2.1. KONDISI FISIK 2.1.1. Geografis dan Administrasi - DOCRPIJM 250dabedf1 BAB IIBAB II Gambaran Umum.compressed

2.1. KONDISI FISIK

2.1.1. Geografis dan Administrasi

  11. Panekan 64,23

  8. Ngariboyo 39,13

  12 42 210

  9. Plaosan 66,09

  15 67 374

  10. Sidorejo 39,16

  10 41 214

  12. Sukomoro 33,06

  17 68 340

  7. Magetan 21,41

  14 48 222

  13. Bendo 42,90 16 116 387

  14. Maospati 25,26

  15 63 288

  15. Karangrejo 15,15

  13 40 176

  14 62 307

  Kabupaten Magetan terletak di ujung Barat Propinsi Jawa Timur yang berbatasan

langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Magetan berada pada posisi 7 38’30”

LS (Lintang Selatan) dan 111 20’30” BT (Bujur Timur).

  Batas-batas administrasi Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut :

  1. Poncol 51,31

   Sebelah Utara : Kabupaten Ngawi  Sebeleh Timur : Kabupaten Madiun  Sebelah Selatan : Kabupaten Ponorogo (Jawa Timur) dan Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah)

   Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah) Secara administrasi, Kabupaten Magetan terdiri dari 18 Kecamatan dengan 235 desa. Luas Kabupaten Magetan mencapai 688,85 Km

  2 . Kecamatan Plaosan merupakan kecamatan terluas dengan luas 66,09 Km

  2 sedangkan Kecamatan Karangrejo dengan luas 15,15 Km

  2 merupakan kecamatan dengan luas terkecil. Berikut tabel pembagian administrasi Kabupaten Magetan.

Tabel 2.1. Pembagian Administrasi dan Luas Wilayah di Kab. Magetan No Kecamatan Luas (Km

  2 ) Jumlah Desa Rukun Warga Rukun Tetangga

  8 36 224

  6. Kawedanan 39,45

  2. Parang 71,64 13 106 294

  3. Lembeyan 54,85

  10 71 333

  4. Takeran 25,47

  12 39 191

  5. Nguntoronadi 16,71

  9 29 143

  20 72 332

2 No Kecamatan Luas (Km ) Jumlah Desa Rukun Warga Rukun Tetangga

  16. Karas 35,29

  11 39 206

  17. Barat 22,71

  14 45 204

  18. Kartoharjo 25,03

  12 51 204 Jumlah 688,85 235 1.035 4.640

  Sumber: Kebupaten Megetan Dalam Angka, 2012

2.1.2. Fisik Dasar

  A. Topografi Kondisi topografi Kabupaten Magetan bervariasi, dengan kedudukan terletak pada

ketinggian antara 25 sekitar 100 meter di atas permukaan air laut sekitar 14.334,19 Ha atau

  

(20,28%); ketinggian antara 100 sampai 500 meter di atas permukaan air laut sekitar

34.078,17 Ha (49,47% dari luas wilayah); sedangkan ketinggian 500 – 1000 meter di atas

permukaan air laut luasnya sekitar 11.206,60 Ha atau (16,27%); ketinggian di atas 1000

meter dpl luasnya 9.255,78 Ha atau (13,44%) dan menunjukkan keadaan yang bervariasi

yaitu kondisi landai sampai kondisi pegunungan. Wilayah yang datar, sebagian besar

terletak di Kecamatan Karangrejo dan Kartoharjo, Maospati, Bendo, Kawedanan, dan

Takeran. Wilayah bergelombang terletak di Kecamatan Panekan dan Poncol. Sedangkan

daerah yang terjal/perbukitan sebagian besar terletak di Kecamatan Plaosan.

  B. Jenis Tanah Sebagian besar wilayah Kabupaten Magetan terbentuk dari hasil gunung api kwarter

muda yang terdiri dari lereccia, tuff, dan lakiri yang mempunyai lapisan miring dan sejajar

dengan lereng. Sebagian lagi terdiri dari vulkanik, yang merupakan hasil perombakan dari

mineral yang lebih tua, yang terdiri dari lereccia, tuff, pairi, dan lava andesit, yang tersebar di

permukaan dengan komposisi mineral endapan vulkanik berbutir kasar. Jenis tanah yang

ada di Kabupaten Magetan terdiri dari:

  Wilayah utara : grumosol, alluvium dan hidrosol

   Wilayah timur : grumosol, latosol, mediteran, dan alluvium

   Wilayah selatan : mediteran, grumosol, dan andosol

   Wilayah barat : andosol dan latosol

   Wilayah tengah : mediteran dan grumosol

   C. Kemiringan dan Kedalaman Tanah Berdasarkan kondisi kemiringan tanah, wilayah Kabupaten Magetan terbagi atas : Kemiringan 0 – 2 % merupakan wilayah datar dengan luas 37.732,01 Ha atau

   54,77% dari luas wilayah Kabupaten; Kemiringan 2 – 15 % merupakan wilayah landai dengan luas 10.199,40 Ha atau

   14,81 % dari luas wilayah Kabupaten;

   Kemiringan 15 – 40 % merupakan wilayah bergelombang dengan luas 8.442,58 Ha atau 12,26% dari luas wilayah Kabupaten;

  1

   Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012

  26 November 2 137 7 148 Desember 1 278 15 508

  2

  82

  1

  26 Agustus - - - - September - - - - Oktober

  2

  82

  75 July

   Kemiringan 40 % merupakan wilayah bergelombang dengan luas wilayah 12.509,47 Ha atau 18,16 % dari luas wilayah Kabupaten. Sedangkan dari segi kedalaman tanah, maka dominasi efektif tanah kurang dari 30

cm yang tercatat seluas 28.171,46 Ha atau sekitar 40,90 % dari luas wilayah Kabupaten

