Pengalaman proses berduka pada individu dewasa awal yang telah kehilangan orang tuanya - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PENGALAMAN PROSES BERDUKA PADA INDIVIDU DEWASA AWAL

YANG TELAH KEHILANGAN ORANG TUANYA

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  Program Studi Psikologi Disusun Oleh :

  

Novita P. Tambunan

NIM : 089114007

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PENGALAMAN PROSES BERDUKA PADA INDIVIDU

DEWASA AWAL YANG KEHILANGAN ORANG TUANYA

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  Program Studi Psikologi Disusun Oleh :

  

Novita P. Tambunan

NIM : 089114007

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  Good things comes to those who wait

  • –mama

    Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala

    hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam

    pengetahuan -1 Kor 1 : 4

    Saya persembahkan skripsi ini kepada, Papa dan Mama yang tidak pernah berhenti berdoa Kepada kedua adikku, Yohanes dan Joshua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EXPERIENCE OF GRIEF PROCESS ON EARLY ADULTHOOD

  

Novita P. Tambunan

ABSTRACT

  This research aims to know about the experience of grief that happened to individual that

left by their parent. This topic is worth studied because some of research did not discussed

experience of grief variety. The previous research only uses one subject. These findings are not

good enough because it did not give variety of grief experience that is different in each person.

This study use qualitative method, narrative analysis. The subjects of this study are five people and

the data was collected by interviewing the subjects. Five phase of grief that they have through are

shock, awareness of loss, conservation and need of withdrawal, healing and renewal, even some

subjects cannot pass those phase. According to data analysis, it is shown that some subjects

passed that phase randomly and the other passed the phase chronologically. In the end, varieties

grief process could give turning point to those subjects. Through this study, we could find two

structure of narrative that is progressive and stable. Keywords: grief, parents, phase of grief, death of parents, grief on child

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PENGALAMAN PROSES BERDUKA PADA INDIVIDU DEWASA AWAL

YANG KEHILANGAN ORANG TUANYA

Novita P. Tambunan

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai pengalaman berduka yang dialami

oleh individu yang ditinggal oleh keluarganya. Hal ini menarik karena beberapa penelitian yang

telah diadakan kurang membahas pengalaman berduka secara beragam. Penelitian sebelumnya

melihat pengalaman berduka seorang anak karena kematian orang tua, akan tetapi penelitian

tersebut hanya menggunakan satu subjek. Hal ini dirasa kurang memadai karena tidak memberikan

keberagaman pengalaman berduka yang tidak sama pada setiap individunya. Penelitian ini

dilakukan dengan metode kualitatif narasi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah lima orang dan

data diambil dengan menggunakan wawancara. Lima fase berduka yang dilalui oleh para subjek

adalah shock, awareness of loss, conservation and the need to withdrawal, healing dan renewal,

meskipun tidak semua subjek melalui kelima fase tersebut. Dari analisa data dapat dilihat bahwa

kelima subjek menjalani fase secara tidak berurutan dan subjek lainnya menjalani fase secara

berurutan. Proses berduka yang beragam pada akhirnya mampu memberikan titik balik kepada

para subjek. Selain itu dari kelima subjek ditemukan pula dua struktur narasi yaitu struktur narasi

progresif dan struktur narasi stabil.

  Kata Kunci : berduka, orang tua, fase berduka, kematian orang tua, duka pada anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya lah penelitian yang berjudul Pengalaman Berduka Pada Individu Dewasa Awal

  

Yang Kehilangan Orang Tuanya dapat selesai dan diajukan sebagai salah satu

  syarat untuk mendapat gelar sarjana dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam penyelesaian penelitian ini banyak orang yang membantu dengan berbagai cara dan bentuk. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  2. Alm. ibu Dr. Christina Siwi Handayani, yang telah menjadi dosen pembimbing akademik saya sedari semester awal hingga beliau menutup usia. Terima kasih atas semangat dan dorongan yang telah ibu berikan selama ini.

  3. Ibu Dr.Tjipto Susana, selaku dosen pembimbing saya. Terima kasih atas kesediaan dan kesabaran ibu dalam membimbing saya sampai penelitian ini selesai.

  4. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M. S dan ibu Agnes Indar Etikawati, M.

  Si, Psikolog selaku dosen penguji.

  5. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  6. Staff sekretariat Fakultas Psikologi Mas Gandung dan Bu Nanik, terima kasih atas bantuannya selama ini. Terima kasih Mas Muji yang selalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  membantu saat praktikum. Terima kasih juga Mas Doni yang membantu dalam peminjaman buku-buku di ruang baca.

