BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Tanggung Jawab - UPAYA MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV PADA MATERI BERBAGAI BENTUK ENERGI DAN PENGGUNAANNYA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI SD N 1 WANGON - repository perpustakaa

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Tanggung Jawab

  a. Pengertian Tanggung Jawab Menurut Agus (2012: 112) tanggung jawab merupakan nilai moral penting dalam kehidupan bermasyarakat.Tanggung jawab adalah pertanggungan perbuatan sendiri.Seorang siswa harus bertanggung jawab kepada guru, orang tua, dan diri sendiri.

  Menurut Zuriah (2008:69) tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.Setiap manusia harus menyadari bahwa harus seimbang dalam melakukan tugas dan kewajiban dalam menjalani kehidupan ini.

  Menurut Elfindri (2012:96) tanggung jawab berarti sifat berani menanggung segala resiko akibat segala perilaku/ tindakan/ segala sesuatu yang dilakukan. Orang yang memiliki karakter ini senantiasa mempertimbangkan dampak dan resiko yang akan terjadi dari apa yang diucapkan, dilakukan atau diputuskan.

  b. Indikator Tanggung Jawab Menurut Fitri (2012:43) contoh indikator keberhasilan tanggung jawab sebagai berikut:

  6

  1) Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik 2) Bertanggung jawab terhadap semua perbuatan 3) Melakukan piket sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan 4) Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama

  c. Macam-macam tanggung jawab Macam-macam tanggung jawab menurut Mustari (2011:22) sebagai berikut:

  1) Tanggung jawab terhadap Tuhan yang telah memberikan kehidupan dengan cara takut kepada-Nya, bersyukur dan memohon petunjuk. 2) Tanggung jawab untuk membela diri dari ancaman, siksaan, penindasan, dan perilaku kejam dari manapun datangnya.

  3) Tanggung jawab diri dari kerusakan ekonomi yang berlebihan dalam mencari nafkah, ataupun sebaliknya, dari bersifat kekurangan ekonomi. 4) Tanggung jawab terhadap anak, suami/ istri dan keluarga. 5) Tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar. 6) Tanggung jawab berfikir, tidak perlu mesti meniru orang lain dan menyetujui pendapat umum atau patuh secara membuta terhadap nilai-nilai tradisi, menyaring segala informasi untuk dipilih, mana yang berguna dan mana yang merugikan kita.

  7) Tanggung jawab dalam memilihara hidup dan kehidupan, termasuk kelestarian lingkungan hidup dari berbagai bentuk pencemaran. d. Ciri-ciri seseorang yang bertanggung jawab Menurut Mustari (2011:24) ciri-ciri seseorang bertanggung jawab sebagai berikut:

  1) Memilih jalan lurus 2) Selalu menunjukan diri sendiri 3) Menjaga kehormatan diri 4) Selalu waspada 5) Memiliki komitmen pada tugas 6) Melakukan tugas dengan standar yang terbaik 7) Mengakui semua perbuatannya 8) Menempati janji 9) Berani menanggung resiko atas tindakan dan ucapannya

  e. Penanaman rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap peserta didik Rasa tanggung jawab merupakan pelajaran yang tidak hanya perlu diperkenalkan dan diajarkan, namun juga perlu ditanamkan kepada peserta didik, baik pada masaprasekolah maupun sekolah. Peserta didik yang terlatih atau dalam dirinyasudah tertanam nilai- nilai tanggung jawab, kelak ia akan tumbuh menjadi pribadi yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan berbagai aktivitasnya. Kesungguhan dan tanggung jawab inilah yang akhirnya dapat mengantarkannya dalam mencapai keberhasilan seperti yang diinginkan khususnya disekolah, nilai-nilai tanggung jawab merupakan hal yang perlu ditananmkan oleh guru.Gurulah yang bertugas mengarahkan peserta didik menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Oleh karena itu menurut Aunnilah( 2011:84) beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam menanamkan rasa tanggung jawab yang tinggi pada diri peserta didik. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Memulai dari tugas-tugas sederhana

  Di sekolah, tentu saja sudah ada peraturan-peraturan yang ditetapkan, seperti tata tertib di dalam kelas, jadwal kebersihan, serta beberapa ketentuan lainnya.Meskipun peraturan-peraturan tersebut bagi peserta didik merupakan hal yang mungkin dinilai sederhana, tetapi guru harus mendorongnya agar menaatinya dengan penuh tanggung jawab.

