UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMAT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF PADA MATERI
RELASI DAN FUNGSI SISWA KELAS VIII-B SMPN 1 MINASATENE
Sudarto
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika
pada materi relasi dan fungsi dengan menerapkan model pembelajaran partisipatif,
kegiatannya dilaksanakan dalam proses pembelajaran, dengan memaksimalkan
keaktifan siswa, guru hanya sebagai fasilitator dan motifator. Dalam model
pembelajaran partisipatif siswa belajar secara berkelompok, pajangan,
mempresentasikan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing
siklus terdiri atas tahap Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, Refleksi. Adapun
data dalam penelitian ini diperoleh dengan nilai tes, observasi dan angket.
Penelitian ini dinyatakan berhasil jika siswa yang dinyatakan berhasil dalam
pembelajaran dari siklus I dan siklus II yang penulis tetapkan terhadap penelitian
tindakan ini mengalami peningkatan (jumlahnya semakin banyak). Dari hasil
peneleitian diperoleh gambaran, siswa memperoleh ≥ 70 pada silus I sebesar 25
siswa (78 %), siklus II sebesar 27 siswa (84,4 %). Dari hasil observasi diperoleh
gambaran adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran yaitu pada
siklus I sebesar 14 siswa (43,75 %), siklus II sebesar 22 siswa (68,75 %) . Adapun
hasil dari angket tentang respoons siswa terhadap pembelajaran diperoleh
gambaran pada siklus I sebesar 25 siswa (78,125 %), siklus II sebesar 26 siswa

(81,25 %). Dalam pembelajaran relasi dan fungsi dengan pembelajaran partisipatif
dapat meningkatkan hasil belajar siswa terbukti dengan meningkatnya hasil
belajar dari siklus I ke siklus II, sedangkan dari hasil observasi yang diperoleh
peningkatan aktivitas, siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Adapun dari
angket diperoleh hasil bahwa pembelajaran partisipatif meningkatkan respons
siswa dalam pembelajaran matematika.
Kata kunci : hasil belajar matematika; model pembelajaran partisipatif; relasi dan
fungsi
PENDAHULUAN
Bukan rahasia bahwa pelajaran matematika dianggap sebagai pelajaran yang
amat sulit untuk dipelajari, sehingga hasil yang diperoleh siswa masih sangat jauh
dari yang diharapkan. Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai ulangan harian
mata pelajaran matematika kelas VIII-B semester ganjil tahun pelajaran 2012 /
2013 di SMPN 1 Minasatene sebelum diadakan tindakan penelitian bahwa hasil
belajar matematika siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa

dalam pembelajaran dan rata-rata nilai ulangan hariannya yang hanya 57,8 . Fakta
di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan
dalam memahami mata pelajaran matematika.
Penyebab kesulitan belajar yang dihadapi siswa sangatlah komplek, yang

datang dari siswa sendiri misalkan kurangnya pengetahuan prasyarat yang
dimiliki siswa, masalah sosial dan lain-lain. Adapun kesulitan belajar siswa
disebabkan oleh guru misalnya, guru dalam proses pembelajaran tidak
mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran secara aktif, siswa hanya disuruh
menghafal rumus-rumus, menerima konsep-konsep yang ada tidak melakukan
sendiri. Sehingga hasilnya kurang bermakna dan tidak terekam dengan baik pada
otak siswa.
Sementara itu matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
diujikan secara nasional, maka seluruh kompetensi yang ada harus dikuasai siswa,
sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa mencapai Standar Ketuntasan Lulusan
(SKL) yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu harus diupayakan mengatasi
kesulitan-kesulitan belajar matematika yang dihadapi siswa.
Untuk mengantisipasi permasalahan di atas, perlu diupayakan suatu
pembelajaran yang mengatasi kesulitan belajar siswa. Kesulitan belajar siswa
dapat diupayakan dengan cara menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
sehingga belajarnya bermakna. Bila belajarnya bermakna diharapkan kesulitan
belajar siswa berkurang dan pada akhirnya ada peningkatan hasil belajarnya.
Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim
Pendidikan Nasional, pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada


Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Citra
Umbara : 2003). Tujuan di atas dapat dicapai salah satunya melalui proses
pembelajaran matematika yang bermakna.
Dalam peraturan mentri No:22 tahun 2006 tentang standar isi mata
pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.
1.

Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah

2.

Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika


3.

Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh

4.

Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah

5.

Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Oleh karena itu kegiatan pembelajaran matematika yang dilakukan harus selalu
mengacu pada tujuan diatas dengan memperhatikan karakteristik siswa sebagai

pebelajar
Keadaan ini mendorong peneliti untuk melaksanakan penelitian tindakan
kelas, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya
peningkatan hasil belajar matematika tentang fungsi dan relasi yang ditunjukkan
oleh adanya peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan peningkatan
nilai ulangan hariannya.

Hasil refleksi awal terhadap kualitas proses dan hasil belajar matematika
mengindikasikan berbagai masalah yang dialami oleh sebagian besar

siswa

yang bermuara pada hasil belajar matematika yang masih rendah.
Namun karena berbagai keterbatasan yang ada pada peneliti maka masalah yang
akan dipecahkan dalam penelitian ini dibatasi yaitu :
“ Apakah penerapan model pembelajaran partisipatif pada materi relasi dan fungsi
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII-B SMPN 1
Minasatene? “
Masalah di atas menurut peneliti akan dapat dijawab melalui pemecahan dua sub
masalah di bawah ini yaitu :

1. Bagaimana upaya meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran
matematika materi relasi dan fungsi melalui penerapan model pembelajaran
partisipatif pada siswa kelas VIII-B SMPN 1 Minasatene ?
2. Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar matematika materi relasi dan
fungsi melalui penerapan model pembelajaran partisipatif pada siswa kelas
VIII-B SMPN 1 Minasatene ?

Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan
hasil belajar matematika materi relasi dan fungsi pada siswa kelas VIII-B SMPN
1 Minasatene melalui penerapan model pembelajaran partisipatif yang dijabarkan
dalam tujuan khusus yaitu :
1. Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika
materi relasi dan fungsi melalui penerapan model pembelajaran partisipatif
pada siswa kelas VIII-B SMPN 1 Minasatene.

2. Meningkatkan hasil belajar matematika materi relasi dan fungsi melalui
penerapan model pembelajaran partisipatif pada siswa kelas VIII-B SMPN 1
Minasatene.
Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi guru pelaku penelitian tindakan kelas dapat :

a. Memberikan pengalaman merancang kegiatan pembelajaran dan
pengelolaan kelas dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif.
b. Meningkatkan kualitas proses dan hasil kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan.
2. Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan peran aktif dalam pembelajaran mata pelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan hasil
belajarnya.
3. Bagi sekolah penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan
kualitas layanan pendidikan kepada masyarakat.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan keterbatasan
pelaksanaan penelitian sebagai berikut :
1. Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Standar
Kompetensi Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan perersamaan
garis lurus, Materi relasi dan fungsi yang merupakan salah satu materi
matematika kelas VIII semester ganjil sesuai KTSP.
2. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang direncanakan
akan berlangsung dalam 2 siklus, setiap siklusnya terdiri atas 4 tahapan

yaitu

:


perencanaan

(planning),

pelaksanaan

tindakan

(acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
3. Penelitian tindakan kelas ini hanya dilaksanakan di kelas VIII-B SMPN 1
Minsatene semester ganjil tahun pelajaran 2012 / 2013 yang berjumlah 32
siswa.
Berikut ini diberikan penjelasan istilah-istilah yang digunakan dalam
penelitian tindakan kelas ini.


Hasil belajar adalah kecakapan yang diperoleh melalui proses belajar..




Hasil belajar matematika merupakan sesuatu yang dicapai oleh siswa
melalui suatu proses belajar matematika. Sesuatu yang di capai oleh
siswa ditunjukkan oleh keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan
hasil nilai ulangan harian yang didapatkan pada model pembelajaran
partisipatif.



Model pembelajaran : skenario pembelajaran di kelas.



Model pembelajaran partisipatif adalah skenario pembelajaran
dikelas yang diawali dengan pendahuluan, pembentukan kelompok
kecil, kerja kelompok, pajangan, kegiatan belanja, dan presentasi hasil
kerja kelompok.


METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Minasatene, yang
pelaksanaannya dimulai 11 September 2012 sampai dengan 11 Nopember 2012
yang melibatkan seorang guru matematika sebagai peneliti, 2 guru (teman
sejawat) untuk membantu mengambil data sebagai observator dalam pelaksanaan

penelitian. Subyek penelitian adalah 32 siswa kelas VIII – B yang keadaan siswa
dalam kelas tersebut heterogen.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan rincian sebagai berikut :
siklus I dengan 4 x Tatap Muka (TM), siklus II dengan 4 x TM, Adapun materi
yang dibahas dalam 2 siklus tersebut adalah :
1. Siklus I membahas materi : Memahami relasi dan fungsi
Indikator:
Menjelaskan dengan kata-kata dan menyatakan masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan relasi dan fungsi. Menyatakan suatu fungsi dengan notasi
2. Siklus II membahas materi : Menentu kan nilai fungsi
Indikator:
Menghitung nilai fungsi. Menentukan bentuk fungsi jika nilai dan data
fungsi diketahui
Penelitian tindakan yang di lakukan dalam kelas yang menggunakan

rancangan penelitian tindakan, sehingga disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus masing-masing siklus meliputi : perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi. Hal ini sesuai pendapat Suharsimi A,
Suhardjono, Supardi (halaman 73) PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus
berulang yang di dalamnya terdapat empat bahasan utama kegiatan yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang dapat digambarkan sebagai
berikut :
Permasalahan
Siklus I

Perencana
an
tindakan I

Pelaksana
an
tindakan I

Refleksi I

Pengamatan/
pengumpulan
data I

Permasalahan baru hasil refleksi
Perencana
an
tindakan II

Siklus II

Refleksi II

Pelaksana
an
tindakan II
Pengamatan/
pengumpulan
data II

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan Penelitian
Melakukan pertemuan awal dengan 2 guru teman sejawat selaku observer
untuk membicarakan persiapan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
selama penelitian.
a. Mengkaji Silabus untuk menentukan pokok bahasan yang akan
dipergunakan dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.
b. Merancang rencana pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses
pembelajaran.
c. Menetapkan tujuan pembelajaran pada tindakan pertama.
d. Mempersiapkan perangkat dan bahan yang diperlukan untuk
melaksanakan tindakan.
e. Mempersiapkan lembar pengamatan observasi.
f. Menyusun lembar kerja siswa.
g. Menyusun soal-soal tes akhir siklus.
h. Menyusun angket.
2. Tindakan
a. Membagi siswa kelas VIII – B menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 4
siswa per kelompok.
b. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran di hadiri oleh 2 observer.

c. Peneliti mengawali proses pembelajaran dengan menggali pengetahuan
prasyarat yang dimiliki oleh siswa yang berhubungan dengan meteri
yang akan dibahas.
d. Peneliti membagikan LKS, untuk dikerjakan secara kelompok, dari
kerja kelompok tersebut diharapkan siswa dapat membangun
pengetahuannya sendiri berdasar pengalaman belajarnya, dengan
bimbingan seperlunya dari guru.
e. Observer melakukan observasi dengan memakai lembar observasi
yang telah dipersiapkan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam
pembelajaran.
f. Pada akhir pembelajaran, peneliti meminta masing-masing kelompok
untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya sesuai dengan topik
yang diberikan peneliti.
g. Peneliti membantu untuk membetulkan jawaban siswa jika masih ada
yang salah.
h. Peneliti bersama siswa membuat kesimpulan pada akhir pembelajaran.
i. Pada akhir pembelajaran siklus, peneliti memberikan tes akhir siklus
kemudian memeriksa dan menganalisa hasilnya.
j. Melakukan observasi dengan lembar angket untuk mengetahui respons
siswa terhadap pembelajaran partisipatif
3. Pengamatan
Tahap ini dilaksanakan pada waktu tindakan sedang berjalan dari hasil
pengamatan observator yang telah dilakukan diperoleh bahwa :

a. Siswa masih banyak yang kurang aktif terhadap pembelajaran yang
sedang berlangsung, 18 siswa dari 32 siswa yang menjadi subyek
penelitian.
b. Kerja kelompok masih belum terlaksana dengan baik sehingga banyak
siswa yang masih bekerja secara individu dan beberapa siswa
mengalami kesulitan tidak berani bertanya.
c. Siswa masih kurang percaya diri untuk mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
d. Beberapa siswa mengalami kesulitan untuk menyatakan suatu relasi
dengan diagram
karticius
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan siklus I, maka peneliti
mengatasi masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan siklus I tersebut.
a. Peneliti menyelidiki kenapa dalam pembelajaran masih banyak siswa
yang kurang aktif. Karena dari sebagian siswa memang belum paham
pada tugas yang diberikan, tetapi tidak berani untuk bertanya pada
teman yang lain atau pada guru, sehingga peneliti memberikan arahan
perlunya

