RYA ANDR DALAM A F PIERRE si uhi Salah Sa ana Sastra In stra Indones

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

NOVEL SANG
S
PEM
MIMPI KAR
RYA ANDR
REA HIRA
ATA :
ANALISIS HABIITUS DAN
N MODAL DALAM ARENA
A
PE
ENDIDIKA
AN
MENU
URUT PER
RSPEKTIF
F PIERRE BOURDIE
EU


Skripssi
Diajukan untuuk Memenu
uhi Salah Saatu Syarat
Memperoleh
M
Gelar Sarjaana Sastra In
ndonesia
m Studi Sasstra Indonessia
Program

Oleh
h
Harpindo Syah Putra Hilarion Giinting
NIM: 154114030

PR
ROGRAM S
STUDI SAS
STRA INDO
ONESIA

FA
AKULTAS SASTRA
UNIVERS
SITAS SAN
NATA DHA
ARMA
YOGYAKA
ARTA
Januari 2019
2

i
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


iii
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYAT
P
TAAN KEA
ASLIAN KA
ARYA

Saya mennyatakan dengan sesunngguhnya bahwa tugass skripsi yan
ang saya tullis ini
tidak mem
muat karya atau bagiann karya oraang lain, keccuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daaftar pustakaa sebagaimaana layakny
ya karya ilm
miah.


Yog
gyakarta, 100 Januari 2019
Penuulis

Harp
pindo Syah Putra Gintiing

iv
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yataan Perssetujuan Publikasi Ka
arya Ilmiahh
Perny
untuk K
Kepentinga
an Akadem
misi


n di bawah iini, saya maahasiswa Un
niversitas SSanata Dharma:
Yang bertanda tangan
pindo Syah P
Putra Hilariion Ginting
Naama : Harp
Nim

: 154114030

Demi penngembangan
n ilmu penggetahuan, saya membeerikan kepaada perpustaakaan
Universitaas Sanata Dharma kaarya ilmiah
h saya yan
ng berjuduul “Novel Sang
Pemimpi Karya And
drea Hirataa: Analisis Habitus dan
d

Modaal dalam Arena

A

Pendidikaan Menurut Perspektif P
Pierre Bourdieu”.
Dengan demikian,
d
saya
s
membberikan kep
pada Universitas Sanaata Dharmaa hak
menyimpaan, mengallihkan dalaam bentuk
k lain, meengelolanyaa dalam bentuk
pangkalann data, mend
distribusikaannya secara terbatas dan
d mempub
ublikasikann
nya di
internet attau media yang
y
lain uuntuk kepen

ntingan akad
demis tanpaa perlu mem
minta
izin dari saya maaupun mem
mberikan royalty keepada sayaa selama tetap
mencantum
mkan namaa saya sebaggai penulis.
Demikian pernyataan
n ini saya buuat dengan sebenarnya.
s
.

Dib
buat di Yogy
gyakarta
Pad
da tanggal 110 Januari 2019
2
Yan
ng menyataakan,


Harrpindo Syahh Putra Gintting

v
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk
Bapak (Marhen Ginting, S.Pd.) dan Mamak (Raskita Br. Tarigan, S.Pd.)
serta keluarga

vi
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO


“Sedikit lebih beda lebih baik
daripada sedikit lebih baik”
-Pandji Pragiwaksono-

vii
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
berkat, karunia, dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi
yang berjudul “Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata: Analisis Habitus dan
Modal dalam Arena Pendidikan Menurut Perspektif Pierre Bourdieu” ini dengan
baik. Penyusunan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
sarjana (S-1) Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata
Dharma.
Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini tidak dapat

berjalan lancar tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, izinkan penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak tersebut.
Yang pertama, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Yoseph
Yapi Taum, M.Hum. dan Susilawati Endah Peni Adji S.S., M.Hum. selaku dosen
pembimbing yang selalu dengan sabar dan ikhlas memberikan bimbingan,
pengarahan, masukan, dan saran dari awal penulisan hingga selesainya skipsi ini.
Yang kedua, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen
Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma (USD), yaitu Susilawati Endah Peni
Andji S.S., M.Hum. selaku Ketua Program Studi Sastra Indonesia USD sekaligus
selaku dosen pembimbing akademik mahasiswa Sastra Indonesia 2015, Sony
Christian Sudarsono, S.S., M.Hum., selaku Wakil Ketua Progaram Studi Sastra
Indosia USD, Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum., Drs. B. Rahmanto,
M.Hum., Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum., Maria Magdalena Sinta Wardani,
S.S., M.A., Drs. Hery Antono, M.Hum. (alm), dan Dr. Paulus Ari Subagyo,
M.Hum. (alm), yang telah bersedia memberikan ilmunya selama penulis berkuliah
di Progam Studi Sastra Indonesia; juga kepada Staf Sekretariat Fakultas Sastra
khususnya Jurusan Sastra Indonesia atas pelayanannya selama ini.
Yang ketiga, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Marhen
Ginting S.Pd. dan Ibu Raskita br Tarigan S.Pd. tercinta yang selalu memberikan
doa, cinta, dukungan, motivasi, dan hal lainnya kepada penulis. Penulis

mengucapkan terima kasih juga kepada kak Mira Cansri br Ginting, S.Pd, bang
Dika Tarigan, bang Pujand Plato Benhard Ginting, S.Sn, dan Regia Clara br
Tarigan, yang selalu memberikan cinta, dukungan, dan motivasi kepada penulis.
Yang keempat, penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
Sastra Indonesia 2015, CMVE DIY & Jateng, Keluarga Karo Katolik Yogyakarta,
yang berkenan menerima penulis untuk berdinamika bersama dalam menjalani
viii
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kehidupann di Yogyak
karta. Terim
ma kasih jug
ga kepada Ella
E Irmina bbr Surbakti yang
senantiasaa mengingaatkan, mem
motivasi, dan membaantu penuli s dalam proses
p
penyusunaan skripsi in
ni. Ucapan terima kasiih juga penulis ucapkaan kepada semua
s
pihak yangg tidak dapat disebutkaan satu perssatu, yang telah membeerikan duku
ungan
dan bantuaan dalam beentuk apapuun kepada penulis.
p
Akkhir kata, seperti
s
kataa pepatah “Tak Ada Gading yaang Tak Retak”
R
demikian pula hal ny
ya dengan skripsi ini yang masih
h jauh darii kata semp
purna.
ng terdapat di dalam tulisan
t
ini merupakan
m
tanggung jawab
j
Segala kesalahan yan
penulis senndiri.
Yo
ogyakarta, 110 Januari 2019
2
Pen
enulis

