SKRIPSI STUDI DESKRIPTIF TENTANG MANAJEMEN KONFLIK INTERPERSONAL PADA CLUB PURWOKERTO TIGER BROTHER’S (PTB)
STUDI DESKRIPTIF TENTANG MANAJEMEN KONFLIK
INTERPERSONAL PADA CLUB PURWOKERTO TIGER
BROTHER’S (PTB)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi ( S. Psi. )
Program Studi Psikologi
Oleh :
Wahyuningsih
NIM : 039114049
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
STUDI DESKRIPTIF TENTANG MANAJEMEN KONFLIK
INTERPERSONAL PADA CLUB PURWOKERTO TIGER
BROTHER’S (PTB)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi ( S. Psi. )
Program Studi Psikologi
Oleh :
Wahyuningsih
NIM : 039114049
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
i
SKRIPSI STUDI DESKRIPTIF TENTANG MANAJEMEN KONFLIK
INTERPERSONAL PADA CLUB PURWOKERTO TIGER BROTHER’S (PTB) Dipersembahkan dan Disusun Oleh: Wahyuningsih NIM : 039114049 Telah disetujui oleh :
Pembimbing Skripsi Yogyakarta, Agustus 2008
Drs. H. Wahyudi, M. Si.ii
SKRIPSI
STUDI DESKRIPTIF TENTANG MANAJEMEN KONFLIK
INTERPERSONAL PADA CLUB PURWOKERTO TIGER
BROTHER’S (PTB)
Dipersiapkan dan Disusun Oleh :
Wahyuningsih
NIM : 039114049
Telah dipertahankan di depan panitia penguji
pada tanggal 20 Agustus 2008dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda tangan
Ketua : Drs. H. Wahyudi, M.Si. ……………..
Sekretaris : Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. ……………..
Anggota : A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si. ……………..
Yogyakarta, Agustus 2008 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Dekan, P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si.
iii
MOTTO
Kita harus berhati-hati dalam berbicara,
karena kata-kata begitu halus
dan juga begitu kuat
Namun kita juga harus berani mengungkapkan
isi hati kita dan menjadi seseorang seperti
yang kita inginkan
Bila kita berpikir kita kalah, maka kalahlah kita Bila kita yakini kita menang, maka menanglah kita. Segalanya terserah dan tergantung pada kita
Apa yang kita yakini, itu pula yang akan terjadi iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tiada kasih setulus kasihku Inilah persembahan sederhana untuk Ibu dan Bapak yang selalu ada disampingku, menghidupiku sampai ku bisa berdiri di atas kakiku. Terima kasih atas doa yang tidak pernah berhenti, kasih sayang, semangat, dan nasehat-nasehat yang senantiasa tulus diberikan
Adik-adik ku tersayang, Ayup (“Klombor”) dan Handoko (“Endut”), terima kasih atas doa, kasih sayang, semangat, dan dukungannya Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan motivasi, doa, bantuan, dan nasehat, Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian v vi
ABSTRAK
Studi Deskriptif Tentang Manajemen Konflik
Interpersonal Pada Club Purwokerto Tiger
Brother’s (PTB)
Wahyuningsih
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Konflik Interpersonal menurut Pickering (2000) adalah konflik antara dua individu. Konflik dan pertikaian adalah hal yang tak terhindarkan di dalam tiap kelompok sosial. Menurut Johnson (dalam Supratiknya, 1995) situasi konflik terjadi ketika tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat, atau menganggu tindakan pihak lain. Manajemen konflik interpersonal sangat dibutuhkan agar konflik menjadi fungsional bukannya menjadi disfungsional.
Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan manajemen konflik Interpersonal yang digunakan oleh club Purwokerto Tiger Brother’s (PTB). Konflik interpersonal yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah konflik interpersonal yang terjadi di club motor dalam forum diskusi.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode angket yang memuat skala gaya manajemen konflik interpersonal, skala dibuat dengan mengacu dari konsep Pickering (2000) yaitu gaya menghindari (Avoiding Style), gaya mendominasi
(Dominating Style)
, gaya mengikuti kemauan orang lain (Obliging Style), gaya kompromi
(Compromising Style)
, dan gaya kolaborasi (Collaborative Style). Responden skala manajemen konflik interpersonal berjumlah 118 orang anggota club PTB yang berusia antara 19-43 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa club PTB dalam menyelesaikan konflik interpersonal menggunakan gaya manajemen konflik interpersonal. Berdasarkan perbandingan antara mean empirik dan mean teoritik pada masing-masing gaya manajemen konflik interpersonal dapat diketahui bahwa gaya kolaboratif (Collaborative
Style)
merupakan gaya manajemen konflik interpersonal yang sering digunakan sedangkan gaya mendominasi (Dominating Style) jarang digunakan.
