Hubungan antara kelekatan dan tendensi untuk merawat orang tua lanjut usia pada individu dewasa tengah - USD Repository

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN DAN TENDENSI UNTUK MERAWAT ORANG TUA LANJUT USIA PADA INDIVIDU DEWASA TENGAH

  

Skripsi

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  Program Studi Psikologi

  Oleh: Maria Oktaviani NIM: 079114024

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  u.b. Segala sesuatu berawal dari sebuah mimpi. Jadi bermimpilah!

  • -an inspiring quote from Papa-

    To make something special, you just have to believe it‟s special.
  • Mr. Ping (Kung Fu Panda Movie)- Bapa Rancchoddas berkata: “Anak-anak, berpikirlah efisien. Maka kesuksesan akan ada di belakangmu.&rd
  • -from the movie of 3 Idiots-

  

“If it can be dreamed, it can be done!”

Theodore „Teddy‟ Roosevelt (The Film of Night at Museum)- - “Kuberjalan raih cita untuk dunia baru di depan mataku…

  

Tak ada ketakutan akan gelapnya malam…

Fajar „kan b‟ri arti dan sinari dunia…”

  • -Meraih Mimpi by Gita Gutawa-

Dengan ketulusan hati dan rasa syukur, kupersembahkan skripsi ini kepada: Tuhan Yesus Kristus Yang Maha Cinta & Bunda Maria, Pelindungku;

  Papa dan Mamaku tercinta Herman Yoseph Siswandi dan Caesilia Endang Susilaningsih;

  Kakak dan Adikku tersayang Ignatius Ardi Praditya dan Yohanna Reifina Elisa; serta semua orang yang mencintai, mendukung, dan senantiasa mendoakan aku.

  

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN

DAN TENDENSI UNTUK MERAWAT ORANG TUA LANJUT USIA

PADA INDIVIDU DEWASA TENGAH

Maria Oktaviani

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif antara

kelekatan dan tendensi untuk merawat orang tua lanjut usia pada individu dewasa tengah.

Variabel-variabel pada penelitian ini adalah kelekatan sebagai variabel independen dan tendensi

untuk merawat orang tua lanjut usia sebagai variabel dependen. Subjek penelitian ini adalah

individu dewasa tengah berusia 40 sampai dengan 61 tahun yang tinggal di Daerah Istimewa

Yogyakarta. Jumlah subjek penelitian adalah 72 orang dewasa tengah yang memiliki orang tua

lanjut usia. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Kelekatan berdasarkan

teori Shaver dan Hazan serta Skala Tendensi untuk Merawat Orang Tua Lanjut Usia berdasarkan

teori Rose dan Tronto. Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi

Pearson Product Moment untuk korelasi bivariat. Teknik analisis dilakukan dengan bantuan

Software Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 15,0 for Windows. Hipotesis

penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara kelekatan dan tendensi untuk merawat orang

tua lanjut usia pada individu dewasa tengah. Pada hasil analisis data penelitian diperoleh koefisien

korelasi sebesar 0,706 dengan p sebesar 0,000 (p < 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang positif antara kelekatan dan tendensi untuk merawat orang tua lanjut usia pada

individu dewasa tengah. Kata kunci: kelekatan, tendensi untuk merawat orang tua lanjut usia, dewasa tengah

  

THE RELATION BETWEEN ATTACHMENT

AND TENDENCY FOR CARING ELDERLY

ON MIDDLE ADULT PEOPLE

Maria Oktaviani

ABSTRACT

  This research aimed to find out the positive relation between attachment and tendency for

caring elderly on middle adult people. The variables in this research were attachment as

independent variable and tendency for caring elderly as dependent variable. The subjects of this

research were middle adult people aged of 40 until 61 years old who lived in Special Region of

Yogyakarta. The number of the subjects was 72 middle adult people who have elderly parents. The

measure instruments used in this research were Attachment Scale according to the theory of

Shaver and Hazan and Tendency for Caring Elderly Scale according to the theory of Rose and

Tronto. The research data analysis was conducted on Pearson Product Moment for bivariate

correlation technique. Analytical technique was conducted by Software Statistical Package for the

Social Sciences (SPSS) version 15,0 for Windows. The hypothesis of this research was a positive

relation between attachment and tendency for caring elderly on middle adult people. The result of

this research was correlation coefficient of 0,706 with p 0,000 (p < 0,05). Therefore the

conclusion found out a positive relation between attachment and tendency for caring elderly on

middle adult people.

