Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten samosir ( Studi Pada Dinas Pariwisata Seni Dan Budaya Kabupaten Samosir)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Strategi
Konsep strategi telah lama ada, yang mana kata ini berasal dari bahasa
Yunani “stategia ” yang berarti seni atau ilmu menjadi seorang jendral. Jendral
Yunani yang efekfif perlu untuk memimpin tentara, menang perang dan
mempertahankan wilayah, melindungi kota dari serbuan musuh, menghancurkan
musuh. Setiap jenis tujuan memerlukan pemanfaatan sumberdaya yang berbeda.
Orang Yunani mengetahui bahwa strategi lebih dari sekedar berperang dalam
pertempuran. Sejak zaman Yunani kuno, konsep strategi sudah mempunyai
komponen perencanaan dan pembuatan keputusan atau komponen tindakan.
Strategi dapat dideskripsikan sebagai suatu cara dimana organisasi akan
mencapai tujuan-tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan ancamanancaman lingkungan eksternal organisasi (Jatmiko,2004:4). Strategi merupakan
program luas untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi,respons
organisasi pada lingkungannya sepanjang waktu (Stoner,1996: 267). Jauch dan
Glueck mendefenisikan strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan
terpadu, yang mengaitkan keunggulan perusahanaan dengan tantangan lingkungan
dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.(Jatmiko,2004:5)
Sedangkan Alfred D.Chander seorang ahli sejarah bisnis berpendapat bahwa
strategi dapat didefenisikan sebagai penentuan sasaran dan tujuan jangka panjang

dari sebuah perusahaan dan proses adopsi rangkaian tindakan serta pengalokasian
sumberdaya yang dapat diperlukan untuk mencapai sasaran.(Stoner,1996: 268)

Universitas Sumatera Utara

Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah
sebuah rencana yang disusun sedemikian rupa dengan memanfaatkan sumberdaya
serta peluang yang ada untuk mencapai tujuan organisasi.
2.1.1 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Strategi
Berdasarkan pada defenisi yang telah dikemukakan, terdapat tiga faktor
yang mempunyai pengaruh penting pada strategi, yakni analisis lingkungan
eksternal, analisis Lingkungan internal, serta analisis tujuan yang akan dicapai.
Intinya suatu strategi organisasi memberikan dasar-dasar pemahaman tentang
bagaimana organisasi itu akan bersaing dan survive atau dapat bertahan hidup.
a. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis Lingkungan merupakan salah satu unsur penting dalam strategi,
sebab dengan analisis lingkungan ini akan menghasilkan informasi-informasi
yang diperlukan untuk menilai dan melihat masa depan organisasi. Lingkungan
merupakan sumber yang sangat penting dan bermakna bagi perubahan strategi.
Analisis Lingkungan Eksternal adalah analisis yang digunakan terhadap faktor

luar dari organisasi yang dapat memberikan pengaruh terhadap organisasi. Yang
tergolong dalam lingkungan Eksternal organisasi ini antara lain faktor ekonomi
dan perdagangan nasional maupun global, politik nasional, perubahan nilai-nilai
sosial dan budaya, sikap dan perilaku pelanggan serta kemajuan teknologi.
Dalam analisis lingkungan eksternal kita mengenal dua istilah yakni peluang
dan

ancaman. Peluang adalah suatu kecenderungan lingkungan yang

menguntungkan yang dapat meningkatkan kinerja suatu organisasi,divisi
perusahaan, fungsi-fungsi perusahaan, serta produk dan jasa perusahaan.
Sedangkan ancaman adalah suatu kecenderungan lingkungan yang tidak

Universitas Sumatera Utara

menguntungkan dan dapat merugikan posisi organisasi/perusahaan, divisi
perusahaan, fungsi-fungsi perusahaan, serta produk dan jasa perusahaan
(Jatmiko,2004:51) Analisis terhadap lingkungan eksternal untuk memperoleh
gambaran mengenai peluang atau opportunities yang terbuka serta ancaman,
gangguan, hambatan serta tekanan yang menghimpit organisasi kita. Dalam

kancah persaingan, dapat mengetahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh
organisasi (Gitosudarmo, 2001: 118)
b. Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan Internal adalah analisis yang diberikan terhadap
lingkungan dalam organisasi itu sendiri. Analisis lingkungan internal ini ditujukan
untuk dapat memperoleh kekuatan dan kelemahandalam organisasi. Kekuatan
organisasi dapat diartikan sebagai kekuatan yang dimiliki organisasi yang tidak
dimiliki orang lain yang dapat juga berfungsi sebagai ciri khas dari perusahaan.
Dengan kata lain berarti bahwa analisis internal tersebut tidak boleh tidak harus
dapat memperoleh gambaran tentang apa saja yang menjadi kekuatan dan
kelemahan organisasi yang mana akhirnya organisasi dapat mengembangkan
kekuatan yang dimilikinya dan menekan kelemahan yang ada sehingga tidak
berubah menjadi sebuah ancaman.
c. Analisis Tujuan yang akan Dicapai
Dalam Analisis tujuan yang akan dicapai berhubungan erat dengan Misi dan
visi perusahaan. Visi merupakan suatu keinginan terhadap keadaan dimasa
mendatang yang dicita-citakan oleh seluruh anggota organisasi mulai dari jenjang
yang paling atas sampai yang paling bawah, seperti pesuruh sekalipun (Umar,
1999: 89). Visi juga dapat diartikan sebagai tujuan akhir yang dapat menciptakan


Universitas Sumatera Utara

perubahan-perubahan dan menciptakan kemakmuran yang mana untuk mencapai
visi ini diperlukan waktu yang cukup lama.Misi adalah bagian dari visi yaitu
untuk mencapai visi diperlukan beberapa misi yang mengarah pada proses
pencapaian visi. Misi dapat diartikan sebagai penjabaran makna visi tersebut
secara tertulis agar seluruh organisasi menjadi paham dan jelas (Umar,1999 : 89).
2.2 Manajemen Strategi
Manajemen Strategi berasal dari dua kata manajemen dan strategi.
Pengertian strategi telah dijelaskan sebagai cara Manajemen strategi merupakan
proses manajemen yang mencakup penyertaan organisasi dalam membuat rencana
strategis dan kemudian bertindak berdasarkan rencana tersebut. Hofer dan
schendel memfokuskan pada empat aspek kunci dari manajemen strategi. Pertama
adalah penetapan sasaran, langkah berikutnya adalah merumuskan strategi
berdasarkan sasaran tadi. Kemudian untuk mengimplementadikan strategi, ada
pergeseran dari analisis kepada administrasi tugas untuk mencapai sasaran yang
telah ditetapkan tadi. Faktor kunci pada tahapan ini adalah proses “politik”
internal organisasi dan reaksi individual, yang dapat memaksa revisi strategi.
Tugas terakhir, pengendalian strattegis, memberikan umpan balik kepada manajer
mengenai kemajuan yang dicapai(Stoner,1996:270).

