumlah penduduk tersebut
menyebabkan angka kepadatan penduduk terus bertambah setiap jiwanya. Pada
tahun 2013 tercatat setiap 1 km2 luas wilayah dihuni oleh 45 jiwa. Tingkat
kepadatan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan Darul Makmur
dengan
kepadatan 1.027,93 jiwa/km2, sedangkan yang terendah di Kecamatan Suka
Makmue yang tiap 1 km2 dihuni hanya 5 jiwa.
Tabel 4.6. Sebaran dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Nagan Raya 2013
Kecamatan
Luas
2
(Km )
Jumlah
Kepadatan
Penduduk
Penduduk
1. Seunagan
56,73
15.910
280
2. Seunagan Timur
251,6
13.927
55
1.017,32
13.756
14
Banggalang
405,92
2.228
5
5. Suka Makmue
51,56
8.961
174
120,89
20.453
169
76,34
15.701
206
8. Tadu Raya
347,91
14.008
40
9. Tripa Makmur
189,41
9.066
48
10. Darul Makmur
1.027,93
44.946
44
Jumlah
3.544,90
158.596
45
4.Beutong
4. Beutong ateuh
6. Kuala
7. Kuala Pesisir
Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
BAB IV-31
4.3. Gambaran Topografi
Secara Topografis, sebagian besar gampong-gampong yang ada di Kabupaten
Nagan Raya merupakan wilayah dataran. Sisanya merupakan gampong yang
memiliki topografi lembah /DAS dan lereng. Terdapat 17 gampong yang
berbatasan dengan laut yang tersebar di empat kecamatan, yaitu Darul Makmur,
Tripa Makmur, Kuala Pesisir dan Tadu Raya.
Wilayah Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah yang potensial untuk
budidaya berbagai komoditi pertanian karena didukung oleh iklim yang bagus.
Salah satu factor yang menentukan untuk budidaya komoditi pertanian adalah
tingkat curah hujan. Berdasarkan data yang dicatat oleh Badan Meteorologi dan
Geofisika (BMG) Cut Nyak Dhien menggambarkan bahwa sepanjang tahun 2013
telah terjadi hujan sebanyak 189 hari, yaitu rata-rata 16 hari dalam setiap bulan
atau sekitar 51,78 persen dari jumlah hari dalam setahun. Potensi hujan bias
dikatakan merata sepanjang tahun, baik dari curah hujan maupun jumlah hari
hujan. Kabupaten Nagan Raya terdiri atas 10 Kecamatan, 30 mukim dan 222
Gampong. Sebanyak 206 desa diantaranya berada di dataran dan 8 desa tertetak
di lembah. Hanya 8 desa yang terletak di Iereng.
Tabel 4.7. Letak Geografis Gampong per Kecamatan
KECAMATAN
Letak Topografi
Lereng
-
-
35
35
1
2
31
34
-
3
21
24
Banggalang
4
-
-
4
5. Suka Makmue
-
1
18
19
6. Kuala
-
-
17
17
7. Kuala Pesisir
-
-
16
16
8. Tadu Raya
3
-
19
22
9. Tripa Makmur
-
-
11
11
10. Darul Makmur
-
2
38
40
8
8
206
222
1. Seunagan
2. Seunagan Timur
5.Beutong
Dataran
Jumlah
Lembah
4. Beutong ateuh
JUMLAH
Sumber : BPS Kab. Nagan Raya 2014
BAB IV-31
Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah dengan topografi mulai dari dataran
pantai sampai dengan pegunungan, dengan ketinggian lokasi antara 10-250 mdpl
untuk dataran
sampai
dengan
perbukitan,
dimana
deretan
pegunungan
mempunyai ketinggian antara 500 – 3230 mdpl. Dataran tersebar di bagian Barat
Daya wilayah kabupaten, sedangkan jajaran pegunungan membujur kearah
Tenggara – Barat laut sebelah Timur laut wilayah Kabupaten Nagan Raya. .
BAB IV-31
Gambar 4-3 : Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Nagan Raya
BAB IV-31
Gambar 4-4 : Peta Ketinggian Kabupaten Nagan Raya
BAB IV-31
4.4. Gambaran Geohidrologi
Pada wilayah Kabupaten Nagan Raya terbagi dalam 6 wilayah Daerah Aliran
Sungai (DAS) yaitu :
1. DAS Seunagan
2. DAS Seumanyam
3. DAS Tripa
4. DAS Trang
5. DAS Tadu
Potensi sumber daya air yang dimiliki sangat besar karena dialiri oleh 2 (dua)
sungai besar yaitu Krueng Seunagan dan Krueng Tripa dengan kapasitas
alirannya lebih dari 250 liter/detik. Dengan karakteristik dan pola aliran sungai ini,
terdapat permasalahan berupa adanya banjir periodik pada musim penghujan.
Banjir periodik tersebut terjadi sebagai limpasan air sungai, terutama yang
perbedaan tinggi dengan muara (permukaan laut) tidak terlalu besar, seperti pada
sungai-sungai di bagian tengah dan timur wilayah. Limpasan sungai tersebut
bermuara ke Samudera Indonesia. Area yang mengalami banjir periodik tersebut
adalah pada alur limpasan sungai : Krueng Seunagan dan anak - anak sungainya
yaitu sejak dari wilayah Kecamatan Seunagan, Suka Makmue, Kuala, Kuala
Pesisir. Sedangkan pada Krueng Tripa dan anak - anak sungainya, areal yang
mengalami banjir periodik yaitu sejak dari wilayah Kecamatan
Tripa Makmur,
Tadu Raya dan Darul Makmur. Untuk Krueng Tripa areal banjirnya terjadi di
wilayah lamie dan selanjutnya di Kecamatan Tripa Makmur.
Beberapa sungai di Kabupaten Nagan Raya saat ini dimanfaatkan sebagai
sumber air baku untuk Sistem Prasarana Air Minum antara lain:
1. Krueng Meureubo dengan potensi debit aliran 250 liter/detik;
2. Krueng Beutong dengan potensi debit aliran 250 liter/detik;
3. Krueng Tripa dengan potensi debit aliran 80 liter/detik.
BAB IV-31
Gambar 4-5 : Peta Daerah Aliran Sungai
BAB IV-31
4.5. Gambaran Geologi
Secara Geologi, wilayah Kabupaten Nagan Raya terdiri dari batuan sedimen
kuarter dan tersier yang berada di bagian Utara Kabupaten Nagan Raya serta
batuan sedimen pra tersier yang umumnya berada di bagian Timur Kabupaten
Nagan Raya. Susunan formasi batuan dan endapan yang menyusun wilayah
Kabupaten Nagan Raya terdiri dari aluvium, campuran estuarin dan marin yang
masih muda, aluvium sungai muda, gambut yang berada di bagian tengah Nagan
Raya (di sepanjang jalan arteri), aluvium, endapan laut yang muda (pasir-pasir
pantai, kerikil) yang berada di bagian utara Nagan Raya serta formasi batuan
basalt, andesit, tefra berbutir halus dan tefra berbutir kasar yang berada di bagian
selatan Nagan Raya .
Kabupaten Nagan Raya memiliki potensi berbagai sumber daya geologi yang
dapat menunjang perekonomian daerah. Kebijakan pemerintah pusat tentang
otonomi daerah menuntut daerah untuk mengoptimalkan pemanfaatan segala
sumber daya yang dimiliki oleh daerah, salah satunya adalah sumber daya
geologi. Di dalamnya terdiri dari bahan galian mineral dan batuan, energy, air
tanah dan lahan.
Kondisi geologi meliputi geomorfologi, cekungan geologi, material geologi
(batuan), struktur geologi dan geologi lingkungan. Proses geologi meliputi proses
eksogenik (asal terestrial) dan endogenik (asal Internal Bumi). Proses eksogenik
meliputi pelapukan dan denudasi, sedangkan proses endogenik dapat berupa
proses tektonisme, vulkanisme dan intrusive. Proses eksogenik mempengaruhi
laju erosi dan sedimentasi dalam mekanisme pembentukan geomorfologi secara
gradual dalam waktu geologi maupun secara tiba-tiba, seperti letusan gunung api.
Kawasan lindung geologi, meliputi:
(1) kawasan rawan bencana alam geologi, meliputi:
a. kawasan rawan gempa bumi tektonik
Daerah yang dianggap Rawan Gempa Bumi Tektonik di Kabupaten
Nagan Raya, meliputi hampir seluruh Wilayah Kabupaten Nagan Raya.
