Materi Psikologi pendidikan haryani
Haryani, M.Pd.
MATA KULIAH
MATA KULIAH
MATA KULIAH
MATA KULIAH
Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan
Semester I
Semester I
Semester I
Semester IIIIIIIII
(2)
A.
A.
A.
A. Pokok Bahasan
Pokok Bahasan
Pokok Bahasan
Pokok Bahasan
Satu Semester
Satu Semester
Satu Semester
Satu Semester
.::
Matakuliah ini membahas
Matakuliah ini membahas
Matakuliah ini membahas
Matakuliah ini membahas
:
:
:
:
Konsep dasar Psikologi Pendidikan
Konsep dasar Psikologi Pendidikan
Konsep dasar Psikologi Pendidikan
Konsep dasar Psikologi Pendidikan
::::
pengertian (psikologi, pendidikan
pengertian (psikologi, pendidikan
pengertian (psikologi, pendidikan
pengertian (psikologi, pendidikan
&psikologi pendidikan) dan ruang lingkup
&psikologi pendidikan) dan ruang lingkup
&psikologi pendidikan) dan ruang lingkup
&psikologi pendidikan) dan ruang lingkup
Gejala kejiwaan dan aplikasinya
Gejala kejiwaan dan aplikasinya
Gejala kejiwaan dan aplikasinya
Gejala kejiwaan dan aplikasinya
dalam pendidikan
dalam pendidikan
dalam pendidikan
dalam pendidikan
Perbedaan Individu dan aplikasinya
Perbedaan Individu dan aplikasinya
Perbedaan Individu dan aplikasinya
Perbedaan Individu dan aplikasinya
dalam pendidikan
dalam pendidikan
dalam pendidikan
dalam pendidikan
(3)
Mata Kuliah ini membahas
Mata Kuliah ini membahas
Mata Kuliah ini membahas
Mata Kuliah ini membahas
:Konsep belajar dan pembelajaran
Konsep belajar dan pembelajaran
Konsep belajar dan pembelajaran
Konsep belajar dan pembelajaran
Konsep dasar evaluasi dalam pendidikan
Konsep dasar evaluasi dalam pendidikan
Konsep dasar evaluasi dalam pendidikan
Konsep dasar evaluasi dalam pendidikan
Konsep diagnostik kesulitan belajar
(4)
Sumber bahan / referensi
A.Textbook:
A.Textbook:
A.Textbook:
A.Textbook:
A.1. Tim BK PPB FIP UNY.
A.1. Tim BK PPB FIP UNY.
A.1. Tim BK PPB FIP UNY.
A.1. Tim BK PPB FIP UNY. (2006).
(2006).
(2006).
(2006).
Psikologi
Psikologi
Psikologi
Psikologi
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
. Fakultas Ilmu
. Fakultas Ilmu
. Fakultas Ilmu
. Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas
Pendidikan Universitas
Pendidikan Universitas
Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta
Negeri Yogyakarta
Negeri Yogyakarta
Negeri Yogyakarta
B.Acuan/Referensi:
B.Acuan/Referensi:
B.Acuan/Referensi:
B.Acuan/Referensi:
B.1. Asri, C. (2005). Belajar dan Pembelajaran.,
B.1. Asri, C. (2005). Belajar dan Pembelajaran.,
B.1. Asri, C. (2005). Belajar dan Pembelajaran.,
B.1. Asri, C. (2005). Belajar dan Pembelajaran.,
Yogyakarta:
Yogyakarta:
Yogyakarta:
Yogyakarta:
Rineka Cipta
Rineka Cipta
Rineka Cipta
Rineka Cipta
B.2. Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan
B.2. Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan
B.2. Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan
B.2. Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan
Pembelajaran.
Pembelajaran.
Pembelajaran.
Pembelajaran. Jakarta:Depdikbud: Dikti
Jakarta:Depdikbud: Dikti
Jakarta:Depdikbud: Dikti
Jakarta:Depdikbud: Dikti
B.3. Elliot, stephen N.et.All. 1999. Educational
B.3. Elliot, stephen N.et.All. 1999. Educational
B.3. Elliot, stephen N.et.All. 1999. Educational
B.3. Elliot, stephen N.et.All. 1999. Educational
Psychology.
