PENJELASAN Qanun NAD NOMOR 15 TAHUN 2002
PENJELASAN
ATAS
QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
NOMOR
15
TAHUN 2002
TENTANG
PERIZINAN KEHUTANAN
UMUM
Hut an sebagai karunia dan rahmat Allah Yang Maha Kuasa merupakan salah sat u modal dal am
pembangunan secara nasional dan khususnya bagi pembangunan di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam yang memiliki manf aat nyat a bagi kehidupan dan penghidupan, baik manf aat
ekologi, sosial budaya dan ekonomi. Hut an perlu diurus dan dikelola sert a dilindungi
keberadaannya unt uk dapat dimanf aat kan secara berkesinambungan bagi kesej aht eraan
rakyat , baik generasi sekarang maupun generasi yang akan dat ang.
Hut an merupakan salah sat u penent u dalam sist em penyangga kehidupan, yang t elah banyak
memberi manf aat bagi umat manusia, oleh karena it u perlu dij aga kelest ariannya. Hut an j uga
mempunyai peranan yang sangat besar dalam keseimbangan lingkungan global, sehingga
ket erikat annya dengan dunia int ernasional sangat pent ing dengan t et ap mengut amakan
kepent ingan nasional.
Penguasaan hut an oleh negara bukan berart i kepemilikan, namun negara memberi wewenang
kepada Pemerint ah dan at au Pemerint ah Provinsi, unt uk mengat ur dan mengurus segala
sesuat u yang berhubungan dengan hut an, kawasan hut an dan hasil hut an, sert a mengat ur
perbuat an hukum ant ara orang dengan hut an at au kawasan hut an dan hasil hut an. Pemerint ah
Provinsi berwenang memberikan izin dan hak kepada pihak lain unt uk melakukan kegiat an di
bidang kehut anan, dengan mempert imbangkan keseimbangan manf aat lingkungan, sosial
budaya dan ekonomi.
Dalam rangka pengembangan ekonomi rakyat yang berkeadilan maka usaha kecil, menengah
dan koperasi mendapat kan kesempat an seluas-luasnya dalam pemanf aat an hut an melalui
pemberian izin pemanf aat an di bidang kehut anan dan bekerj a sama dengan masyarakat
set empat .
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup j elas
Pasal 2
Hut an sebagai sumberdaya yang harus dimanf aat kan sebesar-besarnya bagi kepent ingan
masyarakat , namun t idak boleh dipusat kan pada seseorang, kelompok at au golongan t ert ent u.
Penyelenggaraan perizinan kehut anan berazaskan rasionalit as yang dimaksudkan agar
kegiat an pemanf aat an dan penggunaan hut an diselenggarakan dengan perencanaan /
pemikiran yang nyat a, sehingga pengelolaan hut an dapat mencerminkan keberadaan hut an
dan kawasan hut an it u sendiri.
Penyelenggaraan perizinan kehut anan berazaskan opt imalit as yang dimaksudkan, manf aat
yang t erwuj ud apabila kegiat an pengelolaan hut an dapat menghasilkan hut an yang berkualit as
t inggi dan lest ari.
Penyelenggaraan perizinan kehut anan berazaskan manf aat yang berkelanj ut an dan lest ari
dimaksudkan agar set iap pelaksanaan penyelenggaraan kehut anan memperhat ikan
keseimbangan dan kelest arian unsur lingkungan, sosial dan budaya sert a ekonomi.
Oleh karena it u pemanf aat an dan penggunaan kawasan hut an harus didist ribusikan secara
berkeadilan melalui peningkat an peran sert a masyarakat dan memperhat ikan kepent ingan
rakyat yang t uj uannya memberi peluang dan kesempat an yang sama unt uk meningkat kan
kemakmuran seluruh rakyat , rasa kebersamaan dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan
kehut anan menerapkan pola usaha bersama dan diharapkan akan t erj alin saling ket erkait an
dan saling ket ergant ungan secara sinergi ant ara masyarakat set empat dengan penyelenggara
kehut anan.
Rasa ket erbukaan dimaksudkan adalah set iap kegiat an penyelenggaraan kehut anan
mengikut sert akan masyarakat dan memperhat ikan aspirasi yang berkembang pada masyarakat
set empat .
Rasa ket erpaduan dan kemit raan dimaksudkan agar set iap penyelenggara kehut anan dilakukan
secara t erpadu dengan memperhat ikan kepent ingan nasional, sekt or lain dan masyarakat
set empat sert a bekerj asama dengan masyarakat set empat unt uk mendapat kan manf aat hut an
secara langsung, sehingga dapat meningkat kan kesej aht eraan dan kualit as hidup mereka dan
sekaligus dapat menumbuhkan rasa ikut memiliki.
Pasal
3
Huruf
a.
