Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit Pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di BEI

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

“Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan untuk menilai posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan rugi laba, dan laporan perubahan ekuitas yang disusun berdasarkan akrual serta laporan arus kas yang berdasarkan dasar kas” (Wahyuningsih,2009). Oleh karena itu, dasar akrual dalam laporan keuangan memberikan kesempatan kepada manajer memodifikasi laporan keuangan untuk menghasilkan jumlah laba (earnings) yang diinginkan. Para pengguna laporan keuangan (investor, kreditor, dan

stakeholder lainnya) menggunakan informasi tersebut untuk mendukung pengambilan keputusan mereka. Dengan demikian, para stakeholder mengharapkan agar perusahaan menyajikan laporan keuangan yang relevan dan jujur dalam penyajiannya, sehingga dapat menggambarkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya.

Ujiyantho dan Pramuka ( 2007) Menyebutkan “Laporan keuangan sebagai produk informasi yang dihasilkan perusahaan, tidak terlepas dari proses penyusunannya. Kebijakan dan keputusan yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.”


(2)

Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concept) No 1 ,ada dua tujuan dari pelaporan keuangan yaitu Pertama,memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, investor potensial, kreditor,dan pemakai lainnya untuk membuat keputusan investasi ,kredit,dan keputusan serupa lainnya. Kedua, memberikan informasi tentang prosfek arus kas unuk membantu investor dan kreditor dalam menilai prospek arus kas bersih perusahaan.

Beberapa penelitian mendukung bahwa manipulasi terhadap earning juga sering dilakukan oleh manajemen. Penyusunan earnings dilakukan oleh manajemen yang lebih mengetahui kondisi di dalam perusahaan. Seperti diketahui ini dapat menimbulkan masalah karena manajemen sebagai pihak yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dievaluasi dan dihargai berdasarkan laporan yang dibuatnya sendiri. Laba yang kurang berkualitas bisa terjadi karena dalam menjalankan bisnis perusahaan, manajemen bukan merupakan pemilik perusahaan. Pemisahan kepemilikan ini akan dapat menimbulkan konflik dalam pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan perusahaan yang menyebabkan para manajer bertindak tidak sesuai dengan keinginan para pemilik. Konflik yang terjadi akibat pemisahan kepemilikan ini disebut dengan konflik keagenan.

Beberapa mekanisme yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah keagenan tersebut adalah dengan meningkatkan kepemilikan manajerial Dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajer, diharapkan manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan para principal karena manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja. Kemampuan dewan komisaris untuk mengawasi merupakan


(3)

fungsi yang positif dari porsi dan independensi dari dewan komisaris eksternal. Dewan komisaris juga bertanggung jawab atas kualitas laporan yang disajikan. Komite audit yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal juga diharapkan dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan manajemen laba (earnings management).

Menurut Siallagan dan Machfoedz (2006) “Konflik keagenan yang mengakibatkan adanya sifat opportunistic manajemen akan mengakibatkan rendahnya kualitas laba. Rendahnya kualitas laba akan dapat membuat kesalahan pembuatan keputusan kepada para pemakainya seperti para investor dan kreditor, sehingga nilai perusahaan akan berkurang.”

Berdasarkan teori keagenan, untuk mengatasi masalah ketidakselarasan kepentingan antara principal dan agent dapat dilakukan melalui pengelolaan perusahaan yang baik. good corporate governance salah satu cara untuk mengendalikan tindakan oportunistik yang dilakukan manajemen. Ini dikarenakan “good corporate governance adalah system yang mengatur,mengelola,dan mengawasi proses pengendalian usaha menaikkan nilai saham, sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada stakeholders, karyawan, kreditor, dan masyarakat sekitar.” (Tangkilisan,2003 : 12-13).

Dengan menerapkan sistem tata kelola perusahaan yang baik maka perusahaan akan mengungkapkan informasi perusahaan secara transparan dan akan


(4)

lebih melindungi hak dan kepentingan pemegang saham serta dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Struktur kepemilikan sangat penting karena berkaitan erat dengan pengendalian operasional perusahaan. Antara lain, Kepemilikan institusional berarti kepemilikan saham oleh pihak institusi lain yaitu kepemilikan oleh perusahaan atau lembaga lain. Kepemilikan saham perusahaan oleh pihak-pihak yang berbentuk institusi seperti perusahaan asuransi,bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi pihak lain. kepemilikan institusional merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Adanya kepemilikan oleh investor institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap kinerja manajemen.

“Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi. Kepemilikan oleh institusi adalah proporsi kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain.” (Tarjo, 2008) dalam Welim dan Rusiti (2014).

Semakin besar proporsi kepemilikan institusional dalam perusahaan, maka semakin besar peran institusional dalam memonitor manajer. Pengawasan ini diharapkan dapat mendorong manajer untuk meningkatkan kinerja manajer. Kinerja manajer yang meningkat diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan.


(5)

“Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme corporate governance yang dapat digunakan untuk meminimalkan konflik keagenan.” (Palestin,2008) . Agar tidak terjadi konflik kepentingan dengan para pemegang saham sebagai pemilik, dalam mengelola perusahaan, manajemen harus transparan. Oleh karena itu, kepemilikan manajerial sangat dibutuhkan, kepemilikan manajerial diartikan sebagai proporsi saham biasa yang dimiliki oleh manajemen. Manajer yang memiliki saham perusahaan tentunya akan menselaraskan kepentingannnya dengan kepentingan sebagai pemegang saham. Sementara manajer yang tidak memiliki saham perusahaan, ada kemungkinan hanya mementingkan kepentingannya sendiri.

Dewan komisaris independen adalah pihak yang mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara independen, semata-mata demi kepentingan perusahaan, tanpa pengaruh dari berbagai pihak lainnya. Keberadaan komisaris independen dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang lebih objektif dan menempatkan kesetaraan (fairness) diantara berbagai kepentingan perusahaan dan kepentingan

stakeholder sebagai prinsip utama dalam pengambilan keputusan oleh dewan komisaris. ( Rosyada, 2011).

Adapun yang bertugas sebagai pengawas jalannya operasional perusahaan yaitu Dewan komisaris independen. Fungsi monitoring dewan komisaris diharapkan lebih efektif dalam melindungi kepentingan pemegang saham minoritas,dengan adanya peraturan mengenai dewan komisaris yang berasal dari luar (independen).

“Leverage (Strutur Modal) adalah perbandingan nilai hutang dengan nilai modal sendiri yang tercermin pada laporan keuangan perusahaan akhir tahun. Variabel ini dinyatakan dalam rasio total hutang dengan penjumlahan total hutang dan modal sendiri pada neraca akhir tahun” ( Sujoko dan Soebiantoro,2006). Dijelaskan bahwa perusahaan yang masih muda dan belum menjadi perusahaan


(6)

public memiliki sumber pendanaan yang terbatas dari sumber internal sehingga perusahaan akan memiliki leverage yang besar. Perusahaan yang besar akan diikuti dengan upaya manajer untuk meningkatkan kinerja dan menghasilkan laba yang tinggi. Hal tersebut dilakukan agar manajer tetap mendapatkan kepercayaan ketika akan mencari sumber pendapatan dari pasar hutang. Perusahaan dengan leverage

yang tinggi akan memiliki kecenderungan melakukan manajemen laba dengan menggunakan akrual untuk melaporkan laba lebih tinggi yang menyebabkan kualitas laba menjadi lebih rendah.

“Komite audit merupakan salah satu unsur penting dalam mewujudkan penerapan good corporate governance. Keberadaan komite audit ini merupakan usaha perbaikan terhadap cara pengelolaan perusahaan terutama cara pengawasan terhadap manajemen perusahaan, karena akan menjadi penghubung antara manajemen perusahaan dengan dewan komisaris maupun pihak ekstern lainnya” (Palestin,2008).

Komite audit bukan bersifat wajib (mandatory) dan tidak selalu ada pada perusahaan kecil. Tanggung jawab komite audit meliputi: mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal (termasuk audit internal).

Tujuan utama perusahaan, adalah meningkatkan nilai perusahaan,termasuk laba perusahaan. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan Baik kreditur


(7)

maupun investor, menggunakan laba untuk: mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba dimasa yang akan datang.