(5)
ACUAN/ REFERENSI
• B.4. Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: B.4. Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: B.4. Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: B.4. Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UPP IKIP Yogyakarta
UPP IKIP Yogyakarta UPP IKIP Yogyakarta UPP IKIP Yogyakarta
• B.5. Quantum Learning, De Porter B., Hernacki M., 1999. B.5. Quantum Learning, De Porter B., Hernacki M., 1999. B.5. Quantum Learning, De Porter B., Hernacki M., 1999. B.5. Quantum Learning, De Porter B., Hernacki M., 1999. Bandung: Penerbit Kaifa
Bandung: Penerbit Kaifa Bandung: Penerbit Kaifa Bandung: Penerbit Kaifa
• B.6. Quantum Learning, De Porter B., Hernacki M., 2002. B.6. Quantum Learning, De Porter B., Hernacki M., 2002. B.6. Quantum Learning, De Porter B., Hernacki M., 2002. B.6. Quantum Learning, De Porter B., Hernacki M., 2002. Bandung: Penerbit Kaifa
Bandung: Penerbit Kaifa Bandung: Penerbit Kaifa Bandung: Penerbit Kaifa
• B.7. Soemanto, W. 1998. Psikologi Pendidikan dan Landasan B.7. Soemanto, W. 1998. Psikologi Pendidikan dan Landasan B.7. Soemanto, W. 1998. Psikologi Pendidikan dan Landasan B.7. Soemanto, W. 1998. Psikologi Pendidikan dan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
• B.8. Suryabrata, Sumadi. 1978. Educational Psychology. Jakarta: B.8. Suryabrata, Sumadi. 1978. Educational Psychology. Jakarta: B.8. Suryabrata, Sumadi. 1978. Educational Psychology. Jakarta: B.8. Suryabrata, Sumadi. 1978. Educational Psychology. Jakarta: Rajawali Press
Rajawali Press Rajawali Press Rajawali Press
• B.9. Witherington, HC. 1978. Educational Psychology. B.9. Witherington, HC. 1978. Educational Psychology. B.9. Witherington, HC. 1978. Educational Psychology. B.9. Witherington, HC. 1978. Educational Psychology. Terjemahan M. Buchori. Jakarta: Aksara Baru
(6)
C. Penilaian
C. Penilaian
C. Penilaian
C. Penilaian
100
100
100
100
Total
Total
Total
Total
30%
30%
30%
30%
Ujian akhir
Ujian akhir
Ujian akhir
Ujian akhir
semester
semester
semester
semester
4
444
20%
20%
20%
20%
Ujian tengah
Ujian tengah
Ujian tengah
Ujian tengah
semester
semester
semester
semester
3
333
30%
30%
30%
30%
Tugas-
Tugas-
Tugas-tugas
tugas
tugas
tugas
2
222
20%
20%
20%
20%
Partisipasi
Partisipasi
Partisipasi
Partisipasi
perkuliahan
perkuliahan
perkuliahan
perkuliahan
1
111
Bobot
Bobot
Bobot
Bobot
Jenis tagihan
Jenis tagihan
Jenis tagihan
Jenis tagihan
N
N
N
N
o
o
o
o
(7)
KOMITMEN BERSAMA
•
RENCANAKAN STRATEGI ANDA
MENGIKUTI MATA KULIAH
Psikologi Pendidikan
•
BUAT HARI INI LEBIH BAIK DARI
HARI KEMARIN
(8)
•
KONSEP DASAR
(9)
Pengertian Psikologi
Pengertian Psikologi
Pengertian Psikologi
Pengertian Psikologi
Secara harfiah, Psikologi adalah
•
Ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku manusia sebagai
individu maupun dalam
hubungannya dengan lingkungannya
•
TL: Tampak dan tidak tampak
Disadari dan tidak disadari
(10)
Pengertian Pendidikan
Pengertian Pendidikan
Pengertian Pendidikan
Pengertian Pendidikan
•
Usaha yang dilakukan secara sadar dan
sengaja untuk mengubah tingkah laku
manusia secara individu dan kelompok
untuk mendewasakan manusia, melalui
pengajaran dan pelatihan
Definisi Psikologi Pendidikan
Definisi Psikologi Pendidikan
Definisi Psikologi Pendidikan
Definisi Psikologi Pendidikan
Ilmu yang mempelajari penerapan teori-teori psikologi
Ilmu yang mempelajari penerapan teori-teori psikologi
Ilmu yang mempelajari penerapan teori-teori psikologi
Ilmu yang mempelajari penerapan teori-teori psikologi
dalam bidang pendidikan.
dalam bidang pendidikan.
dalam bidang pendidikan.
dalam bidang pendidikan.
