Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Bimbingan dan Konseling Program Studi Bimbingan dan Konseling

  PERSEPSI SISWA SMA St. BERNARDUS PEKALONGAN TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL KONSELOR DI SEKOLAH MEREKA TAHUN AJARAN 2008/2009 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Bimbingan dan Konseling

  Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: Rosaria Oktavitaria

  NIM: 011114017

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

  

PERSEPSI SISWA SMA St. BERNARDUS PEKALONGAN

TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL

KONSELOR DI SEKOLAH MEREKA

TAHUN AJARAN 2008/2009

  

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Bimbingan dan Konseling

  

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Rosaria Oktavitaria

  

NIM: 011114017

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2009

  SKRIPSI PERSEPSI SISWA SMA St. BERNARDUS PEKALONGAN TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL KONSELOR DI SEKOLAH MEREKA TAHUN AJARAN 2008/2009 Oleh: Rosaria Oktavitaria

  NIM : 011114017 Telah disetujui oleh:

Dr.M.M. Sri Hastuti. M.Si. Tanggal 25 Mei 2009

Pembimbing I

Fajar Santoadi S.Pd Tanggal 25 Mei 2009

Pembimbing II

  

SKRIPSI

PERSEPSI SISWA SMA St. BERNARDUS PEKALONGAN

TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL

KONSELOR DI SEKOLAH MEREKA

TAHUN AJARAN 2008/2009

  

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Rosaria Oktavitaria

NIM: 01 1114017

Telah dipertahankan didepan panitia penguji

  

Pada tanggal 8 Juni 2009

Dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan panitia penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

  Ketua Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. ………………. Seketaris Setyandari. S.Pd., S.Psi.,Psi., M.A. ………………. Anggota Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. ………………. Anggota Fajar Santoadi, S.Pd ………………. Anggota Drs. R.H. Dj.,Sinurat, M.A. ……………….

  Yogyakarta, 8 Juni 2009 Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,

  Drs. T. Sarkim,M.Ed.,Ph. D.

  

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

JANGAN PERNAH MENYERAH, BERUSAHALAH SEMUA AKAN INDAH

PADA WAKTUNYA

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan:

Bagi Tuhan ku Yesus Kristus

  

Yang senantiasa menuntun,menyayangi dan mencintaiku

Bagi orang tuaku...............

Yang senantiasa mendoakan, menyanyagi dan mengasihiku

Bagi suamiku dan putriku................

Yang senantiasa mendoakan, mendukung, menghibur, menyayangi dan

mengasihiku.

PERYATAAN KEASLIAN KARYA

  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau begian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagimana layaknya karya ilmiah

  Yogyakarta, 8 Juni 2009 Penulis Rosaria Oktavitaria

  

ABSTRAK

PERSEPSI SISWA SMA St BERNARDUS PEKALONGAN TERHADAP

KOMPETENSI PROFESIONAL KONSELOR DI SEKOLAH MEREKA

  

TAHUN AJARAN 2008/2009

Rosaria Oktavitaria

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

  

2009

.

  Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang persepsi

siswa SMA St. Bernardus Pekalongan terhadap kompetensi profesional konselor

di sekolah mereka tahun ajaran 2008/2009. Penelitian ini termasuk penelitian

deskriptif dengan metode surve. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI

dan kelas XII SMA St Bernardus Pekalongan Tahun Ajaran 2008/2009. Sample

penelitian berjumlah 94 siswa (40% dari 237 siswa).

  Pengumpulan data tentang persepsi siswa SMA St Bernardus terhadap

kompetensi professional konselor di sekolah mereka menggunakan kuesioner

persepsi siswa terhadap kompetensi professional konselor yang terdiri dari 5

(lima) aspek kompetensi profesional konselor yaitu: (1) Kemampuan konselor

dalam menguasai konsep perilaku dan perkembangan individu, (2)Kemampuan

konselor dalam konsep dan praksis asesmen, (3) Kemampuan konselor dalam

konsep dan praksisi bimbingan dan konseling, (4). Kemampuan konselor dalam

pemilihan materi bimbingan, dan (5) Kemampuan konselor dalam menentukan

sumber materi bimbingan yang akurat. Uji reliabilitas kompetensi professional

konselor, r tt = 0,695

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap kompetensi

professional konselor di sekolah mereka baik, 24 siswa (25,53% dari 94 siswa

memiliki persepsi bahwa konselornya sangat kompeten, 59 siswa (62,76% dari 94

siswa) memiliki persepsi bahwa konselornya kompeten, dan 11 siswa (11,70%

dari 94 siswa) memiliki persepsi bahwa konselornya cukup kompeten dan tidak

ada siswa yang memiliki persepsi bahwa konselornya tidak kompeten maupun

sangat tidak kompeten.

