Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit Pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di BEI
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, LEVERAGE, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP
KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI
OLEH ERWIN SAPUTRA
130522120
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : ERWIN SAPUTRA
NIM : 130522120
JURUSAN : AKUNTANSI EKSTENSI
JUDUL : ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, LEVERAGE, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP
KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI
Tanggal : Agustus 2015 Dosen Pembimbing Skripsi
Drs. Sucipto MM,Ak
NIP. 19511025 198203 1 001
Tanggal : Agustus 2015 Ketua Program Studi S1 Akuntansi
Drs. Firman Syarif, Msi., Ak. NIP . 19670904 199403 1 004
Tanggal : Agustus 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA NIP. 19560407 198002 1 001
(3)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
NAMA : ERWIN SAPUTRA
NIM : 130522120
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI EKSTENSI
JUDUL : ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, LEVERAGE, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BEI
Medan, Agustus 2015
ERWIN SAPUTRA
(4)
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit Pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,
Erwin Saputra NIM : 130522120
(5)
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage dan Komite Audit terhadap Kualitas Laba. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara pemilihan sampel bertujuan (Purposive Sampling). Sampel yang digunakan adalah semua Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2012 berjumlah 41 bank dengan teknik analisis linear berganda. Berdasarkan pengujian semua asumsi klasik yang dilakukan menunjukkan hasil yaitu persamaan regresi telah memenuhi asumsi normalitas, tidak ada problem multikolonieritas, heterokedastisitas serta autokorelasi. Hasil analisis dengan uji statistik memperlihatkan bahwa secara parsial Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage dan Komite Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba. dan hasil uji statistik secara simultan variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage dan Komite Audit juga tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba.
Kata Kunci : Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, Komite Audit, Kualitas Laba.
(6)
ABSTRACT
This research was conducted to find out the influence of Institutional Ownership, Managerial Ownership, Board of Commissioners are independent, Leverage and the Audit Committee of the quality of Earnings. The technique of sampling is done by means of the selection of the sample of aims (Purposive Sampling). The sample used is all the banking Companies were listed on the Indonesia stock exchange 2011-2012 period totaled 41 banks with multiple linear analysis techniques. Based on the classical assumption that all testing performed indicates that the regression equations have met the assumption of normality, there's no problem multikolonieritas, heterokedastisitas and autocorrelation. The results of the analysis with statistical tests show that the partially Institutional Ownership, Managerial Ownership, Board of Commissioners are independent, Leverage and the Audit Committee not significant effect on quality. and the results of statistical tests simultaneously variable Institutional Ownership, Managerial Ownership, Board of Commissioners are independent, Leverage and the Audit Committee is also not significant effect on quality.
Keywords: Institutional Ownership, Managerial Ownership, Board Of Commissioners Are Independent, Leverage, The Audit Committee, The Quality Of Earnings.
(7)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit terhadap Kualitas Laba pada Perusahaan Perbankan yag terdaftar di BEI”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sumatera Utara. Selama penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., CPA dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, S.E., M.Si., Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, S.E., M.M., Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Sucipto, M.M, Ak., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
(8)
5. Bapak Drs. Firman Syarif, S.E., M.Si., Ak., selaku dosen penguji dan Ibu Dr. Rina Br Bukit SE, M.Si., Ak selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan arahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Kedua orangtua penulis, terima kasih atas doa, dukungan, dan kasih sayang yang telah diberikan. Skripsi ini saya persembahkan sebagai wujud pengabdian yang tulus untuk Ibu saya Erlina Yanti Lubis dan Ayah saya Pahri Siregar, ketiga saudara penulis: bang Eri, kak Rida, dan adik saya Dedi terima kasih atas dukungan, perhatian, dan doa yang telah diberikan.
7. Para sahabat, Nanda, Fuad, Hadi, Sofyan, Alif, Arfah, Robert, Gito, Jahrianto, M Rizky, Satriani, Mora, Ayu, Maya dan rekan-rekan mahasiswa S1 Akuntansi lainnya terimakasih atas kebersamaannya,semoga dapat menyelesaikan studi dengan baik dan sukses di kemudian hari.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Medan, Agustus 2015 Penulis,
Erwin Saputra NIM : 130522120
(9)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR TABEL
...
v
DAFTAR LAMPIRAN……….. vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori ... 11
2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory) ... 11
2.1.2 Kualitas Laba ... 12
2.1.3 Kepemilikan Institusional dan Kualitas Laba ... 13
2.1.4 Kepemilikan Manajerial dan Kualitas Laba ... 16
2.1.5 Dewan Komisaris Independen dan Kualitas Laba ... 18
2.1.6 Leverage dan Kualitas Laba ... 19
(10)
2.2 Review Penelitian Terdahulu ... 22
2.3 Kerangka Konseptual ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 28
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
3.3 Batasan Operasional ... 29
3.4 Populasi, Sampel, dan Data Penelitian ... 29
3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel ... 32
3.5.1 Variabel Bebas (Independen Variable) ... 32
3.5.2 Variabel Terikat (Dependet Variable) ... 34
3.6 Metode Analisis Data ... 36
3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 36
3.6.1.1 Uji Normalitas ... 37
3.6.1.2 Uji Multikolinieritas ... 38
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 39
3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 39
3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 40
3.6.2.1 Uji Koefisien Determinan (R2 ) ... 41
3.6.2.2 Uji T (Uji Secara Parsial))... 42
3.6.2.3 Uji F (Uji Secara Serentak) ... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ………. . 44
(11)
4.3 Uji Asumsi Klasik ………. 47
4.3.1 Uji Normalitas ……… 47
4.3.2 Uji Multikolinearitas ……… 50
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ……… 51
4.3.4 Uji Autokorelasi ……….. 52
4.4 Uji Hipotesis Penelitian ………. 53
4.4.1 Analisis Regresi Berganda ……… . 53
4.4.2 Uji Statistik F ……….. 56
4.4.3 Uji Statistik T ……….. 58
4.4.4 Uji Koefisien Determinan ……….. 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
5.1 Kesimpulan ……….... 63
5.2 Keterbatasan Penelitian ………... .. 64
5.3 Saran ……….. 65
Daftar Pustaka ... 66
(12)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 23
3.1 Sampel dan Populasi Penelitian ………... 30
4.1 Statistik Deskriptif ... 45
4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov` ... 47
4.3 Hasil Uji Multikolonieritas ... 50
4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 52
4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 53
4.6 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 54
4.7 Hasil Uji F ... 57
4.8 Hasil Uji T ... 59
(13)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 26 4.1 Histogram ... 48 4.2 Grafik P Plot ... 49
(14)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lamp. Judul Lampiran Halaman
(15)
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage dan Komite Audit terhadap Kualitas Laba. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara pemilihan sampel bertujuan (Purposive Sampling). Sampel yang digunakan adalah semua Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2012 berjumlah 41 bank dengan teknik analisis linear berganda. Berdasarkan pengujian semua asumsi klasik yang dilakukan menunjukkan hasil yaitu persamaan regresi telah memenuhi asumsi normalitas, tidak ada problem multikolonieritas, heterokedastisitas serta autokorelasi. Hasil analisis dengan uji statistik memperlihatkan bahwa secara parsial Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage dan Komite Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba. dan hasil uji statistik secara simultan variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage dan Komite Audit juga tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba.
