Penentuan Lc50 Ekstrak Etanol Akar Tuba [Derris elliptica(Roxb.)]Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pestisida sering digunakan sebagai pilihan utama untuk memberantas
organisme yang merusak tanaman sebab mempunyai daya bunuh yang tinggi,
penggunaannya mudah dan hasilnya cepat diketahui. Namun bila aplikasinya
kurang bijaksana dapat membawa dampak buruk pada pengguna, hama non
sasaran dan lingkungan (Wudianto, 2007).
Pemanfaatan bahan alami yang bersifat racun dan ramah lingkungan
merupakan salah satu solusi yang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
alternatif untuk perlindungan terhadap serangan serangga. Salah satu tumbuhan
yang dapat dimanfaatkan adalah tumbuhan tuba [Derris elliptica(Roxb.)].
Dalam bidang kesehatan, penggunaan pestisida alami mempunyai beberapa
kelebihan bila dibandingkan dengan pestisida kimia seperti lebih ramah terhadap
alam, karena sifat material organik mudah terurai menjadi bentuk lain, sehingga
dampak racunnya tidak menetap dalam waktu yang lama di alam bebas.Karena
dibuat dari bahan-bahan yang terdapat di alam bebas, pestisida alami ini lebih
ramah lingkungan dan lebih aman bagi kesehatan manusia.
Tumbuhan akar tuba [Derris elliptica(Roxb.)]merupakan jenis tumbuhan
yang biasa digunakan sebagai peracun ikan.Tumbuhan akar tuba [Derris
elliptica(Roxb.)]yang berpotensi sebagai biopestisida ini selain dijumpai hampir
di seluruh wilayah di Indonesia juga terdapat di Bangladesh, Asia Tenggara, dan
beberapa kepulauan di Pasifik (Novian, 2004).
Tumbuhan akar tuba pernah dilakukan penelitian terhadap daya tetas telur
ikan lele, dan hasil nya dapat menurunkan daya tetas telur ikan lele. Akar tuba
1
Universitas Sumatera Utara
juga pernah dilakukan penelitian untuk pengendalian rayap tanah dan
kesimpulannya ekstrak akar tuba dapat menjadi insektisida alternatif untuk
pengendalian rayap tanah.
Ikan nila (Oreochromis niloticus) termasuk ikan yang mudah untuk
dibudidayakan dan mampu bertahan hidup di perairan dengan kondisi air yang
jelek, karena itu ikan nila sering dijadikan sebagai petunjuk adanya perubahan
faktor yang mempengaruhinya terutama kualitas air (Wulandari, dkk., 2013).
Ketoksikan akut adalah derajat efek toksik suatu senyawa yang terjadi
secara singkat (24 jam) setelah pemberian dalam dosis tunggal. LC50 merupakan
salah satu parameter yang dapat menentukan derajat toksisitas bahan kimia
terhadap makhluk hidup.LC50 yangdidefinisikan konsentrasi yang menyebabkan
kematian sebanyak 50% dari organisme uji (Rossiana, dkk.,2007).
Uji toksisitas ini mengevaluasi besarnya konsentrasi toksikan dan waktu
pemaparan yang dapat menimbulkan efek toksik pada jaringan biologis. Salah
satu biota yang dapat digunakan untuk uji toksisitas adalah ikan, dengan syarat
harus mempunyai kepekaan tinggi yang memenuhi syarat umur, berat, dan
panjang, serta sesuai dengan ikan yang hidup diperairan yang telah dalam keadaan
tercemar (Pratiwi, dkk., 2012).
Akar tuba yang terbukti memiliki senyawa yang cukup toksik untuk
digunakan sebagai pestisida alami tetapi dampak pada lingkungan belum
dilakukan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai LC50
terhadap pengaruh ekstrak akar tuba pada ikan nila.