Adapun kriteria kawasan lindung berdasarkan rawan gempa bumi sebagai
berikut :
•
Kawasan yang mempunyai sejarah kegempaan yang merusak;
•
Kawasan yang dilalui oleh patahan aktif ;
BAB IV-31
•
Kawasan yang mempunyai catatan kegempaan dengan kekuatan
lebih besar dari MMI. VI perlu mendapat perhatian khusus.
•
Kawasan yang mempunyai potensi terjadi pembuburan tanah
(Liquifaction).
Atas dasar tersebut, wilayah Kabupaten Nagan Raya yang termasuk ke
dalam kawasan rawan gempa bumi yang mempunyai catatan kegempaan
dengan kekuatan lebih besar dari MMI. VI terdapat hampir diseluruh
wilayah Kabupaten. Pada kawasan tersebut sebahagian merupakan
kawasan permukiman sehingga permukiman yang ada dan berkembang
di kawasan ini menerapkan konsep permukiman yang ramah terhadap
gempa tektonik.
b. kawasan rawan gerakan tanah
Gerakan tanah merupakan jenis bencana alam geologi yang paling
relatif sering terjadi, karena tingkat kejadiannya yang hampir setiap tahun
atau setiap musim hujan, maka sering menimbulkan bencana kerusakan
dan korban jiwa, walaupun dimensi bencana gerakan tanah relatif kecil
jika dibandingkan dengan bencana gempa bumi atau letusan gunung api.
Jenis gerakan tanah yang sering terjadi di daerah Kabupaten Nagan Raya
adalah tanah lonsor, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang
sangat mempengaruhi terhadap waktu kejadian longsoran adalah curah
hujan (air) yang menjenuhi tanah penutup yang sangat tebal. Oleh karena
itu longsoran sering terjadi pada musim hujan.
Oleh karena itu pada kawasan-kawasan yang rawan lonsoran harus
diterapkan konsep permukiman yang ramah terhadap bencana gerakan
tanah, termasuk kawasan yang berada dalam zona kerentanan gerakan
tanah rendah dan sangat rendah.
c. kawasan rawan tsunami
Potensi bencana tsunami dengan klasifikasi zona rawan tinggi
hampir terdapat di sepanjang pesisir Kabupaten Nagan Raya dengan
perkiraan lebih kurang lima kilometer dari batas garis pantai, wilayah yang
memiliki rawan akan bencana tsunami yaitu di Kecamatan Kuala Pesisir,
Kecamatan Tripa Makmur, Kecamatan Tadu Raya dan pesisir di wilayah
Kecamatan Darul Makmur,
sehingga permukiman yang ada dan
BAB IV-31
berkembang di kawasan ini menerapkan konsep permukiman yang ramah
terhadap gempa tsunami dan penyiapan mitigasi bencana.
(2) kawasan sekitar Mata Air seluas kurang lebih 117,34
Ha, yaitu daratan
sekurang-kurangnya dengan radius (jari-jari) 200 meter yang terdapat di
Kecamatan
Beutong, Kecamatan Seunagan Timur, Kecamatan Seunagan
dan Kecamatan Tadu Raya.
BAB IV-31
Gambar 4-6 : Peta Geologi Kabupaten Nagan Raya
BAB IV-31
4.6. Gambaran Klimatologi
Kabupaten Nagan Raya memiliki suhu udara minimum 21,7°-19,2° sampai
dengan suhu maksimum 30,8°-28.9°. Selama ini curah hujan paling tinggi terjadi
pada bulan Agustus, sedangkan curah hujan tetap terjadi pada bulan September
dan Desember. Walaupun kebiasaan musim hujan di daerah dimulai dari
September hingga Desember namun bila di lihat dari rata-rata curah hujan dan
hari hujan selama periode Januari sampai dengan Desember 2011 masingmasing 328.1 mm dan 16 hari Hujan (hh)dan selama musim kemarau Januari
sampai Agustus 2010 rata-rata curah hujan masing – masing 389,31 mm dan
18,50 hari Hujan (hh). Curah hujan tertinggi pada tahun 2011 yaitu pada bulan
Agustus 774,3 mm/bulan dan hari hujan tertinggi yaitu bulan desember 22 hari.
Sedangkan curah hujan terendah pada bulan Mei 136,1 mm/bulan hari hujan
terendah pada bulan Juli yaitu 8 hari. Wilayah Kabupaten Nagan Raya merupakan
daerah
yang potensial untuk budidaya berbagai komoditi pertanian karena di
dukung oleh iklim yang bagus. Salah satu factor yang menentukan untuk budidaya
komoditi pertanian adalah tingkat curah hujan. Berdasarkan data yang dicatat oleh
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Cut Nyak Dhien menggambarkan bahwa
sepanjang tahun 2013 telah terjadi hujan sebanyak 189 hari, yaitu dngan rata-rata
16 hari dalam setiap bulan atau sekitar 51,78 persen dari jumlah dalam setahun.
Potensi hujan bias dikatakan merata sepanjang tahun, baik dari sisi curah hujan
maupun jumlah hari hujan. Jumlah curah hujan sepanjang tahun 2013 sebesar
3.459 mm dengan jumlah hujan rata-rata perbulan sebesar 288 mm.
Bulan Juni dan September memiliki jumlah curah hujan yang lebih tinggi dibanding
bulan-bulan lainnya. Sedangkan bulan Januari memiliki curah hujan terendah,
yaitu sebesar 151 mm. Suhu udara dan kelembaban udara sepanjang tahun tidak
terlalu berfluktuasi, dengan suhu udara dan kelembaban udara rata-rata perbulan
26.6° dan 89 persen. Suhu udara minimum rata-rata berkisar antara 20,0 s/d 23.
3°C dan suhu udara maksimum rat-rata berkisar antara 30,4 s/d 31. 8°C.
Rata-rata
penyinaran
matahari
adalah
sebesar
62
persen
perbulan.
BAB IV-31
Gambar 4-8 : Peta Curah Hujan Kabupaten Nagan Raya
BAB IV-31
Tabel 4.8. Suhu, Tekanan dan Kelembaban Udara, 2012-2013
SUHU UDARA
Bulan
TEKANAN
KELEMBABAN
UDARA
UDARA
(atm)
(%)
0
( C)
2012
2013
2012
2013
2012
2013
Januari
26,3
26,9
1 009,4
1 010,9
89
88
Pebruari
26,1
26,3
1 008,6
1 009,6
91
92
Maret
26,3
27,5
1 009,6
1 010,6
88
89
April
26,4
27,0
1 010,2
1 010,0
90
90
Mei
27,0
27,1
1 009,3
1010,0
87
89
Juni
26,3
26,8
1 010,1
1 009,8
86
89
JuIi
26,3
26,3
1 009,8
1 010,4
86
87
Agustus
26,5
26,1
1 010,4
1010,6
86
86
September
26,3
26,4
1 010,0
1 011,2
87
84
Oktober
26,3
26,7
1 014,4
1 011,8
91
87
Nopember
26,3
25,9
1 010,2
1 010,2
91
92
Desember
26,5
26,3
1 009,4
1 010,1
91
90
Sumber : BPS Kab. Nagan Raya 2014
Tabel 4.9. Suhu Udara Minimum dan Maksimum, 2013
Suhu Minimum (0 C)
Suhu Maksimum (0 C)
Bulan
Rata-Rata
Terendah Rata-Rata
Terendah
Januari
22,9
21,0
31,4
30,4
Pebruari
22,8
22,2
31,0
30,4
Maret
22,6
19,6
31,8
31,2
April
22,7
21,8
31,0
26,6
Mei
23,0
21,9
31,6
28,8
Juni
23,3
21,5
31,7
27,0
JuIi
22,0
17,8
31,3
27,2
Agustus
22,5
21,2
31,1
28,6
September
22,4
21,4
31,4
27,0
Oktober
22,8
21,6
31,8
29,6
Nopember
22,7
20,0
30,4
29,6
Desember
22,9
21,3
30,6
27,4
Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
BAB IV-31
Tabel 4.10. Jumlah Hari Hujan, 2013
Bulan
Per Hari (%)
2012
Per Bulan (%)
2013
2012
2013
Januari
5.3
6.5
60
81.7
Pebruari
6.2
4.8
92
60.2
Maret
5.3
5.7
49
71.25
April
5.8
4.7
59
58.9
Mei
6.4
5.0
44
62.5
Juni
5.6
4.2
59
52
JuIi
9.2
4.7
45
58.1
Agustus
3.3
3.8
59
47.3
September
2.8
5.5
40
68.2
Oktober
3.9
5.6
54
69.8
Nopember
5.2
4.0
22
55.5
Desember
3.8
4.8
52
60.1
Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
Tabel 4.11. Kecepatan Angin, Arah dan Rata-Rata, 2013
Bulan
Rata-Rata
Maksimum
Arah
Kecepatan
Arah
Kecepatan
Januari
S.W
7
210
14
Pebruari
N.W
3
270
13
Maret
W
3
350
13
April
S.W
3
230
18
Mei
W
2
120
27
Juni
W
2
290
30
JuIi
W
2
240
34
Agustus
W
3
340
35
S.W
10
240
27
Oktober
W
8
260
22
Nopember
S
8
247
16
Desember
S
7
209
14
September
Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
BAB IV-31
Tabel 4.12. Data Curah Hujan dan Hari Hujan. 2013
Bulan
Curah Hujan (mm)
2012
2013
Hari Hujan (HH)
2012
2013
Januari
132.1
150.8
10
13
Pebruari
356.3
372.6
14
18
Maret
88.2
230.0
11
12
April
321.8
334.9
17
23
Mei
208.0
289.0
12
17
Juni
145.1
499.4
8
19
JuIi
297.6
176.1
13
13
Agustus
198.8
230
10
19
September
185.3
395.1
10
9
Oktober
348.4
169
20
8
Nopember
537.1
360.5
16
19
Desember
426.5
251.3
22
19
3245.2
3458.7
173
189
Jumlah
Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
4.7. Kondisi Sosial dan Ekonomi
4.7.1. Pendidikan
a. Angka Melek Huruf
Indikator kinerja pembangunan untuk pendidikan seperti Angka Melek Huruf
(AMH) mengalami peningkatan dari 89,89 persen (2011) menjadi 91,77 persen
(2012) dan 92,12 persen (2013). Namun, AMH Nagan Raya masih di bawah AMH
provinsi Aceh tahun 2013 sebesar 96,75 persen. Saat ini masih ada masyarakat
Kabupaten Nagan Raya yang belum bisa tulis baca sebesar 7,88 persen oleh
karena itu, Kabupaten Nagan Raya masih harus berupaya meningkatkan
kemampuan tulis baca masyarakat yang tidak melek huruf melalui pendidik non
formal seperti kejar paket A atau paket B.
b. Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Angka rata-rata lama sekolah mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar
7,75 tahun menjadi 8,11 tahun (2012) dan 8,40 tahun (2013), namun angka
BAB IV-31
tersebut masih dibawah angka rata-rata lama sekolah tingkat Provinsi Aceh tahun
2013 sebesar 8,93 tahun. Angka rata-rata sekolah dimaksud adalah lamanya
masyarakat Kabupaten Nagan Raya bersekolah selama 8,40 tahun belum tamat
SMP, belum selesai target wajib belajar 9 tahun. Selanjutnya, gambaran
mengenai peningkatan sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas tingkat
pendidikan penduduk usia 10 tahun keatas. Persentase penduduk usia 10 tahun
ke atas yang sudah menamatkan sekolah pada jenjang minimal SLTP sebanyak
46,44 persen pada tahun 2011. Disini juga terlihat perbedaan pendidikan antara
laki-laki dengan perempuan. Proporsi laki-laki yang menamatkan pendidikan
setara SLTP keatas lebih besar daripada perempuan. Sejalan dengan program
pemerintah mengenai wajib belajar, maka diharapkan pada tahun-tahun
mendatang angka ini mengalami peningkatan, tidak hanya dari segi kuantitas
melainkan juga kualitasnya. Lebih jauh terlihat bahwa proporsi penduduk
perempuan yang belum/tidak tamat SD atau hanya menamatkan SD jauh lebih
besar daripada laki-laki. Akan tetapi, pada sisi lainnya proporsi perempuan yang
menamatkan pendidikan tinggi (diploma hingga sarjana) lebih besar daripada lakilaki. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran sudah mulai tumbuh dalam
masyarakat yang juga mementingkan pendidikan kaum perempuan.
Tabel 4.13
Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Kab. Nagan Raya Dibandingkan
dengan Kabupaten Tetangga dan Provinsi Aceh Tahun 2010-2014
Tahun
Rata-Rata Lama Sekolah
Kab. Nagan Raya
Kab. Aceh Barat
Kab. Aceh Jaya
Provinsi Aceh
2010
7,12
7,64
7,17
8,28
2011
7,32
7,71
7,34
8,32
2012
7,73
7,77
7,64
8,36
2013
7,78
7,83
7,70
8,44
2014
7,93
8,17
7,88
8,71
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya, 2014 dan Bappeda Aceh, 2014
Angka partisipasi sekolah (APS) adalah jumlah siswa kelompok usia tertentu yang
bersekolah ditingkat jenjang pendidikan tertentu pada tahun yang bersangkutan
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia sekolah tersebut. Angka partisipasi
sekolah anak-anak usia 7-12 tahun pada tahun 2011 telah mencapai 98,06
persen. Bila dilihat menurut jenis kelamin, tampak bahwa angka partisipasi
BAB IV-31
sekolah anak perempuan usia 7-12 tahun sedikit lebih tinggi dibandingkan anak
laki-laki pada usia yang sama. Pada tahun yang sama angka partisipasi sekolah
anak usia 13-15 tahun di Kabupaten Nagan Raya mencapai 97,84 persen, dimana
97,74 persen untuk anak laki-laki dan untuk anak perempuan 97,84 persen.
Terlihat bahwa angka partisipasi sekolah untuk anak perempuan usia 13-15 lebih
tinggi daripada anak laki-laki pada usia yang sama. Hal demikian juga terjadi pada
kelompok usia 16-18 tahun, dimana angka partisipasi sekolah anak laki-laki 77,79
persen lebih rendah daripada angka partisipasi sekolah anak perempuan 86,68
persen. Angka Partisipasi Sekolah usia 7-12 di Kabupaten Nagan Raya tahun
2013 mencapai 100,00 persen. Angka Partisipasi Sekolah usia 13-15 tahun
mencapai 97,64 persen sedangkan Angka Partisipasi Sekolah usia 16-18 tahun
mencapai 70,61 persen dan usia 19-24 tahun mencapai 23,00 persen.
c. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Angka partisipasi kasar untuk semua jenjang pendidikan (SD/MI/Paket A,
SMP/MTsN/Paket B, SM/MA/Paket C) sudah mengalami peningkatan. Angka
partisipasi kasar (APK) untuk tingkat sekolah dasar (SD/MI) di Kabupaten Nagan
Raya sebesar 103,67 pada tahun 2011 meningkat menjadi 107,90 persen (2012)
dan 109,81 persen (2013). Demikian juga dengan APK (APK SMP/ MTsN)
sebesar 110,18 persen (2011) dan 103,69 persen (2012) menjadi 100,74 persen
(2013). Namun, APK (SMA/MA/SMK) belum menunjukkan hasil yang baik pada
tahun 2011 sebesar 85,27 persen menurun menjadi 72,06 persen (2012) dan
83,03 persen (2013).
Tabel 4.14. Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011-2013
APM berdasarkan Jenjang Pendidikan
2011
2012
2013
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
103,67
107,90
109,81
110,18
103,69
100,74
85,27
72,06
83,03
APM SD/MI
Jumlah
APM SMP/MTs
Jumlah
APM SMA/MA
Jumlah
Sumber: BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
BAB IV-31
d. Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni (APM) untuk tingkat sekolah dasar (SD/MI) di Kabupaten
Nagan Raya pada tahun 2011 sebesar 88,73 persen naik menjadi 94,02 persen
pada tahun 2012 dan pada yahun 2013 menurun menjadi 91,56 persen. APM
untuk jenjang pendidikan menengah pertama (SMP/MTsN) pada tahun 2011
sebesar 76,64 naik menjadi 84,09 pada tahun 2012 dan untuk tahun 2013
menurun menjadi 82,18. APM untuk
jenjang pendidikan menengah atas
(SMA/MA/SMK) pada tahun 2011 sebesar 65,21 persen meningkat menjadi 66,69
persen pada tahun 2012 dan tahun 2013 menurun 63,59 persen. Angka
Partisipasi tersebut pada umumnya lebih rendah daripada angka partisipasi
sekolah (kasar) seperti yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini terjadi karena ada
diantara kelompok umur tersebut bersekolah tidak sesuai jenjang pendidikan dan
umurnya. Seperti ada anak berumur 12 tahun yang telah duduk di bangku SLTP
atau sebaliknya, ada anak usia 13-14 tahun tetapi masih duduk dibangku sekolah
dasar, terdapat kecenderungan menurunnya Angka Partisipasi Sekolah pada
kelompok umur sekolah SD, SLTP dan SLTA. Hal tersebut terjadi baik pada anak
laki-laki maupun perempuan.
