Implementasi Kebijakan Dan Kendala Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. - FISIP Untirta Repository

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KENDALA EKONOMI KHUSUS (KEK) TANJUNG LESUNG

PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

  Diajukan Sebagai Salah Satu Politik Pada Konsentrasi

  

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAN

KENDALA PENGEMBANGAN KAWASAN

EKONOMI KHUSUS (KEK) PARIWISATA

TANJUNG LESUNG KABUPATEN

  SKRIPSI

  Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi

OLEH

  

IDA KOMALA

6661112071

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

DAN KAWASAN PARIWISATA KABUPATEN

PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

  Sosial Dan Ilmu Administrasi Negara

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

  

“Bersemangatlah Pada Apa Saja Yang Bermanfaat

Bagimu. Minta Tolonglah Pada ALLAH Dan Jangan

Merasa Tidak Mampu”

(HR Imam Muslim)

  

Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah

berjuang. Jika engkau tak tahan lelahnya belajar. Engkau akan

menaggung pahitnya kebodohan

(Imam Asy Syafi’i)

  Skripsi ini kupersembahkan untuk: Kedua Orangtuaku tercinta yang tak pernah lelah untuk memberikan waktu, tenaga, uang dan doa yang tak pernah terputus, serta Kakak dan Adik- Adikku Tercinta yang telah memberikan dukungan dan doa, dan tak lupa untuk semua orang yang saya sayangi.

  

ABSTRAK

Ida Komala. 6661112071. Skripsi Tahun 2015. Implementasi Kebijakan Dan

Kendala Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata

Tanjung Lesung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Program Studi.

Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I: Hasuri SE. M.Si.

Dosen Pembimbing II: Rahmawati, S.sos., M.Si.

Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung

Lesung.

  Kawasan Pariwisata Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2012 Tentang Kawasan Ekonomi Tanjung Lesung, tujuannya untuk meningkatkan invetasi dan kualitas Sumber Daya Manusia. Namun kenyataannya masih ditemukan masalah dalam Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, yaitu belum dibangunnya fasilitas pendukung, sarana dan prasarana yang belum memadai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi kebijakan pengembangan KEK Pariwisata Tanjung Lesung, dan mengetahui apasaja faktor pendukung dan penghambat KEK Tanjung Lesung.

  Penelitian ini menggunakan teori implementasi menurut Van Metter dan Van Horn (Agustino 2012). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan model Irawan. Hasil penelitian menunjukan implementasi KEK Tanjung Lesung masih belum berjalan optimal karena tujuan dan sasaran pengembangan KEK Pariwisata Tanjung Lesung belum dipahami masyarkat, sumber daya, sarana prasarana belum memadai, ketidak sesuaian antara rencana aksi nasional dan daerah dengan pelaksanaanya, tidak adanya SOP pengembangan KEK Tanjung Lesung, kurangnya sosialisasi dan koordinasi yang dilakukan terkait KEK Tanjung Lesung. Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu dibuatnya SOP dalam pengembangan KEK Tanjung Lesung, meningkatkan koordinasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat agar sesuai dengan tujuan dan rencana yang telah dibuat.

  

Abstract

The Implementation of Policy and Ida Komala. 6661112071. Research Paper 2015.

Constraints Development Special Economic Zone (SEZ) Tourism Tanjung Lesung Pandeglang

Regency Banten Province. Study program public administration Sultan Ageng Tirtayasa

University. Advisor I : Hasuri SE. M.Si. Advisor II: Rahmawati, S.sos., M.Si.

  

Keyword: The implementation of policy development Special Economic Zone (SEZ)

Tourism Tanjung Lesung.

