Sistem Informasi Pengolahan Data Krimina

Jurnal Ekontras

Vol.15 No.2 Juli 2015

ISSN 1411 - 4615

Sistem Informasi Pengolahan Data Kriminalitas Pada Departemen
Hukum dan HAM RI Balai Pemasyarakatan Klas I Padang
Dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman
Visual Basic 6.0 dan Database MySQL
Yulia
STMIK JAYANUSA Padang

Abtract
Anliable information system very needed to assist work of human being in a company or organization to
be yielding information with quality. The research is done at Balai Pemasyarakatan Klas I Padang by
using some methods of formulation of the problems which is how to data processing at crime. In order to
know the process running and to design a system that can overcome the problems in processing the data,
so that it can give some accurate and quick information. In this reseach the writer use system
development life cycle method and data flow diagram (DFD) as the assisting instrument. Data processing
system and the making of the report which is applied are still not effective. Therefore, system design is

made with language of Visual Basic 6.0 and database MySQL to process to data so that it can results an
accurate information and help the head of Balai Pemasyarakatan Klas I Padang.
Keywords : Sistem Informasi, Crime, Visual Basic 6.0, Database MySQL.

I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang yang sering dihadapi dengan
berbagai masalah, baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri sendiri. Masalah yang sering
terjadi adalah masalah kriminalitas dimana keberadaannya sangat mengganggu ketertiban dan keamanan
masyarakat. Tindak kejahatan yang terjadi disuatu daerah tidak semua dapat diketahui dengan pasti.
Banyak masyarakat yang tahu atau jadi korban suatu tindak kejahatan. Pelaku-pelaku kejahatan yang
tidak diketahui tentu akan berkeliaran mencari korban lain. Hal ini tentu saja menimbulkan keresahan
bagi masyarakat, apa yang dicita-citakan akan sulit untuk dicapai.
Dalam kehidupan bermasyrakat, anak sering kali dijadikan objek ataupun korban dari kekerasan
dan diskriminasi oleh orang dewasa. Namun tidak jarang pula anak dapat melakukan suatu kejahatan
ataupun pelanggaran terhadap norma-norma sosial yang hidup dalam masyarakat. Tindak kejahatan
merupakan ancaman yang serius di dunia penegak hukum, dalam hal ini Balai Pemasyarakatan (BAPAS)
mempunyai wewenang tersendiri diluar lembaga pemerintahan dan lembaga pemasyarakatan. Balai
Pemasyarakatan (BAPAS) bertugas menyelenggarakan Penelitian Kemasyarakatan (LITMAS), untuk
membantu memperlancar tugas Penyidik, Penuntut Umum dan Hakim dalam perkara anak nakal, baik di
dalam maupun di luar sidang. Membantu melengkapi data warga binaan pemasyarakatan dalam

pembinaan. Yang bertugas melakukan penyidikan adalah Pembimbing Kemasyarakatan (PK).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mengharuskan kita untuk turut
ikut serta dalam mengikuti perkembangan tersebut. Dalam hal ini dibutuhkan sebuah rancangan sistem
untuk menghasilkan informasi yang cepat dan akurat dalam pengolahan data. Selain itu, juga perlu
diimbangi dengan sistem informasi dan data yang akurat bagi instansi terkait dalam pengambilan
kebijakan. Pengolahan data kriminalitas yang dilakukan selama ini masih dilakukan secara manual karena
belum adanya sebuah database untuk menampung file-file yang diperlukan, untuk itu perlu di rancang
sebuah database dengan menggunakan bahasa pemrograman untuk menghasilkan laporan secara tepat dan
akurat sesuai dengan kebutuhan.

Sistem Informasi Pengolahan Data Kriminalitas Pada Departemen . . .