Haarpindo Syaah Putra Gin
nting

ix
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Ginting, Harpindo. 2019. “Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata: Analisis
Habitus dan Modal dalam Arena Pendidikan Menurut Perspektif Pierre
Bourdieu”. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas
Sastra, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini mengkaji habitus dan modal dalam novel Sang Pemimpi karya
Andrea Hirata. Tujuan penelitian ini (1) mendeskripsikan hasil analisis struktur prosa
dalam novel Sang Pemimpi yang terbatas pada tokoh dan latar, dan (2) mendeskripsikan
habitus dan modal dalam novel Sang Pemimpi.
Paradigma penelitian ini menggunakan paradigma M. H. Abrams dengan
pendekatan objektif dan pendekatan diskursif. Pendekatan objektif menggunakan teori
struktural, sedangkan pendekatan diskursif menggunakan teori Pierre Bourdieu. Metode
dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode studi pustaka.
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua metode yakni metode formal
dan metode analisis isi. Metode formal digunakan untuk menganalisis unsur-unsur novel
Sang Pemimpi, yang terbatas pada unsur tokoh dan latar, sedangkan metode analisis isi
digunakan untuk menemukan dan memahami habitus dan modal yang terdapat dalam
novel Sang Pemimpi.
Hasil analisis struktur prosa dalam novel Sang Pemimpi adalah sebagai berikut.
Terdapat tiga tokoh utama dalam novel tersebut yakni: Ikal, Arai, dan Jimbron. Ketiga
tokoh utama tersebut berasal dari kalangan masyarakat miskin yang ingin mewujudkan
mimpi-mimpinya melalui arena pendidikan. Analisis latar dalam novel Sang Pemimpi
menunjukkan bahwa latar tempat meliputi: sekolah, pasar Magai, rumah Ikal, gudang
Nyonya Lam Nyet Pho, toko A Siong, rumah Mak Cik Maryamah, masjid, pabrik cincau,
kontrakan, bioskop, dermaga, rumah Bang Jaitun, rumah Nurmala, kapal Bintang Laut
Selatan, Tanjung Periok, Bogor, tempat foto copy, kantor Pos, kereta, dan sebuah gedung
di Jakarta. Latar waktu pada novel tersebut terjadi sekitar tahun 1980-an, dan latar sosial
dalam novel tersebut menggambarkan masyarakat Melayu.Hasil analisis habitus dan
modal yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata adalah sebagai
berikut. Ikal memiliki 6 habitus yakni: kerja keras, pantang menyerah, suka berolah raga,
melawan pesimistis, suka menabung, dan agamais. Sedangkan Arai juga memiliki 6
habitus yakni: kerja keras, pantang meyerah, optimis, selalu ingin tahu, suka menabung,
dan murah hati. Sedangkan Jimbron memiliki 4 habitus, yakni: habitus kerja keras,
habitus obsesi terhadap kuda, habitus suka menabung, dan habitus lugu.Analisis modal
meliputi modal ekonomi, modal budaya, modal sosial, dan modal simbolik. Analisis
modal ekonomi menunjukkah bahwa Ikal, Arai, dan Jimbron tidak memiliki modal
ekonomi. Analsis modal budaya menunjukkan bahwa Ikal memiliki modal budaya lebih
dominan dibanding Arai dan Jimbron. Analisis modal sosial menunjukkan bahwa modal
sosial dimiliki oleh Ikal, Arai, dan Jimbron. Analisis modal simbolik menunjukkan bahwa
Ikal, Arai, dan Jimbron tidak memiliki modal simbolik.
Kata Kunci : Pierre Bourdieu, Habitus, Modal

x
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Ginting, Harpindo. 2019. “Andrea Hirata’s Novel Sang Pemimpi: Habits and
Capital Analysis in the Education Arena According to Pierre Bourdieu
Perspective”. An Undergraduate Thesis (S-1). Yogyakarta: Indonesia
Literature Study Program, Faculty of Letters, Sanata Dharma University.
This research examines the habits and capital in Andrea Hirata’s novel
Sang Pemimpi. The purposes of this research are (1) describing the analysis on
prose structure, limited to the character and setting, and (2) describing the habits
and capital in Sang Pemimpi novels.
This research paradigm uses M. H. Abrams paradigm with objective and
discursive approach. Objective approach uses structural theory, and discursive
approach uses Pierre Bourdieu theory. Method and data collecting technique
which are employed in this research is library research. Data analysis method in
this research uses two methods: formal methods and content analysis method.
Formal method is used to analyze the elements of Sang Pemimpi novel, limited to
the character and setting, while content analysis method is used to discover and
understand the habits and capital in Sang Pemimpi novel.
The result of prose structural analysis in Sang Pemimpi novel is: there are
three main characters in Sang Pemimpi novel namely: Ikal, Arai, and Jimbron.
The three main characters came from the poor who wanted to make their dreams
come true through the education arena. Setting analysis in Sang Pemimpi novel
shows that the place setting includes : school , Magai market, Ikal’s house,
Madam Lam Nyet Pho’s warehouse, A Siong’ store, Mak Cik Maryamah’ house,
the mosque, cincau factory, boarding house, cinema, dock, Bang Jaitun’s house,
Nurmala’s house, Bintang Laut Selatan ship, Tanjung Periok, Bogor, foto copy
store, Post office, train, and a building in Jakarta. The time setting of the novel
took place around the 1980s, and the social setting describe Malay society.The
results of habits and capital analysis in Sang Pemimpi novel are: Ikal has 6
habitus, namely: hard worker, never give up, like to exercise, fight pessimism,
save money, and religious. While Arai has 6 habits, namely: hard worker, never
give up, optimistic, always curious, save money, and generous. Jimbron has 4
habits, namely: hard worker, obsession with horses, save money, and innocent.
Analysis of capital includes economic, culture, social, and symbolic. Analysis of
economic capital shows that Ikal, Arai, and Jimbron do not have economic capital.
Analysis of culture capital shows that Ikal has more dominant cultural capital than
Arai and Jimbron. Analysis of social capital shows that Ikal, Arai, and Jimbron
have social capital. Analysis of symbolic capital shows that Ikal, Arai, and
Jimbron do not have symbolic capital.
Key Words: Pierre Bourdieu, Habits, Capita

xi
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..........................................................................................