  3

  97 Juni 1 112

  5

  Januari 1 152 7 171 Februari 1 105 12 258 Maret 1 231 14 373 April 1 162 13 358 Mei 1 105

  

(mm)

Rata-Rata curah Hujan/Bulan (mm) Jumlah Hari Hujan (hh)

   Curah Hujan Terkecil (mm) Curah

Hujan

Terbesar

Tabel 2.2. Banyaknya Curah Hujan Terbesar dan Terkecil serta Rata-rata Curah Hujan Bulan

  D. Klimatologi Kabupaten Magetan terbagi dalam 2 musim, yaitu musim penghujan dan musim

kemarau. Kabupaten Magetan memiliki iklim tropis dengan suhu antara 18,250C sampai

dengan 31,450C. Curah hujan yang turun mencapai 1.481 – 2.345 mm per tahun di dataran

tinggi dan 876 – 1.551 mm per tahun di dataran rendah. Jumlah hari hujan dan curah hujan

terbanyak jatuh pada bulan Desember dengan rata-rata curah hujan adalah 278 mm/bulan.

Keadaan curah hujan dan hari hujan di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada tabel berikut.

  

Magetan dan terletak pada Kecamatan Poncol, Parang, Lembeyan, Kawedanan, Magetan,

Bendo, Plaosan, Panekan, Sukomoro. Sedangkan efektif tanah lebih dari 90 cm luasnya

sekitar 5.027 Ha atau 7,30 % dari luas kabupaten dan terdapat di Kecamatan Takeran,

Sukomoro, Maospati, Kartoharjo, dan Karangrejo.

  E. Hidrologi Kabupaten Magetan banyak sekali memiliki sumber air tanah yang masih aktif,

sehingga pada catchment dari beberapa sumber mata air tersebut banyak dimanfaatkan

  

oleh masyarakat untuk pertanian. Adapun sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten

Magetan ada 8 sungai, seperti disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2.3. Nama dan Panjang Sungai di Kabupaten Magetan No Kecamatan Nama Sungai Panjang (Km)

  1. Plaosan, Poncol, Magetan, Sukomoro, Benso, Jiwan, Gandong 138,10 Mangunrejo

  2. Poncol, Plaosan, Magetan, Kawedanan, Takeran Bringin 56,30

  3. Sukomoro, Bendo, Maospati, Jiwan, Mangunrejo Semawur 47,10

  4. Jiwan, Barat, Kwadungan Ngelang 43,10

  5. Maospati, Jiwan, Barat, Kwadungan Ulo 35,00

  6. Sukomoro, Karangrejo, Barat, Geneng, Kwadungan Purwodadi 124,60

  7. Karangrejo, Barat, Geneng Jungke 27,50

  8. Panekan, Sukomoro, Karangrejo, Paron, Ngawi Tinil 71,90

  Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012

2.2. Penggunaan Lahan

  Secara umum, penggunaan lahan di Kabupaten Magetan terdiri dari tanah sawah,

dan tanah kering. Luas tanah sawah mencapai 28.297,24 Ha, sedangkan lahan kering

terbagi atas lahan pertanian dengan luas 16.841,27 Ha dan lahan non pertanian dengan

luas 23.746,23 Ha.

Tabel 2.4. Luas Wilayah Menurut Tanah sawah dan Tanah Kering 2011 Tanah kering

  No Kecamatan Tanah Sawah Jumlah Lahan Non Pertanian Pertanian

  1. Poncol 647,26 2.850,72 1.632,66 5.130,64

  2. Parang 1.840,40 3.064,60 2.259,47 7.164,47

  3. Lembeyan 2.603,31 1.382,51 1.498,79 5.484,61

  4. Takeran 1.359,52 354,16 832,24 2.545,92

  5. Nguntoronadi 1.083,56 193,00 394,94 1.671,50

  6. Kawedanan 2.088,80 985,71 869,99 3.944,50

  7. Magetan 1.289,00 97,46 754,78 2.141,24

  8. Ngariboyo 1.790,26 1.274,73 848,39 3.913,38

  9. Plaosan 1.188,00 1.735,25 3.686,18 6.609,43

  10. Sidorejo 915,00 689,43 2.311,04 3.915,47

  11. Panekan 2.501,79 984,59 2.936,56 6.422,94

  12. Sukomoro 1.917,75 769,83 617,74 3.305,32

  13. Bendo 1.345,00 1.002,00 1.943,00 4.290,00

  14. Maospati 1.286,00 335,01 904,98 2.525,99

  15. Karangrejo 912,99 105,90 496,38 1.515,27

  16. Karas 2.033,00 692,80 802,78 3.528,58

  17. Barat 1.568,00 185,77 518,71 2.272,48 1.927,60 137,80 137,80 2.503,00

  18. Kartoharjo Jumlah 28.297,24 16.841,27 23.746,23 68.884,74

  Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012

Gambar 2.1. Grafik Prosentase Luas Wilayah Menurut Tanah sawah dan Tanah Kering

  Penggunaan lahan pertanian bukan sawah terdiri dari tegal/kebun, perkebunan,

hutan rakyat, kolam dan penggunaan lai. Penggunaan lahan pertanian didominasi oleh

tegal/ kebun dengan luas mencapai 14.105,52 Ha atau sekitar 84% dari keseluruhan

penggunaan lahan pertanian. Penggunaan lahan pertanian berupa tegal/ kebun tersebar di

seluruh wilayah Kabupaten Magetan.