  Keywords: attachment, tendency for caring elderly, middle adult

KATA PENGANTAR

  Segenap pujian dan rasa syukur yang mendalam, penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas penyertaan dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan antara Kelekatan dan Tendensi untuk Merawat Orang Tua Lanjut Usia pada Individu Dewasa Tengah”. Karya ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Perhatian penulis terhadap sebagian kecil permasalahan dalam masyarakat terkait peningkatan jumlah penduduk berusia lanjut menggerakkan gagasan bahwa kekhasan karakteristik hubungan anak dan orang tua yang terjadi di Indonesia dapat menjadi salah satu titik terang atas permasalahan tersebut. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian mengenai hubungan antara kelekatan dan tendensi untuk merawat orang tua lanjut usia pada individu dewasa tengah. Adapun gagasan tersebut diperoleh berdasarkan ilmu Psikologi yang dipelajari penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Proses penyelesaian karya ilmiah berupa skripsi ini tidak terlepas dari tangan-tangan yang senantiasa memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis. Oleh karena itu, layaklah penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada:

  2. Ibu Titik Kristiyani, M.Psi. selaku Kepala Program Studi Psikologi.

  3. Bapak V. Didik Suryo Hartoko, S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang telah mendampingi proses studi selama saya berkuliah di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  4. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M., S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi: terima kasih atas waktu, tenaga, pikiran, bimbingan, kesabaran, dan semangat yang senantiasa diberikan sehingga proses penyelesaian skripsi ini dapat berjalan dengan lancar dan menyenangkan.

  5. Bapak Prof. Dr. Augustinus Supratiknya dan Bapak C. Siswa Widyatmoko, S.Psi., M.Psi. selaku dosen penguji skripsi atas kritik dan masukkan sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik.

  6. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Seminar: terima kasih atas ilmu dan masukkan yang berguna untuk pengerjaan skripsi ini.

  7. Para Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma: terima kasih atas ilmu dan didikan yang luar biasa selama proses studi di Fakultas Psikologi tercinta.

  8. Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma (Mas Muji, Mas Doni, Mas Gandung, Mbak Nanik, dan Pak Gie): atas segala bantuan, kesabaran, dan fasilitas yang disediakan selama proses perkuliahan.

  9. Papa dan Mamaku tercinta: terima kasih yang tak terkira atas cinta yang hangat, dukungan, kepercayaan, doa yang tiada terputus, dan segala hal yang

  10. Mas Ardi dan Lisa: terima kasih atas dukungan, perhatian, dan doa sehingga selalu membangkitkan kerinduan akan kebersamaan dengan kalian. Big hugs

  for you!

  11. Engkong Agustinus Djeran, Emak Monica Ratna Baiin, Eyang Kakung Matheus Jayasumarta, dan Eyang Putri Odilia Sulasih Jayasumarta (alm): terima kasih atas doa dan cinta yang begitu kuat. Kalian telah menjadi inspirasi dalam menulis karya ini. Tuhan memberkati!

  12. Keluarga besar Djeran dan Jayasumarta (para sepupu, Om, Tante, Paklik,

  Bulik , Pakdhe, dan Budhe): atas kasih sayang, dukungan, dan perhatiannya; teristimewa untuk Ina, Ika, Cynthia, Tanti, Lia, Kevin, dan Reno.

  13. Bapak, Mbak Sisca, dan Tresia: matur nuwun sanget atas kebaikan hati memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi bagian dari Wisma Goretti yang „hangat‟.

  14. Keluarga besar Wisma Goretti Mbak Clare yang sering termakan muslihatku, Wulan yang punya kenang-kenangan di jendela kamar dan pernah ketimpuk kado ultah, Fany yang always funny dan udah pinter ngerjain orang, Sella yang selalu jadi korban pertama dan utama saat aku pengen usil, Lambang yang sering bawa TOA kemana-mana dan lupa akan keberadaan motornya, Oppy yang suka cari tempat baru buat main gitar, dan juga Monic, Mbak Shinta, Mbak Tita, Mbak Vivin: terima kasih atas canda tawa yang selalu mewarnai hari-hariku di Yogyakarta.

  I’ll really miss you all! Selamat

  mengejar cita dan cinta!

  15. Albertus Roni Kurniady yang doyan makanan pedas tapi gak tahan pedas: terima kasih atas kasih sayang dan kebaikan hati sehingga bersedia menemani, mendukung, dan mendoakan yang terbaik untukku. Terima kasih atas pengalaman yang telah dilalui bersama. Love your dream to make it

  comes true!

  16. Nila yang selalu santai kayak di pantai, Vita yang takut sendirian di JaKal, Jesty yang mau dengerin curhatanku, Mas Andri yang betah jadi mahasiswa tapi akhirnya sadar juga, Danang, Tegar, dan Adel yang telah berbaik hati menjadi teman-teman pertamaku di Yogyakarta.