Penyelenggaraan Perizinan Kehut anan dimaksudkan agar pelaksanaan pengurusan
hut an dapat mencapai t uj uan dan sesuai dengan rencana yang ingin dicapai, dan
Pemerint ah dalam hal ini Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
menet apkan dan mempert ahankan kecukupan luas kawasan hut an dalam Daerah
Aliran Sungai unt uk menj aga t erpenuhinya keseimbangan manf aat ekonomi, sosial
dan ekologi dalam rangka memperoleh manf aat yang opt imal dari hut an dan
kawasan hut an bagi kesej aht eraan masyarakat .
Huruf
b.
Mengopt imalkan aneka f ungsi hut an dimaksudkan agar set iap penyelenggaraan
perizinan kehut anan dapat meningkat kan kerj asamanya dengan masyarakat
set empat dalam mengelola hut an dan memanf aat kan kawasan hut an sert a
memberikan peluang dan kesempat an kepada semua warga sesuai dengan
kemampuannya dengan t et ap menj aga kelest arian hut an dan lingkungannya,
sehingga t ercipt a kearif an secara t radisional dan t angguh dalam menghadapi
t ant angan t erhadap kondisi sosial, budaya dan ekonomi.
Huruf
c.
Penyelenggaraan Perizinan Kehut anan yang bert uj uan unt uk menghasilkan produk
kayu dan bukan kayu dimaksudkan unt uk memenuhi kebut uhan masyarakat
banyak dan khususnya masyarakat didalam at au disekit ar hut an dan unt uk bahan
baku indust ri pengolahan kayu at au bukan kayu dalam rangka memberi peluang
dan memperluas lapangan kerj a sert a berusaha bagi masyarakat set empat .
Pasal 4
Cukup j elas
Pasal 5
Cukup j elas
Pasal 6
Cukup j elas
Pasal 7
Ayat (1), (2 )dan (3 ) Cukup j elas
Ayat (4).
Lembaga masyarakat dengan memiliki at uran-at uran int ernal adalah lembagalembaga adat dan at au kelembagaan masyarakat di dalam dan at au sekit ar hut an
yang mempunyai at uran sosial kemasyarakat an maupun at uran-at uran
pengelol aan hut an, sepert i mukim at au nama lain.
Pasal 8
Cukup j elas
Pasal 9
Cukup j elas
Pasal 10
Cukup j elas
Pasal 11
Cukup j elas
Pasal 12
Cukup j elas
Pasal 13
Cukup j elas
Pasal 14
Cukup j elas
Pasal 15
Cukup j elas
Pasal 16
Cukup j elas
Pasal 17
Cukup j elas
Pasal 18
Cukup j elas
Pasal 19
Cukup j elas
Pasal 20
Cukup j elas
Pasal 21
Cukup j elas
Pasal 22
Cukup j elas
Pasal 23
Cukup j elas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 9
ATAS
QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
NOMOR
15
TAHUN 2002
TENTANG
PERIZINAN KEHUTANAN
UMUM
Hut an sebagai karunia dan rahmat Allah Yang Maha Kuasa merupakan salah sat u modal dal am
pembangunan secara nasional dan khususnya bagi pembangunan di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam yang memiliki manf aat nyat a bagi kehidupan dan penghidupan, baik manf aat
ekologi, sosial budaya dan ekonomi. Hut an perlu diurus dan dikelola sert a dilindungi
keberadaannya unt uk dapat dimanf aat kan secara berkesinambungan bagi kesej aht eraan
rakyat , baik generasi sekarang maupun generasi yang akan dat ang.
Hut an merupakan salah sat u penent u dalam sist em penyangga kehidupan, yang t elah banyak
memberi manf aat bagi umat manusia, oleh karena it u perlu dij aga kelest ariannya. Hut an j uga
mempunyai peranan yang sangat besar dalam keseimbangan lingkungan global, sehingga
ket erikat annya dengan dunia int ernasional sangat pent ing dengan t et ap mengut amakan
kepent ingan nasional.
Penguasaan hut an oleh negara bukan berart i kepemilikan, namun negara memberi wewenang
kepada Pemerint ah dan at au Pemerint ah Provinsi, unt uk mengat ur dan mengurus segala
sesuat u yang berhubungan dengan hut an, kawasan hut an dan hasil hut an, sert a mengat ur
perbuat an hukum ant ara orang dengan hut an at au kawasan hut an dan hasil hut an. Pemerint ah
Provinsi berwenang memberikan izin dan hak kepada pihak lain unt uk melakukan kegiat an di
bidang kehut anan, dengan mempert imbangkan keseimbangan manf aat lingkungan, sosial
budaya dan ekonomi.
Dalam rangka pengembangan ekonomi rakyat yang berkeadilan maka usaha kecil, menengah
dan koperasi mendapat kan kesempat an seluas-luasnya dalam pemanf aat an hut an melalui
pemberian izin pemanf aat an di bidang kehut anan dan bekerj a sama dengan masyarakat
set empat .
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup j elas
Pasal 2
Hut an sebagai sumberdaya yang harus dimanf aat kan sebesar-besarnya bagi kepent ingan
masyarakat , namun t idak boleh dipusat kan pada seseorang, kelompok at au golongan t ert ent u.