Tabel 4.15. Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Jenjang Pendidikan di
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011 – 2013
APM berdasarkan
2011
2012
Jenjang Pendidikan
Nagan Raya
Nagan Raya
2013
Nagan Raya
APM SD/MI
Jumlah
88,73
94,02
91,56
76,64
84,09
82,18
65,21
66,69
63,59
APM SMP/MTs
Jumlah
APM SMA/MA
Jumlah
Sumber: BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
Jika dibandingkan dengan APM provinsi Aceh tahun 2009-2010, terlihat bahwa
APM Kabupaten Nagan Raya tingkat SD/MI, SLTP/MTs masih dibawah Provinsi
Aceh. Namun untuk tingkat SMA/MA, APM Kabupaten Nagan Raya masih lebih
tinggi dari APM Provinsi Aceh.
BAB IV-31
e. Angka Putus Sekolah
Angka Putus Sekolah yang mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah
tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan
tertentu sering digunakan sebagai ukuran dari tingkat pendidikan. Penduduk yang
putus sekolah / belum pernah sekolah menurut kelompok jenjang pendidikan
berbeda nyata pada tahun 2011. Pada jenjang sekolah dasar, persentase anak
usia sekolah yang putus sekolah sebesar 1,94 persem, sedangkan untuk jenjang
pendidikan SLTP membesar menjadi 2,16 persen. Anak putus sekolah untuk
jenjang pendidikan SLTA jauh lebih tinggi yaitu mencapai 18,81 persen.
4.7.2. Kesejahteraan Penduduk
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai suatu
indikator pembangunan manusia
menggambarkan kualitas hidup dari sisi kesehatan, pendidikan, dan daya beli. Berdasarkan
perhitungan dan penambahan rata-rata dari indeks harapan hidup, indeks tingkat pendidikan, dan
indeks pendapatan, maka IPM Kabupaten Nagan Raya mencapai 71,80 tahun 2011. Jika diukur dari
skala Internasional, angkat IPM tersebut termasuk IPM dalam kategori IPM menengah atas.
Selanjutnya, angka IPM yang dicapai tahun 2011 cenderung naik disbanding tahun sebelumnya
(2010) yang sebesar 69,18 (BPS), atau naik sebesar 2,62 poin. Meski demikian, perubahan yang
cenderung mendatar membuktikan bahwa percepatan pembangunan manusia di daerah ini masih
relative lamban.
Jika dilihat kondisi antar kecamatan, angka IPM cukup bervariasi yang menggambarkan tingkat
pencapaian pembangunan manusia di wilayah masing-masing. Nilai IPM berkisar antara 65,82 hingga
74,81. Paling tinggi adalah Kecamatan Kuala, dan paling rendah adalah Kecamatan Seunagan Timur.
Jika diurut berdasarkan skala internasional, tidak ditemui satu pun kecamatan yang termasuk dalam
kategori IPM tinggi (>80), kategori IPM rendah (IPM
4.1.1. Letak Geografis
Kabupaten Nagan Raya terletak pada 03040’ - 04038’ Lintang Utara dan
96011’ - 96048’ Bujur Timur. Kabupaten Nagan Raya memiliki luas wilayah
3,544.91 km2, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya dan Aceh Tengah;
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia;
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya Daya dan Gayo
Lues; dan
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya.
4.1.2. Administrasi Wilayah
Kabupaten Nagan Raya memiliki luas wilayah mencapai 3.544,91 km2. Kabupaten
Nagan Raya yang merupak pemekaran dari Kabupaten Nagan Raya terdiri atas
10 Kecamatan, 30 mukim dan 222 Gampong definitif, dengan ibukota kabupaten
terletak di Suka Makmue.
Jarak administrasi pemerintahan terjauh berada di Kecamatan Beutong Ateuh
Banggalang yang terletak di perbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah.
Kecamatn ini hanya terdiri
dari 4 gampong. Jarak dari ibukota kabupaten
diperkirakan sejauh 62 km dengan kondisi perjalanan yang melintas gunung dan
bukit yang cukup terjal.
BAB IV-31
Tabel 4.1. Pembagian Administrasi Kabupaten Nagan Raya
No
Ibukota
Kecamatan
Kecamatan
Luas
Persentase
Wilayah
Dari Luas
(Km)
Kabupaten
Jumlah
Jumlah
Mukim
Gampong
1
Seunagan
Jeuram
56,73
1.61
5
35
2
Seunagan Timur
Keude Linteng
251,6
7.10
4
34
3
Beutong
Babusalam
1.017,32
28.70
4
24
1
4
4
Beutong Ateuh
Banggala
Kuta Teungeh
405,92
11.45
51,56
1.45
2
19
Ujong Fatihah
120,89
3.41
2
17
Kuala Pesisir
Padang Rubek
76,34
2.15
3
16
8
Tadu Raya
Alue Bata
347,91
9.79
2
22
9
Tripa Makmur
Kabu
189,41
5.34
2
11
10
Darul Makmur
Alue Bilie
1.027,93
29.00
5
40
3.544,90
100,00
30
222
5
Suka Makmue
Lueng Baro
6
Kuala
7
Total Luas
Sumber : RPJMD Kab. Nagan Raya
Kecamatan terluas adalah Darul Makmur, yang menempati 29 % wilayah
Kabupaten Nagan Raya. Daerah ini sebagian besar masih berupa hutan.
Sedangkan Kecamatan terkecil adalah Suka Makmue yang merupakan Ibukota
Kabupaten Nagan Raya. Luas kecamatan ini hanya 51,56 km2 atau hanya 1.45 %
dari luas Kabupaten Nagan Raya. Suka Makmue merupakan pusat perkantoran
Kabupaten Nagan Raya.
BAB IV-31
Gambar 4-1 : Peta Administrasi Kabupaten Nagan Raya
BAB IV-31
4.2. Gambaran Demografi
4.2.1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Nagan Raya pada Tahun 2010 merupakan
angka yang didasarkan pada hasil laporan Sensus Penduduk Tahun 2010 pada
Bulan Mei. Jumlah penduduk Nagan Raya adalah sebanyak 139.663 jiwa dengan
rincian jumlah laki-laki sebanyak 70.606 jiwa dan perempuan sebanyak 69.057
jiwa. Untuk Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat
dilihat pada Grafik 2.1 berikut ini.
Grafik 2-1
Komposisi Jumlah Penduduk Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Penduduk di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2013 berjumlah 158.956 jiwa
2
dengan kepadatan penduduk 45 jiwa/km sehingga kepadatan penduduk di
kabupaten ini termasuk padat. Dengan jumlah penduduk tersebut Kecamatan
Darul Makmur menjadi wilayah terpadat dengan jumlah 44.946 jiwa. Tingkat
kepadatan ini terus bertambah tiap tahunnya yang disebabkan jumlah kelahiran
dan migrasi masuk. Sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan
Beutong Ateuh Banggalang.
BAB IV-31
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Nagan Raya 2013
Kecamatan
Luas
Jumlah
(Km2)
Penduduk
1. Seunagan
56,73
15.910
251,61
13.927
1.017,32
13.756
405,92
2.228
51,56
8.961
120,89
20.453
76,34
15.701
8. Tadu Raya
347,19
14.008
9. Tripa Makmur
189,41
9.006
1.027,93
44.946
Jumlah 3.544,90
158.956
2. Seunagan Timur
3. Beutong
4. Beutong Ateuh
Banggala
5. Suka Makmue
6. Kuala
7. Kuala Pesisir
10. Darul Makmur
Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
4.2.2. Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Struktur penduduk di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2013 berdasarkan jenis
kelamin memiliki proporsi yang hampir seimbang yaitu penduduk laki-laki sebesar
79.157 dan penduduk perempuan sebesar 79.799. Pada tahun 2012 terdapat
76.069 jiwa laki-laki dan 76.061 jiwa perempuan dengan
rasio jenis kelamin
adalah 99. Artinya, dari setiap 100 perempuan terdapat 99 laki-laki. Selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
BAB IV-31
Tabel 4.3.