  Sebagai contoh, jika ada peserta didik yang tidak mengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan bahwa sikap tersebut merupakan sikap tidak tanggung jawab yang harus dihilangkan. Guru juga mesti mengatakan kepadanya bahwa tugas sederhana apa pun harus dikerjakan olehnya sebagai suatu bentuk tanggung jawab.

  Dalam hal ini, guru juga perlu melibatkan semua peserta didik untuk berperan aktif dalam menyelesaikan tugas dan kewajiban-kewajiban mereka sehingga tanggung jawab itu akan menjadi tugas bersama, bukan semata bagi peserta didik yang melanggar.

  Guru juga harus memberikan teladan yang baik mengenai cara bertanggung jawab. Disiplin waktu dan mengapresiasi peserta didik merupakan sebagian cara guru dalam menunjukan rasa tanggung jawabnya sebagai pendidik.

  2) Menebus kesalahan saat berbuat salah Cara lain untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab dalam diri peserta didik adalah mengajarkan kepadanya agar siap menebus kesalahan ketika ia berbuat salah. Hal ini akan mendorongnya untuk meminta maaf atas kesalahan yang dibuatnya sekaligus mengajarkan mengenai nilai keadilan, yaitu bila ia melakukan kesalahan terhadap seseorang, berarti ia telah merugikan orang tersebut sehingga ia harus mampu bersikap adil dengan menembus dan memperbaiki kesalahannya.

  3) Segala sesuatu mempunyai konsekuensi Guru harus menjelaskan kepada peserta didik bahwa segala sesuatu yang dilakukan pasti memiliki kosekuensi, dan ia harus siap dengan segala konsekuensinya yang ditimbulkan dari semua tindakannya. Dengan begitu, guru juga mengenalkan dan mengajarkan bahwa peserta didik harus bisa lebih bertanggung jawab dalam segala tindakannya.

  4) Sering berdiskusi tentang pentingnya tanggung jawab Hendaknya guru sering kali berdiskusi mengenai pentingnya tanggung jawab dalam kehidupan. Tentu saja dalam hal ini, guru harus mencontohkan secara nyata kepada peserta didik, sehingga ia dapat belajar secara langsung dari sesuatu yang ia lihat pada gurunya.

  Guru mesti mengajarkan peserta didik tentang tanggung jawab secara perlahan sesuai dengan perkembangannya. Guru juga perlu memberikan penghargaan yang sewajarnya kepada peserta didik apabila ia berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan penuh tanggung jawab.

2. Prestasi belajar

  a. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Arifin (2011:12)prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat prenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanankan proses pembelajaran sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis, penempatan, atau bimbingan terhadap peserta didik.

  Menurut Azwar (2002:164) pengertian prestasi belajar adalah kemampuan mencapai indikator-indikator belajar. Prestasi belajar dapat dioprasionalkan dalam bentuk rapor, indeks studi, angka kelulusan, dan predikat keberhasilan. b. Fungsi Prestasi Belajar Menurut Arifin (2011:12) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain sebagai berikut:

  1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

  2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

  Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendesi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia.”

  3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningfkatkan ilmu pengetahuan dan psikologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu institusi pendidikan. Indikator inetrn dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan releven pula dengan kebutuhan masyarakat. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap

  (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

  Prestasi belajar menurut Hamdani (2011:137) dalam bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotorik, setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi dapat dikatakn berhasil apabila suatu individu memperoleh nilai yang baik.

  Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah sebuah hasil pengukuran terhadap hasil yang diperoleh oleh siswa meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik setelah siswa tersebut mengikuti proses pembelajaran.Menurut para pakar pendidikan presatasi belajar di pengaruhi banyak faktor. Masing-masing pakar pendidikan juga mempunyai pendapat sendiri-sendiri tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

3. Belajar

  a. Pengertian Belajar Menurut Slameto (2010:2), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamnnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar.

  Menurut Muhibbin (2011:63), belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini dapat diartikan bahwa berhasil atau gagalnya pencapain tujuan pendidikan bergantung pada prosesbelajar yang dialamisiswa baik ketika berada di sekolah, maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri.