Manajemen strategi dengan satu kalimat saja, yaitu bahwa ia sebagai suatu
seni dan ilmu dalam hal pembuatan (formulating), penerapan (implementing), dan
evaluasi

(evaluating)

keputusan-keputusan

strategi

antar

fungsi

yang

memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya di masa depan (Umar,
1999: 86).

Universitas Sumatera Utara


2.2.1 Perumusan Strategi (Formulating)
Perumusan strategi (formulating) adalah proses penyusunan langkahlangkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi.
Michael Porter (dalam Kotler, 1997:75) telah merangkum strategi menjadi tiga
jenis umum yang memberikan awal yang bagus untuk pemikiran strategis.
1. Keunggulan biaya secara strategis, di sini unit usaha bekerja keras mencapai
biaya produksi dan distribusi terendah sehingga harganya dapat lebih rendah
dari pada pesaing dan mendapat pangsa pasar yang besar.
2. Diferensiasi, di sini unit usaha berkonsentrasi untuk mencapai kinerja terbaik
dalam memberikan manfaat bagi pelanggan yang dinilai penting oleh
sebagian besar pasar.Fokus, di sini unit usaha memfokuskan diri pada satu
atau lebih segmen pasar mengejar pasar yang lebih besar.
Menurut Umar (Umar,1999:86) formulasi merupakan cara menetapkan
tujuan strategis dan keuangan Organisasi, serta merancang strategi untuk
mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value. Ada
beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk pembuatan suatu strategi,sebagai
berikut :
1. Identifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan pada masa
depan. Tentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan
dalam lingkungan tersebut.terbaik.

2. Melakukan analisislingkungan internal dan eksternal untuk mengukur
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi
perusahaan dalam menjalani misi dan meraih keunggulan bersaing
(competitive advantage).

Universitas Sumatera Utara

3. Merumuskan faktor-faktor penting ukuran keberhasilan (key succes factors)
sesuai dengan perubahan lingkungan yang dihadapi.
Dirgantoro (Dirgantoro,2001: 82) menyebut formulasi strategi adalah
menentukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan.
Aktivitas ini bisa dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu analisis strategi,
perencanaan strategi dan pemilihan strategi.
Formulasi strategi yang baik memiliki ketergantungan yang erat dengan
analisislingkungan di mana formulasi membutuhkan data atau informasi dari
analisislingkungan.Dalam melakukan formulasi strategi, Dirgantoro (Dirgantoro
,2001: 83)merumuskan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:
a. Harus memahami benar Visi, Misi, dan Objektif perusahaan sehingga kita
akan mengetahui kearah mana perusahaan akan dibawa serta bagaimana
caranya menuju kearah tersebut.

b. Hal kedua yang harus dipahami adalah tentang posisi perusahaan saat ini.
c. Kemampuan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor lingkungan (intenal
maupun eksternal) yang sedang dihadapi perusahaan saat ini. Dengan
mengidentifikasikan

faktor-faktor

tersebut

akan

memudahkan

dalam

memahami keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan.
d. Mencari alternatif solusi yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan
organisasi secara lebih efisien di masa yang akan datang. Untuk formulasi
strategi tingkat perusahaan ada empat aktivitas utama yang harus dilakukan
(Dirgantoro,2001:84-89), yaitu:

1. Menetapkan beberapa general strategy yang relevan.
2. Memilih satu strategi untuk dikembangkan

Universitas Sumatera Utara

3. Menentukan peran dari setiap lini bisnis dalam perusahaan
4. Melakukan alokasi sumberdaya.
Adapun alternatif-alternatif general strategy ini menunjukkan beberapa
strategi yang bisa dipilih perusahaan, yang tentu saja pemilihan tersebut
tergantung kepada beberapa faktor yang menentukan seperti faktor lingkungan
dan lain-lain.
a. Concentration Strategy Concentration Strategy adalah strategi di mana
perusahaan memfokuskan diri kepada satu lini bisnis saja. Hal ini dilakukan
dengan

maksud

untuk

memperoleh


keunggulan

bersaing

dengan

mengkonsentrasikan seluruh sumber daya pada satu bidang dengan harapan
akan diperoleh tingkat efisiensi tinggi. Bahayanya dari strategi ini adalah bila
pasar jenuh atau menyusut atau muncul pesaing mengancam keberadaan
perusahaan dalam industri, maka tidak ada cadangan atau bisnis lain yang
menyokong perusahaan.
b. Stability Strategy Stability Strategy adalah perusahaan yang memfokuskan
dirinya kepada lini bisnis yang sudah ada atau yang selama ini sudah digeluti
dan usaha dilakukan untuk mempertahankannya.
c. Growth Strategy Growth Strategy adalah perusahaan yang biasanya mengejar
pertumbuhan dan penjualan, keuntungan, pangsa pasar, dan tujuan primer
lainnya. Untuk maksud itulah strategi pertumbuhan ini diaplikasikan. Growth
Strategy biasanya dilakukan dengan:


Universitas Sumatera Utara

1. Vertical Integration
Pertumbuhan perusahaan dilakukan dengan mengakuisisi perusahaan lainnya
yang berada dalam saluran distribusi. Hal yang paling spesifik yang bisa diperoleh
dari strategi ini adalah kemampuan perusahaan untuk melakukan kontrol terhadap
lini bisnis.Integrasi Vertikal dapat dibedakan menjadi Backward Integration
(IntegrasiHulu) dan Forward Integration (Integrasi Hilir).
2. Horizontal Integration
Pertumbuhan perusahaan dilakukan dengan mengakuisisi perusahaan
pesaing yang memiliki lini bisnis yang sama. Yang bisa didapat dari strategi ini
adalah memperbesar pangsa pasar potensial perusahaan, meningkatkan penjualan
dan memperbesar ukuran perusahaan.
3. Diversification
Pertumbuhan perusahaan dilakukan dengan mengakuisisi dalam industri
lain atau lin bisnis. Dikenal dua jenis diversifikasi, yaitu Related atau concentric
diversification yaitu apabila akuisisi dilakukan terhadap perusahaan yang

memiliki teknologi, produk, saluran distribusi atau pasar yang serupa dengan
perusahaan yang melakukan diversifikasi dan Unrelated atau conglomerate
diversification yaitu apabila akuisisi dilakukan terhadap perusahaan yang lini

bisnisnya berbeda sama sekali.
4. Merger dan joint venture-Merger
Strategi pertumbuhan di mana sebuah perusahaan bergabung dengan
perusahaan lain dan membentuk sebuah perusahaan baru. Joint Venture adalah
Sebuah perusahaan bekerja sama dengan perusahaan lain untuk mengerjakan
sebuah proyek yang tidak bisa ditanganinya sendiri. Strategi pertumbuhan