  

ABSTRACT

THE PERCEPTION OF STUDENT’S OF St BERNARDUS

PEKALONGAN SENIOR HIGH SCHOOL ON COUNSELOR

PROFESIONAL COMPETENCE IN THEIR SCHOOL

  

IN ACADEMIC YEAR 2008/2009

Rosaria Oktavitaria

Sanata Dharma University

Yogyakarta

  

2009

The objective of this research was to discover the perception of student’s

of St Bernadus Pekalongan Senior High School on counselor professional

competences in their school in the academic year of 2008/2009. This research was

a descriptive research using survey method. The population of this research was

students of eleventh and twelfth grade of St. Bernadus Pekalongan Senior High

School in the academic year of 2008/2009. The sample of this research comprised

of 94 students 40% or 237 students.

  The data collection on the students perception of St. Bernardus Senior

High School to the counselor’s professional competence in their school used

questioner on students’ perception to the counselor’s professional competence,

that comprises of 5 (five) aspects of counselor’s professional competence, i.e. (1)

counselor’s competence in majoring the concept of attitude and individual

development, (2) the counselor’s competence in the concept and practical

assessment, (3) the counselor’s competency in the concept and practice of

counseling and guidance, (4) the counselor’s competence in the selection of

guidance materials, and (5) the counselor’s competence in determining the

accurate source of guidance. Reliability test of counselor’s professional

competence is r tt = 0,695.

  The result of this research showed that counselor’s professional

competence in general according to most of the students’ was good. There were

24 students (25, 53% of 94 students) perceived that their counselor were

excellently competent, 59 students (62, 76% of 94 students) perceived that their

counselors were very competent;11 students (11,70% of 94 students) perceived

that their counselor were quite competent there were not students who perceived

that their counselor were less and extreme not competent.

KATA PENGANTAR

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana pendidikan. Tiada kata yang paling tepat untuk melukiskan kegembiraan

penulis selain puji dan syukur kepada Tuhan yang maha penyayang karena berkat

bimbingan dan penyertaannya dalam menyelesaikan skripsi ini. Setelah melalui

perjuangan yang panjang, namun penuh arti, akhirnya dapat menyelesikan skripsi

ini dengan baik

  Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas

berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Dr. M. M. Sri Hastuti, M. Si. Selaku Ketua Program Studi Bimbingan Konseling.

  2. Dr. M. M. Sri Hastuti,M. Si. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia dengan sabar meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  3. Fajar Santoadi. S.Pd, Selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia dengan sabar meluangkan waktu dan pikiran, membimbing dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  4. Drs.R.H.Dj, Sinurat.M.A. yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji penulis saat ujian.

  5. Th. Mieke Wardani, BA, Selaku Kepala Sekolah SMA St. Bernardus Pekalongan, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam

  

6. Dra. Y. Winarni Mulyani dan Dra. Irene Risnanti, selaku Konselor

Sekolah yang dengan tulus membantu dan mendampingi penulis dalam melaksanakan penelitian.

7. Siswa-siswi SMA St. Bernardus Pekalongan, khusunya kelas XI dan XII yang bersedia mengisi Kuesioner.

  

8. Kedua orang tuaku, suamiku Vany, adekku Erlip, Cicilia, Wahyu, dan

Tika, serta putri kecilku Carola Verlyta, yang telah memberikan dukungan, bantuan baik material maupun spritual.

  

9. Teman-teman BK angkatan 2001, Novi, Nida, Alphon, Wahyu .T.,

Sprianus Lita Lalu, Pater Emil dan semua yang tidak kesebut.........terima kasih untuk kalian.

  

10. Sahabatku Alm. Fr. Frans Batik Mase. H.H.K. S. Pd. Trima kasih atas

bantuan dan dukungan slama ini. Selamat Jalan.............., ( Makasar, 15 Januari 2009, Pukul 10.00).

