Dinamika Tata Peraturan Bappenas
DINAMIKA TATA
PERATURAN
C
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Biro Hukum Kementerian PPN/Bappenas
Agustus 2016
Pokok Pembahasan
1
•Kondisi Tata Peraturan
Kementerian PPN/Bappenas
2
•Dinamika Perkembangan
Peraturan
3
•Bahan Diskusi
PERMEN 7/2014 UU, PP,
PERPRES, PERMEN
TATA
PERATURAN
PERMEN
JUKLAK
INSTRUKSI
SE bersifat
kedalam
SE bersifat
keluar
DESKRIPSI
PENANDA
TANGAN
Peraturan tertulis untuk
melaksanakan Per-UUan yang lebih tinggi
atau mengatur hal
yang menjadi lingkup
tugas dan
kewenangan Menteri
Menteri
Naskah dinas
pengaturan yang
memuat cara
pelaksanaan kegiatan,
termasuk urutan
pelaksanaannya
Menteri
Naskah dinas yang
memuat perintah
berupa
pedoman/arahan
tentang pelaksanaan
kebijakan suatu
peraturan peundangundangan
Menteri
Naskah dinas yang
memuat
pemberitahuan
tentang hal tertentu
yang dianggap
penting dan
mendesak
Menteri
PERMEN 8/2014,
BLEIDSREGEL PERMEN,
JUKLAK, INSTRUKSI, SURAT
EDARAN
Sesmen/
Sestama
Irtama
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Menteri
Sesmen/
Sestama
Irtama
MEMILIKI INSTRUMEN REGELING
DAN BELEIDSREGEL (PERATURAN
KEBIJAKSANAAN)
Kondisi Tata
Peraturan
Kementerian
PPN/Bappenas
Dasar Hukum
Peraturan Menteri
PPN/Kepala Bappenas
No. 7 Tahun 2014
tentang Pedoman
Penyusunan PerUUan
dan Keputusan di
Kementerian
PPN/Bappenas.
Peraturan Menteri
PPN/Kepala Bappenas
No. 8 Tahun 2014
tentang Pedoman
Pedoman Pelaksanaan
Tata Naskah Dinas di
Kementerian
PPN/Bappenas.
Dinamika Perkembangan Peraturan di
Kementerian PPN/Bappenas
Peraturan Menteri sering tidak dilaksanakan,
sementara Instruksi Menteri, Surat Edaran
Menteri (Peraturan Kebijaksanaan)
punya efek psikologis, sehingga ditaati
unit kerja.
Nota Dinas / Memorandum bisa
memuat aturan yang SANGAT DIPATUHI
oleh pejabat dan unit kerja, sementara
peraturan terkadang diabaikan.
Penyusunan Peraturan Kebijaksanaan
yang beragam, contoh JUKLAK yang tidak
sesuai dengan format Permen Tata Naskah
Dinas.
Antara PERATURAN dengan PERATURAN
KEBIJAKSANAAN belum memiliki
standar muatan pengaturan yang jelas,
sama-sama mengatur di struktur yang
berbeda.
PERATURAN KEBIJAKSANAAN memuat
norma yang berisi larangan, kewajiban,
atau persyaratan yang lebih ketat
daripada PERATURAN.
Contoh Format JUKLAK Berbeda
Contoh Memorandum yang Mengatur
Lebih Ketat daripada Peraturan
Memorandum bersifat mengatur
(regelling)
Syarat lebih ketat daripada
PermenPAN-RB No. 6/2015
Belum ada mekanisme untuk menguji
Memorandum tersebut, wetmatigheid,
doelmatigheid, rechmatigheid.
Mengapa muncul Peraturan Kebijaksanaan dan
berlaku mengikat di Kementerian PPN/Bappenas?
Tidak ada larangan freies ermessen dalam
Budaya
Hukum
Administrasi Pemerintahan
Ada hal yang menurut pejabat perlu diatur karena peraturan tidak
jelas atau tidak mengatur
Lingkaran Isu
Nota Dinas, Memorandum, Surat Edaran, Instruksi merupakan titah
tertulis pejabat yang “harus” dilaksanakan/ditindak-lanjuti pegawai
Kewenangan
Pejabat
Penegakan hukum atas Peraturan tidak jelas, sementara Nota
Dinas atau Peraturan Kebijaksanaan lazimnya dipantau
pelaksanannya secara teknis
Penegakan
Hukum
Sharing Information:
Dinamika Perkembangan Peraturan di K/L
Kem. BUMN
Kem.
