PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER, PENILAIAN DAN HAMBATAN-HAMBATANNYA PADA 10 SMP DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan Dan Konseling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER, PENILAIAN
DAN HAMBATAN-HAMBATANNYA PADA 10 SMP
DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Bimbingan Dan Konseling

Oleh:
Cicilia Salaisek
NIM: 151114067

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER, PENILAIAN
DAN HAMBATAN-HAMBATANNYA PADA 10 SMP
DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Bimbingan Dan Konseling

Oleh:
Cicilia Salaisek
NIM: 151114067

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019


i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PE

LA KSA

IT AA N FE ITI} fi}Tlt+ iT KA tr*d KTE R, P g IT ILATAN
I}AH HAMSATAN-HA*ISATANIT{}A FAI}A 1{} SS{F

$T XT{*OTTESIA

*leh:
Cicilia S*l*isek
Ninn: 151114067

Tetrak disefujui otreh:


Dosen Pernbimbins

on Barus, lvl.$i

Yogyakarta, 21 Januari ZArc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PELAKSANAAN PENT}I$I KAN KARAKTERO PHNILAIAhI
I}A1\ HA1}TSATAN-HATIBATANF{YA FADA TS S&{P
t}T TITN$NESTA

Ilipersiapkan dan llisnsun sleh:
Cicilia Salaisek
Ir{1M: I51t 14067
Telah Dipertahankan di sepan panitia penguji
P*ds 3{} Januari ?*19

Susunan Psnifia trcnguji
F{ama


Lengkap

Tanda
T

Kefua

[}r- Gendrn B*rnse M.Si.

Sekretaris

Jusfer S*rral Sin&S&, FI.Pd

Anggota

Sr. G**dsn Barus' M.Si.

1


.{nggota 2

Ag. Krisna Ind*h Msrheni* S.pd", FI

Anggota 3

Pri*s H*yu Furbs*ing

T-v*as,

*I,Fd.

Ysgynkart*

3S Janunri

20lg

FakHltas Kegurilan dan llmu Pendidikan
Dekan,


iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

Motto hidup adalah:
• Di saat merasa sendirian, ingatlah bahwa ada Tuhan yang selalu
menemani.
• Cintailah kedua orangtuamu seperti engkau mencintai diri
sendiri. Orangtua adalah hidup dan mati, kasih sayang, cinta dan
anugerah yang diterima dari Tuhan.
• Jangan mengucap janji di saat senang. Jangan menjawab di saat
sedih. Jangan mengambil keputusan disaat marah. Berpikirlah
dua kali, bersikaplah hati-hati.
 

iv


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada:
Dia yang telah memberikanku hembusan nafas kehidupan dan segala

keajaiban dalam

hidupku yaitu Tuhan.
Cinta abadi dalam hidupku Tuhan Yesus, wanita yang menjadi teladan yakni Bunda Maria,
dan penggerak dalam hidupku yaitu Roh Kudus.
Kepercayaan Tuhan yang menjadi teladan, semangat dan tempat belajarku di dunia, orang
tuaku tercinta Bapak Markus Salaisek dan Ibu Marta Sapeai (Alma)
Mereka yang menjadi semangat dan pendorong diriku agar menjadi orang sukses dan berhasil
yakni Adik Rosa Rohanita Salaisek, Marsalina Salaisek, Juan Viani Salaisek dan Bernadus
Albertus Salaisek.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


PNRI\TYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya

tulis ini

: dak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

:i'rm

daftar sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

Yogyak arta, 30 Januari 20 t

I

Peneliti",

UM
Cicitria Salaisek


vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPB,NTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
htrama

:

Cicilia Salaisek

Nomcr Induk Mahasiswa

:

151 1 14057


Dngan pengembangan ilmu pengetahuan, saya mernberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER, PENILAIAN
DAN HAMBATAN-HAMBATANNYA PADA IO SMP
DI INDONESIA
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain"
mengolahnya di internet atau media lain untlk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta izin dari saya maupun royalty kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai peneliti.
Dengan demikian pernyataan

ini saya buat dengan

sebenarnya.

