T PSR 1201583 Chapter5
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Secara
umum,
penelitian
ini
telah
mencapai
tujuannya
yakni
mendeskripsikan desain pembelajaran dan mengimplementasikan pembelajaran
pupuh sekar ageung raehan berbasis saintifik untuk meningkatkan kepekaan laras
pada siswa kelas X SMA N 8 Cirebon. Pembelajaran ini diterapkan berdasarkan
pertimbangan bahwa pada dasarnya setiap siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)
memiliki potensi yang baik dalam bidang seni musik untuk lebih mengasah
kepekaan musikal melalui materi lagu tradisional. Secara khusus penelitian ini
mengajukan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :
Pertama, pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran seni
musik di SMA
Negeri 8 Cirebon bertujuan untuk memberikan pengalaman
berapresiasi, analisis, berekspresi, dan berkreativitas, untuk menumbuhkan
kepekaan rasa musikal dan kepedulian terhadap kesenian tradisional, sehingga
dapat menghargai seni dan budayanya. Proses pembelajaran untuk menuju kearah
kemampuan tersebut memang tidak mudah, perlu waktu dan proses yang cukup
lama untuk bisa mengasah kepekaan musikal siswa. Oleh karena itu, pembelajaran
pupuh sekar ageung raehan sebagai langkah awal untuk pembelajaran yang
berorientasi pada pencapaian kompetensi musikal siswa.
Kedua, desain pembelajaran diawali dengan pertimbangan kondisi objektif
para siswa. Proses pembelajaran dipadukan dengan bimbingan dan latihan dari
guru, melalui berbagai strategi terutama dengan menumbuhkembangkan kepekaan
para siswa didalam setiap kesempatan. Hasil adaptasi desain dianalisis secara
deskriptif untuk membuat keputusan dalam memperbaiki konseptual desain
pembelajaran
yang
telah
dibuat
untuk
siap
diuji-cobakan,
cara
mengimplementasikan desain pembelajaran diawali dengan proses identifikasi
kebutuhan belajar siswa dan masalah yang perlu diperbaiki selanjutnya disiapkan
desain pembelajaran pupuh sekar ageung raehan dalam tiga tahap.
Eli Yulianti, 2014
Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan
Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
138
Ketiga, penilaian dilakukan secara deskriptif melalui pengamatan,
wawancara, dan observasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan kepekaan siswa terhadap laras melalui berbagai pembelajaran.
Selanjutnya desain pembelajaran yang sudah dilaksanakan dikembangkan
berdasarkan kebutuhan dan kemampuan siswa. Setelah melakukan pembelajaran
tersebut,
menunjukkan
bahwa
kemampuan
kepekaan
siswa
mengalami
peningkatan secara signifikan dilihat dari aspek antara lain: siswa disamping dapat
menyanyikan lagu pupuh juga memiliki kemampuan dalam membedakan laras
salendro dengan laras pelog degung. Selain terjadi peningkatan kepekaan laras,
juga terdapat perubahan yang sangat mendasar dimana siswa memiliki rasa
tanggung jawab yang sangat tinggi, dan memiliki rasa percaya diri untuk
menghargai seni tradisional. Peningkatan kepekaan terhadap laras salendro dan
laras pelog degung berdasarkan:
1. Domain Kognitif
Pada setiap tahapan pembelajaran dari keenam tingkatan kognitif
mengalami peningkatan sebesar 6,66 % yang di dalamnya tersirat bagaimana siswa
dapat 1). mengingat dan menghafal nada misalnya simbol angka 1 dengan bunyi
Da, angka 2 (mi), 3 (na), 4 (ti), 5 (la). 2) dapat membunyikan nada-nada tertentu
secara terpisah kemudian membunyikan dua nada atau lebih secara berurutan dan
memahami keterkaitan antara nada dengan syairnya, pola ritme dengan tema lagu
atau penggunaan laras (tangga gada) mempenguruhi karakter lagunya. 3) siswa
dapat membuat syair pupuh baru berdasarkan aturan pupuh. 4) Siswa tidak hanya
bisa menyanyikan lagu, tetapi juga dapat menguraikan isi lagu tersebut
mengandung unsur musikal apa saja, kemudian membedakan karakter laras
salendro dan laras pelog degung. 5) siswa dapat membuat kreativitas dengan
membuat syair lagu yang kemudian dinyanyikan dengan menggunakan audio
minus one pupuh raehan. 6) Dapat mengevaluasi hasil karya, analisis, maupun
tampilan siswa lainnya.