Keuangan
Kemenko.
Perekonomian
Sek. Kabinet
KPU
Tidak ada peraturan selain
Peraturan Menteri.
Proses harmonisasi telah
dilakukan dengan tertib.
Regelling menggunakan
dasar UU 12/2011.
Keberadaan regulasi
mungkin karena
masalahnya enforcement.
Tata naskah dinas bukan
bagian dari regelling,
masuk dalam rezim UU
Kearsipan.
Membedakan antara
peraturan dengan naskah
dinas karena tidak bersifat
regelling.
Peraturan Menteri tidak
memberikan delegasi ke
pejabat di bawah menteri.
Beleidsregel tidak mengikat
karena hanya sebuah
anjuran.
Peraturan menteri harusnya
sudah paling teknis dan
akhir dari hierarki peraturan
perundang-undangan.
Perlu memerhatikan syarat
formal dan syarat material
dalam penyusunan
peraturan.
Dasar penyusunan
peraturan harus mengacu
pada UU 12/2011.
Peraturan bersifat detail,
SOP menjadi bagian dari
PMK.
Tidak mempunyai dasar
pengaturan tata naskah
dinas internal.
Memo, Nota Dinas, SE,
cukup sebagai
korespondensi bukan
sebagai peraturan.
PerDirJen dianggap tidak
mengikat dan tidak
diundangkan di
Kemkumham.
SE tidak mengikat, hanya
penundukan diri.
To be discussed...
1. Apa yang membedakan muatan Peraturan dengan Peraturan
Kebijaksanaan?
2. Bagaimana kekuatan hukum Peraturan Kebijaksanaan dalam tata
peraturan di K/L?
3. Apakah ada kriteria atau syarat tertentu bagi pejabat selain Menteri,
seperti Pejabat Eselon I dalam membuat Peraturan Kebijaksanaan?
4. Apakah Peraturan Kebijaksanaan dapat memuat norma yang
berbeda, seperti memuat syarat lebih ketat, larangan, kewajiban
yang tidak diatur dalam Peraturan?
5. Bagaimana menguji dan mengevaluasi Peraturan Kebijaksanaan dari
segi wetmatigheid, rechmatigheid, dan doelmatigheid?
PERATURAN
C
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Biro Hukum Kementerian PPN/Bappenas
Agustus 2016
Pokok Pembahasan
1
•Kondisi Tata Peraturan
Kementerian PPN/Bappenas
2
•Dinamika Perkembangan
Peraturan
3
•Bahan Diskusi
PERMEN 7/2014 UU, PP,
PERPRES, PERMEN
TATA
PERATURAN
PERMEN
JUKLAK
INSTRUKSI
SE bersifat
kedalam
SE bersifat
keluar
DESKRIPSI
PENANDA
TANGAN
Peraturan tertulis untuk
melaksanakan Per-UUan yang lebih tinggi
atau mengatur hal
yang menjadi lingkup
tugas dan
kewenangan Menteri
Menteri
Naskah dinas
pengaturan yang
memuat cara
pelaksanaan kegiatan,
termasuk urutan
pelaksanaannya
Menteri
Naskah dinas yang
memuat perintah
berupa
pedoman/arahan
tentang pelaksanaan
kebijakan suatu
peraturan peundangundangan
Menteri
Naskah dinas yang
memuat
pemberitahuan
tentang hal tertentu
yang dianggap
penting dan
mendesak
Menteri
PERMEN 8/2014,
BLEIDSREGEL PERMEN,
JUKLAK, INSTRUKSI, SURAT
EDARAN
Sesmen/
Sestama
Irtama
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Menteri
Sesmen/
Sestama
Irtama
MEMILIKI INSTRUMEN REGELING
DAN BELEIDSREGEL (PERATURAN
KEBIJAKSANAAN)
Kondisi Tata
Peraturan
Kementerian
PPN/Bappenas
Dasar Hukum
Peraturan Menteri
PPN/Kepala Bappenas
No. 7 Tahun 2014
tentang Pedoman
Penyusunan PerUUan
dan Keputusan di
Kementerian
PPN/Bappenas.
Peraturan Menteri
PPN/Kepala Bappenas
No. 8 Tahun 2014
tentang Pedoman
Pedoman Pelaksanaan
Tata Naskah Dinas di
Kementerian
PPN/Bappenas.
