Profil Penderita Kanker Mulut Di RSUP H. Adam Malik Tahun 2013-2016

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh pembelahan yang tidak
terkontrol dari sel-sel abnormal di dalam tubuh. Sel kanker dapat merusak dan
menginvasi jaringan yaitu dengan menyebar ke daerah lain secara metastasis melalui
darah, limpa, atau permukaan serosa.1 Di seluruh dunia, kanker mulut merupakan
salah satu kanker yang mempunyai prevalensi yang tinggi dan dapat mengancam
kehidupan.2 Lebih dari satu juta kasus kanker didiagnosa setiap tahun di Amerika
Serikat dengan kanker rongga mulut dan orofaring sekitar 3%. Di negara-negara Asia
khususnya di Asia Selatan dan Asia Tenggara mempunyai prevalensi kanker mulut
yang tinggi. Kanker mulut merupakan kanker keenam yang paling sering dijumpai di
Asia daripada kanker yang lain dengan angka hampir 274.300 kasus didiagnosa setiap
tahun.4
Namun demikian, insidensi kanker mulut di Indonesia belum diketahui secara
pasti, tetapi menurut Maulani etal kanker mulut diperkirakan mencakup sebesar 1,5-5%
dari keseluruhan kasus kanker.7 Di Pulau Jawa, di Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin,
kasus kanker mulut sebanyak 4,61% dari keseluruhan kanker. Menurut Jelita, dalam
penelitiannya menyebutkan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung terdapat 110 kasus
kanker mulut pada periode Januari 2006–Desember 2010.8 Sementara itu, di Pulau

Sumatera, di Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan, khususnya di RSUP H. Adam
Malik, terdapat lebih kurang 104 kasus kanker mulut pada periode Januari 2008–
Desember 2013 yang memiliki peningkatan sebanyak 1,1% tiap tahunnya.
Kanker mulut merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mempunyai
morbiditas dan mortalitas yang nyata. Selain itu, kanker mulut memiliki dampak yang
nyata pada kualitas hidup penderita karena kehilangan fungsional yang disebabkan
oleh modalitas pengobatan bahkan dengan perawatan yang paling kualitas yang
diberikan saat ini.9Insidensi kanker mulut telah meningkat dalam dekade terakhir dan
biasanya didiagnosa pada saat gejala timbul atau pada tahap akhir. Menurut Messadi,

Universitas Sumatera Utara

tingkat kelangsungan hidup 5 tahun untuk kanker mulut tetap rendah di sekitar 50%
dan prognosisnya tetap terburuk di antara semua jenis kanker.10 Menurut Ford et al,
meskipun rongga mulut merupakan tempat yang berpotensi untuk diakses saat
pemeriksaan rongga mulut, tetapi hanya 50% dari kanker mulutdapat dideteksi
sehingga perkembangan patologis terjadi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
pelatihan tenaga profesional kesehatan yang mempunyai kemampuan untuk
melakukan deteksi dini dan diagnosa.11
Menurut Oral Health Foundation, kanker mulut menurunkan kualitas hidup

seperti berdampak pada pernapasan, penelanan, kemampuan bicara dan kecacatan
wajah. Hal ini dapat menyebabkan masalah lain seperti kekurangan gizi, depresi
kesulitan dalam komunikasi, rendah diri dan terjadi isolasi sosial. Salah satu
penelitian dari Brazil yang melakukan evaluasi pada kualitas hidup penderita kanker
mulut mengatakan bahwa, masalah pengunyahan merupakan keluhan yang paling
sering dijumpai yaitu sebanyak 50% dan diikuti oleh kesulitan menelan sebanyak
33%, nyeri sebanyak 29% dan pengurangan aliran saliva sebanyak 24%.12
Pengetahuan tentang demografi dan profil penderita kanker mulut dapat
membantu identifikasi awal agar pengobatan pada penderita kanker mulut dapat
dilakukan secepat mungkin. Misalnya, kanker mulut merupakan penyakit yang sering
terjadipada orang berusia 50 tahun atau lebih.3Sekitar 6% dari kanker mulut terjadi
pada orang berusia dibawah 45 tahun dan banyak kasus di bawah usia 40 tahun telah
dilaporkan di negara-negara yang mempunyai insidensi yang tinggi seperti India.3
Menurut hasil penelitian Warnakulasuriya tentang epidemiologi kanker mulut secara
global, usia rata-rata yang kanker mulut di Amerika Serikat merupakan 62
tahun.3Menurut Bhurgri et al di negara Asia, sebagian besar kasus kanker mulut
terjadi pada usia rata-rata diantara 50-70 tahun terjadinya kanker mulut biasanya
antara 51-55 tahun di sebagian besar negara, tetapi lebih tinggi sekitar 64 tahun di
Thailand.4 Penilaian secara statistik untuk jenis kelamin terdapat perbedaan dimana
laki-laki lebih rentan dari perempuan. Menurut hasil penelitian Zavras et al di Yunani,