  

Tourism region in Pandeglang Tanjung Lesung designated as Special Economic Zones under

Government Regulation No. 26 of 2012 on Economic Zones Tanjung Lesung, aim to improve the

investment and the quality of Human Resources. But the reality is still found problems in the

development of Special Economic Zones (SEZ) Tanjung Lesung, which is not yet built support

facilities, facilities and infrastructure are inadequate. The purpose of this study were to

determine how the implementation of Special Economic Zone development policy Tourism

Tanjung Lesung, and also to know the factors that supports and hampers the development of

Special Economic Zones Tanjung Lesung. The researchers examined on the implementation of

the researchers used theoretical model implementation Van Meter and Van Horn (Agustino

2012). The researcher used qualitative research method. The data obtain by using interview,

observation, documentation, and literature study using analitical technique from Irawan. The

results showed SEZ Tanjung Lesung implementation is still not optimal because the goals and

objectives of SEZ development Tourism Tanjung Lesung has not understood the community,

resources, inadequate infrastructure, discrepancy between national and regional action plans

with implementation, absence of SOP development SEZ Tanjung Lesung, lack of socialization

and coordination conducted related SEZ Tanjung Lesung. Recommendations can be given that

the SOP made in the development of SEZ Tanjung Lesung, improve coordination between the

government, private sector, and society in accordance with the objectives and plans that has been made. i

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

  Alhamdulillah, Puji syukur yang tak terhingga selalu kita panjatkan kehadirat

Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah dan cinta-Nya yang telah diberikan

kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan

kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga juga para sahabat. Dan atas

berkat, rahmat, karunia, serta ridha-Nya pula penulis dapat menyelesaikan penelitian

skripsi ini.

  Adapun dalam penulisan skripsi ini penulis buat dan sampaikan untuk

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial pada

Program Studi Ilmu Administrasi Negara dengan judul penelitian “Implementasi

Kebijakan dan Kendala Pengembangan kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata

Tanjung Lesung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten”.

  Proses pengerjaan penelitian ini tentunya tidak lepas dari bantuan banyak

pihak yang selalu mendukung peneliti secara moril dan materil. Maka dengan

ketulusan hati, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga

kepada kedua orang tuaku tercinta yang tak henti selalu memberikan do’a, kasih

sayang, serta dukungan dan motivasi dalam pengerjaan penelitian skripsi ini yang tak ii

  Pada kesempatan ini juga suatu kebanggaan bagi penulis ucapkan terimakasih

yang sedalam-dalamnya untuk berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung,

peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

  1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat., M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S,sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Ibu Mia Dwiana, S.sos., M.Ikom.,Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Bapak Gandung Ismanto, S,sos.,M.M., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. Ibu Rahmawati, S.sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Dan juga merupakan dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam proses pembuatan skripsi

  7. Ibu Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. iii

  

8. Ibu Titi Stiawati S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing Akademik Program Studi

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  

9. Bapak Hasuri SE. M.Si., Dosen pembimbing I yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing penulis dalam proses pembuatan Skripsi;

  

10. Ibu Yeni Widyastuti M.Si., Penguji yang telah banyak memberikan masukan

bagi peneliti untuk perbaikan penelitian.

  

11. Bapak H. Erwan Kurtubi, MM., Bupati Pandeglang, yang telah memberikan

data dan informasi dalam penelitian ini.

  

12. Bapak Endang Herawan, Stap Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi

Banten, yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  

13. Bapak Abdul Azis, Kasubid Pengembangan Sumber Daya Buatan Bappeda

Kabupaten Pandeglang, yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  

14. Ibu Hj. Ima Nurimawati, Msi., Kepala Bidang Destinasi dan Ekonomi Kreatif

Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang, yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  

15. Ibu Joyce Irmawati, SP, Mse, MA., Kepala Kantor Administrator KEK

Tanjung Lesung, yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  

16. Bapak Anwari Husnira, MM., Kepala Dinas Cipta Karya Kabupaten iv

  

17. Bapak Ir. H. Syarif Hidayat, Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten

Pandeglang, yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  

18. Ibu Djuaningsih, Kepala Bidang Koperasi Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Pandeglang, yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  

19. Bapak Drs. H. Dadan Tafif Danial, MM, Kepala Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Pandeglang, yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  

20. Bapak Ir. Tata Nanzar Riadi, MM, Kepala Dinas Kelautan danPerikanan

Kabupaten Pandeglang, yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  

21. Bapak Ir wowon Dirman, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten

Pandeglang, yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  

22. Bapak Ir, Girgijantoro, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi, yang telah

memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  

23. Bapak Firman Abdul Kadir, SE., Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Pandeglang, yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  

