WISATA EDUKASI TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN NILA

WISATA EDUKASI TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
BALAI BENIH IKAN SENTRAL (BBIS) SANGEH
UPT Pembenihan Balai Benih Ikan
Sentral (BBIS) Sangeh berada di
bawah UPT Pembenihan Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi
Bali.
Keberadaan
UPT
Pembenihan
bertujuan
untuk
menunjang perikanan budidaya
ikan dalam rangka pembangunan
perikanan, menyediakan benih
bermutu,
meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan
petani pembudidaya, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha di bidang perbenihan,
dan menciptakan kegiatan perbenihan yang berwawasan lingkungan dalam rangka pelestarian
sumberdaya ikan dan lingkungan hidup. Sasaran yang ingin dicapai adalah terpenuhinya

kebutuhan induk dan benih bermutu (BBI sudah mendapatkan sertifikasi CPIB yaitu penerapan
cara pembenihan ikan yang baik), pengenalan teknis pembenihan kepada masyarakat dan
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai teknologi pembenihan, meningkatkan animo
masyarakat untuk melakukan pembenihan dan budidaya ikan, memperkenalkan BBI Sangeh
sebagai tempat wisata edukasi, transfer teknologi bagi BBI lokal dan UPR/HSRT, dan
peningkatan pendapatan masyarakat. BBI Sentral Sangeh terletak di Kabupaten Badung tepatnya
di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal. Jarak dari ibukota provinsi 21 km dan perjalanan
menuju BBI Sentral Sangeh dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 40 menit dari pusat Kota
Denpasar dengan menggunakan kendaraan bermotor. Luas total lahan adalah 4, 143 Ha dengan
luas permukaan air 2,457 Ha. Ketinggian tempat 250 meter dari permukaan laut. Komoditas
ikan yang dikembangkan di BBI Sangeh adalah ikan air tawar jenis Nila, lele dan karper. Yang
melatarbelakangi pengembangan BBI Sentral Sangeh sebagai tempat wisata edukasi adalah
adanya kunjungan pelajar dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga Mahasiswa dari beberapa
Universitas di Indonesia dan beberapa dari luar negeri setiap tahunannya untuk kegiatan praktek
kerja di BBI Sangeh.
Ikan nila adalah jenis ikan konsumsi
air tawar dan menjadi ikan yang paling
banyak dibenihkan di BBI Sentral
Sangeh. Ikan ini diintroduksi dari
Afrika, tepatnya Afrika bagian timur

pada tahun 1969 dan kini menjadi ikan
peliharaan yang popular. Nama
ilmiahnya Oreochromis niloticus, dan
dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
Nile Tilapia. Ikan Nila termasuk dalam
Filum Chordata atau memiliki tulang belakang dan termasuk kelas Osteichtyes atau bertulang
sejati. Secara morfologis ikan nila memiliki bentuk tubuh memanjang dan pipih ke samping,
warna tubuh putih kehitaman dan warnanya semakin terang ke arah vental atau perut, pada
tubuh nila terdapat garis vertical berwarna hijau kebiruan, mata tampak menonjol agak besar dan
tepinya berwarna hijau, terdapat garis rusuk (Linea literalis) yang letaknya memanjang di atas
sirip dada.
Ikan nila umumnya hidup di perairan tawar seperti sungai, danau, waduk, rawa, sawah dan
saluran irigasi, memiliki toleransi terhadap salinitas sehingga ikan nila dapat hidup dan
berkembang biak pada perairan payau dengan salinitas 0 – 25 permil. Ikan nila memiliki sifat
omnivore atau pemakan hewan dan tumbuhan. Memiliki sifat omnivore, ikan nila sangat
menyenangi pakan alami berupa rotifer, benthos, perifiton dan fitoplanton. Ikan nila dapat
berkembang biak dengan baik pada lingkungan perairan dengan kadar DO (Disolve Oxygen)

antara 2,0 – 2,5 mg/L, dengan pH optimum berkisar 6 sampai 9. Suhu optimal bagi pertumbuhan
nila adalah antara 22-290 C.


IKAN NILA JANTAN

IKAN NILA BETINA
Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembenihan ikan nila adalah lahan yang dipakai
kegiatan pembenihan dengan kriteria sebagai berikut :
- Air tersedia sepanjang tahun
- Kondisi kolam baik
- Air tidak tercampur oleh bahan-bahan yang berbahaya
- Letak lahan pada tempat yang agak miring
Tahapan pembenihan ikan nila :
1. Persiapan kolam yang meliputi pemerataan tanah dasar kolam dan pemupukan dengan pupuk
kandang 250-500 gram/m2.
2. Pemeliharaan induk yang bertujuan untuk menghasilkan benih yang berkualitas baik dan
jumlah telur yang banyak.
3. Pemijahan, ikan nila dapat dipijahkan secara alami (tanpa pemberian rangsangan hormon).
Induk ikan dipilih yang matang telur, ciri induk jantan matang gonad dengan dengan cara
mengurut bagian perut ikan ke arah anus akan keluar cairan putih kental. Induk ikan betina
ditandai dengan bagian perut membesar, lunak kalau diraba, bagian anus menonjol.
Pemijahan dilakukan selama 5- 10 hari dan di hari ke-6 sudah panen larva. Selama pemijahan

induk diberi pakan tambahan berupa pellet sebanyak 1-2 % / hari dari total berat ikan.
Setelah larva terkumpul langsung ditebarkan ke kolam pendederan I dengan padat tebar100
ekor/m2 untuk menghasilkan benih dasar (1 – 3 cm).
4. Pendederan yang dilakukan beberapa tahap, yaitu :
- Kolam dikeringkan, diberi kapur dan dipupuk, pematang diperbaiki dari kebocoran dan
pembuatan kemalir.
- Kolam dikapur dengan kapur (Ca (OH) 2 , CaO) dan dipupuk dengan pupuk kandang.
- Larva ditebar pada pagi hari atau sore hari dan diberi pakan tambahan setiap hari selama
pendederan berlangsung .
- Agar ukuran larva seragam pada saat pendederan, maka pemungutan larva dikumpulkan
dalam satu kolam pendederan yang sama.

Kegiatan Persiapan Kolam

Persiapan seleksi induk

Kegiatan Panen Larva Nila

Kegiatan Panen Benih Nila


Kegiatan Grading Benih Nila

Pemberian pakan pada benih ikan

Kegiatan packing dan distribusi benih ikan nila