Analisis Nilai Sosial Ekonomi Konservasi Satwaliar pada Ruang Terbuka Hijau di Kota Medan

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kehidupan satwa liar di dunia ini semakin terdesak oleh kehidupan
manusia yang jumlahnya semakin meningkat. Satwa liar banyak yang diburu baik
untuk diperdagangkan maupun dimanfaatkan sebagian

bagian dari tubuhnya

sebagai hiasan, pertunjukan, atau obat-obatan. Selain itu menururt Alikodra
(1990) habitat satwa liar juga banyak yang diubah untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia, sehingga semakin sempit. Kegiatan industri, penggunaan bahanbahan kimia, serta limbah kegiatan manusia telah menimbulkan berbagai
pencemaaran lingkungan yang berpengaruh negatif bagi habitat dan kehidupan
satwa liar.
Provinsi Sumatera Utara memiliki hutan yang cukup luas. Dinas
Kehutanan Provinsi Sumatera Utara (2012) menerangkan bahwa Berdasarkan
fungsinya, luas Hutan Konservasi adalah 470.663,74 ha. Satwa yang termasuk
dalam upaya konservasi adalah jenis satwa liar yang dilindungi berdasarkan
kerawanan kepunahannya.
Salah satu upaya pemerintah untuk mempertahankan keberadaan satwa liar
adalah dengan menentapkan beberapa Kawasan Pelestarian dan Suaka Alam

sebagai tempat berlindung satwa liar. Kegiatan konservasi satwa liar diantaranya
adalah deng an program penangkaran. Selain daripada itu, kegiatan konservasi
dapat dipadukan dengan kegiatan perencanaan tata ruang yaitu dalam bentuk
Tata Ruang Hijau (RTH) kota.
RTH kota merupakan wadah untuk kehidupan manusia secara individu
maupun berkelompok, pemerintah juga menyediakan ruang untuk wadah makhluk

1

Universitas Sumatera Utara

2

lainnya seperti area yang ditumbuhi tanaman untuk habitat liar alami satwa agar
dapat hidup dan berkembang secara berkelanjutan yaitu pada ruang terbuka hijau
kota. Hal ini dikarenakan ruang terbuka hijau berdasarkan fungsinya menurut
Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, RTH kota
adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces ) suatu wilayah perkotaan
yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna
mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH

dalam kota tersebut.
Kota medan merupakan salah satu kota yang di dalam perencanaan tata
ruang kotanya merencanakan pembangunan ruang terbuka hijau sebesar 30% dari
luasnya. Berdasarkan Dinas Pertamanan Kota Medan membagi jenis RTH
menjadi lapangan olahraga, taman kota, boulevard , jalur hijau, dan halaman. RTH
yang termasuk dalam kelompok halaman adalah halaman perkantoran, industri,
sekolah, rumah sakit, plaza, dan pemukiman dengan vegetasi rumput dan pohon
pelindung (Fattah, 2001). RTH dalam bentuk halaman yang terdapat di Kota
Medan sebagai habitat liar alami satwa yang selain memiliki fungsi ekologis RTH
itu sendiri, namun juga terdapat fungsi konservasi satwa liar di dalamnya adalah
RTH pada halaman sekolah yaitu Konservasi Ex-Situ Rusa di Universitas
Sumatera Utara (USU) Medan dengan tipe habitat satwa di lahan kering, dan RTH
pada pemukiman/ perumahan yaitu Konservasi Satwa Liar Pada RTH Komplek
Perumahan Cemara Asri Medan dengan tipe habitat satwa di lahan basah.
Selain sebagai upaya konservasi,

RTH kota medan memiliki banyak

fungsi antara lain sebagai area rekreasi, sosial budaya, estetika, fisik kota,
ekologis dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi bagi manusia maupun


Universitas Sumatera Utara

3

bagi pengembangan kota. Nilai sosial ekonomi dari konservasi satwa liar pada
ruang terbuka hijau kota medan dapat menjadi indikator dalam penilaian
lingkungan, sehingga dapat diketahui nila guna dari lingkungan tersebut.
Dengan demikian, berdasarkan uraian diatas perlu untuk dilakukan
penelitian mengenai Analisis Nilai Sosial Ekonomi Konservasi Satwa Liar pada
Ruang Terbuka Hijau di Kota Medan.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dan
untuk memberikan batasan dan pedoman arah penelitian maka perumusan
masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana karakteristik sosial ekonomi pengunjung area konservasi satwa
liar pada ruang terbuka hijau di kota medan?
2. Bagaimana nilai ekonomi area konservasi satwa liar pada ruang terbuka hijau
di kota medan berdasarkan metode biaya perjalanan ( Travel Cost Methode )
dan metode kesediaan membayar ( willingness to pay)?

3. Bagaimana pengaruh variabel biaya perjalanan dan biaya WTP (kesediaan
membayar) terhadap tingkat kunjungan per 1000 penduduk pada konservasi
satwa liar pada ruang terbuka hijau di kota medan.?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui karakteristik sosial ekonomi pengguna area konservasi satwa liar
pada ruang terbuka hijau di kota medan.

Universitas Sumatera Utara

4

2. Mengetahui nilai ekonomi area konservasi satwa liar pada ruang terbuka hijau
di kota medan berdasarkan metode biaya perjalanan ( Travel Cost Methode )
dan metode kesediaan membayar ( willingness to pay).
3. Mengetahui pengaruh variabel biaya perjalanan dan biaya WTP (kesediaan
membayar) terhadap tingkat kunjungan per 1000 penduduk pada konservasi
satwa liar pada ruang terbuka hijau di kota medan.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi pihak institusi pendidikan, bermanfaat sebagai bahan referensi untuk
kajian penelitian yang berhubungan dengan nilai ekonomi kawasan
berdasarkan metode biaya perjalanan ( Travel Cost Methode ) dan metode
kesediaan membayar ( Willingnes to pay).
2.

Bagi pihak terkait seperti: pengelola, bermanfaat dalam menyediakan
informasi mengenai data nilai sosial ekonomi konservasi satwa liar pada
ruang terbuka hijau di kota medan yang berguna sebagai bahan pertimbangan
dalam

pengambilan

keputusan

terkait

perencanaan

dan


manajemen

pelestarian kawasan konservasi pada RTH kota Medan di masa yang akan
datang.

Universitas Sumatera Utara