Kata Kunci : Gaya Manajemen Konflik Interpersonal, Club Purwokerto Tiger Brother’s (PTB) vii
ABSTRACT
Descriptive Study About Interpersonal Conflict
Management at Purwokerto Tiger Brother's
Club (PTB)
Wahyuningsih
Faculty of Psychology University Sanata Dharma
Yogyakarta
Interpersonal conflict according to Pickering (2000) is conflict between two individual. Conflict is a matter that can not be obviated in society. According to Johnson (Supratiknya, 1995) conflict situation is conducted when one side attitude cause hinder, pursuing, or distrub the other attitude. Interpersonal conflict management style is very required in order to make the conflict become functional, not disfungsional.
Intention of this research is to describe the interpersonal conflict management style used by Purwokerto Tiger Brother's club (PTB). The focus interpersonal conflict in this research is interpersonal conflict that happened in discussion forum at motor’s club.
Data’s intake is done by using enquette method, loading of management style of interpersonal conflict, scale is made by the concept of Pickering (2000) that is Avoiding Style, Dominating Style, Obliging Style, Compromising Style, and Collaborative Style. Scale of this interpersonal conflict management style responder is amount to 118 PTB club member, in the age among 19-43 year.
The result of research showed that the finishing method used by PTB club is interpersonal conflict management style. Based on comparison between empirical mean and theoretical mean in each interpersonal conflict management style, it can be suggested that Collaborative Style is the most often used style in the other hand, Dominating Style is rarely used.
Keyword : Interpersonal Conflict Management Style, Purwokerto Tiger Brother's Club (PTB) viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Wahyuningsih Nomor Mahasisiwa : 039114049 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Studi Deskriptif Tentang Manajemen Konflik Interpersonal Pada Club
Purwokerto Tiger Brother’s (PTB)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memimta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 28 Agustus 2008 Yang menyatakan (Wahyuningsih) ix
KATA PENGANTAR
x
Puji dan syukur atas berkat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan kekuatan, kesabaran, dan kemampuan kepada hamba-Mu ini sehingga penulisan skripsi dengan judul “Studi Deskriptif Tentang Manajemen Konflik Interpersonal Pada Club Purwokerto Tiger Brother’s ( PTB )” dapat terselesaikan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi ( S. Psi) Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Tujuan lain dari penulisan skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan manajemen konflik interpersonal yang digunakan oleh komunitas atau klub Purwokerto Tiger Brothers ( PTB ).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah medukung, membantu, dan memberikan saran hingga selesainya skripsi ini, terutama kepada:
1. Drs. H. Wahyudi, M. Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu memberikan saran, bimbingan, dan kesabaran dalam penulisan skripsi ini.
2. P. Eddy Suhartanto, S. Psi, M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Dr. Priyo Widiyanto, M. Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Penguji II.
4. A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si., selaku Dosen Penguji III.
5. Semua dosen pengampu di Fakultas Psikologi yang telah memberikan banyak ilmu dan pengetahuannya.
6. Almarhum Bu Tin ( Simak ), terima kasih karena telah merawatku dengan penuh kasih sayang dan dukungannya selama ini, walaupun terkadang galak.
7. Bapak Sriyono, meskipun kita selalu berselisih pendapat tapi saya mengucapkan terima kasih atas dukungan, kesabaran, doa, dan perhatiannya selama ini.
8. Bu Jum ( Simak ), yang telah memberikan perhatian, dukungan, doanya, dan telah menjadi teman bercerita tentang berbagai masalah.
9. Kedua adikku Ayub (“klombor”) dan Handoko (Endut) yang kadang membuatku tersenyum, jengkel, dan marah. Kalian adalah bagian dari hidupku yang tidak dapat tergantikan.
10. Pak Gie, Mas Gandung, Mas Muji, Mas Doni atas bantuannya selama di Fakultas Psikologi.
11. Krista, Oky, Melan, Mas Jay, Abu, Etha, yang memberikan saran, dukungan, dan bantuannya selama proses pengerjaan skripsi ini.
12. Septi, Destri, Runny, Pingkan, Irma (mami), Nanik, sahabat-sahabat ku di SMU, kapan ngumpul bareng lagi???
13. Hasan selaku ketua PTB, terima kasih atas informasi dan ijin yang diberikan untuk melakukan penelitian di club PTB.
14. Mas Fredi, Mas jeky, Mas agus, terima kasih atas informasinya dan bantuannya menyebarkan angket, buat temen-temen club PTB terimakasih sudah bersedia menjadi responden ”Langka Duit e Langka Mundur e” Bro.