Membahas berbagai tingkah laku yang muncul dan
Membahas berbagai tingkah laku yang muncul dan
Membahas berbagai tingkah laku yang muncul dan
Membahas berbagai tingkah laku yang muncul dan
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
latihan
(11)
BAB II
• BENTUK-BENTUK GEJALA JIWA
DALAM PENDIDIKAN
(12)
Bentuk-bentuk Gejala Kejiwaan
Bentuk-bentuk Gejala Kejiwaan
Bentuk-bentuk Gejala Kejiwaan
Bentuk-bentuk Gejala Kejiwaan
Menurut Dimyati Mahmud (1989),
gejala kejiwaan merupakan
tingkah laku secara umum yang
dapat diklasifikasikan:
1. Gejala Pengenalan (Kognitif)
Pengamatan
Tanggapan
Ingatan
Fantasi
Asosiasi
Berfikir
(13)
2.Gejala Perasaan (Afektif)
3.Gejala Kehendak atau Psikomotorik
4.Gejala Campuran atau Kombinasi
Menurut Tim BK FIP UNY, Gejala jiwa
Menurut Tim BK FIP UNY, Gejala jiwa
Menurut Tim BK FIP UNY, Gejala jiwa
Menurut Tim BK FIP UNY, Gejala jiwa
meliputi:
meliputi:
meliputi:
meliputi:
Penginderaan dan persepsi
Memori
Berfikir
• Inteligensi
(14)
1.Pengindraan (sensasi) dan
Persepsi
Stimulus
Stimulus
Stimulus
Stimulus
Diterjemahkan
Diterjemahkan
Diterjemahkan
Diterjemahkan
otak
otak
otak
otak
Persepsi
Persepsi
Persepsi
Persepsi
Proses menerjemahkan
Proses menerjemahkan
Proses menerjemahkan
Proses menerjemahkan
atau
atau
atau
atau
menginterpretasikan
menginterpretasikan
menginterpretasikan
menginterpretasikan
stimulus
stimulus
stimulus
stimulus
(15)
Beberapa
Faktor
Yang
Beberapa
Beberapa
Beberapa
Faktor
Faktor
Faktor
Yang
Yang
Yang
mempengaruhi Pengamatan atau
mempengaruhi Pengamatan atau
mempengaruhi Pengamatan atau
mempengaruhi Pengamatan atau
Persepsi:
Persepsi:
Persepsi:
Persepsi:
• Pengetahuan seseorang
• Pengalaman seseorang
• Wawasan seseorang
• Kebutuhan seseorang
• Kesenangan atau hobi seseorang
(16)
Recall=memanggil kembali
kesan yang telah tersimpan
(contoh: tes subyektif)
Recognize= mengenal
kembali obyek hadir
(contoh: tes obyektif)
(17)
Memori
Memori
Memori
Memori
Learning=mencamkan Learning=mencamkanLearning=mencamkanLearning=mencamkan
=encoding =encoding =encoding=encoding Retaining=Retention Retaining=Retention Retaining=RetentionRetaining=Retention =Menyimpan=storage =Menyimpan=storage =Menyimpan=storage =Menyimpan=storage Remembering RememberingRememberingRemembering =Reproduction =Reproduction =Reproduction=Reproduction
=Menimbulkan kembali =Menimbulkan kembali=Menimbulkan kembali=Menimbulkan kembali
=Retreival =Retreival=Retreival=Retreival
(18)
Memori
Memori
Memori
Memori
•
Pengertian
Kemampuan untuk memasukkan, menyimpan
dan memunculkan kembali
informasi yang kita terima
Kemampuan memasukkan informasi encoding
Kemampuan menyimpan informasi storage
Kemampuan memunculkan kembali retrieval
(19)
�
(20)
Pengertian Emosi
�
Emosi sebagai tergugahnya perasaan yang
disertai dengan perubahan-perubahan dalam
tubuh.