Universitas Sumatera Utara

(Growth Strategy) sering kali dikatakan sebagai strategi pengembangan
perusahaan, memiliki pedoman strategi sebagai pilihan generik. Pedoman strategi
ini dapat berupa pengambilan kembali kegiatan bisnis yang pernah dilepas,
konsolidasi, penetrasi pasar, pengembangan produk, pengembangan pasar dan
diversifikasi.Dalam banyak metode yang digunakan, terdapat tida kategori dalam
strategi pengembangan, yaitu:
1. Pengembangan Internal, kegiatan ini lebih memusatkan kepada kompetensii
perusahaan.
2. Akuisi , memungkinkan perushaan untuk melakukan cakupan kegiatan baru
atau masuk kepada kegiatan lain lewat perusahaan lain.
3. Pengembangan

bersama

(jointdevelopment)

dan

aliansi

strategik

(strateticalliances)
Adapun beberapa strategi yang diterapkan ketika perusaahaan sudah tidak
lagi bisa bersaing secara efektif, terdiri dari:
a. Turnaround Strategy

Digunakan ketika performance perusahaan sudah buruk, akan tetapi belum
memasuki tahap kritis. Dilakukan untuk membuat perusahaan menjadi lebih
efisien, misalnya dengan melakukan penghapusan terhadap produk yang tidak
menguntungkan, mengurangi jumlah tenaga kerja, dan lain-lain
b. Disvestment Strategy

Digunakan ketika bisnis tertentu tidak sesuai lagi dalam perusahaan, atau
secara konsisten gagal dalam pencapaian tujuan perusahaan. Strategi disvestment
meliputi penjualan bisnis atau pemisahan bagian perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

c. Liquidation Strategy

Dalam strategy ini bisnis ditutup dan asetnya dijual.
d. Combination strategy

Perusahaan besar yang melakukan diversifikasi umumnya menggunakan
kombinasi dari beberapa strategy. Formulasi strategi bisnis yang konsisten dalam
perusahaan besar dan terdiversifikasi bukanlah hal yang mudah karena tingkat
stategi harus dikoordinasikan untuk mencapai tujuan organisasi secara
keseluruhan.
2.2.2 Penerapan (Implementing)
Penerapan (implementing) strategi adalah proses pelaksanaan visi dan misi
organisasi melalui strategi yang telah dirumuskan untuk pencapaian tujuan
organisasi dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada. Suatu strategi
yang telah di formulasikan dengan baik belum tentu menjamin bahwa
implementasi dari strategi tersebut akan baik pula dan tentunya memberikan hasil
yang sesuai dengan yang diharapkan pada saat strategi tersebut di rumuskan.
Thomas V. Bonoma (Dalam Dirgantoro 2001: 121-123) mengemukakan ada
empat hasil yang mungkin terjadi dari kombinasi antara formulasi strategi dengan
implementasi keempat hasil tersebut.
2.2.3 Pengendalian (Evaluating)
Dalam organisasi, pengendalian mencakup pengawasan, evaluasi, dan
pengembangan aktivitas-aktivitas yang berada dalam perusahaan. Pengendalian
merupakan salah satu tugas utama dari seorang manajer. Pengendalian bertujuan
untuk membuat sesuatu terjadi sesuai dengan apa yang direncanakan.

Universitas Sumatera Utara

Proses pengendalian secara umum akan terdiri dari tiga aktivitas utama
.Aktivitas pertama adalah melakukan pengukuran terhadap performance atau
kinerja perusahaan. Aktivitas utama yang kedua adalah melakukan pembandingan
dari hasil pengukuran dengan standar-standar yang telah ditetapkan, sedangkan
aktivitas utama ketiga adalah melakukan koreksi apabila terjadi penyimpanganpenyimpangan dari perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya (Dirgantoro
2004:137).Sedangkan evaluasi (evaluating) adalah proses penilaian akan
efektifitas strategi terhadap hasil yang diperoleh apakah sesuai dengan apa yang
diharapkan atau tidak. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan
digunakan sebagai analisis situasi program di masa mendatang. Dengan demikian,
studi mengenai manajemen strategi menitik beratkan pada kegiatan untuk
memantau dan mengevaluasi peluang dan kendala lingkungan, di samping
memahami kekuatan dan kelemahan organisasi.
Dengan demikian, studi mengenai manajemen strategi menitik beratkan
pada kegiatan untuk memantau dan mengevaluasi peluang dan kendala
lingkungan, di samping kekuatan dan kelemahan perusahaan.
2.3 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Menurut UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang
diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah,
hasil pengeloalaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain- lain pendapatan
asli daerah yang sah. Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui
sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara

Dalam

rangka

memenuhi

prinsip

otonomi

yang

nyata

dan

bertanggungjawab, kepada daerah diberikan sumber-sumber keuangan untuk
membiayai berbagai tugas dan tanggungjawabnya sebagai daerah otonom.
Klasifikasi PAD yang terbaru berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Jenis pajak daerah dan
retribusi daerah dirinci menurut objek pendapatan sesuai dengan undang-undang
tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Jenis hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan dirinci menurut objek pendapatan yang mencakup bagian
laba atas penyertaaan modal pada perusahaan milik daerah/BUMD, bagian laba
atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah/BUMN, dan bagian laba
atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha
masyarakat.
2.3.1

Pajak Daerah
Berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang perubahan atas UU Nomor

34 Tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah dalam Saragih (dalam
Koswara Kertapraja,2010:61), yang dimaksud dengan pajak daerah adalah iuran
wajib yang dilakukan oleh orang pribadi dan badan kepada daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan

yang

berlaku,

yang

digunakan

untuk

membiayai

penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Universitas Sumatera Utara

Jenis-jenis pajak daerah untuk kabupaten/kota sesuai dengan UU Nomor 28
Tahun 2009 antara lain ialah:
1. Pajak hotel,
2. Pajak restoran,
3. Pajak hiburan,
4. Pajak reklame,
5. Pajak penerangan jalan,
6. Pajak mineral bukan logam dan batuan,
7. Pajak parker,
8. Pajak air tanah,
9. Pajak sarang burung wallet,
10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan
11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Jenis hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan sebagaimana
dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup:
1. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik Daerah/BUMD,
2. Bagian

laba

atas

penyertaan

modal

pada

perusahaan

milik

pemerintah/BUMN, dan
3. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau
kelompok usaha masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Jenis lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang dirinci menurut obyek
pendapatan yang mencakup:
1. Hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan,
2. Jasa Giro,
3. Pendapatan Bunga,
4. Penerimaan atas Tuntutan Ganti Kerugian Daerah,
5. Penerimaan Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualandan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh Daerah,
6. Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar Rupiah terhadap Mata Uang
Asing,
7. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,
8. Pendapatan denda pajak,
9. Pendapatan denda retribusi,
10. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan,
11. Pendapatan dari pengembalian,
12. Fasilitas sosial dan fasilitas umum,
13. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, dan
14. Pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan.
Dana perimbangan dibagi menurut jenis pendapatan.
1. Dana Bagi Hasil. Jenis Dana Bagi Hasil dirinci menurut objek pendapatan
yang mencakup Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak,
2.