Eli Yulianti, 2014
Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan
Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
139
2. Domain Psikomotor
Pada setiap tahapan pembelajaran dari kelima tingkatan kognitif juga
mengalami peningkatan sebesar 6,66 % yang di dalamnya tersirat bagaimana siswa
dapat: 1) Dapat melakukan peniruan nada-nada yang digunakan dalam pupuh sekar
ageung raehan, 2) Dapat menggunakan konsep untuk membunyikan nada-nada
pada laras salendro dan laras pelog degung, walaupun belum tepat sekali. 3)
Dapat membunyikan nada nada-nada pada laras salendro dan laras pelog degung,
walaupun belum tepat sekali, 4) Dapat merangkai nada dengan membunyikan
beberapa nada sekaligus, walaupun belum tepat sekali, 5) Dapat membunyikan
nada/menyanyikan lagu secara wajar.
3. Domain Afektif
Pada setiap tahapan pembelajaran dari kelima tingkatan psikomotor juga
mengalami peningkatan sebesar 6,66 % yang di dalamnya tersirat bagaimana siswa
dapat: 1) Pengalaman dengan mau mempelajari lagu pupuh sekar ageung raehan
dengan sukarela tanpa paksaan karena sadar dengan ilmu yang akan di peroleh dari
hasil pembelajaran tersebut, 2) Merespon dan aktif berpartisipasi dalam setiap
pembelajaran, 3) Menghargai dengan bisa menerima nilai-nilai yang terkandung
dalam pupuh, 4) Mengorganisasikan dengan menghubung-hubungkan nilai-nilai
yang terkandung pada pupuh dengan nilai-nilai yang dipercayainya, 5)Pengalaman
dengan menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pedoman hidupnya.
B. Rekomendasi
Temuan-temuan yang didapat dari penelitian memperoleh hasil analisis yang
berlandaskan konsepsi keilmuan, oleh sebab itu peneliti perlu mengemukakan
rekomendasi sebagai berikut:
Eli Yulianti, 2014
Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan
Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
140
1. Bagi Guru
Penelitian pendidikan seni yang mengangkat seni pupuh sekar ageung raehan
berbasis pendekaan saintifik di SMA ternyata lebih efektif untuk meningkatkan
apresiasi dan kepekaan laras, sehingga implementasi desain tersebut dapat
ditingkatkan kualitas dan jangkauan pelaksanaannya hingga melibatkan partisipasi
dari semua pihak. Desain pembelajaran yang diadaptasikan diharapkan dapat
diterapkan di sekolah-sekolah pada jenjang yang sama pada umumnya.
2. Bagi Siswa
Pelaksanaan desain pembelajaran pupuh sekar ageung raehan berbasis saintifik,
memberikan peningkatan pengetahuan, sikap menghargai seni budaya tradisional
dan keterampilan untuk mempersiapkan hidup bermakna di masyarakat serta
memiliki keterampilan dan keahlian yang berdampak pada penumbuhan rasa
tanggung jawab, percaya diri, mandiri, dan produktif. Pembelajaran seni musik
dengan materi pupuh sekar ageung raehan merupakan salah satu upaya untuk
memberikan pengalaman musikal kepada siswa.
3. Bagi Pemerintah
Partisipasi pemerintah baik pusat maupun daerah dewasa ini dirasakan masih cukup
dominan, walau paradigma pembangunan mulai bergeser kepada pemberdayaan
masyarakat. Keadaan demikian berdampak pada penyelenggaraan pendidikan,
dimana pihak lembaga pendidikan masih tergantung terhadap intervensi
pemerintah dalam bentuk penyediaan fasilitas, maupun alokasi biaya pendanaan
pelaksanaan pendidikan. Konsekuensi bagi pemerintah setempat dan instansi
terkait selayaknya memfasilitasi dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah.
4. Bagi Peneliti Lebih Lanjut
Dalam penelitian ini belum dapat menjangkau partisipasi semua penyelenggara
pendidikan seni di sekolah-sekolah secara efektif. sehingga untuk penelitian lebih
Eli Yulianti, 2014
Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan
Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
141
lanjut direkomendasikan apabila melakukan penelitian pembelajaran seni
tradisional lainnya untuk meningkatkan dan mengasah kepekaan musikal siswa
Desain Pembelajaran pupuh sekar ageung raehan berbasis pendekatan
saintifik di Sekolah menengah Atas (SMA) sangat efektif untuk menangani
masalah pembelajaran seni musik di kelas, namun belum semua terpecahkan,
sehingga disarankan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut berkenaan
dengan desain pembelajaran musik untuk meningkatkan kepekaan musikal yang
paling efektif bagi para siswa.