�
Misalnya: Otot menegang, jantung berdebar
�
Emosi memberi warna pada perilaku
manusia sehari-hari
�
Dengan emosi, manusia bisa merasakan
senang, sedih, cemburu, cinta, aman, takut,
semangat
(21)
�
Emosi membantu mempercepat dan
memperlambat proses pembelajaran
�
Emosi juga membantu proses pembelajaran
lebih bermakna dan menyenangkan
�
Suasana emosi yang positif maupun negatif
membawa pegaruh pada cara kerja struktur
otak dan berpengaruh pada proses dan hasil
kerja.
(22)
�
Dalam keadaan emosi tertekan, otak tidak dapat
mengakses secara maksimal. Keadaan tersebut
disebut
Downshifting
�
Sebaliknya, dalam tekanan positif, otak akan
terlibat secara emosional dan memungkinkan
sel-sel syaraf bekerja maksimal.fenomena ini disebut
Eustress
�
Perangsangan amigdala lebih kuat mematrikan
kejadian dengan perangsangan emosional dalam
memori
(23)
Pengertian Motivasi
�
Motivasi diartikan sebagi kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku
tertentu dan yang memberi arah dan
ketahanan pada tingkah laku tersebut.
�
Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari
ketekunan yang tidak mudah patah untuk
mencapai sukses meskipun dihadang oleh
berbagai kesulitan
(24)
Motivasi tinggi dapat ditemukan dalam sifat
perilaku siswa, antara lain:
�
Adanya keterlibatan siswa dalam belajar yang
sangat tinggi
�
Adanya perasaan dan keterlibatan afektif
siswa yang tinggi dalam belajar
�
Adanya upaya siswa untuk senantiasa
memelihara atau menjaga agar senantiasa
memiliki motivasi yang tinggi
(25)
PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENGUKURAN DAN PENILAIAN
HASIL BELAJAR
HASIL BELAJAR
HASIL BELAJAR
HASIL BELAJAR
(26)
Pengertian
•
Pengertian Pengukuran
Menurut Sutrisno Hadi (1997)
Suatu tindakan untuk mengidentifikasi besar
kecilnya gejala
•
Menurut Remmers dkk (1960)
Measurement berasal dari kata to measure yang
berarti suatu kegiatan untuk menetapkan dengan
pasti luas, dimensi dan kuantitas sesuatu dengan
membandingkan thd ukuran tertentu
Hasil pengukuran dapat berupa angka atau
kenyataan yang menggambarkan derajat kualitas,
kuantitas dan eksistensi keadaan yang diukur
(27)
Cara Untuk Mengetahui Tingkat
Kemampuan Siswa:
•
Angka atau skor yang diperoleh kawan
sekelasnya
•
Batas penguasaan kompetensi terndah
yang harus dicapai untuk dapat dianggap
lulus (batas lulus)
•
Prestasi anak itu sendiri di masa lampau
•
Kemampuan dasar anak itu sendiri
(28)
•
Norma yang digunakan dalam usaha
penilaian adalah hal-hal yang
diturunkan dari tujuan pengajaran
yang dicapai melalui pengajaran
•
Norma tersebut dikenal dengan
istilah:
Penilaian acuan Norma (Norm
Reference Evaluation) dan
Penilaian Acuan Patokan (Criterion
Reference Evaluation)
(29)
A. Penilaian Acuan Norma (PAN)
A. Penilaian Acuan Norma (PAN)
A. Penilaian Acuan Norma (PAN)
A. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian Acuan Norma disebut juga Penilaian Acuan
Relatif atau Penilaian Acuan Kelompok:
•
Penilaian yang dilakukan dengan membandingkan
hasil belajar seorang siswa terhadap hasil belajar
siswa lainnya dalam kelompok.