2
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang diatas, maka perumusan masalah pada penelitian
ini adalah:
a. apakah ekstraketanol akar tuba berpengaruh terhadap gejala toksisitasikan
nila?
b. berapakah nilai LC50 dari pemberian ekstrak etanol akar tuba pada ikan nila ?
c. apakahekstrak etanol akar tuba termasuk kategori toksik terhadap ikan nila?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesis pada penelitian ini
diduga:
a. ekstrak etanolakar tuba berpengaruh terhadap gejala toksisitasikan nila.
b. nilai LC50 pemberian ekstrak etanol akar tuba pada ikan nila dapat ditentukan
dengan perlakuan.
c. ekstrak etanolakar tubatermasuk kategori toksik pada ikan nila.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
a. pengaruh ekstrak etanolakar tuba terhadap gejala toksisitasikan nila.
b. nilai LC50 ekstrak etanol akar tuba pada ikan nila.
c. kategori toksisitas dari ekstrak etanol akar tuba.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
3
Universitas Sumatera Utara
a. memberikan informasi ilmiah mengenai efek toksik yang ditimbulkan dari
akar tuba sebagai pestisida alami terhadap ikan nila.
b. memberikan informasi mengenai batas keamanan konsentrasi dari akar tuba
sebagai pestisida alami.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Adapun kerangka pikir pada penelitian ini yaitu pada variabel bebas terdapat
konsentrasi ekstrak etanol akar tuba yang dibagi menjadi 7 kelompok konsentrasi
yaitu kelompok kontrol (0 ppm); 0,4 ppm; 2 ppm; 10 ppm; 50 ppm; 250 ppm;
1250 ppm. Pada variabel terikat terdapat potensi ketoksikan ekstrak etanol akar
tuba terhadap ikan nila. Sedangkan pada parameter ada gejala toksisitas, kematian
ikan dan penentuan LC50.
Diagram kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Variabel Bebas
Konsentrasi
Ekstrak Etanol
Akar Tuba
0
ppm
0,4
ppm
2
ppm
10
ppm
50
ppm
250
ppm
1250 ppm
Variabel Terikat
Parameter
Gejala Toksisitas
Potensi
Ketoksikan
Ekstrak Etanol
Akar Tuba
Terhadap Ikan
Nila
Kematian Ikan
Penentuan LC50
Gambar 1.1 Diagram kerangka pikir penelitian
4
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pestisida sering digunakan sebagai pilihan utama untuk memberantas
organisme yang merusak tanaman sebab mempunyai daya bunuh yang tinggi,
penggunaannya mudah dan hasilnya cepat diketahui. Namun bila aplikasinya
kurang bijaksana dapat membawa dampak buruk pada pengguna, hama non
sasaran dan lingkungan (Wudianto, 2007).
Pemanfaatan bahan alami yang bersifat racun dan ramah lingkungan
merupakan salah satu solusi yang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
alternatif untuk perlindungan terhadap serangan serangga. Salah satu tumbuhan
yang dapat dimanfaatkan adalah tumbuhan tuba [Derris elliptica(Roxb.)].
Dalam bidang kesehatan, penggunaan pestisida alami mempunyai beberapa
kelebihan bila dibandingkan dengan pestisida kimia seperti lebih ramah terhadap
alam, karena sifat material organik mudah terurai menjadi bentuk lain, sehingga
dampak racunnya tidak menetap dalam waktu yang lama di alam bebas.Karena
dibuat dari bahan-bahan yang terdapat di alam bebas, pestisida alami ini lebih
ramah lingkungan dan lebih aman bagi kesehatan manusia.
Tumbuhan akar tuba [Derris elliptica(Roxb.)]merupakan jenis tumbuhan
yang biasa digunakan sebagai peracun ikan.Tumbuhan akar tuba [Derris
elliptica(Roxb.)]yang berpotensi sebagai biopestisida ini selain dijumpai hampir
di seluruh wilayah di Indonesia juga terdapat di Bangladesh, Asia Tenggara, dan
beberapa kepulauan di Pasifik (Novian, 2004).
Tumbuhan akar tuba pernah dilakukan penelitian terhadap daya tetas telur
ikan lele, dan hasil nya dapat menurunkan daya tetas telur ikan lele. Akar tuba
1
Universitas Sumatera Utara
juga pernah dilakukan penelitian untuk pengendalian rayap tanah dan
kesimpulannya ekstrak akar tuba dapat menjadi insektisida alternatif untuk
pengendalian rayap tanah.