Jumlah Rumah Tangga, Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut
Kecamatan Di Kabupaten Nagan Raya, 2013
Kecamatan/
Rumah
Tangga
Penduduk
Laki - Laki
Perempuan
Rasio
Jumlah
Jenis
Kelamin
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Seunagan
4.136
7.879
8.031
15.910
98
2. Seunagan Timur
3.729
6.809
7.118
13.927
96
3. Beutong
3.208
6.745
7.011
13.756
96
698
1.120
1.108
2.228
101
5. Suka Makmue
2.192
4.419
4.542
8.961
97
6. Kuala
4.712
10.255
10.198
20.453
101
7. Kuala Pesisir
3.928
8.069
7.632
15.701
106
8.Tadu Raya
4.395
6.963
7.045
14.008
99
9.Tripa Makmur
2.280
4.555
4.511
9.066
101
10. Darul makmur
11408
22.343
22.603
44.946
99
Jumlah/Total
2013
40.686
79.157
79.799
158.956
99
2012
38.950
76.069
76.061
152.130
100
2011
36.531
72.223
70.638
142.861
102
4. Beutong Ateuh
Banggalang
Sumber ; BPS Kabuapaten Nagan Raya , 2014
4.2.3. Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah keluarga Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2013 berjumlah 38.123
keluarga dan sebagain termasuk kategori keluarga.miskin. Keluarga miskin terbagi
dalam beberapa kategori antara lain : Keluarga Pra Sejahtera, Keluarga Sejahtera
I, Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III, Keluarga Sejahtera Plus. Distribusi
penduduk miskin dapat dilihat pada Tabel 4.4. berikut :
BAB IV-31
Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Nagan Raya 2013
Keluarga Pra
Kecamatan
Sejahtera
Keluarga
Keluarga
Keluarga Sejahtera
Keluarga Sejahtera I
Persen
(%)
Keluarga
Persen
(%)
Keluarga Sejahtera II
Keluarga
Persen
(%)
Keluarga Sejahtera III
Keluarga
Persen
(%)
Plus
Keluarga
Persen
(%)
1. Seunagan
4222
735
17.41
997
23.61
1175
27.83
994
23.54
321
7.60
2. Seunagan Timur
3524
701
19.89
1017
28.86
1265
35.90
469
13.31
72
2.04
3. Beutong
3332
639
19.18
1217
36.52
1251
37.55
198
5.94
27
0.81
411
108
26.28
86
20.92
208
50.61
9
2.19
0
0.00
5. Suka Makmue
2265
263
11.61
473
20.88
1255
55.41
196
8.65
78
3.44
6. Kuala
4870
1483
30.45
1372
28.17
1434
29.45
505
10.37
76
1.56
7. Kuala Pesisir
3851
104
2.70
863
22.41
1976
51.31
696
18.07
212
5.51
8.Tadu Raya
3431
903
26.32
834
24.31
1112
32.41
436
12.71
146
4.26
9.Tripa Makmur
2131
499
23.42
616
28.91
656
30.78
288
13.51
72
3.38
10. Darul Makmur
10086
1409
13.97
2287
22.67
4275
42.39
1,599
15.85
516
5.12
38,123
6.844
4. Beutong Ateuh
Banggalang
Jumlah 2013
9,762
14,607
Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
BAB IV-31
5,390
1,520
4.2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk pada tahun 2009 adalah 125.425 jiwa dan pada tahun 2010
berkembang menjadi 139.663 jiwa, angka pertumbuhan penduduk 0.87 %,
merupakan laju pertumbuhan yang cukup pesat. Selanjutnya tahun 2013 menjadi
158,956 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 2.29 %. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
Selama kurun waktu 2009-2013, angka ketergantungan cenderung menurun.
Pada tahun 2013 setiap 100 penduduk usia produktif usia 15 tahun sampai
dengan 64 tahun akan menanggung penduduk usia non produktif, yaitu penduduk
4 muda (0-14 tahun) dan penduduk tua (65 tahun ke atas).
Distribusi penduduk menurut kecamataan pada Tahun 2010 mengalami
perubahan seiring dengan pemekaran wilayah kecamatan dibanding dengan
kondisi Tahun 2006. Distribusi jumlah penduduk Kecamatan Darul Makmur
menempati urutan pertama yaitu 33,62 persen dari jumlah penduduk keseluruhan,
diikuti oleh Kecamatan Kuala sebanyak 13,27 persen. Distribusi penduduk pada
Kecamatan Seunagan, Kecamatan Beutong dan Kecamatan Kuala Pesisir secara
berurutan adalah sebesar 10,36 persen, 10,19 persen dan 10,10 persen.
Sedangkan distribusi jumlah penduduk pada Kecamatan Seunagan Timur adalah
sebesar 8,71 persen, Kecamatan Tadu Raya sebesar 8,01 persen. Kecamatan
Suka Makmue memiliki distribusi terkecil yaitu sebesar 5,74 persen.
Tabel 4.5. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kab. Nagan Raya 20082013
Kecamatan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
1. Seunagan
12,960
13,074
14,464
14,795
15,369
15,910
2. Seunagan Timur
11,628
11,728
12,160
12,438
12,918
13,927
3.Beutong
12,840
12,950
14,228
12,824
13,322
13,756
-
1,730
1,797
2,228
8,022
8,206
8,525
8,961
4. Beutong ateuh
Banggalang
-
5. Suka Makmue
7,545
-
7,612
BAB IV-31
6. Kuala
16,100
16,239
18,540
18,965
19,701
20,453
7. Kuala Pesisir
11.641
11,742
14,110
14,433
14,993
15,701
8. Tadu Raya
8,366
8,440
11,185
11,441
11,887
14,008
-
8,085
8,399
9,066
9. Tripa Makmur
10. Darul Makmur
Jumlah
-
-
43,260
43,640
46,954
39,944
41,496
44,946
124,340
125,425
139,663
142,861
148,407
158,956
4.2.5. Persebaran Penduduk
Dengan luas wilayah yang tidak berubah, penambahan jumlah penduduk tersebut
menyebabkan angka kepadatan penduduk terus bertambah setiap jiwanya. Pada
tahun 2013 tercatat setiap 1 km2 luas wilayah dihuni oleh 45 jiwa. Tingkat
kepadatan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan Darul Makmur
dengan
kepadatan 1.027,93 jiwa/km2, sedangkan yang terendah di Kecamatan Suka
Makmue yang tiap 1 km2 dihuni hanya 5 jiwa.
Tabel 4.6. Sebaran dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Nagan Raya 2013
Kecamatan
Luas
2
(Km )
Jumlah
Kepadatan
Penduduk
Penduduk
1. Seunagan
56,73
15.910
280
2. Seunagan Timur
251,6
13.927
55
1.017,32
13.756
14
Banggalang
405,92
2.228
5
5. Suka Makmue
51,56
8.961
174
120,89
20.453
169
76,34
15.701
206
8. Tadu Raya
347,91
14.008
40
9. Tripa Makmur
189,41
9.066
48
10. Darul Makmur
1.027,93
44.946
44
Jumlah
3.544,90
158.596
45
4.Beutong
4. Beutong ateuh
6. Kuala
7. Kuala Pesisir
Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
BAB IV-31
4.3. Gambaran Topografi
Secara Topografis, sebagian besar gampong-gampong yang ada di Kabupaten
Nagan Raya merupakan wilayah dataran. Sisanya merupakan gampong yang
memiliki topografi lembah /DAS dan lereng. Terdapat 17 gampong yang
berbatasan dengan laut yang tersebar di empat kecamatan, yaitu Darul Makmur,
Tripa Makmur, Kuala Pesisir dan Tadu Raya.
Wilayah Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah yang potensial untuk
budidaya berbagai komoditi pertanian karena didukung oleh iklim yang bagus.
Salah satu factor yang menentukan untuk budidaya komoditi pertanian adalah
tingkat curah hujan. Berdasarkan data yang dicatat oleh Badan Meteorologi dan
Geofisika (BMG) Cut Nyak Dhien menggambarkan bahwa sepanjang tahun 2013
telah terjadi hujan sebanyak 189 hari, yaitu rata-rata 16 hari dalam setiap bulan
atau sekitar 51,78 persen dari jumlah hari dalam setahun. Potensi hujan bias
dikatakan merata sepanjang tahun, baik dari curah hujan maupun jumlah hari
hujan. Kabupaten Nagan Raya terdiri atas 10 Kecamatan, 30 mukim dan 222
Gampong. Sebanyak 206 desa diantaranya berada di dataran dan 8 desa tertetak
di lembah. Hanya 8 desa yang terletak di Iereng.