Kata Kunci : Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, Komite Audit, Kualitas Laba.
(16)
ABSTRACT
This research was conducted to find out the influence of Institutional Ownership, Managerial Ownership, Board of Commissioners are independent, Leverage and the Audit Committee of the quality of Earnings. The technique of sampling is done by means of the selection of the sample of aims (Purposive Sampling). The sample used is all the banking Companies were listed on the Indonesia stock exchange 2011-2012 period totaled 41 banks with multiple linear analysis techniques. Based on the classical assumption that all testing performed indicates that the regression equations have met the assumption of normality, there's no problem multikolonieritas, heterokedastisitas and autocorrelation. The results of the analysis with statistical tests show that the partially Institutional Ownership, Managerial Ownership, Board of Commissioners are independent, Leverage and the Audit Committee not significant effect on quality. and the results of statistical tests simultaneously variable Institutional Ownership, Managerial Ownership, Board of Commissioners are independent, Leverage and the Audit Committee is also not significant effect on quality.
Keywords: Institutional Ownership, Managerial Ownership, Board Of Commissioners Are Independent, Leverage, The Audit Committee, The Quality Of Earnings.
(17)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
“Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan untuk menilai posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan rugi laba, dan laporan perubahan ekuitas yang disusun berdasarkan akrual serta laporan arus kas yang berdasarkan dasar kas” (Wahyuningsih,2009). Oleh karena itu, dasar akrual dalam laporan keuangan memberikan kesempatan kepada manajer memodifikasi laporan keuangan untuk menghasilkan jumlah laba (earnings) yang diinginkan. Para pengguna laporan keuangan (investor, kreditor, dan
stakeholder lainnya) menggunakan informasi tersebut untuk mendukung pengambilan keputusan mereka. Dengan demikian, para stakeholder mengharapkan agar perusahaan menyajikan laporan keuangan yang relevan dan jujur dalam penyajiannya, sehingga dapat menggambarkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya.
Ujiyantho dan Pramuka ( 2007) Menyebutkan “Laporan keuangan sebagai produk informasi yang dihasilkan perusahaan, tidak terlepas dari proses penyusunannya. Kebijakan dan keputusan yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.”
(18)
Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concept) No 1 ,ada dua tujuan dari pelaporan keuangan yaitu Pertama,memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, investor potensial, kreditor,dan pemakai lainnya untuk membuat keputusan investasi ,kredit,dan keputusan serupa lainnya. Kedua, memberikan informasi tentang prosfek arus kas unuk membantu investor dan kreditor dalam menilai prospek arus kas bersih perusahaan.
Beberapa penelitian mendukung bahwa manipulasi terhadap earning juga sering dilakukan oleh manajemen. Penyusunan earnings dilakukan oleh manajemen yang lebih mengetahui kondisi di dalam perusahaan. Seperti diketahui ini dapat menimbulkan masalah karena manajemen sebagai pihak yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dievaluasi dan dihargai berdasarkan laporan yang dibuatnya sendiri. Laba yang kurang berkualitas bisa terjadi karena dalam menjalankan bisnis perusahaan, manajemen bukan merupakan pemilik perusahaan. Pemisahan kepemilikan ini akan dapat menimbulkan konflik dalam pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan perusahaan yang menyebabkan para manajer bertindak tidak sesuai dengan keinginan para pemilik. Konflik yang terjadi akibat pemisahan kepemilikan ini disebut dengan konflik keagenan.
Beberapa mekanisme yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah keagenan tersebut adalah dengan meningkatkan kepemilikan manajerial Dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajer, diharapkan manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan para principal karena manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja. Kemampuan dewan komisaris untuk mengawasi merupakan
(19)
fungsi yang positif dari porsi dan independensi dari dewan komisaris eksternal. Dewan komisaris juga bertanggung jawab atas kualitas laporan yang disajikan. Komite audit yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal juga diharapkan dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan manajemen laba (earnings management).
Menurut Siallagan dan Machfoedz (2006) “Konflik keagenan yang mengakibatkan adanya sifat opportunistic manajemen akan mengakibatkan rendahnya kualitas laba. Rendahnya kualitas laba akan dapat membuat kesalahan pembuatan keputusan kepada para pemakainya seperti para investor dan kreditor, sehingga nilai perusahaan akan berkurang.”
Berdasarkan teori keagenan, untuk mengatasi masalah ketidakselarasan kepentingan antara principal dan agent dapat dilakukan melalui pengelolaan perusahaan yang baik. good corporate governance salah satu cara untuk mengendalikan tindakan oportunistik yang dilakukan manajemen. Ini dikarenakan “good corporate governance adalah system yang mengatur,mengelola,dan mengawasi proses pengendalian usaha menaikkan nilai saham, sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada stakeholders, karyawan, kreditor, dan masyarakat sekitar.” (Tangkilisan,2003 : 12-13).
Dengan menerapkan sistem tata kelola perusahaan yang baik maka perusahaan akan mengungkapkan informasi perusahaan secara transparan dan akan
(20)
lebih melindungi hak dan kepentingan pemegang saham serta dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Struktur kepemilikan sangat penting karena berkaitan erat dengan pengendalian operasional perusahaan. Antara lain, Kepemilikan institusional berarti kepemilikan saham oleh pihak institusi lain yaitu kepemilikan oleh perusahaan atau lembaga lain. Kepemilikan saham perusahaan oleh pihak-pihak yang berbentuk institusi seperti perusahaan asuransi,bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi pihak lain. kepemilikan institusional merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Adanya kepemilikan oleh investor institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap kinerja manajemen.
“Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi. Kepemilikan oleh institusi adalah proporsi kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain.” (Tarjo, 2008) dalam Welim dan Rusiti (2014).
Semakin besar proporsi kepemilikan institusional dalam perusahaan, maka semakin besar peran institusional dalam memonitor manajer. Pengawasan ini diharapkan dapat mendorong manajer untuk meningkatkan kinerja manajer. Kinerja manajer yang meningkat diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan.