Yngyakarta
Pada tanggal 30 Januari 2S t


I

Yang ffienyataka-

Cicilia Salais*k

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER, PENILAIAN
DAN HAMBATAN-HAMBATANNYA PADA 10 SMP
DI INDONESIA
Cicilia Salaisek
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan
karakter, penilaian dan hambatan-hambatanya pada 10 SMP yang meliputi; 1)
pelaksanaan pendidikan karakter, 2) ragam kegiatan pendidikan karakter, 3)
keberhasilan pendidikan karakter, 4) keterlaksanaan penilaian pendidikan karakter, 5)
hambatan atau kesulitan guru, 6) harapan guru dalam penilaian pendidikan karakter.
Penelitian ini menggunakan metode campuran deskriptif kuantitatif dan
kualitatatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket terbuka dan tertutup
yang disebar di 10 SMP kepada 39 guru. Data dianalisis secara deskriptif dengan
teknis persentase dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) pelaksanaan pendidikan karakter
pada 10 SMP sudah baik. 2)Kebanyakan guru memilih ragam kegiatan seperti
kegiatan pramuka, live-in, doa pagi, upacara bendera, refleksi retret, menyanyikan
lagu Indonesia Raya. 3) tingkat keberhasilan pendidikan karakter yang telah
dilaksanakan guru berdasarkan ragam kegiatan sudah cukup memuaskan. 4)
keterlaksanaan penilaian pendidikan karakter di sekolah sudah berjalan dengan baik.
5) hambatan-hambatan dalam pemberian penilaian yang dialami oleh guru adalah
belum ada alat ukur yang baik dalam menilai pendidikan karakter peserta didik, ada
alat yang sudah tersedia namun keterbatasan waktu guru dalam menilai pendidikan
karakter peserta didik, belum memahami cara penilaian yang tepat, jumlah siswa
yang banyak, belum adanya format khusus penilaian yang standar untuk siswa SMP,
pemantauan siswa yang membutuhkan waktu karena terlalu banyak siswa yg harus
diobservasi. 6) harapan yang diungkapkan guru adalah guru membutuhkan instrumen
atau alat untuk menilai hasil pendidikan karakter peserta didik, kerjasama antar
pihak sekolah dan pihak orangtua supaya terjalin komunikasi, memiliki buku
referensi tentang karakter yang berhubungan dengan mata pelajaran Sains/IPA dan
mata pelajaran lainnya.
Kata kunci: pendidikan karakter di SMP, bentuk pendidikan karakter, penilaian
pendidikan karakter

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE CHARACTER EDUCATION IMPLEMENTATION, ASSESSMENT
AND OBSTACLES IN 10 SMP (JUNIOR HIGH) IN INDONESIA
Cicilia Salaisek
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2019
The purpose of this study was to find out the character education
implementation, assessment and obstacles in 10 junior high schools which include; 1)
implementation of character education, 2) variety of character education activities,
3) success in character education, 4) implementation of character education
assessment, 5) obstacles or difficulties that faced by teachers, 6) teachers’
expectation of character education assessment.
This study used descriptive quantitative and qualitative method. Data was
collected using open and closed questionnaires that distributed in 10 junior high
schools in a national scale to 39 teachers. Data were analyzed descriptively using
technical percentages and the results were presented in the form of table.
The results of this study indicate that 1) the implementation of character
education in 10 junior high schools is good. 2) Most teachers choose various
activities in conducting the education such as scout activities, live-in, morning
prayers, flag ceremonies, retreat reflections, singing the Indonesia Raya songs. 3) the
level of character education success that has been carried out by teachers based on a
variety of activities is quite satisfying. 4) the implementation of the character
education assessment in schools is already practiced in a good way 5) obstacles in
doing the assessment that teacher experienced was there was no proper measurement
tool in assessing students character education, there were some tools that already
available but the limited time that teacher had in assessing the character education of
students, not yet understanding the appropriate assessment method, a lot of students,
there was no specific format for junior high school students, monitoring students
need more time because there were too many students that must be observed. 6) the
expectation expressed by the teacher was that the teachers need instruments or tools
to assess the students character, collaboration between the school and parents in
order to establish good communication, has a reference book about characters
related to Science / Natural Science subjects and other subjects.
Keywords: character education in junior high school, character education, character
education assessment.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya selalu memberikan kekuatan, kesehatan, semangat, serta pendampingan yang
luar biasa dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan lancar tanpa hambatan.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa
ada bantuan, dukungan, dan dampingan dari banyak pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan
hati penulis menyempaikan banyak terima kasih khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo,S.Pd.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma
2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma, yang bersedia memberi ijin untuk melakukan
penelitian, dan

selaku dosen pembimbing yang selalu sabar meluangkan waktu,

memberi motivasi, mendampingi dan memberikan ide-ide kepada penulis dalam
proses penulisan skripsi.
3. Para dosen Program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang
telah banyak memberikan bantuan kepada penulis selama menempuh studi.
4. Bapak Markus Salaisek dan Mama Marta Sapeai (Alma) yang selalu memberikan doa,
dukungan, dan motivasi kepada penulis selama menempuh studi.
 

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Adikku,

Rosa Rohanita Salaisek, Marsarina Salaisek, Juan

viany salaisek,

Bernadus Albertus salaisek yang selalu memberikan dukungan dan
semangat.

7.

Kekasihku Tarianus Takkui salago yang selalu menemani, memberi
semangat, dan dukungan doa.

8.

Sahabatku Maria

I.v.A, Lucia K, dan teman-teman

angkatan 2015 yang

selalu memberikan dukungan dan semangat dalam menempuh studi dan
penulisan skripsi.

9. Tim PSHP (Agustin, Prisna, Ika, Ina, Kristali, Danang, Tania, Christian,
dan Tera) yang selalu mendukung dan saling bekerja sama
penelitian dan penulisan skripsi
10.

selarna

.

Mas Moko, yang selalu setia memberikan pelayanan administrasi

si

Sekretariat Program studi Bimbingan dan Konseling.
I 1. Kepala sekolah, Bapak dan

Ibu Guru, para siswa-siswi sMp Fransiskus
Tanjungkarang, SMP St. Aloysius Turi, SMp N I yogyakarta, SMp

Raden Fatah cimanggu, sMp N 3 wates, sMp N

3l purworejo, sMp N 2

Barusjahe, sMP Maria Padang, sMp pangudi Luhur wedi Klaten, dan

SMPN 2 Playen Gunung Kidul.
-

I

Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah
rnerneberikan bantuan, dukungan dan semangat sehingga tugas akhir ini
selesai dengan lancar.