  17. Teman-teman angkatan 2007: Cuprie yang selalu berharap dipanggil Putri, Novi yang centil dan udah „ngebut‟ duluan, Damar the multitalented one from Mejasem, Fanny_Fanoy yang suka bikin pengeng, Ateng yang udah bersedia bertukar pikiran, Putu yang senang diskusi dan bertukar cerita tentang Palu, Ditra yang sering memperlihatkan kepanikan, Susan yang punya kenang- kenangan bersama eyang putriku dan kucingnya, Ussy yang sering diledekin karena mirip seorang dosen, dan semua yang boleh aku kenal dan mengenal aku. Terima kasih atas kebersamaan yang menyenangkan selama 4 tahun proses perkuliahan.

  18. Rekan-rekan yang telah membantu dalam proses pengerjaan karya ini: Ahtami dan Kisboy buat aksesnya mencari buku dan jurnal-jurnal terbaru; Mas Edy yang sudah bersedia memeriksa Abstract dalam skripsi ini; Tante Lin_Yogyakarta, Mbak Lucy_Gunung Kidul, Lek Daliyo_Kulon Progo, Eska,

  Dessy, Vita, Sita, Dian, Terre, dan Mas Hastoro yang telah bersedia membantu mencari subjek untuk penelitian ini.

  19. Petrus_Meka07, Ririn_Far07, Ratna_Akt07, Nita_Psi08, Leo_Meka07, Dict_BK08: terima kasih atas pengalaman yang berharga saat berdinamika dalam Sie Ceramah dan Diskusi_Insadha08 serta Program Kreativitas Mahasiswa.

  20. Teman-teman SMA yang yang bikin kangen dan sampai saat ini masih saling mendukung: Anna, Lia, Rena, Vero, Tanti, Ganang, Reandy, Lois, Budi, dan masih banyak lagi.

  21. Rekan-rekan Ascensio (teristimewa Rm. Antonius Soetanto, SJ, Vani, Rista, Indri) dan rekan-rekan THS-THM: atas pengalaman hidup yang luar biasa berharga dan tak akan terulang.

  22. Seluruh orang-orang yang berperan dalam proses pendewasaan diri saya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

  Kendati penulis telah berupaya menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik- baiknya, namun penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan pada skripsi ini.

  Oleh karena itu, penulis membuka diri terhadap kritik dan saran yang dapat menyempurnakan karya ini.

  Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu Psikologi.

  Yogyakarta, Agustus 2011

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................... ii HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ......................................... iii HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi ABSTRAK ..................................................................................................... vii

  

ABSTRACT ...................................................................................................... viii

  PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............ ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xv DAFTAR TABEL ........................................................................................... xxi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xxii DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xxiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxiv

  BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 8 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9

  2. Manfaat praktis ........................................................................ 9

  b. Aspek kognitif .................................................................... 17

  a. Diri sendiri atau self care .................................................... 24

  3. Sumber untuk memperoleh perawatan orang tua lanjut usia .. 24

  2. Peran merawat orang tua lanjut usia ....................................... 23

  1. Pengertian tendensi untuk merawat orang tua lanjut usia ....... 22

  C. Tendensi untuk Merawat Orang Tua Lanjut Usia ........................ 22

  2. Hubungan antargenerasi .......................................................... 19

  c. Aspek psikososial ............................................................... 18

  a. Aspek fisik .......................................................................... 16

  BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 10 A. Masa Dewasa Tengah ................................................................... 10

  1. Karakteristik perkembangan lanjut usia .................................. 16

  B. Hubungan antara Anak yang Sudah Dewasa dan Orang Tua Lanjut Usia ................................................................................... 16

  c. Aspek psikososial ............................................................... 14

  b. Aspek kognitif .................................................................... 13

  a. Aspek fisik .......................................................................... 11

  3. Perkembangan masa dewasa tengah ........................................ 11

  2. Batasan usia masa dewasa tengah ........................................... 11

  1. Pengertian dewasa tengah ....................................................... 10

  b. Perawatan informal atau informal care .............................. 24

  c. Perawatan formal atau professional (formal or

   professsional care ) ............................................................. 24

  4. Faktor-faktor yang mempengaruhi tendensi untuk merawat orang tua lanjut usia ................................................................. 25 a. Gender ................................................................................. 26

  b. Proximity atau kedekatan geografis .................................... 26

  c. Kedekatan secara emosional ............................................... 26

  d. Peran saudara kandung ....................................................... 27

  e. Karakteristik keluarga dari anak kandung .......................... 28

  5. Fase-fase dalam merawat orang tua lanjut usia ....................... 28

  a. Caring about ....................................................................... 28

  b. Taking care of ..................................................................... 29

  c. Care-giving ......................................................................... 29

  d. Care-receiving .................................................................... 29