(21)
“Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme corporate governance yang dapat digunakan untuk meminimalkan konflik keagenan.” (Palestin,2008) . Agar tidak terjadi konflik kepentingan dengan para pemegang saham sebagai pemilik, dalam mengelola perusahaan, manajemen harus transparan. Oleh karena itu, kepemilikan manajerial sangat dibutuhkan, kepemilikan manajerial diartikan sebagai proporsi saham biasa yang dimiliki oleh manajemen. Manajer yang memiliki saham perusahaan tentunya akan menselaraskan kepentingannnya dengan kepentingan sebagai pemegang saham. Sementara manajer yang tidak memiliki saham perusahaan, ada kemungkinan hanya mementingkan kepentingannya sendiri.
Dewan komisaris independen adalah pihak yang mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara independen, semata-mata demi kepentingan perusahaan, tanpa pengaruh dari berbagai pihak lainnya. Keberadaan komisaris independen dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang lebih objektif dan menempatkan kesetaraan (fairness) diantara berbagai kepentingan perusahaan dan kepentingan
stakeholder sebagai prinsip utama dalam pengambilan keputusan oleh dewan komisaris. ( Rosyada, 2011).
Adapun yang bertugas sebagai pengawas jalannya operasional perusahaan yaitu Dewan komisaris independen. Fungsi monitoring dewan komisaris diharapkan lebih efektif dalam melindungi kepentingan pemegang saham minoritas,dengan adanya peraturan mengenai dewan komisaris yang berasal dari luar (independen).
“Leverage (Strutur Modal) adalah perbandingan nilai hutang dengan nilai modal sendiri yang tercermin pada laporan keuangan perusahaan akhir tahun. Variabel ini dinyatakan dalam rasio total hutang dengan penjumlahan total hutang dan modal sendiri pada neraca akhir tahun” ( Sujoko dan Soebiantoro,2006). Dijelaskan bahwa perusahaan yang masih muda dan belum menjadi perusahaan
(22)
public memiliki sumber pendanaan yang terbatas dari sumber internal sehingga perusahaan akan memiliki leverage yang besar. Perusahaan yang besar akan diikuti dengan upaya manajer untuk meningkatkan kinerja dan menghasilkan laba yang tinggi. Hal tersebut dilakukan agar manajer tetap mendapatkan kepercayaan ketika akan mencari sumber pendapatan dari pasar hutang. Perusahaan dengan leverage
yang tinggi akan memiliki kecenderungan melakukan manajemen laba dengan menggunakan akrual untuk melaporkan laba lebih tinggi yang menyebabkan kualitas laba menjadi lebih rendah.
“Komite audit merupakan salah satu unsur penting dalam mewujudkan penerapan good corporate governance. Keberadaan komite audit ini merupakan usaha perbaikan terhadap cara pengelolaan perusahaan terutama cara pengawasan terhadap manajemen perusahaan, karena akan menjadi penghubung antara manajemen perusahaan dengan dewan komisaris maupun pihak ekstern lainnya” (Palestin,2008).
Komite audit bukan bersifat wajib (mandatory) dan tidak selalu ada pada perusahaan kecil. Tanggung jawab komite audit meliputi: mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal (termasuk audit internal).
Tujuan utama perusahaan, adalah meningkatkan nilai perusahaan,termasuk laba perusahaan. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan Baik kreditur
(23)
maupun investor, menggunakan laba untuk: mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba dimasa yang akan datang.
Kualitas laba merupakan sesuatu yang sentral dan penting dalam dunia akuntansi karena berdasar kualitas laba tersebut profesi akuntansi dipertaruhkan. Investor, kreditor dan para pemangku kepentingan lainnya mengambil kepu-tusan salah satunya berdasar pada laporan keuangan, apa-bila kualitas laba yang disajikan tidak dapat di andalkan maka para pemangku kepentingan tidak dapat percaya lagi pada profesi akuntansi. Oleh karena itu berbagai upaya dan studi terus dilakukan agar dapat menyusun laporan keuangan dengan kualitas laba yang tinggi ( Surifah ,2010)
Dalam literatur penelitian akuntansi, terdapat berbagai pengertian kualitas laba dalam perspektif kebermanfaatan dalam pengambilan keputusan (decision usefulness). pengelompokkan konstruk kualitas laba dan pengukurannya berdasarkan cara menentukan kualitas laba, yaitu berdasarkan: sifat runtun-waktu dari laba, karakteristik kualitatif dalam rerangka konseptual, hubungan laba-kas-akrual, dan keputusan implementasi.
Kualitas laba dapat mengurangi asimetri informasi antara manajer dengan investor sehingga dapat mengurangi jumlah cost of equity capital yang dibayarkan perusahaan. Keinginan motivasi dan utilitas yang tidak sama antara manajemen dan pemegang saham menimbulkan kemungkinan manajemen bertindak merugikan pemegang saham ,antara lain berperilaku tidak etis dan cenderung melakukan kecurangan akuntansi Oleh karena itu pengguna laporan keuangan perusahaan harus melakukan evaluasi terhadap kualitas laba perusahaan sebelum mengambil keputusan.
(24)
Salah satu karakteristik perusahaan yang dapat mempengaruhi respon pasar adalah struktur modal. Struktur modal yang diproksikan dengan leverage biasanya menyebabkan investor menjadi kurang percaya terhadap laba yang dilaporkan, yang menyebabkan respon pasar menjadi relatif rendah. Respon pasar yang relatif rendah ini menunjukkan laba yang kurang atau tidak berkualitas. Di pihak lain, pertumbuhan laba merupakan karakteristik perusahaan yang dapat meningkatkan respon pasar karena prospek perusahaan pada masa yang akan datang lebih baik sehingga memiliki kesempatan tumbuh yang lebih besar. Dengan adanya pertumbuhan laba mencerminkan laba yang dimiliki perusahaan semakin berkualitas.
Penelitian ini mencoba melakukan pengembangan terhadap penelitian terdahulu dengan perbedaan antara lain :
1. Penelitian Christian Paulus (2012) melakukan penelitian kualitas laba pada perusahaan manufaktur,sedangkan penelitian ini melakukan penelitian pada perusahaan perbankan.
2. Penelitian ini Menambahkan variabel leverage mengacu pada Glovita Brelian Anggraini (2010) dan Komite Audit yang mengacu pada Agung Suaryana (2004).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Kepemilikan Instiusional, Kepemilikan Manajerial,
Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit Terhadap Kualitas Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI.”
(25)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasar latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian yang diwujudkan dalam kalimat Tanya sebagai berikut :
1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kualitas laba? 2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kualitas laba? 3. Apakah dewan komisaris independen berpengaruh terhadap kualitas
laba?
4. Apakah leverage berpengaruh terhadap kualitas laba? 5. Apakah komite audit berpengaruh terhadap kualitas laba?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan bukti empiris pengaruh kepemilikan institusional terhadap kualitas laba.