87

Jurnal Ekontras

Vol.15 No.2 Juli 2015

ISSN 1411 - 4615


II. LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen atau komponen yang berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponenkomponen (components), batasan sistem (boundary), lingkungan luar sistem
(environments),
penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (proses), sasaran (objectives) atau
tujuan (goal).
Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling
bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat
berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
Batasan Sistem
Batasan sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem
yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope)
dari sistem tersebut.
Lingkung Luar Sistem
Lingkung luar sistem (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkung luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga
bersifat merugikan sistem tersebut.

Penghubung Sistem
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang
lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke
subsistem lainnya.
Masukan Sistem
Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan
perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).
Keluaran Sistem
Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang
berguna dan sisa pembuangan.
Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi
keluaran.
Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objektive). Kalau suatu sistem tidak
mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan
sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

Sistem Informasi Pengolahan Data Kriminalitas Pada Departemen . . .


88

Jurnal Ekontras

Vol.15 No.2 Juli 2015

ISSN 1411 - 4615

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan- laporan yang diperlukan (Robert A.
Leitch dan K. Roscoe Davis).
John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa Sistem Informasi terdiri dari komponenkomponen yang disebut blok bangunan (building block), yaitu : blok masukan (input blok), Blok model
(model block), Blok keluaran (output block), Blok teknologi (tecnology block), Blok basis data (database
block), Block kendali (controls block).
Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode
dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data
input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran
yang diinginkan.
Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan
dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
Blok Teknologi
Teknologi merupakan “kotak alat” (tool box) dalam sistem informasi.
Blok Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
Blok Kendali
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperatur, air, debu,
kecurangan-kecurangan,kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak efisienan,
sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan
bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila telanjur terjadi kesalahan-kesalahan
dapat langsung cepat diatasi.

2.3 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC)
Siklus hidup pengembangan sistem merupakan suatu metode yang digunakan dalam pengembangan

sistem yang terdiri dari beberapa tahapan, ditandai oleh pendekatan analisa sistem. Siklus hidup
pengembangan sistem. Gambar 1 berikut adalah bagan dari SDLC yang umum dimana terdiri atas 7
phase, yaitu :

Sistem Informasi Pengolahan Data Kriminalitas Pada Departemen . . .

89

Jurnal Ekontras

Vol.15 No.2 Juli 2015

ISSN 1411 - 4615

Kebijakan dan
Perencanaan Sistem

Analisis Sistem

Disain Sistem Secara

Umum

Disain Sistem Secara
Terinci

Seleksi Sistem

Implementasi Sistem

Perawatan Sistem

Gambar 1: Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC)

Siklus hidup pengembangan sistem terdiri dari 7 phase, yaitu :
1. Tahap kebijakan dan perencanaan sistem
Merupakan tahap awal dalam siklus pengembangan sistem, sebelum suatu sistem informasi
dikembangkan, umumnya terlebih dahulu dimulai dengan adanya suatu analisis, kebijakan dan
perencanaan untuk mengembangkan sistem tersebut. Tanpa adanya perencanaan yang baik,
pengembangan sistem tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Tahap analisa sistem

Pada tahap ini diberikan penilaian terhadap sistem yang lama dan dipelajari kelemahan yang ada serta
mencari beberapa alternatif pemecahan masalah.
3. Tahap perancangan sistem secara umum
Setelah tahap analisis dilakukan, maka dilakukan pengembangan sistem secara umum dan
menjelaskan informasi yang dihasilkan sistem tersebut.
4.

Tahap perancangan sistem secara terinci
Tahap ini merupakan perincian dari desain sistem secara umum, desain sitem secara umum
ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih spesifik untuk membangun sebuah sistem.

5.

Tahap seleksi sistem

Sistem Informasi Pengolahan Data Kriminalitas Pada Departemen . . .

90

Jurnal Ekontras


Vol.15 No.2 Juli 2015

ISSN 1411 - 4615

Tahap ini mencari beberapa penyebab permasalahan pada sistem lama dan memilih satu pemecahan
masalah dari beberapa alternatif yang ada.
6.

Implementasi sistem
Tahap implementasi sistem merupakan tahap dimana suatu sistem siap untuk dioperasikan.