  6. Aspek-aspek tendensi untuk merawat orang tua lanjut usia ... 29

  a. Waktu (Time) ...................................................................... 29

  b. Informasi (Information) ...................................................... 30

  c. Asisten Keuangan (Finance Assistance) ............................ 30

  d. Dukungan Emosional (Emotional Support) ........................ 30

  7. Kategorisasi perawatan orang tua lanjut usia .......................... 30

  a. Instrumental Activities of Daily Living (IADL) .................. 31

  b. Personal Activities of Daily Living (PADL) ....................... 31

  D. Kelekatan ...................................................................................... 32

  1. Pengertian kelekatan ................................................................ 32

  2. Pembentukan kelekatan ........................................................... 33

  3. Tipe-tipe kelekatan .................................................................. 36

  a. Secure prototype (positive self and others) ........................ 37

  b. Preoccupied or anxious-ambivalent prototype (negative

  self but positive others) ....................................................... 37

  c. Dismissing-avoidance prototype (positive self but

  negative others) ................................................................... 37

  d. Fearful-avoidance prototype (negative self and others) .... 38

  4. Aspek-aspek kelekatan ............................................................ 39

  a. Arah interaksi yang timbal balik ......................................... 42

  b. Adanya penerimaan dari figur lekat ................................... 42

  c. Efek positif dari pengalaman kelekatan .............................. 42

  d. Efek negatif dari keterpisahan dengan figur lekat .............. 42

  e. Perilaku khusus terhadap figur lekat ................................... 43

  f. Keinginan berbagi dengan figur lekat ................................. 43

  E. Hubungan antara Kelekatan dan Tendensi untuk Merawat Orang Tua Lanjut Usia pada Individu Dewasa Tengah ............... 43

  F. Hipotesis ....................................................................................... 49

  BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 50 A. Jenis Penelitian ............................................................................. 50

  C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ..................................... 50

  1. Kelekatan ................................................................................. 50

  a. Arah interaksi yang timbal balik ......................................... 51

  b. Adanya penerimaan dari pasangan ..................................... 51

  c. Efek positif dari pengalaman kelekatan .............................. 51

  d. Efek negatif dari keterpisahan dengan pasangan ................ 51

  e. Perilaku khusus terhadap pasangan .................................... 51

  f. Keinginan berbagi dengan pasangan .................................. 51

  2. Tendensi untuk merawat orang tua lanjut usia ........................ 52

  a. Waktu (Time) ...................................................................... 52

  b. Informasi (Information) ...................................................... 52

  c. Asisten Keuangan (Finance Assistance) ............................ 52

  d. Dukungan Emosional (Emotional Support) ........................ 53

  D. Subjek Penelitian .......................................................................... 54

  E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ........................................... 54

  F. Validitasn dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data .................... 58

  1. Validitas ................................................................................... 58

  2. Reliabilitas ............................................................................... 60

  3. Analisis dan seleksi aitem ....................................................... 60

  G. Hasil Uji Coba .............................................................................. 61

  1. Hasil uji coba skala kelekatan ................................................ 61

  2. Hasil uji coba skala tendensi untuk merawat orang tua lanjut

  H. Metode Analisis Data ................................................................... 68

  BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 69 A. Orientasi Kancah .......................................................................... 69 B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 69 C. Deskripsi Data Penelitian ............................................................. 70 D. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 74 E. Analisis Data ................................................................................ 75

  1. Uji asumsi ................................................................................ 75

  a. Uji normalitas ..................................................................... 75

  b. Uji linearitas ........................................................................ 76

  2. Uji hipotesis ............................................................................. 78

  F. Pembahasan .................................................................................. 79

  BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 88 A. Kesimpulan ................................................................................... 88 B. Saran ............................................................................................. 88

  1. Saran bagi peneliti selanjutnya ................................................ 88

  2. Saran bagi individu dewasa tengah dan orang tua lanjut usia .. 89

  3. Saran bagi masyarakat ............................................................. 90 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 91 LAMPIRAN .................................................................................................... 93

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1 Transformasi Aspek Kelekatan Anak-anak ke dalam Aspek Kelekatan Dewasa Menurut Shaver dan Hazan ............................. 39

  Tabel 2 Cetak Biru Skala Kelekatan ............................................................ 56 Tabel 3 Cetak Biru Skala Tendensi untuk Merawat Orang Tua Lanjut Usia 57 Tabel 4 Distribusi Aitem Skala Kelekatan Setelah Uji Coba ...................... 62 Tabel 5 Distribusi Aitem Skala Kelekatan dengan Nomor Aitem Baru ...... 63 Tabel 6 Distribusi Aitem Skala Tendensi untuk Merawat Orang Tua Lanjut

  Usia Setelah Uji Coba .................................................................... 65 Tabel 7 Distribusi Aitem Skala Tendensi untuk Merawat Orang Tua Lanjut

