Ketua PP Muhammadiyah Lantik Rektor UMJ

Ketua PP Muhammadiyah Lantik Rektor UMJ
dan Resmikan Areal Multi Fungsi UMJ
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr HA Syafii Maarif, baru-baru ini
melantik Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Drs H Agus Sunarto MSi
sebagai Rektor UMJ periode 2002-2006. Drs H Agus Sunarto MSi dilantik di Kampus
Cireundeu, Ciputat menggantikan Rektor lama Prof Dr H Muhammadi Siswosudarmo
MSc yang sudah habis masa jabatannya. Selain itu, Ketua PP Muhammadiyah juga
meresmikan Areal Multi Fungsi UMJ yang dikelola Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan UMJ.
Dalam sambutannya Ketua PP Muhammadiyah berpesan, agar Rektor UMJ dapat
melakukan kerjasama yang baik dengan pihak-pihak terkait, baik di luar maupun di
dalam UMJ, sehingga tercipta kinerja yang kompak, terarah, bersatu padu dan terbuka.
Manajemen UMJ diharapkan juga harus terbuka sesuai ajaran Al-Qur’an. Manajemen
yang terbuka dan transparan, akan dapat dikontrol, dapat diukur dan dapat
dipertanggungjawabkan. Sehingga hasilnya juga akan lebih baik.
Selain itu, menurut Ketua PP Muhammadiyah, Perguruan Tinggi Muhammadiyah,
termasuk UMJ, harus turut pikirkan secara sungguh-sungguh masa depan bangsa kita. Ini
sebagai tugas kita, mudah-mudahan bangsa ini masih bisa diselamatkan. “Jangan sampai
kita harus menyelamatkan diri dengan naik sekoci, karena kapal kita tenggelam,” tegas
Prof Dr HA Syafii Maarif sambil menambahkan bahwa kita harus dapat dan mampu
menelamatkan bangsa ini dari jurang kehancuran karena dilanda krisis multi dimensi.

Untuk mengantisipasi itu semua kita harus sadar, menurut Prof Dr HA Syafii Maarif, kita
tak boleh lagi bersendagurau, terbahak-bahak menghabiskan waktu untuk sesuatu yang
tidak bermanfaat. Kita sadar, bila situasi dan kondisi bangsa ini terus begini, bahkan jika
bangsa ini akan tersungkur maka Muhammadiyah sebagai bagian dari bangsa ini juga
akan ikut tersungkur pula. Tentu hal yang demikian tidak kita inginkan. Karena itu,
Rektor UMJ yang baru, Drs H Agus Sunarto MSi berjanji akan menjadikan UMJ sebuah
perguruan tinggi yang besar, modern, terkemuka dan Islami. Sehingga mampu menjawab
tantangan yang dialami bangsa ini.
Sementara itu, dalam meresmikan Areal Multi Fungsi UMJ, Ketua PP Muhammadiyah
menyatakan bahwa langkah Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan UMJ dalam
memanfaatkan lahan untuk AMF ini patut dibanggakan. Untuk itu, Insyaallah
Muhammadiyah tampil lebih awal dalam membantu pemerintah ikut mengatasi lahanlahan kritis yang ada di Indonesia menjadi lahan-lahan yang lebih produktif.
Karenanya, Ketua PP Muhammadiyah berharap kepada semua Pimpinan Muhammadiyah
di daerah-daerah untuk dapat memanfaatkan lahan-lahan kosong milik Muhammadiyah
untuk ditanami tanaman-tanaman produktif yang menguntungkan seperti jati unggul
(emas) sebagaimana yang ada dalam kebun percontohan Areal Multi Fungsi UMJ.
Diharapkan dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong/tidur, Muhammadiyah akan
mampu menggali sumber dana sendiri dari hasil tanaman jati unggul itu atau tanaman
produktif lainnya.
Sementara itu, Ketua Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan Ir Rachmat Salam

menuturkan bahwa Areal Multi Fungsi UMJ ini seluas 14 hektar. Lahan yang sudah
diolah telah ditanami Jati Emas, Sengon Laut dan buah-buahan unggul seluas 8 hektar. Di
samping tanaman di atas, UMJ juga mengembangkan pembuatan pelet untuk makanan

ternak dan ikan serta pembuatan pupuk organik dari sampah yang akan bermanfaat untuk
menyuburkan tanah yang gersang.
Karena memang pembuatan Areal Multi Fungsi yang berada di Cireundeu Ciputat ini,
menurut Ir Rahmat Salam, dalam rangka menyelamatkan lahan kritis dan memanfaatkan
lahan kosong. Areal ini bisa untuk pengkajian lebih lanjut. Di dalam lahan Areal Multi
Fungsi ini, telah ditanam sekitar 3.000 pohon jati emas yang kini telah berusia lebih dari
tiga bulan yang diharapkan akan dipanen pada umur 10 tahun yang diameternya
diperkirakan mencapai 30 cm. Sedangkan buah-buahan favorit yang ditanam di sini,
antara lain pohon durian.
Yang menggembirakan dari areal ini, sejumlah mahasiswa UMJ asal Timur Lorosae dan
Nusa Tenggara Timur setelah digembleng di areal ini berhasil mengembangkan tanaman
ini di daerahnya. Jumlah bibit jati emas yang ditanam sekitar 1,2 juta pohon yang
melibatkan beberapa Kabupaten di NTT, terutama daerah-daerah yang kering dan
gersang. (Eff/Jon).
Sumber:
Suara Muhammadiyah

Edisi 21 2002