15. Mas Emang, yang penuh dengan kesabarannya selalu mendampingi dan menunggu ku setiap saat.
16. Risa, thanx atas persahabatannya dari SMU hingga sekarang, banyak yang udah kita lalui baik suka maupun duka, sehingga banyak pelajaran yang dapat ku peroleh melalui persahabatan yang kita lalui selama ini. xi
17. Sahabatku Melati, Ayu, Flo, atas dukungan dan persahabatan semasa awal kuliah.
18. Mbak Puji (99), Mbak Nanik (99), Mbak Renny, terima kasih atas dukungan, batuan serta sarannya supaya cepet lulus.
19. Desi, yang jadi juru masakku selama di Purwokerto, moga-moga dapat dokter & jadi bidan yang baik, jangan lupa belajar dandan ya bu …
20. Glendi, Ipong, Cinthia, terima kasih sudah menjadi patner kerja ku selama ini.
21. Sahabat-sahabatku : Anggrek, Mbak Mey, Melia, Waini, Santo terima kasih atas dukungannya dan persahabatannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna oleh karena itu, penulis menerima segala bentuk saran dan kritik dari berbagai pihak demi kesempurnaan tulisan ini, atas segala perhatiannya penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................... i Halaman Persetujuan ................................................................................................ ii Halaman Pengesahan ................................................................................................ iii Halaman Motto ......................................................................................................... iv Halaman Persembahan .............................................................................................. v Pernyataan Keaslian Karya ....................................................................................... vi Abstrak ..................................................................................................................... vii Abstract ..................................................................................................................... viii Pernyataan Persetujuan Publikasi ............................................................................ ix Kata Pengantar .......................................................................................................... x Daftar Isi ................................................................................................................... xiii Daftar Tabel ............................................................................................................. xvi Daftar Gambar ......................................................................................................... xvii Daftar Grafik ............................................................................................................ xviii Daftar Lampiran ....................................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6 C. Tujuan .................................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6
1. Manfaat Teoritis ................................................................................ 6 xiii
xiv
2. Manfaat Praktis ................................................................................. 7
BAB II. LANDASAN TEORI A. Manajemen Konflik Interpersonal ......................................................... 8
1. Konflik ............................................................................................. 8
2. Konflik Interpersonal ....................................................................... 10
3. Penyebab Konflik Interpersonal ...................................................... 12
4. Gejala Konflik Interpersonal ............................................................ 15
5. Tahap Berkembangnya Konflik ....................................................... 17
6. Manajemen Konflik ......................................................................... 18
7. Gaya Manajemen Konflik ................................................................ 20
B. Club Purwokerto Tiger Brother’s (PTB) ............................................... 28
C. Manajemen Konflik Interpersonal Pada Club Purwokerto Tiger Brother’s (PTB) ....................................... 31
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 35 B. Variabel Penelitian ................................................................................. 35 C. Subjek Penelitian ................................................................................... 36 D. Definisi Operasional .............................................................................. 36 E. Alat Pengumpulan Data ......................................................................... 38 F. Metode Penskalaan ................................................................................ 39 G. Skoring ................................................................................................... 40 H. Blueprint ................................................................................................ 40 I. Validitas ................................................................................................. 42
J. Seleksi Item ............................................................................................ 42 K. Reliabilitas ............................................................................................. 47 L. Analisis Data .......................................................................................... 48
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penelitian ................................................................................................ 49
1. Orientasi Kancah .............................................................................. 49
2. Distribusi Subjek Penelitian ............................................................. 49
3. Persiapan Penelitian ......................................................................... 51
B. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 52