Tabel 2.5. Luas Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Penggunaanya 2011 Tegal/ Hutan

  

No Kecamatan Perkebunan Kolam Lainnya Jumlah

Kebun Rakyat

  1. Poncol

  • 2.337,70 513,02 2.850,72
  • 2.102,01 7,00 955,59 3.064,60

  2. Parang

  3. Lembeyan 647,12 - 399,62 335,77 1.382,51

  • 353,38 0,78 354,16

  4. Takeran 1,00 118,00 193,00 - - 74,00

  5. Nguntoronadi 985,71 - - 985,71 - -

  6. Kawedanan 97,46 - - - 97,46 -

  7. Magetan

  • 8. Ngariboyo 1.274,73 - - - 1.274,73
  • 1.735,00 - 0,25 1.735,25 -

  9. Plaosan

  10. Sidorejo 689,43

  • 689,43 -
  • 609,57 374,77 0,25 984,59

  11. Panekan

  12. Sukomoro

  • 769,83

  769,83 - - -

  • 1.002,00

  1.002,00

  13. Bendo

  14. Maospati 315,19 - 18,30 1,52 1,52 335,01

  • 97,70 0,70 7,50 7,50 105,90

  15. Karangrejo

  16. Karas 692,80

  • 692,80

  184,09 - - 185,77 - -

  17. Barat 137,80 - 1,68 - 137,80 -

  18. Kartoharjo Jumlah 14.105,52 0,70 792,69 10,96 1931,40 16.841,27

  Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012

Gambar 2.2. Grafik Prosentase Luas Lahan Pertanian Bukan Sawah

  Sedangkan penggunaan lahan non pertanian di Kabupaten Magetan, terdiri dari

rumah/ bangunan dan halaman, hutan negara, dan penggunaan lainnya. Dari jenis

penggunaan lahan tersebut, sebagian besar penggunaan lahan non pertanian merupakan

  

rumah/ bangunan dan halaman dengan luas mencapai 12.145,39 Ha atau sekitar 51% dari

keseluruhan penggunaan lahan non pertanian.

  11. Panekan 948,98 1.820,40 167,18 2.936,56

   Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012

  Jumlah 12.145,395 8.947,39 2.653,45 23.746,23

  18. Kartoharjo 318,38 - 119,30 43 7,60

  17. Barat 399,23 - 119,48 518,71

  16. Karas 666,61 - 136,17 802,78

  15. Karangrejo 442,43 - 53,95 496,38

  14. Maospati 841,65 - 63,33 904,98

  13. Bendo 1.605,00 - 338,00 1.943,00

  12. Sukomoro 467,07 - 150,67 617,74

  10. Sidorejo 490,79 1.730,00 90,25 2.311,04

Tabel 2.6. Luas Lahan Non Pertanian Menurut Penggunaanya 2011 No Kecamatan

  9. Plaosan 682,99 2.901,19 102,00 3.686,18

  8. Ngariboyo 685,30 - 163,09 848,39

  7. Magetan 624,58 - 130,20 754,78

  6. Kawedanan 687,53 - 182,46 869,99

  5. Nguntoronadi 352,94 - 42,00 394,94

  4. Takeran 677,07 - 155,17 832,24

  3. Lembeyan 826,88 445,00 226,91 1.498,79

  2. Parang 1.283,36 703,00 273,11 2.259,47

  1. Poncol 144,68 1.347,80 140,18 1.632,66

  Rumah/ Bangunan Hutan Negara Lainnya Jumlah

Gambar 2.3. Grafik Prosentase Luas Lahan Non Pertanian Menurut Penggunaanya

2.3. Daerah Rawan Bencana Alam

A. Titik-Titik Lokasi Aliran Lahar

  Kabupaten Magetan merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang

terletak di kaki Gunung Lawu. Selain itu endapan batuan volkanik Kwarter juga ditempati

oleh gununggunung lain yang berada di Kabupaten Magetan seperti Gunung Lumpang,

Gunung Bulusungsang, Gunung Banyuurip, Gunung Puntukpelok, Gunung Sidoramping,

Gunung Jobolarangan, Gunung Cemoropenganten, sedangkan Gunung Blego dan Gunung

Butak di daerah perbatasan Kabupaten Magetan dengan Kabupaten Wonogiri tepatnya di

Kecamatan Poncol. Keberadaan Gunung Bancak dan Gunung Bungkuk di Kecamatan

Parang mewakili batuan gunung api pada jaman Tersier. Gunung Lawu merupakan jenis

gunungapi Kwarter yang sudah tidak aktif atau dalam fase istirahat. Oleh sebab itu, bahaya

yang dapat ditimbulkan dengan keberadaan gununggunung tersebut adalah aliran lahar.

Aliran lahar merupakan hasil rombakan batuan dan tanah yang berasal dari gunungapi

tersebut. Bahan rombakan tersebut diangkut ke bawah melalui aliran sungai yang

mempunyai hulu di gunung-gunung tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan, aliran sungai

yang mengalir ke arah timur laut merupakan sungai yang banyak membawa aliran lahar dari

Gunung Lawu. Sedangkan aliran sungai yang mengalir ke arah tenggara, selatan, dan timur

tidak banyak membawa hasil rombakan dari Gunung Lawu.