Dana Alokasi Umum.

3.

Dana Alokasi Khusus.

Universitas Sumatera Utara

2.3.2

Retribusi Daerah
Retribusi menurut Saragih (dalam Koswara Kertapraja,2010:65) adalah

pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan orang
pribadi atau badan. Retribusi untuk kabupaten/kota dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Retribusi untuk kabupaten/kota ditetapkan sesuai kewenangan masing-masing
daerah, terdiridari: 10 jenis retribusi jasa umum, 4 jenis retribusi perizinan
tertentu,
2. Retribusi untuk kabupaten/kota ditetapkan sesuai jasa/pelayanan yang
diberikan oleh masing-masing daerah, terdiri dari: 13 jenis retribusi jasa
usaha. (Kadjatmiko alam Koswara Kertapraja, 2010:78). Jenis pendapatan
retribusi untuk kabupaten/kota meliputi objek pendapatan berikut:
a. Retribusi pelayanan kesehatan,
b. Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan,
c. Retribusi pergantian biaya cetak KTP,
d. Retribusi pergantian cetak akta catatan sipil,
e. Retribusi pelayanan pemakaman,
f. Retribusi pelayanan pengabuan mayat,
g. Retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum,
h. Retribusi pelayanan pasar,
i. Retribusi pengujian kendraan bermotor,
j. Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran,
k. Retribusipenggantian biaya cetak peta,
l. Retribusi pengujian kapal perikanan,

Universitas Sumatera Utara

m. Retribusi pemakaian kekayaan daerah,
n. Retribusi jasa usaha pasar grosir atau pertokoan,
o. Retribusi jasa usaha tempat pelelangan,
p. Retribusi jasa usaha terminal,
q. Retribusi jasa usaha tempat khusus parkir,
r. Retribusi jasa usaha tempat penginapan/pesanggrahan/villa,
s. Retribusi jasa usaha penyedotan kakus,
t. Retribusi jasa usaha rumah potong hewan,
u. Retribusi jasa usaha pelayaran pelabuhan kapal,
v. Retribusi jasa usaha tempat rekreasi dan olah raga,
w. Retribusi jasa usaha penyebrangan diatas air,
x. Retribusi jasa usaha pengolahan limbah cair,
y. Retribusi jasa usaha penjualan produksi usaha daerah,
z. Retribusi izin mendirikan bangunan,
aa. Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol,
bb. Retribusi izin gangguan,
cc. Retribusi izin trayek.
2.3.3

Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan

Milik Daerah yang Dipisahkan
Menurut Halim (dalam Syamsudin Haris,2005:68), “Hasil perusahaan milik
Daerah dan hasil Pengelolaan kekayaan milik Daerah yang dipisahkan merupakan
penerimaan Daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik Daerah dan
pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan”. Menurut Halim ( dalam
Syamsudin Haris, 2004: 68), jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan

Universitas Sumatera Utara

berikut:”1) bagian laba Perusahaan milik Daerah, 2) bagian laba lembaga
keuangan Bank, 3) bagian laba lembaga keuangan non Bank, 4) bagian laba atas
penyertaan modal/investasi”.
2.3.4

Lain-Lain PAD yang Sah
Menurut Halim (dalam Syamsudin Haris,2005:69), pendapatan ini

merupakan penerimaan Daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintah
Daerah. Jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut, “1) hasil
penjualan aset Daerah yang tidak dipisahkan, 2) penerimaan jasa giro, 3)
penerimaan bunga deposito, 4)denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,
5)penerimaan ganti rugi atas kerugian/kehilangan kekayaan Daerah”.
2.4 Pariwisata
Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar (2000:46-47)
menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu
perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan
dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu
perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di
tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan
pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Sedangkan Menurut Robert McIntosh bersama Shaskinant Gupta (dalam
Oka A.Yoeti 1992:8) adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari
interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah
dalam menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung
lainnya.

Universitas Sumatera Utara

2.4.1 Konsep Pariwisata
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 ,
pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan
pemerintah daerah. Sedangkan kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang
terkait dengan pariwisata yang bersifat multidimensi serta multi disiplin yang
muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan Negara serta interaksi antara
wisatawan dengan masyarakat setempat, sesame wisatawan, pemerintah,
pemerintah daerah dan pengusaha.
Kepariwisataan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan

kesejahteraan

rakyat,

menghapus

kemiskinan,

mengatasi

pengangguran, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, memajukan
kebudayaan, mengangkat citra bangsa, memperkukuh jati diri dan persatuan
bangsa, memupuk rasa cinta tanah air, mempererat persahabatan antar bangsa.
Menurut UN-WTO (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009: 1819), ada tiga elemen dasar dalam pengertian pariwisata secara holistic yaitu:
1. Domestic

tourism

(residen/penduduk

yang

mengunjungi/mengadakan

perjalanan wisata dalam wilayah negaran ya).
2. Inbound tourism (non- residen/bukan penduduk yang mengadakan perjalanan
wisata, masuk ke negara tertentu).
3. Outbound tourism (residen/penduduk yang melakukan perjalanan wisata ke
Negara lain).

Universitas Sumatera Utara

Ketiga bentuk pariwisata ini dapat dikombinasikan sedemikian rupa
sehingga dapat diturunkan tiga kategori lagi, yaitu:
1. Internal tourism (termasuk domestic tourism dan inbound tourism).
2. National tourism (termasuk domestic tourism dan outbound tourism).
3. International tourism (termasuk inbound dan outbound tourism).
Cohen (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 20)
mengklasifikasikan wisatawan atas dasar tingkat familiarisasi dari daerah yang
akan dikunjungi, serta tingkat pengorganisasian perjalanan wisatanya. Atas dasar
ini, Cohen menggolongkan wisatawan menjadi empat, yaitu:
1. Drifter , yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi daerah yang sama sekali
belum diketahuinya, yang bepergian dalam jumlah kecil
2. Explorer , yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan mengatur
perjalanannya sendiri, tidak mau mengikuti jalan-jalan wisata yang sudah
umum melainkan mencari hal yang tidak umum (off the beaten track).
Wisatawan seperti ini bersedia memanfaatkan fasilitas dengan standar lokal
dan tingkat interaksinya dengan masyarakat lokal juga tinggi.
3. Individual Mass Tourist, yaitu wisatawan yang menyerahkan pengaturan
perjalanannya kepada agen perjalanan, dan mengunjungi daerah tujuan wisata
yang sudah terkenal.
4. Organized-Mass Tourist, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi
daerah tujuan wisata yang sudah dikenal, dengan fasilitas seperti yang dapat
ditemuinya di tempat tinggalnya, dan perjalanannya selalu dipandu oleh
pemandu wisata. Wisatawan seperti ini sangat terkungkung oleh apa yang
disebut sebagai environmental bubble.