C. Hasil Penelitian ...................................................................................... 53
1. Uji Normalitas .................................................................................. 53
2. Deskripsi Mean Masing-masing Gaya Manajemen Konflik Interpersonal .......................................... 55
D. Pembahasan ............................................................................................ 57
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................ 62 B. Saran ...................................................................................................... 62 C. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 64 LAMPIRAN ............................................................................................................. 68 xv
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Skor Skala Gaya Manajemen Konflik Interpersonal
40 Tabel 2 : Blueprint Skala Gaya Manajemen Konflik Interpersonal
41 Tabel 3 : Distribusi Item Skala Gaya Manajemen Konflik Interpersonal
41 Tabel 4 : Hasil Korelasi item Total Skala Manajemen Konflik Interpersonal
44 Tabel 5 : Distribusi Item Gaya Manajemen Konflik Interpersonal yang Sahih
45 dan Gugur Tabel 6 : Distribusi Jumlah item Sahih pada Gaya Manajemen Konflik
46 Interpersonal Tabel 7 : Distribusi Item Skala Gaya Manajemen Konflik Interpersonal
47 Yang Sahih untuk diteliti Tabel 8 : Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
50 Tabel 9 : Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Lama Bergabung
51 Tabel 10 : Distribusi Data Empirik dan Data Teoritik untuk Masing-masing
56 Gaya Manajemen Konflik interpersonal xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Tahapan Berkembangnya Suatu Konflik
17 Gambar 2 : Gaya Manajemen Konflik Interpersonal
22
DAFTAR GRAFIK
xviii
Grafik 1 : Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
55 Grafik 2 : Mean Masing-masing Gaya Manajemen Konflik Interpersonal
57
DAFTAR LAMPIRAN
xix
Lampiran 1 : Skala Gaya Manajemen Konflik Interpersonal
68 Lampiran 2 : Data Penelitian yang Belum Lolos Seleksi
70 Lampiran 3 : Data Penelitian yang Telah Lolos Seleksi 116 Lampiran 4 : Reliabilitas Alpha Masing-masing Gaya Manajemen 147
Konflik Interpersonal Lampiran 5 : Uji Normalitas dan Descriptive Statistic 153 Lampiran 6 : Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas 158
Sanata Dharma Yogyakarta Lampiran 7 : Surat Keterangan Penelitian dari Club Purwokerto 160
Tiger Brother’s (PTB) Lampiran 8 : Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Club Purwokerto 162
Tiger Brother’s (PTB)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelompok atau “geng” biasanya terdiri dari anak-anak sejenis atau sebaya
yang memiliki minat atau kepentingan yang sama dalam berbagai kegiatan serta aktivitas waktu luang yang sejenis (Santrock, 1983). Dalam Penelitian ini akan dikaitkan dengan pecinta sepeda motor sehingga istilah kelompok atau “geng” tidak akan digunakan karena akan memberikan konotasi negatif. Menurut Fazz (2007) “geng” motor adalah kumpulan orang-orang pecinta motor yang suka kebut-kebutan tanpa membedakan jenis motor yang dikendarai sedangkan club motor biasanya mengusung merek tertentu atau spesifikasi jenis motor tertentu dengan perangkat organisasi formal.
Hampir setiap daerah di Indonesia terdapat club motor. Club motor terbentuk dengan cara yang hampir sama yaitu para pecinta sepeda motor dengan merk tertentu sering berkumpul, serta memiliki hobi yang sama yaitu kecintaan terhadap dunia otomotif dan touring ke luar kota dengan sepeda motor. Para pecinta sepeda motor tidak ingin hanya dibilang sebagai kumpulan anak motor yang tidak memiliki tujuan yang jelas sehingga mulai membentuk sebuah club yang biasa disebut club motor (Sejarah Rafflesia Tiger-NSR Club, 2005). Hal ini didukung oleh pendapat Setyanto (2006), bahwa club motor adalah perkumpulan masyarakat yang disatukan oleh persamaan minat atau tujuan.
1
2 Salah satu club motor di Indonesia adalah Purwokerto Tiger Brother’s (PTB).
Club PTB merupakan sebuah organisasi yang bernaung dibawah bendera Honda
Tiger Club Indonesia (HTCI). HTCI merupakan salah satu club motor tiger tertua di
Indonesia. Sejalan dengan HTCI, club PTB juga memiliki sistem kepengurusan
seperti layaknya sebuah organisasi yang terdiri dari ketua umum, ketua harian,
sekretaris, bendahara, badan kerja, anggota dengan periode kepengurusan selama satu
tahun serta memiliki AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga). Club
PTB telah berdiri sejak tahun 1996, tepatnya pada tanggal 11 November 1996 hingga
sekarang. Pada awalnya, club PTB merupakan sekumpulan dari beberapa orang yang
mempunyai kesamaan hobi terhadap dunia otomotif khususnya roda dua dengan
spesifikasi sepeda motor merek tiger.Menurut Hasan yang menjabat sebagai ketua club PTB, sampai tahun 2007
jumlah anggota club PTB kurang lebih sekitar dua ratus orang yang terdiri dari
berbagai kalangan dan usia. Syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota club
PTB, yaitu memiliki dan menyukai sepeda motor dengan merk tiger serta telah
memenuhi segala administrasi dan persyaratan yang telah ditentukan dalam AD/ART
club PTB misalnya tidak boleh berstatus keanggotaan ganda dengan club lain
(dualisme club). Sebagian besar anggota club PTB berdomisili di wilayah
Purwokerto, sedangkan sebagian anggota yang lain berdomisili di sekitar wilayah
Purwokerto.Club PTB banyak melakukan berbagai jenis kegiatan yang beberapa
diantaranya merupakan kegiatan sosial (mengadakan buka bersama dengan anak
yatim dan bagi-bagi makanan saur serta pakaian pantas pakai pada orang-orang yang
3
kekurangan), melakukan kerja sama dengan pihak kepolisian dalam rangka sosialisasi
tentang keselamatan dalam berkendaraan, touring ke berbagai daerah yang ada di
Indonesia, dan menerima job kepengawalan. Setiap malam minggu club PTB
mengadakan kegiatan rutin kumpul wajib di Sampoerna Photo yaitu wilayah sekitar
alun-alun Purwokerto dan kegiatan harian yang berpusat di alun-alun Purwokerto.