Tabel 2.7. Titik-titik Lokasi Bencana Aliran Lahar lewat Media Sungai No Lokasi

  1. Kali Gonggang, Desa Tunggur, Kecamatan Lembeyan

  2. Kali Gonggang Kecamatan Poncol dan Kecamatan Parang Gunung Bancak, Kecamatan Parang, Kecamatan Lembeyan, dan 3. Kecamatan Kawedanan

  4. Perpotongan Sungai Trinil, Desa Taji, Kecamatan Sukomoro

  5. Jembatan Ginuk, Desa Ginuk, sungai Trinil, Kecamatan Sukomoro

  6. Jembatan Sedran, Kali Trinil, Desa Sedran, Kecamatan Panekan

  7. Kali Trinil Kecamatan Karas

  8. Kali Ginik, Desa Ginuk, Kecamatan Karas

  9. Jembatan Melangsri, Kali Catur, Desa Melangsri, Kecamatan Panekan

   Sumber : RTRW Kabupaten Magetan, 2011 Selain aliran lahar yang melewati kanal sungai, juga terjadi aliran sedimen yang

materialnya berasal dari rombakan material gunung api kwarter maupun tersier yang dapat

langsung meluncur ke bawah sehingga mengancam penggunaan lahan yang ada di

bawahnya. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan ditemukan empat titik lokasi yang

rawan terhadap bencana aliran sedimen.

Tabel 2.8. Titik-titik Lokasi Bencana Aliran Sedimen No Lokasi

  1. Jalan menuju air terjun Tirtosari

  2. Jalan tepi Telaga Sarangan

  3. Utara Gunung Blego, Desa Sombo, Kecamatan Poncol

  4. Gunung Blego, Desa Sombo, Kecamatan Poncol

  Sumber : RTRW Kabupaten Magetan, 2011

B. Titik-titik Lokasi Bencana Tanah Longsor

  Sebagian besar wilayah Kabupaten Magetan adalah wilayah yang rawan tanah

longsor. Hal tersebut disebabkan karena kondisi topografi sebagian besar wilayah

Kabupaten Magetan adalah pegunungan dengan kontur yang cukup rapat sehingga wajar

apabila bencana tanah longsor lebih intens terjadi di kabupaten tersebut. Berdasarkan hasil

analisis parameter bencana tanah longsor, kawasan sebelah barat Kabupaten Magetan

mempunyai potensi longsor paling besar dibandingkan wilayah timur. Semakin ke barat,

potensi longsornya semakin kecil. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan ditemukan 13

titik lokasi tanah longsor di Kabupaten Magetan yang terbagi menjadi 3 jenis gerakan tanah,

yaitu rock fall, sliding (translational/ rational), dan debris flow.

Tabel 2.9. Titik-titik Lokasi Bencana Tanah Longsor

  

No Lokasi Jenis Gerakan Tanah

  1. Jalan menuju Sarangan Rock fall

  

2. Jalan menuju Air Terjun Tirtosari, Desa Ngluweng, Kecamatan Plaosan Sliding (translational/rational)

  3. Jalan menuju Air Terjun Tirtosari, Desa Ngluweng, Kecamatan Plaosan Debris flow

  4. Jalan menuju Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncol Rotational sliding

  5. Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncol Rock fall

  6. Jalan menuju Desa Genilangit, Kecamatan Poncol Rotational sliding

  7. Desa Trosono, Kecamatan Parang Rotational sliding

  8. Lereng tegak di kawasan Gunung Blego Rock fall

  9. Tepi jalan Telaga Wahyu Rotational sliding

  10. Tepi jalan Cemorosewu Rock fall

  11. Tepi jalan Tawangmangu-Sarangan Rock fall

  12. Tikungan jalan Sarangan Rotational sliding

  

13. RPH Campurejo, Desa Jabung Rotational sliding, rock fall

Sumber : RTRW Kabupaten Magetan, 2011

C. Titik-titik Lokasi Bencana Banjir

  Banjir merupakan peristiwa alam yang terjadi karena kanal alami (sungai) tidak

mampu menampung aliran volume air. Kecamatan di Kabupaten Magetan yang sering

mengalami bencana banjir adalah Kecamatan Kartoharjo, Kecamatan Barat, Kecamatan

Takeran, dan Kecamatan Bendo. Pada tabel berikut dapat dilihat sungai-sungai hasil

pengamatan lapangan di Kabupaten Magetan yang menyebabkan terjadinya banjir di

sebagian wilayah di kabupaten.

Tabel 2.10. Titik-Titik Lokasi Bencana Banjir No Lokasi

  1. Kali Kanal, Desa Pencol, Kecamatan Kartoharjo

  2. Kali Watu, Desa Jeruk, Kecamatan Kartoharjo

  3. Kali Madiun, Desa Kerang, Kecamatan Takeran

  4. Kali Ngelang, Desa Ngelang, Kecamatan Karangmojo

   Sumber : RTRW Kabupaten Magetan, 2011 Sebagian besar bencana alam banjir terjadi di kecamatan-kecamatan yang terletak

di daerah hilir. Bencana alam tersebut disebabkan karena kondisi penggunaan lahan di

daerah hulu yang sudah rusak ditambah lagi kondisi topografi dengan kemiringan

permukaan lahan yang terjal membuat air hujan tidak bertahan sehingga menimbulkan

fluktuasi debit aliran yang tidak menguntungkan. Di dalam musim penghujan aliran sungai

berlimpah namun hanya berlangsung dalam waktu yang relatif pendek, sehingga banjir air

terjadi di daerah hilir. Pada musim kemarau aliran sungai-sungai sangat kecil bahkan kering.

Sebagian besar, sungai-sungai penyebab banjir di Kabupaten Magetan sudah ditanggul.Hal

tersebut menyebabkan banjir sudah jarang terjadi. Hanya ada sebagian kecil sungai di

kabupaten tersebut yang belum ditanggul sehingga masih menyebabkan banjir seperti Kali

Bringin di Desa Pencol.