  

11. Teman-temanku Inyong (Ari), Uning, Sari (05), Agnes, trima kasih atas

dukungan dan bantuannya slama ini Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati, saran, dan kritik yang

membangun sangat dibutuhkan untuk kesmpurnaan skripsi ini. Akhir kata,

semoga skripsi ini dapat memberi manfaat

  Yogyakarta, 8 Juni 2009 Penulis

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Rosaria Oktavitaria

  Nomor Mahasiswa : 011114017

Demi Pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaa

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PERSEPSI SISWA SMA St BERNARDUS PEKALONGAN TERHADAP

KOMPETENSI PROFESIONAL KONSELOR DI SEKOLAH MEREKA

TAHUN AJARAN 2008/2009

  

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan data,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 26 Juni 2009 Yang menyatakan (Rosaria Oktavitaria)

  DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................................i

  

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ii

HALAMAN PEGESAHAN ......................................................................................iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................................v

ABSTRAK .................................................................................................................vi

vii ABSTRACT.................................................................................................................

  

KATA PENGANTAR ...............................................................................................xi

DAFTAR ISI..............................................................................................................xi

DAFTAR TABEL......................................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xv

  

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1 B. RumusanMasalah ..............................................................................5 C. Tujuan Penelitian ...............................................................................5 D. Manfaat Penelitian .............................................................................5 E. Batasan Istilah ....................................................................................6 F. Definisi Operasional ..........................................................................7

BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................8

A. Persepsi ..............................................................................................8

  1. Pengertian Persepsi ......................................................................8

  1. Populasi ........................................................................................26

  3. Reliabilitas ....................................................................................37

  2. Uji Daya Beda ..............................................................................34

  1. Validitas ........................................................................................32

  D. Validitas dan Reliabilitas ..................................................................32

  C. Instrumen Penelitian ..........................................................................28

  2. Sampel ..........................................................................................27

  

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................26

A. Jenis Penelitian ..................................................................................26 B. Populasi dan Sampel ..........................................................................26

  2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ..............................9

  3. Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Profesional Konselor Sekolah ........................................................................................25

  2. Kompetensi Profesional Konselor Sekolah .................................19

  1. Pengertian Kompetensi Konselor ................................................16

  C. Kompetensi konselor .........................................................................16

  2. Karakteristik Konselor Sekolah ..................................................14

  1. Pengertian Konselor Sekolah ......................................................12

  B. Konselor Sekolah ...............................................................................12

  E. Teknik Analisis Data .........................................................................39

  

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................42

A. Hasil Penelitian .................................................................................42 B. Pembahasan hasil penelitian .............................................................43

BABV. KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................47

A. Kesimpulan ........................................................................................47 B. Saran ..................................................................................................47

  DAFTAR TABEL Halaman

  1. Jumlah Siswa Kelas XI dan Kelas XII SMA St Bernardus Pekalongan Tahun Ajaran 2008/2009.................................................................................................27

  

2. Kisi-Kisi Kuesioner Kompetensi Profesional Konselor Sekolah ........................29

  

3. Rincian Jumlah Siswa yang Dipakai dalam uji coba ...........................................31

  

4. Hasil Uji Coba Kuesioner ....................................................................................34

  

5. Koefisien Reliabilitas ...........................................................................................37

  6. Kompetensi Profesional Konselor Sekolah Menutut Persepsi Siswa SMA St Bernardus Pekalongan Tahun Ajaran 2008/2009 ...............................................42

  

7. Persentase Skor Persepsi Siswa SMA St Bernardus Pekalongan ........................43

  DAFTAR LAMPIRAN

  1. Kuesioner Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Profesional Konselor Sekolah.................................................................................................................50

  2. Hasil Analisis Uji Validias Kuesioner Persepsi SiswaTerhadap Kompetensi Profesional Konselor Sekolah .............................................................................55

  3. Hasil Penghitungan Skor Penelitian Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Profesional Konselor Sekolah .............................................................................69

  

4. Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Profesional Konselor Sekolah ................83

  

5. Kualifikasi Skor Persepsi Siswa Kelas XI dan Kelas XII ...................................85

  

6. Hasil Analisis Uji Validitas Kompetensi Profesional Konselor Sekolah ............88

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jika sebuah sekolah menginginkan siswanya berkembang secara optimal,

  

maka sekolah tersebut harus memberikan pelayanan pendidikan yang optimal

pula. Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2004: 73), tujuan pelayanan bimbingan

ialah supaya siswa dan mahasiswa berkembang seoptimal mungkin dan

mengambil manfaat sebanyak mungkin dari pengalamannya selama bersekolah,

dengan mengindahkan ciri-ciri kepribadiannya dan tuntutan kehidupan

masyarakat di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Dalam mewujudkan

tujuan pelayanan bimbingan, konselor sekolah mengupayakan program bimbingan

yang dapat membantu siswa menemukan sendiri wujud nyata dari perkembangan

dirinya sendiri yang optimal, sesuai dengan keunikan kepribadian masing-masing.