Universitas Sumatera Utara

Mill dan Morrison (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 22)
juga mengembangkan sebuah model sistem pariwisata, yang terdiri dari empat
komponen utama berikut:
1. Market (reaching the marketplace),
2. Travel (the purchase of travel products),
3. Destination (the shape of travel demand),
4. Marketing (the selling of travel).

Baron (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009: 17)
mengkompilasi beberapa definisi mengenai wisatawan dan pariwisata seperti yang
terlihat dalam tabel.
Tabel 3: Beberapa Konsep Pariwisata
No Konsep
Keterangan
.
1. Passanger atau
Traveller kecuali dan tidak termasuk crew
penumpang
(awak) transport, non-revenue (low revenue)
(PAX,Revenue)
traveler seperti bayi, perjalanan cuma-cuma
(gratis) atau dengan potongan harga 25% atau
lebih.
2. Tourism (pariwisata)
Aktivitas dari visitor, orang yang melakukan
perjalanan ke dan tinggal di tempat di luar
tempat tinggalnya (residen) sehari-hari untuk
periode tidak lebih dari 12 bulan untuk
beragam kegiatan leisure, bisnis, agama, dan
alasan pribadi lainnya tetapi tidak mendapat
upah/gaji dari perjalanannya tersebut
3. Visitor (V)
Setiap orang yang melakukan perjalanan ke
suatu tempat tertentu selain ke tempat
biasanya sehari-hari dengan tujuan utama
untuk
leisure,
bisnis,
perjalanan
religius/agama, kesehatan, dan sebagainya
kecuali karena orang tersebut dibayar atau
mendapatkan upah dari perjalanan tersebut.
Transport crew dan commercial travelers
(walau perjalanan tersebut ke beberapa tujuan
berbeda sampai setahun bahkan lebih)
dikategorikan sebagai perjalanan ke usual
environment

Universitas Sumatera Utara

4.

5.

6.

7.

8.

Dan tidak diperhitungkan sebagai visitor.
Demikian juga bagi mereka yang melakukan
perjalanan sepanjang tahun antara dua tempat
di daerah sekitar tempat asalnya (residence)
seperti weekend homes,dan
residential study dikeluarkan dari pengertian
visitor
Tourist(T) : Stay-over
Visitor yang tinggal paling tidak semalam
/overnight
(overnight)
di tempat yang dikunjunginya (tidak harus di
tempat akomodasi komersial).
Same-day visitor (SD) :
Visitor yang tidak bermalam (overnight) di
Excursionist, Day-visitor tempat yang dikunjunginya, terdiri atas:
a.Cruise Visitor (CV): seseorang yang
melakukan perjalanan selama
sehari atau lebih, tetapi tinggal dan mungkin
bermalam dalam kapalnya (termasuk awak
angkatan laut negara
lain yang sedang bertugas di suatu negara) b.
Border Shopper (BS): seseorang yang
melakukan pembelian dalam jumlah besar
terhadap barang- barang tertentu dan melintasi
wilayah perbatasan suatu Negara lain tetapi
tidak termasuk pekerja yang memang bertugas
di
perbatasan
Traveller
Visitor dan : a. Direct transit traveler (DT),
yaitu saat di airport, dan antara dua pelabuhan
berdekatan. b. Commuters, yaitu perjalanan
rutin ke tempat kerja, studi, atau belanja, dan
sebagainya. c. Other noncommuting travel
(ONT), yaitu berupa perjalanan khusus, awak
transport atau awak perusahaan travel
komersial, buruh migran (termasuk pekerja
tidak tetap), diplomat (ke dan dari tempat
tugas).
Tourism industry
Bisnis atau perusahaan penyedia layanan dan
barang kepada visitor, termasuk: a. Hospitality
(hotel dan restoran, dll.) b. Transportasi c. Tur
operator dan biro pe rjalanan, atraksi wisata,
dll. d. Usaha –usaha ekonomi lain yang
mendukung kebutuhan visitor (beberapa
darinya termasuk penyedia layanan dan
barang yang signifikan bagi visitor maupun
non-visitor)
The travel and tourism Tourism
indu stry dan usaha/bisnis
industry (TTI)
penyediaan jasa/layanan dan barang kepada
other non- communiting traveler

Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Prinsip Dasar Kebijakan Pengelolaan Pariwisata
Pengelolaan pariwisata haruslah mengacu pada prinsip-prinsip pengelola-an
yang menekankan nilai nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas, dan nilai
sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta
bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas lokal. Menurut Cox (dalam I Gde Pitana
dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 30), pengelolaan pariwisata harus memperhatikan
prinsip-prinsip berikut:
1. Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada
kearifan lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan
peninggalan budaya dan keunikan lingkungan.
2. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi
basis pengembangan kawasan pariwisata.
3. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah
budaya lokal.
4. Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan lingkungan
lokal.
5. Memberikan

dukungan

dan

legitimasi

pada

pembangunan

dan

pengembanganpariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi
sebaliknya mengendalikan dan/atau menghentikan aktivitas pariwisata
tersebut jika melampaui ambang batas (carrying capacity) lingkungan alam
atau akseptabilitas sosial walaupun di sisi lain mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat.
Menurut UN-WTO, peran pemerintah dalam menentukan kebijakan
pariwisata sangat strategis dan bertanggung jawab terhadap beberapa hal berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Membangun kerangka (framework) operasional di mana sektor publik dan
swasta terlibat dalam menggerakkan denyut pariwisata.
2. Menyediakan dan memfasilitasi kebutuhan legislasi, regulasi, dan kontrol
yang diterapkan dalam pariwisata, perlindungan lingkungan, dan
pelestarian budaya serta warisan budaya.
3. Menyediakan dan membangun infrastruktur transportasi darat, laut dan
udara dengan kelengkapan prasarana komunikasinya.
4. Membangun dan memfasilitasi peningkatan kualitas sumber daya manusia
dengan menjamin pendidikan dan pelatihan yang professional untuk
menyuplai kebutuhan tenaga kerja di sektor pariwisata.
5. Menerjemahkan kebijakan pariwisata yang disusun ke dalam rencana
kongkret yang mungkin termasuk di dalamnya :
a) evaluasi kekayaan aset pariwisata, alam dan budaya serta mekanisme
perlindungan dan pelestariannya;
b) identifikasi dan kategorisasi produk pariwisata yang mempunyai
keunggulan kompetitif dan komparatif;
c) menentukan persyaratan dan ketentuan penyediaan infrastruktur dan
suprastruktur yang dibutuhkan yang akan berdampak pada keragaan
(performance) pariwisata, dan;
d) mengelaborasi program untuk pembiayaan dalam aktivitas pariwisata,
baik untuk sektor publik maupun swasta.
Untuk mencapai kesuksesan dalam pembangunan pariwisata diperlukan
pemahaman baik dan sisi pemerintah selaku regulator maupun dari sisi pengusaha
selaku pelaku bisnis. Pemerintah tentu harus memperhatikan dan memastikan