  Menurut Djamarah, (2010:38) pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar, walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar.Misalnya perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya. 1) Prinsip-prinsip Belajar

  Belajar sebagai kegiatan sistematis dan kontinu memiliki prinsip-prinsip dasar. Menurut Sagala,( 2010: 53) prinsip-prinsip dasar dalam belajar antara lain :

  a) Belajar berlangsung seumur hidup b) Proses belajar adalah kompleks, tetapi terorganisir.

  c) Belajar berlangsung dari yang sederhana menuju yang kompleks.

  d) Belajar dari mulai yang factual menuju konseptual.

  e) Belajar mulai dari yang konkrit menuju abstrak.

  f) Belajar merupakan bagian dari perkembangan. g) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh factor bawaan (heredity), lingkungan (environment), kematangan (time or

  

maturation ), serta usaha keras peserta didik sendiri

(endeavor).

  h) Belajar mencakup semua aspek kehidupan yang penuh makna, dalam rangka membangun manusia seutuhnya dan bulat, baik dari sisi agama, ideology, politik, ekonomi, social, budaya dan ketahanan. i) Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu, baik dalam lingkungan keluarga (home schooling), sebagai pendidikan awal (tarbiyatul ula), bagi lingkungan masyarakat (nonformal education), dan di lingkungan sekolahnya (formal education). j) Belajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru. k) Belajar yang direncana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi. l) Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan lingkungan internal seperti hambatan psikis dan fisik (psikomatis), dan eksternal seperti lingkungan yang kurang mendukung, baik social, budaya, ekonomi, keamanan dan sebagainya. m) Kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bimbingan dari orang lain, mengingat tidak semua bahan ajar dapat dipelajari sendiri. Dengan bimbingan peserta didik akan mampu berrefleksi untuk berkaca diri (self mirror, instrosfeksi); memahami diri (self understanding) mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman; menerima diri (self acceptance) atau menolak diri (self rejection); mengarahkan diri (self direction); mengembangkan diri (self

  development ); dan menyesuaikan diri (self adjustment)

  2) Tujuan Belajar Menurut Djamarah(2010:39), belajar pada hakekatnya merupakan proses kegiatan secara berkelanjutan dalam rangka perubahan perilaku peserta didik secara konstruktif.Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 th 2003 yang menyatakan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

  b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Menurut Sagala, (2010:60), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, antara lain :

  1) Peserta didik dengan sejumlah latar belakangnya, yang mencakup : a) Tingkat kecerdasan (intelligent quotient);Bakat (aptitude)

  b) Sikap (atitud)

  c) Minat (interest)

  d) Motivasi (motivation)

  e) Keyakinan (belief)

  f) Kesadaran (consciousness)

  g) Kedisiplinan (discipline)

  h) Tanggung jawab (responsibility) 2) Pengajaran yang professional memiliki :

  a) Kompetensi pedagogic

  b) Kompetensi sosial

  c) Kompetensi personal

  d) Kompetensi professional

  e) Kualifikasi pendidikan yang memadai

  f) Kesejahteraan yang memadai 3) Atmosfir pembelajaran yang partisipatif dan interaktif yang dimanifestasikan dengan adanya komunikasi timbale balik dan multi arah (multiple communication) secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan, yaitu : a) Komunikasi antar guru dengan peserta didik

  b) Komunikasi antar peserta didik dengan peserta didik

  c) Komunikasi kontekstual dan integrative antara guru, peserta didik, dan lingkungannya.

  4) Sarana dan prasarana yang menunjang profesi pembelajaran, sehingga peserta didik merasa betah dan bergairah (enthuse) untuk belajar, yang mencakup :

  a) Lahan tanah, antara lain kebun sekolah, halaman, dan lapangan olah raga b) Bangunan, antara lain ruangan kantor, kelas, laboratorium, perpustakaan, dan ruang aktivitas ekstra kurikuler.

  c) Perlengkapan, antara lain alat tulis kantor, media pembelajaran, baik elektronik maupun manual.

  d) Kurikulum sebagai kerangka dasar atau arahan, khusus mengenai perubahan perilaku (behavior change) peserta didik secara integral, baik yang berkaitan dengan kognitif, afektif, dan psikomotor.

  e) Lingkungan agama, social, budaya, pilitik, ekonomi, ilmu dan teknologi, serta lingkungan alam sekitar, yang mendukung terlaksananya proses pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan. Lingkungan ini merupakan factor peluang (opportunity) untuk terjadinya belajar kontekstual (contextual learning) f) Atmosfir kepemimpinan pembelajaran yang sehat, partisifatif, demokratis, dan situsional yang dapat membangun kebahagiaan intelektual (intellectual

  happiness ), kebahagiaan emosional (emotional happiness), kebahagiaan dalam merekayasa ancaman menjadi peluang (adversity happiness), dan kebahagiaan spiritual (spiritual happiness ).