•
Penilaian Acuan Norma pada dasarnya
menggunakan kurve normal dan hasil
perhitungannya sebagai dasar penilaian.
•
Penilaian ini menggunakan rerata dan angka
simpang baku
•
Patokan ini bersifat relatif, karena dapat
(30)
B.Penialaian Acuan Patokan
B.Penialaian Acuan Patokan
B.Penialaian Acuan Patokan
B.Penialaian Acuan Patokan
•
Penilaian Acuan Patokan adalah penilaian yang
dilakukan dengan membandingkan hasil belajar
siswa terhadap suatu patokan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
•
Patokan yang telah ditetapkan sebelum
pengukuran atau penilaian dilakukan disebut
batas lulus atau tingkat penguasaan minimum.
•
Dengan demikin, siswa yang dat mencapai batas
(31)
FUNGSI EVALUASI
1. Untuk Kepentingan Murid
�
Untuk mengathui kemajuan belajar
�Sebagai pendorong (motivasi) belajar
�Memberika pengalaman dalam belajar
2. Bagi Kepentingan Pendidik
�
Untuk menyeleksi siswa dan memperkirakan
keberhasilan studi selanjutnya
�
Untuk mengetahui sebab-sebab kesulutan belajar siswa
�Sebagai pedoman mengajar
3. Bagi Kepentingan Organisasi atau Lembaga Pendidikan
�
Untuk mempertahankan standar pendidikan
�
Untuk menilai ketepatan kurikulum yang disediakan
�Untuk menilai kemajuan sekolah yang bersangkutan
(32)
SIFAT EVALUASI
1. Tidak Langsung (Indirect)
�
Dalam evaluasi harus menggunakan prosedur atau
proses serta menggunakan alat alat yang relevan
2. Kuantitatif
�
Misalnya IQ=100, Kemampuan matematika dinilai 8
3. Relatif (Tidak Mutlak)
�
Setiap mengadakan penilaian kemungkinan terjadi
adanya perubahan
4. Menggunakan unit-unit yang tetap
�
Yaitu menggunakan satuan ukuran tertentu sesuai
dengan obyek yang diukur atau dinilai. Misalnya IQ
antara 100-110 termasuk normal
(33)
PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN
1. Evaluasi harus dilaksanakan secara Kontinyu 1. Evaluasi harus dilaksanakan secara Kontinyu1. Evaluasi harus dilaksanakan secara Kontinyu1. Evaluasi harus dilaksanakan secara Kontinyu
� Artinya dilaksanakan terus-menerus pada masa tertentuArtinya dilaksanakan terus-menerus pada masa tertentuArtinya dilaksanakan terus-menerus pada masa tertentuArtinya dilaksanakan terus-menerus pada masa tertentu
2. Evaluasi harus dilaksanakan secara Komperhensif 2. Evaluasi harus dilaksanakan secara Komperhensif2. Evaluasi harus dilaksanakan secara Komperhensif2. Evaluasi harus dilaksanakan secara Komperhensif
� Yaitu mampu memahami keseluruhan aspek pola tingkah laku Yaitu mampu memahami keseluruhan aspek pola tingkah laku Yaitu mampu memahami keseluruhan aspek pola tingkah laku Yaitu mampu memahami keseluruhan aspek pola tingkah laku
yang diharapkan sesuai tujua pendidikan yang diharapkan sesuai tujua pendidikan yang diharapkan sesuai tujua pendidikanyang diharapkan sesuai tujua pendidikan 3. Evaluasi harus dilaksanakan secara Obyektif 3. Evaluasi harus dilaksanakan secara Obyektif3. Evaluasi harus dilaksanakan secara Obyektif3. Evaluasi harus dilaksanakan secara Obyektif
� Artinya dalam proses penilaian hanya merujuk pada aspek-Artinya dalam proses penilaian hanya merujuk pada aspek-Artinya dalam proses penilaian hanya merujuk pada aspek-Artinya dalam proses penilaian hanya merujuk pada
aspek-aspek yang dinilai sesuai dengan yang sebenarnya aspek yang dinilai sesuai dengan yang sebenarnya aspek yang dinilai sesuai dengan yang sebenarnyaaspek yang dinilai sesuai dengan yang sebenarnya
4. Dalam melaksanakan evaluasi harus menggunakan alat 4. Dalam melaksanakan evaluasi harus menggunakan alat 4. Dalam melaksanakan evaluasi harus menggunakan alat 4. Dalam melaksanakan evaluasi harus menggunakan alat
pengukur yang baik pengukur yang baik pengukur yang baikpengukur yang baik
� Yaitu alat pengukur yang memenuhi persyaratan validitas, Yaitu alat pengukur yang memenuhi persyaratan validitas, Yaitu alat pengukur yang memenuhi persyaratan validitas, Yaitu alat pengukur yang memenuhi persyaratan validitas,