Peneliti meyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan, mohon
:'.enskoreksi. Peneliti berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi

::rrbaca.
Ycgyakarta, 3* Januari 201?
Penuli

Cicilia Salaisek

XI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ... ................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... ... ................ ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .................................................... ... ............... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................. ... ............... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................. ... ................ v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................... ... ............... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................ ... .............. vii
ABSTRAK ................................................................................................... ... ............. viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ............... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................ ... ................ x
DAFTAR ISI ................................................................................................ ... .............. xii
DAFTAR TABEL........................................................................................ ... .............. xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ............. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ... ............ xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... ... ................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... ... ................ 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... ... ................ 4
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ .... ................ 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................. ... ................ 5
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. ... ................ 6

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Manfaat Penelitian ............................................................................ ... ................ 6
G. Batasan Istilah ................................................................................... ... ................ 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat pendidikan Karakter di sekolah........................................... ... .............. 10
1.

Pengertian Karakter ................................................................. ... .............. 10

2.

Pengertian Pendidikan Karakter .............................................. ... .............. 13

3.

Tujuan, Fungsi, Prinsip Pendidikan Karakter .......................... ... .............. 14

4.

Nilai Karakter yang Ditanamkan ............................................. ... .............. 16

5.

Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter ........................... ... .............. 17

B. Hakikat Evaluasi, Asesmen, dan Tes ................................................ ... .............. 17
1.

Pengertian Evaluasi, Asesmen, dan Tes .................................. ... .............. 17

2.

Tujuan dan Fungsi Asesmen ................................................... .... .............. 20

3.

Prinsip-prinsip Asesmen ......................................................... ... .............. 21

4.

Jenis-jenis Asesmen ................................................................ .... ............. 24

5.

Teknik - teknik Asesmen ......................................................... ... .............. 27

6.

Tes Sebagai Teknik Asesmen .................................................. ... .............. 29

C. Hakikat Asesmen Pendidikan Karakter............................................ ... .............. 30
1.

Manfaat Asesmen Pendidikan Karakter .................................. ... .............. 30

2.

Teknik Asesmen Pendidikan Karakter ................................... ... .............. 30

D. Peran Guru dalam Pendidikan Karakter .......................................... ... .............. 31
E. Hambatan dan Kesulitan Pelaksanaan dan Penilaian
Pendidikan Karakter ........................................................................ … .............. 39
F. Kajian Penelitian yang Relevan ....................................................... … .............. 45
BAB III METODE PENELITIA ... ……….……………………………….. ............ . 47
A. Jenis Penelitian ................................................................................. … .............. 47
B. Tempat Penelitian dan Subjek .......................................................... … .............. 48
C. Waktu Penelitian ............................................................................. … .............. 50
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................................... … .............. 51

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Validitas Instrumen .......................................................................... … .............. 53
F. Teknik Analisis Data ....................................................................... …. .............. 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... … .............. 57
A. Hasil Penelitian ............................................................................... … .............. 57
B. Pembahasan ..................................................................................... … .............. 66
BAB V PENUTUP ...................................................................................... … ............. 73
A. Kesimpulan ..................................................................................... … .............. 73
B. Saran- Saran ..................................................................................... … .............. 74
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... .. ............... 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... .. .............. 80

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tempat Penelitian ....................................................................... … .............. 48
Tabel 3.2 Subjek Penelitian.......................................................................... … .............. 50
Tabel 3.3 Jadwal Pengambilan Data .......................................................... …. .............. 51
Tabel 4.1 Pelaksanaan Pendidikan Karakter ................................................ … .............. 57
Tabel 4.2 Ragam Kegiatan Pendidikan Karakter ......................................... … ............. 58
Tabel 4.3 Penilaian Hasil Pendidikan karakter ........................................... … .............. 59
Tabel 4.4 Pihak yang Terlibat dalam Penilaian Pendidikan Karakter ......... … .............. 60
Tabel 4.5 Jenis Instrument Pendidikan Karakter ......................................... … .............. 61
Tabel 4.6 Penilaian Pendidikan karakter .................................................... …. .............. 61
Tabel 4.7 Keterlaksanaan Pendidikan Karakter .......................................... … .............. 62
Tabel 4.8 Kesulitan atau Hambatan Guru dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter …63
Tabel 4.9 Harapan yang Dibutuhkan Guru ................................................. … .............. 65

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Komponen Karakter ........................................................................ .............. 12

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Penelitian ..................................................................... … .............. 81
Lampiran 2 Tabel Data Hasil Angket .......................................................... … .............. 92
Lampiran 3 Salah Satu Surat Ijin Penelitian dari 10 SMP ........................... … ............ 112
Lampiran 4 Dokumentasi ............................................................................ … ............ 113

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sekarang boleh dikatakan masih mengutamakan soal
keunggulan kognitif. Seorang anak dikatakan berprestasi jika mendapat nilai
yang tinggi dalam hal akademik. Capaian intelektual jika tidak dibarengi
dengan pembentukan karakter yang memartabat dapat membentuk pribadi
anak. Anak akan memiliki karakter (watak) yang baik, sopan dalam tatanan
etika dan estetika, maupun perilaku dalam kehidupan sehari-hari, bila sekolah
menyentuh siswa untuk internalisasi dan pengamalan nyata dalam kehidupan
peserta didik sehari-hari di sekolah dan di masyarakat.
Pendidikan sesungguhnya merupakan suatu usaha untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Tujuan tersebut sejalan dengan Undang-Undang Nomor. 20
tahun 2003 pasal 3 tentang Pendidikan Nasional yang menyatakan “Pendidikan
nasional berfungsi mengemban gkan kemampuan dan membentuk karakter
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Kemendiknas, 2010).