Tabel 4.7. Letak Geografis Gampong per Kecamatan
KECAMATAN
Letak Topografi
Lereng
-
-
35
35
1
2
31
34
-
3
21
24
Banggalang
4
-
-
4
5. Suka Makmue
-
1
18
19
6. Kuala
-
-
17
17
7. Kuala Pesisir
-
-
16
16
8. Tadu Raya
3
-
19
22
9. Tripa Makmur
-
-
11
11
10. Darul Makmur
-
2
38
40
8
8
206
222
1. Seunagan
2. Seunagan Timur
5.Beutong
Dataran
Jumlah
Lembah
4. Beutong ateuh
JUMLAH
Sumber : BPS Kab. Nagan Raya 2014
BAB IV-31
Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah dengan topografi mulai dari dataran
pantai sampai dengan pegunungan, dengan ketinggian lokasi antara 10-250 mdpl
untuk dataran
sampai
dengan
perbukitan,
dimana
deretan
pegunungan
mempunyai ketinggian antara 500 – 3230 mdpl. Dataran tersebar di bagian Barat
Daya wilayah kabupaten, sedangkan jajaran pegunungan membujur kearah
Tenggara – Barat laut sebelah Timur laut wilayah Kabupaten Nagan Raya. .
BAB IV-31
Gambar 4-3 : Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Nagan Raya
BAB IV-31
Gambar 4-4 : Peta Ketinggian Kabupaten Nagan Raya
BAB IV-31
4.4. Gambaran Geohidrologi
Pada wilayah Kabupaten Nagan Raya terbagi dalam 6 wilayah Daerah Aliran
Sungai (DAS) yaitu :
1. DAS Seunagan
2. DAS Seumanyam
3. DAS Tripa
4. DAS Trang
5. DAS Tadu
Potensi sumber daya air yang dimiliki sangat besar karena dialiri oleh 2 (dua)
sungai besar yaitu Krueng Seunagan dan Krueng Tripa dengan kapasitas
alirannya lebih dari 250 liter/detik. Dengan karakteristik dan pola aliran sungai ini,
terdapat permasalahan berupa adanya banjir periodik pada musim penghujan.
Banjir periodik tersebut terjadi sebagai limpasan air sungai, terutama yang
perbedaan tinggi dengan muara (permukaan laut) tidak terlalu besar, seperti pada
sungai-sungai di bagian tengah dan timur wilayah. Limpasan sungai tersebut
bermuara ke Samudera Indonesia. Area yang mengalami banjir periodik tersebut
adalah pada alur limpasan sungai : Krueng Seunagan dan anak - anak sungainya
yaitu sejak dari wilayah Kecamatan Seunagan, Suka Makmue, Kuala, Kuala
Pesisir. Sedangkan pada Krueng Tripa dan anak - anak sungainya, areal yang
mengalami banjir periodik yaitu sejak dari wilayah Kecamatan
Tripa Makmur,
Tadu Raya dan Darul Makmur. Untuk Krueng Tripa areal banjirnya terjadi di
wilayah lamie dan selanjutnya di Kecamatan Tripa Makmur.
Beberapa sungai di Kabupaten Nagan Raya saat ini dimanfaatkan sebagai
sumber air baku untuk Sistem Prasarana Air Minum antara lain:
1. Krueng Meureubo dengan potensi debit aliran 250 liter/detik;
2. Krueng Beutong dengan potensi debit aliran 250 liter/detik;
3. Krueng Tripa dengan potensi debit aliran 80 liter/detik.
BAB IV-31
Gambar 4-5 : Peta Daerah Aliran Sungai
BAB IV-31
4.5. Gambaran Geologi
Secara Geologi, wilayah Kabupaten Nagan Raya terdiri dari batuan sedimen
kuarter dan tersier yang berada di bagian Utara Kabupaten Nagan Raya serta
batuan sedimen pra tersier yang umumnya berada di bagian Timur Kabupaten
Nagan Raya. Susunan formasi batuan dan endapan yang menyusun wilayah
Kabupaten Nagan Raya terdiri dari aluvium, campuran estuarin dan marin yang
masih muda, aluvium sungai muda, gambut yang berada di bagian tengah Nagan
Raya (di sepanjang jalan arteri), aluvium, endapan laut yang muda (pasir-pasir
pantai, kerikil) yang berada di bagian utara Nagan Raya serta formasi batuan
basalt, andesit, tefra berbutir halus dan tefra berbutir kasar yang berada di bagian
selatan Nagan Raya .
Kabupaten Nagan Raya memiliki potensi berbagai sumber daya geologi yang
dapat menunjang perekonomian daerah. Kebijakan pemerintah pusat tentang
otonomi daerah menuntut daerah untuk mengoptimalkan pemanfaatan segala
sumber daya yang dimiliki oleh daerah, salah satunya adalah sumber daya
geologi. Di dalamnya terdiri dari bahan galian mineral dan batuan, energy, air
tanah dan lahan.
Kondisi geologi meliputi geomorfologi, cekungan geologi, material geologi
(batuan), struktur geologi dan geologi lingkungan. Proses geologi meliputi proses
eksogenik (asal terestrial) dan endogenik (asal Internal Bumi). Proses eksogenik
meliputi pelapukan dan denudasi, sedangkan proses endogenik dapat berupa
proses tektonisme, vulkanisme dan intrusive. Proses eksogenik mempengaruhi
laju erosi dan sedimentasi dalam mekanisme pembentukan geomorfologi secara
gradual dalam waktu geologi maupun secara tiba-tiba, seperti letusan gunung api.
Kawasan lindung geologi, meliputi:
(1) kawasan rawan bencana alam geologi, meliputi:
a. kawasan rawan gempa bumi tektonik
Daerah yang dianggap Rawan Gempa Bumi Tektonik di Kabupaten
Nagan Raya, meliputi hampir seluruh Wilayah Kabupaten Nagan Raya.
Adapun kriteria kawasan lindung berdasarkan rawan gempa bumi sebagai
berikut :
•
Kawasan yang mempunyai sejarah kegempaan yang merusak;
•
Kawasan yang dilalui oleh patahan aktif ;
BAB IV-31
•
Kawasan yang mempunyai catatan kegempaan dengan kekuatan
lebih besar dari MMI. VI perlu mendapat perhatian khusus.
•
Kawasan yang mempunyai potensi terjadi pembuburan tanah
(Liquifaction).
Atas dasar tersebut, wilayah Kabupaten Nagan Raya yang termasuk ke
dalam kawasan rawan gempa bumi yang mempunyai catatan kegempaan
dengan kekuatan lebih besar dari MMI. VI terdapat hampir diseluruh
wilayah Kabupaten. Pada kawasan tersebut sebahagian merupakan
kawasan permukiman sehingga permukiman yang ada dan berkembang
di kawasan ini menerapkan konsep permukiman yang ramah terhadap
gempa tektonik.
b. kawasan rawan gerakan tanah
Gerakan tanah merupakan jenis bencana alam geologi yang paling
relatif sering terjadi, karena tingkat kejadiannya yang hampir setiap tahun
atau setiap musim hujan, maka sering menimbulkan bencana kerusakan
dan korban jiwa, walaupun dimensi bencana gerakan tanah relatif kecil
jika dibandingkan dengan bencana gempa bumi atau letusan gunung api.
Jenis gerakan tanah yang sering terjadi di daerah Kabupaten Nagan Raya
adalah tanah lonsor, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang
sangat mempengaruhi terhadap waktu kejadian longsoran adalah curah
hujan (air) yang menjenuhi tanah penutup yang sangat tebal. Oleh karena
itu longsoran sering terjadi pada musim hujan.
Oleh karena itu pada kawasan-kawasan yang rawan lonsoran harus
diterapkan konsep permukiman yang ramah terhadap bencana gerakan
tanah, termasuk kawasan yang berada dalam zona kerentanan gerakan
tanah rendah dan sangat rendah.
c. kawasan rawan tsunami
Potensi bencana tsunami dengan klasifikasi zona rawan tinggi
hampir terdapat di sepanjang pesisir Kabupaten Nagan Raya dengan
perkiraan lebih kurang lima kilometer dari batas garis pantai, wilayah yang
memiliki rawan akan bencana tsunami yaitu di Kecamatan Kuala Pesisir,
Kecamatan Tripa Makmur, Kecamatan Tadu Raya dan pesisir di wilayah
Kecamatan Darul Makmur,
sehingga permukiman yang ada dan
BAB IV-31
berkembang di kawasan ini menerapkan konsep permukiman yang ramah
terhadap gempa tsunami dan penyiapan mitigasi bencana.
(2) kawasan sekitar Mata Air seluas kurang lebih 117,34
Ha, yaitu daratan
sekurang-kurangnya dengan radius (jari-jari) 200 meter yang terdapat di
Kecamatan
Beutong, Kecamatan Seunagan Timur, Kecamatan Seunagan
dan Kecamatan Tadu Raya.
