JAWABAN UJIAN KOMPREHENSIF SEMESTER GENA (1)

JAWABAN UJIAN KOMPREHENSIF
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2015/2016
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Mata Uji : Perencanaan Pendidikan
JAWABAN SOAL BAGIAN A
1. Penjelasan perubahan pola pikir (mind set) manajer sekolah yang lama kepada
pola pikir baru!
Jawab:
Kurikulum 2013 meninggalkan pola pikir lama yang statis dan sempit,
menuju pola pikir dinamis yang luas. Pembelajaran berpusat pada siswa menjadi
tuntutan utama, guru lebih berfungsi sebagai fasilitator sementara siswa
mengalami sendiri proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang
menuntut tindakan ilmiah dan terstruktur dalam mempelajari suatu topik
pembelajaran.
Apakah guru siap dengan penyempurnaan pola pikir ini? jawabannya:
tentu harus siap! serangkaian diklat implementasi kurikulum 2013 telah digelar
secara massal, diharapkan guru mulai siap dengan perubahan ini
dan menerapkannya di semester 1 tahun ajaran 2014/2015. Meskipun bukan hal
mudah untuk berubah, tapi semakin diusahakan akan semakin dekat perubahan itu
terwujud.
Sebagai manajer sekolah atau pimpinan sekolah perubahan pola pikir

tersebut dapat dilakukan dengan:
a. Buatlah pola pikir senyata, sekonkret, dan sekomprehensif mungkin
Itu berarti menuliskannya dengan tepat sebagaimana yang dii nginkan.
Keyakinan baru apa yang ingin di jalani? Sikap atau pendapat baru apa yang
ingin di terapkan? Kebiasaan mental dan pola baru apa yang akan bermanfaat
untuk dilaksanakan? Nilai-nilai apa yang ada sesungguhnya? Harapan-harapan
apa yang akan membawa kepada keberhasilan? Ketika mengharapkan pola
pikir yang baru? Di mana hal tersebut akan ada? Bagaimana perasaan yang
diterapkan? Apa yang dilihat? Siapa yang melakukan pendekatan? Akan
seperti apakah suatu hari yang dijalani jika menjalani hidup dengan sikap,
keyakinan, dan pikiran baru itu? Mulailah dengan menulis, “Aku sangat
gembira, dan bersyukur sekarang karena…” Kemudian lanjutkan untuk
menggambarkan keyakinan, sikap, pendapat, kebiasaan mental, nilai-nilai, dan
harapan-harapan tepat seperti yang diinginkan.
b. Berpikirlah secara tidak terbatas.
Biarkan diri Anda membayangkan masa depan dan sikap Anda terhadap
diri sendiri, orang lain, dan bagaimana dunia bekerja tepat seperti yang Anda
inginkan. Jangan sekadar berusaha mendapatkan apa yang Anda pikir dapat
Anda peroleh. Wujudkan semua dengan yang benar-benar Anda inginkan!


c. Pastikan untuk menuliskannya dalam kalimat seolah-olah Anda sudah
memilikinya
Anda tidak boleh berpikir dalam bentuk “suatu hari,” atau menulis
“Aku akan.” Tulislah dan alamilah, seolah-olah hal itu terjadi saat ini,
sekalipun hasilnya belum terwujud. Tulislah, misalnya, “Aku suka
menghasilkan uang dan menjalankan bisnis yang berhasil, karena hal itu
memungkinkan aku bermurah hati kepada orang lain.” Berikan pikiran bawah
sadar Anda pesan bahwa realitas ini sudah nyata dalam hidup Anda.
Ingatlah, pikiran bawah sadar menerima segala sesuatu yang diberikan
kepadanya, tanpa menyunting, menyensor, atau menilai. Jika Anda menuliskan
bahwa itu akan terjadi nanti, hal itu memberitahukan pikiran bawah sadar
Anda bahwa Anda tidak memiliki apa yang Anda inginkan, dan Anda belum
menjadi orang yang Anda inginkan. Ketika Anda mengatakan, “Aku akan,”
Anda sedang mengatakan kepada pikiran bawah sadar Anda bahwa Anda tidak
demikian. Saya pernah membaca pernyataan misi sebuah organisasi yang
mengatakan mereka “berjuang untuk menjadi nomor satu.” Terkalah apa yang
selalu mereka lakukan. Berjuang! Dengan pernyataan misi itu, mereka selalu
berjuang, tetapi tidak pernah menjadi nomor satu! Jika Anda mendapatkan diri
Anda tergelincir dan menuliskan dalam bentuk masa mendatang, kembalilah
dan bawa gambaran pola pikir Anda ke dalam bentuk saat ini.