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional jelas bahwa
pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)
harus diselenggarakan secara sistematis agar mencapai fungsi dan tujuan yang
diharapkan yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter
bangsa dan mengembangkan potensi peserta didik.
Pendidikan karakter sangat penting bagi peserta didik di Indonesia,
sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan secara
utuh. Kementrian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design
pendidikan karakter untuk setiap jalur dan jenjang pendidikan. Grand design
tersebut menjadi rujukan konseptual dan pengembangan, pelaksanaan, serta
penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan yang meliputi: “Olah Hati
(spiritual and development) Olah Pikir (intellectual development) Olah Raga
dan Kinestetik (Physical and cinestetic development) dan Olah Rasa dan karsa
(Affective and Creativity development)”. (Kemendiknas, 2010)
Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan
dengan mengacu pada grand design tersebut, yang selama ini telah
diimplementasikan melalui materi pelajaran agama, budi pekerti dan juga
kewarganegaraan, pendidikan jasmani dan pelajaran lainnya yang berkaitan
erat dengan pendidikan karakter. Permasalahannya adalah, pendidikan karakter
di sekolah, khususnya di SMP di seluruh tanah air selama ini baru menyentuh
pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan
internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari (Suyanto, 2010:
8). Benih-benih kegagalan implementasi pendidikan karakter di SMP dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

ditunjukkan antara lain, meningkatnya kenakalan, tindakan kriminalitas
maupun kemerosotan nilai moral yang terjadi di kalangan remaja.
Lalu bagaimana selama ini guru-guru melaksanakan pendidikan
karakter di sekolah? Apakah ada penilaian yang sudah adil dan menyeluruh?
Apakah pelaksanaan pendidikan karakter sudah berhasil dilakukan oleh guruguru? Apakah ada hambatan-hambatan yang dialami oleh guru dalam
melakukan penilaian pendidikan karakter? Pertanyaan-pertanyaan

tersebut

terus ada dibenak peneliti. Kenyataannya pemerintah belum mengembangkan
alat ukur standar yang dapat mendukung dalam penilaian pendidikan karakter.
Maka tidak heran masih ada perilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh
peserta didik sehingga menyulitkan bagi guru dalam mengembangkan
pendidikan karakter yang sudah ada. Oleh sebab itu, perlu dilihat apa saja
kesulitan dan hambatan yang dialami oleh guru dalam penilaian pendidikan
karakter agar mudah dalam memberikan solusi yang baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan

guru BK di SMPN 1

Yogyakarta, mereka merasa masih ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi saat
memberikan penilaian pendidikan karakter kepada siswa seperti, tidak adanya
alat atau instrumen yang baik untuk mengukur karakter siswa, kurangnya
waktu yang dimiliki beberapa guru dalam melaksanakan pendidikan karakter.
Kebanyakan guru menilai karakter siswa melalui penampilan peserta didik
bukan perilaku yang mendalam. Itupun hanya menyentuh siswa tertentu yang
umumnya dinilai nakal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

Menurut Barus, dkk (2017: 47) Hambatan-hambatan dan kesulitan-kesulitan
Asesmen Pendidikan Karakter di Indonesia, dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
Guru memiliki kesadaran pentingnya asesmen pendidikan, namun belum
ada langkah konkrit dalam pelaksanaannya, kebanyakan guru terhenti
pada merencanakan tetapi tidak sampai pada tahap implementasi dan
analisis hasil, sebagian besar mereka mengaku bahwa nilai karakter
terpilih hanya sekedar tertempel pada RPP, namun sulit dilaksanakan dan
dinilai, guru mengaku dilibatkan dalam membuat perencanaan, namun
hanya sedikit sekali guru yang merasa mampu melaksanakan rencana ini,
kantin kejujuran sebagai sebuah gerakan yang menggelegar pada tahun
2010 bersamaan dengan masa pencanangan pendidikan karakter di
sekolah, kini kehilangan momen, mulai terlupakan, sebagian besar guru
mengaku telah melaksanakan asesmen pendidikan karakter secara rutin,
namun pelasanaannya sebagian besar masih sebatas perencanaan, anganangan. Hanya sedikit guru yang mengakui telah sampai pada tahap
menghimpun, mengolah, dan menginterpretasi hasil penilaian tersebut.
Berdasarkan kebutuhan di atas, peneliti sebagai mahasiswa Program
Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma bersama pada
kesempatan ini tertarik dengan kesulitan atau hambatan-hambatan yang dialami
oleh guru di sekolah. Maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul
“Pelaksanaan