2. Memberikan bukti empiris pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kualitas laba.
3. Memberikan bukti empiris pengaruh dewan komisaris independen terhadap kualitas laba.
4. Memberikan bukti empiris pengaruh leverage terhadap kualitas laba. 5. Memberikan bukti empiris pengaruh komite audit terhadap kualitas
(26)
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada praktisi terutama investor tentang beberapa factor yang dapat mempengaruhi kualitas laba. Pemahaman tentang kualitas laba diharapkan dapat menambah kemampuan investor dalam melakukan prediksi sehingga keputusan ekonomi yang diambil menjadi lebih tepat.
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian yang berkaitan dengan kualitas laba.
(27)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
“Teori keagenan adalah Penetapan beberapa gagasan pengendalian organisasional yang didasarkan pada keyakinan bahwa pemisahan pemilik perusahaan dari manajemen menciptakan harapan pemilik yang diabaikan.” (Pearce and Robinson,2013 : 38). Teori keagenan mengansumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai principal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen disumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut.
Perbedaan “kepentingan ekonomis” ini bisa saja disebabkan ataupun menyebabkan timbulnya informasi asymmetri (Kesenjangan informasi) antara Pemegang Saham (Shareholders) dan organisasi. Diskripsi bahwa manajer adalah agen bagi para pemegang saham atau dewan direksi adalah benar sesuai teori keagenan.
(28)
Pandangan teori keagenan dimana terdapat pemisahan antara pihak agen dan principal yang mengakibatkan munculnya potensi konflik dapat mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan. Pihak manajemen yang mempunyai kepentingan tertentu akan cenderung menyusun laporan laba yang sesuai dengan tujuannya dan bukan demi untuk kepentingan prinsipal. Dalam kondisi seperti ini diperlukan suatu mekanisme pengendalian yang dapat mensejajarkan perbedaan kepentingan antara kedua belah pihak. Mekanisme
corporate governance memiliki kemampuan dalam kaitannya menghasilkan suatu laporan keuangan yang memiliki kandungan informasi laba. Hubungan agensi ini memotivasi setiap individu untuk memperoleh sasaran yang harmonis, dan menjaga kepentingan masing-masing antara agen dan principal.
2.1.2 Kualitas Laba
“Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan” (Parawiyati, 1996) dalam ( Siallagan dan Machfoedz,2006). Baik kreditur maupun investor, menggunakan laba untuk: mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba dimasa yang akan datang.
(29)
Menurut Surifah, (2010) Kualitas laba merupakan sesuatu yang sentral dan penting dalam dunia akuntansi karena berdasar kualitas laba tersebut profesi akuntansi dipertaruhkan. Investor, kreditor dan para pemangku kepentingan lainnya mengambil keputusan salah satunya berdasar pada laporan keuangan, apa-bila kualitas laba yang disajikan tidak dapat di andalkan maka para pemangku kepentingan tidak dapat percaya lagi pada profesi akuntansi. Oleh karena itu berbagai upaya dan studi terus dilakukan agar dapat menyusun laporan keuangan dengan kualitas laba yang tinggi.
Para akuntan publik mengaudit dengan baik, untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan disusun secara wajar sehingga laba yang disajikan berkualitas. Para akuntan pendidik mengajarkan berbagai ilmu akuntansi agar mahasiswa mampu menyusun laporan keuangan dengan baik, menggunakan berbagai pertimbangan yang sehat dan profesional agar laporan keuangan yang disajikan menyajikan laba yang berkualitas. Begitu juga berbagai pihak atau pemakai laporan keuangan mengharapkan laporan keuangan mempunyai kualitas laba yang tinggi karena digunakan sebagai salah satu dasar untuk pengambilan keputusan kontrak, in vestasi maupun lainnya. Berbagai teknik akuntansi dan auditing dikembangkan juga dengan tujuan yang bermuara pada penyajian laporan keuangan atau penyajian laba yang berkualitas.
2.1.3 Kepemilikan Institusional dan Kualitas Laba
“Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi. Kepemilikan oleh institusi adalah proporsi kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain” (Tarjo, 2008)
(30)
dalam Welim dan Rusiti (2014). kepemilikan institusional menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Adanya kepemilikan oleh investor institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap kinerja manajemen.
Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga mengurangi tindakan manajemen melakukan manajemen laba. Melalui kepemilikan institusional,efektivitas pengelolaan sumber daya perusahaan oleh manajemen dapat diketahui dari informasi yang dihasilkan melalui reaksi pasar atas pengumuman laba. Persentase saham tertentu yang dimiliki institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen
Sujoko dan Soebiantoro (2006) menyatakan bahwa “Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh institusi dalam hal ini institusi pendiri perusahaan, bukan institusi pemegang saham publik yang diukur dengan prosentase jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusi intern.” Ada dua perbedaan pendapat mengenai investor institusional. Pendapat pertama didasarkan pada pandangan bahwa investor institusional adalah pemilik sementara (transfer owner) sehingga hanya terfokus pada laba sekarang (current
(31)
earnings). Perubahan pada laba sekarang dapat mempengaruhi keputusan investor institusional. Jika perubahan ini tidak dirasakan menguntungkan oleh investor,maka investor dapat melikuidasi sahamnya. Investor institusional biasanya memiliki saham dengan jumlah besar,sehingga jika mereka melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi nilai saham secara keseluruhan. Untuk menghindari tindakan likuidasi dari investor,manajer akan melakukan earnings management. Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai investor yang berpengalaman. Menurut pendapat ini,investor lebih terfokus pada laba masa datang (future earnings) yang lebih besar relative dari laba sekarang. Investor institusional menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan analisis investasi dan mereka memilih akses atas informasi yang terlalu mahal perolehannya bagi investor lain. Investor institusional akan melakukan monitoring secara efektif dan tidak akan mudah diperdaya dengan tindakan manipulasi yang dilakukan manajer.
Hasil Penelitian Ujiyantho dan Pramuka (2007) menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap variabel
discretionary accruals dengan tingkat signifikan 5%. Akibatnya manajer terpaksa untuk melakukan tindakan yang dapat meningkatkan laba jangka pendek, misalnya dengan melakukan manipulasi laba.Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan institusional adalah persentase jumlah saham yang dimiliki institusi dari seluruh jumlah modal saham perusahaan yang beredar.
(32)
Berdasarkan uraian diatas,maka hipotesis penelitian ini adalah:
H1 : Kepemilikan instiusional berpengaruh negatif terhadap kualitas laba.
2.1.4 Kepemilikan manajerial dan Kualitas Laba
“Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme corporate governance yang dapat digunakan untuk meminimalkan konflik keagenan” (Palestin,2008) .Agar tidak terjadi konflik kepentingan dengan para pemegang saham sebagai pemilik, dalam mengelola perusahaan, manajemen harus transparan. Oleh karena itu, kepemilikan manajerial sangat dibutuhkan, kepemilikan manajerial diartikan sebagai proporsi saham biasa yang dimiliki oleh manajemen. Para pemegang saham yang mempunyai kedudukan di manajemen perusahaan baik sebagai kreditur maupun sebagai dewan komisaris dimasukkan dalam kepemilikan manajerial (managerial ownership). Adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen akan menimbulkan suatu pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh manajemen perusahaan. Kepemilikan manajerial juga dapat diartikan sebagai persentase saham yang dimiliki oleh manajer dan direktur perusahaan pada akhir tahun untuk masing-masing periode pengamatan.
