Paparan Pembinaan Rakontek 2014

KESELARASAN DAN SINERGISME PUSAT
DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN
PROGRAM PEMBINAAN
DIREKTORAT BINA PRODUKSI
DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
TAHUN 201
2014
4

Disampaikan pada :

Rapat Konsultasi Teknis
Makasar, 23 – 25 April 2014

PERATURAN PEMERINTAH
NO. 17 TAHUN 1986
Tentang kewenangan pengaturan, pembinaan
dan pengembangan Industri
Pasal 2
(1) Pelaksanaan kewenangan pembinaan dan
pengembangan industri tertentu diserahkan

kepada menteri tertentu
(c). Industri bahan obat dan obat jadi
termasuk obat asli Indonesia diserahkan
kepada Menteri Kesehatan

SASARAN PEMBINAAN DIT.BINA
PRODIS KEFARMASIAN


Industri Obat
 Industri Obat Tradisional
 Industri Kosmetika
 Industri Makanan (IRTP)
 SDM Kefarmasian Provinsi/Kab/Kota
 Masyarakat

TUJUAN PEMBINAAN
 Industri Obat/Obat Tradisional, Kosmetika dan

Makanan :

 mampu memenuhi standar dan persyaratan
mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri
mampu bersaing baik nasional maupun internasional
mampu mengembangkan produknya.


SDM Kefarmasian Provinsi/Kab/Kota dan
masyarakat :
 meningkatkan kemampuan SDM Kefarmasian


mampu melakukan pembinaan sehingga terjalin hubungan
sinergis dan selaras antara pemerintah pusat dan daerah

STRATEGI DALAM PEMBINAAN
 Menyusun regulasi, standar dan pedoman yang dapat

digunakan sebagai acuan dalam pembinaan dan dapat
mengakomodir pengembangan di bidang farmasi dan
makanan

 Membentuk aliansi strategis dan mengintegrasikan
sumber daya
 Melaksanakan koordinasi dan pembinaan yang terpadu
 Meningkatkan kapasitas SDM yang kompeten dan
profesional

KONDISI SAAT INI
1. Kurangnya pedoman pembinaan teknis bagi tenaga
kesehatan untuk industri obat tradisional, kosmetika dan
IRTP
2. Pemahaman SDM di daerah tentang obat tradisional,
kosmetika dan makanan belum optimal
3. Belum optimalnya peraturan terkait prekursor
4. Pemahaman SDM di Daerah tentang prekursor sangat
kurang
5. Jumlah SDM bidang farmasi masih kurang

UPAYA DIT BINA PRODIS
KEFARMASIAN
1. Panduan /Pedoman dalam rangka menunjang peningkatan

kapasitas SDM Nakes dan pelaku usaha serta masyarakat.
2. Peningkatan kapasitas SDM baik di bidang obat tradisional,
kosmetika dan makanan
3. Permenkes
tentang
peredaran,
penyimpanan
dan
pemusnahan narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi
4. Peningkatan kemampuan industri/pelaku usaha di bidang
kefarmasian
5. Program lintas sektor dalam rangka pemberdayaan
masyarakat
tentang
penggunaan
obat,
obat
tradisional,kosmetika dan makanan (melibatkan Promkes, Dit
Gizi, Dit. Anak, Litbang, P2PL dan Perguruan Tinggi,
Asosiasi dll)


PEMBINAAN
INDUSTRI FARMASI
DAN MAKANAN
Tahun 2013 - 2014

No

Kegiatan

Peserta

1

Pembinaan Industri Bahan
Baku Farmasi (2013)

Industri BBO dan
industri farmasi


2

Pembinaan dan Sosialisasi
P4TO dan PED (2013)

Pemda, Dinkes
Provinsi,
Pembinaan di 3
daerah(Prov.
Kalsel, Prov
Sumut, Kota
Pekalongan)

Keterangan
Tersosialisasinya
pedoman CPBAOB

Tindak Lanjut
Tahun 2014


Pembinaan
Industri BBO
(2014)
Sosialisasi Cara
Pembuatan
Bahan Aktif Obat
Yang Baik (2014)

Meningkatnya kapasitas Pembinaan dan
SDM pengelola P4TO
Peningkatan
dan PED
Kapasitas SDM
P4TO dan PED
(2014)
Pendampingan
Monitoring dan
Evaluasi P4TO
PED (2014)
Pelatihan

Produksi dan
advokasi CPOTB
pada P4TO
(2014)

No

Kegiatan Tahun 2013

Peserta

Keterangan

Tindak Lanjut
Tahun 2014

3

Penyusunan dan
Pengembangan Pedoman

Produksi Obat dan Bahan
Baku Obat (2012)

Perguruan
tinggi, lembaga
riset, industri
farmasi

Pelaksanaan,
pengawasan,
pengendalian, serta
pengembangan
bahan baku obat
sesuai road map
bidang kemandirian
obat dan bahan baku