  Usia dengan Nomor Aitem Baru .................................................... 67 Tabel 8 Deskripsi Jenis Kelamin dan Usia Subjek Penelitian ..................... 70 Tabel 9 Hasil Uji-t Perbedaan Tendensi untuk Merawat Orang Tua Lanjut

  Usia pada Individu Dewasa Tengah berdasarkan Jenis Kelamin ... 70 Tabel 10 Deskripsi Status Pernikahan Subjek Penelitian .............................. 74 Tabel 11 Deskripsi Data Penelitian ............................................................... 75 Tabel 12 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk Variabel Kelekatan .. 76 Tabel 13 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk Variabel Tendensi untuk Merawat Orang Tua Lanjut Usia .......................................... 76 Tabel 14 Uji Linearitas Hubungan ................................................................ 77 Tabel 15 Korelasi antara Kelekatan dan Tendensi untuk Merawat Orang

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1 Deskripsi Pekerjaan Subjek Penelitian .................................... 72 Gambar 2 Deskripsi Status Orang Tua Subjek Penelitian ........................ 72 Gambar 3 Deskripsi Usia Orang Tua Subjek Penelitian .......................... 73 Gambar 4 Deskripsi Jumlah Saudara Kandung Subjek Penelitian ........... 73 Gambar 5 Deskripsi Jumlah Anak yang Dimiliki Subjek Penelitian ....... 74 Gambar 6 Linearitas Hubungan antara Kelekatan dan Tendensi untuk

  Merawat Orang Tua Lanjut Usia ............................................. 77

  

DAFTAR BAGAN

  Bagan 1 Hubungan Kelekatan dan Tendensi untuk Merawat Orang Tua Lanjut Usia pada Individu Dewasa Tengah ............................. 48

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Skala Uji Coba ......................................................................... 94 Lampiran 2 Seleksi Aitem Skala Kelekatan ............................................... 108 Lampiran 3 Seleksi Aitem Skala Tendensi untuk Merawat Orang Tua

  Lanjut Usia .............................................................................. 115 Lampiran 4 Skala Penelitian ....................................................................... 120 Lampiran 5 Statistik Deskriptif, Uji Asumsi, dan Uji Hipotesis ................ 131

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan keberhasilan pembangunan berdampak pada

  peningkatan kualitas hidup masyarakat dunia. Peningkatan kualitas hidup yang terjadi pada segala aspek kehidupan tersebut turut mempengaruhi peningkatan usia harapan hidup sehingga masyarakat memiliki peluang untuk hidup hingga usia lanjut. Fenomena ini terlihat jelas dengan bertambahnya populasi masyarakat berusia 65 tahun ke atas di negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Westley, 1998). Di seluruh dunia, penduduk berusia lanjut bahkan tumbuh paling cepat dibandingkan kelompok usia lainnya .

  Indonesia tercatat sebagai negara dengan populasi penduduk lanjut usia terbesar keempat, yaitu mencapai lebih dari 20 juta jiwa 2010). Tingginya populasi penduduk lanjut usia tampak pada 10 provinsi berstruktur penduduk tua atau provinsi dengan populasi penduduk lanjut usia lebih dari 7% dari keseluruhan populasi penduduk. Kesepuluh provinsi tersebut adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Selatan, Sumatra Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur 2010). Fenomena pertumbuhan penduduk berusia lanjut tersebut membuat Badan Kesehatan Dunia (WHO) populasi penduduk berusia lanjut terbesar di dunia, yaitu mencapai 28,8 juta jiwa.

  Meledaknya populasi penduduk berusia lanjut di Indonesia tidak semata-mata sebagai indikator keberhasilan pembangunan tetapi juga menjadi tantangan baru. Peningkatan jumlah penduduk berusia lanjut diikuti pula dengan munculnya isu kependudukan mencakup isu sosial, ekonomi, dan kesehatan. Permasalahan yang ada terkait langsung dengan penurunan kondisi lanjut usia dalam hal fisik, kemandirian, dan produktivitas. Oleh karena itu, dibutuhkan bantuan atau sumber daya dari luar diri lanjut usia untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut.

  Berbeda dengan negara-negara maju yang telah mampu memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan lanjut usia melalui program-program pemerintah, pelayanan untuk lanjut usia masih sangat terbatas di negara berkembang seperti Indonesia. Kebutuhan lanjut usia lebih banyak difasilitasi oleh anggota keluarga, pihak swasta, atau melalui kegiatan-kegiatan amal (Keasberry, 2002).

  Meskipun demikian, masyarakat tidak serta merta menuntut peran penuh pemerintah untuk memfasilitasi perawatan lanjut usia. Hal ini dipengaruhi oleh budaya Indonesia yang menganut sistem kekerabatan keluarga besar atau extended family .