  Jadi belajar merupakan suatu kegiatan atau proses perubahan yang dialami seseorang setelah melakukan interaksi atau hubungan dengan lingkungannya atau setelah seseorang tersebut melakukan aktifitas belajar. Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu 4.

   Pembelajaran IPA di SD Berdasarkan KTSP

  a. Pengertian IPA Menurut Aly dan Eny Rahma (2010:18) Ilmu Pengetahuan

  Alam (IPA) atau sains adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/ disusun dengan cara khusus, yaitu melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, pbservasi, dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Cara untuk memperoleh ilmu secara demikian ini terkenal dengan nama metode ilmiah.

  Selain itu Wahyana (dalam Trianto 2011:136) menyatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam dan perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah ini dapat ditunjukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

  b. Hakikat IPA Menurut Sulistyorini (2007:9) pada hakikatnya, IPA dapat dipandang dari segi produk, proses, dan dari segi pengembangan sikap. Artinya, belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil ( produk), dan dimensi pengembangan sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut saling terkait.Ini berarti bahwa proses belajar mengajar IPA seharusnya mengandung ketiga dimensi tersebut.

  Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berfungsi untuk memberikanpengetahuan tentang lingkungan alam, mengembnagkan keterampilan, wawasan dan kesadaran teknologi dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari

  • – hari. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar bersifatmemberipengetahuan melalui pengamatan terhadap berbagai jenis dan kerangka lingkungan alam serta lingkungan buatan.Sementara itu dalam KBK, mata pelajaran IPA disebut dengan mata pelajaran sains. Pada prinsipnya pelajaran sains di SD membekali siswa dengan kemampuan berbagai cara mengetahui dan memahami alam.
Melalui belajar IPA diharapkan peserta didik dapat memahami keadaan alam dimanapun mereka berada, untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkunganya. IPA adalah (a) proses dimana informasi benar

  • – benar diperoleh melalui metode empiris, (b) informasi yang diperoleh melalui proses penyelidikan yang disusun secara logis, (c) Kombinasi proses berpikir kritis yang menghasilkan informasi yang valid.

  Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum dan terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah dan menuntut sikap ilmiah.Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

  c. Tujuan Mata Pelajaran IPA Mulyasa (2009:111) mengemukakan mata pelajaran IPA di

  SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

  Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

  2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

  IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

  3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara

  IPA, lingkkungan, teknologi dan masyarakat. 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

  5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

  6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

  7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

  d. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Mulyasa (2009:112) menjelaskan tentang ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:

  1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

  2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat dan gas.

  3) Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

  4) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. e. Silabus IPA Kelas IV Semester I Berikut adalah SK dan KD IPA kelas IV semester II.

Tabel 2.1 Silabus IPA Kelas IV Semester I

  Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

  8. Memahami berbagai

  8.1 Mendeskripsikan energi panas bentuk energi dan cara dan bunyi yang terdapat di penggunaannya dalam lingkungan sekitar serta sifat- kehidupan sehari-hari. sifatnya

5. Materi pokok (energi dan penggunaannya)

  a. Energi Panas Matahari merupakan sumber energi panas ciptaan Tuhan

  YME,yangsangat bermanfaat bagi manusia. Berbagai proses pengeringanmemanfaatkan panas matahari yang dapat diperoleh secara langsungselama matahari bersinar.Panas merupakan salah satu bentuk energi. Selain energi panas adapula energi bunyi.

  Panas merupakan salah satu bentuk energi. Selain energi panas ada pula energi bunyi. Energi panas dapat diperoleh dari berbagai sumber. Untuk memanaskan badanmu yang kedinginan, kamu dapat berjemur. Panas diperoleh dari matahari karena matahari adalah sumber energi panas terbesar.

  Airpanas bisa diperoleh dengan caramemanaskannya di atas kompor. Sekarang inimemanaskan air dapat juga denganmenggunakan pemanas listri k “Dispenser”.

  1) Sumber energi panas Sumber energi panas dapat diperoleh dari matahari, api, listrik, jugadari gesekan. Banyak pekerjaan sehari-hari yang memanfaatkan energipanas dari matahari, api, dan listrik. Gesekan tangan dan gesekan dua batu menimbulkan panas. Gesekanadalah suatu gerakan, maka perubahan energi gerak merupakan sumberenergi panas.