i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... iv
HALAMAN PERBYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi
MOTTO ............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
ABSTRAK ......................................................................................................... x
ABSTRACT ....................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................
1.4.1 Manfaat Teoretis .....................................................................
1.4.2 Manfaat Praktis .......................................................................
1.5 Tinjauan Pustaka ..............................................................................
1.6 Landasan Teori .................................................................................
1.6.1 Struktur Prosa ..........................................................................
1.6.1.1 Tokoh ........................................................................
1.6.1.1.1 Tokoh Utama................................................
1.6.1.1.2 Tokoh Tambahan .........................................
1.6.1.2 Latar ............................................................................
1.6.1.2.1 Latar Tempat ................................................
1.6.1.2.2 Latar Waktu..................................................
1.6.1.2.3 Latar Sosial ..................................................
1.6.2 Habitus, Modal, dan Arena: Pierre Bourdieu ..........................

xii
 

1
5
5
5
6
6
6
9
9
10
10
11
11
11
12
12
13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.6.2.1 Habitus ........................................................................
1.6.2.2 Modal ..........................................................................
1.6.2.3 Arena ...........................................................................
1.7 Metode Penelitian ............................................................................
1.7.1 Jenis Penelitian ........................................................................
1.7.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ..................................
1.7.3 Metode dan Teknik Analisis Data ...........................................
1.7.4 Metode Penyajian Analisis Data .............................................
1.7.5 Sumber Data ............................................................................
1.8 Sistematika Penyajian ......................................................................

13
15
17
17
18
19
19
20
20
21

BAB II STRUKTUR PROSA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA
ANDREA HIRATA
2.1 Tokoh ..............................................................................................
2.1.1 Ikal ..........................................................................................
2.1.2 Arai..........................................................................................
2.1.3 Jimbron....................................................................................
2.2 Latar ................................................................................................
2.2.1 Latar Tempat ...........................................................................
2.2.2 Latar Waktu.............................................................................
2.3 Latar Sosial ......................................................................................
2.4 Rangkuman ......................................................................................

22
23
31
36
41
41
50
51
52

BAB III HABITUS DAN MODAL DALAM NOVEL SANG PEMIMPI
KARYA ANDREA HIRATA
3.1 Habitus ............................................................................................
3.1.1 Habitus Ikal .............................................................................
3.1.1.1 Habitus Pekerja Keras .................................................
3.1.1.2 Habitus Pantang Menyerah .........................................
3.1.1.3 Habitus Suka Berolah Raga ........................................
3.1.1.4 Habitus Melawan Pesimistis .......................................
3.1.1.5 Habitus Suka Menabung .............................................
3.1.1.6 Habitus Agamais/Agamis ...........................................
3.1.2 Habitus Arai ............................................................................
3.1.2.1 Habitus Pekerja Keras .................................................
3.1.2.2 Habitus Pantang Meyerah ...........................................
3.1.2.3 Habitus Optimis ..........................................................
3.1.2.4 Habitus Selalu Ingin Tahu...........................................
3.1.2.5 Habitus Suka Menabung .............................................
3.1.2.6 Habitus Murah Hati .....................................................
xiii
 

54
55
55
57
57
58
60
61
62
62
63
63
64
64
65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.1.3 Habitus Jimbron ......................................................................
3.1.3.1 Habitus Pekerja Keras ................................................
3.1.3.2 Habitus Obsesi Terhadap Kuda...................................
3.1.3.3 Habitus Suka Menabung .............................................
3.1.3.4 Habitus Lugu ...............................................................
3.2 Modal ...............................................................................................
3.2.1 Modal Ekonomi.......................................................................
3.2.2 Modal Budaya .........................................................................
3.2.3 Modal Sosial ...........................................................................
3.2.4 Modal Simbolik.......................................................................
3.3 Arena ................................................................................................
3.4 Rangkuman ......................................................................................

65
66
66
67
67
68
68
69
70
71
72
72

BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 74
4.1 Kesimpulan ...................................................................................... 74
4.2 Saran................................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 79
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 80

xiv
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bourdieu mengelompokkan masyarakat ke dalam tiga kelas, yaitu kelas
dominan, kelas borjuasi kecil, dan kelas popular. Pembagian kelas ini didasari
pada kepemilikan modal. Pembagian kelas ini dapat kita terapkan untuk melihat
masyarakat di sekitar kita, karena secara umum, berdasarkan kepemilikan modal,
ada yang dominan, ada yang tidak dominan, dan ada yang posisinya berada di
antara keduanya. Hubungan ketiga kelas tersebut adalah kelas dominan hampir
selalu memaksakan budayanya, sementara kelas terdominasi tentu saja akan
cenderung menerima budaya kelas dominan (Martono, 2012: 36).
Novel Sang Pemimpi yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini
menggambarkan kisah tokoh utama yakni : Ikal, Arai, dan Jimbron yang
merupakan masyarakat miskin, berjuangan menaikkan kelas sosialnya melalui
dunia pendidikan. Dalam pandangan Bourdieu, tokoh utama dalam novel tersebut
tergolong ke dalam kelas borjuasi kecil, karena sifat mereka sama dengan kaum
borjuasi yaitu mereka memiliki keinginan untuk menaiki tangga sosial.
Pendidikan diyakini sebagian besar orang sebagai jalan yang paling menjanjikan
untuk menaikkan kelas sosial. Dalam pandangan Bourdieu, pendidikan
merupakan salah satu arena perebutan kekuasaan.
Masyarakat dalam pandangan Pierre Bourdieu digambarkan sebagai
sebuah arena yang saling berkaitan. Arena tersebut merupakan tempat


