T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyimpangan Perilaku Anak Jalanan dan Dampaknya: Studi Kasus di Salatiga T1 Full text
PENYIMPANGAN PERILAKU ANAK JALANAN DAN DAMPAKNYA:
STUDI KASUS DI SALATIGA
ARTIKEL TUGAS AKHIR
Oleh
Nehemia Gonta Ardianto
132013081
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
PENYIMPANGAN PERILAKU ANAK JALANAN DAN DAMPAKNYA :
STUDI KASUS DI SALATIGA
Oleh : Nehemia Gonta Ardianto
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
Pembimbing :
Drs. Tritjahjo Danny S, M.Si. dan Drs. Umbu Tagela, M.Si.
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
ABSTRAK
Anak jalanan, tekyan,arek kere, anak gelandangan. Sesungguhnya adalah
anak-anak yang tersisih, marginal, dan terpinggirkan dari perlakuan kasih sayang
karena banyak dari mereka dalam usia dini sudah harus berhadapan dengan
lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat. Di berbagai
sudut kota banyak dari mereka yang bertahan hidup dengan cara-cara yang secara
sosial kurang atau bahkan tidak dapat diterima masyarakat umum. Subjek peneliti
adalah AS yang sudah lebih 7 tahun menjadi anak jalanan. Penelitian ini bertujuan
mengetahui penyimpangan perilaku yang dilakukan anak jalanan dengan teknik
analisis Triangulasi data dari Miles dan Hubberman yaitu dengan teknik
Wawancara, Observasi dan Dokumentas kemudian reduksi data dan penarikan
kesimpulan. Berdasarkan dari hasil analisis data dari keempat aspek yaitu Norma
Kepercayaan, Norma Kesusilaan, Norma Kesopanan dan Norma Hukum. Maka
dihasilkan macam-macam penyimpangan perilaku dan dampaknya.
Kata kunci : Anak Jalanan, Perilaku dan Dampaknya
PENDAHULUAN
yang tinggi, dan begitu pula anak jalanan
Tiga hal yang membedakan antara anak
yang memiliki budaya jalanannya dan
sekolah, anak deliquen dan anak jalanan
terbiasa hidup di jalanan.
yaitu budaya mereka masing-masing, anak
Berdasarkan observasi penulis di
sekolah dengan budaya keseharian yang ada
salah satu tempat di Salatiga dimana anak-
di sekolah , anak deliquen frustasi dengan
anak jalanan sering berkumpul , AS sudah
status sosial yang membuat anak tersebut
lebih dari 7 tahun menjadi anak jalanan,
melakukan diluar norma status sosialnya
hampir setiap harinya dihabiskan di jalanan
dari pukul 10.00 pagi dengan kegiatan
Studi Kasus
ngamen di jalan terkhusus di lampu merah,
Menurut Yin (2009) Studi kasus
semisal didapati pengamen yang lain AS
adalah salah satu metode penelitian ilmu-
harus bergantian dengan pengamen tersebut,
ilmu sosial. Selain studi kasus masih ada
uang yang didapatkan AS biasanya saat pagi
beberapa
hari digunakan untuk makan dan membeli
eksperimen, survai, historis, dan analisis
rokok.
informasi dokumenter (seperti dalam studiSetelah selesainya AS beristirahat,
dia
melanjutkan
aktivitasnya
dengan
metode
yang
lain
seperti
studi ekonomi). Penggunaan setiap metode
memiliki
keuntungan
dan
kerugian
mengamen keliling rumah makan yang ada
tersendiri, tergantung kepada ketiga hal
di Salatiga, akan tetapi biasanya AS lebih
yaitu : 1) tipe pertanyaan penelitian, 2)
sering pindah ke daerah Semarang bisa juga
control yang dimiliki peneliti, 3) fokus
daerah Solo, daerah yang memungkinkan
terhadap fenomena penelitianya (fenomena
AS melakukan aktivitasnya dan terhindar
konteporer
dari SATPOL PP. Uang yang terkumpul dari
Studi kasus adalah suatu inkuiri yang
siang hingga malam biasanya diakhiri
empiris yang menyelidiki fenomena di
dengan makan bersama teman jalanannya
dalam konteks kehidupan nyata bilamana
dan membeli minuman keras , hingga waktu
batas-batas antara fenomena dan konteks tak
yang tidak ditentukan.
tampak dengan tegas dan dimana multi
Hal ini penting untuk diteliti melihat
sumber bukti dimanfaatkan
ataukah
fenomena
historis).
Bimbingan dan Konseling memiliki empat
Sehubungan dengan luasnya bidang
bidang salah satunya adalah sosial, sebagai
aplikasi studi kasus, dalam buku ini ( Studi
seorang konselor, guru Bimbingan dan
Kasus, desain dan metode, Yin (2009) akan
Konseling harus dapat mengetahui dunia
ditunjukan
jalanan, agar saat kita menemui klien
membedakan strategi
ataupun
strategi penelitian yang lain.
peserta
didik
yang
latar
beberapa
karakteristik
studi
kasus
yang
dari
belakangnya sebagai anak jalanan, kita
sebagai konselor ataupun guru BK tidak
Langkah Studi Kasus
asing akan hal ini, dan mampu membantu
Tiga prinsip langkah pengumpulan data Yin
(2009), yaitu:
peserta didik terutama aspek sosialnya.
Menggunakan
Pertama,
Multi
Penyimpangan Perilaku
Sumber Bukti, salah satu sumber bukti
Untuk
memahami
mengenai
tertentu dari yang telah disebutkan terdahulu
perilaku macam apa yang patut dinyatakan
sering dijadikan satu-satunya landasan bagi
sebagai perilaku menyimpang, atau faktor-
suatu
keseluruhan
penelitian,
sebagai
faktor apa yang diyakini sebagai penyebab
beberapa
penelitian
hanya
penyimpangan, haruslah lebih dulu di
mengandalkan obeservasi partisipatif tetapi
fahami mengenai konsep penyimpangan
tidak menelaah satupun dokumen, dengan
atau perilaku menyimpang, dalam kaitannya
demikian pula ada sejumlah penelitian yang
dengan
mengandalkan rekaman asrsip tetapi tidak
berkesinambungan, sehingga penyimpangan
memasukan wawancara.
menjadi kenyataan umum.
contoh,
proses
interaksi
sosial
yang
Kedua, Menciptakan Data Dasar
Seperti yang dikemukakan oleh Jokie (2009)
Studi Kasus, prinsip kedua berkenaan
dalam bukunya yang berjudul “Perilaku
dengan
dan
Menyimpang, pendekatan sosiologi, Norma
telah
pada hakikatnya merupakan perumusan
cara
mengorganisasikan
mendokumentasikan
data
yang
terkumpul. Persoalan pengembangan data
pandangan
dasar digambarkan dalam kaitanya dengan
seharusnya dilakukan atau yang seharusnya
empat komponen ; catatan, dokumen, bahan
tidak dilakukan, yang dianjurkan dan yang
tabulasi, dan narasi.
tidak dianjurkan untuk dilakukan atau yang
Ketiga,
Memelihara
prinsip
ini
Bukti,
Rangkaian
dimaksudkan
yang lebih luas. Pembaca studi kasus
misalnya, mengikuti asal-muasal bukti sejak
pertanyaan
konklusi
akhir
awal
studi
peneliti
kasus
hingga
yang
bersangkutan. Selain itu, pengamat luas
harus dapat melacak langkah-langkah ke
arah mana saja.
prilaku
yang
dilarang dilakukan.
untuk
memungkinkan pengamat dalam lingkup
dari
mengenai
Menurut Jokie (2009) Ada 4 jenis norma
sosial yang dikenal dalam masyarakat, yaitu
1.