Selain itu, dalam AD/ART club PTB (2007), club PTB memiliki aturan mengenai
permusyawaratan yang terealisasi melalui kegiatan rutin berupa forum diskusi yaitu
dalam Rapat Anggota, Musyawarah Besar (MUBES), dan Musyawarah Luar Biasa
(MULUB). Rapat anggota diadakan setiap awal dan akhir bulan, Musyawarah Besar
(MUBES) diadakan satu kali dalam satu periode kepengurusan, dan Musyawarah
Luar Biasa (MULUB) diadakan apabila ada agenda yang mendesak untuk segera
dibahas serta dipandang perlu. Secara garis besar ketiga kegiatan tersebut membahas
mengenai rencana kerja dan evaluasi kegiatan serta sistem kepengurusan club PTB.Menurut Jojo (2008), dalam club motor sering sekali terjadi konflik yang
sering disebut dengan konflik interpersonal. Konflik interpersonal adalah konflik
yang terjadi ketika dua individu berusaha mencapai tujuan mereka sehingga
menghalangi prestasi orang lain. Konflik interpersonal yang terjadi disebabkan
adanya kegagalan komunikasi dalam proses interaksi. Kegagalan komunikasi tersebut
disebabkan oleh adanya persepsi individu yang berbeda-beda atau sering disebutkan
sebagai perbedaan pendapat di dalam kelompok (Ringgio dalam Kartika,
Tjahjoanggoro, Sinambela, 2000). Hal ini didukung oleh pendapat Winardi (1994)
bahwa apabila orang-orang bekerja sama erat satu sama lain dan khususnya dalam
rangka upaya mengejar sasaran-sasaran umum, maka cukup beralasan untuk
4
mengasumsi bahwa dengan berlangsungnya waktu yang cukup lama, pasti akan
timbul perbedaan-perbedaan pendapat di antara mereka.Seperti yang diungkapkan oleh Hasan, pada tahun-tahun awal berdirinya club
PTB konflik interpersonal yang disebabkan masalah bisnis pernah menyebabkan
perpecahan. Konflik interpersonal tersebut bukan hanya disebabkan oleh masalah
bisnis saja tetapi juga ditumpangi masalah pribadi dalam mendapatkan lawan jenis.
Hal ini didukung oleh pendapat Winardi (1994) adakalanya konflik yang timbul,
demikian kuat, hingga kelompok semula terpisah menjadi dua buah kelompok yang
bersaingan dan bertentangan satu sama lain.Menurut Hasan selain karena masalah bisnis dan pribadi, konflik interpersonal
dalam club PTB juga disebabkan perbedaan pendapat dan kesalahan persepsi yang
sering muncul dalam forum diskusi baik saat Rapat Anggota, Musyawarah Besar, dan
Musyawarah Luar Biasa. Hal ini senada yang diungkapkan oleh Fredi sebagai salah
satu mantan pengurus Humas dan Bendahara club PTB bahwa konflik interpersonal
sering terjadi dalam forum diskusi saat membicarakan mengenai masalah keuangan,
cara kerja pengurus, touring, kegiatan even, keanggotaan, dan aturan-aturan dasar
club.Konflik sesungguhnya bisa memperbaiki atau semakin memperburuk
tergantung bagaimana konflik tersebut dikelola. Pengelolaan terhadap konflik mutlak
diperlukan dalam suatu organisasi agar konflik tidak mengakibatkan sesuatu yang
merugikan bagi organisasi itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan Riggio (1996)
bahwa konflik memiliki konsekuensi negatif yang merusak akan tetapi konflik juga
dapat berguna dan membawa hasil yang positif bagi kelompok kerja dan organisasi
5
itu sendiri (Kartika, Tjahjoanggoro, Sinambela, 2000). Konsekuensi negatif yang
merusak tersebut termasuk ke dalam konflik destruktif. Konflik destruktif merupakan
konflik yang menimbulkan kerugian bagi individu atau individu-individu, dan atau
organisasi atau organisasi-organisasi yang terlibat didalamnya. Konsekuensi positif
termasuk ke dalam konflik konstruktif. Konflik konstruktif adalah konflik yang
menyebabkan timbulnya keuntungan-keuntungan dan bukan kerugian-kerugian bagi
individu (atau individu-individu) dan atau organisasi (organisasi-organisasi) yang
terlibat didalamnya (Winardi, 1994).Shantz dan Hartup (dalam Astuti, 2003) konflik interpersonal merupakan