reliabilitas, dan daya pembeda reliabilitas, dan daya pembeda reliabilitas, dan daya pembedareliabilitas, dan daya pembeda
(34)
DIAGNOSIS KESULITAN
DIAGNOSIS KESULITAN
DIAGNOSIS KESULITAN
DIAGNOSIS KESULITAN
BEAJAR
(35)
• Kenyataan yang kita jumpai, bahwa tidak semua
peserta didik mampu menguasai bahan pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
• Dalam proses pembelajaran, guru dituntut
memperhatikan kemampuan peserta didik secara
individual, agar dapat membantu perkembangan
peserta didik secara optimal
• Guru dituntut membantu peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar dan mencari faktor
penyebab kesulitan belajar tersebut.
(36)
•
Menurut Harriman, diagnosis adalah suatu analisis
Menurut Harriman, diagnosis adalah suatu analisis
Menurut Harriman, diagnosis adalah suatu analisis
Menurut Harriman, diagnosis adalah suatu analisis
terhadap kelainan atau salah penyesuaian dari pola
terhadap kelainan atau salah penyesuaian dari pola
terhadap kelainan atau salah penyesuaian dari pola
terhadap kelainan atau salah penyesuaian dari pola
gejala-gejalanya
gejala-gejalanya
gejala-gejalanya
gejala-gejalanya
•
Dalam dunia pendidikan, diagnosis diartikan sebagai
Dalam dunia pendidikan, diagnosis diartikan sebagai
Dalam dunia pendidikan, diagnosis diartikan sebagai
Dalam dunia pendidikan, diagnosis diartikan sebagai
kegiatan menentukan jenis penyakit dengan meneliti
kegiatan menentukan jenis penyakit dengan meneliti
kegiatan menentukan jenis penyakit dengan meneliti
kegiatan menentukan jenis penyakit dengan meneliti
gejala-gejalanya
gejala-gejalanya
gejala-gejalanya
gejala-gejalanya
•
Scara umum, diagnosis adalah penentuan jenis
Scara umum, diagnosis adalah penentuan jenis
Scara umum, diagnosis adalah penentuan jenis
Scara umum, diagnosis adalah penentuan jenis
masalah atau kelainan atau ketidakmampuan
masalah atau kelainan atau ketidakmampuan
masalah atau kelainan atau ketidakmampuan
masalah atau kelainan atau ketidakmampuan
dengan meneliti atau menganalisis latar belakang
dengan meneliti atau menganalisis latar belakang
dengan meneliti atau menganalisis latar belakang
dengan meneliti atau menganalisis latar belakang
penyebabnya
penyebabnya
penyebabnya
penyebabnya
Pengertian Diagnosis
Pengertian Diagnosis
Pengertian Diagnosis
Pengertian Diagnosis
(37)
Pengertian Kesulitan Belajar
• Kesulitan belajar adalah gejala yang nampak
pada peserta didik yang ditandai dengan
adanya prestasi belajar yang rendah atau
dibawah norma yang telah ditetapkan
• Menurut Blassic dan Jones, kesulitan belajar
menunjukkan adanya suatu jarak antara
prestasi akademik yang diharapkan dengan
prestasi akademik yang dicapai peserta didik
(38)
Diagnosis Kesulitan Belajar
• Proses menentukan masalah atau ketidak
mampuan peserta didik dalam belajar, dengan
meneliti latar belakang penyebabnya dan atau
dengan cara menganalisis gejala-gejala
kesulitan atau hambatan yang nampak
• Kesulitan pada setiap peserta didik, jenis, sifat
maupun manifestasinya tidak selalu sama
(39)
Permasalahan Belajar Peserta Didik
• Kekacauan Belajar (Learning Disorder)
Suatu proses belajar anak terganggu karena timbulnya
respons yang bertentangan
• Ketidakmampuan Belajar (Learning Disability)
Gejala anak tidak mampu belajar atau selalu
menghindari kegiatan belajar dengan berbagai alasan
• Learning Disfunction
Gejala proses belajar yang tidak berfungsi dengan
baik
(40)
• Under Achiever
Kesulitan belajar yang terjadi pada anak yang
memiliki potensi intelektual diatas normal, tetapi
prestasi belajar yang dicapai tergolong redah
Lambat Belajar
Anak sangat lambat dalam proses belajar, sehingga
kegiatan belajar membutuhkan waktu yang lebih
lama dibandingkan anak lain
(41)
• Agar proses pembelajaran peserta
didik berhasil, maka guru harus
berusaha menemukan letak dan jenis
kesulitan belajar yang dialami oleh
peserta didik.