24. Bapak H. Sukran, SE, SH., Kepala Kantor Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Pandeglang, yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini. v

  

25. Bapak H. Wawan Ridwan, SAP., Kepala Seksi Lalu Lintas Bidang Darat

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kabupaten Pandeglang, yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  

26. Ibu Asroriah, SE., Kepala TU Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten

Pandeglang, yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  

27. Bapak Oki Oktaviana, Peneliti di Balitbangda di Provinsi Banten, yang telah

memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  

28. Bapak Agus Amin Mursalim, SH, MM., Camat Panimbang, yang telah

memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  

29. Bapak Santa, PLT Kepala Desa Tanjung Jaya, yang telah memberikan data

dan informasi dalam penelitian ini.

  

30. Ibu Rianingsih Surjoseputo, State Manager PT. Banten West Java, yang telah

memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  

31. Bapak Muhamad Hata, Penggerak Pariwisata Tanjung Lesung, yang telah

memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  

32. Bapak Aap, Ketua LSM Pemuda Pancasila. yang telah memberikan data dan

informasi dalam penelitian ini.

  

33. Dr. Dirlanudin, Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini. vi

  34. Sahabat Seperjuangan Tersayang, Hasanahtun, Cikita Rahmawati, Nita Soraya, Khairinnisa, Wida Riandani, Jelita Amalia, Indri Dwi Puti, Reni Indriani, Amelia Oktarina, Verayana Sukmasari Putri, Nurlita Amaniah. Serta seluruh teman-teman Administrasi Negara NR Angkatan 2011. Terimakasih telah memberikan motivasi dan canda tawa yang hangat layaknya keluarga.

  Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa penelitian skripsi

inimasih terdapat kekurangan, baik materi maupun dalam bentuk penyajiannya. Oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif guna

membangun kemajuan yang lebih baik lagi terhadap penelitian skripsi ini. Semoga

penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan

terimakasih.

  Wassalamualakum Warrahmatullahi Wabarakatu.

  Serang, Juni 2015 Penulis

  vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN

  

KATA PENGANTAR………………………………………………… i

DAFTAR ISI………………………………………………...………… vii

DAFTAR TABEL…………………………………………….………. x

DAFTAR GAMBAR…………………………………………..……… xi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………..…… xii

  BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…………………………………………………….

  1 1.2 Identifikasi Masalah……………………………………………….

  31 1.3 Batasan Masalah......................................................................

  31 1.4 Rumusan Masalah………………………….................................

  32 1.5 Tujuan Penelitian…...………………………………………….….

  32

  1.6 Manfaat Penelitian……...…...……………………………………... 33 1.7 Sistematik Penulisan……………………………………...……......

  34 BAB II DESKRIPSI TEORI

  2.1 Deskripsi Teori……………………………………………..……

  41

  viii

  2.1.2 Implementasi Kebijakan Publik ………..….…………..

  52 2.1.3 Model implementasi Kebijakan Publik.........……….….

  54 2.1.4 Kawasan Ekonomi Khusus.........................................

  63 2.2 Penelitian Terdahulu……………………………………………..

  70 2.3 Kerangka Pemikiran Peneliti……………..……………………..

  75

  2.4 Asumsi Dasar Penelitian…………………………………………

  80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Metodologi Penelitian.…………………………………………

  81 3.2 Ruang Lingkup/Fokus penelitian......………………….…….....

  82 3.3 Lokasi Penelitian……………………………………………....

  83 3.4 Fenomena Yang Diamati……………………………………....

  86 3.4.1 Definisi Konsep.........................................................

  86 3.4.2 Definisi Oprasional.....................................................

  87 3.5 Instrumen Penelitian………………………………………….....

  92 3.6 Informan Penelitian...............................................................