Dinamika Perkembangan Peraturan di
Kementerian PPN/Bappenas
Peraturan Menteri sering tidak dilaksanakan,
sementara Instruksi Menteri, Surat Edaran
Menteri (Peraturan Kebijaksanaan)
punya efek psikologis, sehingga ditaati
unit kerja.
Nota Dinas / Memorandum bisa
memuat aturan yang SANGAT DIPATUHI
oleh pejabat dan unit kerja, sementara
peraturan terkadang diabaikan.
Penyusunan Peraturan Kebijaksanaan
yang beragam, contoh JUKLAK yang tidak
sesuai dengan format Permen Tata Naskah
Dinas.
Antara PERATURAN dengan PERATURAN
KEBIJAKSANAAN belum memiliki
standar muatan pengaturan yang jelas,
sama-sama mengatur di struktur yang
berbeda.
PERATURAN KEBIJAKSANAAN memuat
norma yang berisi larangan, kewajiban,
atau persyaratan yang lebih ketat
daripada PERATURAN.
Contoh Format JUKLAK Berbeda
Contoh Memorandum yang Mengatur
Lebih Ketat daripada Peraturan
Memorandum bersifat mengatur
(regelling)
Syarat lebih ketat daripada
PermenPAN-RB No. 6/2015
Belum ada mekanisme untuk menguji
Memorandum tersebut, wetmatigheid,
doelmatigheid, rechmatigheid.
Mengapa muncul Peraturan Kebijaksanaan dan
berlaku mengikat di Kementerian PPN/Bappenas?
Tidak ada larangan freies ermessen dalam
Budaya
Hukum
Administrasi Pemerintahan
Ada hal yang menurut pejabat perlu diatur karena peraturan tidak
jelas atau tidak mengatur
Lingkaran Isu
Nota Dinas, Memorandum, Surat Edaran, Instruksi merupakan titah
tertulis pejabat yang “harus” dilaksanakan/ditindak-lanjuti pegawai
Kewenangan
Pejabat
Penegakan hukum atas Peraturan tidak jelas, sementara Nota
Dinas atau Peraturan Kebijaksanaan lazimnya dipantau
pelaksanannya secara teknis
Penegakan
Hukum
Sharing Information:
Dinamika Perkembangan Peraturan di K/L
Kem. BUMN
Kem.
Keuangan
Kemenko.
Perekonomian
Sek. Kabinet
KPU
Tidak ada peraturan selain
Peraturan Menteri.
Proses harmonisasi telah
dilakukan dengan tertib.
Regelling menggunakan
dasar UU 12/2011.
Keberadaan regulasi
mungkin karena
masalahnya enforcement.
Tata naskah dinas bukan
bagian dari regelling,
masuk dalam rezim UU
Kearsipan.
Membedakan antara
peraturan dengan naskah
dinas karena tidak bersifat
regelling.
Peraturan Menteri tidak
memberikan delegasi ke
pejabat di bawah menteri.
Beleidsregel tidak mengikat
karena hanya sebuah
anjuran.
Peraturan menteri harusnya
sudah paling teknis dan
akhir dari hierarki peraturan
perundang-undangan.
Perlu memerhatikan syarat
formal dan syarat material
dalam penyusunan
peraturan.
Dasar penyusunan
peraturan harus mengacu
pada UU 12/2011.
Peraturan bersifat detail,
SOP menjadi bagian dari
PMK.
Tidak mempunyai dasar
pengaturan tata naskah
dinas internal.
Memo, Nota Dinas, SE,
cukup sebagai
korespondensi bukan
sebagai peraturan.
PerDirJen dianggap tidak
mengikat dan tidak
diundangkan di
Kemkumham.
SE tidak mengikat, hanya
penundukan diri.
To be discussed...
1. Apa yang membedakan muatan Peraturan dengan Peraturan
Kebijaksanaan?
2. Bagaimana kekuatan hukum Peraturan Kebijaksanaan dalam tata
peraturan di K/L?
3. Apakah ada kriteria atau syarat tertentu bagi pejabat selain Menteri,
seperti Pejabat Eselon I dalam membuat Peraturan Kebijaksanaan?
4. Apakah Peraturan Kebijaksanaan dapat memuat norma yang
berbeda, seperti memuat syarat lebih ketat, larangan, kewajiban
yang tidak diatur dalam Peraturan?
5. Bagaimana menguji dan mengevaluasi Peraturan Kebijaksanaan dari
segi wetmatigheid, rechmatigheid, dan doelmatigheid?