• Dengan demikin kedudukan diagnosis
kesulitan belajar dalam proses
pembelajaran sangatlah penting demi
keberhasilan proses pembelajaran
(42)
Kesulitan Belajar Yang Dihadapi
Peserta Didik
• Kesulitan atau hambatan belajar
peserta didik dapat berwujud dalam
berbagai macam gejala, baik gejala
kognitif, efektif maupun psikomotorik
• Menurut Blassic dan Jones, kesulitan
belajar dapat ditunjukkan dalam
karakteristik behavioral, fisikal, bicara,
bahasa serta kemampuan intelektual
(43)
Ciri-ciri Adanya Kesulitan Belajar
Ciri-ciri Adanya Kesulitan Belajar
Ciri-ciri Adanya Kesulitan Belajar
Ciri-ciri Adanya Kesulitan Belajar
Peserta Didik menurut Sumadi
Peserta Didik menurut Sumadi
Peserta Didik menurut Sumadi
Peserta Didik menurut Sumadi
Suryobroto:
Suryobroto:
Suryobroto:
Suryobroto:
• Grade level, yaitu apabila anak tidak naik kelas
sampai dua kali
• Age level, terjadi pada anak yang umumnya
tidak sesuai dengan kelasnya. Misal umur 10
th baru kls 2
• Intelligensi level, terjadi pada anak yang
mengalami under achiever
• General level, terjadi pada anak yang secara
umum dapat mencapai prestasi sesuai harapan,
tepai ada beberapa mata pelajaran yang
(44)
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kesulitan Belajar
A. Faktor Internal
A. Faktor Internal
A. Faktor Internal
A. Faktor Internal
• Sikap terhadap belajar
• Motivasi belajar
• Konsentrasi belajar
• Mengolah bahan ajar
• Menyimpan perolehan hasil belajar
• Menggali hasil belajar yang tersimpan
• Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil kerja
• Rasa percaya diri siswa
• Intelligensi dan keberhasilan belajar
• Kebiasaan belajar
(45)
B. Faktor Eksternal
• Guru sebagai pembina siswa belajar
• Sarana dan prasarana pembelajaran
• Kebijakan Penilaian
• Lingkungan sosial siswa di sekolah
• Kurikulum sekolah
(46)
Environment Input
Environment Input
Environment Input
Environment Input
Learning Teaching
Learning Teaching
Learning Teaching
Learning Teaching
Process
Process
Process
Process
Raw Input
Raw Input
Raw Input
Raw Input
Output
Output
Output
Output
Instrumental Input
Instrumental Input
Instrumental Input
Instrumental Input
(47)
Pengenalan Kesulitan Belajar
Peserta Didik
A.Teknik Non Tes:
• Wawancara: komunikasi dengan sumber data
• Observasi: mengamati secar langsung dan
tidak
langsung
• Angket: daftar pertanyaan yang harus dijawab
• Sosiometri
• Dokumentasi
(48)
B.Teknik Tes
• Teknik Tes yaitu teknik pengumpulan data
dengan memberikan tes atau pertanyaan
yang kesimpulan hasilnya nanti
dibandingkan dengan standar atau testee
yang lain
• Teknik tes, terdiri dari:
(49)
Prosedur Pelaksanaan Diagnosis
Kesulitan Belajar
•
Mengidentifikasi peserta didik yang
Mengidentifikasi peserta didik yang
Mengidentifikasi peserta didik yang
Mengidentifikasi peserta didik yang
diperkirakan mengalami kesulitan belajar
diperkirakan mengalami kesulitan belajar
diperkirakan mengalami kesulitan belajar
diperkirakan mengalami kesulitan belajar
•
Melokalisasi letak kesulitan belajar
Melokalisasi letak kesulitan belajar