  Sistem kekerabatan keluarga besar di Indonesia menggambarkan hubungan yang akrab dan kuat antara anggota keluarga. Hubungan tersebut menimbulkan saling ketergantungan yang mengarah pada perilaku saling lebih tegas diperlihatkan ikatan kekerabatan yang kuat melalui filial piety atau tanggung jawab anak terhadap orang tua. Koentjaraningrat mengungkapkan anak dalam masyarakat Jawa memiliki kewajiban untuk merawat orang tua mereka, terutama ketika orang tua mereka telah memasuki masa pensiun (dalam Keasberry, 2002). Hal ini pula yang mengkondisikan anak merasa memiliki tanggung jawab yang melekat pada diri mereka untuk merawat orang tua yang telah berusia lanjut. Rasa tanggung jawab tersebut selaras dengan harapan orang tua akan perawatan dari anak mereka yang juga memunculkan kekecewaan ketika anak tidak memperhatikan mereka (Keasberry, 2002). Oleh karena itu, anak cenderung akan merawat sendiri orang tua mereka dan orang tua akan menerima perawatan tersebut dengan senang hati.

  Kendati norma sosial menempatkan anak pada kewajiban untuk berbakti kepada orang tua, dalam dunia nyata masih terdapat penyimpangan terhadap kewajiban tersebut. Anak yang merasa sudah sangat sibuk dengan pekerjaan dan keluarganya sendiri dapat sampai pada keputusan untuk menitipkan orang tua mereka di panti jompo. Fakta lain justru memperlihatkan sikap orang tua lanjut usia yang tidak mau merepotkan anak sehingga memilih tinggal di panti jompo.

  Fakta-fakta tersebut mengungkapkan adanya perbedaan sikap terhadap perawatan orang tua lanjut usia. Selain itu, anak dan orang tua juga menunjukkan keengganan untuk tetap terikat satu sama lain. Secara budaya, perbedaan tersebut terkait dengan adanya perubahan kondisi lingkungan

  

family atau sistem keluarga besar menjadi keluarga inti (Keasberry, 2002).

  Anggota masyarakat digambarkan menjadi lebih individualis akibat meningkatnya tanggung jawab di luar keluarga. Anak mulai mengesampingkan tanggung jawab terhadap orang tua lanjut usia sedangkan orang tua merasa tidak ingin membebani anak tetapi juga tidak ingin diabaikan. Hal ini menunjukkan ketidakmampuan anak yang sudah dewasa untuk melaksanakan tanggung jawab ganda terhadap generasi di bawah sekaligus generasi di atas mereka. Kondisi keterapitan di antara tanggung jawab antargenerasi tersebut dikenal dengan istilah sandwich generation atau generation overload (Papalia, Olds, & Feldman, 2009; Santrock, 2002).

  Pada dasarnya, seorang anak yang sudah dewasa akan berhadapan dengan tahap kematangan anak atau filial maturity. Kematangan anak merupakan tahap kehidupan dimana seorang anak telah mampu menerima dan memenuhi kebutuhan ketergantungan orang tua mereka (Papalia, Olds, & Feldsman, 2009). Anak dewasa yang telah memasuki tahap kematangan akan mampu menyeimbangkan cinta dan kewajiban mereka terhadap orang tua dengan tetap menghormati otonomi masing-masing. Tahap kematangan anak inilah yang mampu menjelaskan bagaimana seorang anak yang sudah dewasa mampu mengatasi kondisi keterapitan akibat tanggung jawab ganda.

  Kemampuan anak yang sudah dewasa untuk mencapai tahap kematangan anak turut dibentuk oleh kedekatan anak dengan orang tua. Anak cenderung lebih mampu merespon dan memenuhi kebutuhan ibu dibandingkan dekat dengan orang tua perempuan, yaitu ibu (Papalia, Olds, & Feldsman, 2009). Hal ini sekaligus menjelaskan bahwa perbedaan kedalaman hubungan yang terjadi antara anak dan orang tua mempengaruhi ada tidaknya perawatan dari anak untuk orang tua lanjut usia. Teori lain bahkan menyebutkan bahwa kedekatan emosional merupakan salah satu faktor yang menentukan tendensi seseorang untuk merawat orang tua lanjut usia (Tolkacheva, van Groenou, & van Tilburg, 2010).

  Hubungan emosional antara anak dan orang tua dibangun sejak masa kecil hingga seorang anak menjadi dewasa. Ada berbagai hubungan emosional yang dapat terjalin antara anak dan orang tua, salah satunya adalah kelekatan. Kelekatan merupakan salah satu bentuk hubungan emosional antara anak dan orang tua yang berdasar pada kasih sayang, perasaan aman, dan kepedulian di antara keduanya. Melalui kelekatan, anak dan orang tua akan mampu membangun kedekatan secara emosional.