7.

Tahap perawatan sistem
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam sebuah pengembangan sistem. Dimana tahap ini hanya lebih
ditekankan kepada pemeliharaan sistem, perawatan database dan menjaga kerja sistem yang sudah
direncanakan ditahap pertama.

2.4 Konsep Dasar Tentang MySQL

2.4.1 Pengertian MySQL
My SQL (Stucture Query Language) adalah salah satu database dari sekian banyak database lain
seperti Oracle, MS SQL, Postgres SQL dan banyak lagi. Kesemuanya itu mempunyai fungsi dan manfaat
yang hampir sama namun dalam pengerjaannya sedikit berbeda, MySQL adalah penggunaan yang paling
mudah.
MySQL adalah Relationship database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara
gratis di bawah lisensi GPL (General Public Licence). Dimana setiap orang bebas untuk mengunakan
MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial (Didik
Dwi Prasetyo).

2.4.2 Struktur MySQL
Tiga clause yang menjadi dasar dari MySQL yaitu:
1. Select
Clause ini berkorespodensi dengan project operation pada aljabar relasi.
2. From
Clause ini berkorespodensi dengan Cartesian product pada aljabar relasi.
3. Where
Clause ini berkorespodensi dengan selection predicate pada aljabar relasi.

2.5 Konsep Dasar Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0
Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang sangat mudah dipelajari, dengan teknik
pemrograman visual yang memungkinkan penggunanya untuk berkreasi lebih baik dalam menghasilkan
suatu program aplikasi. Ini terlihat dari dasar pembuatan dalam visual basic adalah FORM, dimana
pengguna dapat mengatur tampilan form kemudian dijalankan dalam script yang sangat mudah.
Konsep dasar pemrograman Visual Basic 6.0, adalah pembuatan form dengan mengikuti aturan
pemrograman Property, Metode dan Event. Hal ini berarti:
(1) Property: Setiap komponen di dalam pemrograman Visual Basic dapat diatur propertinya sesuai
dengan kebutuhan aplikasi.
(2) Metode: Bahwa jalannya program dapat diatur sesuai aplikasi dengan menggunakan metode
pemrograman yang diatur sebagai aksi dari setiap komponen. Metode inilah tempat untuk
mengekpresikan logika pemrograman dari pembuatan suatu prgram aplikasi.
(3) Event: Setiap komponen dapat beraksi melalui event, seperti event click pada command button yang
tertulis dalam layar script Command1_Click, atau event Mouse Down pada picture yang tertulis
dengan Picture1_MouseDown. Pengaturan event dalam setiap komponen yang akan menjalankan
semua metode yang dibuat.

Sistem Informasi Pengolahan Data Kriminalitas Pada Departemen . . .

91

Jurnal Ekontras

Vol.15 No.2 Juli 2015

ISSN 1411 - 4615

III. ANALISA SISTEM

Tahap analisa sistem perlu dilakukan dahulu sebelum tahap perancangan sistem, tahap analisa
sistem merupakan tahap yang penting di dalam merancangan suatu sistem. Tujuan dari analisa terhadap
sistem yang lama yaitu untuk mendapatkan solusi yang lebih baik dengan melihat kelemahan-kelamahan
dari sistem tersebut.

Context Diagram
Context Diagram adalah sebuah gambaran dari sistem organisasi yang menampilkan batasan-batasan dari
suatu sistem. Pada context diagram ini terdapat enam entity yaitu Polisi, Pembimbing Kemasyarakatan
(PK), Kasubsi Registrasi, Bimbingan Kemasyarakatan, Bagian Umum, dan Pimpinan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

POLISI

Lap. penelitian tersangka untuk kepolisian

KASUBSI
REGISTRASI

BAGIAN UMUM
Lap. penelitian tersangka untuk
kepolisian

Data tersangka dan bantuan penelitian

0

Data tersangka dan bantuan
penelitian

Lap. tersangka, lap. kriminal, lap.litmas

Sis te m Informas i
Pe ngolahan Data
Kriminalitas
Laporan penelitian tersangka untuk
kepolisian