Melokalisasi letak kesulitan belajar
Melokalisasi letak kesulitan belajar
•
Menentukan faktor penyebab kesulitan
Menentukan faktor penyebab kesulitan
Menentukan faktor penyebab kesulitan
Menentukan faktor penyebab kesulitan
belajar
belajar
belajar
belajar
•
Memperkirakan alternatif bantuan
Memperkirakan alternatif bantuan
Memperkirakan alternatif bantuan
Memperkirakan alternatif bantuan
•
Menetapkan kemungkinan cara
Menetapkan kemungkinan cara
Menetapkan kemungkinan cara
Menetapkan kemungkinan cara
mengatasinya
mengatasinya
mengatasinya
mengatasinya
(50)
Remedial
Remedial
Remedial
Remedial
• Remedial termasuk pemberian layanan
bimbingan belajar bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar
• Pengajaran remedial yaitu bentuk
pengajaran yang bersifat kuratif
(penyembuhan) dan atau korektif
(perbaikan)
(1)
B. Faktor Eksternal
• Guru sebagai pembina siswa belajar • Sarana dan prasarana pembelajaran • Kebijakan Penilaian• Lingkungan sosial siswa di sekolah • Kurikulum sekolah
(2)
Environment Input Environment InputEnvironment InputEnvironment Input
Learning Teaching Learning Teaching Learning Teaching Learning Teaching
Process ProcessProcessProcess Raw Input
Raw InputRaw InputRaw Input OutputOutputOutputOutput
Instrumental Input Instrumental InputInstrumental InputInstrumental Input
(3)
Pengenalan Kesulitan Belajar
Peserta Didik
A.Teknik Non Tes:
• Wawancara: komunikasi dengan sumber data • Observasi: mengamati secar langsung dan
tidak langsung
• Angket: daftar pertanyaan yang harus dijawab • Sosiometri
• Dokumentasi
(4)
B.Teknik Tes
• Teknik Tes yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan tes atau pertanyaan yang kesimpulan hasilnya nanti
dibandingkan dengan standar atau testee yang lain
• Teknik tes, terdiri dari:
(5)
Prosedur Pelaksanaan Diagnosis
Kesulitan Belajar
• Mengidentifikasi peserta didik yang Mengidentifikasi peserta didik yang Mengidentifikasi peserta didik yang Mengidentifikasi peserta didik yang
diperkirakan mengalami kesulitan belajar diperkirakan mengalami kesulitan belajardiperkirakan mengalami kesulitan belajardiperkirakan mengalami kesulitan belajar
• Melokalisasi letak kesulitan belajarMelokalisasi letak kesulitan belajarMelokalisasi letak kesulitan belajarMelokalisasi letak kesulitan belajar
• Menentukan faktor penyebab kesulitan Menentukan faktor penyebab kesulitan Menentukan faktor penyebab kesulitan Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar
belajarbelajarbelajar
• Memperkirakan alternatif bantuanMemperkirakan alternatif bantuanMemperkirakan alternatif bantuanMemperkirakan alternatif bantuan
• Menetapkan kemungkinan cara Menetapkan kemungkinan cara Menetapkan kemungkinan cara Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya
mengatasinyamengatasinyamengatasinya
(6)
Remedial
Remedial
Remedial
Remedial
• Remedial termasuk pemberian layanan
bimbingan belajar bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
• Pengajaran remedial yaitu bentuk pengajaran yang bersifat kuratif (penyembuhan) dan atau korektif (perbaikan)