  7. Untuk YH, LS, MA, FN dan MK terima kasih atas kesediaannya berbagi cerita dan menjadi subjek dalam penelitian ini. Tanpa kalian, penelitian ini tidak akan selesai.

8. Papa dan Mama. Terima kasih untuk segala bentuk dukungan yang diberikan, baik dalam bentuk doa, semangat, pemakluman dan kehadiran.

  Walaupun kalian jauh, tetapi selalu terasa dekat. Terima kasih papa dan mama, I love you!

  9. Untuk kedua krucil, Yohanes dan Joshua. Terima kasih telah menjadi adik yang baik disaat diperlukan dan menjadi adik yang nakal disaat tidak diperlukan. Both of you always be my little brother.

  10. Untuk Benedictus Ananta Depriambodo, terima kasih atas dukungan dan semangatnya dari awal sampai akhir. Belajar bersama untuk kebaikan bersama. Go go mbil!! 11. Untuk Eneng dan Gendut. Terima kasih untuk semua kelapangan dada, telinga untuk mendengar dan pelukan yang selalu ada. Tahun-tahun perkuliahan tidak akan sama tanpa kekonyolan, kecerobohan dan keisengan kalian. I love you guys.

  12. Untuk songong family, kalian adalah keluarga kecilku. Terima kasih untuk semua hal konyol yang sudah kita lalui dan „rumah‟ yang sangat nyaman.

  13. Untuk Kak Lusi, Mba Ayu, Mba Raras. Kiki, Ve. Kalian adalah cheerleader di saat semangatku turun. Terima kasih, kawan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  14. Untuk Felix dan Nicko, terima kasih untuk semua semangatnya.

  15. Untuk teman satu bimbingan skripsi Intan, Ines, Risa, Cynthia dan Puji.

  Terima kasih atas bantuan info dan dorongan semangat yang selalu ada dari kalian.

  16. Untuk teman-teman psikologi 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih untuk menjadi teman angkatan yang selalu ceria.

  Selalu menyenangkan bertemu dengan kalian.

  17. Semua pihak lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Terima kasih.

  Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna, maka dari itu peneliti ingin meminta maaf jika ada kesalahan yang disengaja maupun tidak. Peneliti berharap penelitian ini dapat berguna bagi pembaca.

  Penulis

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ......................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................... v

ABSTRACT .............................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................. vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............. viii

KATA PENGANTAR ............................................................................... ix

DAFTAR ISI ............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN .................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

  1 A. Latar Belakang ................................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ...........................................................................

  7 C. Tujuan Penelitian .............................................................................

  7 D. Manfaat Penelitian...........................................................................

  7

  1. Manfaat Teoritis 7 …………………………………...….……... ......

  2.

  8 Manfaat Praktis…………………………………………….… .....

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................

  9

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  A. Duka karena Kematian Orang Tua ...................................................

  9 B. Pengalaman Berduka .......................................................................

  11 1. Proses berduka berdasarkan teori Bowlby ....................................

  11 2. Proses berduka berdasarkan teori Sanders ....................................

  11 ```a .Fase Pertama ............................................................................

  11 b. Fase Kedua ..............................................................................

  14 c. Fase Ketiga ..............................................................................

  15 d. Fase Keempat ..........................................................................

  16 e. Fase Kelima .............................................................................

  18 C. Narasi ..............................................................................................

  20 BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................

  23 A. Jenis Penelitian ................................................................................

  23 B. Fokus Penelitian .............................................................................

  24 C. Subjek Penelitian .............................................................................

  25 D. Metode pengumpulan data ...............................................................

  26 E. Kredibilitas Penelitian ......................................................................

  28 F. Metode Analisis Data .......................................................................

  29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................

  30 A. Proses Pengambilan Data ................................................................

  30 1. Persiapan Peneitian ......................................................................

  30 2. Proses Pengambilan Data.............................................................

  31 B. Hasil Analisa ...................................................................................

  32 1. Subjek 1 ......................................................................................

  32

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Subjek 2 ......................................................................................

  37 3. Subjek 3 .....................................................................................

  40 4. Subjek 4 ......................................................................................

  44 5. Subjek 5 ......................................................................................

  48 6. Kesimpulan Umum ......................................................................

  52 C. Pembahasan .....................................................................................

  57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................

  68 A. Kesimpulan .....................................................................................

  68 B. Saran ...............................................................................................

  69 1. Bagi Lingkungan Sosial ...............................................................

  69 2. Bagi Peneliti Selanjutnya .............................................................

  70 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

  71 LAMPIRAN ..............................................................................................

  73

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR TABEL

Jadwal Pengambilan Data ...........................................................................