 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


 

pertarungan atau perjuangan memperebutkan kekuasaan atau kekuatan-kekuatan
yang ada. Arena tersebut bermacam-macam,

yakni arena pendidikan, arena

ekonomi, arena budaya, arena agama, arena seni, arena politik, dll. Jika suatu
individu maupun kolektif ingin memperoleh ataupun memperjuangakan suatu
dominasi dalam kelompok sosial, ia harus memiliki modal dan habitus yang tepat
dalam arena perjuangannya.
Menurut Bourdieu dalam (Haryatmoko 2016: 41), habitus merupakan
hasil keterampilan yang menjadi tindakan praktis, baik secara sadar maupun
tidak, yang dipandang sebagai suatu kemampuan yang kelihatannya alamiah dan
berkembang dalam lingkungan sosial tertentu. Seseorang yang terampil menulis,
sudah pasti memiliki habitus membaca, sehingga keterampilan menulis tidak
diperoleh secara alami melainkan terbentuk oleh kebiasaan membaca dan
merumuskan hasil pemikiran dari membaca tersebut sehingga mampu
menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Martono (2012: 36) habitus juga
merupakan gaya hidup, nilai-nilai, watak, dan harapan kelompok sosial tertentu.
Kelas dominan, kelas borjuasi kecil, dan kelas populer memiliki habitusnya
masing-masing. Jika suatu individu atau kolektif ingin menaikkan kelasnya, hal
pertama yang dapat dikakukannya adalah meniru habitus kelas di atasnya.
Modal dalam pandangan Bourdieu hampir sama maknanya dengan modal
dalam bidang ekonomi. Dalam bidang ekonomi, modal cenderung dimaknai
sebagai kepemilikan materi (uang), namun Bourdieu mengartikan modal secara
lebih luas. Modal menurut Bourdieu

 

dalam (Martono, 2012: 32) diartikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


 

sebagai sebuah hasil kerja yang terakumulasi (dalam bentuk yang “terbendakan”
atau bersifat “menubuh” –terjiwai dalam diri seseorang). Martono (2012: 32)
mengartikan modal tersebut sebagai sekumpulan sumber daya (baik materi
maupun nonmateri) yang dimiliki seseorang atau kelompok tertentu yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan. Bourdieu membedakan empat macam modal
yaitu modal ekonomi , modal sosial, modal budaya, dan modal simbolik. Modal
merupakan faktor utama yang harus dimiliki untuk memperoleh atau
mempertahankan kekuasaan.
Dalam penelitian ini, novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dijadikan
sebagai objek penelitian. Menurut Ratna (2012: 336) novel merupakan genre
yang paling sosiologis dan responsif sebab sangat peka terhadap fluktuasi
sosiohistoris. Kisah-kisah yang dimuat dalam karya sastra umumnya cerminan
dari kehidupan masyarakat. Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata,
merupakan cerminan dari masyarakat Melayu Kampung yang tinggal di pulau
Belitong.
Secara ringkas novel ini mengisahkan perjuangan tokoh utama yakni:
Ikal, Arai, dan Jimbron berjuang untuk mewujudkan mimpinya yaitu berkeliling
dunia, menjelajahi benua Eropa hingga Afrika dan kuliah di Universite de Paris,
Sorbonne, Prancis. Mimpi tersebut tak mudah terwujudkan karena mereka
hanyalah masyarakat miskin yang tinggal di daerah terpencil. Oleh karena itu,
mereka memilih pendidikan sebagai satu-satunya jalur yang mereka yakini dapat
mewujudkan mimpi-mimpi tersebut. Dunia pendidikan dipilih sebagai arena.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


 

Untuk dapat sukses dalam arena pendidikan, Ikal, Arai, dan Jimbron harus
memiliki modal dan habitus. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dianalisis
habitus dan modal yang dimiliki tokoh utama untuk meraih sukses dalam arena
pendidikan.
Alasan peneliti mengambil topik ini adalah sebagai berikut. Pertama,
novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata merupakan salah satu novel mega best
seller Indonesia, dan pada tahun 2009, novel ini diaptasi menjadi film dengan
jumlah penonton 1,9 juta orang dan meraih beberapa penghargaan.
Kedua, novel Sang Pemimpi menggambarkan perjuangan masyarakat
miskin menaikkan kelasnya melalui arena pendidikan, sebagaimana Andrea
Hirata sendiri selaku penulis novel Sang Pemimpi. Teori Pierre Bourdieu cocok
digunakan untuk melihat bagaimana habitus dan modal yang dimiliki oleh tokoh
utama dalam novel ini, untuk bertarung dalam arena pendidikan sehingga mampu
menaikkan kelas mereka.
Ketiga, penelitian dalam bidang sastra Indonesia yang menggunakan
perspektif Pierre Bourdieu masih sangat minim dilakukan. Sepengetahuan
penulis penelitian terhadap novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dengan
perspektif Pierre Bourdieu belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian
ini diharapkan memberikan sumbangsih khususnya sebagai refrensi tentang
kajian habitus dan modal tokoh-tokoh karya sastra.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


 

1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, yang menjadi rumusan permasalahan adalah sebagai
berikut.
1.2.1 Bagaimanakah struktur prosa dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea
Hirata?
1.2.2 Bagimanakah habitus dan modal tokoh utama dalam arena pendidikan
yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1.3.1 Mendeskripsikan struktur prosa dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea
Hirata. Hal ini akan dikemukakan dalam Bab II.
1.3.2 Mendeskripsikan habitus dan modal tokoh utama dalam arena pendidikan
yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Hal ini
akan dikemukakan dalam Bab III.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberi manfaat khususnya manfaat
secara teoretis dan manfaat secara praktis.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


 

1.4.1 Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dapat diartikan sebagai manfaat penelitian terhadap
perkembangan bidang disiplin ilmu terkait (sastra,bahasa,dan budaya), dalam hal
ini khususnya bidang sastra. Adapun manfaat teoretis penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1.4.1.1 Menambah pengetahuan terkait pengkajian karya sastra, khususnya
novel menggunakan perspektif Pierre Bourdieu;
1.4.1.2 Menambah referensi penelitian karya sastra Indonesia, dan menjadi
acuan pustaka terhadap penelitian terkait.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat Praktis berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan profesi tertentu
di luar bidang penelitan ini (Sastra,bahasa,dan budaya). Secara praktis penelitian
ini diharapkan menambah wawasan pembaca terkait konsep Pierre Bourdieu
tentang habitus, modal, dan arena khususnya pada novel Sang Pemimpi karya
Andrea

Hirata.