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan

penyempurnaan kurikulum berbasis kompetensi telah menempatkan bimbingan

konseling di dalam struktur kurikulum. Dalam KTSP, konselor sekolah adalah

tenaga pendidik profesional yang mengelola kegiatan pengembangan diri.

  

Kegiatan pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mengembangkan diri dan mengekpresikan diri sesuai dengan

kebutuhan (bakat, minat) setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

Kegiatan pengembangan diri ini dibimbing oleh konselor sekolah atau konselor

  

dalam bentuk layanan konseling yang berkaitan dengan masalah-masalah peserta

didik, seperti masalah pribadi, masalah sosial, belajar dan pengembangan karir

peserta didik.

  Konselor sekolah merupakan salah satu tenaga penggerak pendidikan di

sekolah yang mempunyai peranan penting di bidang pembinaan siswa. Pembinaan

siswa dalam pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan dengan pendekatan

dan metode yang berbeda dengan pengajaran atau pembelajaran. Konselor sekolah

dikatakan memiliki peranan penting karena bantuan yang diberikan kepada siswa

bersifat psikis dan psikologis yang menunjang perkembangan diri siswa di bidang

karir, akademik maupun pribadi sosial. Upaya yang digunakan oleh konselor

sekolah untuk membantu siswa dengan memberikan layanan konseling,

bimbingan kelompok, dan bimbingan klasikal.

  Pada tahun 2005, organisasi profesi konseling, yaitu Asosiasi Bimbingan

Konseling Indonesia (ABKIN) menetapkan tujuh kompetensi konselor, yaitu (a)

penguasaan konsep dan praktis pendidikan, (b) kesadaran dan komitmen etika

profesi, (c) pengusaan konsep perilaku dan perkembangan individu, (d)

penguasaan konsep dan praksis asesmen, (e) penguasaan konsep dan praksis

bimbingan dan konseling, (f) pengelolaan program bimbingan dan konseling, (g)

penguasaan konsep dan praksis riset dalam bimbingan dan konseling Prayitno (1988: 129-132) menyebutkan ada tiga komponen utama dalam

kompetensi konselor sekolah, yaitu komponen isi, komponen fungsi, dan

komponen kepribadian. Komponen isi adalah bagian dari kemampuan dasar

  

bagian kemampuan yang dimiliki guru pembimbing dalam kegiatan bimbingan.

Komponen kepribadian adalah bagian dari kemampuan dasar yang seharusnya

dimiliki guru pembimbing sebagai makluk pribadi sosial.

  Persepsi yang negatif terhadap kompetensi konselor dapat menyebabkan

keengganan siswa untuk berkomunikasi dengan konselor sekolah karena siswa

memiliki perasaan takut, malu, dan berfikir bahwa dia mampu menyelesaikan

masalahnya sendiri. Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2004: 37), ada beberapa

sikap siswa yang mencerminkan tanggapan negatif atau kurang perduli terhadap

konselor. Hal tersebut dikarnakan adanya perasaan (a) takut dimarahi oleh

konselor bila dipanggil menghadap konselor, (b) adanya perasaan takut mendapat

ejekan dari teman-teman karena masuk ruangan BK (Bimbingan dan Konseling),

(c) adanya rasa kurang percaya akan kemampuan konselor dalam membantu

menangani masalah-masalah pribadi, dan (d) kurang percaya akan kemampuan

konselor dalam memegang rahasia.

  Berdasarkan pengalaman peneliti ketika melaksanakan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP (2004) maupun di SMA (2005) banyak

siswa mengatakan bahwa mereka tidak merasa nyaman melakukan konseling

dengan konselor sekolah. Mereka mempunyai perasaan takut akan apa yang

mereka ceritakan akan diceritakan kembali oleh konselor kepada guru lain. Selain

itu, konselor sekolah dalam menyampaikan materi bimbingan di kelas kurang

menarik dan terkesan menggurui (menasehati), dan informasi yang diberikan

tidak merata karena guru pembimbing hanya mau memberikan informasi untuk Penelitian ini lebih memusatkan perhatian pada kompetensi profesional

konselor sekolah dari pada kompetensi yang lain. Menurut pengamatan penulis,

masih banyak sekolah yang memberi tugas tambahan kepada konselor sekolah

untuk mengajar mata pelajaran lain. Konselor kurang diberi kesempatan untuk

memberikan bimbingan di dalam kelas sehingga para siswa kurang mengenal

sosok dan tugas seorang konselor sekolah. Berdasarkan kenyataan di lapangan,

peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi siswa terhadap kompetensi

profesional konselor sekolah.