suatu masalah serius yang dapat dihadapi oleh semua orang sebab konflik tersebut
dapat berpengaruh cukup mendalam terhadap emosi seseorang. Kondisi tersebut
terjadi karena perilaku individu dapat terhalangi oleh individu lain. Konflik
interpersonal dapat menjadi konflik disfungsional maupun fungsional. Konflik
interpersonal dapat menjadi konflik fungsional karena melalui konflik interpersonal
individu akan mampu bersaing untuk lebih memajukan clubnya. Demikian pula
konflik disfungsional juga dapat terjadi saat individu tidak mampu untuk bersaing
secara sehat yang menyebabkan masalah yang berkepanjangan sehingga club tersebut
mengalami suatu masalah.Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa club PTB memiliki potensi
terjadinya konflik yang bersumber dari para anggotanya dalam suatu forum diskusi.
Pengelolaan konflik yang baik sangat dibutuhkan agar komunikasi antara anggota
club PTB berjalan dengan baik sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai dan
tidak terjadi perpecahan. Meskipun mengalami konflik interpersonal dalam forum
6 diskusi, club PTB tetap aktif menjalankan kegiatan-kegiatannya. Bahkan club PTB semakin berkembang dan memiliki anggota yang jumlahnya bertambah setiap tahunnya. Hal ini menarik minat penulis untuk melakukan penelitian berkaitan tentang bagaimana cara pengelolaan konflik interpersonal yang dilakukan club PTB dalam konteks forum diskusi, sehingga club PTB tetap mampu menjaga eksistensinya sebagai club motor.
B. Rumusan Masalah Permasalahan yang hendak diungkap oleh peneliti: Bagaimana manajemen konflik interpersonal dalam club Purwokerto Tiger Brother’s (PTB)?
C. Tujuan Tujuan penelitian ini: Mendeskripsikan manajemen konflik interpersonal yang digunakan oleh club Purwokerto Tiger Brother’s (PTB).
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang psikologi sosial tentang penyelesaian konflik interpersonal dalam suatu club. Selain itu penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi
7 penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan manajemen konflik interpersonal dalam suatu club.
2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan pada para pembaca bahwa setiap club pasti akan mengalami konflik interpersonal dan memiliki solusi untuk menyelesaikan konflik interpersonal tersebut.
BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Konflik Interpersonal 1. Konflik Menurut Joyce Hocker dan William Wilmot di dalam bukunya Interpersonal Conflict (dalam Chandra, 1992), ada berbagai pandangan tentang
konflik yang umumnya tersebar secara merata di dalam berbagai budaya di seluruh dunia.
a. Konflik adalah hal yang abnormal karena hal yang normal ialah keselarasan.
Mereka yang menganut pandangan ini pada dasarnya bermaksud menyampaikan bahwa suatu konflik hanyalah merupakan gangguan stabilitas.
Karena konflik dilihat sebagai suatu gangguan, maka harus diselesaikan secepat-cepatnya, apapun penyebabnya (walaupun mungkin saja terjadi bahwa penyebabnya yang terdalam tidak diketemukan).
b. Konflik sebenarnya hanyalah suatu perbedaan atau salah paham. Kata-kata serupa itu seringkali disampaikan oleh orang-orang yang terlibat dalam sebuah konflik. Dengan kata lain, konflik tidak dinilai sebagai hal yang terlalu serius. Bahkan, menurut penganut pendapat ini penyebab konflik hanyalah kegagalan berkomunikasi dengan baik, sehingga pihak lain tidak dapat memahami maksud kita yang sesungguhnya.
c. Konflik adalah gangguan yang hanya terjadi karena kelakuan orang-orang yang tidak beres. Orang-orang yang senang terlibat konflik adalah anti-sosial,
8
9 paranoia, ngawur, atau senang berkelahi. Menurut pendapat ini penyebab suatu konflik adalah ketidakberesan kejiwaan orang tertentu.