D. Titik-titik Lokasi Bencana Kekeringan Lahan

  Kekeringan lahan merupakan salah satu bencana alam yang disebabkan oleh

daerah tersebut kekurangan suplai air permukaan baik dalam bentuk sungai maupun

saluran irigasi. Kekeringan lahan di daerah tersebut dapat ditanggulangi dengan adanya

suplai air dari daerah lain. Suplai air dari daerah lain dapat dilakukan dengan melakukan

pemboran air tanah atau pengambilan air bawah tanah. Ada beberapa faktor penyebab

kekeringan lahan. Faktor-faktor tersebut adalah keterbatasan aliran permukaan (sungai dan

irigasi), keterbatasan mata air, dan curah hujan kecil.

  Berdasarkan hasil studi Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Magetan,

sebagian besar Kabupaten Magetan termasuk dalam klas kekeringan lahan rendah dan

tinggi. Hanya sebagian kecil saja dari wilayah Kabupaten Magetan yang termasuk dalam

klas kekeringan lahan. Luasnya wilayah Kabupaten Magetan yang masuk dalam kriteria

kelas kekeringan lahan tinggi disebabkan karena kerusakan di daerah catchment area yang

cukup parah. Penggundulan hutan banyak terjadi di daerah-daerah atas seperti di Gunung

Lawu atau gunung-gunung lainnya seperti Gunung Blego, Gunung Bancak. Berdasarkan

hasil analisis, kecamatan di Kabupaten Magetan yang termasuk dalam klas kekeringan

lahan rendah adalah Kecamatan Barat, Kecamatan Bendo, Kecamatan Karas, Kecamatan

  

Karangrejo, Kecamatan Kartoharjo, Kecamatan Lembeyan, Kecamatan Maospati,

Kecamatan Panekan, Kecamatan Sukomoro, Kecamatan Nguntoronadi, Kecamatan Poncol,

Kecamatan Plaosan, dan Kecamatan Kawedanan.

Tabel 2.11. Desa-Desa di Kabupaten Magetan yang Masuk Klas Kekeringan Lahan Rendah

  

No Kecamatan Nama Desa Jumlah Desa

Jonggrang, Rejomulyo, Blaran, Bangunsari, Mangge,

  1 Barat Ngumpul, Manjung, Panggung, Klagen, Tebon, Purowdadi,

  14 Karangsono, Bogorejo, Banjarejo Carikan, Pingkuk, Kinandang, Bulak, Tegalarum, Lemahbang,

  2 Bendo

  10 Keledokan, Soco, Dukuh, Kleco

Baluk, Kauman, Maron, Patihan, Keras Kulon, Gebyog,

  3 Karangrejo Kauman, Grabahan, Prampelan, Karangrejo, Pelem,

  15 Sambirembe, Manisrejo, Gondang, Mantren Sumursongo, Sobontoro, Temboro, Geplak, Jungke,

  4 Karas

  6 Temenggungan Bayem Taman, Bayem Wetan, Karangmoj, Jeruk, Gunungan,

  5 Kartoharjo Jajar, Mrahu, Ngelang, Kartoharjo, Klurahan, Pencol,

  12 Sukowidi Sampung, Giripurno, Kawedanan, Tulun, Rejosari,

  6 Kawedanan Karangrejo, Pojok, Ngunut, Ngadirejo, Sugihrejo, Bogem,

  12 Selorejo

  7 Lembeyan Tunggur, Dukuh, Kediren, Lembeyan Wetan, Lembeyan Kulon

  5 Sumberejo, Suratmajan, Ronowijayan, Pandeyan,

Klagengambiran, Sempol, Kraton, Ngujung, Suratmajan,

8 Maospati

  16 Malan, Mranggen, Tanjungsepreh, Gulun, Sugihwaras, Maospati, Pesu

  9 Nguntoronadi Kenongomulyo, Semen, Gorang-Gareng, Driyorejo, Simbatan,

  9 Sukowidi, Purworejo, Nguntoronadi, Petungrejo

  10 Panekan Sukowidi, Ngiliran, Jabung

  3

  11 Parang Mategal

  1 Sarangan, Ngancar, Getasanyar, dadi, Plumpung, Sidomulyo,

  12 Plaosan

  10 Rendugede, Bogoarum, Bulugunung, Pacalan

  13 Poncol Genilangit, Gonggang

  2

  14 Sukomoro Kembangan, Tinap, Bulu, Tamanan

  4 Waduk, Kiringan, Jomblang, Takeran, Sawojajar, Kuwonharjo,

  15 Takeran

  12 Kepuhrejo, Kerik, Kerang, Madigondo, Tawangrejo, Duyung Sumber : RTRW Kabupaten Magetan, 2011

  Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Magetan yang masuk dalam klas kekeringan

lahan sedang adalah Kecamatan Bendo, Kecamatan Karas, Kecamatan Ngariboyo,

Kecamatan Lembeyan, Kecamatan Panekan, Kecamatan Parang, Kecamatan Poncol,

Kecamatan Plaosan.

Tabel 2.12. Desa-Desa di Kabupaten Magetan yang Masuk Klas Kekeringan Lahan Sedang

  

No Kecamatan Nama Desa Jumlah Desa

  1 Bendo Belotan, Tanjung, Bulugledek

  3

  2 Karas Karas

  1

  3 Lembeyan Krowe, Nguri, Kedungpanji

  3

  4 Ngariboyo Ngariboyo

  1

  

No Kecamatan Nama Desa Jumlah Desa

Rejomulyo, Banjarejo, Tapak, Sambersawit,

  5 Panekan Sumberdodol, Manjung, Tanjungsari,

  10 Milangsri, Bedagung, Turi

  6 Parang Sundul, Krajan

  2 Plaosan, Puntukdoro, Sidorejo, Durenan,

  7 Plaosan Sendangagung, Buuharjo, Nitikan,

  9 Sidomukti, Sumberagung Cileng, Janggan, Poncol, Plangkrongan,

8 Poncol

  6 Alastuwo, Sombo Sumber : RTRW Kabupaten Magetan, 2011

  Kecamatan di Kabupaten Magetan yang termasuk dalam klas kerawanan kekeringan

lahan tinggi adalah kecamatan-kecamatan yang terletak di wilayah timur dan selatan

Kabupaten Magetan yang merupakan dominan merupakan dataran rendah. Kecamatan-

kecamatan tersebut adalah Kecamatan Bendo, Kecamatan Karas, Kecamatan Kawedanan,

Kecamatan Lembeyan, Kecamatan Magetan, Kecamatan Ngariboyo, Kecamatan Panekan,

Kecamatan Parang, Kecamatan Sukomoro.