Selain

itu

penelitian

ini

diharapkan

memberikan

pandangan/pemahaman baru bagi pembaca novel Sang Pemimpi karya Andrea
Hirata.
1.5 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dilakukan untuk melihat posisi penelitian yang
dilakukan apakah memiliki kebaruan atau tidak. Tinjauan pustaka dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


 

Triantoro, mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dahrma
Yogyakarta (2011), melakukan penelitan dalam bentuk skripsi dengan judul
Kritik Sosial dalam Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata. Penelitian
tersebut memfokuskan permasalahan pada deskripsi tokoh dan penokohan serta
deskripsi kritik sosial yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi. Dalam
penelitiannya, Triantoro menggunakan pendekatan sosiologi sastra Damono,
sedangkan dalam penelitian ini, yang digunakan ialah teori Pierre Bourdieu.
Selain itu, tujuan penelitan Triantoro adalah mendeskripsikan kritik sosial dalam
novel Sang Pemimpi yang disampaikan melalui tokoh-tokohnya, sedangkan
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan habitus dan modal yang dimiliki
tokoh utama dalam perjuangannya di arena pendidikan. Untuk memahami
habitus dan modal tersebut akan dianalisis terlebih dahulu tokoh dan penokohan
yang terbatas pada tokoh utama, lalu analisis latar.
Soewarno, mahasiswa pasca sarjana Pendidikan Bahasa Universitas
Negeri Jakarta (2016), melakukan penelitian dalam bentuk makalah dengan judul
Habitus dan Kekerasan Simbolik dalam Novel Gadis Pantai karya Pramoedya
Ananta Toer. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan Pierre Bourdieu.
Penelitian tersebut bertujuan mendeskripsikan habitus dan kekerasan simbolik
yang terdapat dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer.
Karnata, mahasiswa program studi S2 Kajian Budaya dan Media UGM,
melakukan penelitian dalam bentuk tesis dengan judul Novel Sang Pemimpi:
Trajektori Andrea Hirata dalam Arena Sastra Indonesia. Penelitian tersebut

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


 

menggunakan teori arena produksi kultural Pierre Bourdieu yang memadukan
analisis tekstual, biografi pengarang, dan ruang sosial. Penelitian tersebut
bertujuan untuk menjelaskan: pertama, kondisi arena kekuasaan dan arena sastra
Indonesia pasca Orde Baru; kedua, strategi Andrea Hirata dalam arena sastra
Indonesia demi meraih posisi tertentu; ketiga, pandangan Andrea Hirata yang
dimobilisasi melalui karya sastra dan praktik sosialnya. Penelitian Karnata
berbeda dengan penelitian ini karena fokus penelitian Karnata adalah Andrea
Hirata, sedangkan fokus penelitian ini adalah novel Sang Pemimpi karya Andrea
Hirata.
Barata, mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, pada
tahun 2017 melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul Strukturasi
Kekuasaan dan Kekerasan Simbolik dalam Cerpen “Ayam”, “Suatu Malam
Suatu Warung”, dan “Tahi” dalam Kumpulan Cerpen Hujan Menulis Ayam
Karya Sutardji Calzoum Bachri: Sebuah Perspektif Pierre Bourdieu. Teori yang
digunakan Barata sama dengan teori dalam penelitian ini yaitu teori Pierre
Bourdieu, perbedaannya terletak pada objek meterialnya. Objek material Barata
adalah cerpen, sedangkan objek material penelitian ini adalah novel. Tujuan
penelitian Barata adalah mendeskripsikan strukturasi kekuasaan dan kekerasan
simbolik dalam kumpulan cerpen Hujan Menulis Ayam karya Sutardji Calzoum
Bachri.
Dari tinjauan pustaka di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang
novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata: analisis habitus dan modal dalam

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


 

arena pendidikan menurut perspektif Pierre Bourdieu belum pernah dilakukan.
Keempat penelitian di atas dapat dijadikan sebagai rujukan untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam terkait objek penelitian.

1.6 Landasan Teori
Menurut Ratna (2012: 2), teori berfungsi untuk mengubah dan
membangun pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan. Karya sastra yang
merupakan hasil dari proses imajinatif bila dikaji dengan teori dan metode
tertentu akan menghasilkan sebuah ilmu pengetahuan. Secara lebih jelas, Ratna
(2012: 9) mendefenisikan teori sastra sebagai seperangkat konsep yang saling
berkaitan secara ilmiah, yang disajikan secara sistematis, yang berfungsi untuk
menjelaskan sejumlah gejala sastra.
Dalam penelitian ini, kerangka teori yang digunakan adalah analisis
struktur dan konsep habitus dan modal dari Pierre Bourdieu.
1.6.1 Struktur Prosa
Sturktur prosa yang dianalisis dalam penelitian ini hanya terbatas pada
tokoh dan latar. Pembatasan ini dilakukan karena fokus utama penelitian ini
adalah habitus dan modal yang dimiliki tokoh utama. Untuk memahami
bagaimana habitus dan modal tokoh utama dalam novel Sang Pemimpi karya
Andrea Hirata perlu lebih dahulu diketahui bagaimana karakter tokoh dan latar
dalam novel tersebut.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10 
 