Winardi (1994) mengemukakan konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok, atau organisasi-
organisasi. Menurut Schmidt & Gardner, Putman & Poole, Pepper (dalam
Dwijanti, 2000) konflik merupakan interaksi antara pihak-pihak yang memiliki
saling ketergantungan (interdependensi) dan mempersepsi adanya tujuan, maksud,
dan nilai yang bertentangan serta melihat bahwa pihak lain berpotensi untuk
menghalangi tercapainya tujuan, maksud, atau nilai tersebut.Daniel Webster (dalam Pickering, 2000) mendefinisikan konfik sebagai:
a. Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama
lainb. Keadaan atau perilaku yang bertentangan, misalnya: pertentangan pendapat,
kepentingan, atau pertentangan antar individuc. Perselisihan akibat kebutuhan, dorongan, keinginan, atau tuntutan yang
bertentangan d. Perseteruan Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konflik dapat berupa perselisihan, perbedaan, atau pertentangan pendapat yang muncul saat pihak-pihak yang memiliki saling ketergantungan (interdependensi) mengalami
ketidakcocokan. Konflik tersebut terjadi karena kegagalan komunikasi yang dapat
menimbulkan salah paham atau perbedaan persepsi sehingga perlu diselesaikan
secepat-cepatnya.10
2. Konflik Interpersonal
Menurut Stoner & Freeman (dalam Susanti, 2006) manusia sebagai makhluk individu dan sosial seringkali mengalami konflik personal, konflik interpersonal, dan konflik kelompok dalam hidup. Hal tersebut didukung oleh pendapat Wehr (dalam Chandra, 1992) konflik dan pertikaian adalah hal yang tak terhindarkan di dalam tiap kelompok sosial. Salah satu konflik yang muncul di dalam tiap kelompok sosial adalah konflik interpersonal. Konflik interpersonal akan menjadi fokus dalam penelitian ini untuk memberikan batasan permasalahan dalam penelitian yaitu konflik interpersonal club motor dalam konteks forum diskusi.
Menurut Johnson (dalam Supratiknya, 1995) setiap hubungan antarpribadi mengandung unsur-unsur konflik, pertentangan pendapat, atau perbedaan kepentingan. Yang dimaksud konflik adalah situasi ketika tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat, atau mengganggu tindakan pihak lain.
Pickering (2000) menyatakan konflik antarindividu adalah konflik antara dua individu. Menurut Riggio (dalam Kartika, Tjahjoanggoro, Sinambela, 2000) konflik interpersonal adalah konflik yang terjadi ketika dua individu berusaha mencapai tujuan mereka hingga menghalangi prestasi orang lain.
Shantz dan Hartup (dalam Astuti, 2003) konflik interpersonal merupakan
suatu masalah serius yang dapat dihadapi oleh semua orang sebab konflik tersebut
dapat berpengaruh cukup mendalam terhadap emosi seseorang. Di sini ada suatu kebutuhan untuk menjaga “self image” (citra diri) dan harga diri dari kerugian11
yang diakibatkannya tersebut akan memburuk. Terkadang emosi dari dua orang
yang saling bertentangan dan berselisih, berkembang hingga mengakibatkan
rusaknya hubungan komunikasi. Semuanya itu terjadi disebabkan adanya
perbedaan persepsi antar dua orang tersebut.Menurut Winardi (1994) konflik antarpribadi terjadi antara seorang
individu atau lebih. Sifatnya kadang-kadang adalah substantif atau emosional,
yaitu:
a. Konflik yang sifatnya substantif (substantive conflicts) meliputi
ketidaksesuaian paham tentang hal-hal seperti tujuan-tujuan, alokasi sumber-
sumber daya, distribusi imbalan-imbalan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, dan
prosedur-prosedur, serta penugasan pekerjaan.b. Konflik yang sifatnya emosional (emotional conflicts) timbul karena perasaan- perasaan marah, ketidakpercayaan, ketidaksenangan, takut dan sikap menentang maupun bentrokan-bentrokan kepribadian.
Berdasarkan uraian di atas yang dimaksudkan konflik interpersonal oleh
peneliti adalah perselisihan, perbedaan, atau pertentangan pendapat antara dua
individu atau lebih yang dialami di club motor dalam konteks forum diskusi.