Kualitas laba merupakan sesuatu yang sentral dan penting dalam dunia akuntansi karena berdasar kualitas laba tersebut profesi akuntansi dipertaruhkan. Investor, kreditor dan para pemangku kepentingan lainnya mengambil kepu-tusan salah satunya berdasar pada laporan keuangan, apa-bila kualitas laba yang disajikan tidak dapat di andalkan maka para pemangku kepentingan tidak dapat percaya lagi pada profesi akuntansi. Oleh karena itu berbagai upaya dan studi terus dilakukan agar dapat menyusun laporan keuangan dengan kualitas laba yang tinggi ( Surifah ,2010)

Dalam literatur penelitian akuntansi, terdapat berbagai pengertian kualitas laba dalam perspektif kebermanfaatan dalam pengambilan keputusan (decision usefulness). pengelompokkan konstruk kualitas laba dan pengukurannya berdasarkan cara menentukan kualitas laba, yaitu berdasarkan: sifat runtun-waktu dari laba, karakteristik kualitatif dalam rerangka konseptual, hubungan laba-kas-akrual, dan keputusan implementasi.

Kualitas laba dapat mengurangi asimetri informasi antara manajer dengan investor sehingga dapat mengurangi jumlah cost of equity capital yang dibayarkan perusahaan. Keinginan motivasi dan utilitas yang tidak sama antara manajemen dan pemegang saham menimbulkan kemungkinan manajemen bertindak merugikan pemegang saham ,antara lain berperilaku tidak etis dan cenderung melakukan kecurangan akuntansi Oleh karena itu pengguna laporan keuangan perusahaan harus melakukan evaluasi terhadap kualitas laba perusahaan sebelum mengambil keputusan.


(8)

Salah satu karakteristik perusahaan yang dapat mempengaruhi respon pasar adalah struktur modal. Struktur modal yang diproksikan dengan leverage biasanya menyebabkan investor menjadi kurang percaya terhadap laba yang dilaporkan, yang menyebabkan respon pasar menjadi relatif rendah. Respon pasar yang relatif rendah ini menunjukkan laba yang kurang atau tidak berkualitas. Di pihak lain, pertumbuhan laba merupakan karakteristik perusahaan yang dapat meningkatkan respon pasar karena prospek perusahaan pada masa yang akan datang lebih baik sehingga memiliki kesempatan tumbuh yang lebih besar. Dengan adanya pertumbuhan laba mencerminkan laba yang dimiliki perusahaan semakin berkualitas.

Penelitian ini mencoba melakukan pengembangan terhadap penelitian terdahulu dengan perbedaan antara lain :

1. Penelitian Christian Paulus (2012) melakukan penelitian kualitas laba pada perusahaan manufaktur,sedangkan penelitian ini melakukan penelitian pada perusahaan perbankan.

2. Penelitian ini Menambahkan variabel leverage mengacu pada Glovita Brelian Anggraini (2010) dan Komite Audit yang mengacu pada Agung Suaryana (2004).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Kepemilikan Instiusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit Terhadap Kualitas


(9)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasar latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian yang diwujudkan dalam kalimat Tanya sebagai berikut :

1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kualitas laba? 2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kualitas laba? 3. Apakah dewan komisaris independen berpengaruh terhadap kualitas

laba?

4. Apakah leverage berpengaruh terhadap kualitas laba? 5. Apakah komite audit berpengaruh terhadap kualitas laba?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan bukti empiris pengaruh kepemilikan institusional terhadap kualitas laba.

2. Memberikan bukti empiris pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kualitas laba.

3. Memberikan bukti empiris pengaruh dewan komisaris independen terhadap kualitas laba.

4. Memberikan bukti empiris pengaruh leverage terhadap kualitas laba. 5. Memberikan bukti empiris pengaruh komite audit terhadap kualitas


(10)

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada praktisi terutama investor tentang beberapa factor yang dapat mempengaruhi kualitas laba. Pemahaman tentang kualitas laba diharapkan dapat menambah kemampuan investor dalam melakukan prediksi sehingga keputusan ekonomi yang diambil menjadi lebih tepat.

2. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian yang berkaitan dengan kualitas laba.


(1)

“Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme corporate governance yang dapat digunakan untuk meminimalkan konflik keagenan.” (Palestin,2008) . Agar tidak terjadi konflik kepentingan dengan para pemegang saham sebagai pemilik, dalam mengelola perusahaan, manajemen harus transparan. Oleh karena itu, kepemilikan manajerial sangat dibutuhkan, kepemilikan manajerial diartikan sebagai proporsi saham biasa yang dimiliki oleh manajemen. Manajer yang memiliki saham perusahaan tentunya akan menselaraskan kepentingannnya dengan kepentingan sebagai pemegang saham. Sementara manajer yang tidak memiliki saham perusahaan, ada kemungkinan hanya mementingkan kepentingannya sendiri.

Dewan komisaris independen adalah pihak yang mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara independen, semata-mata demi kepentingan perusahaan, tanpa pengaruh dari berbagai pihak lainnya. Keberadaan komisaris independen dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang lebih objektif dan menempatkan kesetaraan (fairness) diantara berbagai kepentingan perusahaan dan kepentingan stakeholder sebagai prinsip utama dalam pengambilan keputusan oleh dewan komisaris. ( Rosyada, 2011).

Adapun yang bertugas sebagai pengawas jalannya operasional perusahaan yaitu Dewan komisaris independen. Fungsi monitoring dewan komisaris diharapkan lebih efektif dalam melindungi kepentingan pemegang saham minoritas,dengan adanya peraturan mengenai dewan komisaris yang berasal dari luar (independen).

“Leverage (Strutur Modal) adalah perbandingan nilai hutang dengan nilai modal sendiri yang tercermin pada laporan keuangan perusahaan akhir tahun. Variabel ini dinyatakan dalam rasio total hutang dengan penjumlahan total hutang dan modal sendiri pada neraca akhir tahun” ( Sujoko dan Soebiantoro,2006). Dijelaskan bahwa perusahaan yang masih muda dan belum menjadi perusahaan


(2)

public memiliki sumber pendanaan yang terbatas dari sumber internal sehingga perusahaan akan memiliki leverage yang besar. Perusahaan yang besar akan diikuti dengan upaya manajer untuk meningkatkan kinerja dan menghasilkan laba yang tinggi. Hal tersebut dilakukan agar manajer tetap mendapatkan kepercayaan ketika akan mencari sumber pendapatan dari pasar hutang. Perusahaan dengan leverage yang tinggi akan memiliki kecenderungan melakukan manajemen laba dengan menggunakan akrual untuk melaporkan laba lebih tinggi yang menyebabkan kualitas laba menjadi lebih rendah.

“Komite audit merupakan salah satu unsur penting dalam mewujudkan penerapan good corporate governance. Keberadaan komite audit ini merupakan usaha perbaikan terhadap cara pengelolaan perusahaan terutama cara pengawasan terhadap manajemen perusahaan, karena akan menjadi penghubung antara manajemen perusahaan dengan dewan komisaris maupun pihak ekstern lainnya” (Palestin,2008).

Komite audit bukan bersifat wajib (mandatory) dan tidak selalu ada pada perusahaan kecil. Tanggung jawab komite audit meliputi: mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal (termasuk audit internal).

Tujuan utama perusahaan, adalah meningkatkan nilai perusahaan,termasuk laba perusahaan. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan Baik kreditur


(3)

maupun investor, menggunakan laba untuk: mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba dimasa yang akan datang.

