ANALISIS SPASIAL RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA MEDAN.

ANALISIS SPASIAL RUANG TERBUKA HIJAU
(RTH) KOTA MEDAN
SKRIPSI

Diajukan
Sebagai Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
ROLY PADLAN KALOKO
05310937

FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama


: Roly Padlan Kaloko

NIM

: 05310937

Jurusan

: Pendidikan Geografi

Fakultas

: Fakultas Ilmu Sosial

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis jenis skripsi ini adalah
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri atau bukan merupakan
pengambilan tulisan atau fikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan
atau hasil fikiran sendiri.
Apabila kemudian hari karya tulis atau skripsi saya ini terbukti atau dapat
dibuktikan sebagai hasil ciplakan atau fikiran orang lain saya bersedia menerima

sanksi atas perbuatan itu.

Medan, Agustus 2012
Saya yang membuat pernyataan

Roly Padlan Kaloko
NIM 05310937

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, serta tak
lupa sholawat beriring salam penulis sampaikan keharibaan junjungan Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya ke jalan yang di Ridhoi-Nya.
Skripsi ini berjudul “Analisis Spasial Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota
Medan”. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial Pendidikan
Geografi Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna baik dalam
penulisan maupun dalam penyusunan kosa kata, karena keterbatasan dang

kurangnya wawasan serta pengetahuan penulis. Dalam Skripsi ini, Penulis
menerima masukan dan bantuan moril maupun materil yang tak ternilai harganya,
untuk itu penulis juga mengucapkan terima kasiih yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Bapak Prof.Dr Ibnu Hajar Damanik M.Si selaku Rektor Universitas
Negeri Medan.

2.

Bapak Drs. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan beserta para Pembantu Dekan dan Stafnya.

3.

Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Geografi FIS UNIMED beserta ibunda Dra. Asnidar, Msi selaku Sekretaris
Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNIMED.

4.


Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Drs.
Maringan Sirait, S.U sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.

5.

Seluruh Bapak dan Ibu Dosen jurusan Pendidikan Pendidikan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

6.

Terima kasih kepada bapak Hajat Siagian selaku tata usaha jurusan
Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan yang telah banyak
membantu penulis dalam melengkapi berkas – berkas mulai dari pengajuan
judul penelitian hingga sidang meja hijau.

7.


Terima kasih kepada bapak Ir. Karjono, MP selaku Kepala Balai
Pengelolaam Hutan Mangrove Wilayah II Medan beserta stafnya atas
perhatian dan bantuan kepada penulis dalam mengadakan penelitian dan
melengkapi data dalam penulisan skripsi.

8.

Teristimewa Penulis ucapkan Terima kasih Ayahanda Ramlan Kaloko
dan Ibunda Linda Kusuma Wardani atas kasih sayang dan cintanya yang
sudah mendukung moril dan materi serta penyemangat hati bagi penulis.
Semoga Allah selalu melindungi dan membalas ketulusannya

9.

Terima kasih kusus buat adik-adik serta kakanda tercinta dan tersayang
( Aulia Fahrozi Kaloko, Nurul Falah Kaloko, K’ Sartika Dewi) , Tak lupa juga
kepada Indri Lestari, Maya dan Reza yang telah mendukung dan mendoakan
kelancaran penulisan serta pengerjaan skripsi ini.

10.


Terima kasih kusus buat sahabat terdekat penulis Fauziah yang

memberikan dorongan dan dukungan dalam penyelesaiaan penelitian.
11.

Sahabat- sahabat terbaikku EF_4treZ dan Brother Scoot terima kasih atas

doa dan dukungan kalian semua serta menyelesaikan penulisan skripsi ini.
12.

Terima kasih kepada Keluarga besar Primagama Se kota Medan atas doa

dan dukungannya kepada penulis selama ini.
13.

Terima kasih kepada seluruh rekan rekan angkatan 2005 yang mendukung

penuilis selama ini.
14.


Terima kasih sebesar- besarnya kepada adik adik stambuk geografi yang

memberikan kritik dan saran kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini, namun masiih menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi penulisan
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi penyempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini
dapat bermanfaat dalam menambah wawasan bagi semua. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
Medan, Agustus 2012
Penulis