  Kelekatan sebagai sebuah hubungan emosional mempengaruhi kehidupan seseorang sepanjang masa (Crowell & Treboux, 1995). Hal ini dikarenakan kelekatan pada masa anak-anak hingga kelekatan yang terjalin pada masa dewasa dibangun berkesinambungan. Dalam kesinambungan hubungan lekat, seseorang membentuk suatu konstruk kognitif dan afektif, yaitu working model atau model kerja yang cenderung tetap. Konstruk yang diperoleh seseorang sebagai model kerja akan berpengaruh terhadap harapan, strategi, dan perilakunya pada hubungan-hubungan selanjutnya dengan orang yang mampu menjelaskan bagaimana kelekatan mempengaruhi kehidupan seseorang hingga masa dewasa.

  Mary Ainsworth mengungkapkan bahwa kelekatan pada masa dewasa akan memberikan fungsi dan kompetensi dalam menjalin hubungan (Crowell & Treboux, 1995). Fungsi dan kompetensi menjalin hubungan pada masa dewasa menentukan pula bagaimana orang dewasa bersikap terhadap orang tua dan merespon kebutuhan orang tua. Orang dewasa yang memiliki kelekatan tinggi digambarkan memiliki kompetensi sosial yang baik. Kondisi ini memungkinkan mereka untuk terlibat dalam memberikan perawatan terhadap orang tua yang telah memasuki usia lanjut. Oleh karena itu, anak yang membangun kelekatan dengan orang tua kemungkinan besar memiliki tendensi untuk memberikan perawatan bagi orang tua yang telah berusia lanjut.

  Sebuah penelitian tentang perawatan terhadap lanjut usia dalam kondisi struktur keluarga yang mengalami perubahan mengungkapkan beberapa pandangan orang tua lanjut usia terhadap perawatan lanjut usia dan perubahan struktur keluarga ke arah nuclear family atau keluarga inti (Zsembik & Bonilla, 2000). Dalam penelitian tersebut tampak bahwa orang tua lanjut usia menyadari kebutuhan mereka akan bantuan orang lain pada masa tua mereka.

  Di samping itu, mereka juga menyadari adanya perubahan peran anak menjadi lebih sibuk di luar tanggung jawab keluarga akibat tuntutan zaman. Meskipun demikian, mereka masih memiliki harapan untuk memperoleh perawatan dari anak mereka. Adanya harapan tersebut terkait dengan kedekatan emosional memungkinkan orang tua lanjut usia tetap dapat memperoleh perawatan di tengah perubahan yang terjadi pada struktur keluarga.

  Dalam penelitian lainnya, diketahui bahwa terdapat integrasi antara kelekatan dan sistem perilaku lain, seperti perawatan atau caregiving, hubungan seksual, dan eksplorasi lingkungan (Fraley & Shaver, 2000). Individu dewasa yang memiliki kelekatan dengan pasangan mampu menunjukkan perilaku perawatan terhadap pasangan sebagai figur lekatnya.

  Kemampuan untuk menunjukkan perilaku perawatan bagi pasangan merupakan representasi dari perawatan yang diperoleh individu pada masa anak-anak ketika mendapatkan perawatan dari orang tua mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kelekatan memberikan peluang bagi munculnya perawatan yang ditujukan kepada figur lekat.

  Berbagai fenomena di atas mengungkapkan bahwa hubungan kelekatan antara anak dan orang tua mampu menciptakan kedekatan emosional di antara keduanya. Dengan adanya kedekatan emosional tersebut, seorang anak akan berupaya untuk memenuhi tanggung jawab untuk merawat sendiri orang tuanya. Beberapa penelitian tersebut mengungkap kemungkinan munculnya tendensi untuk merawat orang tua lanjut usia dengan adanya kedekatan emosional dan hubungan antara kelekatan dengan perawatan pada pasangan. Penelitian-penelitian tersebut belum secara langsung melihat hubungan antara kelekatan dan tendensi untuk merawat orang tua lanjut usia pada anak yang sudah dewasa. Tendensi untuk merawat orang tua lanjut usia oleh anak yang terkait peningkatan populasi penduduk berusia lanjut, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai provinsi dengan populasi penduduk lanjut usia terbesar di Indonesia. Di samping itu, penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan masyarakat yang hidup dalam lingkungan berbudaya Jawa dimana perawatan orang tua lanjut usia dipandang sebagai tanggung jawab anak. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan suatu penelitian mengenai hubungan antara kelekatan dan tendensi untuk merawat orang tua lanjut usia. Penelitian ini akan dilakukan pada individu dewasa tengah di Daerah Istimewa Yogyakarta yang masih memiliki orang tua lanjut usia.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara kelekatan dan tendensi untuk merawat orang tua lanjut usia pada individu dewasa tengah?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelekatan dan tendensi untuk merawat orang tua lanjut usia pada individu dewasa tengah.