Kualitas laba merupakan sesuatu yang sentral dan penting dalam dunia akuntansi karena berdasar kualitas laba tersebut profesi akuntansi dipertaruhkan. Investor, kreditor dan para pemangku kepentingan lainnya mengambil kepu-tusan salah satunya berdasar pada laporan keuangan, apa-bila kualitas laba yang disajikan tidak dapat di andalkan maka para pemangku kepentingan tidak dapat percaya lagi pada profesi akuntansi. Oleh karena itu berbagai upaya dan studi terus dilakukan agar dapat menyusun laporan keuangan dengan kualitas laba yang tinggi ( Surifah ,2010)

Dalam literatur penelitian akuntansi, terdapat berbagai pengertian kualitas laba dalam perspektif kebermanfaatan dalam pengambilan keputusan (decision usefulness). pengelompokkan konstruk kualitas laba dan pengukurannya berdasarkan cara menentukan kualitas laba, yaitu berdasarkan: sifat runtun-waktu dari laba, karakteristik kualitatif dalam rerangka konseptual, hubungan laba-kas-akrual, dan keputusan implementasi.

Kualitas laba dapat mengurangi asimetri informasi antara manajer dengan investor sehingga dapat mengurangi jumlah cost of equity capital yang dibayarkan perusahaan. Keinginan motivasi dan utilitas yang tidak sama antara manajemen dan pemegang saham menimbulkan kemungkinan manajemen bertindak merugikan pemegang saham ,antara lain berperilaku tidak etis dan cenderung melakukan kecurangan akuntansi Oleh karena itu pengguna laporan keuangan perusahaan harus melakukan evaluasi terhadap kualitas laba perusahaan sebelum mengambil keputusan.


(4)

Salah satu karakteristik perusahaan yang dapat mempengaruhi respon pasar adalah struktur modal. Struktur modal yang diproksikan dengan leverage biasanya menyebabkan investor menjadi kurang percaya terhadap laba yang dilaporkan, yang menyebabkan respon pasar menjadi relatif rendah. Respon pasar yang relatif rendah ini menunjukkan laba yang kurang atau tidak berkualitas. Di pihak lain, pertumbuhan laba merupakan karakteristik perusahaan yang dapat meningkatkan respon pasar karena prospek perusahaan pada masa yang akan datang lebih baik sehingga memiliki kesempatan tumbuh yang lebih besar. Dengan adanya pertumbuhan laba mencerminkan laba yang dimiliki perusahaan semakin berkualitas.

Penelitian ini mencoba melakukan pengembangan terhadap penelitian terdahulu dengan perbedaan antara lain :

1. Penelitian Christian Paulus (2012) melakukan penelitian kualitas laba pada perusahaan manufaktur,sedangkan penelitian ini melakukan penelitian pada perusahaan perbankan.

2. Penelitian ini Menambahkan variabel leverage mengacu pada Glovita Brelian Anggraini (2010) dan Komite Audit yang mengacu pada Agung Suaryana (2004).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Kepemilikan Instiusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit Terhadap Kualitas


(5)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasar latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian yang diwujudkan dalam kalimat Tanya sebagai berikut :

1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kualitas laba? 2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kualitas laba? 3. Apakah dewan komisaris independen berpengaruh terhadap kualitas

laba?

4. Apakah leverage berpengaruh terhadap kualitas laba? 5. Apakah komite audit berpengaruh terhadap kualitas laba?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan bukti empiris pengaruh kepemilikan institusional terhadap kualitas laba.

2. Memberikan bukti empiris pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kualitas laba.

3. Memberikan bukti empiris pengaruh dewan komisaris independen terhadap kualitas laba.

4. Memberikan bukti empiris pengaruh leverage terhadap kualitas laba. 5. Memberikan bukti empiris pengaruh komite audit terhadap kualitas


(6)

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada praktisi terutama investor tentang beberapa factor yang dapat mempengaruhi kualitas laba. Pemahaman tentang kualitas laba diharapkan dapat menambah kemampuan investor dalam melakukan prediksi sehingga keputusan ekonomi yang diambil menjadi lebih tepat.

2. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian yang berkaitan dengan kualitas laba.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit Terhadap Harga Sahan dengan Return On Investment (ROI) sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI tahun 2010 - 2013

21 91 114

Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit Pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di BEI

3 79 92

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 154 83

Analisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI)

2 33 138

Pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance : studi empiris pada sektor perbankan yang terdaftar di bei periode tahun 2009-2013

0 15 0

Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit Pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di BEI

0 0 14

Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit Pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di BEI

0 0 2

Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit Pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di BEI

0 0 17

Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit Pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di BEI

0 0 2

Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit Pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di BEI

0 0 9