  94

  3.7 Teknik analisis data............................................................... 100

  3.8 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................. 115

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian........................................................ .. 116

  4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Pandeglang......................... 116

  4.1.2 Gambaran Umum KEK Tanjung Lesung............................ 117

  ix

  4.2.1 Deskripsi Data Penelitian.................................................... 128

  4.2.2 Daftar Informan Penelitian.................................................. 130

  4.3 Deskripsi Hasil Penelitian............................................................ 133

  4.3.1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan............................................ ... 134

  4.3.2 Sumber Daya...................................................................... .... 147

  4.3.3 Karakteristik Agen Pelaksana ............................................ ... 168

  4.3.4 Sikap/ Kecendrungan (Disposition) Para Pelaksana............... 182

  4.3.5 Komunikasi AntarOrganisasi dan Aktivitas Pelaksana.......... 195

  4.3.6 Lingkungan Ekonomi Sosial dan Politik................................ 200

  3.6.7 Faktor Pendukung dan Kendala KEK Tanjung Lesung........... 201

  4.4 Pembahasan Hasil Penelitian......................................................... 213

  BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan................................................................................... 236

  5.2 Saran.............................................................................................. 238

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Persyaratan Dokumen Dalam Pengusulan KEK......................

  8 Tabel 1.2 Kawasan Ekonomi Khusus .....................................................

  11 Tabel 1.2 Anggota Dewan Kawasan KEK Provinsi Banten .................... 14 Tabel 1.4 infrastruktur pendukung KEK..................................................

  19 Tabel 1.5 Kunjungan Tamu Wisata Ke Tanjung Lesung........................ 20

Tabel 1.6 Rencana, Target Investasi Dan Kontribusi. ............................. 23 Tabel 1.7 Rencana Aksi KEK Pariwisata Tanjung Lesung......................

  26 Tabel 3.1 Informan Peneliti............................................................. ......... 97

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara............................................................... 103Tabel 3.3 Jadual Penelitian....................................................................... 115Tabel 4.1 Kodefikasi informan Penelitian................................................ 132Tabel 4.2 Daftar Nama Pegawai Administrator KEK.............................. 154Tabel 4.3 Anggaran Pemda Kab. Pandeglang.......................................... 159Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan di Desa Tanjung Jaya.............................. 205Tabel 4.5 Mata Pencaharian di Desa Tanjung Jaya................................ 206Tabel 4.6 Hasil Penilaian Atas Dimensi Ukuran dan Tujuan kebijakan.. 216Tabel 4.7 Hasil Penilian Atas Dimensi Sumberdaya............................... 221Tabel 4.8 Hasil penilaian Atas Dimensi Karakteristik Agen Pelaksana... 226Tabel 4.9 Hasil Penilaian Atas Dimensi sikap (disposition) para

  Pelaksana................................................................................................ 229

Tabel 4.10 Hasil Penilaian Atas Dimensi Komunikasi anatar organisasi. 232Tabel 4.11 Hasil Penelian Atas Dimenasi Lingkungan Sosial Ekonomi

  Politik....................................................................................................... 234

Tabel 4.12 Faktor pendukung dan penghambat KEK Tanjung Lesung... 235

  xi

DAFATAR GAMBAR

Gambar 1.2 Tindak Lanjut Penetapan KEK Tanjung Lesung................. 29Gambar 2.1 Model Implementasi Van Meter dan Van Horn................. 58Gambar 2.2 Model Direct And Indirect Of Implementation................. 59Gambar 2.3 Kerangka Berpikir................................................................ 79Gambar 3.1 Proses Analisis Data .......................................................... 108Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dewan Nasional KEK.......................... 120Gambar 4.2 Struktur Organisasi Administrasi KEK............................... 124Gambar 4.3 corpore Organization strukture.......................................... 128Gambar 4.4 Jenis Perizinan dan Non Perizinan...................................... 152

  Gamabr 4.5 Tahap Investasi BWJ.......................................................... 162