Universitas Sumatera Utara

bahwa pembangunan pariwisata itu akan mampu memberikan keuntungan
sekaligus menekan biaya sosial ekonomi serta dampak lingkungan sekecil
mungkin. Di sisi lain, pebisnis yang lebih terfokus dan berorientasi keuntungan
tentu tidak bisa seenaknyamelakukan segala sesuatu demi mencapai keuntungan,
tetapi harus menyesuaikan dengan kebijakan dan regulasi dari pemerintah.
Misalnya melalui peraturan tata ruang, perijinan, lisensi, akreditasi, dan
perundang-undangan. Liu (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 :
218) membuat kerangka implementasi kebijakan pariwisata yang paling tidak
menyentuh empat aspek, yaitu:
1. Pembangunan dan pengembangan infrastuktur;
2. Aktivitas pemasaran;
3. Peningkatan kualitas budaya dan lingkungan; serta
4. Pengembangan sumber daya manusia.
Penjabaran detail dari keempat aspek kebijakan pariwisata tersebut menurut
Liu (1994) dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4: Aspek Kebijakan Pariwisata
No. Aspek
Implementasi
1. Penentuan tujuan
a. Tentukan
tujuan
pembangunan
dan
pembangunan
pengembangan
pariwisata
dengan
pariwisata
mempertimbangkan
aspek
ekonomi,
lingkungan dan faktor sosial budaya.
b. Konsultasikan tujuan tersebut kepada
komunitas lokal terutama kepada pemilik
lokasi pembangunan dan pengembangan.
c. Rancang
area
pembangunan
dan
pengembangan beserta aktivitas yang
diperlukan untuk memperlancar proses
keberhasilannya.
d. Identifikasi kepentingan secara individual
dan kolektif dari pernangku kepentingan
sehingga dapat diakomodasi dalam aktivitas
dan bisnis pariwisata tersebut.

Universitas Sumatera Utara

2.

Inventarisasi

3.

Infrastruktur dan
fasilitas

4.

Pasar

5.

Daya dukung

a. Lakukan survai dan analisis karakteristik
kawasan pembangunan dan pengembangan
termasuk lingkungan, sejarah, budaya,
masyarakat, ekonomi, sumber daya, pola
penguasaan dan pemilikan tanah dan
perairan.
b. Lakukan identifikasi dan evaluasi atraksi dan
aktivitas pariwisata yang potensial untuk
dikembangkan.
c. Lakukan identifikasi dan evaluasi sarana dan
prasarana akomodasi yang tersedia dan
fasilitas serta pelayanan pariwisata.
d. Evaluasi akses transportasi ke kawasan
pengembangan pariwisata termasuk kondisi
infrastruktur pendukungnya saat ini dan
pengembangannya di masa depan.
e. Review dan pastikan kebijakan dan rencana
pembangunan kawasan dari pemerintah
setempat baik jangka pendek maupun
jangkapanjang terutama cetak biru program
pengembangan pariwisata.
a. Sediakan infrastruktur dan fasilitas untuk
pembangunan dan pengembangan pariwisata.
b. Bangun mekanisme untuk membantu sektor
informal membangun usaha yang terkait
dengan pengembangan pariwisata dan cari
cara membantu mereka agar bisa memenuhi
standar baru yang ditetapkan.
a. Analisis kondisi pasar pariwisata nasional
dan internasional, tetapkan tujuan dan target
pemasaran, analisis akomodasi, fasilitas,
pelayanan yang dibutuhkan.
b. Ketahui target pasar sehingga harapan dan
tujuan realistis dapat diwujudkan. Target
pasar harus bisa diakses oleh fasilitas
komunikasi dan transportasi.
c. Bantu
usaha
perseorangan
dengan
menyediakan riset pasar yang berpotensi
membantu pemasaran dan program promosi.
a. Tentukan
batas
ambang
(carrying
capacity)kawasan pengembangan pariwisata
melaluianalisis lingkungan, ekonomi dan
sosial budaya.
b. Tentukan batas standar yang dapat ditolerans
untuk aktivitas dan kegiatan ekonomi oleh
operator pariwisata, termasuk di dalamnya
adalah batas maksimal pengunjung dan
wilayah yang dapat dijelajahi.

Universitas Sumatera Utara

6.

7.

Pengembangan

Ekonomi

8.

Lingkungan

9.

Budaya

c. Implementasikan prosedur yang dapat
menentukan kapan kawasan pengembangan
dan dalam kondisi mengalami perusakan
bagaimana kondisi tersebut dapat dipulihkan.
a. Buat rencana pengembangan struktur
pariwisata di kawasan tersebut termasuk
atraksi
dan
aktivitas
utama,
pengembangannya secara regional, disertai
akses dan jaringan transportasinya.
b. Buat rekomendasi yang dibutuhkan untuk
perbaikan
fasilitas,
pelayanan,
dan
infrastuktur terkait.
c. Bantu pemodal dan pengembang lokal
mengenai apa yang dibutuhkan agar
memenuhi kelayakan menurut standar yang
telah ditentukan.
d. Buat rencana kontingensi untuk tantangan
potensial di masa depan untuk menjaga
stabilitas pemasaran termasuk kemungkinan
pengaruh bencana alam.
a. Lakukan analisis ekonomi untuk kondisi
sekarang dan perkiraan masa depan dari
pengembangan pariwisata.
b. Buat
strategi
untuk
meningkatkan
keuntungan
ekonomi
dari
kegiatan
pariwisata.
c. Pastikan manajemen finansial bekerja dengan
baik sehingga pengusaha lokal dapat
memperoleh
keuntungan,
pengunjung
membayar kewajibannya, penduduk lokal
mendapat pembagian keuntungan secara adil.
a. Evaluasi dampak pariwisata terhadap
lingkungan dan cari cara untuk menurunkan
atau mencegah dampak negatif tersebut dan
mendorongnya ke arah yang positif.
b. Buat sinergi antara pembangunan dan
pengembangan pariwisata dengan usaha
konservasi lainnya, termasuk pembangunan
wilayah lindung, manajemen kawasan
lindung, pengelolaan limbah, energi, air,
zone pesisir, terumbu karang, bencana alam
dan sebagainya.
a. Evaluasi dampak sosial budaya pariwisata,
cari cara untuk menurunkan atau mencegah
dampak negatif tersebut dan mendorong ke
arah dampak positif.
b. Berdayakan komunitas lokal sebagai pemilik
dan pemangku kepentingan pariwisata

Universitas Sumatera Utara

10.