Kepemilikan saham manajerial akan membantu penyatuan kepentingan antar manajer dengan pemegang saham. Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham, sehingga
(33)
manajer ikut merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut pula menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Argumen tersebut mengindikasikan mengenai pentingnya kepemilikan manajerial dalam struktur kepemilikan perusahaan.
Hasil Penelitian Yonatan (2012) Besar kecilnya persentase kepemilikan manajerial dapat mempengaruhi kualitas laba suatu perusahaan, karena dengan semakin besarnya persentase kepemilikan manajerial dalam perusahaan, maka akan menempatkan manajer sebagai salah satu pemilik perusahaan, sehingga manajer semakin memiliki peranan untuk meningkatkan kualitas perusahaannya termasuk kualitas laba dalam perusahaan. Dengan kata lain, semakin besar kepemilikan saham oleh manajer maka laba yang dilaporkan akan semakin berkualitas.
Hasil Penelitian Setianingsih (2013) meningkatnya kepemilikan saham manajerial akan berdampak pada menurunnya rasio tersebut yang menandakan semakin tinggi kualitas laba sebuah perusahaan. Tingginya kepemilikan saham oleh pihak manajemen akan berdampaknya tingginya motivasi pihak manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga laba yang dilaporkan akan semakin baik dan pihak manajemen tidak perlu memanipulasi laba.
(34)
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H2 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kualitas laba
2.1.5 Dewan Komisaris Independen dan Kualitas Laba
Dewan komisaris independen adalah pihak yang mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara independen, semata-mata demi kepentingan perusahaan, tanpa pengaruh dari berbagai pihak lainnya. Keberadaan komisaris independen dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang lebih objektif dan menempatkan kesetaraan (fairness) diantara berbagai kepentingan perusahaan dan kepentingan stakeholder sebagai prinsip utama dalam pengambilan keputusan oleh dewan komisaris ( Rosyada, 2011).
Adanya komisaris independen diharapkan mampu meningkatkan peran dewan komisaris sehingga tercipta good corporate governance di dalam perusahaan. Manfaat corporate governance akan dilihat dari premium yang bersedia dibayar oleh investor atas ekuitas perusahaan (harga pasar). Jika ternyata investor bersedia membayar lebih mahal, maka nilai pasar perusahaan yang menerapkan good corporate governance juga akan lebih tinggi dibanding perusahaan yang tidak menerapkan atau mengungkapkan praktek good corporate governance mereka.
Hasil Penelitian Riswandi,(2014) menyimpulkan bahwa komisaris independen mampu memainkan perannya khususnya dalam mekanisme
corporate governance yang diharapkan mampu untuk mengurangi perilaku manajemen laba yang dilakukan manajemen perusahaan.
(35)
Hasil penelitian diatas tersebut memberikan simpulan bahwa perusahaan yang memiliki komposisi anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan atau outside directur dapat mempengaruhi kualitas laba. Indikator yang digunakan untuk mengukur komposisi dewan komisaris adalah persentase jumlah anggota dewan yang berasal dari luar perusahaan, dari seluruh jumlah anggota dewan komisaris perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
H3 : Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap Kualitas Laba.
2.1.6 Leverage dan Kualitas Laba
“Leverage (Strutur Modal) adalah perbandingan nilai hutang dengan nilai modal sendiri yang tercermin pada laporan keuangan perusahaan akhir tahun. Variabel ini dinyatakan dalam rasio total hutang dengan penjumlahan total hutang dan modal sendiri pada neraca akhir tahun” ( Sujoko dan Soebiantoro,2006).
Hasil Penelitian Oktarya et al ( 2014) menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi kualitas informasi laba perusahaan. Hal ini berarti bahwa struktur modal perusahaan tidak dapat menentukan kualitas informasi laba yang disajikan.
(36)
Perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi, berarti proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya akan cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk manajemen laba. Perusahaan dengan leverage tinggi akan menerapkan standar akuntansi yang menurunkan atau menaikkan laba yang dilaporkan. Hasil penelitian konsisten dengan hipotesis bahwa perusahaan dengan leverage yag tinggi cenderung mengatur laba yang dilaporkan. Dengan demikian, disimpulkan bahwa perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung mengatur labanya dibandingkan dengan perusahaan degan tingkat leverage lebih rendah.
Berdasarkan uraian di atas,maka hipotesisyang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut.
H4 : Leverage berpengaruh negative terhadap kualitas laba
2.1.7 Komite Audit dan Kualitas Laba
Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance) BEJ mewajibkan perusahaaan tercatat memiliki komisaris independen dan komite audit. Keanggotaan komite audit sekurang-kurangnya tiga anggota dan seorang di antaranya komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite. Sebaliknya, pihak lain adalah pihak ekstern yang independen dan sekurang-kurangnya salah seorang memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan.
(37)
Komite audit merupakan sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar, untuk mengerjakan pekerjaan tertentu untuk melakukan tugas-tugas khusus. Di dalam perusahaan, komite ini sangat berguna untuk menangani masalah-masalah yang membutuhkan integrasi dan koordinasi sehingga dimungkinkan permasalahan-permasalahan yang signifikan atau penting dapat segera teratasi.
Penelitian Setianingsih (2013) menunjukkan bahwa yang mendorong tercapainya fungsi komite audit bukanlah jumlah anggota yang ada dalam komite audit tersebut tetapi efektivitas pengawasan serta independensi para anggota komite audit tersebut.
Tugas komite audit meliputi menelaah kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan, menilai pengendalian internal, menelaah sistem pelaporan eksternal dan kepatuhan terhadap peraturan. Di dalam pelaksanaan tugasnya komite menyediakan komunikasi formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal, dan auditor internal. Adanya komunikasi formal antara komite audit, auditor internal, dan auditor eksternal akan menjamin proses audit internal dan eksternal dilakukan dengan baik. Proses audit internal dan eksternal yang baik akan meningkatkan akurasi laporan keuangan dan kemudian meningkatkan kepercayaan terhadap laporan keuangan.
Komite audit juga bertugas sebagai pihak penengah apabila terjadi selisih pendapat antara manajemen dan auditor mengenai interpretasi dan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk mencapai
(38)
keseimbangan akhir sehingga laporan lebih akurat. Komite audit yang beranggotakan pihak independen dan memiliki pengetahuan dalam bidang keuangan dan akuntansi cenderung mendukung pendapat auditor.