Norma Kepercayaan
Norma ini berasal dari kata ajaran
kepercayaan atau agama tertentu yang oleh
pengikutnya
dianggap
sebagai
perintah
Tuhan. Dalam norma manusia diharapkan
untuk melakukan perilaku yang dianggap
sesuai dengan perintah Tuhan. Tujuan norma
ini adalah untuk menyempumakan manusia
dengan melakukan perbuatan baik dan
menghindari perbuatan jahat. Pelanggaran
penyempurnaan atau ketertiban masyarakat.
terhadap norma ini akan mendapatkan reaksi,
Tujuan norma ini menciptakan ketertiban,
yaitu dosa.
perdamaian atau “sedap” lalu lintas antar
Norma
ini
lebih
manusia yang bersifat lahiria. Pelanggaran
ditunjukan kepada sikap batin manusiaatau
terhadap norma ini akan mendapatkan reaksi
hubungannya dengan Tuhan. Jika sikap
berupa pandangan negatif dari masyarakat
batinnya
dan sanksi sosial lainya sepedi menjadi
sesuai
sebenamya
dengan
norma
ini
makadiharapkan manusia akan berperilaku
pergunjingan, dijauhi, dikucilkan.
baik. Misalnya, dilarang mencuri barang
Norma
kesopanan
lebih
milik orang lain, dilarang membunuh sesama
mementingkan sikap lahir yang terlihat
manusia.
secraa formal saja, bukan sikap batin (hati
2.
Norma Kesusilaan
nurani.
Norma kesusilaan berasal dari diri
membungkukkan badan ketika melewati
manusia itu sendiri. norma ini bersifat
orang yang lebih tua menunjukan rasa honnat
otonom dan lebih menekankan pada sikap
yang lebih muda, berpakaian pantas dimuka
batin manusia ( hati nurani). Norma ini dapat
umum.
melengkapi ketidak seimbangan hidup dan
4.
mencegah kegelisahan diri.
Sebagai
contoh
adalah
Norma Hukum
Norma hukum merupakan norma
Tujuan norma ini adalah agar dalam diri
yang berbentuk berbeda di antara ketiga
manusia dapat terbentuk kebaikan akhlak
norma lainya karena berbentuk teriulis.
pribadi guna penyempurnaan manusia serta
Norma ini merupakan penegasan penegasan
melarang manusia berbuat jahat. Pelanggaran
formal negara terhadap aturan aturan perilaku
terhadap normaini akan mendapatkan reaksi
masyarakat. Tujuan norma ini sama dengan
dalam
norma
diri
sendiri
yaitu,
rasa
takut,
kesopanan,
wujudnya
kongkret.
gelisah,rasa bersalah, penyesalan. contoh :
Aturan perilaku ditulis sebagai aturan yang
berciuman didepan umum, free sex, bullying.
bersifat ketat dan tegas pelaksanaannya.
3.
Demikian
Norma Kesopanan
Norma
kesopanan
berasal
juga
dalam
sanksi
atas
dari
pelanggaranya yang dilakukan. Pelanggaran
kebiasaan, kepatutan,atau kepantasan yang
terhadap norma ini akan mendapat sanksi
berlaku dimasyarakat. Norma ini berfokus
yang tegas. Beratnya hukuman sesuai dengan
pada sikap lahir manusia yang kongkret derni
yang sudah tertulis dalam norma hukum
mengenai pelanggaran. Bentuk dapat berupa
sampai 18 tahun, dan menghabiskan sebagian
denda, kurungan,pembinaan atau penjara
besar waktunya di jalan, baik untuk bermain
sesuai
maupun untuk mencari nafkah.
dengan
aturan
yang
berlaku.
Contohnya Undang-Undang hukum pidana
(KUHP).
Realitas pengalaman yang dihadapi
tersebut, akan membangun skema kognitif
yang unik
Anak Jalanan
1947 tentang kesejahteraan anak disebutkan
bahwa anak adalah seorang yang belum
mencapai usia 21 tahun dan belum pemah
menikah. Konvensi Hak Anak (KHA),
mendefisikan
anak
secara
umum
sebagaiyang umumnya belum mencapai usia
18 tahun, namun diberikan juga pengakuan
terhadap batasan umur yang berbeda yang
dapat
diterapkan
dalam
perundangan nasional. Di dalam Undangundang
No.
jalanan tentang
lingkungan dengan perilakunya. Realitas
Dalam undang undang No.4 tahun
mungkin
dari anak
23
Tahun
2002
tentang
perlindungan anak (UUPA), anak adalah
seseorang yang belum bemsia 18 tahun,
termasuk juga anak yang masih ada di dalam
kandungan.
memilikipersepsi
mendapatkan perlakuan dari lingkungan dan
bagaimana peran yang harus dipilih (role
taking) ketika mereka berinteraksi dengan
lingkungan.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian
Sosial mendeklarasikan Indonesia Bebas
Anak Jalanan 2017 melalui peningkatan
kerjasama lintas kementerian, lembaga,
pemerintah daerah, dunia usaha, orang tua,
anak dan masyarakat dalam penanganan
anak
jalanan.
"Anak
jalanan
masih
merupakan masalah Kesejahteraan Sosial
yang serius di Indonesia. Jumlah anak
jalanan tahun 2015 sebanyak 33.400 anak
tersebar di 16 Provinsi. Sedangkan Anak
Menurut Atwar Bajari (2012) dalam
keunikannya,
yang dimaksud adalah bagaimana mereka
seorang
yang
anak
jalanan
berbeda
dengan
persepsi anak normal mengenai hubungan
dengan orang dewasa, tanggung jawab
terhadap keluarga dan saudaranya, hubungan
dengan lawan jenis, uang, dan kepercayaan
pada agama. Anak jalanan didefmisikan
sebagai individu yang memiliki batas usia
jalanan yang mendapatkan layanan Program
Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) baru
mencapai 6.000 pada 2016. Belum semua
anak jalanan ini mendapatkan penanganan
oleh pemerintah, untuk itu saya mengajak
berbagai pihak bersama-sama mendukung
Indonesia Bebas Anak Jalanan 2017," kata
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
dalam Deklarasi Menuju Indonesia Bebas
rumah tangga yang tidak harmonis, anak
Anak
dengan orang tua single parent, dan
Jalanan
(MIBAJ)
2017
yang
berlangsung di Silang Monas Barat Daya
ketidakpuasan terhadap sekolah atau guru.
(Patung Kuda) Jakarta Pusat, Minggu pagi.
Bagong
(2010)
menyatakan
Mensos mengatakan situasi dan kondisi
Sesungguhnya ada banyak faktor yang
jalanan
bagi
menyebabkan anak-anak terjerumus dalam
kehidupan anak-anak. Ancaman kecelakaan,
kehidupan di jalanan, seperti : kesulitan
eksploitasi,
kekerasan,
keuangan keluarga atau tekanan kemiskinan,
perdagangan anak, dan pelecehan seksual
ketidakharmonisan rumah tangga orangtua,
sering mereka alami. Kondisi ini juga sangat
dan
rentan terjadinya pelanggaran terhadap hak
hubungan
anak yang menjadi komitmen nasional
Kombinasi dari faktor-faktor ini seringkali
maupun internasional.
memaksa anak-anak mengambil inisiatif
sangat
membahayakan
penyakit,
Berdasarkan data dari Pusat Data dan
masalah
mencari
khusus
anak
nafkah
menyangkut
dengan
atau
orangtua.
hidup
mandiri
Informasi Kesejahteraan Sosial Kementerian
dijalanan. Kadangkala pengaruh teman atau
Sosial RI, jumlah anak jalanan di seluruh
kerabat juga ikut menentukan keputusan
Indonesia
untuk hidup dijalanan. Pada batas-batas
pada
tahun
2006
sebanyak
232.894 anak, tahun 2010 sebanyak 159.230
tertentu,
memang
tekanan
kemiskinan
anak, tahun 2011 turun menjadi 67.607
merupakan kondisi yang mendorong anak-
anak, dan pada tahun 2015 menjadi 33.400
anak hidup dijalanan. Namun, bukan berarti
anak.
kemiskinan merupakan satu-satunya faktor
determinan yang menyebabkan anak lari
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap
fenomena anak jalanan. Faktor makro yang
memunculkan
masalah
tersebut
yaitu;
pertumbuhan ekonomi yang tidak merata,
partisipasi sekolah pada anak usia sekolah
yang memunculkan drop-out, pembangunan
kawasan dan perkotaan yang belum merata,
dan masalah kultur. Sedangkan masalah
mikro di dalamnyatercakup, ajakan teman,
desakan orang tua untuk mencari nafkah,
dari rumah dan terpaksa hidup dijalanan.