Standar kualitas

11.

Sumber daya
manusia

12.

Organisasi

13.

investasi

14.

Regulasi
pengawasan

15.

System
data
informasi

16

implementasi

dengan menerapkan manajemen yang
konsisten dengan nilai lokal.
c. Buat audit sosial dalam hal bagaimana
komunitas lokal, penduduk desa dan
masyarakat sekitarnya dipengaruhi oleh
pariwisata.
a. Buat desain untuk pengukuran standar
kualitas bagi fasilitas dan akomodasi untuk
memenuhi persyaratan pariwisata.
b. Lakukan penilaian standar kualitas untuk
akomodasi dan fasilitas pariwisata.
c. Mediasi dan pacu komponen pendukung
pariwisata yang belum memenuhi standar
kualitas dengan menyediakan insentif
finansial dan pajak serta akses kepada
spesialis.
a. Rencanakan kebutuhan sumber daya manusia
dengan promosi dan degradasi jabatan serta
kewirausahaan di bidang pariwisata.
b. Sediakan pendidikan dan latihan yang cukup
untuk penyelenggara pariwisata termasuk
sertifikasi dan program pelatihan, serta
transfer teknologi dan skill.
c. Jalankan program kepedulian/kesadaran
masyarakat sehingga turut berperan positif
terhadap kesuksesan pariwisata.
Bangun hubungan kerjasama antara organisasi
publik, swasta, dan pemerintah untuk menjamin
koordinasi yang efektif.
Sediakan insentif investasi bagi pemodal luar
sehingga merangsang keterlibatan investor lokal
dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan
fasilitas pariwisata.
dan a. Bangun mekanisme legislasi dan regulasi
untuk mendorong pengembangan pariwisata
melalui
dukungan
organisasi
pariwisatanasional, agen biro perjalanan,
akomodasi dan sektor-sektor lain dalam
pariwisata.
b. Buat standar fasilitas, insentif investasi, dan
zoning,
c. Buat prosedur penilaian dan pengawasan.
dan Bangun sistem data dan informasi pariwisata
secara terintegrasi untuk menjamin kontinuitas
operasional yang juga berfungsi sebagai
informasi pasar.
a. Identifikasi
berbagai
teknik
untuk
mengimplementasikan
berbagai

Universitas Sumatera Utara

perencanaan pariwisata.
b. Kolaborasikan dengan dunia industri dan
dunia
akademik
untuk
menjamin
pertanggungjawaban implementasi tersebut.

2.5 Potensi Sumber Daya Pariwisata
2.5.1 Sumber daya Alam
Elemen dari sumber daya, misalnya air, pepohonan, udara, hamparan
pegunungan, pantai, bentang alam, dan sebagainya tidak akan menjadi sumber
daya yang berguna bagi pariwisata kecuali semua elemen tersebut dapat
memuaskan dan memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karenanya, sumber daya
memerlukan intervensi manusia untuk mengubahnya agar menjadi bermanfaat.
Menurut Damanik dan Weber (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta,
2009: 42), sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata
alam adalah:
1. Keajaiban dan keindahan alam (topografi),
2. Keragaman flora
3. Keragaman fauna,
4. Kehidupan satwa liar,
5. Vegetasi alam,
6. Ekosistem yang belum terjamah manusia,
7. Rekreasi perairan (danau, sungai, air terjun, pantai)
8.

Lintas alam (trekking, rafting, dan Iain-lain),

9. Objek megalitik,
10. Suhu dan kelembaban udara yang nyaman.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Fennel (dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 68),
sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi sumber daya pariwisata di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Lokasi geografis. Hal ini menyangkut karakteristik ruang yang menentukan
kondisi yang terkait dengan beberapa variabel lain, misalnya untuk wilayah
Eropa yang dingin dan bersalju seperti Swiss mungkin cocok dikembangkan
untuk atraksi wisata ski es.
2. Iklim dan cuaca. Ditentukan oleh latitude dan elevation diukur dari
permukaan air laut, daratan, pegunungan, dan sebagainya. Bersama faktor
geologis, iklim merupakan penentu utama dari lingkungan fisik yang
memengaruhi vegetasi, kehidupan binatang, angin, dan sebagainya.
3. Topografi dan landforms. Bentuk umum dari permukaan bumi (topografi) dan
struktur permukaan bumi yang membuat beberapa areal geografis menjadi
bentang alam yang unik (landform). Kedua aspek ini menjadi daya tarik
tersendiri yang membedakan kondisi geografis suatu wilayah/benua dengan
wilayah/benua lainnya sehingga sangat menarik untuk menjadi atraksi wisata.
4. Surface materials. Menyangkut sifat dan ragam material yang menyusun
permukaan bumi, misalnya formasi bebatuan alam, pasir, mineral, minyak,
dan sebagainya, yang sangat unik dan menarik sehingga bisa dikembangkan
menjadi atraksi wisata alam.
5. Air. Air memegang peran sangat penting dalam menentukan tipe dan level
dari rekreasi outdoor, misalnya bisa dikembangkan jenis wisata pantai/bahari,
danau, sungai, dan sebagainya {sailing, cruises, fishing, snorkeling, dan
sebagainya).

