Pengomposan Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) di DTA Danau Toba Dengan Menggunakan Beberapa Jenis Aktifator

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Danau toba adalah Sebuah danau vulkanik yang terletak 176 km arah selatan
Kota Medan dengan ukuran panjang 100 km dan lebar 30 km. Permukaan danau
berada pada ketinggian 903 mdpl dengan kedalaman maksimal danau 529 meter.
Secara geografis Kawasan Danau Toba terletak di pegunungan Bukit Barisan
Propinsi

Sumatera

Utara,

Danau

ini

merupakan


danau

terbesar

di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau
vulkanik bernama Pulau Samosir.
Danau Toba memiliki beberapa permasalahan yang belum terselesaikan
hingga saat ini. Salah satunya adalah pembakaran lahan hutan untuk membuka
lahan pertanian. Karena selain berprofesi sebagai nelayan, sebagian masyarakat di
sekitar Danau Tobaberprofesi sebagai petani.
Selain itu, perkembangan eceng gondok yang tidak terkendali juga menjadi
permasalahan di Danau Toba. Eceng gondok (Eichornia crassipes) berkembang
biak secara vegetatif dengan membentuk tunas (stolon) di atas akar maupun
generatif dengan bijinya. Perkembangbiakan dengan cara vegetatif dapat berlipat
ganda dalam waktu 7-10 hari. Menurut penelitian Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Sumatera Utara di Danau Toba, satu batang eceng gondok dalam
waktu 52 hari mampu berkembang 1x1 m (Purbono, et al)
. Perkembangbiakan yang demikian cepat menyebabkan tanaman eceng
gondok telah berubah menjadi tanaman gulma di beberapa wilayah perairan
Danau Toba. Pertumbuhan Eceng Gondok yang tidak terkendali akan


1
Universitas Sumatera Utara

2

mempengaruhi ekosistem Danau Toba. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk menanggulangi kedua permasalahan diatas adalah dengan memanfaatkan
tanaman eceng gondok sebagai bahan dasar dalam pembuatan pupuk kompos
dengan menggunakan beberapa jenis mikroorganisme. Dengan pembuatan
kompos ini, diharapkan penduduk di sekitar Danau Toba yang sebagian besar
berprofesi sebagai petani dapat membuat pupuk sendiri. Sehingga mereka tidak
perlu lagi membeli pupuk organik dari luar. Dengan demikian, diharapkan agar
taraf hidup penduduk di sekitar Danau Toba dapat meningkat.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan aktivator yang paling cepat
mendekomposisikan eceng gondok di DTA Danau Toba.

Hipotesis Penelitian

Aktifator yang berbeda akan menghasilkan laju dekomposisi eceng
gondok yang berbeda.

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kehutanan di Fakultas
Kehutanan, Universitas Sumatera Utara dan diharapkan pula agar masyarakat
Kabupaten Dairi maupun masyarakat sekitar Danau toba dapat memanfaatkan
eceng gondok sebagai bahan untuk pembuatan pupuk kompos.

2
Universitas Sumatera Utara