Roly Padlan Kaloko
NIM 05310937

1

BABBI

PENDAHULUAN

A.BLatarBBelakangBMasalahB
Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan
kependudukan, yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat
arus urbanisasi sehingga menyebabkan pengelolaan ruang kota makin berat.
Demikian juga halnya dengan kota Medan yang memiliki jumlah penduduk cukup
besar dan pertambahan penduduk yang tinggi dan terus meningkat dari waktu ke
waktu tersebut akan memberikan implikasi pada tingginya tekanan terhadap
pemanfaatan ruang kota, sehingga penataan ruang kawasan perkotaan perlu
mendapat perhatian yang khusus, terutama yang terkait dengan penyediaan
kawasan hunian, fasilitas umum dan sosial serta ruang-ruang terbuka publik (open
spaces) di perkotaan.
Medan sebagai kota ketiga terbesar di Indonesia yang

memiliki

kepadatan relatif tinggi ini terasa semakin sesak dengan debu polutan, seiring
dengan makin pesatnya pertumbuhan penduduk, ekspansi infrastruktur, industri,
bisnis dan sentra perkantoran. Hal tersebut memicu penggunaan lahan semaksimal

mungkin sehingga terkadang mengabaikan batasan- batasan penggunaan lahan,
termasuk penyediaan ruang terbuka hijau seperti yang tertuang dalam UU nomor
26 tahun 2007 tentang tata ruang menyebutkan proporsi RTH minimal 30 % dari
luas wilayah.
Medan, sebagai ibukota Propinsi Sumatera Utara merupakan kota yang
memiliki perkembangan yang cukup pesat, dilihat dari pertumbuhan penduduk,

1

2

pertumbuhan

ekonomi,

pertumbuhan

kawasan

terbangun,


dan

indikator

pertumbuhan lainnya, sesuai dengan fungsinya, dengan peran demikian maka
tuntutan terhadap peningkatan aktivitas kota menjadi sangat meningkat. Implikasi
dari tuntutan tersebut dalam konteks keruangan adalah meningkatnya kebutuhan
terhadap lahan terutama sebagai penunjang kegiatan perkotaan, perumahan,
perdagangan dan industri.
Apabila permasalahan tersebut tidak ditanggapi dengan serius, maka tidak
menutup kemungkinan akan timbul suatu permasalahan baru. Oleh karena itu
diperlukan suatu tindakan yang sesuai untuk mengatasi permasalahan yang ada di
kawasan perkotaan tersebut. Salah satu tindakan yang dapat mengurangi suasana
lingkungan yang panas dan tercemar itu adalah dengan menciptakan peranan
Ruang Terbuka Hijau( RTH) di dalam kawasan perkotaan. Penghijauan kota
merupakan alternatif terbaik dalam menciptakan suasana hijau di perkotaan.
Penggunaan Sistem Informasi Geografi (SIG) akan mempermudah
perencanaan penghijauan kota terutama dalam menentukan posisi geografis suatu
lokasi dan menyajikan tampilan dari kawasan perkotaan tersebut. Pemanfaatan

SIG akan mendukung kelancaran penghijauan kota,sehingga tujuan dan
sasarannya akan tercapai. Melalui sistem ini dapat diperoleh peta lokasi Ruang
Terbuka Hijau yang tersedia di suatu wilayah.
Dalam upaya mewujudkan ruang kota yang nyaman, produktif dan
berkelanjutkan ,maka sudah saatnya kita memberikan perhatian lebih terhadap
ruang terbuka publik khususnya Ruang Terbuka Hijau diperkotaan. Penghijauan
kota dapat menciptakan suasana hutan di perkotaan karena penghijauaan

3

perkotaan dapat memberikan beberapa manfaat yang sama dengan manfaat
dengan manfaat yang ada pada hutan seperti manfaat estetis, orologis, hidrologis,
klimatilogis, edaphis, ekologis, protektif, hygienis dan edukatif. Adapun tujuan
penghijauan perkotaan adalah untuk kelestarian, keserasian dan keseimbangan
ekosistem perkotaan yang meliputi unsur lingkungan, sosial dan budaya. Dengan
terciptanya suasana hutan di kawasan perkotaan melalui pelaksanaan penghijauan
kota, maka permasalahan seperti suhu lingkungan yang panas dan sarat
pencemaran dapat segera diatasi (Nazaruddin, 1996).
Salah satu elemen Ruang Terbuka Hijau adalah kawasan hutan mangrove.
Melalui daya dan upaya untuk melestarikan , meningkatkan dan mengembangkan
kawasan mangrove sebagai bagian dari RTH lindung (Soerianegara, 1987).
Hutan mangrove sangat menunjang perekonomian masyarakat pantai,
karena merupakan sumber mata pencaharian masyarakat yang berprofesi sebagai
nelayan. Secara ekologis hutan mangrove di samping sebagai habitat biota laut,
juga merupakan tempat pemijahan bagi ikan yang hidup di laut bebas. Keragaman
jenis mangrove dan keunikannya juga memiliki potensi sebagai wahana hutan
wisata dan atau penyangga perlindungan wilayah pesisir dan pantai, dari berbagai
ancaman sedimentasi, abarasi, pencegahan intrusi air laut , serta sebagai sumber
pakan habitat biota laut.
Penggunaan sistem informasi geografi dapat mendeteksi luasan ruang
terbuka hijau. Keberagaman ruang terbuka hijau membuat proses analisis
memelukan banyak waktu dan proses maka dengan menganalisis salah satu
bagian dari RTH yaitu hutan mangrove menjadi prioritas penelitian.