Universitas Sumatera Utara

6. Vegetasi. Vegetasi merujuk pada keseluruhan kehidupan tumbuhan yang
menutupi suatu area tertentu. Kegiatan wisata sangat tergantung pada
kehidupan dan formasi tumbuhan seperti misalnya ekowisata pada kawasan
konservasi alam/hutan lindung.
7. Fauna. Beragam binatang berperan cukup signifikan terhadap aktivitas wisata
baik dipandang dari sisi konsumsi (misalnya wisata berburu dan
mancing)maupun non-konsumsi (misalnya birdwat-ching).
2.5.2 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia diakui sebagai salah satu komponen vital dalam
pembangunan pariwisata. Hampir setiap tahap dan elemen pariwisata memerlukan
sumber daya manusia untuk menggerakkannya. Singkatnya, faktor sumber daya
manusia sangat menentukan eksistensi pariwisata. Sebagai salah satu industri jasa,
sikap dan kemampuan staff akan berdampak krusial terhadap bagaimana
pelayanan pariwisata diberikan kepada wisatawan yang secara langsung akan
berdampak pada kenyaman-an, kepuasan dan kesan atas kegiatan wisata yang
dilakukannya.
Berkaitan dengan sumber daya manusia dalam pariwisata, Mc lntosh, et al.
(dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta, 2009 : 54-65), memberikan
gambaran atas berbagai peluang karir dalam industri pariwisata yang
memanfaatkan dan digerakkan oleh sumber daya manusia, seperti di bidang
transportasi, akomodasi, pelayanan makanan dan minuman (F & B), shopping,
travel, dan sebagainya. Secara garis besar, karir yang dapat ditekuni di sektor
pariwisata adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Airlines (maskapai penerbangan), merupakan salah satu industri
perjalanan yang menyerap dan menggunakan sumber daya manusia dalam
jumlah paling besar. Bagi masyarakat lokal, airlines menyediakan berbagai
level pekerjaan, mulai dari level pemula sampai manajer. Contohnya, agen
pemesanan tiket, awak pesawat, pilot, mekanik, staf pemeliharaan,
penanganan bagasi, pelayanan makan dan minum di pesawat (catering),
pemasaran, ahli komputer, staf pelatihan, pekerjaan administrasi kantor,
agen tiket, peneliti, satpam, sampai tenaga pembersih (cleaning service),
dan sebagainya.
2. Bus companies, memerlukan manajer sumber daya manusia, agen tiket,
agen pemasaran, petugas informasi, pengemudi bus, staf pelatihan,
administrasi, akuntansi, dan sebagainya.
3. Cruise companies. Peluang karir terbuka untuk posisi kantor perwakilan
dan penjualan, agen tiket, tenaga administrasi, peneliti pasar, direktur
rekreasi, akuntansi, dan sebagainya.
4. Railroad. Diperlukan tenaga pelayanan penumpang, penjualan tiket, tenaga
reservasi, masinis, petugas pengatur lalu lintas kereta, mekanik, manajer
regional/wilayah, dan sebagainya.
5. Rental car companies. Agen penjualan/reservasi, agen penyewaan,
mekanik, pengemudi, administrasi, pelatihan, manajer wilayah/regional,
dan sebagainya.
6. Hotel, motel, resort. Memerlukan tenaga general manager, resident
manager, controller, akuntan, management trainee, direktur penjualan,
direktur riset, direktur SDM, room clerk, reservasi clerk, front office

Universitas Sumatera Utara

manager, housekeeper, bellboy, lobby porter, washer, waiter, waitress,
bartender, enginer, dan seterusnya.
7. Travel

agencies.

Tenaga

administrasi,

penasihat

travel,

peneliti,

pemasaran, konsultan, akuntan, reservasi, ahli komputer, dan seterusnya.
8. Tour companies. Tenaga tour manager, tour coordinator, tour planner,
pemasaran, reservasi, akuntan, agen penjualan, group tour specialist, hotel
coordinator, dan sebagainya.
9. Food service. Tenaga waiter dan waitress, chef, cooks, bartender, ahli gizi,
agen penjualan, tenaga penjualan, pemasaran, kasir, dan seterusnya.
10. Tourism education, memerlukan tenaga administrasi, pengajar, profesor,
dosen, guru, peneliti, litbang, penerbit, pemasaran, dan seterusnya.
11. Tourism research, memerlukan tenaga analis untuk melakukan riset pasar,
survai konsumen, dan tenaga peneliti di masing-masing sektor seperti
tenaga litbang di airlines, departemen pariwisata, dan sebagainya.
12. Travel journalism, misalnya sebagai editor, staf penulis, penulis paruh
waktu, humas, public speaking, kampanye perusahaan, dan sebagainya.
13. Recreation and leisure. Misalnya direktur aktivitas, ski instructor, penjaga
taman wisata, museum guide, tenaga penjaga hutan, camping director,
lifeguards, golf and tennis instructor, manajemen, supervisory, clerk,
administrasi, dan sebagainya.
14. Attractions. Atraksi wisata seperti Sea World, Disney Land, dan yang
lainnya,

memerlukan

tenaga

mulai

dari

klerikal

sampai

top

manager,akuntan, pemandu, trainer, tenaga keamanan, reservasi, agen
penjualan tiket, dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

15. Tourist offices and information centre. Peluang karirnya, misal, sebagai
direktur, asisten direktur, economic development specialist, analis,
peneliti, humas, marketing coordinator, travel editor, media coordinator,
photographer, administrasi, dan sebagainya.
16. Convention and visitor bureaus, memerlukan tenaga manajer, asisten
manajer, riset, pemasaran, information specialist, marketing manager,
humas, sales, sekretaris, clerk, keamanan, transportasi, dan sebagainya.
17. Meeting

planners,

bertanggung

jawab

untuk

mempersiapkan,

merencanakan, dan menyelenggarakan pertemuan.
18. Gaming, memerlukan tenaga managerial, humas, pemasaran, promosi,
reservasi, akuntan, pengamanan, dan sebagainya.
19. Other opportunities. Seperti club manajemen, percetakan dan penerbitan,
asosiasi profesional, dan sebagainya.
2.5.3 Sumber Daya Budaya
Budaya sangat penting perannya dalam pariwisata. Salah satu hal yang
menyebabkan orang ingin melakukan perjalanan wisata adalah adanya keinginan
untuk melihat cara hidup dan budaya orang lain di belahan dunia lain serta
keinginan untuk memelajari budaya orang lain tersebut. Industri pariwisata
mengakui peran budaya sebagai faktor penarik dengan mempromosikan
karakteristik budaya dari destinasi. Sumber daya budaya dimungkinkan untuk
menjadi faktor utama yang menarik wisatawan untuk melakukan perjalanan

Dokumen yang terkait

Implementasi Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Toba Samosir (Studi pada Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir)

9 117 105

Peranan Dinas Pariwisata Seni Dan Budaya Dalam Meningkatkan Retribusi Daerah Kabupaten Samosir (Studi pada Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir)

5 107 152

Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten samosir ( Studi Pada Dinas Pariwisata Seni Dan Budaya Kabupaten Samosir)

7 42 146

Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Dalam Event Horas Samosir Fiesta 2014 Oleh Dinas Pariwisata, Seni Dan Budaya Kabupaten Samosir

0 1 15

Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Dalam Event Horas Samosir Fiesta 2014 Oleh Dinas Pariwisata, Seni Dan Budaya Kabupaten Samosir

0 1 3

Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten samosir ( Studi Pada Dinas Pariwisata Seni Dan Budaya Kabupaten Samosir)

0 0 11

Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten samosir ( Studi Pada Dinas Pariwisata Seni Dan Budaya Kabupaten Samosir)

0 0 3

Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten samosir ( Studi Pada Dinas Pariwisata Seni Dan Budaya Kabupaten Samosir)

0 0 10

Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten samosir ( Studi Pada Dinas Pariwisata Seni Dan Budaya Kabupaten Samosir)

0 1 2

IMPLEMENTASI STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (Studi Pada Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir) SKRIPSI

0 1 11