Ikan nila (Oreochromis niloticus) termasuk ikan yang mudah untuk
dibudidayakan dan mampu bertahan hidup di perairan dengan kondisi air yang
jelek, karena itu ikan nila sering dijadikan sebagai petunjuk adanya perubahan
faktor yang mempengaruhinya terutama kualitas air (Wulandari, dkk., 2013).
Ketoksikan akut adalah derajat efek toksik suatu senyawa yang terjadi
secara singkat (24 jam) setelah pemberian dalam dosis tunggal. LC50 merupakan
salah satu parameter yang dapat menentukan derajat toksisitas bahan kimia
terhadap makhluk hidup.LC50 yangdidefinisikan konsentrasi yang menyebabkan
kematian sebanyak 50% dari organisme uji (Rossiana, dkk.,2007).
Uji toksisitas ini mengevaluasi besarnya konsentrasi toksikan dan waktu
pemaparan yang dapat menimbulkan efek toksik pada jaringan biologis. Salah
satu biota yang dapat digunakan untuk uji toksisitas adalah ikan, dengan syarat
harus mempunyai kepekaan tinggi yang memenuhi syarat umur, berat, dan
panjang, serta sesuai dengan ikan yang hidup diperairan yang telah dalam keadaan
tercemar (Pratiwi, dkk., 2012).
Akar tuba yang terbukti memiliki senyawa yang cukup toksik untuk
digunakan sebagai pestisida alami tetapi dampak pada lingkungan belum
dilakukan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai LC50
terhadap pengaruh ekstrak akar tuba pada ikan nila.
2
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang diatas, maka perumusan masalah pada penelitian
ini adalah:
a. apakah ekstraketanol akar tuba berpengaruh terhadap gejala toksisitasikan
nila?
b. berapakah nilai LC50 dari pemberian ekstrak etanol akar tuba pada ikan nila ?
c. apakahekstrak etanol akar tuba termasuk kategori toksik terhadap ikan nila?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesis pada penelitian ini
diduga:
a. ekstrak etanolakar tuba berpengaruh terhadap gejala toksisitasikan nila.
b. nilai LC50 pemberian ekstrak etanol akar tuba pada ikan nila dapat ditentukan
dengan perlakuan.
c. ekstrak etanolakar tubatermasuk kategori toksik pada ikan nila.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
a. pengaruh ekstrak etanolakar tuba terhadap gejala toksisitasikan nila.
b. nilai LC50 ekstrak etanol akar tuba pada ikan nila.
c. kategori toksisitas dari ekstrak etanol akar tuba.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
3
Universitas Sumatera Utara
a. memberikan informasi ilmiah mengenai efek toksik yang ditimbulkan dari
akar tuba sebagai pestisida alami terhadap ikan nila.
b. memberikan informasi mengenai batas keamanan konsentrasi dari akar tuba
sebagai pestisida alami.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Adapun kerangka pikir pada penelitian ini yaitu pada variabel bebas terdapat
konsentrasi ekstrak etanol akar tuba yang dibagi menjadi 7 kelompok konsentrasi
yaitu kelompok kontrol (0 ppm); 0,4 ppm; 2 ppm; 10 ppm; 50 ppm; 250 ppm;
1250 ppm. Pada variabel terikat terdapat potensi ketoksikan ekstrak etanol akar
tuba terhadap ikan nila. Sedangkan pada parameter ada gejala toksisitas, kematian
ikan dan penentuan LC50.
Diagram kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Variabel Bebas
Konsentrasi
Ekstrak Etanol
Akar Tuba
0
ppm
0,4
ppm
2
ppm
10
ppm
50
ppm
250
ppm
1250 ppm
Variabel Terikat
Parameter
Gejala Toksisitas
Potensi
Ketoksikan
Ekstrak Etanol
Akar Tuba
Terhadap Ikan
Nila
Kematian Ikan
Penentuan LC50
Gambar 1.1 Diagram kerangka pikir penelitian
4
Universitas Sumatera Utara