Tabel 2.13. Desa-Desa di Kabupaten Magetan yang Masuk Klas Kekeringan Lahan Tinggi No Kecamatan Nama Desa Jumlah Desa

  1. Bendo Bendo, Duwet, Sentren

  3

  2. Karas Botok, Kuwon, Taji, Ginuk

  5 Mangunrejo, Balerejo, Tladan,

  3. Kawedanan Ngentep, Genengan, Garon,

  8 Mojorejo, Jambangan

  4. Lembeyan Tapen, Pupus

  2 Kalang, Campusari, Sambirobyong, Tawanganom,

  5. Magetan Selosari, Candirejo, Kepolorejo,

  10 Ringinagung, Sukowinanggun, Kebonagung Banjarejo, Sumberdukun, Selopanggung, Pendem,

  6. Ngariboyo

  9 Banyudono, Banjarpanjang, Selotinatah, Baleasri, Bangsri Widorokandang, Sidokerto,

  7. Panekan Terung, Panekan, Cepoko,

  7 Wates, Sidowayah, Jokerto, Ngaglik, Parang, Ngunut, Pragak, Parang, Trosono,

  8. Parang

  11 Sayutan, Nglopang, Bungkuk, Alastuwo

  9. Sukomoro Bibis

  1 Sumber : RTRW Kabupaten Magetan, 2011

2.4. Kependudukan

A. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

  89.70

  11 Panekan 27,288 28,798 56,086

  94.76

  12 Sukomoro 16,498 18,144 34,642

  90.93

  13 Bendo 19,501 21,473 40,974

  90.82

  14 Maospati 22,098 24,635 46,733

  95.52

  15 Karangrejo 12,887 13,492 26,379

  10 Sidorejo 14,025 14,472 28,497

  16 Karas 15,939 16,730 32,669

  95.27

  17 Barat 15,792 17,391 33,183

  90.81

  18 Kartoharjo 12,766 13,610 26,376

  93.80 Jumlah 335,956 358,082 694,038

  93.82 Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012

  96.91

  Jumlah penduduk keseluruhan di Kabupaten Magetan Tahun 2011 yaitu sebanyak

694.038 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari penduduk laki-laki sejumlah 335.956 jiwa atau

sekitar 48 % dari jumlah penduduk keseluruhan, sedangkan jumlah penduduk perempuan,

mencapai 358.082 jiwa atau sekitar 52 % dari jumlah penduduk keseluruhan.

  Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Panekan yaitu mencapai 56.086

jiwa. Wilayah yang memiliki jumlah penduduk terendah ialah Kecamatan Nguntoronadi

dengan jumlah penduduk sekitar 23.898 jiwa.

  4 Takeran 19,095 20,135 39,230

Tabel 2.14. Jumlah Penduduk Kabupaten Magetan Tahun 2011 No Kecamatan

  Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah Penduduk (jiwa) Sex Ratio

  1 Poncol 14,962 15,317 30,279

  97.68

  2 Parang 22,346 23,619 45,965

  94.61

  3 Lembeyan 19,778 21,473 41,251

  92.11

  94.83

  9 Plaosan 26,474 27,147 53,621

  5 Nguntoronadi 11,640 12,258 23,898

  94.96

  6 Kawedanan 22,347 23,863 46,210

  93.65

  7 Magetan 22,730 24,952 47,682

  91.09

  8 Ngariboyo 19,790 20,573 40,363

  96.19

  97.52

Gambar 2.4. Grafik Perbandingan Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan

  3 Lembeyan 54.85 41,251 752

  9 Plaosan 66.09 53,621 811

  8 Ngariboyo 39.13 40,363 1032

  7 Magetan 21.41 47,682 2227

  6 Kawedanan 39.45 46,210 1171

  5 Nguntoronadi 16.71 23,898 1430

  4 Takeran 25.47 39,230 1540

  2 Parang 71.64 45,965 642

Gambar 2.5. Grafik Jumlah Penduduk

  1 Poncol 51.31 30,279 590

  2 ) Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk (jiwa/Km 2 )

Tabel 2.15. Kepadatan Penduduk Kabupaten Magetan Tahun 2011 No Kecamatan Luas (Km

  

2

.

  2 . Sedangkan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk terendah ialah Kecamatan Poncol, yaitu sekitar 590 jiwa/Km

  Jika ditinjau berdasarkan tingkat kepadatan penduduk, Kecamatan Magetan

merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi, yaitu mecapai 2.227

jiwa/Km

  10 Sidorejo 39.16 28,497 728

  No Kecamatan Luas (Km

  2 ) Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk (jiwa/Km 2 )

  11 Panekan 64.23 56,086 873

  12 Sukomoro 33.06 34,642 1048

  13 Bendo 42.9 40,974 955

  14 Maospati 25.26 46,733 1850

  15 Karangrejo 15.15 26,379 1741

  16 Karas 35.29 32,669 926

  17 Barat 22.71 33,183 1461

  18 Kartoharjo 25.03 26,376 1054 Jumlah 688.85 694,038 1008

   Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012

Gambar 2.6. Grafik Kepadatan Penduduk

  B. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Mayoritas penduduk Kabupaten Magetan bermata pencaharian dalam sektor

pertanian. Hal tersebut sesuai dengan keberadaan lahan pertanian yang masih luas,

sehingga sebagian besar penduduk memilih bidang pertanian sebagai mata pencaharian,

khususnya pada wilayah perdesaan. Selain itu, cukup banyak penduduk yang bekerja pada

sektor perdagangan, hotel, dan rumah makan.