  31 Tabel verbatim subjek 1 ..............................................................................

  74 Tabel verbatim subjek 2 ..............................................................................

  94 Tabel verbatim subjek 3 .............................................................................. 107 Tabel verbatim subjek 4 .............................................................................. 125 Tabel verbatim subjek 5 .............................................................................. 145

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR BAGAN

  Bagan Fase Berduka Subjek 1 ..................................................................... 63 Bagan Fase Berduka Subjek 2 ..................................................................... 64 Bagan Fase Berduka Subjek 3 ..................................................................... 65 Bagan Fase Berduka Subjek 4 ..................................................................... 66 Bagan Fase Berduka Subjek 5 ..................................................................... 67

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran subjek 1 ...................................................................................

  91 Lampiran subjek 2 ...................................................................................... 105 Lampiran subjek 3 ...................................................................................... 123 Lampiran subjek 4 ...................................................................................... 145 Lampiran subjek 5 ...................................................................................... 162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehilangan dapat datang dalam berbagai bentuk dalam kehidupan

  kita. Akan tetapi, tidak ada kehilangan yang lebih besar selain kematian dari seseorang yang kita cintai. Kematian dapat terjadi di segala fase kehidupan manusia. Orang dewasa lebih sering mati karena penyakit kronis, seperti sakit jantung dan kanker, sedangkan mereka yang berusia dewasa muda lebih sering mati karena kecelakaan. Penyakit yang diderita orang dewasa seringkali membuat mereka sekarat dan melumpuhkan sebelum akhirnya menuju kematian (Santrock, 2002).

  Peristiwa kematian merupakan peristiwa yang tidak biasa dan membekas pada orang yang ditinggalkan. Terlebih lagi ketika yang meninggal merupakan orang terdekat seperti orang tua, saudara, pasangan dan teman. Kematian dari seseorang yang kita kenal, terlebih yang sangat kita cintai akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita selanjutnya. Terlebih jika orang terdekat yang kita kasihi, maka akan ada masa dimana kita akan meratapi kepergian mereka dan merasa kesedihan yang mendalam.

  Kita juga merasa sangat kehilangan, tidak bahagia, dan kurang dapat menjalani kehidupan dengan baik (Stroebe, Stroebe & Hansson, dalam Cahyasari, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2

  Rasa berduka normal bagi mereka yang ditinggalkan. Rasa berduka ini timbul karena munculnya rasa terkejut, tidak percaya akan perginya orang yang mereka cintai. Rasa duka yang dialami pada awalnya menyakitkan dan membaik seiring berjalannya waktu (Liebman, 2001).

  Kematian orang tua dapat menghilangkan banyak hal seperti cinta, saran, bimbingan, model pengasuhan bahkan penyangga antara kita dan kematian.

  Banyak orang yang berduka juga mengalami perasaan tidak memiliki harapan, tidak sadar mengenai dirinya sendiri nyata atau tidak, tidak memiliki orientasi dan kurang sadar mengenai kenyataan, seperti kehilangan ketertarikan pada berbagai hal dan ketidakmampuan dalam konsentrasi atau mengingat. Gejala perilaku dan jasmaniah seperti menangis, kehilangan selera makan dan berat badan, kurang bertenaga dan kepercayaan terhadap obat penenang dan alkohol adalah hal-hal umum yang sering ditemukan. Efek dari rasa berduka seperti ini kurang begitu baik bagi diri orang yang ditinggalkan sehingga membutuhkan cara untuk melepas emosi yang dimiliki.

  Kematian orang tua meninggalkan tanggung jawab terhadap anak tersebut. Anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya biasa merasa terkejut dan tidak siap. Rasa rindu terhadap keberadaan orang tua juga akan datang dan menambah rasa duka pada peristiwa kematian orang tuanya. Rasa kehilangan orang tua bisa menyebabkan anak merasa bahwa impian dan harapan mereka musnah dalam seketika seiring dengan perginya orang tua mereka. Terutama jika hubungan orang tua dengan anak sangat dekat, maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3

  hal ini akan menjadi satu pukulan yang besar. Pada kasus orang tua yang kehilangan anaknya karena kematian, orang tua kehilangan mimpi-mimpi dan harapan-harapan yang telah mereka tanamkan pada diri anak. Orang tua juga kehilangan harga diri mereka sendiri karena merasa gagal untuk menjaga anak (S. Dorothy, 2010). Sedangkan kehilangan sosok orang tua bagi anak juga merupakan pukulan yang besar. Selain kehilangan sosok yang membimbing, anak juga akan lebih mudah merasa kehilangan arah. Pengalaman awal akan penolakan dan kehilangan (seperti saat orang tua meninggal) dapat menyebabkan perasaan kesepian yang bertahan lama (Santrock, 2002).