Sosialisasi dan
Advokasi
Pedoman

Pengembangan
BBO (2014)

4

Fasilitasi Pemenuhan PQWHO (2013)

Industri farmasi

Tersosialisasinya
program PQ-WHO
kepada industri
farmasi

Fasilitasi
Pemenuhan PQWHO (2014)

5

Peningkatan Kemampuan

Industri Obat (2012)

Industri farmasi

Tersosialisasinya
peran industri
farmasi dalam
rangka SJSN

-

Kegiatan
Tahun 2013

Peserta

6 Pembekalan
terdiri dari
. Terhadap
Peserta pusat,
Sarana
Dinas
Prodis Obat Kesehatan
dan
Obat Provinsi dan
Tradisional
peserta
Dalam
sarana UKOT
Rangka
dan UMOT
Pembinaan
• Provinsi DKI
Bidang Obat Jakarta (51
Tradisional
orang)
• Provinsi Jawa
Timur (42
orang)
• Provinsi Jawa
Barat (51
orang)

Keterangan
Meningkatnya
pengetahuan dan
kemampuan
industri terkait
Obat Tradisional

Tindak Lanjut
Tahun 2014
Pembekalan
terhadap sarana
Produksi dan
distribusi
kefarmasian
dilaksanakan
secara
berkelanjutan

Kegiatan
Tahun 2013
Pendampingan
7. Pelaku Usaha
Jamu Racikan
(UJR)
dan Usaha
Jamu Gendong
(UJG)

Peserta
a. Jawa Tengah
(100 orang)
b. DKI Jakarta
sebanyak (100
orang)
c. DI. Yogyakarta
(100 orang)

Keterangan
Peningkatan
kemampuan pelaku
Usaha Jamu
Gendong dan
Usaha Jamu
Racikan dalam
menghasilkan
produk jamu

Tindak Lanjut
Tahun 2014
Workshop
Pembinaan Usaha
Jamu Gendong dan
Usaha Jamu
Racikan
a. Provinsi DKI
Jakarta:
100 pelaku UJGUJR
b. Provinsi Bali:
105 pelaku UJGUJR
c. Provinsi Jabar:
105 pelaku UJGUJR
d. Provinsi Jateng:
105 pelaku UJGUJR

Kegiatan
Tahun 2013

Peserta

Keterangan

8. Pembinaan
dalam rangka
Peningkatan
Daya Saing
Industri
Kosmetika
Nasional

91 industri kosmetika
dan 13 tenaga
kesehatan, 3
petugas disperindag
87 , terdiri dari 18
industri kosmetika
dan petugas Dinkes
Provinsi.

Meningkatnya daya
saing industri
kosmetika peserta
pilot project

9. Sosialisasi
Pengembangan
e-Pharm
Kepada Industri
Farmasi

272 Orang Tenaga
Kesehatan dari 136
Industri Farmasi dan
PBF

Meningkatkan
kemampuan Tenaga
Kesehatan Industri
Farmasi dalam
mengaplikasikan epharm terkait
Perizinan Ekspor dan
Impor Narkotika,
Psikotropika dan
Prekursor Farmasi

Tindak Lanjut
Tahun 2014
Evaluasi Pilot
Project di 6
Provinsi

PEMBINAAN
SDM KEFARMASIAN
PROVINSI/
KABUPATEN/KOTA
Tahun 2013 - 2014

Kegiatan Tahun
2013
1.

Peserta

Pembekalan SDM Provinsi :
Kefarmasian
60 peserta dari Dinas
Dalam
Rangka
Kesehatan Provinsi di
Pembinaan
Seluruh Indonesia
Industri
dan
Usaha
Obat Kabupaten/Kota :
Tradisional
a. Provinsi Jawa Barat
diikuti oleh 26
peserta dari Dinas
Kabupaten/Kota di
wilayah Jawa Barat
b. Provinsi DKI JakartaBanten dikuti oleh 27
peserta dari Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota di
wilayah DKI JakartaBanten
c. Provinsi Jawa Timur
diikuti oleh 78
peserta dari Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota di
wilayah Jawa Timur

Keterangan
Meningkatnya
pengetahuan dan
kemampuan tenaga
kesehatan terkait Obat
Tradisional

Tindak Lanjut Tahun
2014
Peningkatan Kemampuan
Tenaga Kesehatan
Provinsi dalam Pembinaan
Obat Tradisional
a. Provinsi Jatim:
38 peserta terdiri dari
tenaga kesehatan
kabupaten/kota
b. Provinsi DIY:
40 peserta terdiri dari
tenaga kesehatan
kabupaten/kota
c. Provinsi Kalsel:
13 peserta terdiri dari
tenaga kesehatan
kabupaten/kota
d. Provinsi Jakarta:
44 peserta terdiri dari
tenaga kesehatan
kabupaten/kota