Kebanyakan
anak
bekerja
dijalanan
bukanlah atas kemauan sendiri, meliankan
sekitar 60% diantaranya karena dipaksa oleh
orangtuanya.
Dampak
Penegertian dampak menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah benturan,
pengaruh yang mendatangkan akibat baik
positif mapun negatif. Secara sederhana
alat itu untuk menggali data sedalam
dapat diartiakn sebagai pengaruh yang
dalamnya jika masih kurang maka penulis
disebabkan oleh sesuatu.
juga melakukan kembali penggalian data.
Definisi
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
menyimpang
oprasional
adalah
dalam
perilaku
hasil
ketidak
kualitatif deskriptif dengan menggunakan
seimbangan
masyarakat,
model studi kasus. Pertimbangan penulis
adanya banyak perubahan sosial dan konflik
dalam menentukan AS sebagai subjek
yang
penelitian adalah seperti yang dirumuskan
Teknik Pengumpulan data dengan teknik
sebagai berikut, 1) AS adalah salah satu
Triangulasi pada hakikatnya merupakan
remaja yang hampir 7 tahun menjadi anak
pendekatan memotret fenomena tunggal dari
jalanan, di usia remaja tentunya banyak hal
sudut pandang yang untuk memungkinkan
positif yang dapat dilakukan seperti sekolah
diperoleh tingkat kebenaran yang handal,
dan mencapai banyak prestasi dan bukan
dengan
malah menghabiskan waktunya di jalanan.
Wawancara,
Tentunya ada hal yang membuat AS seperti
Dokumentasi.
mempengaruhi
menggunakan
Observasi
perilaku
alat
dengan
individu.
instrument
Partisipatif
dan
ini melihat kajian teori yang sudah di sajikan
di bab II. 2) Salahsatu sample yang relevan
Analisis Data dan Pembahasan
Analisis data dilakukan berdasarkan
dimana penulis dapat menemukan subjek
yang
tepat
yaitu
AS,
karena
hampir
hasil
wawancara,
observasi
dan
keseharianya dihabiskan di jalanan itu
dokumentasi. Berikut hasil analisis dari
sebabnya yang membuat penulis tertarik
penelitian data.
terhadap AS.
1.
Norma Kepercayaan
Desain dalam penelitian ini adalah
Secara lisan subjek menjelaskan bahwa,
menentukan alat atau instrument penelitian
sujek adalah individu yang kurang tekun
yang akan di gunakan untuk mengumpulkan
dalam melakukan norma agamanya , yaitu
data data-data yang akan di gunakan untuk
kepercayaan muslim yang menekankan pada
membuat laporan setiap kegiatan penelitian
taat beribadah , baik taat kepada ajaran
penulis.
harus
maupun orang tuanya. Mungkin banyak hal
mengkolerasikan hasil data dengan teori
yang dapat peneliti tuliskan . karena semua
yang sudah di sajikan, dan menggunakan
sumber peraturan yang ada dan norma yang
Selain
itu
juga
berlaku
intinya
ditarik
pada
norma
mewujudkan keharmonisan hubungan antar
kepercayaan atau bisa dibilang norma
manusia.
agama.
Tindak laku bullying yang dilakukan subjek
Dari segi ini kita dapat melihat
biasanya dilakukan saat anak sekolah mulai
penyimpangan perilaku anak jalanan , yang
selelsai belajar, mereka yang lewat dan
di peroleh dari hasil wawancara. Antara lain
terhadang oleh kelompok ini ( kelompok
:
subjek ) biasanya diejek, disiksa dan bahkan
Tidak pernah melakukan sholat 5
dimintai uang, hal ini dikarenakan salah satu
waktu, beribadah hanya pada waktu-waktu
bentuk mereka ingin dianggap ada oleh
hari besar umat muslim. Karena pada
lingkungandan uang yang didapat dari hasil
umumnya umat islam menjalankan sholat
meminta
lima waktu.
makanan dan rokok.
-
3.
-
Mengambil barang orang lain, sering
dikumpulkan
membeli
Norma kesopanan
Adalah
dilakukan degan alasan tidak memiliki uang
untuk
pertauran
sosial
yang
untuk menyambung hidup. Akan tetapi hal
berkenaan dengan cara individu bertingkah
ini jarang dilakukan subjek sekarang .
laku,
-
Tidak taat dengan orang tua, berani
dimana perilaku subjek yang menunjukan
membantah dan melawan setiap yang ajaran
penyimpangan kesopanan ini, diantaranya
orang tua.
adalah tidak hormat dengan orang tua dapat
-
dilihat ketika observasi di rumah seubjek
Menyakiti orang asing, hal ini
dilakukan,
karena
salah
pertahanan
anak
jalanan.
kaitannya
dengan
subjek
adalah
bentuk
saat itu orang tua memberi tahu agar subjek
Menghindari
lebih baik tinggal di rumah, akan tetapi
satu
premanisme di sekeliling mereka.
membantah dengan nada yang tinggi dan
-
Berbohong, bersaksi dusta, marah ,
kurang sopan, tutur kata subjek juga kurang
dengki,dll. Peneliti akui setiap orang pun
baik dan kemudian pacaran di muka umum
tidak akan lepas dari yang namanya.
ini didapat saat subjek diwawancarai subjek
2.
Norma Kesusilaan
pernah bercerita pacaran di tempat umum
Norma kesusilaan adalah norma
sehingga membuat orang lain resah.
yang mengatur hidup manusia yang berlaku
4.
Norma Hukum
secar umum dan bersumber dari haati nurani
Norma hukum adalah aturan sosial
manusia. Tujuan norma kesusilaan yaitu
yang dibuat oleh lembaga-lembaga terkait,
misalnya pemerintah, sehingga dengan tegas
subjek adalah mencuri, tidak hormat dengan
dapat melarang serta memaksaa orang untuk
orang tua, menyakiti orang asing, dan
dapat berperilaku sesuai aturan.
berbohong akan membuat subjek semakin
Subjek sendiri memperlihatkan bagaimana
dikucilkan dalam masyarakat umum .
norma hukum ini dilanggar oleh subjek dan
2.
kelompoknya, secara observasi langsung
dan
dokumentasi
terlihat
subjek
dan
Norma Kesusilaan
Norma
mengatur
ini
adalah
hidup
aturan
manusia
yang
sehingga
temannya menggunakan obat-obatan sejenis
mewujudkan keharmonisan antara manusia.
Distro,
dan
Dari bullying yang dilakukan subjek akan
mengkonsumsi minuman keras. Hal ini
menimbulkan stigma yang negatif pada diri
dikarenakan sudah menjadi kebiasaan subjek
subjek, terlebih seandainya para pelajar yang
dan teman-temannya sehingga hal tersebut
menjadi korban memiliki tingkat agresivitas
membuat output yang terkadang kurang baik
yang tinggi maka perkelahian akan terjadi.
bagi mereka sendiri. semisal, berkelahi yang
Hasballah (2003)
dapat merugikan orang lain dan juga
3.