Pendidikan

Karakter,

penilaian

dan

Hambatan-

Hambatannya pada 10 SMP di Indonesia”.
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi
berbagai masalah sebagai berikut:
1. Guru-guru dalam melakukan penilaian pendidikan karakter peserta
didik melalui penampilan dan tidak mendalam berdasarkan perilaku
peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

2. Keterbatasan guru untuk melakukan penilaian pendidikan karakter dan
penilaian yang dirasa masih subyektif.
3. Keterbatasan guru untuk melaksanakan dan memberikan penilaian
pendidikan karakter di sekolah.
4. Adanya

hambatan-hambatan

yang

dialami

oleh

guru

dalam

melaksanakan pendidikan karakter.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, mengingat adanya keterbatasan penelitian
maka fokus kajian diarahkan pada 3 dan 4 yang teridentifikasi yang
berkaitann dengan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan dan penilaian
pendidikan karakter di sekolah Menengah Pertama dalam skala nasional.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, pertanyaan penelitian
dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa baik keterlaksanaan pendidikan karakter di sekolah?
2. Bentuk-bentuk kegiatan pendidikan karakter apa saja yang dilakukan
guru di sekolah?
3. Seberapa baik pelaksanaan penilaian dari berbagai bentuk pendidikan
karakter di sekolah?
4. Sejauh mana keterlaksanaan penilaian pendidikan karakter peserta
didik di sekolah?
5. Hambatan-hambatan atau kesulitan apa yang ditemukan guru dalam
penilaian pendidikan karakter peserta didik di sekolah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

6. Harapan apa yang dibutuhkan guru dalam melaksanakan dan menilai
pendidikan karakter peserta didik di sekolah?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu:
1. Memperoleh gambaran pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah.
2. Memperoleh gambaran ragam kegiatan pendidikan karakter di sekolah.
3. Memperoleh gambaran keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter
di sekolah.
4. Memperoleh gambaran keterlaksanaan penilaian pendidikan karakter
di sekolah.
5. Mengidentifikasi kesulitan atau hambatan guru dalam pelaksanaan
pendidikan karakter di sekolah.
6. Mengidentifikasi harapan yang dibutuhan guru dalam melaksanakan
pendidikan karakter di sekolah.
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi bidang
ilmu pendidikan untuk memperluas pemahaman tentang pelaksaan
pendidikan karakter dan hambatan- hambatannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah
Penelitian ini memberikan sumbangan dalam mengukur hasil
pendidikan karakter dan memetakan upaya perbaikan atau
optimalisasi pelaksanaan pendidikan karakter di SMP pada skala
nasional di Indonesia.
b. Bagi sekolah dan guru
Penelitian ini memberikan sumbangan yang baik dalam penilaian
pendidikan karakter. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi
tolak ukur yang dapat digunakan sekolah untuk mengevaluasi
program pendidikan karakter melalui soal tes asesmen berbasis
media film.
c. Bagi peserta didik
Penelitian ini dapat meningkatkan karakter peserta didik untuk
mampu mengaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.
d. Bagi peneliti
Peneliti dapat mengetahui hambatan- hambatan guru dalam
melaksanakan pendidikan karakter melalui angket yang disebar
ke beberapa guru yang mewakili 10 sekolah.
e. Bagi peneliti lain
Prosedur penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai
refrensi dalam mengembangkan penelitian dengan model
pendidikan karakter di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

G. Batasan Istilah
1. Asesmen merupakan suatu proses untuk mengambil keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar baik yang menggunakan tes maupun non tes. Penilaian
pendidikan karakter adalah evaluasi atas proses pembelajaran secara
terus-menerus

bagi

individu

untuk

menghayati

peran

dan

kebebasannya bersama dengan orang lain dalam sebuah lingkungan
sekolah dan pertumbuhan integritas moralnya sebagai manusia.
2. Peserta didik SMP merupakan seseorang yang belum mencapai dewasa
yang membutuhkan usaha, bantuan bimbingan dari orang lain yang
telah dewasa guna melaksanakan tugas sebagai salah satu makhluk
Tuhan, sebagai umat manusia sebagai warga negara yang baik dan
sebagai salah satu masyarakat serta sebagai suatu pribadi atau individu.
3. Pendidikan merupakan upaya menolong peserta didik untuk dapat
melakukan tugas hidupnya secara mandiri supaya dapat bertanggung
jawab secara susila. Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa
dalam membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.
4. Keterlaksanaan dan penilaian pendidikan karakter yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah pelaksanaan dan penilaian karakter yang
dilakukan oleh pendidik karakter yaitu guru kepada peserta didik di
sekolah terutama SMP.
5. Hambatan-hambatan pelaksanan pendidikan karater yang dilaksanakan
oleh guru dalam usahanya dalam membentuk jasmani dan rohani, atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