  Zaman dahulu orang membuat api dengan cara menggesekkan dubenda, misalnya kayu dengan kayu, batu dengan batu secara terusmenerus. Kemudian dari gesekan tersebut dapat menghasilkan energi panas.

  Panas yang terjadi dapat menimbulkan percikan api. Percikanapi yang mengenai benda kering seperti daun kering atau ranting matang. Peganganalat-alat dapur untuk memasak dibuatdari bahan kayu atau plastik tahan panas. Jika ditiup-tiup atau dikipas-kipas akan mendapatkan api yang besar.

  2) Perpindahan Energi Panas Energi panas dapat berpindah melalui tiga cara yaitu, konduksi, konveksi, dan radiasi a) Konduksi adalah peristiwa perambatan panas yang memerlukan suatu zat/medium tanpa disertai adanya perpindahan bagian-bagian zat/medium tersebut. Misalnya sendok terasa panas saat digunakan untuk mengaduk kopipanas. b) Konveksiadalah perpindahan panas dengan disertai aliran zat perantaranya. Misalnya air yang panas akan bergerak naik.

  c) Radiasi adalah perpindahan panas tanpa medium perantara.

  Misalnya, panas matahari sampai ke bumi dan panas api dapat kita rasakan.

  b. Energi Bunyi 1) Sumber Bunyi

  Bunyi dapat terdengar jika ada sumber bunyi yang bergetar, telingayang dapat mendengar, dan benda yang menghantarkan bunyi ke telinga.Bunyi dapat merambat melalui berbagai benda. Benda atau alat yang dapat menimbulkan bunyi disebut sumber bunyi. Misalnya, gong yang dipukul dan gitar dipetik.

  Bunyi ada yang enak didengar dan ada yang tidak enak didengar atau bahkan dapat merusak. Suara musik atau penyanyi yang merdu enak didengar namun suara pabrik dan petir yang menggelegar tidak enak didengar.

  2) Perambatan Bunyi Pada tengah malam yang sunyi kit dapat mendengar denting jam atau suara lolong anjing yang berasal dari tempat yang jauh atau mungkin suara cicak yang sedang merayap didinding. Bunyi tersebut dapat sampai ke telingakita karena gelombang bunyi termasuk gelombang mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan medium dalam perambatannya.

  Oleh karena itu bunyi tidak dapat merambat diruang hampa. Medium yang diperlukan bunyi untuk merambat dapt berupa gas, cair, dan padat.

  Ketika bapak/ibu guru berbicara didepan kamu dapat mendengar apa yang dibicarakan. Hal ini menunjukan bunyi dapat merambat melalui gas (udara). Saat kamu menyelam dikolam renang, kamu juga dapat mendengar langkah temanmu yang juga berada di kolam. Hal ini menunjukan bunyi dapat merambat melali zat cair (air). Perambatan bunyi melalui zat padatditunjukan bila telingamu ditempelkan pada pagar besi, lalu temanmu mengetuk ujung pagar yang lain secara perlahan, maka kamu dapat mendengar suara tersebut.

6. Metode Eksperimen

  a. Pengertian Eksperimen Menurut Roestiyah (2008:80) metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatannya disampaikan ke kelas dan di evaluasi oleh guru. Tujuan penggunaan metode eksperimen ini agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbgai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri.

  Metode Eksperimen adalah metode atau cara di mana guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu aksi. Metode eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dengan seorang siswa diajak untuk beruji coba atau mengadakan pengamatan kemudian hasil pengamatan itu disampaikan dikelas dan di evaluasi oleh guru.

  Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya. Di dalam TIK, percobaan banyak dilakukan pada pendekatan pembelajaran analisis sistem terhadap produk teknik atau bahan.

  Percobaan dapat dilakukan melalui kegiatan individual atau kelompok.Hal ini tergantung dari tujuan dan makna percobaan atau jumlah alat yang tersedia.Percobaan ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, bila alat yang tersedia hanya satu atau dua perangkat saja.

  b. Kebaikan Metode Eksperimen menurut Sagala (2010:220-221) 1) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran ataukesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja.

  2) Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seseorang ilmuwan. 3) Metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern, antara lain: 4) Siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian.

  5) Siswa terhindar jauh dari verbalisme. 6) Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realistis.

  7) Mengembangkan sikap berpikir ilmiah. 8) Hasil belajar akan tahan lama dan internalisasi.

  c. Langkah-langkah pelaksanaan metode eksperimen: 1) Mengajukan pertanyaan masalah

  Membuat dan menyusun pertanyaan yang akan dilaksanakan untuk pelaksanaan eksperimen.