sebanyak 62% subjek penelitian merupakan laki-laki dan sebanyak 38% merupakan
perempuan. Hal ini karena laki-laki mempunyai faktor risiko yang lebih tinggi

Universitas Sumatera Utara

daripada perempuan karena mempunyai kebiasaan pribadi yang berbeda, penelitian
ini juga mengemukakan perempuan mempunyai risiko yang lebih tinggi daripada
laki-laki jika perempuan mempunyai faktor risiko yang sama dengan laki-laki.
Penjelasan bahwa perempuan lebih rentan dibandingkan laki-laki dalam paparan
karsinogen tidak jelas, tetapi peneliti telah menyatakan beberapa kemungkinan yaitu
hormon estrogen, female-specific nutritional variables, infeksi mikroba dan gen pada
kromosom X atau Y.5Faktor risiko ekstrinsik terjadinya kanker mulut yaitu
penggunaan tembakau, kebiasaan menyirih, konsumsi alkohol, dan paparan sinar
ultraviolet di bawah sinar matahari. Menyirih merupakan kebiasaan minimal 10%
dari populasi dunia, dan juga merupakan bahan karsinogen keempat yang paling
substansial setelah tembakau, alkohol, dan kafein.6Selain itu, konsumsi alkohol dan
tembakau bersifat sinergis dalam mengakibatkan kanker rongga mulut.18 Menurut
penelitian Oo et al di Myanmar, tingkat risiko perkembangan kanker mulut
meningkat apabila kebiasaan merokok dan menyirih dilakukan minimal 15 tahun.6
Diagnosa dini pada kanker mulut sangat penting karena penderita dapat

dirujuk ke ahli onkologi untuk mendapatkan terapi sedini mungkin maka prognosis
akan lebih baik. Dokter gigi harus mampu merujuk lesi yang berpotensi bersifat
ganas ke dokter spesialis agar dapat melakukan diagnosa definitif dan rencana
perawatan yang dibutuhkan. Namun demikian, pengembangan ilmu pengetahuan
tentang profil penderita kanker mulut di Provinsi Sumatera Utara terbatas. Dengan
besarnya angka kejadian kanker mulut dan dampaknya yang telah disebutkan di atas
maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana profil penderita kanker
mulut yang diperoleh dari data rekam medik di RSUP H. Adam Malik pada tahun
2013-2016.

1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah profil penderita kanker mulut di RSUP H. Adam Malik tahun
2013-2016?

1.3. Tujuan Penelitian

Universitas Sumatera Utara

1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui profil penderita kanker mulut di RSUP H. Adam Malik

tahun 2013-2016.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini:
1. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi penderita kanker mulut
berdasarkan usia di RSUP H. Adam Malik tahun 2013-2016.
2. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi penderita kanker mulut
berdasarkan jenis kelamin di RSUP H. Adam Malik tahun 2013-2016.
3. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi penderita kanker mulut
berdasarkan pekerjaan di RSUP H. Adam Malik tahun 2013-2016.
4. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi penderita kanker mulut
berdasarkan faktor risiko di RSUP H. Adam Malik tahun 2013-2016.
5. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi lokasi lesi pada kanker mulut di
RSUP H. Adam Malik tahun 2013-2016.
6. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi jenis tumor epitel ganas di
RSUP H. Adam Malik tahun 2013-2016.

1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi atau sumbangan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan tentang profil penderita kanker

mulut.
2. Bagi pendidikan, penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian
selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

1.4.2 Manfaat Praktis
1. Informasi ini dapat digunakan dalam membuat rancangan dan
pengembangan program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut untuk mencegah
terjadi kanker mulut.
2. Memberikan informasibagi dokter gigi dan tenaga medis lain tentang
perlunya edukasi dan instruksi pada orang yang mempunyai risiko yang tinggi terjadi
kanker mulut.

Universitas Sumatera Utara