3haig,
kesehatan
menghisap
yang
mengkonsumsi
kurang
barang
lem
baik
tersebut
Norma Kesopanaan
jika
Kaitannya dengan subjek adalah
secara
dimana perilaku subjek yang menunjukan
berangsur angsur.
penyimpangan kesopanan ini, diantaranya
Dampak Penyimpangan Perilaku Anak
adalah tidak hormat dengan orang tua dapat
Jalanan
dilihat ketika observasi di rumah seubjek
1.
Norma Kepercayaan
saat itu orang tua memberi tahu agar subjek
Dari hasil penyimpangan perilaku
lebih baik tinggal di rumah, akan tetapi
yang dilakukan oleh subjek dalam kaitannya
membantah dengan nada yang tinggi dan
norma kepercayaan atau yang disebut
kurang sopan, tutur kata subjek juga kurang
dengan aturan – aturan agama, tentunya
baik dan kemudian pacaran di muka umum
dampak dari penyimpangan norma agama
ini didapat saat subjek diwawancarai subjek
adalah dosa dan dampak sosial. Oleh sebab
pernah bercerita pacaran di tempat umum
itu
sehingga membuat orang lain resah.
iman
subjek akan mengalamai penurunan
kepercayaannya
sehingga
4.
Norma Hukum
mengesampingkan keberadaan Tuhan. Di
Dari hasil yang diperoleh peneliti,
sisi lain penyimpangan yang dilakukan
norma hukumlah yang berdampak besar
bagi subjek, diantaranya mengkonsumsi
sedang pulang sekolah, dengan cara di bully
barang yang dianggap hukum adalah barang
dan di palak.
ilegal. Seperti obat – obatan ( distro dan
3.
Norma Kesopanan
sabu – sabu ). Meskipun Panadol, Antimo,
Dapat teridentifikasi keabsahannya
Tramadhol dan lem Fox legal dijual, akan
karena dua teknik menunjukan bukti yang
teteapi
tepat
cukup dalam, secara observasi jelas subjek
ini
kurang gormat dengan orang tua dan tutur
berdampak pada kesehatan dan kondisi fisik
kata yang tidk enak di dengar bahasa subjek
subjek dan terlebih dampak kurungan
menunjukan bahwa kehidupan jalanan itu
penjara ketika subjek tertangkap pihak
keras, dan dari wawancara subjek pernah
berwajib.
melakukan pacaran di tempat umum.
Keabsahan Data
4.
penggunaan
membuat
yang
menyalahi
tidak
aturan.
Hal
Norma Hukum
Uji keabsahan data dengan teknik
Aspek norma hukumpun juga terlihat
wawancara, observasi dan dokumentasi
jelas bahwa anak jalanan mudah sekali
dengan
aspek-aspek
melakukan tindak penyimpangan perilaku,
penyimpangan perilaku berdasarkan teknik
dalam kaitan ini dapat diidentifikasi dari
triangulasi maka dapat dijabarkan keabsahan
obervasi
data ini pada setiap indikator dari masing-
kelompoknya mengkonsumsi barang-barang
masing aspek, yaitu :
diluar legal, alias barang ilegal. Seperti
1.
menghisap
mencocokan
Norma kepercayaan
Aspek
ini
teridentifikasi
dari
observasi partisipatif dimana subjek jarang
dan
wawancara.
lem
Subjek
hingga
dan
mabuk,
mengkonsumsi obat-obatan ( Distro dan
3haig ) dan berjudi.
sekali melakukan kegiatan keagamaannya,
kemudian juga dari teknik wawancara
terstruktur yang menjelaskan bahwa subjek
subjek
kurang
melakukan
nilai-nilai
PENUTUP
Subjek peneliti adalah AS yang
sudah lebih 7 tahun menjadi anak jalanan.
keagamaannya.
Penelitian
2.
Norma kesusilaan
penyimpangan perilaku yang dilakukan anak
Dapat terlihat dan teridentifikasi dari
jalanan dengan teknik analisis Triangulasi
observasi
langsung
dimana
ini
bertujuan
mengetahui
korban
data dari Miles dan Hubberman yaitu
kesusilaan adalah anak-anak sekolah yang
dengan teknik Wawancara, Observasi dan
Dokumentas kemudian reduksi data dan
lingkungan.,Terus bermimpi dan tidak patah
penarikan kesimpulan. Berdasarkan dari
semangat, Dapat mengasah potensi-poteansi
hasil analisis data dari keempat aspek yaitu
yang ada dalam
Norma Kepercayaan, Norma Kesusilaan,
Pekerjaan yang dianggap orang halal.
Norma Kesopanan dan Norma Hukum.
diri,
Mulai
mencari
Daftar Pustaka
Saran
Gudnanto, SusiloRaharjo. 2012 .
Pemahaman Individu, Teknik Non
Tes. Kudus : Badan Penerbit
Universitas Muria Kudus.
Saran Bagi Keluarga
Memberikan kasih sayang yang tepat bagi
anak, mampu memahami perilaku dan
tindakan anak baik di dalam rumah maupun
di luar rumah, Tidak berperilaku otoriter
terhadap anak.
Saran Bagi Komunitas
Mampu menjadi pengingat teman terdekat,
Menciptakan keiatan yang positf.
Herdiyansyah, Haris. 2015. Metodelogi
Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu
Psikologi. Jakarta : Salemba
Humanika.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handl
e/123456789/1682/EKSPLOITASI
%20ANAK%20JALANANNASRUDDIN%20S-SOSIOLOGIFISIP.docx?sequence=1 diunduh
pada tanggal 11 Januari 2017 pukul
10.09
https://atwarbajari.wordpress.com/category/
atwar-bajari/ diunduh pada 23
Januari 2017, pukul 19.43
Saran Bagi Muda-Mudi
Keluar dari keadaan yang membahayakan
diri sendir, Temukan lingkungan yang
mampu menjaga kita dalam situasi baik,
http://repository
.uksw.edu/handle/123456789/4847
diunduh pada tanggal 12 Mei 2017
pukul 13.03
terutama komunitas rohani.
Saran Bagi Subjek
Mau menerima keadaan keluarga, Lebih
menjaga emosi saat berada di keluraga,
Menjalin hubungan yang baik dan positif
dengan masyarakat, Hindari kegiatan negatif
di
jalananan,
ikut
kerja
bakti
di
http://www.depkop.go.id/uploads/media/02.
_UU_No._23_Tahun_2002_tentang
_Perlindungan_Anak_01.pdf
diunduh pada tanggal 10 Januari
2017 pukul 13.00
Moleong, J. Lexy.2008. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Republik Indonesia. Undang-Undang 1945
tentang Gepeng, Anak Jalanan
dan Pemerinta pasal 34 ayat 1 (di
amandemen). Jakarta : 2002.
Saad, M. Hasballah. 2003. Perkelahian
Remaja.
Yogyakarta
:
Galang
Press.
Siahaan
,Jokie M.S .2009. Sosiologi
Perilaku Menyimpang .Jakarta :
Universitas Terbuka.
Siahaan,
JokieM.S
.2007.
Perilaku
Menyimpang,
Pendekatan
Sosiologi. Jakarta : PT Malta
Pritindo.
Sugiyono, Prof. Dr. 2008. Metode
Penelitian
Pendidikan,
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R &D . Bandung : Penerbit
Alfabeta.
Suyanto, Dr. Bagong. 2010. Masalah Sosial
Anak. Jakarta : PT. Fajar
Interpratama Mandiri.
http://www.kemsos.go.id/modules.php?nam
e=News&file=article&sid=19297
diunduh pada tanggal 12 Mei 2017,
pukul 22.33
Yin, Prof. Dr. Robert K. 2011. Studi Kasus :
Desain dan Metode ( catatan ke-10
) . Jakarta : Rajawali Pers.