Eli Yulianti, 2014
Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan
Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Secara
umum,
penelitian
ini
telah
mencapai
tujuannya
yakni
mendeskripsikan desain pembelajaran dan mengimplementasikan pembelajaran
pupuh sekar ageung raehan berbasis saintifik untuk meningkatkan kepekaan laras
pada siswa kelas X SMA N 8 Cirebon. Pembelajaran ini diterapkan berdasarkan
pertimbangan bahwa pada dasarnya setiap siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)
memiliki potensi yang baik dalam bidang seni musik untuk lebih mengasah
kepekaan musikal melalui materi lagu tradisional. Secara khusus penelitian ini
mengajukan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :
Pertama, pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran seni
musik di SMA
Negeri 8 Cirebon bertujuan untuk memberikan pengalaman
berapresiasi, analisis, berekspresi, dan berkreativitas, untuk menumbuhkan
kepekaan rasa musikal dan kepedulian terhadap kesenian tradisional, sehingga
dapat menghargai seni dan budayanya. Proses pembelajaran untuk menuju kearah
kemampuan tersebut memang tidak mudah, perlu waktu dan proses yang cukup
lama untuk bisa mengasah kepekaan musikal siswa. Oleh karena itu, pembelajaran
pupuh sekar ageung raehan sebagai langkah awal untuk pembelajaran yang
berorientasi pada pencapaian kompetensi musikal siswa.
Kedua, desain pembelajaran diawali dengan pertimbangan kondisi objektif
para siswa. Proses pembelajaran dipadukan dengan bimbingan dan latihan dari
guru, melalui berbagai strategi terutama dengan menumbuhkembangkan kepekaan
para siswa didalam setiap kesempatan. Hasil adaptasi desain dianalisis secara
deskriptif untuk membuat keputusan dalam memperbaiki konseptual desain
pembelajaran
yang
telah
dibuat
untuk
siap
diuji-cobakan,
cara
mengimplementasikan desain pembelajaran diawali dengan proses identifikasi
kebutuhan belajar siswa dan masalah yang perlu diperbaiki selanjutnya disiapkan
desain pembelajaran pupuh sekar ageung raehan dalam tiga tahap.
Eli Yulianti, 2014
Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan
Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
138
Ketiga, penilaian dilakukan secara deskriptif melalui pengamatan,
wawancara, dan observasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan kepekaan siswa terhadap laras melalui berbagai pembelajaran.
Selanjutnya desain pembelajaran yang sudah dilaksanakan dikembangkan
berdasarkan kebutuhan dan kemampuan siswa. Setelah melakukan pembelajaran
tersebut,
menunjukkan
bahwa
kemampuan
kepekaan
siswa
mengalami
peningkatan secara signifikan dilihat dari aspek antara lain: siswa disamping dapat
menyanyikan lagu pupuh juga memiliki kemampuan dalam membedakan laras
salendro dengan laras pelog degung. Selain terjadi peningkatan kepekaan laras,
juga terdapat perubahan yang sangat mendasar dimana siswa memiliki rasa
tanggung jawab yang sangat tinggi, dan memiliki rasa percaya diri untuk
menghargai seni tradisional. Peningkatan kepekaan terhadap laras salendro dan
laras pelog degung berdasarkan:
1. Domain Kognitif
Pada setiap tahapan pembelajaran dari keenam tingkatan kognitif
mengalami peningkatan sebesar 6,66 % yang di dalamnya tersirat bagaimana siswa
dapat 1). mengingat dan menghafal nada misalnya simbol angka 1 dengan bunyi
Da, angka 2 (mi), 3 (na), 4 (ti), 5 (la). 2) dapat membunyikan nada-nada tertentu
secara terpisah kemudian membunyikan dua nada atau lebih secara berurutan dan
memahami keterkaitan antara nada dengan syairnya, pola ritme dengan tema lagu
atau penggunaan laras (tangga gada) mempenguruhi karakter lagunya. 3) siswa
dapat membuat syair pupuh baru berdasarkan aturan pupuh. 4) Siswa tidak hanya
bisa menyanyikan lagu, tetapi juga dapat menguraikan isi lagu tersebut
mengandung unsur musikal apa saja, kemudian membedakan karakter laras
salendro dan laras pelog degung. 5) siswa dapat membuat kreativitas dengan
membuat syair lagu yang kemudian dinyanyikan dengan menggunakan audio
minus one pupuh raehan. 6) Dapat mengevaluasi hasil karya, analisis, maupun
tampilan siswa lainnya.