kerja

kelompok

dalam

pembelajaran

adalah

untuk

memecahkan bersama kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam
pembelajaran dengan bantuan tutor sebaya (teman di kelompoknya).
b. Peneliti

memberi

dorongan

(motivasi)

pada

siswa

bahwa

mengemukakan pendapat (gagasan) di depan kelas itu sangat penting
untuk membangun percaya diri dan tidak boleh takut salah.

c. Memberikan

penjelasan

pada

siswa

yang

salah

dalam

mempresentasikan hasil diskusinya dan memberi penjelasan tentang
hal-hal

yang

belum

dipahami

yang

telah

ditemukan

dalam

pengamatan.
d. Menentukan kesamaan pandangan terhadap tindakan awal pada siklus
pertama hasilnya akan dijadikan bahan untuk merevisi rencana
tindakan kedua.
Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan Penelitian
a. Mendiskusikan dan memantapkan rencana pembelajaran yang telah
disepakati sebelumnya dengan mempertimbangkan hasil refleksi dari
siklus I.
b. Menetapkan tujuan pembelajaran pada tindakan kedua
c. Menyusun silabus dan rencana pembelajaran yaitu menentukan nilai
fungsi
d. Mempersiapkan perangkat dan bahan yang diperlukan untuk
melaksanakan tindakan.
e. Mempersiapkan lembar observasi
f. Menyusun lembar kerja siswa.
g. Menyusun soal-soal tes akhir siklus.
h. Mempersiapkan angket yang akan dibagikan pada akhir siklus setelah
tes dilaksanakan.
2. Tindakan

a. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran di hadiri oleh 2 observer.
b. Peneliti mengawali dengan menggali pengetahuan prasyarat yang
dimiliki siswa dari hasil pembelajaran pada siklus I untuk
memantapkan pengetahuannya sesuai dengan skenario pembelajaran
yang telah di buat.
c. Melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang
telah ditetapkan dan membuat catatan lapangan untuk mengetahui
aktivitas siswa dalam pembelajaran.
d. Pada akhir pembelajaran siklus, peneliti memberikan tes akhir siklus
kemudian memeriksa dan menganalisa hasilnya.
e. Melakukan observasi dengan lembar angket untuk mengetahui respons
siswa terhadap pembelajaran partisipatif
3. Pengamatan Tindakan
Dari hasil pengamatan yang telah penulis laksanakan bersama dengan
observator, ditemukan hal-hal sebagai berikut :
a. Masih ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran yang telah
berlangsung, 10 siswa dari 32 siswa sebagai subyek penelitian.
b. Pelaksanaan kerja kelompok sudah lebih baik dan kesulitan dalam
pembelajaran

dapat

diselesaikan

dengan

bantuan

teman

sekelompoknya.
c. Kepercayaan diri siswa mulai timbul sehingga banyak siswa yang
ingin mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan.
d. Beberapa siswa masih mengalami kesulitan untuk memahami materi
yang sedang dipelajari yaitu tentang menentukan nilai fungsi.

4. Refleksi
Dari hasil pengamatan pada siklus II, maka peneliti mengatasi masalahmasalah yang timbul pada pelaksanaan siklus II.
a. Untuk mengatasi siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran diberi
motivasi lagi bahwa belajar itu penting untuk mempersiapkan masa
depan dan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.
b. Ada tutor sebaya yang muncul dalam kelompok diambil dari siswa
yang pandai untuk membantu siswa yang masih mengalami kesulitan
dalam pembelajaran.
c. Memberi motivasi lagi untuk siswa-siswa yang masih kurang berani
dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya.
d. Menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa tentang
menentukan nilai fungsi.
e. Peneliti bersama observator menentukan persamaan pandangan
terhadap tindakan
Alat Pengumpulan Data
Ada 3 kelompok data yang akan dianalisa.
1. Hasil tes akhir siklus untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa.
2. Hasil observasi ada 2 sasaran :
a. Siswa untuk mengetahui/melihat aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran yang meliputi 5 aspek :
-

