kebudayaan pacitan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas terselesaikannya makalah yang
berjudul ‘Makalah Tentang Sejarah Kebudayaan Pacitan’. Makalah yang masih perlu
dikembangkan lebih jauh ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Secara garis besar makalah ini memuat pembahasan tentang Kebudayaan Pacitan.
Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai
pihak, penyusun tidak mungkin menyelesaiakan pembuatan makalah ini, untuk itu penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Penuyusun menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif.
`

Kemuja, 18 Oktober 2017

Penyusun

ii

DAFTAR ISI


Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang................................................................................................. 1
Rumusan Masalah............................................................................................ 1
Tujuan.............................................................................................................. 1
Manfaat...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2

A.
B.

Budaya............................................................................................................. 2
Kebudayaan Pacitan........................................................................................ 3

BAB III PENUTUP........................................................................................... 7

A.
B.

Kesimpulan........................................................................................................ 7
Saran................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 8

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Peralatan pertama yang digunakan oleh manusia purba adalah alat-alat dari batu yang
seadanya dan juga dari tulang. Peralatan ini berkembang pada zaman Paleolitikum atau
zaman batu tua. Zaman batu tua ini bertepatan dengan zaman Neozoikum terutama pada akhir
zaman Tersier dan awal zaman Quartair. Zaman ini berlangsung sekitar 600.000 tahun lalu.

Zaman ini merupakan zaman yang sangat penting karena terkait dengan munculnya
kehidupan baru, yakni munculnya jenis manusia purba. Zaman ini dikatakan zaman batu
karena hasil kebudayaan terbuat dari batu yang relatif masih sederhana dan kasar.
Kebudayaan zaman Paleolitikum ini secara umum terbagi menjadi kebudayaan Pacitan.

B. Rumusan Masalah
·
Apakah yang di maksud dengan budaya ?
·
Bagaimana perkembangan budaya di Pacitan?
C. Tujuan
·
Mengetahui tentang arti budaya
·
Mengetahui perkembangan budaya di Pacitan
D. Manfaat
·
Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk menambah pengetahuan
·


tentang kebudayaan Pacitan
Dapat menjadi informasi berharga bagi para penulis guna menciptakan tulisan yang lebih
bermanfaat bagi masyarakat untuk bisa mengetahui pola kehidupan pada kebudayaan Pacitan

BAB II
PENDAHULUAN

A.

Budaya

ii

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistemagama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu

dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini
tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang
dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilainilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas
keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam
berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan
alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan duniamakna dan nilai logis yang
dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang
lain.
B.

Kebudayaan Pacitan


ii

Kebudayaan ini berkembang di daerah Pacitan, Jawa Timur. Beberapa alat dari batu
ditemukan di daerah ini. Seorang ahli Von Koeningwald dalam penelitiannya pada tahun
1935 telah menemukan beberapa hasil teknologi bebatuan dan alat-alat dari batu di Sungai
Baksoka dekan Punung. Alat batu itu masih kasar, dan bentuk ujungnya agak runcing,
tergantung kegunaanya. Alat batu ini sering disebut dengan kapak genggam atau kapak
perimbas. Kapak ini digunakan untuk menusuk binatang atau menggali tanah saat mencari
umbi-umbian. Di samping kapar perimbas, di Pacitan juga ditemukan alat bantu yang disebut
dengan chooper sebagai alat penetak. Di Pacitan juga ditemukan alat-alat serpih.
1. Kebudayaan Pacitan
Alat-alat yang berasal dari kebudayaan Pacitan ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun
1935 di Sungai Baksoko, Desa Punung, Pacitan, Jawa Timur.
Alat-alat tersebut berupa kapak genggam, yaitu kapak tidak bertangkai yang digunakan
dengan cara menggenggam, kapak perimbas (chooper), kapak penetak, pahat genggam, dan
yang paling banyak ditemukan berupa alat-alat kecil yang disebut alat serpih (flake). Alat-alat
batu tersebut berasal dari lapisan pleistosen tengah (lapisan dan fauna Trinil)
Alat serpih ini digunakan untuk menguliti binatang buruan, mengiris daging, dan memotong
ubi-ubian (seperti pisau pisau pada masa sekarang). Alat serpih banyak ditemukan di Jawa,
Sulawesi Selatan, Sumatra Selatan, dan Timor.

Selain di Pacitan, kapak genggam juga ditemukan di Sukabumi dan Ciamis, Jawa Barat,
Parigi dan Gombong, Jawa Tengah, Bengkulu, Lahat, Sumatra Selatan, Awangbangkai,
Kalimantan Selatan, Cabbenge, Sulawesi Selatan, Flores dan Timor.