4

B.BIdentifikasiBMasalahB
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
yang menjadi indentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Kebutuhan wilayah Perkotaan akan Ruang Terbuka Hijau, 2) Ketersedian lahan
Ruang Terbuka Hijau Kota Medan, 3) Ketersediaan lahan hutan mangrove dalam
Peta Tutupan Lahan Kota Medan.

C.BPembatasanBMasalahB
Mengingat luasnya permasalahan yang tedapat dalam penelitian ini, maka
penelitian dibatasi hanya pada masalah Analisis Spasial Ruang Terbuka Hijau
pada wilayah hutan Mangrove di Kota Medan Propinsi Sumatera Utara.

D.BRumusanBMasalahB
Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana keadaan Ruang Terbuka Hijau tutupan lahan hutan Mangrove

di Kota Medan dalam peta Tutupan Lahan Kota Medan 2008 M.
2. Bagaimana keadaan Ruang Terbuka Hijau tutupan lahan hutan Mangrove

di Kota Medan 2011 M.
3. Bagaimana perubahan tutupan lahan hutan mangrove di kota Medan 2008

- 2011 M.

5

E.BTujuanBPenelitian
Sesuai dengan rumusan Masalah ,maka adapun tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui keadaan Ruang Terbuka Hijau tutupan lahan hutan

Mangrove di Kota Medan dalam peta Tutupan Lahan Kota Medan 2008.
2. Untuk mengetahui keadaan Ruang Terbuka Hijau tutupan lahan hutan

Mangrove di Kota Medan 2011.
3. Untuk mengetahui perubahan tutupan lahan hutan mangrove di kota

Medan 2008 - 2011.

F.BManfaatBpenelitianB
Dengan tercapainya tujuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai sumbangan teoritis bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam
pengkajian geografi
2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah atau instansi terkait dalam
mengambil kebijakan mengenai ruang terbuka hijau di kota Medan
3. Untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir melalui
penulisan karya ilmiah serta melatih menerapkan teori yang diperoleh
selama mengikuti perkuliahan pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan.

6

68

BABBVI
KESIMPULANBDANBSAEAN

Adapun kesimpunan dan saran yang dapat penunis uraikan mengenai “ Ananisis
Spasian Ruang Terbuka Hijau Kota Medan” danam batasan mangrove adanah
sebagai berikut :

A.BKesimpulan
Berdasarkan hasin pembahasan yang tenah diuraikan danam penenitian ini
maka diperoneh kesimpunan sebagai berikut :
1. Tutupan nahan mangrove yang terdapat Kota Medan pada tahun 2008

adanah tutupan

hutan mangrove sekunder senuas 473,103Ha yang

merupakan 1,63% dari winayah Kota Medan tersebar di 2 kecamatan.
2. Tutupan nahan mangrove yang terdapat Kota Medan pada tahun 2011

adanah tutupan

hutan mangrove sekunder

senuas 413,02 Ha sebesar

1,42% dari winayah Kota Medan tersebar di 2 kecamatan.
3.

Perubahan tutupan nahan hutan mangrove di kota Medan tahun 2008 –
2011 adanah berkurangnya 60,083 Ha hutan mangrove sekunder di kota
Medan, pengurangan tutupan nahan paning nuas terjadi kecamatan Medan
Benawan yaitu berkurang 56,043 Ha dan pengurangan yang paning kecin di
kecamatan Medan Labuhan Berkurang 4,040 Ha.

69

BB.BSaran
Dari hasin penenitian yang tenah dinakukan di napangan maka peneniti dapat
memberikan saran sebagai berikut :
1. Peta Tutupan Lahan yang dikenuarkan oneh BPHM Medan dapat menjadi
sanah acuan evanuasi penggunaan nahan di Kota Medan yang renevan
sehingga menimbunkan kesinambungan serta tidak terjadi timpang tindih
kebijakan.
2. Berkurangnya nuas kawasan ekosistem hutan magrove danam rentang 3 tahun
yang cukup nuas seharusnya pemerintah menakukan penindakan nyata
dengan Perda Penambahan Luas Kawasan nindung hutan mangrove serta
menindak segana bentuk pengerusakan baik secara individu ataupun
korporasi.
3. Berkurangnya nuas ekosistem hutan mangrove menyebabkan penduduk di
sekitar kawasan mangrove menjadi korban, maka pernu dinakukan
revitanisasi, konservasi dan rehabinitasi ekosistem mangrove baik secara
individu, organisasi maupun pemerintah.