Adanya kewajiban dibentuknya komite audit pada perusahaan-perusahaan public oleh Bursa Efek Jakarta dalam pengaturan pencatatan No I – A, dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik menunjukkan bahwa BEJ ingin meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan sehingga dapat mengurangi aktivitas manajemen melalui akrual diskrisioner. mengenai pengawasan pada audit eksternal diharapkan dapat meningkatkan independensi auditor sehingga dapat memperbaiki efektivitas audit. Oleh karena itu, keberadaan komite audit yang cukup independen dapat membantu dalam mengurangi aktivitas manajemen laba.
Berdasarkan uraian di atas,maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
H5 : Komite audit berpengaruh negative terhadap kualitas laba.
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain terletak pada periode waktu data yang digunakan, defenisi operasional penelitian dan
(39)
penambahan variabel. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Penelitian
Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
Christian Paulus (2012) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba Variabel Independen: - Kepemilikan Institusional - Kepemilikan Manajerial Variabel Dependen: - Kualitas Laba Kepemilikan Manajerial berpengaruh negative terhadap kualitas laba. Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap kualitas laba. Irma Adriani (2011) Pengaruh Mekanisme Corporate governance terhadap kualitas laba dan nilai perusahaan Variabel Independen: - Kepemilikan Institusional - Kepemilikan Manajerial - Komisaris Independen Variabel Dependen: Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan -)Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kualitas laba. -)Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap Kualitas Laba. -)Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kualitas laba.
(40)
Pedi Riswandi (2014) Pengaruh Kepemilikan Manajerial,Prop orsi Komisaris Independen terhadap Kualitas laba Variabel Independen:
- Kepemilikan Manajerial - Komisaris Independen Variabel Dependen: Kualitas Laba -)Kepemilikan manajerial belum mampu meningkatkan kualitas laba -)Proporsi komisaris independen sudah mampu meningkatkan kualitas laba. Glovita Brelian Anggraini (2010) Pengaruh Kepemilikan Manajerial,Kepe milikan Institusional,lev erage dan Growth Terhadap Kualitas Laba Perusahaan Variabel Independen: - Kepemilikan Manajerial - Kepemilikan Institusional - Leverage - Growth Variabel Dependen: Kualitas Laba Perusahaan -)Kepemilikan Manajerial berpengaruh negative terhadap kualitas laba -)Kepemilikan
Institusional
berpengaruh negative terhadap kualitas laba -) Leverage
berpengaruh negative terhadap kualitas laba -)Growth
berpengaruh negative terhadap kualitas laba
(41)
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel-variabel dependen dan variabel-variabel independen. Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan masalah.
Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :
(42)
X1
X2 X3
H4 X4
X5
X6 Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, terlihat bahwa hubungan antara variabel independen dan variabel dependen adalah hubungan kausatif (sebab akibat). Di mana variabel independen yang telah ditentukan yaitu Kepemilikan Institusional (X1), Kepemilikan Manajerial (X2),Dewan Komisaris Independen (X3), Leverage
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL
KEPEMILIKAN MANAJERIAL
DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN
LEVERAGE
KOMITE AUDIT
KUALITAS LABA (Y)
(43)
(X4), dan Komite Audit (X5) dan Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit (X6) akan mempengaruhi variabel Kualitas Laba (Y).
(44)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini digolongkan pada penelitian kausatif.Penelitian kausatif merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat bagaimana pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perbankan yang sudah tercatat dalam bursa efek indonesia (BEI). Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan telah dipublikasikan secara umum kepada masyarakat dan bersumber dari www.idx.com. Data sekunder berupa laporan keuangan industri perbankan yang tercatat di bursa efek Indonesia priode tahun 2011-2012. Waktu penelitian dimulai dari Maret 2015 sampai dengan penelitian ini selesai.
(45)
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dari penelitian ini terletak pada perusahaan dan periodenya dimana dalam penelitian ini peneliti hanya dilakukan pada perusahaan perbankan dan pada periode 2011– 2012.
3.4 Populasi dan Sampel
“Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu. Sedangkan sampel merupakan bagian atau elemen-elemen dari populasi” (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002;115).
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan keuangan perusahaan perbankan tahun 2011-2012. Data dalam penelitian ini diambil dengan metode purposive sampling,dengan kriteria :
1. Perusahaan Perbankan.
2. Menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah serta menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit .
3. Di Listing selama tahun 2011-2012. (www.idx.co.id).
4. Menyajikan data-data yang lengkap terkait dengan semuavariabel yang diteliti.
Data dalam penelitian ini di analisis dengan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS for Windows
(46)
Tabel 3.1
Pemilihan Sampel Penelitian
No Kode Nama Kriteria Sampel
1 2 3 4
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk √ √ √ × -
2 BABP Bank ICB Bumi Putra Tbk √ √ × - -
3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk √ √ √ √ 1
4 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk √ √ √ × -
5 BBCA Bank Central Asia Tbk √ √ √ √ 2
6 BBKP Bank Bukopin Tbk √ √ √ √ 3
7 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk √ √ × - -
8 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk √ √ √ √ 4
9 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk √ √ √ √ 5
10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk √ √ √ × -
11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk √ √ √ × -
12 BCIC Bank Mutiara Tbk √ √ √ × -
13 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk √ √ √ √ 6
14 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk √ √ √ × -
15 BJBR Bank Jabar Banten Tbk √ √ × - -
16 BJTM
Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur
Tbk √ √ × - -
17 BKSW Bank Kesawan Tbk √ √ √ × -
18 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk √ √ × - -
(47)
20 BNBA Bank Bumi Arta Tbk √ √ √ × -
21 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk √ √ √ x -
22 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk √ √ √ √ 7
23 BNLI Bank Permata Tbk √ √ √ x -
24 BSIM Bank Sinar Mas Tbk √ √ √ √ 8
25 BSWD Bank Swadesi Tbk √ √ √ √ 9
26 BTPN
Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Tbk √ √ √ √ 10
27 BVIC Bank Victoria International Tbk √ √ √ √ 11
28 INPC Bank Artha Graha International Tbk √ √ √ √ 12
29 MAY
A
Bank Mayapada International Tbk √ √ √ √
13
30 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk √ √ √ × -
31 MEGA Bank Mega Tbk √ √ √ √ 14
32 NAGA Bank Mitraniaga Tbk √ √ × - -
33 NISP Bank NISP OCBC Tbk √ √ √ √ 15
34 NOBU Bank Nationalnobu Tbk √ √ × - -
35 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk √ √ √ √ 16
36 PNBS Bank Pan Indonesia Syariah Tbk √ √ × - -
37 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk √ √ √ x -
38 AGRS Bank Agris Tbk √ √ × - -
39 BBYB Bank Yudha Bakti √ √ × - -
(48)
41 DNAR Bank Dinar Indonesia √ √ × - -
3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel 3.5.1 Variabel Bebas (Independent Variable)
Penelitian ini menggunakan dua jenis variable, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Adapun definisi “variabel independen ialah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Sedangkan variabel dependen ialah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.” (Nur Indriantoro, Bambang Supomo, 2002:63).
Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Kepemilikan Institusional (X1) merupakan persentase jumlah kepemilikan lembar saham oleh lembaga atau institusi lain di luar perusahaan mengacu pada penelitian Boediono (2005)
KI = Jumlah saham Investor Institusional Jumlah saham yang beredar
b. Kepemilikan Manajerial (X2) diproksikan dengan persentase kepemilikan saham oleh direksi perusahaan mengacu pada penelitian Boediono (2005)
KM = Jumlah saham manajemen Jumlah saham yang beredar
(49)
c. Dewan Komisaris Independen (X3) Merupakan anggota komisaris yang berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik, tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau Perusahaan Publik, tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan Publik, Komisaris, Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik, dan tidak memiliki hubungan usaha baik langsung ataupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik. Rumus Perhitungan dewan komisaris independen mengacu pada penelitian Boediono (2005)
DKI = Jumlah Komisaris Independen Jumlah Komisaris Perusahaan
d. Leverage (X4) merupakan rasio keuangan perusahaan yang membandingkan antara total hutang dengan total aktiva perusahaan mengacu pada penelitian Givoly et al (2010)
Leverage = Total Hutang
Total Aktiva
e. Komite Audit (X5), Berdasarkan Surat Edaran dari Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. SE- 008/BEJ/12-2001 tanggal 7 Desember 2001 serta Pedoman Pembentukan Komite Audit menurut BAPEPAM perihal keanggotaan komite audit, disebutkan bahwa jumlah anggota komite audit sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang, termasuk ketua komite audit.
(50)
Variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan jumlah anggota komite audit yang dimiliki perusaahaan. Komite audit ditentukan dari ada atau tidaknya komite audit dalam perusahaan. Sehubungan dengan fungsi yang dimiliki komite audit, diindikasikan bahwa perusahaan yang memiliki komite audit mempunyai aktivitas manajemen laba yang lebih rendah intensitasnya dari pada perusahaan yang tidak mempunyai komite audit. Variabel ini merupakan variabel
dummy yaitu dengan menggunakan skala 1 untuk perusahaan yang memiliki komite audit yang memenuhi syarat dan skala 0 untuk perusahaan yang tidak memiliki komite audit yang memenuhi syarat, mengacu pada penelitian Suaryana ( 2004).
3.5.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)
“Variabel dependen ialah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen”. (Nur Indriantoro, Bambang Supomo, 2002:63).
Oleh karena itu, Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adal ah kualitas laba.
Kualitas laba merupakan suatu ukuran untuk mencocokkan apakah laba yang dihasilkan sama dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Kualitas laba semakin tinggi jika mendekati perencanaan awal atau melebihi
(51)
target dari rencana awal. Kualitas laba rendah karena dalam menyajikan laba tidak sesuai dengan laba sebenarnnya sehingga informasi yang di dapat dari laporan laba menjadi bias sehingga dampaknya menyesatkan kreditor dan investor dalam mengambil keputusan. Kualitas laba diukur dengan menyelidiki tingkat akrual diskresioner. Peneliti menggunakan model yang dimodifikasi (Jones, 1991 dalam Thohir dan Yuyetta.2013 ). Nilai absolut akrual diskresioner dipandang sebagai langkah kebalikan dari kualitas laba. Artinya, nilai absolut lebih tinggi dari akrual diskresioner menunjukkan kualitas laba yang lebih rendah.
TAC = NIit – CFOit ...(1)
Nilai total akrual (TA) diestimasi dengan persamaan regresi OLS sebagai berikut:
TAit/Ait-1 = β1 (1/Ait-1 ) + β2 (Δ Revit/Ait-1 ) + β3 (PPEit/Ait-1 ) + e …..(2) Dengan menggunakan koefisien regresi diatas nilai non discretionary
accruals.
(NDA) dapat dihitung dengan rumus :
NDAit = β1(1/Ait-1 ) + β2(ΔRevit/Ait-1-ΔRecit/Ait-1) + β3(PPEit/Ait-1) + e ...(3)
DAit = TAit /Ait-1 – NDAit-1 ...(4) Keterangan:
(52)
NI = Net income (laba bersih tahun t) CFO = Cash flow from operation tahun t Ait-1 = Total aset pada periode t-1
ΔREVit = Perubahan pendapatan antara tahun (t-1) dan tahun t PPEit = Gross Property, Plant, and Equipment tahun t
ΔRECit = Perubahan piutang bersih antara tahun (t-1) dan tahun t DAit = Discretionary accruals pada periode t
NDA = Non discretionary accruals
β1, β2, β3 = koefisien regresi
3.6 Metode Analisis Data
Dalam melakukan analisis data digunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu dengan mengumpulkan, mengolah dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh.Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik, yaitu uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, dan pengujian hipotesis.
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
“Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistic yang harus dipenuhi pada analisis regresi linier yang berbasis ordinary least square (OLS).” Situmorang dan Lutfi (2011;100). Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Syarat-syarat yang harus di penuhi adalah data tersebut harus terdistribusikan secara normal,
(53)
tidak mengandung multikoloniaritas, dan heterokidastisitas. Untuk itu sebelum melakukan pengujian regresi linier berganda perlu dilakukan lebih dahulu pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik tersebut terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
3.6.1.1 Uji Normalitas
“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.” (Ghozali,2013 : 160). Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data.Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal maka digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal.Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal.Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal.Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1. jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
2. jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi
(54)
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:
H0 : data residual berdistribusi normal, Ha : data residual tidak berdistribusi normal.
3.6.1.2 Uji Multikolinieritas
“Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).” (Ghozali,2013 :105 ). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance (tolerance value) dan nilai
Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. Dan sebaliknya jika tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terjadi gangguan multikolinieritas pada penelitian tersebut (Ghozali, 2013).
(55)
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. (Ghozali, 2013 :139).
Uji heterokedastisitas dapat dilakukan pengujian dengan menggunakan metode grafik, maka hanya perlu melihat adanya tidaknya pola tertentu yang terdapat pada scatterplot. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:
1) titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol, 2) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah,
3) penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali,
4) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
3.6.1.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu sama lainnya. (Ghozali,2013 :110).
Uji yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Run Test. Run Test dapat digunakan juga untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi
(56)
yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run Test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).
H0 : residual (res_1) random (acak) HA : residual (res_1) tidak random
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda karena analisis regresi digunakan untuk meneliti pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat serta menunjukkan arah hubungan variabel-variabel tersebut.