Alat – alat pada kebudayaan pacitan adalah sebagai berikut :

ii

a.

Kapak Genggam

Kapak Genggam
Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat itu biasanya disebut chooper
(alat penetak / pemotong). Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa
dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara menggunakannya dengan cara digenggam.
Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai
tajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanya sebagai tempat menggenggam. Kapak genggam
berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang.
b.


Kapak Perimbas

kapak perimbas

Kapak perimbas berfungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai senjata.
Manusia kebudayaan Pacitan adalah jenis Pithecanthropus. Alat ini paling banyaj dditemukan
di daerah Pacitan, sehingga oleh Ralp Von Koenigswald disebut kebudayaan Pacitan.

ii

Alat-alat itu oleh Koeningswald digolongkan sebagai alat-alat “paleolitik”, yang bercorak
“Chellean”, yakni suatu tradisi yang berkembang pada tingkat awal paleolitik di Eropa.
Pendapat Koeningswald ini kemudian dianggap kurang tepat. Setelah Movius berhasil
menyatakan temuan di Punung itu sebagai salah satu corak perkembangan kapak perimbas di
Asia Timur. Tradisi kapak perimbas yang ditemukan di Punung itu kemudian dikenal dengan
nama “budaya Pacitan”. Budaya itu dikenal sebagai tingkat perkembangan budaya batu awal
di Indonesia.

Kapak perimbas itu tersebar di wilayah Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi

Selatan, Bali, Flores, dan Timor. Daerah Punung merupakan daerah yang terkaya akan kapak
perimbas dan hingga saat ini merupakan tempat penemuan terpenting di Indonesia. Pendapat
para ahli condong kepada jenis manusia Pithecanthropus atau keturunan-keturunannya
sebagai pencipta budaya Pacitan. Pendapat ini sesuai dengan pendapat tentang umur budaya
Pacitan yang diduga dari tingkat akhir Pletosin Tengah atau awal permulaan Plestosin akhir.
Budaya Pacitan pada hakikatnya meliputi dua macam tradisi alat-alat batu, yaitu:
1.Tradisi batu inti, yang menghasilkan alat-alat pemangkas segumpal batu atau kerakal,dan
2.Tradisi serpih, yang menyiapkan alat-alat dari serpih atau pecahan-pecahan batu.
Mengingat bentuk-bentuk alat serupa di tempat-tempat penemuan yang tersebar di daerah
Punung pada berbagai tingkat, timbullah persangkaan bahwa Budaya pacitan ini bersifat
statis dalam perkembangannya dan tidak mengalami kemajuan. Dibandingkan dengan
kelompok-kelompok lokal budaya kapak perimbas lain di Asia Tenggara dan Timur, Budaya
pacitan termasuk yang paling maju, terbukti dengan adanya kapak-kapak genggam yang
bentuknya sudah maju, dan jenis-jenis kapak perimbas yang khas.

ii

Berpedoman pada penggolongan alat-alt budaya kapak perimbas di Asia Tengggara dan Asia
Timur dan penerapannya dalam Budaya Pacitan, pengamatan terhadap alat-alat paleolitik
yang di temukan di tempat-tempat lain di Indonesia dapat diaarahkan. Dalam pengamatan ini

akan terbukti bahwa teknik pembuatan alat-alat pada pokoknya ialah monofasial dan bentukbentuk utama (kapak perimbas, kapak penetak, kapak genggam awal) di temukan kembali di
banyak tempat di Indonesia. Dibeberapa tempat terdapat variasi-variasi lokal mengenai
bentuk dan ukurannya, yang jenis-jenis bahanya tergantung pada persediaan batuan
sertempat.

ii

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Kalau ditarik kesimpulan, teknologi yang berkembang pada masa berburu dan
mengumpulkan makanan masih sangat rendah. Hampir semua alat-alat yang dipergunakan
untuk mencukupi kebutuhan hidup masih sangat sederhana. Alat-alat yang dibuat sekedar
bisa membantu pekerjaan mereka. Alat-alat itu dibuat dari batu, tulang, dan kayu. Alat-alat
dari kayu sukar dicari buktinya,karena kayu tidak tahan lama.

B.


Saran
Sebagai Negara dengan beribu kebudayaan dan suku, terutama kebudayaan di Pacitan perlu
kita pelihara dan dan di jaga sebagai situs sejarah. Jangan jadikan situs penting itu malah
terbengkalai dan tak terurus.

ii

DAFTAR PUSTAKA

-__- http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
-__-http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya Pacitan
http://id.shvoong.com/humanities/history/2266634-kebudayaan-pacitan/
http://myblogsdani.blogspot.com/2013/03/kebudayaan-pacitan.html

ii