melalui proses pengubahan cara berfikir atau tata laku secara
intelektual dan emosional yang sejalan dengan perilaku peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teori yang dijadikan dasar untuk membangun
kerangka konseptual. Berdasarkan judul penelitian, maka dalam bab ini peneliti
mengemukakan beberapa konsep yang berhubungan dengan variabel penelitian,
yaitu hakikat pendidikan karakter di sekolah; hakikat evaluasi, asesmen dan tes;
hakikat asesmen pendidikan karakter di sekolah; peran guru dalam pendidikan
karakter; hambatan-hambatan pelaksanaan dan penilaian pendidikan karakter dan
kajian penelitian yang relevan dan kerangka pikir.
A. Hakikat Pendidikan Karakter di Sekolah
1. Pengertian Karakter
Berkowitz (Doni Koesoema, 2012: 25) mendefinisikan karakter
sebagai sekumpulan karakter psikologis yang memengaruhi kemampuan
dan kecondongan pribadi agar dapat berfungsi secara moral. Menurut
Pritchard (Doni Koesoema, 2012: 27) karakter adalah “a compex set of
relatively persistent qualities of the individual person, and the term has a
definite positive connotation when it is used in discussions of moral
education.” Artinya, karakter merupakan sekumpulan kualitas moral yang
relative stabil dalam diri seseorang. Karakter memiliki konotasi positif
ketika diterapkan dalam diskusi moral. Samani & Hariyanto (2011: 41)
mengungkapkan:

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan
norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, adat istiadat, dan
estetika.

Lickona (Akhwan, 2014: 61) mengatakan bahwa karakter berkaitan
dengan ketiga komponen, yaitu konsep moral (moral knowing), sikap
moral (moral feeling), dan perilaku moral (moral behavior). Ia juga
mengatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang
kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan
kebaikan. Berkaitan dengan hal tersebut, Yaumi (2014: 7) mengatakan
bahwa komponen karakter adalah moralitas, kebenaran, kebaikan,
kekuatan, dan sikap seseorang yang ditunjukkan kepada orang lain melalui
tindakan. Ia juga mengatakan, karakter seseorang terpisah dari
moralitasnya, baik buruknya karakter tergambar dalam moralitas yang
dimiliki. Begitu pula dengan kebenaran yang merupakan perwujudan dari
karakter. Kebenaran tidak terbangun dengan sendirinya tanpa adanya
karakter. Moralitas dan kebenaran yang telah terbentuk merupakan
perwujudan dari perbuatan baik. Kebaikan ini yang mendorong suatu
kekuatan dalam diri seseorang untuk menegakkan keadilan. Kebenaran,
kebaikan, dan kekuatan sikap adalah bagian integral yang menyatu dengan
karakter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

Moralitas

Kebenaran

Sikap
KARAKTER

Kekuatan

Kebaikan

Gambar 1. Komponen Karakter
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa moral dan karakter
adalah dua hal yang berbeda. Moral berarti pengetahuan seseorang
terhadap hal baik atau buruk, sedangkan karakter adalah tabiat,
tindakan/kebiasaan seseorang yang langsung ditentukan oleh otak.
Kedua hal ini memiliki arti yang berbeda, namun moral dan karakter
memiliki keterkaitan. Karakter memiliki makna lebih tinggi dari pada
moral, karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana
yang salah. Moral merupakan salah satu komponen yang membentuk
karakter individu ketika moral behavior dapat dilakukan secara
berulang. Maka, dapat dikatakan karakter adalah suatu kebiasaan
(habituation) untuk melakukan yang baik berdasarkan pengetahuan
tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan
kebaikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

2. Pengertian Pendidikan Karakter
Burke (Samani & Hariyanto, 2011: 43) mengatakan bahwa
“pendidikan karakter semata-mata merupakan bagian dari pembelajaran
yang baik dan merupakan bagian yang fundamental dari pendidikan yang
baik.” Sementara itu, menurut Samani & Hariyanto (2011: 44)
“pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta
didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi
hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa.” Mereka juga menyampaikan bahwa
pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan
budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan
baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu
dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Character Education Partnership (CEP) (Doni Koesoema, 2012:
57) sebuah program nasional pendidikan karakter di Amerika Serikat,
mendefinisikan pendidikan karakter sebagai berikut:
Sebuah gerakan nasional untuk mengembangkan sekolah-sekolah
agar dapat menumbuhkan dan memelihara nilai-nilai etis, tanggung
jawab dan kemauan untuk merawat satu sama lain dalam diri anakanak muda, melalui keteladanan dan pengajaran tentang karakter
baik, dengan cara memberikan penekanan pada nilai-nilai universal
yang diterima oleh semua. Gerakan ini merupakan usaha-usaha
dari sekolah, distrik, dan Negara bagian yang sifatnya intensional
dan proaktif untuk menanamkan dalam diri para peserta didik nilainilai moral inti, seperti perhatian dan perawatan (caring),
kejujuran, keadilan (fairness), tanggung jawab dan rasa hormat
terhadap diri dan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa pendidikan karakter
adalah proses pemberian bekal/penanaman nilai moral mengenai karakter
pribadi yang baik, sopan, bertanggungjawab, memiliki rasa hormat, jujur,
adil, menghargai dan memahami satu sama lain yang diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari melalui program pemerintah yang ditujukan kepada
sekolah.
3. Tujuan, Fungsi dan Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
a. Tujuan pendidikan karakter
Menurut Kemendiknas (2010) Peraturan pemerintah nomor 17
tahun 2010 tentang pengelolaan penyelenggaraan pendidikan pada
pasal 17 ayat (3) “Pendidikan dasar, termasuk sekolah menengah
pertama (SMP) bertujuan membangun landasan bagi berkembangnnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan
berkepribadian luhur; (c) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
(d) sehat, mandiri dan percaya diri; (e) toleran, peka sosial, demokratis,
dan bertanggung jawab.”
Melalui penjelasan pada pasal tersebut jelas bahwa tujuan dari
pendidikan sangat berkaitan dengan pendidikan karakter. Dapat
disimpulkan bahwa melalui pendidikan di sekolah nilai-nilai karakter
dapat diterapkan agar membawa perubahan bagi peserta didik dalam
hal; beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; berakhlak
mulia, dan berkepribadian luhur; memiliki ilmu, cakap, kritis, kreatif,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

dan inovatif; selain itu juga mampu membantu peserta didik menjadi
pribadi yang sehat, mandiri dan percaya diri; serta memiliki rasa
toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.
b. Fungsi pendidikan karakter
Menurut Fathurrohman, dkk (2013: 97) fungsi pendidikan
karakter adalah:
1) Pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk
menjadi prilaku yang baik bagi peserta didik yang telah memiliki
sikap dan perilaku yang mencerminkan karakter dan karakter
bangsa.
2) Perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk
bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik
yang lebih bermartabat.
3) Penyaring: untuk menyaring karakter-karakter bangsa sendiri dan
karakter bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter
dan karakter bangsa.
c. Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan karakter
Menurut Direktorat pembinaan SMP (Fathurrohman, 2013: 145146) pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.
2) Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya
mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

3) Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif
untuk membangun karakter.
4) Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
5) Memberi

kesempatan

kepada

peserta

didik

untuk

menunjukkan perilaku yang baik.
6) Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan
menantang,

yang

menghargai

semua

peserta

didik,

membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk
sukses.
7) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri para peserta didik.
8) Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral
yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan
setia pada nilai dasar yang sama.
9) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas
dalam membangun inisiatif pendidikan karakter.
10) Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai
mitra dalam usaha membangun karakter.
11) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai
guru-guru karakter, dan manifestasi karakter
4. Nilai-Nilai Karakter yang Ditanamkan dalam Pendidikan di Sekolah
Nilai-nilai karakter yang ditanamkan dalam pendidikan adalah
karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kreatif, mandiri, demokratis, rasa
ingin tahu, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

cinta

damai,

peduli

lingkungan,

peduli

sosial,

tanggung

jawab,

nasionalisme, inovatif, daya juang, rendah hati, memaafkan, kepemimpinan,
dan kerja keras. Beberapa karakter tersebut yang peneliti jadikan landasan
untuk mengukur karakter beberapa anak SMP di Indonesia.
5. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di SMP
Suyanto (2010: 9), menegaskan bahwa keberhasilan program
pendidikan karakter dapat diketahui terutama melalui pencapaian butirbutir Standar Kompetensi Lulusan peserta didik yang meliputi sebagai
berikut:
a. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan
perkembangan remaja.
b. Memahami kekurangan dan kelebihan diri.
c. Menunjukkan sikap percaya diri.
d. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan
yang lebih luas.
e. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan
golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional.
f. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial.
g. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggungjawab.
h. Menerapkan

nilai-nilai

kebersamaan

dalam

kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya
persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
i. Menghargai karya seni dalam budaya nasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

j. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk
berkarya.
k. Menerapkan

hidup

bersih,

sehat,

bugar,

aman,

dan

memanfaatkan waktu luang dengan baik.
l. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun.
m. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam
pergaulan di masyarakat, menghargai adanya perbedaan
pendapat.
n. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek
sederhana.
o. Menunjukkan ketrampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis dalam Bahasa Indonesi dan Bahasa Inggris sederhana.
p. Menguasai

pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti

pendidikan menengah.
B. Hakikat Evaluasi, Asesmen, dan Tes
1. Pengertian Evaluasi, Asesmen, dan Tes
a. Pengertian Evaluasi
Gay (Sukardi, 2014: 8) berpendapat bahwa evaluasi adalah
sebuah proses sistematis pengumpulan dan penganalisisan data untuk
pengambilan keputusan. Jadi, evaluasi adalah proses penilaian,
pengumpulan, dan menganalisis data atau suatu kejadian pada
kenyataan dengan program atau tujuan yang sudah ditetapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

Suwandi (2010: 8) berpendapat bahwa evaluasi sebagai sebuah
penilaian keseluruhan program pendidikan termasuk perencanaan atau
program subtansi pendidikan, termasuk kurikulum beserta penilain,
dan pelaksanaannya, pengadaan, serta reformasi pendidikan secara
keseluruhan.
b. Pengertian Asesmen (Penilaian)
Linn dan Grounlund (Uno dan Koni, 2012: 1) menegaskan
“asesemen (penilaian) adalah prosedur yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang belajar peserta didik (observasi, ratarata pelaksanaan tes tertulis) dan format penilaian kemajuan belajar.”
Sarwiji Suwandi (2009: 7) mengatakan bahwa “penilaian adalah suatu
proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program
kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah
ditetapkan.”
Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk
memperoleh informasi secara objektif, berkelanjutan dan menyeluruh
tentang proses dan hasil belajar yang dicapai peserta didik, yang
hasilnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan perlakuan
selanjutnya (Depdiknas, 2010). Jadi, penilaian adalah suatu kegiatan
mengumpulkan dan menganalisis data tentang suatu proses dan hasil
belajar peserta didik untuk mendapatkan informasi, apakah hasil yang
diperoleh sudah sesuai dengan tujuan atau standar yang ditetapkan atau
belum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

c. Pengertian Tes
Asep Jihad dan Abdul Haris (2008: 67) mengatakan bahwa “tes
merupakan himpunan

pertanyaan

yang harus

dijawab,

harus

ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites.”
Arikunto (2012) menegaskan “tes adalah suatu cara untuk melakukan
penilaian yang berbentuk tugas-tugas yang harus dikerjakan peserta
didik.”
2. Tujuan dan Fungsi Asesmen
a. Tujuan Asesmen
Menurut pedoman penilaian Depdikbud (Jihad & Haris. 2008:
63), tujuan penilaian adalah “untuk mengetahui kemajuan belajar
peserta didik, untuk perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar
peserta didik serta sekaligus memberi umpan balik bagi perbaikan
pelaksanaan kegiatan belajar.” Jihad & Haris (2008: 63) mengatakan
bahwa “tujuan penilaian untuk mengidentifikasi kelebihan dan
kelemahan atau kesulitan belajar peserta didik, dan sekaligus memberi
umpan balik yang tepat.”
Suwandi, Sarwiji (2009: 14) mengatakan bahwa “secara umum
semua jenis penilaian berbasis kelas bertujuan untuk menilai hasil
belajar

peserta

penyelenggaraan

didik

di

pendidikan

sekolah,
kepada

mempertanggungjawabkan
masyarakat,

mengetahui ketercapaian mutu pendidikan secara umum.”

dan

untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

b. Fungsi Asesmen
Menurut Supranata & Hatta (Suwandi, Sarwiji. 2009: 15)
mengatakan bahwa penilaian berbasis kelas memiliki sejumlah fungsi,
yaitu sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas,
umpan balik dalam perbaikan program pengajaran, alat pendorong
dalam meningkatkan kemampuan peserta didik, dan sebagai alat untuk
peserta didik melakukan evaluasi terhadap kinerjanya serta bercermin
diri (instropeksi) misalnya melalui portofolio.
Menurut Nana Sudjana (Jihad & Haris. 2008: 56) penilaian
(asesmen) berfungsi sebagai:
1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional.
Dengan fungsi ini maka penilaian (asesmen) harus mengacu
kepada tujuan-tujuan intruksional.
2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengjar. Perbaikan
mungkin dapat dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan
belajar peserta didik, strategi mengajar guru.
3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan peserta didik kepada
orangtuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan dan kecakapan
belajar peserta didik dalam bentuk-bentuk nilai-nilai prestasi yang
dicapainya.
3. Prinsip-prinsip Asesmen
Depdiknas (Suwandi, Sarwiji. 2009: 21) mengatakan bahwa prinsip
umum penilaian (asesmen) meliputi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

a. Valid, artinya penilaian harus mengukur apa yang seharusnya
diukur dengan menggunakan alat yang dapat dipercaya dan sahih.
b. Mendidik, artinya penilaian harus memberi sumbangan yang
positif terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik, seperti
memotivasi peserta didik yang berhasil dan memberikan semangat
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
c. Berorientasi pada kompetensi, artinya mampu menilai pencapaian
kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum.
d. Adil dan objektif, artinya penilaian harus adil terhadap semua
peserta didik dan tidak membeda-bedakan latar belakang peserta
didik.
e. Terbuka, artinya kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi
berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan
peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
f. Berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan secara berencana,
bertahap teratur, terus menerus, dan berkesinambungan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar
peserta didik.
g. Menyeluruh, artinya penilaian dilaksanakan secara menyeluruh,
utuh, dan tuntas yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik serta berlandaskan berbagai teknik dan prosedur
penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23

h. Bermakna, artinya penilaian hendaknya mudah dipahami dan
mudah ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Jihad & Haris (2008: 63) sistem penilaian dalam
pembelajaran, baik pada penilaian berkelanjutan maupun penilaian akhir,
hendaknya dikembangkan berdasarkan sejumlah prinsip sebagai berikut:
a.

Menyeluruh, artinya

penguasaan kompetensi

dalam

mata

pelajaran hendaknya menyeluruh, baik menyangkut standar
kompetensi, kemampuan dasar serta keseluruhan indikator
ketercapaian, baik menyangkut dominan kognitif (pengetahuan),
afektif

(sikap,

perilaku,

dan

nilai),

serta

psikomotor

(keterampilan), maupun menyangkut evaluasi proses dan hasil
belajar.
b.

Berkelanjutan, artinya penilaian seharusnya direncanakan dan
dilakukan secara terus menerus guna mendapatkan gambaran
yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik
sebagai dampak langsung (dampak instruksional/pembelajaran)
maupun dampak tidak langsung (dampak pengiring/nurturan
effect) dari proses pembelajaran.

c.

Berorientasi pada indikator ketercapaian, artinya sistem penilaian
dalam pembelajaran harus mengacu pada indikator ketercapaian
yang

sudah

ditetapkan

berdasarkan

kemampuan

dasar/kemampuan minimal dan standar kompetensinya.

PLAGIAT