Yin, Prof. Dr. Robert K. 2002. Studi Kasus :
Desain dan Metode. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.
STUDI KASUS DI SALATIGA
ARTIKEL TUGAS AKHIR
Oleh
Nehemia Gonta Ardianto
132013081
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
PENYIMPANGAN PERILAKU ANAK JALANAN DAN DAMPAKNYA :
STUDI KASUS DI SALATIGA
Oleh : Nehemia Gonta Ardianto
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
Pembimbing :
Drs. Tritjahjo Danny S, M.Si. dan Drs. Umbu Tagela, M.Si.
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
ABSTRAK
Anak jalanan, tekyan,arek kere, anak gelandangan. Sesungguhnya adalah
anak-anak yang tersisih, marginal, dan terpinggirkan dari perlakuan kasih sayang
karena banyak dari mereka dalam usia dini sudah harus berhadapan dengan
lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat. Di berbagai
sudut kota banyak dari mereka yang bertahan hidup dengan cara-cara yang secara
sosial kurang atau bahkan tidak dapat diterima masyarakat umum. Subjek peneliti
adalah AS yang sudah lebih 7 tahun menjadi anak jalanan. Penelitian ini bertujuan
mengetahui penyimpangan perilaku yang dilakukan anak jalanan dengan teknik
analisis Triangulasi data dari Miles dan Hubberman yaitu dengan teknik
Wawancara, Observasi dan Dokumentas kemudian reduksi data dan penarikan
kesimpulan. Berdasarkan dari hasil analisis data dari keempat aspek yaitu Norma
Kepercayaan, Norma Kesusilaan, Norma Kesopanan dan Norma Hukum. Maka
dihasilkan macam-macam penyimpangan perilaku dan dampaknya.
Kata kunci : Anak Jalanan, Perilaku dan Dampaknya
PENDAHULUAN
yang tinggi, dan begitu pula anak jalanan
Tiga hal yang membedakan antara anak
yang memiliki budaya jalanannya dan
sekolah, anak deliquen dan anak jalanan
terbiasa hidup di jalanan.
yaitu budaya mereka masing-masing, anak
Berdasarkan observasi penulis di
sekolah dengan budaya keseharian yang ada
salah satu tempat di Salatiga dimana anak-
di sekolah , anak deliquen frustasi dengan
anak jalanan sering berkumpul , AS sudah
status sosial yang membuat anak tersebut
lebih dari 7 tahun menjadi anak jalanan,
melakukan diluar norma status sosialnya
hampir setiap harinya dihabiskan di jalanan
dari pukul 10.00 pagi dengan kegiatan
Studi Kasus
ngamen di jalan terkhusus di lampu merah,
Menurut Yin (2009) Studi kasus
semisal didapati pengamen yang lain AS
adalah salah satu metode penelitian ilmu-
harus bergantian dengan pengamen tersebut,
ilmu sosial. Selain studi kasus masih ada
uang yang didapatkan AS biasanya saat pagi
beberapa
hari digunakan untuk makan dan membeli
eksperimen, survai, historis, dan analisis
rokok.
informasi dokumenter (seperti dalam studiSetelah selesainya AS beristirahat,
dia
melanjutkan
aktivitasnya
dengan
metode
yang
lain
seperti
studi ekonomi). Penggunaan setiap metode
memiliki
keuntungan
dan
kerugian
mengamen keliling rumah makan yang ada
tersendiri, tergantung kepada ketiga hal
di Salatiga, akan tetapi biasanya AS lebih
yaitu : 1) tipe pertanyaan penelitian, 2)
sering pindah ke daerah Semarang bisa juga
control yang dimiliki peneliti, 3) fokus
daerah Solo, daerah yang memungkinkan
terhadap fenomena penelitianya (fenomena
AS melakukan aktivitasnya dan terhindar
konteporer
dari SATPOL PP. Uang yang terkumpul dari
Studi kasus adalah suatu inkuiri yang
siang hingga malam biasanya diakhiri
empiris yang menyelidiki fenomena di
dengan makan bersama teman jalanannya
dalam konteks kehidupan nyata bilamana
dan membeli minuman keras , hingga waktu
batas-batas antara fenomena dan konteks tak
yang tidak ditentukan.
tampak dengan tegas dan dimana multi
Hal ini penting untuk diteliti melihat
sumber bukti dimanfaatkan
ataukah
fenomena
historis).
Bimbingan dan Konseling memiliki empat
Sehubungan dengan luasnya bidang
bidang salah satunya adalah sosial, sebagai
aplikasi studi kasus, dalam buku ini ( Studi
seorang konselor, guru Bimbingan dan
Kasus, desain dan metode, Yin (2009) akan
Konseling harus dapat mengetahui dunia
ditunjukan
jalanan, agar saat kita menemui klien
membedakan strategi
ataupun
strategi penelitian yang lain.
peserta
didik
yang
latar
beberapa
karakteristik
studi
kasus
yang
dari
belakangnya sebagai anak jalanan, kita
sebagai konselor ataupun guru BK tidak
Langkah Studi Kasus
asing akan hal ini, dan mampu membantu
Tiga prinsip langkah pengumpulan data Yin
(2009), yaitu:
peserta didik terutama aspek sosialnya.
Menggunakan
Pertama,
Multi
Penyimpangan Perilaku
Sumber Bukti, salah satu sumber bukti
Untuk
memahami
mengenai
tertentu dari yang telah disebutkan terdahulu
perilaku macam apa yang patut dinyatakan
sering dijadikan satu-satunya landasan bagi
sebagai perilaku menyimpang, atau faktor-
suatu
keseluruhan
penelitian,
sebagai
faktor apa yang diyakini sebagai penyebab
beberapa
penelitian
hanya
penyimpangan, haruslah lebih dulu di
mengandalkan obeservasi partisipatif tetapi
fahami mengenai konsep penyimpangan
tidak menelaah satupun dokumen, dengan
atau perilaku menyimpang, dalam kaitannya
demikian pula ada sejumlah penelitian yang
dengan
mengandalkan rekaman asrsip tetapi tidak
berkesinambungan, sehingga penyimpangan
memasukan wawancara.
menjadi kenyataan umum.
contoh,
proses
interaksi
sosial
yang
Kedua, Menciptakan Data Dasar
Seperti yang dikemukakan oleh Jokie (2009)
Studi Kasus, prinsip kedua berkenaan
dalam bukunya yang berjudul “Perilaku
dengan
dan
Menyimpang, pendekatan sosiologi, Norma
telah
pada hakikatnya merupakan perumusan
cara
mengorganisasikan
mendokumentasikan
data
yang
terkumpul. Persoalan pengembangan data
pandangan
dasar digambarkan dalam kaitanya dengan
seharusnya dilakukan atau yang seharusnya
empat komponen ; catatan, dokumen, bahan
tidak dilakukan, yang dianjurkan dan yang
tabulasi, dan narasi.
tidak dianjurkan untuk dilakukan atau yang
Ketiga,
Memelihara
prinsip
ini
Bukti,
Rangkaian
dimaksudkan
yang lebih luas. Pembaca studi kasus
misalnya, mengikuti asal-muasal bukti sejak
pertanyaan
konklusi
akhir
awal
studi
peneliti
kasus
hingga
yang
bersangkutan. Selain itu, pengamat luas
harus dapat melacak langkah-langkah ke
arah mana saja.
prilaku
yang
dilarang dilakukan.
untuk
memungkinkan pengamat dalam lingkup
dari
mengenai
Menurut Jokie (2009) Ada 4 jenis norma
sosial yang dikenal dalam masyarakat, yaitu
1.