  Subyek penelitian Dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA St

Bernardus Pekalongan. SMA St Bernardus Pekalongan dipilih sebagai tempat

penelitian karena sekolah ini merupakan suatu lembaga formal yang memberikan

layanan Bimbingan dan Konseling kepada siswa. Konselor sekolah di SMA St.

  

Bernardus Pekalongan ada dua orang, keduanya adalah lulusan dari program

studi Bimbingan dan Konseling. Berdasarkan pengamatan penulis sewaktu

penulis menjadi siswi SMA St Bernardus, siswa-siswi yang baru di SMA St

Bernardus selalu diberi penjelasan mengenai tugas dan peran seorang konselor

sekolah sehingga diharapkan siswa-siswinya lebih mengenal peran dari konselor

di sekolah. Layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa SMA

St. Bernardus Pekalongan terdiri dari bidang bimbingan pribadi-sosial, akademik,

dan karir. Layanan Bimbingan dan Konseling tersebut diarahkan bagi pribadi

siswa agar tumbuh dan berkembang secara utuh dan optimal (Winkel, 1997: 68).

Pemilihan siswa-siswi sekolah menengah atas (SMA) sebagai subyek penelitian

karena pertimbangan mereka telah memiliki pengalaman berinteraksi dengan

  

guru pembimbing ketika mereka di SMP, bahkan di SD. Siswa SMA St.

Bernardus diminta untuk menilai kompetensi profesional konselor sekolahnya,

tidak menutup kemungkinan pengalaman siswa saat berinteraksi dengan para

konselor sekolah secara umum yang dikenal selama mereka studi setidaknya di

SD, SMP, dan SMA.

  B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

dirumuskan sebuah masalah penelitian, yaitu bagaimana persepsi siswa SMA St

  

Bernardus Pekalongan terhadap kompetensi profesional konselor di sekolah

mereka tahun ajaran 2008/2009? C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan sebuah

tujuan penelitian yaitu mengetahui gambaran persepsi siswa SMA St. Bernardus

Pekalongan terhadap kompetensi profesional yang dimiliki oleh konselor di

sekolah mereka tahun ajaran 2008/2009.

  D. Manfaat Hasil Penelitian

  1. Bagi konselor sekolah Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi konselor sekolah, yaitu sebagai masukan untuk peningkatan kompetensi professional.

  2. Bagi Penulis Bagi penulis diharapkan penelitian ini memberikan manfaat dalam profesional konselor sekolah sehingga dapat lebih siap menghadapi tugas- tugas yang berkaitan dengan pelayanan bimbingan kepada siswa kelak.

E. Batasan Istilah

  Agar penelitian ini lebih berfokus pada persepsi siswa terhadap

kompetensi konselor maka diperlukan pembahasan istilah-istilah pokok sebagai

berikut: Adapun beberapa istilah tersebut adalah sebagai berikut.

  

1. Konselor sekolah adalah seorang pendidik professional, baik pria maupun

wanita, yang bertugas merencanakan, melaksanakan dan menilai penyelenggaraan bimbingan di sekolah. Konselor memiliki latar belakang pendidikan jenjang strata1(S1) dalam bidang bimbingan dan konseling. dan jenjang srata 1 (S1). Konselor sekolah dalam penelitian ini adalah konselor sekolah SMA St Bernardus (Sekolah Menengah Atas) Sebagai sampel penelitian. Dan tidak menutup kemungkinan konselor yang pernah melayani siswa sepanjang studi di SD (Sekolah Dasar), SMP (sekolah Tingkat Pertama).

  

2. Kompetensi profesional adalah penguasaan konselor atas karakteristik pribadi

peserta didik, pemberian materi bimbingan yang inheren pada pribadi peserta didik, upaya konselor dalam membantu peserta didik dan sejumlah kompetensi tambahan lainnya yang secara simultan.