d. Buatlah pola pikir bersifat emosional.
Selain menuliskan dalam bentuk sekarang, sertakan kata-kata emosional
dan terlibatlah secara emosional dengan apa yang sedang Anda tulis. Ingatlah,
perasaan adalah pintu gerbang menuju pikiran bawah sadar, dan pikiran bawah
sadar Anda adalah kekuatan yang sesungguhnya di balik keberhasilan Anda.
Emosi menciptakan motivasi. Anda harus menjadi bersemangat. Jika Anda
tidak bersemangat dengan pola pikir Anda yang baru, jika Anda tidak benarbenar jatuh cinta dengan pola pikir yang baru itu, pola pikir yang baru itu
tidak akan terbentuk dalam bentuk fisik. Semangat manusia tidak akan
menginvestasikan upayanya untuk sesuatu yang biasa-biasa saja! Jika Anda
tidak merasa penuh semangat setelah menuliskan pola pikir Anda yang baru,
kembalilah dan kerjakan ulang apa yang telah Anda tuliskan. Ketika hal itu
benar-benar menggerakkan Anda, Anda siap membuatnya menjadi kenyataan.
e. Berhati-hatilah agar Anda menyatakan apa yang benar-benar Anda
inginkan, bukan apa yang tidak Anda inginkan.
Pikiran kita tidak dapat memproses kata tidak. Jika saya mengatakan
pada Anda untuk tidak berpikir tentang es krim, apa yang Anda pikirkan?
Terlebih dahulu Anda pasti berpikir tentang apa yang saya katakan untuk tidak
Anda pikirkan, sebelum Anda dapat mengatakan pada pikiran Anda untuk
tidak berpikir tentang hal itu! Semua pemikiran ini akan membuat Anda
menarik hal yang benar-benar tidak Anda inginkan. Jadi ingatlah untuk

menyatakan apa yang benar-benar Anda inginkan.

f. Ciptakan sebuah gambar tentang pola pikir Anda dan beradalah dalam
gambar itu, bukan sekadar menjadi pengamat yang melihat ke gambar
itu.
Rata-rata orang yang melakukan latihan ini, mereka hampir selalu
mendapati bahwa mereka melihat diri mereka dalam gambar itu. Itu tidak akan
berhasil. Anda harus berada dalam gambar pola pikir Anda yang baru itu. Jika
Anda melihat ke diri sendiri dalam gambar itu, Anda mengatakan pada pikiran
bawah sadar Anda bahwa itu bukan benar-benar diri Anda, Anda belum benarbenar berada di sana. Ketika Anda benar- benar berada dalam gambar itu,
Anda sedang merasakan emosi dan hasil yang telah Anda peroleh dalam hidup
baru Anda. Anda mengatakan pada pikiran bawah sadar Anda, “Ini nyata!”
Pikiran bawah sadar Anda segera mulai menciptakan realitas itu. Lihatlah apa
yang Anda lihat jika Anda berada dalam gambar itu, bukan melihat ke diri
Anda sendiri dalam gambar itu. Ketika Anda mulai menjalani kehidupan
berdasarkan pola pikir Anda yang baru, Anda mulai mengambil keputusan
yang berbeda. Anda mungkin mulai berhubungan dengan berbagai jenis orang,
dan Anda menarik lingkungan yang berbeda ke dalam hidup Anda. Semakin
sering dan bersemangat Anda memasukkan pola pikir Anda ke dalam pikiran
Anda, semakin cepat pola pikir itu akan bermanifestasi.

2. 6 (enam) langkah-langkah dalam perencanaan strategi.
Jawab:
a. Langkah pertama untuk perencanaan strategis adalah Perumusan sasaran.
Langkah perumusan sasaran ini sangat penting bahkan merupakan langkah
yang terpenting dalam proses perencanaan strategis. Sasaran yang dipilih akan
melibatkan sebagian besar sumber daya yang dimiliki organisasi dan akan
menentukan banyak kegiatan untuk jangka waktu yang panjang. Jadi,
perumusan sasaran adalah tanggungjawab kunci bagi para pemimpin
organisasi puncak.
b. Langkah kedua adalah pengenalan pada tujuan dan strategi yang ada saat ini.
Langkah kedua ini berarti sebagai pemimpin organisasi harus berusaha
memberikan pengenalan atau penyesuaian tujuan dan strategi yang sudah ada.
Jika sudah ada tujuan dan strategi, tinggal disesuaikan dengan langkah
pertama tadi. Artinya rumusan sasaran tadi itu yang harus dikenalkan pada
tujuan dan strategi organisasi.
c. Langkah ketiga dari proses perencanaan strategi adalah analisis lingkungan.
Tujuan analisis lingkungan adalah untuk menentukan cara bagaimana
perubahan dalam ekonomi, teknologi, sosial, budaya, politik, dan hukum suatu
organisasi dapat secara tidak langsung mempengaruhi organisasi.
d. Langkah keempat proses perencanaan strategi adalah analisis sumber daya.

Setelah melakukan analisis lingkungan, maka perlu dilakukan analisis sumber
daya. Hal ini dilakukan untuk mengetahi seberapa besar sumber daya
organisasi yang dimiliki. Sumber daya itu selain sumber daya manusia, juga

sumber daya keuangan (sumber dana) juga sumber daya lainnya yang
berpengaruh pada organisasi.
e. Langkah kelima adalah mengenali kesempatan dan ancaman strategis.
Kesempatan dan ancaman dapat timbul dari banyak faktor. Bahkan lingkungan
yang sama dalam organisasi merupakan ancaman bagi suatu organisasi dapat
menjadi kesempatan bagi orang lain. Karena itu, mengenali kesempatan dan
ancaman strategis merupakan keharusan dalam penyusunan perencanaan
strategis.
f. Langkah keenam yaitu menetukan sejauh mana perubahan strategi
dibutuhkan. Langkah ini adalah langkah untuk mengantisipasi jika terjadi
perubahan kondisi lingkungan atau situasi organisasi berubah saat melakukan
kegiatan. Ini untuk mencegah terjadi kekacauan dalam organisasi dan dapat
menjadi alternative untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasana
sekolah.
Jawab:

Pengadaan sarana prasarana harus disesuaikan dengan kebutuhan, baik
berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan
harga, maupun sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Berkenaan dengan
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah ada tiga hal yang perlu
dipahami. Tim Pakar Manajemen Pendidikan (2003:88) menyebutkan:
Pertama, bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus
melalui perencanaan yang hati-hati. Kedua, bahwa banyak cara dalam pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Ketiga, bahwa pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah harus diadministrasikan dengan tertib sehingga
semua pengeluaran uang yang berkenaan dengan pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah itu dapat dipertanggungjawabkan baik kepada pemerintah,
yayasan pembina, maupun masyarakat.
Dari hal tersebut dapat dijelaskan tahapan kegiatan dalam perencanaan
kegiatan pengadaan sarana dan prasarana sekolah sebagai beriku:
a. Mengadakan analisis terhadap materi pelajaran mana yang membutuhkan alat
atau media penyampaiannya. Dari analisis materi ini dapat didaftar alat-alat
atau media apa yang dibutuhkan.
b. Apabila kebutuhan yang diajukan ternyata melampaui kemampuan daya beli
atau daya pembuatan, harus diadakan seleksi menurut skala prioritas terhadap
alat-alat yang mendesak pengadaannya. Kebutuhan yang lain dapat dipenuhi

pada kesempatan yang lain.
c. Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada. Alat yang
sudahh ada perlu dilihat kembali, lalu mengadakan re-inventarisasi. Alat yang
perlu diperbaiki atau diubah disendirikan untuk diserahkan kepada orang yang
dapat memperbaiki.
d. Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran atau media yang masih dapat
dimanfaatkan, baik dengan reparasi atau modifikasi maupun tidak.
e. Mencari dana (bila belum ada). Kegiatan dalam tahap ini adalah mengadakan
perencanaan tentang bagaimana cara memperoleh dana, baik dana rutin
maupun non rutin.

f. Menunjuk seseorang (bagian perbekalan) untuk melaksanakan pengadaan alat.
Penunjukan ini sebaiknya mengingat beberapa hal, yaitu keahlian, kelincahan
berkomunikasi, kejujuran, dan sebagainya-dan tidak hanya seseorang.
JAWABAN SOAL BAGIAN B
1. Penjelasan dan contoh perencanaan pendidikan amatlah penting bagi seorang
pimpinan dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan
saat ini.
Jawab:
Perencanaan pendidikan pada hakikatnya adalah proses pemilihan yang

sistematis, analisis yang rasional mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana
melakukannya, siapa pelaksananya dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan lebih efektif dan efisien, sehingga proses
pendidikan itu dapat memenuhi tuntutan atau kebutuhan masyarakat. Dengan
demikian seperti dikemukakan oleh Burhanuddin, maka terdapat empat aspek
yang berkaitan dengan perencanaan pendidikan tersebut yaitu berhubungan
dengan masa depan, adanya seperangkat kegiatan, adanya proses yang sistematis,
dan adanya tujuan.
Perencanaan dalam dunia pendidikan, terutama dalam sebuah lembaga
pendidikan, memang sangatlah penting, sebab perencanaan tersebut kedepannya
akan berperan vital sebagai petunjuk dalam gerak langkah lembaga tersebut.
Namun demikian, model perencanaan dalam sebuah lembaga pendidikan
tentunya akan sangat berbeda dengan perencanaan dalam sebuah perusahaan.
Perusahaan yang notabene berorientasi profit, tentu saja ‘memproses’ benda mati,
baik berupa barang maupun jasa. Di lain pihak, lembaga pendidikan, atau dapat
disebut sebagai sekolah, ‘memproses’ manusia dengan segala sifat-sifat
kemanusiaannya yaitu hidup dan berkembang.
Contoh perencanaan pendidikan pada sekolah dasar adalah: perencanaan
pengembangan sekolah dari setiap komponen pembelajaran yang menyangkut
tujuan, materi, isi, metode dan media serta evaluasi. Perencanaan itu dapat berupa

memperhatikan karateristik anak yang artinya dalam perencanaan pembelajaran
(desain konstruksional) harus memperhatikan kondisi yang ada dalam diri siswa
dan kondisi yang ada diluar siswa atau bisa juga perencanaan yang berorientasi
pada kurikulum yang berlaku, dimana perencanaan tersebut dibuat oleh guru
seperti dalam bentuk silabus maupun dalam bentuk rencana pelaksanaan
pembelajaran yang harus disusun dan dikembangkan sesuai dengan karakteristik
dan pola berpikir anak.
2. Penjelasan jenis-jenis perencanaan pendidikan secara komprehensif yang masih
digunakan sampai dengan saat ini.
Jawab:
Perencanaan pendidikan secara komprehensif digunakan untuk
menganalisis perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan.
Di samping itu berfungsi sebagai suatu patokan dalam menjabarkan rencanarencana yang lebih spesifik kearah tujuan-tujuan yang lebih luas. Perencanaan
tersebut dapat berupa:

a. Perencanaan pendidikan yang diimplementasikan pada sistem pendidikan
nasional.
Perencanaan pendidikan sendiri adalah salah satu kebijakan
pemerintah yang terkait dengan kebijakan-kebijakan publik lainnya. Fungsi
dari setiap keputusan publik juga diintegrasikan dengan keputusan-keputusan

lainnya. Proses perencanaan pendidikan diarahkan pada relevansi, efisiensi,
dan efektivitas pendidikan, sehinga sasaran pendidikan akan tercapai sesuai
dengan tujuan yang telah digariskan. Hanya saja dalam tataran implementasi,
apa yang telah digariskan seringkali berbeda dengan kenyataan di lapangan,
sehinga optimalisasi kinerja manajemen pendidikan belum berjalan sesuai
harapan. Dalam hal inilah, diperlukan perencanaan yang tanggap terhadap
tuntutan perubahan, tanpa melupakan misi, visi, mandat dan nilai-nilai yang
telah ditetapkan.
b. Perencanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Dengan perencanaan MBS, maka sekolah-sekolah yang selama ini
dikontrol ketat oleh pusat menjadi lebih leluasa bergerak dalam mengelola
sumber dayanya, sehingga mutu dapat ditingkatkan. Pemberdayaan sekolah
dengan memberikan otonomi yang lebih besar tersebut merupakan sikap
tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat, sekaligus sebagai sarana
peningkatan efisiensi pendidikan.
Dalam konteks perencanaan, MBS memungkinkan organisasi sekolah
lebih tanggap, adaptif, kreatif, dalam mengatasi tuntutan perubahan akibat
dinamika eksternal, dan pada saat yang sama mampu menilai kelebihan dan
kelemahan internalnya untuk terus meningkatkan diri. Tujuan utama MBS
adalah meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan.
Peningkatan efisiensi diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya
yang ada, partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi.
Implikasi perencanaan pendidikan MBS, yang berwujud desentralisasi
manajemen pendidikan, adalah pemberian kewenangan yang lebih besar
kepada kabupaten dan kota untuk mengelola pendidikan dasar dan menengah
sesuai dengan potensi dan kebutuhan daerahnya. Juga, melakukan perubahan
kelembagaan untuk memenuhi dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dalam perencanaan dan pelaksanaan, serta memberdayakan sumber daya
manusia, yang menekankan pada profesionalisme. Perwujudan perencanaan
dalam pelaksanaan memerlukan upaya penyelarasan, sehingga pelaksanaan
berbagai komponen sekolah tidak tumpang tindih, saling lempar tugas dan
tanggung jawab. Dengan begitu, tujuan yang telah ditetapkan sebagai
konkretisasi visi dan misi organisasi dapat dicapai secara efektif, efisien, dan
relevan dengan keperluannya.
3. Alasan para pengambilan kebijakan mengatakan bahwa pentingnya penggunaan
pendekatan sistem dalam menyusun perencanaan pendidikan.
Jawab:
Alasan mengapa para pengambil kebijakan menggunakan pendekatan
sistem ini dikarenakan berbagai karakteristik sistem, baik yang terbuka maupun

yang tertutup. Seorang pengambil kebijakan dapat melihat beberapa keuntungan
membuat perencanaan dengan pendekatan sistem sebagai berikut:
a. Pendekatan sistem mengkonseptualisasi organisasi sebagai satu kesatuan,
tidak terpisah-pisah, dan karenanya tidak dilihat dari bagian-bagiannya, maka
Setiap bagian atau anggota bersikap sebagai suatu kesatuan.
b. Terampil mengidentifikasi dan memahami lingkungan; kemudian
diidentifikasi keterkaitannya kepada sistem yang dikelola;
c. Memahami pentingnya stabilitas dan atau perubahan dari organisasinya;
d. Merekayasa alternatif masukan dan proses kegiatan.
Kepentingan pendekatan sistem dalam membuat perencanaan dalam
pendidikan sebagai berikut.
a. Lembaga-lembaga pendidikan telah semakin kompleks dan semakin sulit
untuk dikelola dengan cara-cara tradisional yang kurang berorientasi pada
tujuan, untuk menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan tuntutan
perkembangan pendidikan.
b. Perubahan semakin cepat sementara seorang administrator tidak mungkin
menangani segala bidang. Karena itu perlu pendekatan baru.
c. Kebanyakan perencana pendidikan bersifat amatir. Mereka disiapkan untuk
jadi guru atau petugas pendidikan lainnya. Dalam keadaan demikian
pendekatan sistem sangat diperlukan.
d. Diperlukan penggunaan dana yang efisien dan efektif dalam menanggulangi
kesalahan perencanaan dan pengelolaan pendidikan. Karena itu pendekatan
sistem sangat diperlukan.
e. Kepercayaan masyarakat terhadap organisasi pendidikan perlu ditingkatkan,
melalui efisiensi dan efekyivitas kerja sistem pendidikan yang terencana.
Dengan melihat berbagai karakter sistem juga, para pengambil kebijakan
dapat membuat catatan lain yakni bahwa bahwa sistem bukan segala-galanya.
Keterkaitan dan ketergantungan antar unsure adalah satu hal, tapi keinginan
perubahan yang drastis untuk membuat loncatan-loncatan baru adalah hal lain
yang justru akan merubah konstruk dan konsep suatu organisasi yang sudah
disistemkan.
Sejalan dengan keterangan tentang sistem tersebut dalam kegiatan
perencanaan yang cukup luas, maka pekerjaan perencanaan dengan pendekatan
sistem akan jadi terdukung untuk menurunkan rincian kegiatan lainnya. Bentuk
kegiatannya berawal dari mengidentifikasi kebutuhan, menyeleksi permasalahan,
mengidentifikasi barang/bahan/syarat pemecahan masalah, menginventarisasi
berbagai kemungkinan pemecahan masalah, cara-cara melaksanakan kegiatan,
menilai hasil kegiatan rancangan secara terus menerus, dan kesiapan untuk terus
merevisi kebijakan yang salah, sehingga hasil akhir betul-betul dapat
meminimalisasi kerugian yang mungkin ditimbulkan. Tentu saja faktor waktu
harus betul-betul dipertimbangkan. Jangan sampai terjadi, saking hati-hatinya
mengidentifikasi, menyeleksi, merevisi, dan menilai hasil sementara, lantas
keputusan atau kebijakan membuat perencanaan malah tidak pernah selesai.