BAB IV-31
Gambar 4-6 : Peta Geologi Kabupaten Nagan Raya
BAB IV-31
4.6. Gambaran Klimatologi
Kabupaten Nagan Raya memiliki suhu udara minimum 21,7°-19,2° sampai
dengan suhu maksimum 30,8°-28.9°. Selama ini curah hujan paling tinggi terjadi
pada bulan Agustus, sedangkan curah hujan tetap terjadi pada bulan September
dan Desember. Walaupun kebiasaan musim hujan di daerah dimulai dari
September hingga Desember namun bila di lihat dari rata-rata curah hujan dan
hari hujan selama periode Januari sampai dengan Desember 2011 masingmasing 328.1 mm dan 16 hari Hujan (hh)dan selama musim kemarau Januari
sampai Agustus 2010 rata-rata curah hujan masing – masing 389,31 mm dan
18,50 hari Hujan (hh). Curah hujan tertinggi pada tahun 2011 yaitu pada bulan
Agustus 774,3 mm/bulan dan hari hujan tertinggi yaitu bulan desember 22 hari.
Sedangkan curah hujan terendah pada bulan Mei 136,1 mm/bulan hari hujan
terendah pada bulan Juli yaitu 8 hari. Wilayah Kabupaten Nagan Raya merupakan
daerah
yang potensial untuk budidaya berbagai komoditi pertanian karena di
dukung oleh iklim yang bagus. Salah satu factor yang menentukan untuk budidaya
komoditi pertanian adalah tingkat curah hujan. Berdasarkan data yang dicatat oleh
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Cut Nyak Dhien menggambarkan bahwa
sepanjang tahun 2013 telah terjadi hujan sebanyak 189 hari, yaitu dngan rata-rata
16 hari dalam setiap bulan atau sekitar 51,78 persen dari jumlah dalam setahun.
Potensi hujan bias dikatakan merata sepanjang tahun, baik dari sisi curah hujan
maupun jumlah hari hujan. Jumlah curah hujan sepanjang tahun 2013 sebesar
3.459 mm dengan jumlah hujan rata-rata perbulan sebesar 288 mm.
Bulan Juni dan September memiliki jumlah curah hujan yang lebih tinggi dibanding
bulan-bulan lainnya. Sedangkan bulan Januari memiliki curah hujan terendah,
yaitu sebesar 151 mm. Suhu udara dan kelembaban udara sepanjang tahun tidak
terlalu berfluktuasi, dengan suhu udara dan kelembaban udara rata-rata perbulan
26.6° dan 89 persen. Suhu udara minimum rata-rata berkisar antara 20,0 s/d 23.
3°C dan suhu udara maksimum rat-rata berkisar antara 30,4 s/d 31. 8°C.
Rata-rata
penyinaran
matahari
adalah
sebesar
62
persen
perbulan.
BAB IV-31
Gambar 4-8 : Peta Curah Hujan Kabupaten Nagan Raya
BAB IV-31
Tabel 4.8. Suhu, Tekanan dan Kelembaban Udara, 2012-2013
SUHU UDARA
Bulan
TEKANAN
KELEMBABAN
UDARA
UDARA
(atm)
(%)
0
( C)
2012
2013
2012
2013
2012
2013
Januari
26,3
26,9
1 009,4
1 010,9
89
88
Pebruari
26,1
26,3
1 008,6
1 009,6
91
92
Maret
26,3
27,5
1 009,6
1 010,6
88
89
April
26,4
27,0
1 010,2
1 010,0
90
90
Mei
27,0
27,1
1 009,3
1010,0
87
89
Juni
26,3
26,8
1 010,1
1 009,8
86
89
JuIi
26,3
26,3
1 009,8
1 010,4
86
87
Agustus
26,5
26,1
1 010,4
1010,6
86
86
September
26,3
26,4
1 010,0
1 011,2
87
84
Oktober
26,3
26,7
1 014,4
1 011,8
91
87
Nopember
26,3
25,9
1 010,2
1 010,2
91
92
Desember
26,5
26,3
1 009,4
1 010,1
91
90
Sumber : BPS Kab. Nagan Raya 2014
Tabel 4.9. Suhu Udara Minimum dan Maksimum, 2013
Suhu Minimum (0 C)
Suhu Maksimum (0 C)
Bulan
Rata-Rata
Terendah Rata-Rata
Terendah
Januari
22,9
21,0
31,4
30,4
Pebruari
22,8
22,2
31,0
30,4
Maret
22,6
19,6
31,8
31,2
April
22,7
21,8
31,0
26,6
Mei
23,0
21,9
31,6
28,8
Juni
23,3
21,5
31,7
27,0
JuIi
22,0
17,8
31,3
27,2
Agustus
22,5
21,2
31,1
28,6
September
22,4
21,4
31,4
27,0
Oktober
22,8
21,6
31,8
29,6
Nopember
22,7
20,0
30,4
29,6
Desember
22,9
21,3
30,6
27,4
Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
BAB IV-31
Tabel 4.10. Jumlah Hari Hujan, 2013
Bulan
Per Hari (%)
2012
Per Bulan (%)
2013
2012
2013
Januari
5.3
6.5
60
81.7
Pebruari
6.2
4.8
92
60.2
Maret
5.3
5.7
49
71.25
April
5.8
4.7
59
58.9
Mei
6.4
5.0
44
62.5
Juni
5.6
4.2
59
52
JuIi
9.2
4.7
45
58.1
Agustus
3.3
3.8
59
47.3
September
2.8
5.5
40
68.2
Oktober
3.9
5.6
54
69.8
Nopember
5.2
4.0
22
55.5
Desember
3.8
4.8
52
60.1
Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
Tabel 4.11. Kecepatan Angin, Arah dan Rata-Rata, 2013
Bulan
Rata-Rata
Maksimum
Arah
Kecepatan
Arah
Kecepatan
Januari
S.W
7
210
14
Pebruari
N.W
3
270
13
Maret
W
3
350
13
April
S.W
3
230
18
Mei
W
2
120
27
Juni
W
2
290
30
JuIi
W
2
240
34
Agustus
W
3
340
35
S.W
10
240
27
Oktober
W
8
260
22
Nopember
S
8
247
16
Desember
S
7
209
14
September
Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
BAB IV-31
Tabel 4.12. Data Curah Hujan dan Hari Hujan. 2013
Bulan
Curah Hujan (mm)
2012
2013
Hari Hujan (HH)
2012
2013
Januari
132.1
150.8
10
13
Pebruari
356.3
372.6
14
18
Maret
88.2
230.0
11
12
April
321.8
334.9
17
23
Mei
208.0
289.0
12
17
Juni
145.1
499.4
8
19
JuIi
297.6
176.1
13
13
Agustus
198.8
230
10
19
September
185.3
395.1
10
9
Oktober
348.4
169
20
8
Nopember
537.1
360.5
16
19
Desember
426.5
251.3
22
19
3245.2
3458.7
173
189
Jumlah
Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
4.7. Kondisi Sosial dan Ekonomi
4.7.1. Pendidikan
a. Angka Melek Huruf
Indikator kinerja pembangunan untuk pendidikan seperti Angka Melek Huruf
(AMH) mengalami peningkatan dari 89,89 persen (2011) menjadi 91,77 persen
(2012) dan 92,12 persen (2013). Namun, AMH Nagan Raya masih di bawah AMH
provinsi Aceh tahun 2013 sebesar 96,75 persen. Saat ini masih ada masyarakat
Kabupaten Nagan Raya yang belum bisa tulis baca sebesar 7,88 persen oleh
karena itu, Kabupaten Nagan Raya masih harus berupaya meningkatkan
kemampuan tulis baca masyarakat yang tidak melek huruf melalui pendidik non
formal seperti kejar paket A atau paket B.
b. Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Angka rata-rata lama sekolah mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar
7,75 tahun menjadi 8,11 tahun (2012) dan 8,40 tahun (2013), namun angka
BAB IV-31
tersebut masih dibawah angka rata-rata lama sekolah tingkat Provinsi Aceh tahun
2013 sebesar 8,93 tahun. Angka rata-rata sekolah dimaksud adalah lamanya
masyarakat Kabupaten Nagan Raya bersekolah selama 8,40 tahun belum tamat
SMP, belum selesai target wajib belajar 9 tahun. Selanjutnya, gambaran
mengenai peningkatan sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas tingkat
pendidikan penduduk usia 10 tahun keatas. Persentase penduduk usia 10 tahun
ke atas yang sudah menamatkan sekolah pada jenjang minimal SLTP sebanyak
46,44 persen pada tahun 2011. Disini juga terlihat perbedaan pendidikan antara
laki-laki dengan perempuan. Proporsi laki-laki yang menamatkan pendidikan
setara SLTP keatas lebih besar daripada perempuan. Sejalan dengan program
pemerintah mengenai wajib belajar, maka diharapkan pada tahun-tahun
mendatang angka ini mengalami peningkatan, tidak hanya dari segi kuantitas
melainkan juga kualitasnya. Lebih jauh terlihat bahwa proporsi penduduk
perempuan yang belum/tidak tamat SD atau hanya menamatkan SD jauh lebih
besar daripada laki-laki. Akan tetapi, pada sisi lainnya proporsi perempuan yang
menamatkan pendidikan tinggi (diploma hingga sarjana) lebih besar daripada lakilaki. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran sudah mulai tumbuh dalam
masyarakat yang juga mementingkan pendidikan kaum perempuan.