Gambar 4.6 Jalan di Dalam KEK Tanjung Lesung................................ 164

  Gamabar 4.7 Kantor Administrator KEK Tanjung Lesung.................... 165

Gambar 4.8 Kesepakatan SKPD Kabupaten Pandeglang....................... 175Gambar 4.9 Rencana Aksi KEK Tanjung Lesung................................... 192

  xii

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Peraturan Pemerintah

  2. Surat Izin Penelitian

  3. Pedoman Wawancara

  4. Member Check

  5. Transkip Data

  6. Koding Data

  7. Kategorisasi Data

  8. Catatan Lapangan

  9. Data-data Pendukung hasil Penelitian

  10. Lembar Bimbingan

  11. Dokumentasi Kegiatan Wawancara

  12. Dokumentasi Penelitian

  13. Daftar Riwayat Hidup

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Indonesia merupakan negara yang terdiri atas ribuan pulau dan terletak di antara dua Benua dan dua Samudra, wilayah Kepulauan Indonesia memiliki sebuah keunikan dan kelebihanya masinng-masing, dan tiap kepulauan memiliki strategi masing-masing yang kedepannya akan menjadi pilar utama untuk mencapai visi Indonesia Tahun 2025. Selaras dengan visi Pembangunan Nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, maka visi percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia adalah “Mewujudkan Masyarakat Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Jangka Panjang Nasional Tahun 2005- 2025, dalam penjelasannya dinyatakan bahwa visi Indonesia Tahun 2025 akan diwujudkan melalui 3 (tiga) misi yang menjadi fokus utamanya, yaitu:

  1. Peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses produksi serta distribusi dari pengelolaan aset dan akses (potensi) sumber daya alam, geografis wilayah, dan sumber daya manusia, melalui penciptaan kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan sinergis di dalam maupun antar-kawasan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.

  2. Mendorong terwujudnya peningkatan efisiensi produk dan pemasaran serta integrasi pasar domestik dalam rangka penguatan daya saing dan daya tahan perekonomian nasional.

  3. Mendorong penguatan sistem inovasi nasional di sisi produksi, proses, maupun pemasaran untuk penguatan daya saing global yang berkelanjutan, menuju innovation-driven-economy.

  Untuk mewujudkan visi Indonesia Tahun 2025 yaitu ”Mewujudkan, Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur” dan pelaksanaan rencana jangka panjang Nasional Tahun 2005-2025 dan untuk melengkapi dokumen perencanaan guna meningkatkan daya saing perekonomian nasional yang solid, diperlukan adanya suatu Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia yang memiliki arah yang jelas, strategi yang tepat, fokus, dan terukur, maka pemerintah menetapkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Tahun 2011-2025.

  Dalam rangka merespon dinamika ekonomi domestik dan global, serta untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, maka perlu mengubah Peraturan Persiden Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Tahun 2011-2025, yang kemudian dirubah menjadi Peraturan Persiden Nomor 48 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Persiden Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan Dan Perkuasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Tahun 2011-2025.

  Peraturan Persiden Nomor 48 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Persiden Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Tahun 2011-2025 pada Pasal 1, menjelaskan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Tahun 2011-2025, yang kemudian selanjutnya disebut MP3EI adalah arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2025, dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 dan melengkapi dokumen perencanaan.

  Salah satu strategi utama MP3EI adalah penetapan 6 (enam) koridor ekonomi yakni Koridor Sumatera, Koridor Jawa, Koridor Kalimantan, Koridor Sulawesi, Dan Koridor Papua-Kepulauan Maluku. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Persiden Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Tahun 2011-2025 menjelaskan bahwa penetapan koridor ekonomi tersebut dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan memperhitungkan berbagai potensi dan peran strategis sesuai dengan letak dan kedudukan geografis, maka tema pembangunan masing-masing koridor ekonomi dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut:

  1. Koridor ekonomi Sumatra memiliki tema pembangunan sebagai “Sentral Produksi Dan Pengolahan Hasil Bumi Dan Lumbung Energi Nasional”.

  2. Koridor ekonomi Jawa memiliki tema pembangunan sebagai “Pendorong Industri Dan Jasa Nasional”.

  3. Koridor ekonomi Kalimantan memiliki tema pembangunan sebagai “Pusat Produksi Dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas Dan Pertumbuhan Nasional”.