  2) Menyusun hipotesa atau dugaan sementara Menentukan kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul dalam pelaksanaan eksperimen.

  3) Identifikasi dan pengendalian variabel Mengidentifikasi variabel eksperimen agar dalam pelaksanaan eksperimen ada batasan dan pelaksanaan eksperimen menjadi terarah.

  4) Prosedur eksperimen

  

Pertama : Membagimenjadi beberapa kelompok dan

  persiapan alat yang digunakan selama pelaksanaan eksperimen.

  

Kedua : Mencari petunjuk dan informasi tentang tugas-

tugas yang harus dilaksanakan dalam eksperimen.

  Ketiga : Pelaksanaan eksperimen menggunakan pedoman

  yang disusun secara sistematis, sehingga siswa dalam pelaksanaan tidak banyak mendapat kesulitan.

  Keempat : Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen dilakukan dengan diskusi dan tanya jawab.

  Kelima : Kesimpulan

  5) Alat dan bahan Mempersiapkan alat bantu eksperimen menggunakan lembar kerja dan pedoman eksperimen, mencari petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam eksperimen sehingga pelaksanaan eksperimen dapat berjalan lancar.

  6) Penyajian hipotesis Membacakan dan melaporkan hasil temuan-temuan sementara yang diperoleh dalam melakukan eksperimen.

  B. Hasil Penelitian yang Relevan

  Dalam jurnal Redno Kartikasari mahasiswa Fakultas Pendidikan MIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam penelitian yang berjudul Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Kelas VIII C SMP Negeri 14 Surakarta, membuktikan bahwa dengan metode eksperimen peserta didik kelas VIII C yang dilaksanakan pada SMP Negeri 14 Surakartapeningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran sains dapat ditunjukkan dengan meningkatnya pencapaian rata-rata presentase aspek keterampilan proses sains peserta didik dari 60,75% pada pra siklus menjadi 71,87% pada siklus I dan meningkat menjadi 78,15% pada siklus II.

  C. Kerangka Berpikir

  Permasalahan yang terjadi di kelas IV SD Negeri 1 Wangonditemukan masalah-masalah dalam pembelajaran IPA yaitu masih bnyak siswa yang mendapatkan nilai IPA di bawah KKM.Khususnya pada pembelajaran IPA tentang energi dan penggunaanya siswa masih belum bisa memahami materi yang diberikan oleh guru.Selain itu dalam pelajaran, guru masih menggunakan model pembelajaran yang bersifat Teacher Centered dengan metode ceramah.Konsep yang diterima cenderung monoton, interaksi belajar didominasi guru, siswa menjadi pasif, tidak berani bertanya maupun menyampaikan pendapat, sehingga interaksi siswa tidak maksimal.Melihat permasalahn tersebut peneliti mencoba melakukan penelitian untuk mengatasi sedikit permasalahan yang ada. Melihat metode kelebihan metode eksperimen yang salah satunya yaitu siswa dapat belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian. Dengan demikian diharapkan melalui metode eksperimen siswa mampu memiliki tanggung jawab serta dapat meningkatkan prestasi belajar.

D. Hipotesis Tindakan

  Berdasarkan perumusan masalah di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan adalah:

  1. Penggunaan model eksperimen dapat meningkatkan tanggung jawab pada mata pelajaran IPA materi energi dan penggunaanya.

  2. Penggunaan model eksperimendapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi energi dan penggunaanya .

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 JEMBRANA

0 11 40

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PERUMNAS WAY HALIM BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 18 106

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SALATIGA 06 TAHUN PELAJARAN 20162017

0 1 17

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS VIIIA SMP N 1 BINANGUN CILACAP

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN PADA SISWA KELAS V SD N 1 KAYUMAS KECAMATAN JATINOM

0 0 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Media Pembelajaran - BAB II KAJIAN PUSTAKA

1 28 23

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERPINDAHAN ENERGI PANAS DAN LISTRIK MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 02 KARANGREJO TULUNGAGUNG

0 0 9

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ENERGI DAN PENGGUNAANNYA DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV MI AL-HUDA KEDUNGUMPUL KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 1 204

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV - Repository Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Konsep Pembelajaran - PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE PICTURE TO PICTURE SISWA KELAS IV SDN RAPAMBINOPAKA KECAMATAN LALONGGASUMEETO KABUPATEN KONAWE - Repository IAIN Kendari

0 0 13