Tabel 4.13
Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Kab. Nagan Raya Dibandingkan
dengan Kabupaten Tetangga dan Provinsi Aceh Tahun 2010-2014
Tahun
Rata-Rata Lama Sekolah
Kab. Nagan Raya
Kab. Aceh Barat
Kab. Aceh Jaya
Provinsi Aceh
2010
7,12
7,64
7,17
8,28
2011
7,32
7,71
7,34
8,32
2012
7,73
7,77
7,64
8,36
2013
7,78
7,83
7,70
8,44
2014
7,93
8,17
7,88
8,71
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya, 2014 dan Bappeda Aceh, 2014
Angka partisipasi sekolah (APS) adalah jumlah siswa kelompok usia tertentu yang
bersekolah ditingkat jenjang pendidikan tertentu pada tahun yang bersangkutan
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia sekolah tersebut. Angka partisipasi
sekolah anak-anak usia 7-12 tahun pada tahun 2011 telah mencapai 98,06
persen. Bila dilihat menurut jenis kelamin, tampak bahwa angka partisipasi
BAB IV-31
sekolah anak perempuan usia 7-12 tahun sedikit lebih tinggi dibandingkan anak
laki-laki pada usia yang sama. Pada tahun yang sama angka partisipasi sekolah
anak usia 13-15 tahun di Kabupaten Nagan Raya mencapai 97,84 persen, dimana
97,74 persen untuk anak laki-laki dan untuk anak perempuan 97,84 persen.
Terlihat bahwa angka partisipasi sekolah untuk anak perempuan usia 13-15 lebih
tinggi daripada anak laki-laki pada usia yang sama. Hal demikian juga terjadi pada
kelompok usia 16-18 tahun, dimana angka partisipasi sekolah anak laki-laki 77,79
persen lebih rendah daripada angka partisipasi sekolah anak perempuan 86,68
persen. Angka Partisipasi Sekolah usia 7-12 di Kabupaten Nagan Raya tahun
2013 mencapai 100,00 persen. Angka Partisipasi Sekolah usia 13-15 tahun
mencapai 97,64 persen sedangkan Angka Partisipasi Sekolah usia 16-18 tahun
mencapai 70,61 persen dan usia 19-24 tahun mencapai 23,00 persen.
c. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Angka partisipasi kasar untuk semua jenjang pendidikan (SD/MI/Paket A,
SMP/MTsN/Paket B, SM/MA/Paket C) sudah mengalami peningkatan. Angka
partisipasi kasar (APK) untuk tingkat sekolah dasar (SD/MI) di Kabupaten Nagan
Raya sebesar 103,67 pada tahun 2011 meningkat menjadi 107,90 persen (2012)
dan 109,81 persen (2013). Demikian juga dengan APK (APK SMP/ MTsN)
sebesar 110,18 persen (2011) dan 103,69 persen (2012) menjadi 100,74 persen
(2013). Namun, APK (SMA/MA/SMK) belum menunjukkan hasil yang baik pada
tahun 2011 sebesar 85,27 persen menurun menjadi 72,06 persen (2012) dan
83,03 persen (2013).
Tabel 4.14. Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011-2013
APM berdasarkan Jenjang Pendidikan
2011
2012
2013
Nagan Raya
Nagan Raya
Nagan Raya
103,67
107,90
109,81
110,18
103,69
100,74
85,27
72,06
83,03
APM SD/MI
Jumlah
APM SMP/MTs
Jumlah
APM SMA/MA
Jumlah
Sumber: BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
BAB IV-31
d. Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni (APM) untuk tingkat sekolah dasar (SD/MI) di Kabupaten
Nagan Raya pada tahun 2011 sebesar 88,73 persen naik menjadi 94,02 persen
pada tahun 2012 dan pada yahun 2013 menurun menjadi 91,56 persen. APM
untuk jenjang pendidikan menengah pertama (SMP/MTsN) pada tahun 2011
sebesar 76,64 naik menjadi 84,09 pada tahun 2012 dan untuk tahun 2013
menurun menjadi 82,18. APM untuk
jenjang pendidikan menengah atas
(SMA/MA/SMK) pada tahun 2011 sebesar 65,21 persen meningkat menjadi 66,69
persen pada tahun 2012 dan tahun 2013 menurun 63,59 persen. Angka
Partisipasi tersebut pada umumnya lebih rendah daripada angka partisipasi
sekolah (kasar) seperti yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini terjadi karena ada
diantara kelompok umur tersebut bersekolah tidak sesuai jenjang pendidikan dan
umurnya. Seperti ada anak berumur 12 tahun yang telah duduk di bangku SLTP
atau sebaliknya, ada anak usia 13-14 tahun tetapi masih duduk dibangku sekolah
dasar, terdapat kecenderungan menurunnya Angka Partisipasi Sekolah pada
kelompok umur sekolah SD, SLTP dan SLTA. Hal tersebut terjadi baik pada anak
laki-laki maupun perempuan.
Tabel 4.15. Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Jenjang Pendidikan di
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011 – 2013
APM berdasarkan
2011
2012
Jenjang Pendidikan
Nagan Raya
Nagan Raya
2013
Nagan Raya
APM SD/MI
Jumlah
88,73
94,02
91,56
76,64
84,09
82,18
65,21
66,69
63,59
APM SMP/MTs
Jumlah
APM SMA/MA
Jumlah
Sumber: BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014
Jika dibandingkan dengan APM provinsi Aceh tahun 2009-2010, terlihat bahwa
APM Kabupaten Nagan Raya tingkat SD/MI, SLTP/MTs masih dibawah Provinsi
Aceh. Namun untuk tingkat SMA/MA, APM Kabupaten Nagan Raya masih lebih
tinggi dari APM Provinsi Aceh.
BAB IV-31
e. Angka Putus Sekolah
Angka Putus Sekolah yang mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah
tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan
tertentu sering digunakan sebagai ukuran dari tingkat pendidikan. Penduduk yang
putus sekolah / belum pernah sekolah menurut kelompok jenjang pendidikan
berbeda nyata pada tahun 2011. Pada jenjang sekolah dasar, persentase anak
usia sekolah yang putus sekolah sebesar 1,94 persem, sedangkan untuk jenjang
pendidikan SLTP membesar menjadi 2,16 persen. Anak putus sekolah untuk
jenjang pendidikan SLTA jauh lebih tinggi yaitu mencapai 18,81 persen.
4.7.2. Kesejahteraan Penduduk
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai suatu
indikator pembangunan manusia
menggambarkan kualitas hidup dari sisi kesehatan, pendidikan, dan daya beli. Berdasarkan
perhitungan dan penambahan rata-rata dari indeks harapan hidup, indeks tingkat pendidikan, dan
indeks pendapatan, maka IPM Kabupaten Nagan Raya mencapai 71,80 tahun 2011. Jika diukur dari
skala Internasional, angkat IPM tersebut termasuk IPM dalam kategori IPM menengah atas.
Selanjutnya, angka IPM yang dicapai tahun 2011 cenderung naik disbanding tahun sebelumnya
(2010) yang sebesar 69,18 (BPS), atau naik sebesar 2,62 poin. Meski demikian, perubahan yang
cenderung mendatar membuktikan bahwa percepatan pembangunan manusia di daerah ini masih
relative lamban.
Jika dilihat kondisi antar kecamatan, angka IPM cukup bervariasi yang menggambarkan tingkat
pencapaian pembangunan manusia di wilayah masing-masing. Nilai IPM berkisar antara 65,82 hingga
74,81. Paling tinggi adalah Kecamatan Kuala, dan paling rendah adalah Kecamatan Seunagan Timur.
Jika diurut berdasarkan skala internasional, tidak ditemui satu pun kecamatan yang termasuk dalam
kategori IPM tinggi (>80), kategori IPM rendah (IPM