D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat teoritis

  Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi di bidang Psikologi Perkembangan serta dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

  2. Manfaat praktis

  a. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pertimbangan bagi orang dewasa yang memiliki orang tua lanjut usia dalam hal menjalin hubungan dan pemberian perawatan yang baik terhadap orang tua.

  b. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi orang tua dalam memberikan pengasuhan kepada anak di masa awal pertumbuhan pribadi anak sehingga dapat terbentuk kelekatan yang berpengaruh pada hubungan selanjutnya antara orang tua dan anak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Dewasa Tengah

1. Pengertian dewasa tengah

  Santrock (2002) mengungkapkan beberapa definisi paruh kehidupan atau masa dewasa tengah, yaitu: a. suatu masa menurunnya keterampilan fisik dan semakin besarnya tanggung jawab; b. suatu periode di mana orang menjadi semakin sadar akan polaritas muda dan tua serta semakin berkurangnya jumlah waktu yang tersisa dalam kehidupan;

  c. suatu titik ketika individu berusaha meneruskan sesuatu yang berarti pada generasi berikutnya; d. suatu masa ketika orang mencapai dan mempertahankan kepuasan dalam karirnya.

  Definisi masa dewasa tengah dalam konteks keluarga adalah orang berusia paruh baya yang digambarkan sebagai orang dengan anak yang sudah dewasa dan atau orang tua yang lanjut usia (Papalia, Olds, & Feldman, 2009).

  Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dewasa tengah adalah masa dimana seseorang mulai mengalami penurunan secara fisik namun memiliki karier serta tanggung jawab yang semakin tinggi dalam keluarga untuk meneruskan sesuatu yang berharga bagi generasi di bawahnya dan memberikan perhatian terhadap generasi sebelumnya, yaitu orang tua yang berusia lanjut.

  2. Batasan usia masa dewasa tengah

  Batas-batas usia untuk masa perkembangan dewasa tengah tidak ditentukan secara tegas. Namun, beberapa ahli memberikan batasan masing- masing untuk masa perkembangan dewasa tengah. Dalam Santrock (2002) , usia dewasa tengah merupakan periode perkembangan yang dimulai kira- kira pada usia 35-45 tahun hingga memasuki usia 60-an. Lemme (1995) menuliskan usia 40 sampai dengan 65 sebagai masa dewasa tengah. Senada dengan Lemme; Papalia, Olds, dan Feldsman (2009) menetapkan usia 40 sampai dengan 65 sebagai masa dewasa tengah.

  Berdasarkan beberapa pandangan mengenai batasan usia pada masa dewasa tengah, dapat disimpulkan bahwa masa dewasa tengah dimulai pada usia 40 tahun sampai dengan usia 65 tahun.

  3. Perkembangan masa dewasa tengah

  a. Aspek fisik Memasuki masa dewasa tengah, seseorang mulai menghadapi penurunan fungsi fisik. Perubahan-perubahan fungsi fisik meliputi alat-alat indera. Selain itu, kekuatan dan koordinasi fisik, ketangkasan tangan, keterampilan motorik rumit yang melibatkan banyak stimulus, respon, dan keputusan juga menunjukkan penurunan pada masa dewasa tengah. Perubahan struktur dan sistem tubuh terlihat pada kulit yang menjadi kurang kencang dan halus, rambut yang lebih tipis dan beruban, berkeringat lebih sedikit, bertambahnya berat badan, kepadatan tulang yang menurun, dan persendian menjadi lebih kaku. Dalam hal sistem organ, sebagian besar individu dewasa tengah menunjukkan sedikit ataupun tidak sama sekali penurunan fungus-fungsi organ. Perubahan fungsi seksual pada masa dewasa tengah terjadi karena adanya penurunan hormon estrogen dan progestron pada perempuan serta penurunan hormon testosteron pada laki-laki.

  Stamina cenderung bertahan lebih lama daripada kekuatan otot pada masa dewasa tengah (Papalia, Olds, & Feldman, 2009). Individu dewasa tengah mengalami kerusakan pada serta otot yang digantikan oleh munculnya lemak. Hal ini menyebabkan hilangnya kekuatan otot.

  Berbeda dengan kekuatan otot, individu dewasa tengah hanya mengalami sedikit penurunan di bawah rata-rata stamina pada masa dewasa awal.

  Hal ini dikarenakan adanya penggunaan keterampilan fisik secara terus- menerus. Dengan demikian, individu dewasa tengah mampu menunjukkan stamina yang baik apabila aktivitas yang dilakukannya tidak membutuhkan kekuatan otot melebihi kapasitasnya.