Penyelenggaraan perizinan kehut anan berazaskan rasionalit as yang dimaksudkan agar
kegiat an pemanf aat an dan penggunaan hut an diselenggarakan dengan perencanaan /
pemikiran yang nyat a, sehingga pengelolaan hut an dapat mencerminkan keberadaan hut an
dan kawasan hut an it u sendiri.
Penyelenggaraan perizinan kehut anan berazaskan opt imalit as yang dimaksudkan, manf aat
yang t erwuj ud apabila kegiat an pengelolaan hut an dapat menghasilkan hut an yang berkualit as
t inggi dan lest ari.
Penyelenggaraan perizinan kehut anan berazaskan manf aat yang berkelanj ut an dan lest ari
dimaksudkan agar set iap pelaksanaan penyelenggaraan kehut anan memperhat ikan
keseimbangan dan kelest arian unsur lingkungan, sosial dan budaya sert a ekonomi.
Oleh karena it u pemanf aat an dan penggunaan kawasan hut an harus didist ribusikan secara
berkeadilan melalui peningkat an peran sert a masyarakat dan memperhat ikan kepent ingan
rakyat yang t uj uannya memberi peluang dan kesempat an yang sama unt uk meningkat kan
kemakmuran seluruh rakyat , rasa kebersamaan dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan
kehut anan menerapkan pola usaha bersama dan diharapkan akan t erj alin saling ket erkait an
dan saling ket ergant ungan secara sinergi ant ara masyarakat set empat dengan penyelenggara
kehut anan.
Rasa ket erbukaan dimaksudkan adalah set iap kegiat an penyelenggaraan kehut anan
mengikut sert akan masyarakat dan memperhat ikan aspirasi yang berkembang pada masyarakat
set empat .
Rasa ket erpaduan dan kemit raan dimaksudkan agar set iap penyelenggara kehut anan dilakukan
secara t erpadu dengan memperhat ikan kepent ingan nasional, sekt or lain dan masyarakat
set empat sert a bekerj asama dengan masyarakat set empat unt uk mendapat kan manf aat hut an
secara langsung, sehingga dapat meningkat kan kesej aht eraan dan kualit as hidup mereka dan
sekaligus dapat menumbuhkan rasa ikut memiliki.
Pasal
3
Huruf
a.
Penyelenggaraan Perizinan Kehut anan dimaksudkan agar pelaksanaan pengurusan
hut an dapat mencapai t uj uan dan sesuai dengan rencana yang ingin dicapai, dan
Pemerint ah dalam hal ini Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
menet apkan dan mempert ahankan kecukupan luas kawasan hut an dalam Daerah
Aliran Sungai unt uk menj aga t erpenuhinya keseimbangan manf aat ekonomi, sosial
dan ekologi dalam rangka memperoleh manf aat yang opt imal dari hut an dan
kawasan hut an bagi kesej aht eraan masyarakat .
Huruf
b.
Mengopt imalkan aneka f ungsi hut an dimaksudkan agar set iap penyelenggaraan
perizinan kehut anan dapat meningkat kan kerj asamanya dengan masyarakat
set empat dalam mengelola hut an dan memanf aat kan kawasan hut an sert a
memberikan peluang dan kesempat an kepada semua warga sesuai dengan
kemampuannya dengan t et ap menj aga kelest arian hut an dan lingkungannya,
sehingga t ercipt a kearif an secara t radisional dan t angguh dalam menghadapi
t ant angan t erhadap kondisi sosial, budaya dan ekonomi.
Huruf
c.
Penyelenggaraan Perizinan Kehut anan yang bert uj uan unt uk menghasilkan produk
kayu dan bukan kayu dimaksudkan unt uk memenuhi kebut uhan masyarakat
banyak dan khususnya masyarakat didalam at au disekit ar hut an dan unt uk bahan
baku indust ri pengolahan kayu at au bukan kayu dalam rangka memberi peluang
dan memperluas lapangan kerj a sert a berusaha bagi masyarakat set empat .
Pasal 4
Cukup j elas
Pasal 5
Cukup j elas
Pasal 6
Cukup j elas
Pasal 7
Ayat (1), (2 )dan (3 ) Cukup j elas
Ayat (4).
Lembaga masyarakat dengan memiliki at uran-at uran int ernal adalah lembagalembaga adat dan at au kelembagaan masyarakat di dalam dan at au sekit ar hut an
yang mempunyai at uran sosial kemasyarakat an maupun at uran-at uran
pengelol aan hut an, sepert i mukim at au nama lain.
Pasal 8
Cukup j elas
Pasal 9
Cukup j elas
Pasal 10
Cukup j elas
Pasal 11
Cukup j elas
Pasal 12
Cukup j elas
Pasal 13
Cukup j elas
Pasal 14
Cukup j elas
Pasal 15
Cukup j elas
Pasal 16
Cukup j elas
Pasal 17
Cukup j elas
Pasal 18
Cukup j elas
Pasal 19
Cukup j elas
Pasal 20
Cukup j elas
Pasal 21
Cukup j elas
Pasal 22
Cukup j elas
Pasal 23
Cukup j elas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 9