PEMBIMBING
KEMASYARAKATAN

- Data tersangka dan bantuan penelitian
- Lap. tersangka, Lap. kriminal, Lap.litmas
- Lap. penelitian tersangka untuk kepolisian

- Data tersangka dan bantuan penelitian
yang didisposisi dan menunjuk PK
- Lap. penelitian tersangka untuk kepolisian
ditanda tangani

- Data tersangka dan bantuan penelitian
yang diposisi dan menunjuk PK
- Lap. penelitian tersangka untuk kepolisian
ditanda tangani

PIMPINAN

Lap. penelitian tersangka untuk
kepolisian

Lap. penelitian tersangka untuk
kepolisian

BIMKEMAS

Gambar 2. Context Diagram

Data Flow Diagram (DFD) Level 1
Data Flow Diagram merupakan diagram yang menggunakan notasi-notasi yang menggambarkan arus
dari sistem. Dalam DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem secara logika tanpa
mempertimbangkan lingkungan fisik dan data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data
tersebut disimpan, adapun DFD dari sistem baru adalah sebagai berikut :

Sistem Informasi Pengolahan Data Kriminalitas Pada Departemen . . .

92

Jurnal Ekontras

Vol.15 No.2 Juli 2015

ISSN 1411 - 4615

D1

Tersangka
1.0

Pasal

Data Tersangka, Pasal,
Polisi, PK, Kriminal, Litmas

D2 Pasal

Polisi

PEMBIMBING
KEMASYARAKATAN
Entry Data

Tersangka

PK
Kriminal

D3

Polisi

D4

PK

D5 Kriminal

Litmas

D6 Litmas
PIMPINAN

Data Tersangka, Pasal,
Polisi, PK, Kriminal, Litmas
Lap. Litmas

Lap. Tersangka,
Pasal,
Polisi, PK, Kriminal,
Litmas

3.0
Lap. Litmas

Tersangka
2.0

Pasal
Polisi

BIMKEMAS

PK

Laporan

Pengolahan Data

Kriminal
Litmas

Lap. Tersangka, Pasal,
Polisi, PK, Kriminal, Litmas

PIMPINAN

Gambar 3. Data Flow Diagram Level 1

IV. IMPLEMENTASI SISTEM
Adapun hasil dari pengujian sistem yang dilakukan terhadap data tersangka.

Gambar 4: Entry Data Tersangka

Sistem Informasi Pengolahan Data Kriminalitas Pada Departemen . . .

93

Jurnal Ekontras

Vol.15 No.2 Juli 2015

ISSN 1411 - 4615

Gambar 5: Laporan Data Tersangka

Dari hasil pengujian sistem maka dapat dilihat bahwa laporan data tersangka dari data yang
diinputkan, dengan demikian informasi ini dapat memudahkan bagi pengguna sistem dalam pengambilan
keputusan.

V. PENUTUP
Berdasarkan penjelasan dan uraian sebelumnya dapat penulis simpulkan bahwa:
1. Sistem yang baru dapat meningkatkan kreativitas kerja karena informasi yang dihasilkan sudah
menggunakan komputerisasi yang optimal.
2. Keamanan data lebih terjamin karena adanya suatu program yang menggunakan database yang dapat
menyimpan data dalam skala besar.

DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, 2004. “ Buku Teks Komputer Basis data”. Informatika : Bandung.
Jogiyanto, 2005. “Analisa dan Disain Sistem Informasi”. Andi Offset :Yogyakarta.
Madcoms, 2004. “Seri Panduan Pemrograman Database Visual Basic 6.0 dengan Crystal
Reports”. Andi Offset : Madiun.
Timp Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer, 2003. “Pemrograman Visual Basic 6.0”. Andi
Offset :Yogyakarta.

Sistem Informasi Pengolahan Data Kriminalitas Pada Departemen . . .

94