Norma Kepercayaan
Norma ini berasal dari kata ajaran
kepercayaan atau agama tertentu yang oleh
pengikutnya
dianggap
sebagai
perintah
Tuhan. Dalam norma manusia diharapkan
untuk melakukan perilaku yang dianggap
sesuai dengan perintah Tuhan. Tujuan norma
ini adalah untuk menyempumakan manusia
dengan melakukan perbuatan baik dan
menghindari perbuatan jahat. Pelanggaran
penyempurnaan atau ketertiban masyarakat.
terhadap norma ini akan mendapatkan reaksi,
Tujuan norma ini menciptakan ketertiban,
yaitu dosa.
perdamaian atau “sedap” lalu lintas antar
Norma
ini
lebih
manusia yang bersifat lahiria. Pelanggaran
ditunjukan kepada sikap batin manusiaatau
terhadap norma ini akan mendapatkan reaksi
hubungannya dengan Tuhan. Jika sikap
berupa pandangan negatif dari masyarakat
batinnya
dan sanksi sosial lainya sepedi menjadi
sesuai
sebenamya
dengan
norma
ini
makadiharapkan manusia akan berperilaku
pergunjingan, dijauhi, dikucilkan.
baik. Misalnya, dilarang mencuri barang
Norma
kesopanan
lebih
milik orang lain, dilarang membunuh sesama
mementingkan sikap lahir yang terlihat
manusia.
secraa formal saja, bukan sikap batin (hati
2.
Norma Kesusilaan
nurani.
Norma kesusilaan berasal dari diri
membungkukkan badan ketika melewati
manusia itu sendiri. norma ini bersifat
orang yang lebih tua menunjukan rasa honnat
otonom dan lebih menekankan pada sikap
yang lebih muda, berpakaian pantas dimuka
batin manusia ( hati nurani). Norma ini dapat
umum.
melengkapi ketidak seimbangan hidup dan
4.
mencegah kegelisahan diri.
Sebagai
contoh
adalah
Norma Hukum
Norma hukum merupakan norma
Tujuan norma ini adalah agar dalam diri
yang berbentuk berbeda di antara ketiga
manusia dapat terbentuk kebaikan akhlak
norma lainya karena berbentuk teriulis.
pribadi guna penyempurnaan manusia serta
Norma ini merupakan penegasan penegasan
melarang manusia berbuat jahat. Pelanggaran
formal negara terhadap aturan aturan perilaku
terhadap normaini akan mendapatkan reaksi
masyarakat. Tujuan norma ini sama dengan
dalam
norma
diri
sendiri
yaitu,
rasa
takut,
kesopanan,
wujudnya
kongkret.
gelisah,rasa bersalah, penyesalan. contoh :
Aturan perilaku ditulis sebagai aturan yang
berciuman didepan umum, free sex, bullying.
bersifat ketat dan tegas pelaksanaannya.
3.
Demikian
Norma Kesopanan
Norma
kesopanan
berasal
juga
dalam
sanksi
atas
dari
pelanggaranya yang dilakukan. Pelanggaran
kebiasaan, kepatutan,atau kepantasan yang
terhadap norma ini akan mendapat sanksi
berlaku dimasyarakat. Norma ini berfokus
yang tegas. Beratnya hukuman sesuai dengan
pada sikap lahir manusia yang kongkret derni
yang sudah tertulis dalam norma hukum
mengenai pelanggaran. Bentuk dapat berupa
sampai 18 tahun, dan menghabiskan sebagian
denda, kurungan,pembinaan atau penjara
besar waktunya di jalan, baik untuk bermain
sesuai
maupun untuk mencari nafkah.
dengan
aturan
yang
berlaku.
Contohnya Undang-Undang hukum pidana
(KUHP).
Realitas pengalaman yang dihadapi
tersebut, akan membangun skema kognitif
yang unik
Anak Jalanan
1947 tentang kesejahteraan anak disebutkan
bahwa anak adalah seorang yang belum
mencapai usia 21 tahun dan belum pemah
menikah. Konvensi Hak Anak (KHA),
mendefisikan
anak
secara
umum
sebagaiyang umumnya belum mencapai usia
18 tahun, namun diberikan juga pengakuan
terhadap batasan umur yang berbeda yang
dapat
diterapkan
dalam
perundangan nasional. Di dalam Undangundang
No.
jalanan tentang
lingkungan dengan perilakunya. Realitas
Dalam undang undang No.4 tahun
mungkin
dari anak
23
Tahun
2002
tentang
perlindungan anak (UUPA), anak adalah
seseorang yang belum bemsia 18 tahun,
termasuk juga anak yang masih ada di dalam
kandungan.
memilikipersepsi
mendapatkan perlakuan dari lingkungan dan
bagaimana peran yang harus dipilih (role
taking) ketika mereka berinteraksi dengan
lingkungan.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian
Sosial mendeklarasikan Indonesia Bebas
Anak Jalanan 2017 melalui peningkatan
kerjasama lintas kementerian, lembaga,
pemerintah daerah, dunia usaha, orang tua,
anak dan masyarakat dalam penanganan
anak
jalanan.
"Anak
jalanan
masih
merupakan masalah Kesejahteraan Sosial
yang serius di Indonesia. Jumlah anak
jalanan tahun 2015 sebanyak 33.400 anak
tersebar di 16 Provinsi. Sedangkan Anak
Menurut Atwar Bajari (2012) dalam
keunikannya,
yang dimaksud adalah bagaimana mereka
seorang
yang
anak
jalanan
berbeda
dengan
persepsi anak normal mengenai hubungan
dengan orang dewasa, tanggung jawab
terhadap keluarga dan saudaranya, hubungan
dengan lawan jenis, uang, dan kepercayaan
pada agama. Anak jalanan didefmisikan
sebagai individu yang memiliki batas usia
jalanan yang mendapatkan layanan Program
Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) baru
mencapai 6.000 pada 2016. Belum semua
anak jalanan ini mendapatkan penanganan
oleh pemerintah, untuk itu saya mengajak
berbagai pihak bersama-sama mendukung
Indonesia Bebas Anak Jalanan 2017," kata
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
dalam Deklarasi Menuju Indonesia Bebas
rumah tangga yang tidak harmonis, anak
Anak
dengan orang tua single parent, dan
Jalanan
(MIBAJ)
2017
yang
berlangsung di Silang Monas Barat Daya
ketidakpuasan terhadap sekolah atau guru.
(Patung Kuda) Jakarta Pusat, Minggu pagi.
Bagong
(2010)
menyatakan
Mensos mengatakan situasi dan kondisi
Sesungguhnya ada banyak faktor yang
jalanan
bagi
menyebabkan anak-anak terjerumus dalam
kehidupan anak-anak. Ancaman kecelakaan,
kehidupan di jalanan, seperti : kesulitan
eksploitasi,
kekerasan,
keuangan keluarga atau tekanan kemiskinan,
perdagangan anak, dan pelecehan seksual
ketidakharmonisan rumah tangga orangtua,
sering mereka alami. Kondisi ini juga sangat
dan
rentan terjadinya pelanggaran terhadap hak
hubungan
anak yang menjadi komitmen nasional
Kombinasi dari faktor-faktor ini seringkali
maupun internasional.
memaksa anak-anak mengambil inisiatif
sangat
membahayakan
penyakit,
Berdasarkan data dari Pusat Data dan
masalah
mencari
khusus
anak
nafkah
menyangkut
dengan
atau
orangtua.
hidup
mandiri
Informasi Kesejahteraan Sosial Kementerian
dijalanan. Kadangkala pengaruh teman atau
Sosial RI, jumlah anak jalanan di seluruh
kerabat juga ikut menentukan keputusan
Indonesia
untuk hidup dijalanan. Pada batas-batas
pada
tahun
2006
sebanyak
232.894 anak, tahun 2010 sebanyak 159.230
tertentu,
memang
tekanan
kemiskinan
anak, tahun 2011 turun menjadi 67.607
merupakan kondisi yang mendorong anak-
anak, dan pada tahun 2015 menjadi 33.400
anak hidup dijalanan. Namun, bukan berarti
anak.
kemiskinan merupakan satu-satunya faktor
determinan yang menyebabkan anak lari
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap
fenomena anak jalanan. Faktor makro yang
memunculkan
masalah
tersebut
yaitu;
pertumbuhan ekonomi yang tidak merata,
partisipasi sekolah pada anak usia sekolah
yang memunculkan drop-out, pembangunan
kawasan dan perkotaan yang belum merata,
dan masalah kultur. Sedangkan masalah
mikro di dalamnyatercakup, ajakan teman,
desakan orang tua untuk mencari nafkah,
dari rumah dan terpaksa hidup dijalanan.