Perhatian/keseriusan

-

Ketepatan mengumpulkan tugas

-

Kelengkapan buku catatan

-

Keaktifan bertanya/menjawab

-

Menghargai pendapat orang lain

b. Guru untuk mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dan
skenario pembelajaran yang direncanakan di kelas.
3. Hasil angket yang diberikan siswa untuk mengetahui respon siswa
terhadap pembelajaran partisipatip
Kriteria Keberhasilan Penelitian
1. Peneliti membuat instrumen penilaian kognitif dengan indikator yang
mengacu pada indikator dalam rencana program pembelajaran. Untuk
penilaian keberhasilan siswa dalam pembelajaran dengan rentang nilai 1 –

100. Dengan hasil(nilai) akhir =

skor perolehan
skor maksimal

X bobot soal.

Hasil nilai siswa dijumlah dan bisa dirumuskan keberhasilan siswa dalam
pembelajaran. Bila nilai siswa ≥ 70 siswa dinyatakan berhasil (tidak
mengalami kesulitan) dalam belajar, jika nilai siswa < 70 maka siswa
dinyatakan belum berhasil dalam belajar (mengalami kesulitan) dan perlu
diremidi. Batas nilai keberhasilan yang ditentukan berdasar Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah dibuat guru bidang studi
matematika kelas VIII sebesar 70
Penelitian tindakan ini berhasil jika nilai siswa dalam test akhir
siklus yang nilainya ≥ 70 jumlahnya semakin lama semakin banyak dari
siklus I ke siklus II atau siswa yang mengalami kesulitan belajar semakin
berkurang.

2. Peneliti membuat instrumen penilaian afektif dengan menetapkan 5 butir
indikator penilaian minat, dengan rentang nilai 1 – 4, untuk mengetahui
keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran.


Skor terendah seorang siswa = 1 x 5 = 5



Skor tertinggi seorang siswa = 4 x 5 = 20

Hasil skor siswa dijumlah dan bisa dirumuskan dalam salah satu
kategori :
 5–8

: tidak aktif

 9 – 12

: kurang aktif

 13 – 16 : aktif
 17 – 20 : sangat aktif
Penelitian tindakan ini berhasil jika keterlibatan siswa secara aktif
pada pembelajaran dari siklus I ke siklus II jumlahnya semakin lama
semakin meningkat.
Siswa dinyatakan telah mengikuti pembelajaran secara aktif jika nilai
hasil observasi mencapai ≥ 13.
3. Peneliti membuat angket dengan menetapkan 10 butir indikator dengan
rentang skor 1 – 4.


Skor terendah seorang siswa = 1 x 10 = 10



Skor tertinggi seorang siswa = 4 x 10 = 40

Hasil skor siswa dijumlah dan bisa dirumuskan dalam salah satu
kategori :
 10 – 18 : tidak menyenangkan

 19 – 25 : kurang menyenangkan
 26 – 33 : menyenangkan
 34 – 40 : sangat menyenangkan
Penelitian tindakan ini berhasil jika respons siswa terhadap
pembelajaran dengan pembelajaran partisipatip dari siklus I ke siklus II
semakin lama semakin banyak siswa yang menyenangi.
Siswa dinyatakan meningkat responnya terhadap pembelajaran
dengan pembelajaran partisipatip jika nilai hasil angketnya mencapai ≥ 26.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.

Hasil Penelitian Siklus I

a) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal test akhir siklus I
Dari hasil pemeriksaan test yang dilakukan oleh peneliti diperoleh
gambaran ada 25 siswa dari 32 siswa (78,1 %) telah tuntas dalam memahami
materi dalam pembelajaran dengan rata-rata hasil test yang telah dicapai 70,0
b) Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran partisipatif
Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan beserta observator terhadap
aktivitas siswa dalam pembelajaran, tampak pada tabel berikut.
Dari tabel tampak bahwa dari 32 siswa kelas VIII – B yang aktif dalam
pembelajaran 14 siswa
c) Respon siswa dalam pembelajaran partisipatif