  4. Koridor ekonomi Sulawesi memiliki tema pembangunan sebagai “Pusat Produksi Dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas Dan Pertambangan Nasional.

  5. Koridor ekonommi Bali-Nusa Tenggara memiliki tema pembangunan sebagai “Pintu Gerbang Pariwisata Dan Pendukung Pangan Nasional”.

  6. Koridor ekonomi Papua-Kepulauan Maluku memiliki tema pembangunan sebagai “Pusat Pengembanggan Pangan, Perikanan, Energi, Dan Pertambangan Nasional”.

  Pembangunan 6 (enam) koridor ekonomi tersebut dilakukan melalui pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi disetiap koridor dengan Pengembangan Kluster Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang berbasis sumber daya unggulan di setiap koridor ekonomi, disertai dengan penguatan konektivitas antara pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan antara pusat pertumbuhan ekonomi dengan lokasi kegiatan ekonomi serta infrastruktur pendukungnya. KEK dalam konteks MP3EI, ditetapkan sebagai salah satu kawasan strategis nasional bidang ekonomi, selain kawasan pengembangan ekonomi terpadu (KAPET) dan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas/Free Trade Zone (FTZ).

  Pengaturan Kawasan Ekonomi Khusus (Special Ekonomic Zone/ SEZ) ini di Indonesia pada dasarnya terdapat dalam Bab XIV Pasal 31 Undang-Undang Penanaman Modal Nomor 25 Tahun 2007 yang berbunyi sebagai berikut:

  (1) Untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan satu daerah, dapat ditetapkan dan dikembangkan kawasan ekonomi khusus.

  (2) Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan penanaman modal

  (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Undang-Undang. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal pada

  Pasal 31 ayat (3) ketentuan mengenai Kawasan Ekonomi Khusus diatur dengan Undang-Undang, dan untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah dalam kesatuan ekonomi nasional, perlu dikembangkan Kawasan Ekonomi Khusus. Kemudian berdasarkan pertimbangan tersebut perlu membentuk Undang-Undang Tentang Kawasan Ekonomi Khusus maka pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Kawasan Ekonomi Khusus yang selanjutnya disebut KEK adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah Hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk penyelenggara fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.

  Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostartegi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor dan kegiatan ekonomi lainyang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional. Di dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dapat dibangun fasilitas pendukung dan perumahan bagi pekerja, dalam setiap Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) juga disediakan lokasi untuk Usaha Mikiro Kecil Menengah (UMKM), dan koperasi, baik sebagai pelaku usaha maupun sebagai pendukung kegiatan perusahaan yang berada di dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Secara umum tujuan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang tercantum dalam Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2009 adalah :

  1) Peningkatan investasi; 2) Penyerapan tenaga kerja; 3) Penerimaan devisa sebagai hasil dari peningkatan eksport; 4) Meningkatkan keunggulan kompetitif produk eksport; 5) Meningkatkan pemanfaaatan sumberdaya lokal,pelayanan dan modal bagi peningkatan eksport; 6) Mendorong terjadinya peningkatan kualitas SDM melaui transfer teknologi.

  Maksud pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah untuk memberikan peluang bagi peningkatan investasi melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan dan siap menampung kegiatan industri, eksport import serta kegiatan ekonomi yang memiliki nilai ekonomi tinggi, meningkatkan pendapatan devisa bagi negara melalui perdagangan internasional, dan meningkatkan kesempatan kerja, kepariwisataan dan investasi.

  Kemudian sesuai amanat Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus pada pasal 9 dan pasal 12 ayat (6) perlu menetapkan Peraturan Pemerintah Tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, dengan demikian pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penyeleggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pasal 2 antara lain:

  a) Pengusulan KEK;

  b) Penetapan KEK; d) Pengelolaan KEK; dan e) Evaluasi pengelolaan KEK.