Kebanyakan
anak
bekerja
dijalanan
bukanlah atas kemauan sendiri, meliankan
sekitar 60% diantaranya karena dipaksa oleh
orangtuanya.
Dampak
Penegertian dampak menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah benturan,
pengaruh yang mendatangkan akibat baik
positif mapun negatif. Secara sederhana
alat itu untuk menggali data sedalam
dapat diartiakn sebagai pengaruh yang
dalamnya jika masih kurang maka penulis
disebabkan oleh sesuatu.
juga melakukan kembali penggalian data.
Definisi
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
menyimpang
oprasional
adalah
dalam
perilaku
hasil
ketidak
kualitatif deskriptif dengan menggunakan
seimbangan
masyarakat,
model studi kasus. Pertimbangan penulis
adanya banyak perubahan sosial dan konflik
dalam menentukan AS sebagai subjek
yang
penelitian adalah seperti yang dirumuskan
Teknik Pengumpulan data dengan teknik
sebagai berikut, 1) AS adalah salah satu
Triangulasi pada hakikatnya merupakan
remaja yang hampir 7 tahun menjadi anak
pendekatan memotret fenomena tunggal dari
jalanan, di usia remaja tentunya banyak hal
sudut pandang yang untuk memungkinkan
positif yang dapat dilakukan seperti sekolah
diperoleh tingkat kebenaran yang handal,
dan mencapai banyak prestasi dan bukan
dengan
malah menghabiskan waktunya di jalanan.
Wawancara,
Tentunya ada hal yang membuat AS seperti
Dokumentasi.
mempengaruhi
menggunakan
Observasi
perilaku
alat
dengan
individu.
instrument
Partisipatif
dan
ini melihat kajian teori yang sudah di sajikan
di bab II. 2) Salahsatu sample yang relevan
Analisis Data dan Pembahasan
Analisis data dilakukan berdasarkan
dimana penulis dapat menemukan subjek
yang
tepat
yaitu
AS,
karena
hampir
hasil
wawancara,
observasi
dan
keseharianya dihabiskan di jalanan itu
dokumentasi. Berikut hasil analisis dari
sebabnya yang membuat penulis tertarik
penelitian data.
terhadap AS.
1.
Norma Kepercayaan
Desain dalam penelitian ini adalah
Secara lisan subjek menjelaskan bahwa,
menentukan alat atau instrument penelitian
sujek adalah individu yang kurang tekun
yang akan di gunakan untuk mengumpulkan
dalam melakukan norma agamanya , yaitu
data data-data yang akan di gunakan untuk
kepercayaan muslim yang menekankan pada
membuat laporan setiap kegiatan penelitian
taat beribadah , baik taat kepada ajaran
penulis.
harus
maupun orang tuanya. Mungkin banyak hal
mengkolerasikan hasil data dengan teori
yang dapat peneliti tuliskan . karena semua
yang sudah di sajikan, dan menggunakan
sumber peraturan yang ada dan norma yang
Selain
itu
juga
berlaku
intinya
ditarik
pada
norma
mewujudkan keharmonisan hubungan antar
kepercayaan atau bisa dibilang norma
manusia.
agama.
Tindak laku bullying yang dilakukan subjek
Dari segi ini kita dapat melihat
biasanya dilakukan saat anak sekolah mulai
penyimpangan perilaku anak jalanan , yang
selelsai belajar, mereka yang lewat dan
di peroleh dari hasil wawancara. Antara lain
terhadang oleh kelompok ini ( kelompok
:
subjek ) biasanya diejek, disiksa dan bahkan
Tidak pernah melakukan sholat 5
dimintai uang, hal ini dikarenakan salah satu
waktu, beribadah hanya pada waktu-waktu
bentuk mereka ingin dianggap ada oleh
hari besar umat muslim. Karena pada
lingkungandan uang yang didapat dari hasil
umumnya umat islam menjalankan sholat
meminta
lima waktu.
makanan dan rokok.
-
3.
-
Mengambil barang orang lain, sering
dikumpulkan
membeli
Norma kesopanan
Adalah
dilakukan degan alasan tidak memiliki uang
untuk
pertauran
sosial
yang
untuk menyambung hidup. Akan tetapi hal
berkenaan dengan cara individu bertingkah
ini jarang dilakukan subjek sekarang .
laku,
-
Tidak taat dengan orang tua, berani
dimana perilaku subjek yang menunjukan
membantah dan melawan setiap yang ajaran
penyimpangan kesopanan ini, diantaranya
orang tua.
adalah tidak hormat dengan orang tua dapat
-
dilihat ketika observasi di rumah seubjek
Menyakiti orang asing, hal ini
dilakukan,
karena
salah
pertahanan
anak
jalanan.
kaitannya
dengan
subjek
adalah
bentuk
saat itu orang tua memberi tahu agar subjek
Menghindari
lebih baik tinggal di rumah, akan tetapi
satu
premanisme di sekeliling mereka.
membantah dengan nada yang tinggi dan
-
Berbohong, bersaksi dusta, marah ,
kurang sopan, tutur kata subjek juga kurang
dengki,dll. Peneliti akui setiap orang pun
baik dan kemudian pacaran di muka umum
tidak akan lepas dari yang namanya.
ini didapat saat subjek diwawancarai subjek
2.
Norma Kesusilaan
pernah bercerita pacaran di tempat umum
Norma kesusilaan adalah norma
sehingga membuat orang lain resah.
yang mengatur hidup manusia yang berlaku
4.
Norma Hukum
secar umum dan bersumber dari haati nurani
Norma hukum adalah aturan sosial
manusia. Tujuan norma kesusilaan yaitu
yang dibuat oleh lembaga-lembaga terkait,
misalnya pemerintah, sehingga dengan tegas
subjek adalah mencuri, tidak hormat dengan
dapat melarang serta memaksaa orang untuk
orang tua, menyakiti orang asing, dan
dapat berperilaku sesuai aturan.
berbohong akan membuat subjek semakin
Subjek sendiri memperlihatkan bagaimana
dikucilkan dalam masyarakat umum .
norma hukum ini dilanggar oleh subjek dan
2.
kelompoknya, secara observasi langsung
dan
dokumentasi
terlihat
subjek
dan
Norma Kesusilaan
Norma
mengatur
ini
adalah
hidup
aturan
manusia
yang
sehingga
temannya menggunakan obat-obatan sejenis
mewujudkan keharmonisan antara manusia.
Distro,
dan
Dari bullying yang dilakukan subjek akan
mengkonsumsi minuman keras. Hal ini
menimbulkan stigma yang negatif pada diri
dikarenakan sudah menjadi kebiasaan subjek
subjek, terlebih seandainya para pelajar yang
dan teman-temannya sehingga hal tersebut
menjadi korban memiliki tingkat agresivitas
membuat output yang terkadang kurang baik
yang tinggi maka perkelahian akan terjadi.
bagi mereka sendiri. semisal, berkelahi yang
Hasballah (2003)
dapat merugikan orang lain dan juga
3.