  Subjek penelitian dari Dorothy (2010) yang berjumlah tiga orang dan merupakan wanita dewasa tengah menunjukkan bahwa proses berduka tidak sama pada setiap orang. Tahapan proses berduka yang digunakan merupakan teori yang berasal dari Sanders. Fase pertama shock, fase kedua

  awareness of loss , fase ketiga conservation and the need to withdrawal, fase

  keempat healing, dan fase kelima renewal. Subjek pertama menjalani fase pertama, ketiga, kedua, ketiga, keempat, ketiga, keempat, kelima, kedua, kelima, ketiga. Subjek kedua kedua, pertama, ketiga, kedua, ketiga, keempat, kelima. Pada subjek ketiga kedua, pertama, kedua, ketiga, kedua, keempat, ketiga, keempat, kelima. Pernyataan ini menunjukkan bahwa jalannya fase berduka pada wanita dewasa tengah berbeda pada setiap orangnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4

  Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cahyasari (2009) mengenai rasa berduka pada remaja yang ditinggal oleh orang tuanya.

  Penyebab kematian orang tua subjek adalah karena penyakit. Hasil yang diperoleh adalah subjek mengalami perubahan dalam pola tidur dan konsentrasi saat orang tua nya meninggal. Kelemahan dari penelitian ini adalah peneliti hanya menggunakan satu subjek sehingga tidak bisa melihat keragaman pengalaman berduka yang berbeda. Hal ini menjadikan pengalaman berduka menarik untuk diteliti lebih lanjut terhadap subjek yang lebih beragam agar bisa melihat pengalaman berduka yang terjadi dan hasil akhir dari pengalaman itu sendiri.

  Seorang anak yang berduka biasanya menolak mempercayai bahwa orang tuanya telah meninggal, memprotes dengan penuh semangat dan berusaha untuk mencari cara agar orang tuanya kembali. Terkadang seorang anak menerima kenyataan bahwa orang tuanya sudah tiada dan memulai untuk mengorganisir ulang hidupnya. Meskipun dengan dukungan sosial yang kuat, untuk melewati rasa kehilangan akibat kepergian orang tua bukanlah hal yang mudah. Seperti juga pada orang dewasa, derajat rasa berduka yang dimiliki seorang anak kecil terhadap kematian orang tua nya tergantung apakah hubungan yang terjalin adalah hubungan ketergantungan atau hubungan yang bertentangan.

  Individu dewasa awal yang menghadapi kematian orang tuanya saat remaja akan mengalami masa-masa berduka yang lebih berat dibandingkan dengan individu dewasa tengah maupun dewasa akhir. Hal ini disebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5

  karena karena pada anak-anak mereka belum mengerti dengan peristiwa yang terjadi. Kondisi tersebut juga bias terjadi pada remaja dimana remaja adalah masa pencarian jadi diri dan membutuhkan kontrol diri untuk mengarahkan ke arah yang positif. Namun pada orang dewasa juga akan berdampak pada sikap dan perilakunya. Hal ini memungkinkan terjadinya maju-mundur nya fase berduka individu dewasa awal yang menghadapi kematian orang tuanya (Santrock, 2002).

  Meskipun perpisahan dengan orang tua tidak secara langsung mengarah kepada psikopatologi, hal ini dapat memicu rangkaian kejadian- kejadian negatif yang efeknya bisa bertahan dari waktu ke waktu (Maier, E. Hailey and Lachman, Margie E., 2000). Satu pandangan menyebutkan bahwa kita akan melewati tiga fase duka cita setelah kita kehilangan seseorang yang kita cintai : terkejut, putus asa dan pulih kembali. Didukung dengan pandangan lainnya yang menyebutkan bahwa ada empat fase yang akan kita lalui yaitu kelumpuhan, rindu, depresi dan pulih kembali (Santrock, 2002).

