BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TEKNIK TERATAI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 KARANG JAMBU PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2013-2014 - repository perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional

  yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum merupakan pedoman guru dalam proses pembelajaran. Kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, serta sikap positif siswa terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Dalam Buku Materi Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2008: 30) Bahasa dan Sastra Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang masuk untuk diujikan dalam ujian nasional pada jenjang pendidikan SMP atau bentuk lain yang sederajat. Ujian Nasional (UN) atau penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu yang sudah harus dilaksanakan oleh semua satuan pendidikan dasar dan menengah mulai tahun pelajaran 2009-2010.

  Standar Kompetensi (SK) dalam mata pelajaran bahasa Indonesia mencangkup dua komponen, yakni standar kompetensi berbahasa dan standar kompetensi bersastra.

  Berorientasi dari hal tersebut yang artinya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan. Pembelajaran bahasa meliputi empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak (listening skills), berbicara (speaking skills), membaca (reading skills), dan menulis (writing skills) (Tarigan, 2008: 1). Jadi dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa setelah melakukan

  1 pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Untuk mencapai kompetensi tersebut bukanlah hal yang mudah, karena keterampilan hanya akan diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.

  Sebagai keterampilan berbahasa, menulis seperti juga halnya dengan ketiga keterampilan berbahasa lainnya, merupakan suatu proses perkembangan. Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Menuntut gagasan-gagasan yang tersusun secara logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata secara menarik. (Tarigan, 2008: 8). Menurut Tarigan (2008: 22) menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

  Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.

  Menurut Morsey (dalam Tarigan, 2008: 4) menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat atau merekam, meyakinkan, melaporkan atau memberitahukan, dan mempengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas. Kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat. Jadi menulis sangat penting untuk dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, menulis juga mempunyai peranan penting di dalam kehidupan manusia karena dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasannya. Keterampilan dalam menulis bukanlah suatu hal yang mudah, maka dari itu kemampuan menulis perlu dikembangkan melalui proses pembelajaran.

  Berdasarkan observasi pada tanggal 4 April 2014, yang telah penulis lakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Negeri 1 Karang Jambu Purbalingga, dari keempat aspek berbahasa yang paling tinggi tingkat kesukarannya dalam pembelajaran yakni aspek menulis khususnya menulis puisi.

  Menulis puisi adalah salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di sekolah menengah pertama, kegiatan menulis puisi siswa diajak untuk mengungkapkan ide dan gagasannya. Oleh karena itu, di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP kelas VIII dicantumkan Standar Kompetensi (SK) 16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas dengan Kompetensi Dasar (KD) 16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai, bedasarkan standar isi dalam KTSP pembelajaran menulis puisi tersebut dilaksanakan di semester 2 (dua).

  Dalam aspek menulis khususnya menulis puisi ditemukan kendala dalam kegiatan pembelajaran. Kendala tersebut yakni anak kesulitan mengungkapkan gagasan ke dalam bentuk tulisan, anak kurang kosakata sehingga puisi yang disusun menggunakan diksi yang biasa, anak kesulitan memilih objek yang akan dijadikan bahan dalam menulis puisi, selain itu anak juga kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata ulangan harian siswa pada kompetensi dasar menulis di kelas VIII A yang masih banyak mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM yang harus dicapai siswa dalam kompetensi dasar seharusnya 70 tetapi perolehan nilai rata-rata siswa kelas VIII A pada kompetensi dasar belum mencapai 70. Bedasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Karang Jambu masih rendah.

  Melihat hal tersebut, maka peran guru dalam pembelajaran menulis puisi sangat penting. Di dalam Buku Materi Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan

  

Pendidikan KTSP tercantum kegiatan belajar mengajar pada kurikulum KTSP yakni

  berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas, menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang, kontekstual, menyediakan pengalaman belajar yang beragam serta belajar melalui berbuat. Dari keenam point tersebut, pembelajaran kontekstual termasuk di dalamnya. Kegiatan belajar mengajar kontekstual dalam Buku

  

Materi Pelatihan kurikulum Tingkat satuan Pendidikan KTSP adalah

  pembelajaran/pengajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural). Oleh karena itulah siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainya.

  Tujuh komponen dalam pembelajaran kontekstual yaitu: konstruktivisme,

inquiry, questioning, learning community, modeling, reflection, authentic assessment .

  Salah satu komponen yaitu inquiry. Inquiry (menemukan) adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. Pembelajaran ini menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Belajar dengan inquiry siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.