  13.82

Gambar 2.7. Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

  Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012

  0.28 Jumlah 452,599 100.00

  10 Lain-lain 1,261

  9.47

  9 Jasa sosial kemasyarakatan 42,848

  0.39

  8 Keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan 1,784

  1.48

  7 Angkutan dan Komunikasi 6,720

  6 Perdagangan, Hotel, dan Rumah Makan 62,556

Tabel 2.16. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No Sektor Lapangan Kerja Jumlah (jiwa) Prosentase

  2.89

  0.13 5 konstruksi 13,075

  4 Listrik, gas, air minum 591

  8.22

  3 Industri Pengolahan 37,212

  0.01

  63

  2 Pertambangan dan Penggalian

  63.30

  1 Pertanian 286,489

  (%)

  C. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Penduduk Kabupaten Magetan terdiri dari berbagai pemeluk agama, meliputi Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan pemeluk agama lain.

Tabel 2.17. Jumlah Penduduk menurut Agama 2011 No Kecamatan Islam

  Kristen Protestan Kristen Katolik Hindhu Budha Lain- lain Jumlah

  Sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa-jasa

merupakan sektor-sektor yang memberikan kontribusi cukup besar bagi PDRB Kabupaten

Magetan, yaitu sebesar 76,51 persen pada tahun 2011. Sektor pertanian memberikan nilai

tambah bruto sebesar Rp. 2,471 tnliun atau 29,85 persen, sektor perdagangan, hotel dan

restoran dengan nilai bruto sebesar Rp. 2,248 trilun atau sebesar 27,15 persen, dan sektor

jasa-jasa dengan nilai tambah bruto Rp. 1,615 trliun atau sekitar 19,51 persen. Sektor

dengan kontribusi paling kecil yaitu sektor pertambangan dan penggaiian sebesar 0,51

persen serta sektor listrik, gas dan air sebesar 0,97 persen.

  Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kabupaten

Magetan berturut-turut tahun 2009-2010 adalah Rp.7,383 triliun dan Rp.8.278 triliun. PDRB

tahun 2011 mengalami peningkatan dari tahun 2010, yaitu sekitar 12,13 persen.

   Sumber: Kabupaten Magetan Dalam Angka, 2012

  5 61 - - - 26.936 Jumlah 686.153 55.013 5.572 759 651 84 784.232

  18 Kartoharjo 26.870

  17 Barat 33.013 123 32 - 6 - 33.174

  13 2 - - - 37.033

  16 Karas 37.018

  15 Karangrejo 23.182 338 115 - - - 23.635

  35 71 - 43.850

  14 Maospati 43.300 208 236

  13 Bendo 53.337 120 7 - - 53.464

  12 Sukomoro 34.503 165 - - - 34.668

  89 66 - 16 - 66.033

  11 Panekan 65.862

  10 Sidorejo - - - - - - -

  43 84 107.180

  9 Plaosan 53.590 52.384 489 590

  8 Ngariboyo 39.907 33 - - - - 39.940

  7 Magetan 49.847 876 3.925 114 58 - 54.820

  20 5 - 46.831

  6 Kawedanan 46.192 55 559

  36 6 - - - 20.554

  5 Nguntoronadi 20.512

  4 Takeran 39.970 138 55 - - - 40.163

  3 Lembeyan 41.385 25 - - 39 - 41.449

  2 Parang 48.089 294 - - 41 - 48.424

  1 Poncol 29.576 111 19 - 372 - 30.078

2.5. Perekonomian

A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Tabel 2.18. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Magetan Sektor/Sub Sektor 2009 2010 2011 No

  1

  2

  3

  4

1 Pertanian 2.027.577,80 2.234.119,58 2470.674,99

  

a. Tanaman Bahan Panganan 1.420.215,81 1.569.448,04 1.708.340,00

  

b. Tanaman Perkebunan 221.079,43 234.322,10 267.084,35

  

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 341.344,71 375.877,98 431.101,56

  

d. Kehutanan 41.589,28 50.817,71 60.045,84

  

e. Perikanan 3.348,37 3.655,75 4.103,23

2 Pertambangan dan Penggalian 36.899,83 39.254,03 42.050,23

  

a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00

  

b. Pertambangan Tanpa Migas 0,00 0,00 0,00

  

c. Penggalian 36.899,83 39.254,03 42.050,23

3 Industri Pengolahan 564.820,44 638.027,70 709.081,54

  

a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00

  • - Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00

  • - Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00

  

b. Industri Tanpa Migas 564.820,44 636.027,70 709.081,54

  • - Makanan, Minuman dan Tembakau 364.444,84 410.960,27 460.707,02

  • - Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 65.017,62 73.772,07 82.849,72

  • - Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 55.885,40 62.375,46 68.004,25

  • - Kertas dan Barang Cetakan 3.709,37 4.088,91 4.489,72

  • - Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 1.402,55 1.490,25 1.580,01

  • - Semen dan Barang Galian Bukan Logam 72.280,31 81.092,20 88.966,98

  • - Logam Dasar Besi dan Baja 0,00 0,00 0,00

  • - Alat Angkutan Mesin dan Peralatannya 1.513,92 1.641,05 1.800,42

  • - Barang Lainnya 566,43 607,47 663,42

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 63.770,62 72.879,69 80.634,06