  Untuk menyelenggarakan KEK, ditingkat nasional pemerintah membentuk Dewan Nasional, sementara ditingkat provinsi pemerintah membentuk Dewan Kawasan untuk membantu Dewan Nasional dalam menyelenggarakan KEK, kemudian dalam membantu Dewan Kawasan dalam penyelenggaran KEK dibentuklah Administrator disetiap KEK. Pengusulan pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus diusulkan kepada Dewan Nasional oleh: a) Bandan Usaha;

  b) Pemerintah; Kabupaten/Kota;

  c) Pemerintah Provinsi;

  d) Kementerian/LPNK Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan

  Kawasan Ekonomi Khusus Pasal 12, menjelaskan bahwa usulan pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) haruslah dilengkapi dengan tertulis sesuai format yang ditentukan oleh Dewan Nasional dan ditandatangani oleh pimpinan yang mewakili Badan Usaha, Bupati/Walikota mewakili Pemerintah Kabupaten/Kota dan Gubernur yang mewakili dari Pemerintah Provinsi.

  Persyaratan dalam hal pembentukan Kawasan Ekonomi Khusu (KEK) yang diusulkan oleh Badan Usaha (BU), Pemerintah Kabupaten/Kota (Pemkab),

  Kementrian (LPNK), harus dilengkapi dengan dokumen. Dokumen-dokumen tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2 persyaratan dokumen dalam pengusulan KEK:

Tabel 1.1 Persyaratan Dokumen Dalam Pengusulan KEK BU Pemkab Pemprov Kementrian No Dokumen

     

  1 Formulir usulan KEK

  2 Surat kuasa otoritas, jika pengusul

   merupakan konsorsium

  3 Akte pendirian Badan Usaha

   4 Profil keuangan 3 (tiga) tahun yang

   sudah diaudit  

  5 Persetujuan dari pemerintah kabupaten/kota terkait dengan lokasi KEK yang diusulkan

  6 Surat pernyataan mengenai

   kepemilikan nilai ekuitas paling sedikit 30 % dari nilai investasi KEK yang disulkan    

  7 Deskripsi rencana pengembangan KEK yang diusulkan    

  8 Peta detail lokasi pengembangan serta luas area KEK yang diusulkan    

  9 Rencana peruntukanruang pada lokasi KEK    

  10 Studi kelayakan ekonomi dan finansial    

  11 Rencana dan sumber pembiayaan    

  12 Analisis mengenai dampak lingkungan    

  13 Usulan jangka waktu beroprasinya KEK dan rencana startegis pengembangan KEK

      

  14 Izin lokasi

  15 Penetapan lokasi atau bukti hak atas tanah   

  16 Rekomendasi dari otoritas pengelola infrastruktur pendukung   

  17 Pernyataan kesanggupan melaksanakan pembangunan dan pengelolaan KEK

  18 Komitmen rencana pemberian insentif

   Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Tahun 2014 Sementara itu lokasi yang dapat diusulkan untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus Pasal 7, harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

  a) Sesuai dengan tata wilayah dan tidak berpotensi menggangu kawasan lindung; b) Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang bersangkutan mendukung

  KEK;

  c) Terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potenasi sumber daya unggulan; dan d) Mempunyai batas yang jelas.

  Pengaturan mengenai pelaksanaan pembangunan dan pengoperasian Kawasan Ekonomi Khusus dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penyelanggaraan Kawasan Ekonomi Khusus belum mengatur secara rinci mengenai pelaksanaan pembangunan dan pengoperasian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan memberikan pilihan-pilihan tata cara pembangunan, pengoperasian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dan berdasarkan pertimbangan tersebut maka pemerintah perlu menetapkan Peraturan Pemerintah Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), maka dibuatlah Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

  Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 Pasal 31 menjelaskan bahwa pembangunan KEK dibiayai dari: a. Badan usaha;

  b. Kerjasama pemerintah, pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota dengan badan usaha; c. Anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/ atau; d. Sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