3haig,
kesehatan
menghisap
yang
mengkonsumsi
kurang
barang
lem
baik
tersebut
Norma Kesopanaan
jika
Kaitannya dengan subjek adalah
secara
dimana perilaku subjek yang menunjukan
berangsur angsur.
penyimpangan kesopanan ini, diantaranya
Dampak Penyimpangan Perilaku Anak
adalah tidak hormat dengan orang tua dapat
Jalanan
dilihat ketika observasi di rumah seubjek
1.
Norma Kepercayaan
saat itu orang tua memberi tahu agar subjek
Dari hasil penyimpangan perilaku
lebih baik tinggal di rumah, akan tetapi
yang dilakukan oleh subjek dalam kaitannya
membantah dengan nada yang tinggi dan
norma kepercayaan atau yang disebut
kurang sopan, tutur kata subjek juga kurang
dengan aturan – aturan agama, tentunya
baik dan kemudian pacaran di muka umum
dampak dari penyimpangan norma agama
ini didapat saat subjek diwawancarai subjek
adalah dosa dan dampak sosial. Oleh sebab
pernah bercerita pacaran di tempat umum
itu
sehingga membuat orang lain resah.
iman
subjek akan mengalamai penurunan
kepercayaannya
sehingga
4.
Norma Hukum
mengesampingkan keberadaan Tuhan. Di
Dari hasil yang diperoleh peneliti,
sisi lain penyimpangan yang dilakukan
norma hukumlah yang berdampak besar
bagi subjek, diantaranya mengkonsumsi
sedang pulang sekolah, dengan cara di bully
barang yang dianggap hukum adalah barang
dan di palak.
ilegal. Seperti obat – obatan ( distro dan
3.
Norma Kesopanan
sabu – sabu ). Meskipun Panadol, Antimo,
Dapat teridentifikasi keabsahannya
Tramadhol dan lem Fox legal dijual, akan
karena dua teknik menunjukan bukti yang
teteapi
tepat
cukup dalam, secara observasi jelas subjek
ini
kurang gormat dengan orang tua dan tutur
berdampak pada kesehatan dan kondisi fisik
kata yang tidk enak di dengar bahasa subjek
subjek dan terlebih dampak kurungan
menunjukan bahwa kehidupan jalanan itu
penjara ketika subjek tertangkap pihak
keras, dan dari wawancara subjek pernah
berwajib.
melakukan pacaran di tempat umum.
Keabsahan Data
4.
penggunaan
membuat
yang
menyalahi
tidak
aturan.
Hal
Norma Hukum
Uji keabsahan data dengan teknik
Aspek norma hukumpun juga terlihat
wawancara, observasi dan dokumentasi
jelas bahwa anak jalanan mudah sekali
dengan
aspek-aspek
melakukan tindak penyimpangan perilaku,
penyimpangan perilaku berdasarkan teknik
dalam kaitan ini dapat diidentifikasi dari
triangulasi maka dapat dijabarkan keabsahan
obervasi
data ini pada setiap indikator dari masing-
kelompoknya mengkonsumsi barang-barang
masing aspek, yaitu :
diluar legal, alias barang ilegal. Seperti
1.
menghisap
mencocokan
Norma kepercayaan
Aspek
ini
teridentifikasi
dari
observasi partisipatif dimana subjek jarang
dan
wawancara.
lem
Subjek
hingga
dan
mabuk,
mengkonsumsi obat-obatan ( Distro dan
3haig ) dan berjudi.
sekali melakukan kegiatan keagamaannya,
kemudian juga dari teknik wawancara
terstruktur yang menjelaskan bahwa subjek
subjek
kurang
melakukan
nilai-nilai
PENUTUP
Subjek peneliti adalah AS yang
sudah lebih 7 tahun menjadi anak jalanan.
keagamaannya.
Penelitian
2.
Norma kesusilaan
penyimpangan perilaku yang dilakukan anak
Dapat terlihat dan teridentifikasi dari
jalanan dengan teknik analisis Triangulasi
observasi
langsung
dimana
ini
bertujuan
mengetahui
korban
data dari Miles dan Hubberman yaitu
kesusilaan adalah anak-anak sekolah yang
dengan teknik Wawancara, Observasi dan
Dokumentas kemudian reduksi data dan
lingkungan.,Terus bermimpi dan tidak patah
penarikan kesimpulan. Berdasarkan dari
semangat, Dapat mengasah potensi-poteansi
hasil analisis data dari keempat aspek yaitu
yang ada dalam
Norma Kepercayaan, Norma Kesusilaan,
Pekerjaan yang dianggap orang halal.
Norma Kesopanan dan Norma Hukum.
diri,
Mulai
mencari
Daftar Pustaka
Saran
Gudnanto, SusiloRaharjo. 2012 .
Pemahaman Individu, Teknik Non
Tes. Kudus : Badan Penerbit
Universitas Muria Kudus.
Saran Bagi Keluarga
Memberikan kasih sayang yang tepat bagi
anak, mampu memahami perilaku dan
tindakan anak baik di dalam rumah maupun
di luar rumah, Tidak berperilaku otoriter
terhadap anak.
Saran Bagi Komunitas
Mampu menjadi pengingat teman terdekat,
Menciptakan keiatan yang positf.
Herdiyansyah, Haris. 2015. Metodelogi
Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu
Psikologi. Jakarta : Salemba
Humanika.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handl
e/123456789/1682/EKSPLOITASI
%20ANAK%20JALANANNASRUDDIN%20S-SOSIOLOGIFISIP.docx?sequence=1 diunduh
pada tanggal 11 Januari 2017 pukul
10.09
https://atwarbajari.wordpress.com/category/
atwar-bajari/ diunduh pada 23
Januari 2017, pukul 19.43
Saran Bagi Muda-Mudi
Keluar dari keadaan yang membahayakan
diri sendir, Temukan lingkungan yang
mampu menjaga kita dalam situasi baik,
http://repository
.uksw.edu/handle/123456789/4847
diunduh pada tanggal 12 Mei 2017
pukul 13.03
terutama komunitas rohani.
Saran Bagi Subjek
Mau menerima keadaan keluarga, Lebih
menjaga emosi saat berada di keluraga,
Menjalin hubungan yang baik dan positif
dengan masyarakat, Hindari kegiatan negatif
di
jalananan,
ikut
kerja
bakti
di
http://www.depkop.go.id/uploads/media/02.
_UU_No._23_Tahun_2002_tentang
_Perlindungan_Anak_01.pdf
diunduh pada tanggal 10 Januari
2017 pukul 13.00
Moleong, J. Lexy.2008. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Republik Indonesia. Undang-Undang 1945
tentang Gepeng, Anak Jalanan
dan Pemerinta pasal 34 ayat 1 (di
amandemen). Jakarta : 2002.
Saad, M. Hasballah. 2003. Perkelahian
Remaja.
Yogyakarta
:
Galang
Press.
Siahaan
,Jokie M.S .2009. Sosiologi
Perilaku Menyimpang .Jakarta :
Universitas Terbuka.
Siahaan,
JokieM.S
.2007.
Perilaku
Menyimpang,
Pendekatan
Sosiologi. Jakarta : PT Malta
Pritindo.
Sugiyono, Prof. Dr. 2008. Metode
Penelitian
Pendidikan,
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R &D . Bandung : Penerbit
Alfabeta.
Suyanto, Dr. Bagong. 2010. Masalah Sosial
Anak. Jakarta : PT. Fajar
Interpratama Mandiri.
http://www.kemsos.go.id/modules.php?nam
e=News&file=article&sid=19297
diunduh pada tanggal 12 Mei 2017,
pukul 22.33
Yin, Prof. Dr. Robert K. 2011. Studi Kasus :
Desain dan Metode ( catatan ke-10
) . Jakarta : Rajawali Pers.
Yin, Prof. Dr. Robert K. 2002. Studi Kasus :
Desain dan Metode. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.