Dari hasil pemeriksaan angket yang dikerjakan oleh siswa dalam akhir
siklus I tentang respons siswa dalam pembelajaran respons siswa terhadap
pembelajaran partisipatif sebesar 25 siswa dari 32 siswa menyenangkan.
2. Hasil Penelitian Siklus II
a) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal test akhir siklus II
Dari hasil pemeriksaan test yang dilakukan oleh peneliti diperoleh
gambaran ada 27 siswa dari 32 siswa (84,4 %) telah tuntas dalam memahami
materi pada pembelajaran pada siklus II dengan rata-rata hasil test yang telah
dicapai 72,5. hal tersebut dapat dilihat dari tabel hasil belajar matematika
siklus II
b). Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran partisipatif
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti bersama kolaborator
terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran, siswa yang terlibat aktif dalam
pembelajaran 22 dari 23 siswa
c). Respon siswa dalam pembelajaran partisipatif
Dari hasil pemeriksaan angket yang dikerjakan oleh siswa dalam akhir
siklus II tentang respons siswa pada pembelajaran partisipatif tampak pada
respons siswa terhadap pembelajaran partisipatif sebesar 26 dari 32 siswa
menyenangkan
2. Pembahasan Hasil Penelitian
1.

Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I

a. Dari tabel hasil belajar matematika siklus I dari soal-soal yang telah
dikerjakan, siswa yang tuntas dalam pembelajaran yang nilainya mencapai
≥ 70 sebanyak 25 siswa atau prosentasenya mencapai 78,1 %.

b. Dari tabel hasil observasi siklus I dapat dibaca bahwa dalam pembelajaran,
keterlibatan siswa secara aktif prosentasenya mencapai 43,750%.
c. Dari tabel hasil angket siklus I dapat diketahui bahwa respons siswa
terhadap

pembelajaran

partisipatif

menyenangkan,

prosentasenya

mencapai 78,125%.
d. Hal-hal yang ditemukan dalam pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I
adalah :


Pada umumnya siswa masih kurang paham tentang menyatakan relasi
dengan koordinat karticius.



Sebagian siswa termotivasi untuk aktif dan kreatif di dalam
menyelesaikan permasalahan yang muncul di LK, sebagian siswa lagi
masih kurang aktif dalam pembelajaran.



Siswa berusaha untuk melaksanakan diskusi dalam menyelesaikan
permasalahan yang muncul di LK, meskipun ada sebagian siswa yang
pasif.



Hasil dari kerja kelompok yang dilakukan siswa masih ada yang
melenceng dari masalah yang ada.



Siswa masih kurang keberanian dan kurang percaya diri untuk
mempresentasikan hasil kerjanya ke depan.



Penguasaan materi prasyarat siswa kurang, sehingga kegiatan diskusi
agak terlambat.

e. Alternatif pemecahan masalah tentang hal-hal yang ditemukan dalam
tindakan pada siklus I :



Menjelaskan kembali tentang menyatakan relasi dengan diagram
karticius.



Untuk siswa yang pasif dicari penyebabnya agar siswa tersebut
mempunyai semangat untuk mengikuti pembelajaran secara aktif.



Untuk membenarkan hasil pembelajaran yang salah ditanyakan dulu
pada siswa yang lain agar dibenarkan, jika masih saja salah maka guru
yang akan meluruskan jawaban yang salah tersebut.



Guru memotivasi siswa untuk mengungkapkan pendapatnya di depan
dengan berani dan percaya diri karena hal tersebut sangat diperlukan
untuk siswa di masa yang akan datang, apabila ada kegagalan guru
akan

memberikan

bimbingan

seperlunya

untuk kesempurnaan

pendapat itu.


Jika materi prasyarat siswa kurang, maka akan diulang lagi untuk
menggali kembali pengetahuan prasyarat yang mendukung topik yang
diberikan dengan tanya jawab.

2.

Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II

a. Dari tabel hasil belajar matematika yang telah dikerjakan siswa pada siklus
II, siswa yang mengalami tuntas belajar sebesar 27 siswa atau
prosentasenya sebesar 84,4 %, ada kenaikan sebesar 6,3 % dari siklus I.
b. Dari tabel hasil observasi siklus II dapat dibaca bahwa dalam
pembelajaran, keterlibatan siswa secara aktif mengalami peningkatan
sebesar 21% dari siklus I yaitu sebesar 47,75% sedang siklus II sebesar
68,75 %.

c. Dari tabel hasil angket siklus II dapat diketahui bahwa respons siswa
terhadap pembelajaran partisipatif mengalami sedikit kemajuan karena
siswa sudah banyak yang menyenangi pembelajaran partisipatif yaitu
sebesar 81,250% berarti mengalami peningkatan sebesar 3,125 % dari
siklus I.
d. Hal-hal yang ditemukan dalam pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II
adalah :


Ada beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam menentukan
menentukan nilai fungsi



Siswa

antusias

sekali

dalam

kegiatan

pembelajaran

dengan

kelompoknya untuk menemukan penyelesaian dari permasalahan yang
muncul dalam LK, meskipun ada beberapa siswa yang tidak mengikuti
kerja kelompok (pembelajaran) secara aktif.


Masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalm proses pembelajaran
dan responnya juga rendah.

e. Alternatif pemecahan masalah tentang hal-hal yang ditemukan dalam
pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II :


Menjelaskan kembali dan menambah latihan dengan membantu
mengerjakan anak-anak yang masih kesulitan untuk menyelesaikan
soal-soal menentukan nilai fungsi.



Mendekati siswa yang tidak aktif untuk memotivasi betapa pentingnya
(berguna) menjadi siswa yang mengerti dengan baik pelajaran yang
dipelajari.



Mendekati siswa yang kurang aktif dan responnya juga rendah untuk
diminta keterangan apa yang menyebabkan siswa tersebut seperti itu,
lalu diberi motivasi untuk membangkitkan semangat belajar mereka.

f. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa secara klasikal terdapat
peningkatan respons siswa dan peningkatan aktivitas siswa dalam
pembelajaran partisipatif dalam bentuk kerja sama kelompok baik pada
siklus I maupun II. Begitu juga respons siswa pada pembelajaran
partisipatif juga menigkat baik pada siklus I maupun II. Juga diikuti
dengan peningkatan hasil belajar matematika siswa. keterlibatan siswa
secara aktif dan respons siswa dalam pembelajaran partisipatif telah
dibahas pada pembahasan hasil penelitian siklus I maupun II.
g. Dari data hasil penelitian tindakan kelas nampak bahwa semua unsur yang
penulis teliti yaitu, nilai test matematika akhir siklus, nilai afektif dari
observasi tentang keterlibatan secara aktif dalam proses pembelajaran
maupun dari nilai angket semua mengarah pada peningkatan hasil yang
semakin lama semakin baik dari siklus I ke siklus II. Hal itu menunjukkan
bahwa pembelajaran partisipatif pada materi relasi dan fungsi kelas VIII –
B SMP Negeri1 Minasatene, dapat meningkatkan hasil belajar belajar
siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan :
1. Peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika materi relasi
dan fungsi melalui penerapan model pembelajaran partisipatif meningkat.

2. Hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika materi relasi
dan fungsi melalui penerapan model pembelajaran partisipatif meningkat.
Atau dengan kata lain bahwa :
Penerapan model pembelajaran partisipatif pada materi relasi dan fungsi
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII-B SMPN 1
Minasatene.
2. Saran
1. Untuk meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran diharapkan
para guru mencoba menerapkan model pembelajaran partisipatif bila
karakteristik siswanya mirip dengan karakteristik siswa pada penelitian
ini.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran diharapkan
para guru mencoba menerapkan model pembelajaran partisipatif bila
karakteristik siswanya mirip dengan karakteristik siswa pada penelitian
ini.
3. Kepada para kepala sekolah hendaknya memfasilitasi gurunya untuk
mengadakan PTK untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya.

DAFTAR PUSTAKA
Slavin, E, Robert. 1994. A Practical Guide to Cooperative Learning.
Disadur oleh M. Nur. 2005. Surabaya: Depdiknas. Dirjen Dikdasmen.
LPMP Jatim.
DePorter, B. & Hernacki, M. 1992. Quantum Learning: Unleasing the
Genius in You. Diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman. 2005.
Bandung: Kaifa.
Depdiknas. 2004. Program Manajemen Berbasis Sekolah. Paket Pelatihan
Awal Untuk Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Materi Sosialisasi Model Pembelajaran IPA SD dan
Matematika SMP. Surabaya: Depdiknas. Dirjen Dikdasmen. LPMP Jatim.
Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika. Jakarta:
Depdiknas. Dirjen Dikdasmen.
Rachman, Saiful, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan
Karya Ilmiah. Surabaya: SIC dan Dinas P&K Jatim.