  Penetapan Badan Usaha pengelola, dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi, atau Kementerian/Lembaga Pemerintah non Kementrian sesuai dengan kewenangannya dengan berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan di bidang pengelolaan barang milik Negara/Daerah. Badan usaha pengelola melaksanakan pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berdasarkan perjanjian antara Badan Usaha dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi, atau Kementerian/Lembaga Pemerintah non Kementerian dengan kewenangannya. Perjanjian pengelolaan dalam melaksanakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) anatara lain: a. Lingkup pekerjaan;

  b. Jangka waktu;

  c. Standar kinerja pelayanan;

  d. Sanksi;

  e. Pelaksanaan pelayanan KEK dalam hal terjadi sengketa;

  f. Pemutusan perjanjian oleh pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, atau kementrian/lembaga pemerintah non kementrian dalam hal tertentu;

  g. Manajemen operasional KEK

  h. Pengakhiran perjanjian i. Pertanggung jawaban terhadap barang milik negara/daerah j. Serah terima aset atau infrastruktur oleh badan usaha pengelola kepada

  • Pariwisata
  • Pupuk - Logistik - pariwisata
  • industri argo berbasis kakao, karet, rumput laut, rotan
  • industri pengolahan nikel, biji besi, emas
  • logistik
  • Industri Perikanan - Industri Pengolahan Argo

  • Industri Kelapa Sawit - Logistik
  • Industri karet
  • Kelapa sawit
  • Industri pengolahan ikan
  • manufaktur, logistik
  • pariwisata
  • >Pariwisata - Agro industri
  • Eco turism

  7 PT.

  1.035,6

  Tengah, Nusa Tenggara Barat

  8 KEK Mandalika (Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2014) Lombok

  Jababeka Morotai

  6 PT.

  1.201,7

  Pulau Morotai, Maluku Utara

  50 Tahun 2014)

  Peraturan Pemerintah Nomor

  7 KEK Morotai (

  Selatan

  Sumatera Selatan 2.030 Gubernur Sumatera

  6 KEK Tanjung Api-Api (Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2014) Banyuasi,

  ) Kutai Timur, Kalimanta n Timur 557,34 PY Maloy

  Batutata Trans Kalimanta n

  85 Tahun 2014

  Pertran Pemerintah Nomor

  5 KEK Maloy Batu Trans Kalimantan (

  Utara

  Sulawesi Utara 534 Gubernur Sulawesi

  4 KEK Bitung (Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2014) Bitung,

  Central Sulawesi 1.500 Walikota Palu

  3 KEK Palu (Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2014) Palu,

  2 KEK Sei Mangkei (Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2012) Simalung un, Sumatra Utara 2.002 PTPN III - Industri pengolahan kelapa sawit, karet,

  West Java

  1 KEK Tanjung Lesung (Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2012) Pandeglan g, Banten 1.500 PT. Banten

Tabel 1.2 Kawasan Ekonomi Khusus No KEK Lokasi Luas Pengusul Sektor

  Sejauh ini, Pemerintah telah menetapkan 8 (Delapan) KEK, yaitu diantaranya:

  atau pemerintah kabupaten/kota setelah kerjasama pengelolaan berakhir; dan k. Kesanggupan penyedian kepabean dan cukai.

  Indonesia Turism Developm ent Corporatio n (ITDC) Sementara sampai dengan Tahun 2015 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang sudah diresmikan yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei Dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung. Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei merupakan KEK Pertama yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Januari 2015, sementara untuk Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung diresmikan pada 23 Febuari 2015 oleh Presiden Joko Widodo.

  Kawasan Pariwisata Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui Peraturan Pemerintah Nomor

  26 Tahun 2012 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung. Pembentukan kawasan pariwisata Tanjung Lesung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus diajukan oleh Badan Usaha swasta dalam hal ini yaitu PT Banten West Java Tourism Development Corporation, yang merupakan anak perusahaan dari PT Jababeka. Pengusulan pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung oleh PT Banten West Java Tourism Development Corporation, telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Kabupaten Pandeglang dan diajukan oleh Pemerintah Provinsi Banten kepada Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus. Badan usaha dalam hal ini PT Banten West Java Tourism Development Corporation, sesuai dengan Peraturan Pemenrintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), badan usaha pengelola harus melaksanakan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung (KEK) samapai siap beroprasi dalam jangka waktu paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2012 Tentang