Kegiatan
Tahun 2013

Peserta

Keterangan

Tindak Lanjut
Tahun 2014

2. Peningkatan
6 Provinsi, terdiri
Kapasitas
dari 91 orang
SDM
Dalam
tenaga kesehatan
Rangka
Dinkes Provinsi
Pembinaan di
dan
bidang pangan
Kabupaten/kota
(2013)

Meningkatnya
pengetahuan dan
kemampuan tenaga
kesehatan terkait
pangan
(pemenuhan aspek
mutu dan keamanan
pangan)

Peningkatan
Kapasitas SDM
Dalam Rangka
Pembinaan di
bidang pangan pada
16 Provinsi ( terdiri
dari 300 orang
tenaga kesehatan
Dinkes Provinsi dan
Kabupaten/kota).

3. Sosialisasi
Makanan
Jajanan Anak
Sekolah
(MJAS) Aman,
Bermutu dan
Bergizi

2600 orang, terdiri
dari tenaga
kesehatan dan
pengelola sekolah
yang telah
tersosialisasi MJAS.

Sosialisasi Makanan
Jajanan Anak
Sekolah (MJAS)
Aman, Bermutu dan
Bergizi di 8 Provinsi.

Tenaga Kesehatan
Puskesmas,
Pengelola
Sekolah dari 22
Provinsi

Kegiatan
Tahun 2013
4. Pilot
Project
Pengembanga
n
Software
SIPNAP

Peserta
17 Propinsi Terdiri
dari 260 Orang
Tenaga
Kesehatan
Dinkes Propinsi
dan Dinkes
Kab/Kota

Keterangan
Meningkatkan
kemampuan 260
Orang Tenaga
Kesehatan dalam
mengaplikasikan
SIPNAP Terkait
Pelaporan
penggunaan
Narkotika dan
Psikotropika di
Sarana Pelayanan
Kesehatan

Tindak Lanjut
Tahun 2014

MENU DEKONSENTRASI
DIREKTORAT BINA PRODIS
KEFARMASIAN

MENU DEKONSENTRASI DIREKTORAT BINA PRODIS KEFARMASIAN
KET

WAJIB

2013
1 Pelatihan Penyuluh dan
Pengawas Keamanan
Pangan Bagi Petugas
Kesehatan Kabupaten /
Kota di 30 Provinsi

2014
Sosialisasi
makanan jajanan
anak sekolah
(MJAS) di
Kab/Kota

2 Peningkatan
Kemampuan
UKOT,UMOT,Usaha
Jamu Racikan dan
Usaha Jamu Gendong
di 24 Provinsi
3

Peningkatan
kemampuan
UKOT, UMOT,
UJR dan UJG
provinsi

NO

Pembekalan SDM
Kefarmasian
Kab/Kota dalam
rangka
pembinaan
industri dan
usaha OT di
provinsi

2015
Sosialisasi
elicensing
bagi
industri
farmasi,
industri
obat
tradisional,
PBF,
industri
kosmetik/makanan
Sosialisasi
ereport PBF

Penerapan
pengembangan
software SIPNAP
untuk unit layanan

MENU DEKONSENTRASI DIREKTORAT BINA PRODIS KEFARMASIAN
2013
4 Penerapan pengembangan
software SIPNAP untuk unit
layanan (13 Propinsi :
Papua,
Gorontalo,Kepulauan Riau,
Jambi, Riau,Bangka
Belitung, Sumatera, Jawa
Tengah,Bengkulu,
Kalimantan
Tengah,Banten,Maluku
Utara, Kalimantan Selatan)
5

KETERANGAN NO

WAJIB

6

2014
Sosialisasi
Penerapan
Pengembangan
Software SIPNAP
Untuk Unit
Layanan (Propinsi
Jawa Timur dan
Bengkulu)

2015
Biaya pengelolaan
e-report PBF dan
SIPNAP

Pembekalan CDOB
untuk
tenaga
kesehatan
dan
penanggung jawab
teknis
sarana
distribusi obat
Sosialisasi
makanan
jajanan
anak
sekolah
(MJAS)

MENU DEKONSENTRASI DIREKTORAT BINA PRODIS KEFARMASIAN
KETERANGAN NO

1

2

PILIHAN

3

4

2013
Pembekalan
Tenaga
Kesehatan Kabupaten/Kota
Dalam Rangka Pembinaan
Industri dan Usaha Obat
Tradisional di 24 Provinsi
Pilot Project Penerapan
Pengembangan Software
SIPNAP
Untuk
Unit
Layanan
Review Penerapan e-report
PBF

Biaya
Pengelolaan
Software e-report PBF dan
Software
Pelaporan
Narkotika dan Psikotropika
(SIPNAP)

2014
Pembekalan
terhadap sarana
distribusi obat

Sosialisasi
report PBF

Biaya
Pengelolaan
software
report PBF

E-

e-

2015