Tipe Sistem Panas Bumi di Indonesia dan

Tipe Sistem Panas Bumi di
Indonesia dan Potensi Energinya
Menurut Kasbani, 2010 dan berdasarkan asosiasi terhadap tatanan geologinya, sistem panas
bumi di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu : vulkanik, vulkano – tektonik dan
Non-vulkanik.
1. Sistem panas bumi vulkanik
Adalah sistem panas bumi yang berasosiasi dengan gunungapi api Kuarter yang umumnya
terletak pada busur vulkanik Kuarter yang memanjang dari Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa
Tenggara, sebagian Maluku dan Sulawesi Utara. Pembentukan sistem panas bumi ini biasanya
tersusun oleh batuan vulkanik menengah (andesit-basaltis) hingga asam dan umumnya memiliki
karakteristik reservoir sekitar 1,5 km dengan temperature reservoir tinggi (~250 - ≤ 370°C). Pada
daerah vulkanik aktif biasanya memiliki umur batuan yang relatif muda dengan kondisi
temperature yang sangat tinggi dan kandungan gas magmatik besar. Ruang antar batuan
(permeabilitas) relatif kecil karena factor aktivitas tektonik yang belum terlalu dominan dalam
membentuk celah-celah / rekahan yang intensif sebagai batuan reservoir. Daerah vulkanik yang
tidak aktif biasanya berumur relatif lebih tua dan telah mengalami aktivitas tektonik yang cukup
kuat untuk membentuk permeabilitas batuan melalui rekahan dan celah yang intensif. Pada
kondisi tersebut biasanya terbentuk temperatur menengah – tinggi dengan konsentrasi gas
magmatik yang lebih sedikit.
Sistem vulkanik dapat dikelompokkan lagi menjadi beberapa tipe, misal : system tubuh
gunung api strato jika hanya terdiri dari satu gunungapi utama, sistem komplek gunung api jika

terdiri dari beberapa gunungapi, sistem kaldera jika sudah terbentuk kaldera dan sebagainya.
Gambar 1 adalah contoh tipe system komplek gunung api di lingkungan pulaupulau kecil seperti
Pulau Weh, sedangkan Gambar 2 merupakan contoh tipe system komplek gunung api di
lingkungan pulaupulau besar seperti di Pulau Jawa. Hal ini untuk menunjukkan bahwa tipe yang
sama akan memberikan potensi yang jauh berbeda jika lingkungannya berbeda. Gambar 3 adalah
salah satu contoh tipe sistem kaldera.

Gambar 1.

Model tentatif
sistem panas bumi Jaboi, Aceh (Badan Geologi, 2006)
(Contoh tipe sistem panas bumi komplek vulkanik di pulau kecil)

Gambar 2. Model hidrotermal Lapangan Awibengkok, Komplek Gunung Salak (CGI, 2002)
(Contoh tipe sistem panas bumi komplek vulkanik di pulau besar)

Gambar 3. Model sistem panas bumi dan fasilitas produksi Darajat, Kabupaten Garut.
(CGI,1998). (Contoh tipe sistem panas bumi kaldera)
2. Sistem panas bumi vulkano – tektonik
Sistem yang berasosisasi antara struktur graben dan kerucut vulkanik, umumnya ditemukan

di daerah Sumatera pada jalur sistem sesar sumatera (Sesar Semangko). Contoh disini
ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Model tentatif sistem panas bumi Bonjol, Sumatera Barat (Badan Geologi, 2007)
(Contoh tipe sistem panas bumi vulkano-tektonik : graben-kerucut vulkanik)
3. Sistem panas bumi Non vulkanik

Adalah sistem panas bumi yang tidak berkaitan langsung dengan vulkanisme dan umumnya
berada di luar jalur vulkanik Kuarter (Gambar 5). Lingkungan non-vulkanik di Indonesia bagian
barat pada umumnya tersebar di bagian timur sundaland (paparan sunda) karena pada daerah
tersebut didominasi oleh batuan yang merupakan penyusun kerak benua Asia seperti batuan
metamorf dan sedimen. Di Indonesia bagian timur lingkungan non-vulkanik berada di daerah
lengan dan kaki Sulawesi serta daerah Kepulauan Maluku hingga Irian didominasi oleh batuan
granitik, metamorf dan sedimen laut.
Berikut tipe system panas bumi di Indonesia beserta potensi energinya serta contoh
Lapangan panas bumi yang telah tertera dalam Tabel 1.

Gambar 5. Model tentatif panas bumi Wapsalit, Buru (Badan Geologi, 2007)
(Contoh tipe sistem panas bumi Non Vulkanik).


Tabel 1. Tipe Sistem Panas Bumi di Indonesia dan Potensi Energi serta Lapangan Panas
Bumi. (Kasbani, 2010)

Pustaka :
Kasbani. PMG – Badan Geologi. Tipe sistem panas bumi di indonesia dan estimasi potensi
energinya.
Badan Beologi, 2008. Potensi Energi Panas Bumi Indonesia

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24