  Ada beberapa pendapat mengenai jalannya proses berduka. Dalam Santrock, Averill mengungkapkan bahwa fase duka cita yang akan dialami terjadi secara berurutan menurut garis waktu yang sudah ditetapkan oleh Averill. Sedangkan Kubler-Ross berpendapat bahwa proses itu sendiri terjadi tidak harus sesuai dengan urutan (Santrock, 2002). John Bowlby juga berpendapat bahwa individu yang berdukacita dapat bergerak maju mundur diantara fase-fase tersebut (Clark, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6

  Proses duka yang dialami oleh seseorang dapat dilihat melalui cerita pengalaman berduka, baik melalui tulisan pribadi mereka seperti buku diari atau sebuah karya biografi yang bercerita mengenai pengalaman mereka. Sedney, Baker dan Gross (1994) menyatakan bahwa cerita mencakup kejadian emosional, dapat membantu individu dan keluarganya mendapatkan kontrol atas kejadian tersebut, meredakan tegangan emosional, membuat pengalaman lebih bermakna dan menghubungkan pengalaman- pengalaman yang berbeda yang dimiliki oleh tiap orang (Bosticco, dkk, 2005). Berdasarkan pernyataan sebelumnya, bercerita dipercaya bisa mengurangi tegangan emosional sehingga efek-efek buruk yang biasa ditemui pada orang yang ditinggalkan bisa berangsur-angsur menghilang.

  McAdams (1990) percaya bahwa cerita merupakan sebuah pengertian dari hati untuk menyampaikan tujuan manusia dan pembuatan ide (Bosticco, dkk, 2005). Cerita juga merupakan salah satu fungsi katarsis untuk seseorang (Bosticco, dkk, 2005). Melalui cerita seorang individu dapat menyalurkan ide-ide mengenai hal-hal yang dialaminya, bagaimana perasaannya saat itu dan apa yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.

  Melalui cerita akan dapat ditemukan banyak hal-hal yang diperlukan untuk mengetahui bagaimana seseorang bisa melewati pengalaman berduka yang dialami olehnya. Selain itu melalui cerita, juga dapat dilihat proses yang dilewati oleh individu untuk melalui pengalaman berdukanya.

  Kehilangan orangtua merupakan pukulan yang berat bagi seorang anak. Anak yang ditinggalkan akan merasa impian mereka hilang. Proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7

  berduka juga merupakan salah satu pengalaman yang paling menyakitkan dari semua pengalaman manusia (Clark, 2004). Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin melihat bagaimana pengalaman berduka yang dialami oleh seseorang yang menghadapi kematian orangtua dan dampaknya melalui cerita.

  B. Rumusan Masalah

  Bagaimana pengalaman berduka yang dialami seorang individu dewasa awal yang kehilangan orangtua?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui mengenai pengalaman proses berduka melalui struktur narasi yang dialami oleh individu yang ditinggal oleh orang tuanya.

  D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini bisa menjadi tambahan pengetahuan di bidang psikologi, karena hasil penelitian ini akan memperlihatkan bagaimana seorang individu melalui proses-proses dalam pengalaman berduka yang dialami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  8

2. Manfaat Praktis

  Hasil dari penelitian ini bisa menjadi gambaran mengenai pengalaman berduka yang dialami ketika seseorang ditinggalkan. Selain itu hasil penelitian ini dapat menjadi bahan bagi keluarga yang ditinggalkan untuk menjadi masukan mengenai pengalaman berduka agar bisa lebih memberi dukungan sosial terhadap mereka yang ditingggalkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Duka karena Kematian Orang Tua Menerima kenyataan mengenai kematian yang sudah diperkirakan

  atau terjadi secara tiba-tiba, sama menantangnya. Ketika kematian terjadi secara tiba-tiba, tidak ada waktu untuk mempersiapkan dan seringkali tidak adanya kesempatan untuk mengucapkan perpisahan. Emosi yang dirasakan bisa sangat beragam, tergantung dari hubungan dan penyebab kematian (Liebman, 2001).

  Seseorang yang memiliki hubungan yang erat dan baik dengan orang yang meninggal akan mengalami rasa berduka yang berbeda dibandingkan dengan orang yang memiliki hubungan yang renggang dan buruk dengan orang yang meninggal. Rasa berduka akan kepergian orang yang disayang akan menjadi hal yang sulit. Anda akan mengingat waktu-waktu yang dihabiskan bersama. Hal-hal besar dan hal-hal kecil sekalipun akan menjadi pancingan yang mudah bagi ingatan anda mengenai orang tersayang tersebut dan anda bisa tiba-tiba menangis atau bersedih dan muram. Reaksi yang muncul tersebut adalah reaksi wajar yang muncul selama pengalaman berduka berlangsung.

  Orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak, hangatnya sebuah keluarga akan membuat kedekatan yang terjalin antara anak dan orang tua, dan kedekatan itu akan membuat anak menjadi merasa

  

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  10

  aman dan nyaman (Cahyasari, 2009). Peran orang tua adalah sebagai pemberi motivasi terbesar bagi anak, sehingga diharapkan orang tua dapat memberikan kasih sayang sepenuhnya kepada anak. Kedekatan antara orangtua dan anak memiliki makna dan peran yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan keluarga (Tiurmauly, 2007).

  Huber dan Gibson (1990) menyatakan bahwa masa berkabung dilihat berbagai kali sebagai penyakit, kiris, serangkaian tahap atau tugas perkembangan dan yang terbaru sebagai transisi psikososial yang kompleks yang membutuhkan beberapa waktu agar selesai (Lemme, Barbara H., 1995). Dalam hal ini, berkabung menggambarkan perubahan hidup yang besar yang memiliki efek jangka panjang. Berkabung meliputi perubahan pada gaya hidup seperti perubahan yang seseorang pikirkan mengenai kehidupan, diri dan lainnya dan merespon perubahan dalam peran dan skema (Horowitz dalam Lemme, Barbara H. , 1995).

  Mereka yang melalui rasa duka terkadang merasa bangga karena mereka bertahan dari situasi yang tak terbantahkan, rasa sakit yang dalam karena kehilangan orang terdekat. Mereka merasa percaya diri dengan kemampuan mereka untuk menghadapi tantangan hidup, dipersenjatai oleh peralatan yang diperlukan dalam perjuangan mereka melalui proses berduka (Schulz dalam Lemme, Barbara H., 1995).

  Berdasarkan pernyataan Worden (1982) setiap orang yang berduka harus belajar untuk menerima kenyataan mengenai kehilangan, bertahan dari rasa duka, menyesuaikan diri dengan lingkungan tanpa adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  11

  almarhum dan mengarahkan energi dari yang meninggal kepada jenis hubungan lain.

B. Pengalaman Proses Berduka

  Setelah peristiwa kematian, yag ditinggalkan akan mengalami rasa duka. Rasa duka yang dialami pada diri seseorang berbeda satu dengan yang lainnya. Tahapan dalam proses duka tidak selalu berurutan, hal ini bervariasi pada tiap individu (Cahyasari, 2009). Berikut teori mengenai tahapan proses berduka yang diungkapkan oleh para ahli.

1. Proses berduka berdasarkan teori Bowlby dalam Aiken, 1993: a.

  Konsentrasi langsung yang diarahkan kepada yang meninggal

  b. Kemarahan atau permusuhan kepada yang meninggal atau orang lain c.

  Permohonan untuk dukungan dan pertolongan dari orang lain

  

d. Keputusasaan, penarikan diri dan disorganisasi secara umum

  e. Mengorganisasi ulang dan mengarahkan diri kepada kasih sayang

  yang baru 2.

   Proses berduka berdasarkan teori Sanders dalam Dorothy 2008: a.

  Fase Pertama: Shock Fase ini merupakan fase yang dialami individu ketika mengalami perubahan fungsi fisiologis dan psikologis secara tidak disadari pada saat pertama kali menyadari terjadinya kehilangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  12 Shock secara umum digunakan untuk menggambarkan sejumlah

  trauma yang derita. Secara natural, trauma ini bergantung pada banyak hal: bagaimana, kapan, dan dimana kematian itu terjadi. Jika kematian digambarkan terjadi dengan sangat cepat dan tiba-tiba, shock yang dialami oleh anggota keluarga mungkin akan lebih kuat.

  Kondisi dimana kematian terjadi akan mempengaruhi tingkat keparahan dan panjangnya waktu yang dibutuhkan pada fase shock.

  Fase shock memiliki beberapa karakteristik umum, yang dapat diidentifikasi sebagai: i.

  State of Alarm Ketika berada dalam keadaan shock, tubuh berada dalam keadaan tanda-tanda fisiologis yang kuat. Respon fisik ini adalah reaksi natural ketika perasaan aman sedang terancam. Ketika mengalami kehilangan (loss), reaksi yang dirasakan seperti perasaan takut dan kadang-kadang menjadi panik. Akibatnya, tubuh membentuk sebuah posisi pertahanan untuk melindungi diri. ii.

  Ketidakpercayaan Ketidakpercayaan dan penolakan terjadi ketika dalam keadaan berduka karena kedua hal ini bertindak sebagai pertahanan. Kedua hal ini membantu untuk menjalani proses kehilangan (loss) yang sesungguhnya.

  Pada saat pertama kali mengalami grief, sangat tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  13

  mungkin untuk berpikir tentang hal lain kecuali tentang kehilangan (loss). iii.

  Confusion Mulai merasa kebingungan, tidak bisa mengingat apapun, sulit berkonsentrasi, menghilangkan benda-benda seperti kunci, kacamata, atau buku agenda, dan merasa sulit untuk mengambil keputusan. Reaksi ini sangat normal.

  Dunia seakan-akan telah hancur saat orang yang dicintai diambil. iv.

  Restlessness Di awal masa duka, individu akan merasa resah dan gelisah. Meningkatnya tegangan pada otot-otot menyebabkan perpindahan tanpa sadar dari satu tempat ke tempat lain tanpa tujuan. Individu sering terlihat berjalan mondar-mandir dari suatu ruangan ke ruangan yang lain tanpa suatu tujuan yang jelas. v.

  Feelings of Unreality Merasa bahwa keadaan yang dialami saat itu bukanlah suatu hal yang nyata. Ini merupakan suatu bentuk mekanisme pertahanan diri dalam menghadapi situasi emosi yang sangat menyakitkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  14

  vi.

  Helplessness Individu merasa membutuhkan pertolongan, karena peristiwa kehilangan merupakan suatu kejadian dalam hidup yang dapat menyebabkan individu sulit mengontrol diri, dan tidak ada sesuatu yang dapat dilakukan untuk mengembalikan orang yang dicintai. Individu merasa seperti anak-anak kembali, serta membutuhkan bantuan orang lain untuk mengontrol diri sehingga dapat menjalani hidup secara wajar.

  b.

  Fase Kedua: Awareness of Loss Fase kedua ini ditandai dengan emosi yang tidak menentu setiap harinya. Saat bangun pagi individu merasa cemas dan merasa takut saat akan beranjak dari tempat tidur. Individu mengalami kecemasan yang berlebihan karena kehilangan orang yang begitu dekat dan disini individu mulai menerima dan menyadari kenyataan yang terjadi. Ada beberapa karakteristik dari fase ini: i.

  Separation Anxiety Individu merasa takut akan bahaya, merasa tidak aman dan terjadi pergolakan batin dalam diri individu. Ada kecemasan yang berlebihan karena merasa kehilangan orang yang selama ini begitu dekat dan menjadi tempat individu bergantung baik secara fisik maupun psikologis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  15

  ii.

  Conflict Rasa kehilangan dapat menimbulkan banyak konflik. Dari penelitian ditemukan bahwa banyak orang yang mengalami grief takut untuk tinggal sendiri tetapi juga ragu untuk tinggal dengan orang lain, disini terjadi konflik dalam diri orang tersebut. Konflik lain yang sering terjadi adalah antara adanya perasaan tidak rela akan kehilangan orang yang dicintai. iii.

  Acting Out Emotional Expectations Orang yang mengalami grief, sering melakukan tindakan emosional secara tidak sadar, seperti marah tanpa alasan yang jelas. iv.

  Prolonged Stress Individu memilih cara untuk mengeluarkan emosinya, baik dengan menangis, berteriak, ataupun memilih untuk menahan kesedihannya.

  c.

  Fase Ketiga: Conservation and The Need to Withdrawal Fase ini adalah fase dimana individu lebih suka menyendiri dan menarik diri dari pergaulan. Di fase ini, individu merasa sangat kelelahan, dan memerlukan istirahat dan pemulihan kembali. Berikut adalah karakteristik dari fase ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  16

  i.

  Withdrawal and the Need to Rest Selama periode ini individu lebih suka menyendiri, menjauh dari teman-teman untuk dapat berpikir dan istirahat. ii.

  Despair rather than Depression Individu kehilangan harapan dan merasa putus asa karena menginginkan orang yang dicintainya dapat kembali seperti semula atau sebelumnya iii. Diminished Social Support

  Orang yang mengalami grief membutuhkan dukungan sosial sebanyak mungkin dan dalam jangka waktu yang lama untuk membantunya menjalani grief. iv.

  Helplessness or Loss of Control Individu merasa membutuhkan pertolongan karena merasa tidak berdaya dan kehilangan kendali.

  d.

  Fase Keempat: Healing Pada fase ini, seseorang mulai mencoba keluar dari grief yang ia alami. Beberapa karakteristiknya adalah: i.

  Reaching a Turning Point Orang yang mengalami grief mulai memasuki proses pemulihan, tetapi sulit untuk menentukan kapan dan dimana seseorang mulai mengalami hal itu karena tidak ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  17

  peningkatan aktivitas secara tiba-tiba. Individu perlahan- lahan menyadari bahwa kekuatannya telah pulih dan ia melakukan lebih banyak kegiatan dan tidak mudah lelah seperti yang dialaminya pada waktu-waktu sebelumnya. ii.

  Assuming Control Individu mulai dapat mengendalikan dirinya kembali setelah melewati peristiwa yang menakutkan, khususnya yang telah membuat perubahan secara drastis terhadap diri individu. Pada fase ini individu sangat takut untuk mengambil keputusan, terutama yang dapat membuat keadaan menjadi lebih buruk sehingga ia lebih banyak diam dan tidak bertindak apapun. iii.

  Relinquishing Roles Pembagian peran dalam keluarga, dimana setiap orang memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda- beda sehingga tercipta stabilitas dan keseimbangan dalam keluarga. Ketika keluarga ”kehilangan” salah satu anggotanya, terjadi perubahan keseimbangan sistem keluarga sehingga harus dilakukan penyesuaian kembali.

  Peranan itu harus digantikan anggota keluarga lain, misalnya: peran ayah diambil oleh anak laki-laki.

  Menyerahkan peran dan mendapat peran yang baru adalah hal yang paling berat yang dialami individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  18

  iv.

  Forming a New Identity Kematangan yang diperoleh ketika individu mampu untuk menerima tanggung jawab baru dan menjalani hidup yang berbeda yang lebih didasarkan pada keputusannya sendiri daripada pada keputusan yang diambil oleh orang lain. v.

  Centering Ourselves Individu tidak dapat memulai memperbaiki diri tanpa memusatkan perhatian pada dirinya terlebih dahulu.

  Tanpa proses pemusatan itu, individu tidak mengetahui bagaimana perasaannya sebenarnya, apa yang ia butuhkan untuk dirinya atau apa yang ingin dilakukan. Memusatkan perhatian pada diri bukan berarti lebih mengutamakan ego atau self centered, melainkan individu mencari pusat stabilitas dirinya. Individu harus yakin bahwa ia dapat membut keputusan terhadap dirinya sendiri berdasarkan kebutuhan dan nilai-nilainya sendiri, bukan karena orang lain.

  5. Fase Kelima: Renewal Pada fase ini, seseorang mulai beradaptasi, menerima, dan belajar untuk menjalani hidup tanpa kehadiran orang yang ia kasihi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  19

  yang sudah meninggal dunia. Karakteristik fase ini adalah sebagai berikut: i.

  Renewing Self Awareness Setelah peristiwa grief, terjadi suatu proses transisi yang membawa individu dari satu keadaan ke keadaan yang lain. Individu membutuhkan waktu untuk memproses hal- hal yang telah dialaminya, sebelum ia mampu menerima suatu hal yang baru. ii.

  Accepting Responsibility for Ourselves Individu bertanggungjawab atas hidup dan nasibnya sendiri. iii.

  Learning to Live Without Kehilangan anggota keluarga berarti adalah belajar untuk hidup tanpa mereka. Jika individu benar-benar ingin memulai suatu hidup yang baru, ia perlu mencari aktivitas lain untuk mengisi kekosongan dihidupnya.

  Peneliti menggunakan teori dari Sanders karena teori tersebut sesuai dengan tujuan peneliti yaitu melihat pengalaman proses berduka. Melalui teori yang dikemukakan oleh Sanders ini peneliti juga dapat melihat tahapan proses berduka secara lebih jelas pada tiap individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  20

C. Narasi

  Meskipun tak ada seorang pun yang ingin mengalami sebuah trauma, kita cenderung percaya bahwa kesedihan yang mendalam yang diakibatkan oleh kejadian tertentu seperti kehilangan seseorang yang dikasihi dan penyakit serius bisa membawa sesuatu yang baik dari diri kita.

  Pengalaman negatif yang ekstrim terkadang bisa membuat hidup kita menuju tujuan yang positif (McAdams, 2005).

  Bruner mengatakan kita menggunakan cerita untuk menyampaikan dan menjelaskan mengenai perilaku manusia (McAdams, 2005). Menurut Habernas dan Bluck, fungsi cerita mengenai kehidupan adalah untuk membuat hidup lebih masuk akal dengan membantu mengatur berbagai peran dan segi yang berbeda dari kehidupan seseorang menjadi suatu kesatuan dengan menawarkan penjelasan kasual mengenai bagaimana orang-orang percaya akan menjadi seperti apakah mereka (John, Robins & Pervin, 2008).

  Freud percaya orang yang ditinggalkan harus melalui rasa dukanya dengan meninjau ulang pikiran dan kenangan-kenangan dari orang yang yang meninggal (hypercathexis). Melalui proses yang menyakitkan tersebut orang yang ditinggalkan dapat terlepas dari yang dikasihi dan ikatan dengan yang ditinggal dengan yang meninggal akan terpisah (Mallon, 2008).

  Lule (1990) menegaskan bahwa orang-orang menggunakan metode naratif untuk “membuat dunia menjadi masuk akal”. Berdasarkan pernyataan Weick (1995), cerita “memaksakan sebuah hubungan yang resmi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  21