  Strategi pembelajaran kontekstual terdapat 7 asas atau komponen yang melandasi pelaksanaan pembelajaran kontekstual tersebut. Dari salah satu asas strategi pembelajaran kontekstual ini terciptalah teknik pembelajaran yaitu “teknik Teratai” yang diambil dari langkah-langkah pembelajaran dalam asas inquiry. Teratai sendiri merupakan singkatan dari ter:terjun, at:amati, ai:rangkai. Teknik Teratai adalah teknik mengajar yang bersumber pada pembelajaran kontekstual. Dalam teknik ini terdapat 3 kegiatan dasar sesuai dengan nama teknik tersebut yaitu terjun, amati dan rangkai. Jadi dalam teknik ini siswa akan diarahkan langsung ke lapangan sehingga mereka dapat mencari inspirasi langsung dari lingkungan sekitar mereka. Kemudian siswa diminta untuk mengamatinya dan mengidentifikasi apa saja yang telah mereka peroleh dari hasil pengamatannya lalu merangkainya dalam sebuah puisi dengan tetap memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi. Dengan kegiatan belajar yang demikian akan lebih menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, mempermudah siswa dalam menemukan objek, berpusat pada siswa, dapat membangun kreativitas siswa, dan membuat proses pembelajaran lebih bermakna dengan cara menghubungkan materi pembelajaran dengan kondisi nyata atau kontekstual.

  Guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Karang Jambu Purbalingga telah menggunakan berbagai media, teknik, strategi dan motode pembelajaran yang menarik. Namun dalam pembelajaran menulis puisi strategi dan media yang digunakan kurang optimal karena masih dalam taraf berlatih. Pemakaian model pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan pembelajaran, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Jadi dalam kegiatan pembelajaran guru harus mendapatkan rekomendasi mengenai media, teknik, strategi dan metode pembelajaran sastra yang dapat membangkitkan semangat dan kreativitas siswa sehingga pembelajaran sastra menjadi efektif. Dengan latar belakang tersebut maka peneliti perlu mela kukan penelitian tindakan kelas mengenai “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Pendekatan Kontekstual Teknik

  

Teratai Pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Karang Jambu Purbalingga Tahun

  Pelajaran 2013- 2014”. B. Rumusan Masalah Bedasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini ialah: Bagaimana pendekatan kontekstual teknik Teratai dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Karang Jambu Purbalingga?

  C. Tujuan Penelitian

  Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini ialah: Meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan pendekatan kontekstual teknik Teratai pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Karang Jambu Purbalingga.

  D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis

  Secara umum pendekatan kontekstual teknik Teratai dapat meningkatkan mutu pendidikan, karena penggunaan teknik pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Mengembangkan teori pembelajaran kontekstual. Memperkaya teknik pembelajaran, agar dalam mengajar guru dapat menggunakan teknik pembelajaran yang optimal. Menginspirasi untuk menciptakan teknik pembelajaran yang lebih menarik. Mengembangkan teori dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia menulis puisi.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

  Pendekatan kontekstual teknik Teratai menekankan proses keterlibatan siswa untuk dapat menemukan materi yang dipelajari, jadi di dalam pembelajaran siswa menemukan langsung materi yang diajarkan. Teknik Teratai mengajak siswa untuk belajar yang mudah, kreatif, dan menyenangkan. Siswa tidak hanya duduk di ruang kelas saja. Dengan demikian siswa dapat memperoleh pengetahuan baru dalam menciptakan puisi dengan cara yang menyenangkan. Dalam teknik Teratai siswa juga diajak untuk mengekspresikan hasil karyanya dengan cara mempresentasikan dan menyajikan hasil karya ke dalam majalah dinding kelas. Kegiatan tersebut akan memotivasi siswa untuk terus berkarya.

  b. Bagi Guru

  Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia yaitu untuk menambah wawasan tentang pembaharuan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Memeberikan pengetahuan tentang perbaikan dalam pembelajaran menulis puisi. Pembelajaran dengan teknik Teratai dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan. Sehingga guru tidak kesulitan untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan kondusif. Selain itu juga sebagai suatu perbaikan guru dalam proses pembelajaran kontekstual.

  c. Bagi Sekolah

  Pendekatan kontekstual teknik Teratai dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada sekolah tersebut. Dapat dijadikan sebagai bahan penyempurna pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dapat mengembangkan teknik pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada kompetensi dasar menulis puisi. Dapat menyajikan karya sastra yang baik sehingga akan memberikan pengaruh positif terhadap sekolah tersebut. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan, maka dapat meningkatkan angka kelulusan sehingga akan membawa nama baik pada sekolah tersebut.

d. Bagi Peneliti

  Memberikan gambaran bagi peneliti secara umum mengenai peningkatan kemampuan menulis puisi dengan pendekatan kontekstual teknik Teratai pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Karang Jambu Purbalingga. Dengan demikian, pengetahuan tentang menulis puisi dapat menjadi bekal bagi peneliti kelak menjadi tenaga pendidik dalam mengajarkan materi menulis puisi. Menambah wawasan mengenai penulisan puisi dengan teknik yang tidak membosankan. Menambah pengetahuan peneliti tentang pentingnya karya sastra. Memperluas dan memperdalam ilmu sastra, serta memahami manfaat dari karya sastra.