3. Persepsi pada hakekatnya adalah suatu tanggapan, hasil interpretasi, cara pandang, pendapat/komentar.

F. Definisi Operasional

  Persepsi siswa SMA St. Bernardus Pekalongan terhadap kompetensi

profesional konselor di sekolah mereka tahun ajaran 2008/2009 adalah

pandangan atau pendapat siswa SMA St. Bernardus Pekalongan terhadap

kemampuan profesional konselor di sekolah mereka tahun ajaran 2008/2009

terhadap 5. aspek kompetensi profesional konselor yang terdiri dari

kemampuan konselor dalam mengusai konsep prilaku dan perkembangan

individu, kemampuan konselor dalam konsep dan praksis asesmen,

kemampuan konselor dalam konsep dan praksis bimbingan dan konseling,

kemampuan konselor dalam pemilihan materi bimbingan, (apakah disesuaikan

dengan kebutuhan siswa, umur), kemampuan konselor dalam menentukan

sumber materi bimbingan (Informasi yang diberikan adalah informasi akurat,

dibutuhkan saat ini dan dimasa yang akan datang).

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi

  1. Pengertian Persepsi Sebagian besar tingkah laku manusia ditentukan oleh persepsi terhadap obyek yang diamati. Arkinson, dkk (1994: 201) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan proses individu mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus atau rangsangan dalam lingkungan. Irwanto (1994: 201) mengungkapkan bahwa persepsi adalah proses diterimanya rangsang (obyek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti. Davidoff (1988: 232), mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses mengorganisir dan menggabungkan data indra (pengindraan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri sendiri. Thoha (1988: 138) menyatakan bahwa persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan maupun penciuman. Kata lain untuk persepsi adalah paradigma yang artinya cara orang memandang sesuatu, pandangan atau keyakinan terhadap sesuatu (Covey,2001: 31).

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap persepsi Proses pertama dalam persepsi ialah menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber. Sebagian besar data diterima melalui panca

  

indra, yaitu melihat, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuh.

Menurut Irwanto, 2002; Soemanto 1988; Walgito 2003, beberapa-berapa

faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu : (a) perhatian yang selektif, (b)

ciri-ciri rangsang, (c) nilai-nilai dan kebutuhan individu, dan (d)

pengalaman terdahulu, dan (e) objek yang dipersepsi.

  a. Perhatian yang selektif Perhatian merupakan persiapan dalam proses pembentukan persepsi. Perhatian mengindikasikan adanya kesediaan individu untuk mengadakan persepsi. Rangsang yang mendapat perhatian individu akan disadari lebih mendalam dan ditanggapi dengan cepat, sedangkan rangsang yang kurang mendapat perhatian individu akan kurang disadari dan kurang ditanggapi (Walgito,1993: 56). Individu dapat menerima banyak sekali rangsangan dari lingkungannya, namun ia tidak harus menanggapi semua rangsangan yang diterimanya. Individu hanya memusatkan perhatiannya pada rangsangan tertentu saja.

  Dengan demikian, obyek atau gejala-gejala lain tidak akan tampak sebagai obyek pengamat (Irwanto, 2002: 96-97).

  Perhatian juga mempengaruhi persepsi. Ada banyak rangsang atau stimulus di sekitar manusia dan ia tidak dapat menerima semua stimulus itu. Hal ini berarti manusia melakukan seleksi dalam menerima stimulus. Dalam diri konselor sekolah ada begitu banyak hal yang dapat dipahami (diterima) oleh siswa, misalnya sikap ramah konselor, penerimaan konselor, usul saran, namun tidak semuanya dapat diterima oleh siswa. Perhatian siswa hanya terpusat pada beberapa hal saja. Dengan demikian ada kemungkinan siswa mengalami perhatian selektif sehingga persepsi siswa tentang konselor akan berbeda satu sama lain.

  b. Ciri-Ciri Rangsangan Perhatian terhadap rangsangan turut ditentukan oleh ciri-ciri yang dimiliki rangsangan tersebut. Berdasarkan gerakan, individu lebih tertarik kepada rangsangan yang bergerak dari pada rangsangan yang diam. Berdasarkan ukurannya, individu lebih tertarik kepada rangsangan yang besar dari pada rangsangan yang kecil. Berdasarkan intensitas, individu lebih tertarik kepada rangsangan yang kuat dari pada rangsang yang lemah. Berdasarkan kontrasitas, individu lebih tertarik kepada rangsangan yang kontras dengan latar belakang dari pada rangsang yang biasa (Irwanto, 1994: 96). Perilaku konselor yang termasuk tindakan profesional konselor adalah rangsangan bagi konseli yang akan membangun persepsi tertentu tentang konselor tersebut.