70

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, 1984. Pelestarian dan Peranan Hutan Mangrove di Indonesia dalam
Prosiding Seminar II Ekosistem Mangrove. Proyek Lingkungan HidupLIPI. Jakarta
Andrianto, Bayu dkk. 2011. Evaluasi Tataruang Wilayah Melalui Analisis Neraca
Penatagunaan Lahan Di Sebagian Kecamatan Depok. Jurnal. Badan
Pengendalian Pertanahan Daerah Kabupaten Sleman
Atmawidjaja, R. 1987. Konservasi dalam Rangka Pemanfaatan Hutan Mangrove
di Indonesia. Prosiding. Seminar III Ekosistem Mangrove. Proyek
Penelitian Lingkungan Hidup-LIPI. Jakarta.
BAPPEDA Kota Medan . 2010. Profil Kota Medan.2010. Medan
. Hartadi, Arief .2009. Kajian Kesesuaian Lahan Perumahan Berdasarkan
Karakteristik Fisik Dasar Di Kota Fakfak. Tesis. Program Studi Magister Teknik
Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro.
Howard, J. A. 1996. Penginderaan Jauh untuk Sumber Haya Hutan: Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 Tentang Penataan ruang
Terbuka Hijau Di Wilayah Perkotaan
Limbong, Basa, 2010.
Penentuan Tingkat Kekritisan Lahan Dengan
Menggunakan Geographic Information System Di Sub Das Aek Raisan
Dan Sub Das Sipansihaporas Das Batang Toru. Skripsi. Fakultas
Pertanian USU
Nazaruddin. 1996.Penghijauan Kota. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Nuarsa,I.W. 2005.” Belajar Sendiri Menganalisis Data Spasial Dengan Software
GIS GIS 3.3 untuk Pemula”. PT Alex Media Computindo. Jakarta
Nugroho, S, G, A, Setiawan dan S, P, Harianto. 1991. Coupled Ecosystem Si
Bentuk Pengelolaan Hutan Mangrove-Tambak yang Saling Mendukung
dan Melindungi. Prosiding Seminar IV Ekosistem Mangrove. Jakarta :
Panitia Nasional Program MAB Indonesia-LIPI.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 63 Tahun 2002 Tentang Hutan
Kota

71

Prawira, Angga Dkk (2005) Analisis Spasial Lahan Kritis Di Kota
Bandung Utara Menggunakan Open Source Gras. Pertemuan Ilmiah Tahunan
MAPIN XIV. Departemen Teknik Geodesi. Bandung : Fakultas Teknik Sipil dan
Lingkungan, Institut Teknologi Bandung – ITB

Purnomohadi, N. 2001. Pengelolaan RTH Kota dalam Tatanan Program
BANGUNPRAJA Lingkungan Perkotaan yang Lestari di NKRI. Jurnal.
Widyaiswara LH, Bidang Manajemen SDA dan Lingkungan. KLH
Rambe, Najmi, 2009. Pemanfaatan Citra Landsat TM 5 Dalam Identifikasi
Hutan Rakyat Di Kecamatan Sibolangit, Pancur Batu dan Namo Rambe
Deli Serdang. Skripsi Fakultasi Pertanian USU
Setiawan, A.I. 2000. Penghijauan Dengan Tanaman Potensial. Jakarta : Penerbit
Penebar Swadaya.
Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Jakarta : UI-Press.
Soerianegara, I. 1987. Masalah Penentuan Batas Lebar Jalur Hijau Hutan
Mangrove . Jakarta : Prosidin. Seminar III Ekosistem Mangrove. Proyek
Penelitian Lingkungan Hidup-LIPI.
Susanti, I dan Teguh, H. 2006. Aspek Iklim Dalam Perencanaan Tata Ruang.
http://inovasionline.com (11 November 2011)
.
Suwelo, I. S. dan S. Manan. 1986. Jalur Hijau Hutan Mangrove sebagai Wilayah
Konservasi Daerah Pantai dalam Daya Guna dan Batas Lebar Jalur
Hijau Hutan Mangrove. I. Soerianegara, S. Hardjowigeno, N. Naamin, M.
Soedomo, A. Abdullah (ed.). Jakarta : Panitia Program MAB IndonesiaLIPI.
Sutanto, 1994. Penginderaan Jauh. Jilid I. Cet III. Yogyakarta : UGM Press
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang
Wikantiyoso, R. 2000. “Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Pada
Perencanaan dan Perancangan Perkotaan”. Malang :
Universitas Merdeka Press.
Yuliadji,. R W.,G. F. Suryono dan A. Ruben. 1994. “Aplikasi SIG untuk
Pemetaan Informasi Pembangunan”. Jakarta : Yayasan Prapanca