Eli Yulianti, 2014
Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan
Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
139
2. Domain Psikomotor
Pada setiap tahapan pembelajaran dari kelima tingkatan kognitif juga
mengalami peningkatan sebesar 6,66 % yang di dalamnya tersirat bagaimana siswa
dapat: 1) Dapat melakukan peniruan nada-nada yang digunakan dalam pupuh sekar
ageung raehan, 2) Dapat menggunakan konsep untuk membunyikan nada-nada
pada laras salendro dan laras pelog degung, walaupun belum tepat sekali. 3)
Dapat membunyikan nada nada-nada pada laras salendro dan laras pelog degung,
walaupun belum tepat sekali, 4) Dapat merangkai nada dengan membunyikan
beberapa nada sekaligus, walaupun belum tepat sekali, 5) Dapat membunyikan
nada/menyanyikan lagu secara wajar.
3. Domain Afektif
Pada setiap tahapan pembelajaran dari kelima tingkatan psikomotor juga
mengalami peningkatan sebesar 6,66 % yang di dalamnya tersirat bagaimana siswa
dapat: 1) Pengalaman dengan mau mempelajari lagu pupuh sekar ageung raehan
dengan sukarela tanpa paksaan karena sadar dengan ilmu yang akan di peroleh dari
hasil pembelajaran tersebut, 2) Merespon dan aktif berpartisipasi dalam setiap
pembelajaran, 3) Menghargai dengan bisa menerima nilai-nilai yang terkandung
dalam pupuh, 4) Mengorganisasikan dengan menghubung-hubungkan nilai-nilai
yang terkandung pada pupuh dengan nilai-nilai yang dipercayainya, 5)Pengalaman
dengan menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pedoman hidupnya.
B. Rekomendasi
Temuan-temuan yang didapat dari penelitian memperoleh hasil analisis yang
berlandaskan konsepsi keilmuan, oleh sebab itu peneliti perlu mengemukakan
rekomendasi sebagai berikut:
Eli Yulianti, 2014
Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan
Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
140
1. Bagi Guru
Penelitian pendidikan seni yang mengangkat seni pupuh sekar ageung raehan
berbasis pendekaan saintifik di SMA ternyata lebih efektif untuk meningkatkan
apresiasi dan kepekaan laras, sehingga implementasi desain tersebut dapat
ditingkatkan kualitas dan jangkauan pelaksanaannya hingga melibatkan partisipasi
dari semua pihak. Desain pembelajaran yang diadaptasikan diharapkan dapat
diterapkan di sekolah-sekolah pada jenjang yang sama pada umumnya.
2. Bagi Siswa
Pelaksanaan desain pembelajaran pupuh sekar ageung raehan berbasis saintifik,
memberikan peningkatan pengetahuan, sikap menghargai seni budaya tradisional
dan keterampilan untuk mempersiapkan hidup bermakna di masyarakat serta
memiliki keterampilan dan keahlian yang berdampak pada penumbuhan rasa
tanggung jawab, percaya diri, mandiri, dan produktif. Pembelajaran seni musik
dengan materi pupuh sekar ageung raehan merupakan salah satu upaya untuk
memberikan pengalaman musikal kepada siswa.
3. Bagi Pemerintah
Partisipasi pemerintah baik pusat maupun daerah dewasa ini dirasakan masih cukup
dominan, walau paradigma pembangunan mulai bergeser kepada pemberdayaan
masyarakat. Keadaan demikian berdampak pada penyelenggaraan pendidikan,
dimana pihak lembaga pendidikan masih tergantung terhadap intervensi
pemerintah dalam bentuk penyediaan fasilitas, maupun alokasi biaya pendanaan
pelaksanaan pendidikan. Konsekuensi bagi pemerintah setempat dan instansi
terkait selayaknya memfasilitasi dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah.
4. Bagi Peneliti Lebih Lanjut
Dalam penelitian ini belum dapat menjangkau partisipasi semua penyelenggara
pendidikan seni di sekolah-sekolah secara efektif. sehingga untuk penelitian lebih
Eli Yulianti, 2014
Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan
Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
141
lanjut direkomendasikan apabila melakukan penelitian pembelajaran seni
tradisional lainnya untuk meningkatkan dan mengasah kepekaan musikal siswa
Desain Pembelajaran pupuh sekar ageung raehan berbasis pendekatan
saintifik di Sekolah menengah Atas (SMA) sangat efektif untuk menangani
masalah pembelajaran seni musik di kelas, namun belum semua terpecahkan,
sehingga disarankan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut berkenaan
dengan desain pembelajaran musik untuk meningkatkan kepekaan musikal yang
paling efektif bagi para siswa.
Eli Yulianti, 2014
Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan
Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu