Batuk dan Sesak pada Anak

Batuk dan Sesak pada Anak

SKENARIO
Seorang anak 3 thn diantar ibunya ke RS dengan demam yang tinggi, anak rewel dan tidak
pernah tidur sejak semalam. Menurut ibunya dalam 3 bulan terakhir ini sudah berkali-kali ia
membawa anaknya ke dokter dengan keluhan beringus dan batuk yang hilang timbul, terutama
malam hari dan hampir satu bulan terakhir ini batuk dan beringus anaknya tidak berhenti yang
kadang disertai sesak. Pada saat penimbangan di posyandu bulan lalu BB anaknya 10 kg.
Anaknya anak ke 3, kedua anaknya juga sering mengalami keluhan yang sama, hanya saja tidak
separah anaknya yang ketiga ini.
KATA/ KALIMAT KUNCI :
1. Anak umur 3 thn
2. Demam tinggi
3. Batuk, beringus yang hilang timbul
4. Disertai sesak
5. BB 10 kg
6. Kedua kakaknya juga mengalami hal yang sama tapi tidak separah anaknya yang ketiga
PERTANYAAN :
1. Jelaskan bagaimana patomekanisme batuk !
2. Jelaskan penyakit-penyakit sistem pernapasan yang berhubungan dengan skenario !
3. Bagaimana epidemiologi dari penyakit-penyakit sistem pernapasan yang berhubungan dengan

skenario !
4.Sebutkan pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis dari penyakit-penyakit
sistem pernapasan yang berhubungan dengan skenario !

5. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit-penyakit sistem pernapasan yang berhubungan
dengan skenario !
6.Bagaimana komplikasi dari penyakit-penyakit sistem pernapasan yang berhubungan dengan
skenario !
7.Bagaimana prognosis dari penyakit- penyakit sistem pernapasan secara keseluruhan !
JAWABAN PERTANYAAN :
1. Patomekanisme batuk
Batuk dimulai ketika suatu zat atau benda asing mencapai salah satu reseptor batuk di hidung,
tenggorokan, atau dada. Reseptor tersebut kemudian menyampaikan pesan ke pusat batuk di otak
yang memeberi perintah untuk batuk. Lalu hidung menghirup napas, epiglotis dan pita suara
menutup rapat sehingga udara dalam paru-paru terjebak. Otot perut dan dada akan berkontraksi
dengan kuat sambil menekan sekat rongga tubuh. Akhirnya epiglottis akan memebuka dengan
tiba-tiba, dan udara yang terjebak tadi mendadak keluar, terjadilah batuk.
2. Penyakit- penyakit sistem pernapasan yang sesuai dengan skenario
 Pneumonia pada anak
Ialah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam- macam etiologi seperti bakteri, virus,

jamur dan benda asing. Mekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian bawah sangat efisien
untuk mencegah infeksi dan terdiri dari :
- Susunan anatomis rongga hidung
- Jaringan tifoid di naso-oro farings
- Silia
- Refleks batuk
- Refleks epiglottis mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi
- Drainase sistem limfatik
- Fagositosis
 TBC anak
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan
Mycobacterium bovis ( namun sangat jarang ). Penularannya biasanya melalui udara, hingga
sebagian besar fokus primer tb terdapat dalam paru.
 Asma
Asma merupakan penyakit dengan karakteristik meningkatnya reaksi trakea dan bromkus ooleh
berbagai macam pencetus disertai timbulnya penyempitan luas saluran napas bagian bawah yang
dapat berubah-ubah derajatnya secara spontan atau dengan pengobatan.

3.Epidemiologi dari penyakit-penyakit sistem pernapasan yang berhubungan dengan skenario!
 Pneumonia pada anak

Pneumococcus merupakan penyebab utama pneumonia. Angka kejadian tertinggi ditemukan
pada usia kurang dari 4 thn dan mengurang seiring dengan meningkatnya umur.
 TBC anak
Uji tuberkulin pada 50 % penduduk menunjukkan hasil positif dengan perincian berdasarkan
golongan umur yakni 1-6 tahun sekitar 35%.
 Asma
Kira-kira 2-20% populasi anak dilaporkan pernah menderita asma. Belum ada penyelidikan
secara pasti mengenai angka kejadian asma pada anak di Indonesia, namun diperkirakan berkisar
5-10%.
4. Pemeriksaan dari penyakit-penyakit sistem pernapasan yang berhubungan dengan skenario!
 Pneumonia pada anak
5. Pemeriksaan laboratorium
Gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000-40.000/mm3 dengan pergeseran ke
kiri. Kuman penyebab dapat dibiak dari dari usapan tenggorokan dan 30 % dari darah. Urin
biasanya berwarna merah tua, mungkin terdapat albuminuria ringan karena suhu yang naik dan
sedikit torakhialin.
 TBC Anak
A. Uji tuberkulin
Pemeriksaan ini merupakan alat diagnosis yang penting dalam menegakkan diagnosis
tuberkulosis. Uji tuberkulin lebih penting lagi artinya pada anak kecil bila diketahui adanya

konversi dari negatif. Pada anak di bawah umur 5 tahun dengan uji tuberkulin positif, proses
tuberkulosis biasanya masih aktif meskipun tidak menunjukkan kelainan klinis dan radiologis,
demikian pula kalau terdapat konversi uji tuberkulin. Uji tuberkulin dilakukan berdasarkan
timbulnya hipersensitivitas terhadap tuberkuloprotein karena adanya infeksi.
Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin yaitu cara Moro dengan salep, dengan
goresan disebut patch test cara von Pirquet, cara Mantoux dengan penyuntikan intrakutan dan “
multiple puncture methode “ dengan 4-6 jarum berdasarakan cara Heaf dan Tine. Sampai
sekarang cara Mantoux masih dianggap sebagai cara yang paling dapat dipertanggungjawabkan
karena jumlah tuberkulin yang dimasukkan dapat diketahui banyaknya.
Reaksi lokal yang terdapat pada uji Mantoux terdiri atas :

 Eritema karena vasodilatasi primer
 Edema karena reaksi antara antigen yang disuntikkan dengan antibodi
 Indurasi yang dibentuk oleh sel mononukleus
Pembacaan uji tuberkulin dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan dan diukur diameter
melintang dari indurasi yang terjadi. Uji tuberkulin akan menjadi negatif untuk sementara pada
penderita tuberkulosis ( anergi ) dengan :
 Malnutrisi energi protein
 Tuberkulosis berat
 Morbili varisela

 Vaksin virus
 Penyakit ganas
A. Pemeriksaan radiologis
Gambaran radiologis paru yang biasanya dijumpai pada tuberkulosis paru ialah :
 Komplek primer dengan atau tanpa perkapuran
 Pembesaran kelenjar paratrakeal
 Penyebaran milier
 Penyebaran bronkogen
 Atelektasis
 Pleuritis dengan efusi
Pemerikasaan radiologis paru saja tidak dapat digunakan untuk membuat diagnosis tuberkulosis,
tetapi harus disertai data klinis lainnya.
B. Pemeriksaan bakteriologis
Penemuan basil tuberkulosis memastikan diagnosis tuberkulosis, tetapi tidak ditemukannya basil
tuberkulosis bukan berarti tidak menderita tuberkulosis. Bahan- bahan yang digunakan untuk
pemeriksaan bakteriologis ialah :
 Bilasan lambung
 Sekret bronkus
 Sputum pada anak besar
 Cairan pleura

 Likuor serebrospinal
 Cairan asites
 Asma
A. Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi : terlihat pernapasan yang cepat dan sukar, disertai batuk-batuk paroksismal,
kadang-kadang terdapat “ wheezing “ ( mengi ).

-

Pada perkusi : terdengar hipersonor seluruh thorax, terutama bagian bawah posterir. Daerah

-

pekak jantung dan hati mengecil.
Pada auskultasi : mula-mula bunyi nafas kasar/mengeras, tapi pada stadium lanjut suara napas

melemah atau hampir tidak terdengar karena aliran udara sangat lemah.
B. Uji faal paru
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk menilai asma meliputi diagnosis dan pengelolaannya. Uji
faal paru dikerjakan untuk menilai derajat obstruksi, menilai hasil provokasi bronkus, menilai

hasil pengobatan dan mengikuti perjalanan penyakit. Uji faal tidak selalu mudah dilakukan,
terutama pada anak dibawah umur 5-6 tahun. “ Peak flow meter “ adalah alat yang paling
sederhana, sedangkan dengan spirometer memberikan data yang lebih lengkap.
C. Foto rontgen thorax
Pemeriksaan ini perlu dilakukan dan pada foto akan tampak corakan paru yang meningkat.
Hiperinflasi terdapat pada serangan akut dan pada asma kronik.
D. Pemeriksaan darah
Eosinofil dapat ditemukan pada darah tepi, sekret hidung dan sputum. Dalam sputum dapat
ditemukan kristal Charcot-Leyden dan spiral Curshman. Bila ada infeksi mungkin akan
didapatkan pula lekositosis polimorfonukleus.
6. Penatalaksanaan dari penyakit-penyakit sistem respirasi yang berkaitan dengan skenario !
 TBC anak
Regimen dasar pengobatan TB adalah kombinasi INH dan RIF selama 6 bulan dengan PZA pada
2 bulan pertama. Pada TB berat dan ekstrapulmonal biasanya pengobatan dimulai dengan
kombinasi 4-5 obat selama 2 bulan
o Pemberian obat tuberculostatikum mencegah penyebaran lebih lanjut basil tb dn menyembuhkan
bronkopneumonia tb, tetapi obat tuberculostatikum tdk mmpunyai efek terhadp lesi did lm
bronkus. Anti biotika yg mmpunyai spectrum luas perlu ditambahkn klo ada infeksi nonspesifik
yg sering terjadi berulang-ulang pada endibronkitis. Juga perlu di berikn kortikosteroid.
o Penderita TB dan pengobatanya harus adekuat,pengobatan TB memakan waktu minimal 6 bulan.

o Terdapat du TB alternative terapi pada paru, yaitu :
-Terapi jangka panjang (terapi tanpa rifampsin)
Terapi ini menggunakan isoniazid, etambutol dalam jangka waktu 24 bulan atau 2 tahun
-Terapi jangka pendek

Terapi ini menggunakan regimen rifampisin dan isoniazid dalam jangka waktu minimal 6
Bulan.
PENCEGAHAN
o Kemoprofilaksis : sbg kemoprofilaksis bias ax dipakai INH dgn dosis 10 mg/kgbb hr slma 1thn
o Vaksinasi BCG pada bayi / anak
o Terapi pencegahan
o Pengobatan TB paru BTA positif untuk mencegah penularan
o Terapipencegahan
Kemoprofilaksis pada Penderita HIV/AIDS  INH dosis 5 mg/ kg BB ( tdk lebih 300
mg) sehari selama minimal 6 bulan.
 Pneumonia pada anak
o Penisilin diberikan 50.000 U/kgbb/hari dan ditambah dengan kloramfenikol 50-75 mg/kgbb/hari
atau diberikan antibiotika yang mempunyai spectrum luas seperti ampisilin.
o Pengobatan diteruskan sampai anak bebas panas selama 4-5 hari.
o Anak yang sangat sesak nafasnya memerlukan pemberian cairan itravena dan oksigen.

PENCEGAHAN


Menghindarkan bayi (anak) dari paparan asap rokok, polusi udara dan tempat keramaian yang





berpotensi penularan.
Menghindarkan bayi (anak) dari kontak dengan penderita ISPA.
Membiasakan pemberian ASI.
Segera berobat jika mendapati anak kita mengalami panas, batuk, pilek. Terlebih jika disertai



suara serak, sesak napas dan adanya tarikan pada otot diantara rusuk (retraksi).
Periksakan kembali jika dalam 2 hari belum menampakkan perbaikan. Dan segera ke RS jika




kondisi anak memburuk.
Imunisasi Hib (untuk memberikan kekebalan terhadap Haemophilus influenzae, vaksin
Pneumokokal Heptavalen (mencegah IPD= invasive pneumococcal diseases) dan vaksinasi
influenzae pada anak resiko tinggi, terutama usia 6-23 bulan. Sayang vaksin ini belum dapat

dinikmati oleh semua anak karena harganya yang cukup mahal.
 ASMA

 Bronkodilator simpatomimetik seperti juga bronkodilator lainnya, disamping dipakai untuk
mengobati serangan asma juga dipakai sebagai obat untuk mencegah serangan asma.
 Penggunaan jangka panjang, misalnya pada asma kronik atau persisten.
 Bronkodilator yang bekerja sebagai penstimulasi reseptor beta adrenergic di jalan napas.obat ini
diberikan dalam bentuk sirup.
PENCEGAHAN
 Pengindaran factor-faktor pencetus
 Obat-obat dan terapi imunologik
6. Komplikasi dari penyakit-penyakit sistem pernapasan yang berhubungan dengan skenario!
 Pneumonia pada anak
Dengan penggunaan antibiotik, komplikasi hampir tidak pernah dijumpai. Komplikasi yang

dapat dijumpai ialah : empiema, otitis media akut. Komplikasi lain seperti meningitis,
perikarditis, osteomielitis, peritonitis lebih jarang dilihat.
 TBC anak
Konjungtivitis fliktenularis dapat juga dijumpai pada anak dengan tuberkulosis, terutama
tuberkulosis tonsil, adenoid dan telingah tengah. Flikten pada mata diduga sebagai gejala
hipersensitivitas dan dalam flikten tidak terdapat basil tuberkulosis. Selama tuberkulosis atau
fokus tuberkulosismasih ada, flikten sering tetap hilang timbul.
 Asma
Bila serangan asma sering terjadi dan telah berlangsung lama,maka akan terjadi emfisema dan
mengakibatkan perubahan bentuk thoraks yaitu thoraks membungkuk ke depan dan memanjang.
7. Prognosis dari penyakit-penyakit sistem pernapasan secara keseluruhan !
Dipengaruhi oleh banyak faktor seperti umur anak, berapa lama telah mendapat infeksi, luasnya
lesi, keadaan gizi,keadaan sosial ekonomi keluarga, serta diagnosis dini dan penanganan dini
dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.

Daftar Pustaka
 Ilmu Kesehatan Anak FK UI.
 Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. ECG.
 Buku Saku Ilmu Penyakit Paru.

 Nelson Pediatric.ECG.

Sepuluh Jenis Batuk pada Anak

Batuk merupakan salah satu gejala yang paling sering ditemukan pada anak, dan merupakan
keluhan yang seringkali menyebabkan orang tua membawa anak mereka ke dokter.
Batuk merupakan gejala dari sebagian besar infeksi pernapasan. Infeksi pernapasan meliputi:


Infeksi pernapasan atas, seperti pilek (dikenal juga sebagai common colds, hidung
beringus, nasofaringitis akut atau faringorinitis akut.)



Infeksi pernapasan bawah, seperti pneumonia, bronkitis, bronkiolitis.

Pada dasarnya batuk tidak terlalu berbahaya karena seperti sudah dijelaskan di atas batuk adalah
mekanisme untuk mengeluarkan sesuatu seperti lendir. Batuk pada anak perlu diwaspadai jika
disertai :


demam tinggi sampai 39°C dan lebih dari 3 hari,



lesu dan bernapas cepat,



dadanya sesak, bibir wajah dan lidah kebiruan,



berdarah.

Kadang-kadang batuk terdengar hebat. Namun demikian, biasanya batuk bukan merupakan gejala
yang membahayakan. Sebenarnya batuk merupakan suatu refleks tubuh untuk membantu
membersihkan jalan napas. Namun demikian, batuk dapat menjadi alasan untuk berkunjung ke
dokter. Kita perlu mengenal jenis-jenis batuk, agar kita tahu bagaimana menanganinya dan
mengetahui
pula
kapan
sebaiknya
kita
meminta
bantuan
medis.

Jenis-jenis
1.

batuk
Batuk

pada

anak,

"Menggonggong"

antara
atau

lain:
Menyalak

Batuk seperti ini biasanya disebabkan oleh croup, yaitu suatu peradangan pada larings dan trakea
yang dicetuskan oleh alergi, perubahan suhu di malam hari, atau yang paling sering adalah infeksi
pernapasan atas akibat virus. Pada anak kecil, saluran napas yang kecil akan semakin menyempit
ketika mengalami peradangan. Pita suara pun akan membengkak sehingga anak mengalami
kesulitan
bernapas.
Anak usia kurang dari 3 tahun paling sering menderita croup. Croup dapat muncul mendadak di
tengah malam, sehingga orang tua pun khawatir. Walaupun kebanyakan kasus dapat ditangani di
rumah, apabila anak dicurigai mengalami croup, hubungilah dokter untuk mendiskusikan
kondisinya.
Batuk ini disebabkan oleh alergi, perubahan suhu udara dan juga infeksi saluran pernapasan
bagian atas. Batuk ini bisa menyerang anak tiba-tiba, khususnya pada malam hari dan menjelang
subuh
saat
anak
tidur.
2.

Batuk

Rejan

(Whooping

Cough)

Batuk yang kerap diakhiri dengan suara seperti ingin muntah ketika kita mengambil nafas. Batuk
seperti ini disebabkan oleh bakteri pertussis, yang dapat menular melalui percikan cairan dari
hidung atau mulut orang yang terinfeksi, yang dapat keluar karena bersin, batuk, atau tertawa.
Bunyi "whoop" adalah bunyi yang terjadi setelah batuk, yaitu pada saat anak tersebut berusaha
menarik napas dalam setelah batuk terus-menerus selama berberapa kali. Jika anak mengeluarkan
bunyi "whoop" (yang terdengar seperti "hoop") setelah batuk terus-menerus sebanyak beberapa
kali, kemungkinan besar ada gejala pertusis (batuk rejan) -terutama jika anak anda belum
menerima
vaksinasi
difteri/tetanus/pertusis
(DTP/DTaP).
Di lain pihak, bayi yang menderita pertusis biasanya tidak mengeluarkan bunyi "whoop" setelah
episode batuk yang panjang, tetapi bayi seperti ini dapat kekurangan oksigen atau bahkan
berhenti napas karena penyakit ini. Pada bayi dan anak yang masih sangat kecil, pertusis dapat
mematikan.
Oleh
karena
itu,
segera
hubungi
dokter.
3.

Batuk

dengan

Mengi

Batuk yang disertai bunyi mengi saat anak mengeluarkan udara napas, ini mungkin menandakan
adanya suatu "sumbatan" di jalan napas bawah. Sumbatan ini dapat disebabkan oleh
pembengkakan akibat infeksi pernapasan (seperti bronkiolitis atau pneumonia), asma, atau akibat
adanya suatu yang tersangkut di jalan napas. Pada keadaan seperti ini, hubungilah dokter, kecuali
kalau anak anda sudah sering mengalami masalah ini dan anda telah mempunyai obat, seperti
inhaler atau nebulizer, disertai dengan petunjuk penggunaan obat tersebut untuk menangani asma
di rumah. Apabila anak tidak membaik dengan pengobatan tersebut, hubungi dokter.

4.

Stridor

Berbeda dengan mengi, stridor merupakan suara napas yang berisik dan kasar yang terdengar
pada saat anak menghirup napas. Jika terdengar stridor, segera hubungi dokter.
Stridor, paling sering disebabkan oleh pembengkakan di jalan napas atas, biasanya akibat croup
karena virus. Namun, kadang-kadang dapat juga timbul akibat adanya benda asing yang
menyumbat jalan napas atau akibat infeksi yang lebih berat yaitu epiglotitis. Epiglotitis
rnerupakan keadaan yang mengancam jiwa, dimana epiglotis mengalami pembengkakan dan
menutupi aliran udara ke paru. Penyebab pembengkakan epiglotis yang paling sering adalah
adalah infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe B (Hib). Namun, epiglotitis dapat juga timbul
karena penyebab lain seperti luka bakar karena air panas, cedera di tenggorokan, dan berbagai
infeksi
virus
dan
bakteri.
5.

Batuk

Mendadak

jika anak batuk secara tiba-tiba, mungkin anak tersedak makanan atau minuman masuk "jalur
yang salah" yaitu ke saluran napas atau ada sesuatu (misalnya potongan makanan, muntahan, atau
mungkin mainan atau uang logam) yang tersangkut di tenggorokannya atau jalan napasnya. Batuk
membantu membersihkan dan membebaskan jalan napas dari sumbatan tersebut.
Batuk dapat berlangsung hingga semenit atau hanya sebentar saja diakibatkan tenggorokan atau
jalan napasnya teriritasi. Akan tetapi, jika batuk tidak kinjung reda atau justru menjadi sulit
bernapas, hubungi dokter. Jangan coba-coba membersihkan tenggorokannya dengan jari anda
karena tindakan ini justru dapat mendorong sumbatan yang ada semakin jauh ke bawah ke pipa
udara.
6.

Batuk

Malam

Hari

Banyak batuk yang memburuk pada malam hari. Hal ini karena pada saat anak berbaring di
tempat tidur, sumbatan pada hidung dan sinus mengalir ke tenggorokan dan menimbulkan iritasi.
Keadaan ini umumnya tidak mengkhawatirkan kecuali bila sampai mengganggu tidur si anak.
Asma juga dapat mencetuskan batuk malam hari karena jalan napas kita cenderung lebih sensitif
dan
menjadi
lebih
mudah
teriritasi
pada
malam
hari.
7.

Batuk

Siang

Hari

Biasanya ditimbulkan oleh alergi, asma, pilek (colds), flu, dan infeksi pernapasan lainnya. Udara
dingin atau aktivitas dapat memperberat batuk, dan batuk ini seringkali membaik pada malam
hari atau pada saat anak beristirahat. Pada keadaan ini, sebaiknya AC tidak dinyalakan, tidak ada
binatang
piaraan
atau
asap,
yang
menyebabkan
anak
batuk.
8.

Batuk

disertai

Pilek

(Colds)

Kebanyakan pilek (colds) disertai dengan batuk. Oleh karena itu, dapat dimengerti jika saat anak
anda pilek, ia juga mengalami batuk (kering atau berdahak). Batuk ini biasanya berlangsung
selama
1
minggu
ketika
gejala
pilek
(colds)
lainnya
telah
mereda.
9.

Batuk

dengan

Demam

Jika anak batuk, dengan demam yang tidak tinggi dan hidung beringus, kemungkinannya adalah
ia menderita pilek (colds) biasa. Di lain pihak, batuk yang disertai 39 derajat Celcius atau lebih
tinggi dimana anak tampak lesu dan napasnya cepat, pikirkan kemungkinan pneumonia. Pada
kasus
ini,
hubungi
dokter
sesegera
mungkin.
10.

Batuk

dengan

Muntah

Batuk yang berat pada anak seringkali merangsang refleks muntah. Biasanya, hal ini tidak
membahayakan kecuali jika muntah berkelanjutan. Anak yang batuk dengan pilek (colds)/ flu
atau asma, bisa muntah apabila lendir mengalir ke lambung dan menyebabkan mual. Perlu
diingat, keadaan ini dapat merupakan hal yang biasa dan tidak berbahaya.
Penanganan

di

rumah

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan di rumah untuk membuat anak lebih nyaman saat ia
sedang batuk. Namun, konsultasi ke dokter tetap diperlukan pada keadaan-keadaan seperti yang
telah dijelaskan di atas.


Jika anak menderita asma, pastikan bahwa anda telah menerima petunjuk penanganan
asma dari dokter anak. Pantau perkembangan anak dengan seksama selama serangan asma
dan berikan obat-obat asma sesuai petunjuk dokter.



Jika anak -hidungnya tersumbat, bersihkan hidungnya sebelum memberikan makanannya.



Jika anak anda mengalami colds, beristirahatlah di rumah. Hal ini akan membantu
penyembuhannya dan menghindarkan penularan pada orang lain. Ingat, cuci tangan
merupakan hal yang penting untuk mencegah penularan.



Jika anak terbangun pada malam hari dengan batuk seperti menggonggong", bawa anak
ke kamar mandi, tutup pintu, dan putar keran shower air hangat selama beberapa menit
hingga memenuhi bathtub. Jika tidak ada shower air hangat, anda dapat memasukkan air
panas ke dalam ember dan biarkan ruangan menjadi penuh uap. Duduklah bersama anak
di lantai kamar mandi selama sekitar 20 menit. Uap air akan membantu anak bernapas
lebih mudah. Bacakanlah buku cerita supaya anak merasa nyaman.



Jaga agar lingkungan tetap lembab (AC justru membuat ruangan menjadi kering).



Minuman dingin seperti jus dapat memberi rasa nyaman. Hindari minuman bersoda atau

minuman asam karena dapat merangsang saluran cerna.


Jangan berikan anak (terutama bayi dan anak kecil) obat-obat batuk yang dijual bebas
tanpa petunjuk khusus dari dokter.

Most Read Articles


Gangguan yang sering terjadi pada Sistem Ekskresi
Khasiat Buah Mahkota Dewa




Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernafasan Manusia
Manfaat Kunyit untuk Pengobatan





Khasiat Pisang untuk Pengobatan



Manfaat dan Bahaya Seks Ketika Hamil






Khasiat Buah Jambu Biji

Manfaat Pepaya untuk Obat

5 Macam Penyakit Akibat Pencemaran Partikel Debu di Udara


Diet bagi Penderita Hipertensi

Random Artikel


Benarkah Pria Gemuk Memiliki Otak Lebih Kecil Tapi Lebih Kuat Bercinta?
How to create a Google-friendly site?




Fruktosa meningkatkan faktor risiko penyakit jantung dan berat badan
Sembilan Mitos Tentang Osteoporosis




Lindungi Jantung dengan Stroberi



Khasiat Tanaman Kecubung



Ikan, Murah dan Menyehatkan



Teh Hitam Penyembuh Lever


Tahapan-tahapan Penyakit Menular





Khasiat Buah Apel

Sayur Mentah Tangkal Kanker

Beberapa Defisiensi Nutrisi pada Orang Vegetarian
Budidaya Bunga Sedap Malam Roro Anteng




Pengolahan Pangan dengan Fermentasi



DealKeren, Cara Baru Berburu Diskon

Main Menu


Anak-anak





Home

Arthritis

Artikel Kesehatan



Diabetes



Jantung



Kanker
Komputer





Lanjut Usia



Osteoporosis
Makanan dan Gizi



Peluang Usaha




Yang Unik & Berkhasiat





Kulit

Seksualitas
Artikel Lainnya

Download Resep Masakan

Pencarian
Ketik & Enter

Artikel Terbaru
Kesalahan Diagnosa Pada Penyakit Demam Berdarah




Toksisitas Zat Kimia Terhadap Sistem Reproduksi


Sembilan Unsur Pencemaran Udara



Penyakit pernapasan akibat zat kimia




Kerusakan Hati Akibat Zat Kimia

Tips Memutus Rantai Penyebaran Pilek



Bahan Kimia Beracun dan Bahayanya Bagi Kesehatan


Gejala Infeksi HIV / AIDS pada Anak



Pemberian Antibiotik pada Anak Diare

smallCrab Online Just another my blog

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24