  Perilaku yang menonjol (baik atau buruk) yang dilakukan oleh konselor akan mewarnai persepsi siswa tentang konselor menjadi persepsi yang baik atau buruk. Rangsangan dengan warna yang kontras akan lebih menarik perhatian dan akan lebih mudah diterima oleh individu, misalnya: warna pakaian yang dipakai oleh konselor sekolah. Konselor sekolah yang menggunakan pakaian warna lembut atau cerah akan lebih menarik perhatian siswa.

  c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu Perhatian individu terhadap rangsangan turut ditentukan oleh besarnya perhatian terhadap rangsangan yang bernilai baginya lebih dari pada rangsangan yang kurang bernilai. Setiap individu memiliki prioritas nilai yang berbeda-beda, sehingga itu persepsi individu dapat berbeda-bedapula, selain itu, individu juga akan menaruh perhatian kepada rangsang yang sesuai dengan kebutuhannya dari pada rangsangan yang kurang sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, perhatian individu terhadap rangsangan bersifat subyektif, dan berbeda antara individu yang satu dari yang lainnya (Irwanto, 1994: 97). Jika konselor dapat memenuhi kebutuhan siswa melalui melalui berbagai layanan, maka persepsi siswa tentang konselor diduga baik (positif) sebaliknya, persepsi siswa tentang konselor diduga buruk (negatif).

  d. Pengalaman terdahulu Perhatian individu terhadap rangsangan turut ditentukan oleh pengalaman akan rangsangan yang dimiliki oleh individu sebelumnya. Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana individu mempersepsi dunianya (Irwanto, 1994: 97). Perhatian individu ditentukan juga oleh pengetahuan individu sebagai hasil pengalaman terdahulu. Pengetahuan hasil pengalaman terdahulu dapat berupa pengetahuan bersifat kognitif (mengetahui sesuatu berguna/bermanfaat atau tidak berguna/tidak bermanfaat) dan pengetahuan yang bersifat afektif (merasa puas/tidak puas terhadap sesuatu). Pengetahuan yang bersifat kognitif dan afektif menjadi dasar untuk bertindak /melakukan sesuatu.

e. Obyek yang dipersepsi.

  Stimulus ditangkap melalui alat indra atau reseptor. Stimulus dapat berasal dari luar dan dapat berasal dari dalam diri individu yang mempersepsi dan langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor (Walgito, 2003: 89). Obyek yang dipersepsi dapat berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat-sifat objek biasanya sangat berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya, misalnya, konselor sekolah yang baik, perhatian, ramah akan banyak didekati oleh para siswa. Sebaliknya konselor yang suka marah-marah akan dijauhi oleh para siswa.

B. Konselor Sekolah

1. Pengertian Konselor Sekolah

  Prayitno (1987) mengatakan bahwa konselor sekolah adalah pejabat fungsional yang dituntut dapat menjalankan tugas-tugas fungsional, yaitu melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap peserta

  

didiknya. Selain itu konselor sekolah adalah anggota staf sekolah yang

bekerja secara profesional dengan kepala sekolah, guru dan staf sekolah

lainnya serta orang tua untuk memungkinkan perkembangan siswa secara

total. Sukardi (1985: 19) mengatakan konselor sekolah adalah tenaga

profesional, baik pria maupun wanita, yang mendapat pendidikan khusus

Bimbingan dan Konseling. Secara ideal, berijasah Sarjana dari FIP-IKIP

atau sarjana Psikologi Pendidikan dan Bimbingan atau jurusan program

studi yang sejenis. Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli, dapat

disimpulkan bahwa konselor sekolah adalah tenaga profesional, baik pria

maupun wanita, yang mendapat pendidikan khusus bimbingan dan

konseling, berijasah sarjana lulusan bimbingan dan konseling jenjang

srata (S1) atau program studi yang sejenis, yang bertugas merencanakan,

melaksanakan, dan menilai penyelenggaraan bimbingan di sekolah.

  Dalam Winkel dan Sri Hastuti (2004) disebutkan bahwa terdapat

perbedaan istilah antara guru pembimbing dan konselor. Konselor sekolah

adalah tenaga profesional yang mencurahkan seluruh waktunya pada

pelayanan bimbingan (full-time guidance counselor). Selain itu semua

konselor sekolah adalah tenaga profesional yang memperoleh pendidikan

khusus di perguruan tinggi pada jurusan atau program studi Bimbingan

Konseling dan mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan bimbingan.

Guru pembimbing atau guru konselor adalah seorang guru yang

disamping mengajar salah satu bidang studi, ia terlibat juga dalam

rangkaian pelayanan bimbingan, termasuk layanan konseling. Jadi, tenaga ini adalah tenaga Part-time teacher dan part-time counselor, dengan perbandingan waktu 50%-50%. Guru konselor ini bukan tenaga profesional bimbingan.

  Pada tahun 1980-1990 istilah guru pembimbing yang ditulis oleh beberapa ahli bimbingan mempunyai arti yang sama dengan istilah konselor sekolah yaitu sarjana lulusan Fakultas Ilmu Pendidikan Prodi Bimbingan Konseling. Akan tetapi pada tahun 2000 sudah ada perubahan istilah guru pembimbing menjadi konselor sekolah (Winkel dan Sri Hastuti 2004). Sehingga ada perbedaan istilah pada makna guru pembimbing dan konselor sekolah.

2. Karakteristik konselor sekolah

  Belkin (Winkel 1997: 198-199) menyajikan sejumlah kualitas kepribadian konselor sekolah, yaitu: a. Mengenal diri sendiri ( knowing one self) Konselor sekolah harus menyadari kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan sendiri yang ditunjukkan dengan merasa aman dengan diri sendiri (security), percaya pada orang lain (trust), dan memiliki keteguhan hati (courage)

  b. Memahami orang lain (understanding others) Konselor sekolah harus bisa menunjukkan keterbukaan hatinya dan sekolah mampu mengikuti pandangan-pandangan dan perasaan- perasaan siswa dengan berpedoman pada kerangka acuan internal siswa. Peka terhadap perasaan siswa yaitu konselor sekolah mampu mendalami pikiran dan menghayati perasaan siswa seolah-olah konselor menjadi siswa.

  c. Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain (relating to others) konselor sekolah harus memiliki kemampuan untuk memahami orang lain yang ditunjukkan dalam sikap sejati, tulus atau iklas (genuine), dan

bebas dari kecenderungan untuk menguasai orang lain (nondominance)

  Sukardi (1984: 30-32) mengemukakan bahwa konselor sekolah hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut.

  a. Konselor sekolah harus berperangai wajar dan dapat dicontoh.

  b. Konselor sekolah harus memiliki emosi yang stabil, tenang, dan memberikan kesejukan batin demi terwujudnya suasana siswa yang baik.

  c. Konselor sekolah dituntut mandiri untuk membantu siswa agar siswa mandiri.

  d. Penampilan konselor sekolah hendaknya menampakkan integrasi/keterpaduan kepribadian, yaitu dewasa, matang dan emosinya stabil.

  e. Konselor sekolah hendaknya berbobot sebagai orang yang layak dimintai bantuan.

f. Konselor sekolah hendaknya mampu mawas terhadap diri sendiri, terhadap lingkungan, dan mawas terhadap orang yang dibimbingnya.

  

Dengan demikian menjadi orang yang aktif dan bijaksana.

  g. Konselor sekolah perlu bersikap berani, yaitu berani memasuki usaha bimbingan dengan menampilkan pribadi tanpa topeng tertentu, berani mengisi usaha bimbingan dengan teknik tertentu dengan segala resiko.

  h. Konselor sekolah perlu memiliki inteligensi yang cukup tinggi sehingga mampu berfikir dan mengolah suasana untuk mengubah tingkah laku konseli.

i. Inteligensi yang tinggi memungkinkan konselor sekolah untuk menalar dengan lebih baik.

  j. Konselor sekolah yang dapat menalar dengan baik akan memunculkan gagasan yang lebih baik.

C. Kompetensi konselor

1. Pengertian Kompetensi Konselor

  Menurut Prayitno, kompetensi konselor sekolah adalah kemampuan seorang konselor sekolah dalam melaksanakan kewajiban berdasarkan profesionalitasnya sebagai konselor sekolah. Kompetensi yang harus dimiliki oleh konselor sekolah, merupakan sikap dan ketrampilan dasar yang berkaitan dengan kemampuan dalam memberikan bimbingan dan