1.6.1.1 Tokoh
Tokoh dan penokohan merupakan suatu kepaduan yang utuh dalam suatu
cerita. Tokoh dapat diartikan sebagai pelaku cerita, sedangkan penokohan
merupakan watak dari pelaku cerita. Secara lebih spesifik, tokoh cerita menurut
Abrams dalam (Nurgiyantoro, 1995: 165), adalah orang yang ditampilkan dalam
suatu karya (naratif,drama) yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas
moral dan kecendrungan tertentu seperti yang diekspresikan (melalui ucapan
maupun tindakan). Tokoh cerita dapat digunakan pengarang sebagai pembawa
dan penyampai pesan, amanat, moral, pikiran, atau hal lain kepada pembaca.
Dalam suatu cerita pada umumnya terdapat lebih dari satu tokoh. Fungsi
dari tokoh-tokoh tersebut bermacam-macam. Tokoh-tokoh cerita dapat
dibedakan ke dalam beberapa jenis penamaan berdasarkan dari sudut mana
penamaan itu dilakukan. Berdasarkan kadar keutamaan tokoh dalam suatu cerita,
tokoh dapat dibedakan menjadi dua, yakni tokoh utama dan tokoh tambahan.
1.6.1.1.1 Tokoh Utama
Tokoh utama merupakan tokoh yang diutamakan prosanya dalam cerita
yang bersangkutan. Tokoh utama dalam suatu cerita dapat dilihat dari
keseringannya muncul dalam cerita, karena tokoh utama selalu mendominasi
cerita. Tokoh utama adalah tokoh yang paling banyak disinggung dalam suatu
cerita, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh utama

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11 
 

dalam suatu novel dapat lebih dari satu orang, walaupun kadar keutamannya tak
selalu sama.
1.6.1.1.2 Tokoh Tambahan
Tokoh tambahan adalah tokoh yang pemunculannya dalam suatu cerita
lebih sedikit, dan kehadirnya hanya jika ada keterkaitan secara langsung atau
tidak langsung dengan tokoh utama. Tokoh tambahan merupakan tokoh yang
berfungsi sebagai pendukung cerita. Walaupun sebagai tambahan kehadirannya
tetap penting dan diperlukan dalam sebuah cerita.
1.6.1.2 Latar
Latar menurut Abrams dalam (Nurgiyantoro, 1995: 216) disebut sebagai
landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar
memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Latar diperlukan untuk
memberikan gambaran yang realistis kepada pembaca. Nurgiyantoro (1995: 217)
memandang pembaca dapat merasakan kedekatan dirinya dengan cerita jika latar
mampu mengangkat suasana setempat, warna lokal, lengkap dengan perwatakan
ke dalam cerita. Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu
tempat, waktu, dan sosial.
1.6.2.1 Latar Tempat
Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa yang terdapat
dalam sebuah cerita. Unsur tempat dalam sebuah cerita dapat berupa tempat-

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12 
 

tempat yang memiliki nama, inisial, atau bahkan tanpa nama. Yang terpenting
menurut Nurgiyantoro (1995: 227) penggunaan nama-nama tertentu sebagai latar
haruslah mencerminkan sifat dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan,
atau paling tidak tak bertentangan dengan sifat dan keadaan geografis aslinya.
1.6.2.2 Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa
dalam cerita. Latar waktu umumnya harus dikaitan dengan latar tempat karena
pada kenyataannya kedua hal tersebut saling berkaitan. Latar waktu dapat dalam
sebuah cerita dapat menggambarkan keadaan suatu zaman.
1.6.2.3 Latar Sosial
Latar sosial merupakan bagian latar secara keseluruhan. Latar sosial
berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial
masyarakat dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat dalam cerita. Latar sosial
juga dapat berhubungan dengan status sosial tokoh dalam cerita. Kehidupan
sosial masyarakat seperti kebiasaan, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan
hidup, cara berpikir, cara bersikap, dan lain-lain dalam cerita tergolong ke dalam
kajian latar sosial. Menurut Nurgiyantoro (1995: 235) masalah penamaan tokoh
dalam banyak hal berhubungan dengan latar sosial. Latar waktu, latar tempat,
dan latar sosial merupakan suatu kepaduan yang menyaran pada makna yang
khas dan meyakinkan.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13 
 

1.6.2 Habitus, Modal, dan Arena : Pierre Bourdieu
Pierre Bourdieu adalah seorang sosiolog Prancis, yang perjalanan
intelektualnya dipengaruhi oleh keprihatinan mendasar terhadap lingkungan
sosial dan hasrat terhadap perubahan. Teori habitus yang dicetuskannya bukan
disebabkan oleh perubahan sosial besar melainkan berdasarkan pada studi yang
mendalam dan penelitian-penelitian yang dilakukan Bourdieu di daerah Kabylie
dan Collo, Aljazair. Teori-teori yang dikemukakan Bourdieu dimaksudkan untuk
melewati batas-batas oposisi yang telah terstruktur dalam teori-teori ilmu sosial.
Gagasan dasar Bourdieu mengkristal dalam beberapa konsep utama, yakni
habitus, modal, arena,distinction, kekuasaan simbolik, dan kekerasan simbolik
(Haryatmoko 2016: 35). Dalam penelitian ini, konsep yang digunakan terbatas
pada habitus, modal, dan arena.
1.6.2.1 Habitus
Habitus menurut Bourdieu dalam (Haryatmoko 2016: 41), merupakan
hasil keterampilan yang menjadi tindakan praktis, baik secara sadar maupun
tidak, yang dipandang sebagai suatu kemampuan yang kelihatannya alamiah dan
berkembang dalam lingkungan sosial tertentu. Keseragaman habitus dalam suatu
kelompok menjadi dasar perbedaan gaya hidup dalam suatu masyarakat. Gaya
hidup merupakan keseluruhan selera, kepercayaan, dan praktik sistematis yang

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14 
 

menjadi ciri suatu kelas. Habitus kelas dominan berbeda dengan habitus kelas
borjuasi kecil, demikian juga dengan habitus kelas populer.
Habitus terbentuk tidak secara tiba-tiba, melainkan terbentuk dari proses
yang panjang berupa pengalaman-pengalaman individu saat berinteraksi dengan
lingkungan sosial. Pengertian lain dari habitus dalam Martono (2012: 36)
mengartikan habitus sebagai sebuah sistem disposisi-disposisi (skema-skema
persepsi, pikiran, dan tindakan yang diperoleh dan bertahan lama). Habitus dapat
dikembangkan melalui pengalaman, dan habitus tersebut dapat menjadi dasar
keperibadian individu.
Dalam (Martono, 2012: 36), konsep habitus dapat dimaknai dalam
beberapa hal. Pertama, habitus sebagai sebuah pengondisian yang dikaitkan
dengan syarat-syarat keberadaan suatu kelas.
Kedua, habitus merupakan hasil keterampilan yang menjadi tindakan
praktis (tidak harus disadari) yang kemudian diterjemahkan menjadi suatu
kemampuan yang dipandang alamiah dan berkembang dalam lingkungan sosial
tertentu. Dalam penguasaan bahasa atau penulisan, penulis dikatakan mampu
menciptakan karya-karya mereka berkat kebebasan kreatif mereka. Mereka tidak
lagi menyadari gaya yang sudah mereka integrasikan ke dalam dirinya.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15 
 