  

a. Listrik 50.367,72 54.116,20 60.337,50

  

b. Gas 0,00 0,00 0,00

  

c. Air Bersih 13.402,91 18.763,49 20.296,55

  5 Bangunan 424.413,64 498.663,91 569.440,10

  6 Perdagangan, Hotel & Restoran 1.683.446,89 1.956.193,05 2.247.737,17

  

a. Perdagangan Besar dan Eceran 1.369.244,76 1.593.935,67 1.836.734,20

  

b. Hotel 53.232,99 58.882.52 63.368,10

  

c. Restoran 260.969,14 304.094,86 347.635,57

7 Pengangkutan dan Komunikasi 152.664,84 167.713,34 188.045,93

  

a. Pengangkutan 113.547,86 120.536,02 132,628,68

  • - Angkutan Rel 966,18 1.186,70 1.418,47

  • - Angkutan Jalan Raya 106.312,12 112.250,94 123,040,14

  • - Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00

  • Angkutan Sungai, Danau & 0,00 0,00 0,00 Penyeberangan

    - Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00

  • - Jasa Penunjang Angkutan 6.269,57 7.098,37 8.170,07

  

b. Komunikasi 39.116,98 47.177,32 55.417,25

  Sektor/Sub Sektor 2009 2010 2011 No

  1

  2

  3

  4

  • Pos dan Telekomunikasi 35.415,59 42.750,31 50.172,40
  • Jasa Penunjang Komunikasi 3,701,38 4.427,01 5.244,66

  Keuangan, Persewaan dan Jasa

8 283,193,83 316,642,49 355,093,67

Perusahaan a. Bank 101,536,38 113,860,94 127,621,72

  b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 40.806,06 46,899,46 66,779,06

  c. Jasa Penunjang Keuangan 458,69 499,14 543,46

  d. Sewa Bangunan 116,140,98 126,870,56 139,997,90

  e. Jasa Perusahaan 25.253,70 28,412,40 31,161,76

9 Jasa-jasa 1.336.481,06 1,460,486,19 1,616,442,72

  a. Pemerintah Umum 1,001,623,87 1,074,802,44 1,184,137,30

  • Administrasi Pemerintah & Pertahankan 1,001,623,87 1,074,802,44 1,184,137,30
  • Jasa Pemerintah Lainnya 0,00 0,00 0,00

  b. Swasta 334,867,18 385,683,76 431,306,43

  • Sosial Kemasyarakatan 67,902,31 66,813,06 72,683,93
  • Hiburan & Rekreasi 34,682,77 42,740,07 49.173,38
  • Perorangan & Rumah tangga 242,292,11 277,130,63 309,446,12

  

PDRB DENGAN MIGAS 6.573.268,75 7.382.599,98 8.278.181,32

PDRB TANPA MIGAS 6.573.268,75 7.382.599,98 8.278.181,32

Sumber: Produk Domestik Regional Bruto (PDRD )Kabupaten Magetan, 2012

Gambar 2.8. Grafik Distribusi PDRB ADHB

B. Pertumbuhan Ekonomi

  Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2011

mencapai Rp.3,473 triliun, sedangkan pada tahun 2010 sebesar Rp.3,271 triliun. Kondisi

tersebut mengindikasikan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan, yaitu

sekitar 6,16 persen.

  Pada tahun 2011, semua sektor mengalami pertumbuhan dengan nilai yang

bervariasi pada masing-masing sektor. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor

perdagangan, hotel dan restoran, yaitu mencapai 9,50 persen. Selain itu, sektor yang

  

mengalami pertumbuhan cukup tinggi ialah sektor pengangkutan dan komunikasi, sebesar

8,78 persen serta sektor keuangan, persewaan, jasa usaha sebesar 7,61%. Sedangkan

sektor yang mengalami pertumbuhan dengan nilai terendah ialah sektor pertambangan dan

penggalian dengan nilai pertumbuhan sekitar 2,53 persen.

  866.386,89 948.731,43 9,50 2,52

Gambar 2.9. Grafik Laju pertumbuhan masing-masnig sektor PDRB ADHK

  Sumber: Produk Domestik Regional Bruto (PDRD )Kabupaten Magetan, 2012

  PDRB 3.271.278,74 3.472.774,82 6,16 6,16

  9 Jasa-jasa 570.505,15 594.670,16 4,24 0,74

  147.850,53 159.098,14 7,61 0,34

  8 Keuangan, Persewaaan, Jasa Usaha

  68.860,44 74.907,91 8,78 0,19

  7 Pengangkutan dan Komunikasi

  6 Perdagangan, Hotel, & Restoran

Tabel 2.19. Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan, Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Tahun 2010 - 2011

  5 Konstruksi 187.661,72 200.572,85 6,88 0,39

  28.928,36 31.063, 15 7,38 0,07

  4 Listrik, Gas, dan Air Bersih

  3 Industri Pengolahan 282.113,24 300.096,35 6,37 0,55

  17.062,18 17.493,85 2,53 0,01

  2 Pertambangan dan Penggalian

  1 Pertanian 1.101 890,33 1,146.140,98 4,02 1,35

  Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta rupiah) No Sektor 2010 2011 Laju Pertumbuhan (%) Sumber Pertumbuhan 2011 (%)

  Secara umum, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magetan dari tahun 2007 hingga

2011 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 mengalami sedikit

penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi 5,17 persen. Namun dari tahun 2009

hingga 2011 terus mengalami peningkatan yang cukup pesat, hingga mencapai 6,16 persen