Konflik interpersonal tersebut menunjukkan situasi dimana tindakan salah satu
pihak menghalangi, menghambat, dan mengganggu pihak lain sehingga
menghalangi tujuan yang ingin dicapai akibat dari komunikasi yang buruk dan
kesalahan persepsi.12
3. Penyebab Konflik Interpersonal
Menurut Pickering (2000) setiap orang mempunyai empat kebutuhan dasar psikologis yang mana bisa mencetuskan konflik bila tidak terpenuhi. Keempat kebutuhan dasar psikologis tersebut yaitu:
a. Keinginan untuk dihargai dan diperlakukan sebagai manusia Setiap orang menginginkan orang lain mengakui martabat kita, serta menghargai kita, dan jerih payah yang kita berikan. Itulah sebabnya penghargaan merupakan alat motivasi yang ampuh.
b. Keinginan untuk memegang kendali Memegang kendali adalah keinginan semua orang dan pada beberapa orang keinginan ini bisa besar sekali. Orang yang memiliki keinginan yang sangat berlebihan untuk memegang kendali pada dasarnya tidak punya rasa percaya diri. Semakin besar rasa percaya diri, semakin kecil keinginan untuk mengendalikan orang lain.
c. Keinginan memiliki harga diri yang tinggi Rasa harga diri yang tinggi adalah landasan yang kokoh untuk menghadapi berbagai jenis situasi. Harga diri adalah kunci bagi kemampuan kita untuk memberi jawaban, bukan untuk bereaksi. Menjawab suatu persoalan adalah pendekatan positif, terkendali, dan berorientasi memecahkan masalah. Reaksi adalah langkah negatif dan sering kali tidak tepat, penuh emosi, dan tanpa pikir panjang.
13 d. Keinginan untuk konsisten Keinginan untuk konsisten bersama dengan keinginan untuk benar demi menyelamatkan muka, menjadi penting dalam setiap konflik.
Menurut Trisni (2000) konflik interpersonal dapat muncul disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Faktor-faktor inheren dalam kelompok kerja, yaitu pembentukan klik dan
tekanan kelompok dan stereotype.
b. Faktor-faktor inheren dalam suatu hubungan, yaitu pola komunikasi dan
pelanggaran aturan main dalam suatu hubungan.
c. Faktor-faktor inheren yang menjadi pertimbangan seseorang, yaitu
pertentangan kepribadian atau perbedaan gender dan usia.
d. Faktor-faktor inheren dalam penilaian dan perlakuan kita terhadap orang lain,
misalnya asumsi mengenai orang lain, penyalahgunaan wewenang dan taktik
kekuasaan dan manipulasi.
e. Faktor-faktor inheren dalam penilaian kita terhadap suatu situasi, misalnya
harapan dan keyakinan umum, kesalahpahaman, keyakinan, dan asumsi yang
tidak logis.Rizzo dkk (dalam Mardianto, 1999) mengemukakan bahwa penyebab
terjadinya konflik bersumber dari individu sebagai bagian dari kelompok yang
dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Karakteristik individu yaitu nilai, sikap dan keyakinan, kebutuhan dan
kepribadian, serta persepsi atau pendapat.14
b. Kondisi situasional yang dapat mendorong timbulnya konflik, yaitu keadaan
saling bergantung, kebutuhan untuk saling berinteraksi, kebutuhan akan konsesus, perbedaan status, komunikasi, tanggung jawab, dan adanya peraturan yang ambigu.
c. Kondisi yang kompleks dalam kelompok juga dapat menyebabkan konflik
yaitu adanya spesialisasi dan diferensiasi kerja, tugas yang saling bergantung, tujuan utama yang ingin dicapai, sumber-sumber lama, otoritas, dan pengaruh yang beragam, keputusan, prosedur, dan peraturan-peraturan.Menurut Wehr (dalam Chandra, 1992) penyebab munculnya konflik
adalah suatu konsekuensi dari komunikasi yang buruk, salah pengertian, salah
perhitungan, dan proses-proses lain yang tidak kita sadari.Konflik dapat terjadi karena bermacam-macam hal, menurut permasalahan
yang terjadi konflik dapat dikategorikan dalam tiga hal umum, yaitu masalah yang
didasarkan pada perbedaan individu, perbedaan persepsi, dan masalah-masalah
yang ditimbulkannya serta perbedaan yang terjadi dalam kelompok (Haris dalam
Astuti, 2003).Berdasarkan berbagai pendapat yang diuraikan sebelumnya dapat
dikatakan bahwa konflik merupakan hal yang tak terhindarkan dalam tiap
kelompok sosial. Penyebab terjadinya konflik, antara lain perbedaan persepsi,
faktor pribadi dari individu (pemenuhan terhadap kebutuhan dasar psikologis),
kondisi situasional, dan kondisi dalam kelompok.15
4. Gejala Konflik Interpersonal
Menurut Trisni (2000), gejala konflik bisa bersifat jelas yang berupa pertengkaran biasa atau perkelahian. Samar-samar adalah suasana yang terasa terlalu tenang. Aktif, melalui kata-kata marah atau surat bernada keras. Pasif adalah tidak saling bertegur sapa.