Ketiga, habitus adalah kerangka penafsiran untuk memahami dan menilai
realitas sekaligus sebagai penghasil praktik-praktik kehidupan yang sesuai
dengan struktur objektif. Habitus menjadi dasar kepribadian individu.
Keempat, habitus berupa etos, yaitu prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang
dipraktikkan, bentuk moral yang tidak mengemuka dalam kesadaran, namun
mengatur perilaku sehari-hari. Misalnya seperti sifat orang yang rajin, jujur,
cerdas, murah hati, licik, dll. Bentuk habitus yang berhubungan dengan sikap
atau posisi khas tubuh, seperti cara berjalan, mata selalu memandang ke bawah,
disebut sebagai hexis badaniah.
Kelima, habitus merupakan struktur intern yang selalu dalam proses
restrukturisasi (penataan kembali). Artinya praktik-praktik dalam kehidupan
tidak sepenuhnya bersifat deterministik ( keharusan), melainkan pelaku dapat
memilih, namun juga tidak sepenuhnya bebas (pilihannya ditentukan oleh
habitus). Dengan tidak perlu lagi mencari maknanya atau menyadarinya, habitus
mampu menggerakkan, dan bertindak sesuai dengan posisi yang ditempati pelaku
dalam lingkup sosial, menurut arena pertarungan (Haryatmoko, 2016: 42)
1.6.2.2 Modal
Modal menurut Bourdieu dalam (Martono, 2012: 32) diartikan sebagai
sebuah hasil kerja yang terakumulasi (dalam bentuk yang “terbendakan” atau
bersifat “menubuh” –terjiwai dalam diri seseorang). Martono (2012: 32)

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16 
 

menambahkan pengertian modal tersebut sebagai sekumpulan sumber daya (baik
materi maupun non-materi) yang dimiliki seseorang atau kelompok tertentu yang
dapat digunakan untuk mencapai tujuan. Dalam suatu arena, seseorang akan
menempatkan dirinya berdasarkan fungsi dan jumlah modal yang dimiliknya serta
berdasarkan relatif kepentingan modal tersebut.
Bourdieu membedakan empat macam modal yaitu modal ekonomi ,
modal sosial, modal budaya, dan modal simbolik. Modal ekonomi mengukur
semua sumber daya ekonomi individu, termasuk pendapatan dan warisannya.
Modal budaya mengukur semua sumber daya (budaya) yang dapat
menempatkan kedudukan seorang individu. Modal budaya terdiri dari tiga bentuk :
pertama, dalam kondisi ‘menubuh’(meliputi pengetahuan umum, keterampilan,
nilai budaya, agama, norma, bakat turunan, dll); kedua, dalam kondisi
terobjektifikasi (meliputi kepemilikan benda-benda budaya); ketiga, dalam kondisi
terlambangkan (meliputi gelar, tingkat pendidikan)
Modal sosial mengukur semua sumber daya yang berkaitan dengan
kepemilikan jaringan sosial berkelanjutan dari semua relasi dan semua orang yang
dikenal. Dan modal simbolik menunjukkan segala bentuk kapital (budaya, sosial,
atau ekonomi) yang mendapat pengakuan khusus dalam masyarakat. Modal
simbolik misalnya seperti pemilihan tempat tinggal, apakah di daerah elit atau
lingkungan kumuh, atau contoh lain seperti pemilihan tempat wisata untuk

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17 
 

mengisi liburan, hobi, tempat makan, dan lain-lain. Modal merupakan faktor
utama yang harus dimiliki untuk memperoleh atau mempertahankan kekuasaan.
1.6.2.3 Arena
Masyarakat dalam pandangan Pierre Bourdieu digambarkan sebagai
sebuah arena yang saling berkaitan. Arena tersebut merupakan tempat
pertarungan atau perjuangan memperebutkan kekuasaan atau kekuatan-kekuatan
yang ada. Arena tersebut bermacam-macam,

yakni arena pendidikan, arena

ekonomi, arena budaya, arena agama, arena seni, arena politik, dll. Pelaku yang
masuk dalam suatu lingkugan (pendidikan, polik, seni, dll.) harus menguasai
kode-kode dan aturan-aturan permainannya. Tanpa penguasaan kode tersebut,
orang dengan mudah terlempar keluar dari permainan.
1.7 Metode Penelitian
Metode menurut Ratna (2004: 34) metode merupakan cara-cara, strategi
untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan
rangkaian sebab-akibat berikutnya. Metode digunakan sebagai alat, seperti teori,
yang berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah
dipecahkan dan dipahami. Metode dalam penelitian ini meliputi metode dan
teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, dan metode penyajian
analisis data.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18 
 

1.7.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian M. H. Abrams. Paradigma
Abrams memiliki empat pendekatan yaitu: pendekatan ekspresif, pendekatan
objektif, pendekatan mimetik, dan pendekatan pragmatik. Dalam (Taum, 2017:4)
paradigma

Abrams

direposisikan

sehingga

memperoleh

dua

tambahan

pendekatan, pendekatan tersebut adalah pendekatan eklektik dan pendekatan
diskursif. Pendekatan elektif menurut (Taum,2017:4) adalah pendekatan yang
menggabungkan secara selektif beberapa pendekatan untuk memahami sebuah
fenomena. Sedangkan pendekatan diskursif (Taum,2017:4) adalah pendekatan
yang menitik beratkan pada diskursus (wacana sastra) sebagai sebuah praktik
diskursif.
Penelitian ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan objektif dan
pendekatan diskursif. Pendekatan objektif menggunakan teori struktural
digunakan untuk memperoleh hasil analisis terkait tokoh, penokohan, dan latar.
Sedangkan pendekatan diskursif dengan menggunakan teori Pierre Bourdieu
digunakan untuk memperoleh hasil analisis terkait habitus dan modal.
Objek Material dalam penelitian ini adalah novel Sang Pemimpi karya Andrea
Hirata, sedangkan objek formal dalam penelitian ini adalah kajian habitus dan
modal teori Pierre Bourdieu.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19 
 

1.7.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi
kepustakaan. Dalam studi kepustakaan, data – data dicari dari sumber – sumber
tertulis. Teknik yang digunakan adalah teknik baca dan catat. Teks sastra, dalam
hal ini novel, dibaca terlebih dahulu secara keseluruhan untuk memperoleh
pemahaman awal, kemudian dicatat hal – hal yang dianggap penting dan sesuai
dengan permasalahan dalam penelitian.
1.7.3 Metode dan Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis data menggunakan dua metode yaitu
metode formal dan metode analisis isi. Menurut Ratna (2004 : 49), metode
formal adalah metode analisis yang mempertimbangkan aspek-aspek formal,
aspek-aspek bentuk, yaitu unsur-unsur karya sastra. Metode formal bertugas
menganalisis unsur-unsur, sesuai dengan peralatan yang terkandung dalam karya
sastra. Dalam penelitian ini, metode formal digunakan untuk menganalis unsurunsur novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, yang terbatas pada unsur tokoh,
penokohan, dan latar.
Metode analisis isi menurut Ratna (2004: 48), analisis isi mencakup isi
komunikasi, baik secara verbal (dalam bentuk bahasa), maupun nonverbal (
seperti arsitektur, pakaian, alat rumah tangga, dan media elektronik).

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20 
 

Ratna (2004: 48) membagi isi menjadi dua macam, yaitu isi laten dan isi
komunikasi. Analisis terhadap isi laten akan menghasilkan arti, sedangkan
analisis terhadap isi komunikasi menghasilkan makna.
Dalam penelitian ini,

analisis isi laten dan analisis isi komunikasi

digunakan untuk menemukan dan memahami habitus dan modal yang terdapat
dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata.
1.7.4 Metode Penyajian Analisis Data
Hasil analisis disajikan dalam penelitian ini dengan metode deskriptif
analisis. Secara epistimologis, deskripsi dan analisis artinya menguraikan. Hal
pertama yang dilakukan adalah mendeskripsikan fakta – fakta yang terdapat
dalam karya sastra yang diteliti, lalu disusul dengan analisis. Dalam penelitian
ini, fakta-fakta terkait tokoh, penokohan, latar, habitus, modal, dan arena
diklasifikasikan kemudian diberi penjelasannya.
1.7.5 Sumber Data
Dalam penelitian ini novel dijadikan sebagai obejek penelitian, dengan
identitas sebagai berikut :

 

Judul Buku

: Sang Pemimpi

Pengarang

: Andrea Hirata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21 
 

Tahun Terbit

: 2018

Cetakan

: Keempat puluh dua

Penerbit

: Penerbit Bentang

Halaman

: 247

1.8 Sistematika Penyajian
Hasil penelitian dilaporkan secara lengkap dan sistematis. Sistematika
penyajian dalam penelitian ini dirinci sebagai berikut.
Bab I berisi pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, kerangka teori, metode penelitian,
metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, dan
metode penyajian hasil analisis data.
Bab II berisi tentang deskiripsi struktur tokoh, penokohan, dan latar
dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata
Bab III berisi uraian deskripsi tentang habitus dan modal tokoh utama
dalam arena pendidikan

yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya

Andrea Hirata
Bab IV merupakan penutup dalam penelitian ini, yang meliputi
kesimpulan dan saran. Kesimpulan diperoleh dari hasil pembahasan bab II dan
bab III. Saran merupakan usulan atau anjuran peneliti terhadap perkembangan
penelitian terkati. Dibagian akhir adalah daftar pustaka.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
STRUKTUR PROSA
NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA
Dalam bab ini, akan dideskripsikan hasil analisis struktur prosa dalam novel Sang
Pemimpi Karya Andrea Hirata. Analisis struktur prosa dalam penelitian ini memiliki
pembatasan, tujuannya agar pembahasan tidak melebar dan hasil analisis lebih
mendalam. Pembatasan struktur prosa dalam novel ini terbatas pada analisis tokoh
dan latar, alasannya analisis tokoh dan latar digunakan untuk mempermudah
pemahaman terkait habitus dan modal yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi
Karya Andrea Hirata.
2.1 Tokoh
Dalam penelitian ini, tokoh yang dianalis dalam novel Sang Pemimpi karya
Andrea Hirata terbatas pada tokoh utama. Tokoh utama adalah tokoh yang
diutamakan prosanya dalam cerita yang bersangkutan. Pembatasan analisis pada
tokoh utama karena tokoh utama dalam novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata
merupakan tokoh-tokoh yang dikisahkan berjuang dalam arena pendidikan untuk
mewujudkan cita-cita mereka. Ikal, Arai, dan Jimbron merupakan tokoh utama dalam
novel tersebut. Mereka adalah tiga orang sahabat yang berasal dari keluarga miskin
yang memiliki cita-cita besar yakni berkeliling Eropa sampai ke Afrika.

22 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23 
 

2.1.1

Ikal
Ikal merupakan tokoh yang keutamaannya paling dominan dalam cerita. Ikal

adalah si aku dalam cerita. Ikal merupakan sosok pekerja keras dan pantang
menyerah. Ia berasal dari keluarga miskin. Ayahnya yang hanya bekerja sebagai kuli
tetap di PN Timah Belitong, tak mampu membiayai kebutuhan Ikal untuk bersekolah,
oleh karena itu Ikal bersama kedua sahabatnya terpaksa membanting tulang untuk
tetap bersekolah. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan (1) sampai (4).
(1)“Aku, Arai, dan Jimbron, memilih sebuah pekerjaan yang sangat
bergengsi sebagai tukang pikul ikan di dermaga. Profesi yang sangat elite
itu disebut kuli ngambat. Kami dengan sengaja memilih profesi itu karena
memungkinkan utuk dikerjakan sambil sekolah. (Hirata, 2018: 56)