Berdasarkan pembahasan teori, data penelitian, variabel-variabel penelitian, dan penelitian terdahulu maka bentuk persamaan regresi berganda penelitian ini menggunakan model sebagai berikut:
Rumus : KL= α+β1 INT+β2 MANJ+β3 DKI+β4 LEV+β5 KAU+e Keterangan :
α : konstanta
β : koefisien regresi KL : Kualitas Laba
INT : Kepemilikan Institusional MANJ : Kepemilikan Manajerial DKI : Dewan Komisaris Independen
(57)
LEV : Leverage KAU : Komite Audit e : Error
Persamaan di atas kemudian dianalisis dengan SPSS dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05).
Analisis terhadap hasil regresi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
3.6.2.1 Uji Koefisien Determinan (R2 )
Menurut Ghozali (2013 :83), “Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable independen.” Koefisien determinasi (R2 )pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan sampai dengan satu. Nilai adjusted R2 yang mendekati satu berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Uji Determinasi, untuk melihat besarnya kontribusi pengaruh variabel bebas dan variabel terikat dapat dihitung dengan rumus :
(58)
3.6.2.2 Uji t (Uji Secara Parsial)
Menurut Ghozali (2013 :84),” uji parsial pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable penjelas /independen secara individual dalam menerangkan variasi variable dependen.” Tujuan dari uji parsial adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual.
Rumusan Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :
1. H0 diterima bila ttabel > thitung, atau dapat dilihat dari nilai
signifikansinya apabila > 0.05; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. 2. Ha diterima bila thitung> ttabel, atau dapat dilihat dari nilai
signifikansinya apabila < 0.05; artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
3.6.2.3 Uji F (Uji Secara Serentak)
“Uji pengaruh simultan pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependen /terikat.”(Ghozali,2013 :84). Rumusan hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
1. Terima H0 (tolak Ha) bila Fhitung ≤ Ftabel, atau dapat dilihat dari nilai
signifikansinya apabila > 0.05; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
(59)
2. Tolak H0 (terima Ha) bila Fhitung> Ftabel, atau dapat dilihat dari nilai
signifikansinya apabila < 0.05; artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
(60)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Penelitian ini bertujuan untk menguji pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit terhadap Kualitas Laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2012.
Dengan menggunakan teknik purposive sampling maka diperoleh sampel berjumlah 16 dari 41 perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2012. Perioda dalam penelitian ini meliputi tahun 2011-2012 sebagai penentuan dasar untuk menghitung kualitas laba.
Analisis dan pembahasan yang tersaji pada bab ini akan menunjukkan hasil dari analisis data berdasarkan pengamatan variabel bebas maupun variabel terikat yang digunakan dalam model analisis regresi untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, leverage, dan komite audit terhadap kualitas laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
(61)
4.2 Statistik Deskriptif
Menurut Situmorang dan Lutfi (2011 : 20) “Analisis Deskripsi merupakan analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan keadaan data secara umum.” Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Statistik deskriptif dari data-data dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 32 .3952 .9754 .706006 .1813401
X2 32 .0000 .5643 .102468 .1813650
X3 32 .4444 .7500 .580631 .0778761
X4 32 .8156 .9398 .888149 .0302752
X5 32 0 1 .53 .507
Y
32 -2.9170E4 3.2209
-3.770572E 3
8.0832448E3
Valid N (listwise)
(62)
Dari pengujian deskriptif statistik yang tersaji pada tabel menunjukkan hasil sebagai berikut:
a. Variabel Kepemilikan Institusional memiliki nilai terendah adalah 0,3952 %, nilai tertinggi 0,9754 % dengan nilai rata-rata 0,706006 % dan standar deviasi 0,1813401%
b. Variabel Kepemilikan Manajerial memiliki nilai terendah adalah 0,0000 %, nilai tertinggi 0,5643 % dengan nilai rata-rata 0,102468 % dan standar deviasi 0,1813650 %
c. Variabel Dewan Komisaris Independen 0,4444 % memiliki nilai terendah adalah 0,4444%, nilai tertinggi 0,7500% dengan nilai rata-rata 0,580631% dan standar deviasi 0,778761
d. Variabel Leverage memiliki nilai terendah adalah 0,8156%, nilai tertinggi 0,9398% dengan nilai rata-rata 0,888149% dan standar deviasi 0,0302752% e. Variabel Komite Audit memiliki nilai terendah adalah 0 nilai tertinggi 1
dengan nilai rata-rata 0,53 dan standar deviasi 0,507%
f. Variabel Kualitas Laba memiliki nilai terendah adalah -2.9170E4 dan nilai tertinggi 3.2209 dengan nilai rata-rata 3.770572E3 dan standar deviasi 8.0832448E3
(63)
4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas
“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”(Ghozali,2013 :160). Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal.
Tabel 4.2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 32
Normal Parametersa Mean 5.2451E3
Std. Deviation 4.98547E3
Most Extreme Differences Absolute .188
Positive .188
Negative -.150
Kolmogorov-Smirnov Z 1.063
Asymp. Sig. (2-tailed) .209
Berdasarkan tabel diatas dapat dideskripsikan besarnya Kolmograv-Smirnov (K-S) adalah 1,063 dan signifikansi 0,209. Hal ini menunjukkan
(64)
bahwa data tersebut telah terdistribusi normal karena nilai signifikansinya atau Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 yakni 0,209.
Selain uji Kolmograv-Smirnov, hasil uji normalitas juga dapat dilihat pada diagram histogram dan Normal Probability Plot yang ditampilkan pada gambar berikut ini:
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Grafik histogram pada gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa distribusi data memiliki kurva berbentuk lonceng dimana distribusi data tidak menceng ke kiri maupun menceng ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot.
(65)
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot
Gambar 4.2 merupakan grafik normal probability plot yang menunjukkan bahwa titik-titik data menyebar di sekitar garis diagonal. Hal tersebut menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini sejalan dengan pengujian yang menggunakan histogram dan model
Kolmograv-Smirnov yang juga menyatakan bahwa data telah terdistribusi secara normal.
4.3.2 Uji Multikolinearitas
“Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).” (Ghozali,2013:
(66)
105). Jika pada model regresi terjadi multikolinieritas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error menjadi tidak terhingga. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari:
1. Nilai tolerance dan lawannya 2. Variance Inflation Factor (VIF)
Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Selain itu juga, hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi,
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1(Constant) 78864.812 33185.438 2.376 .025
X1 -12280.558 6492.952 -.369 -1.891 .070 .721 1.388
X2 5376.421 6851.172 .162 .785 .440 .647 1.546
X3 499.561 14202.065 .006 .035 .972 .817 1.225
X4 -77288.651 36526.442 -.388 -2.116 .044 .817 1.224
X5 4132.423 2138.325 .347 1.933 .064 .850 1.177
(1)
DATA VARIABEL DEPENDEN KUALITAS LABA (Y)
No Kode
2011 TOTAL
AKRUAL PENDAPATAN PERUBAHAN PENDAPATAN
ASET AWAL TAHUN
1
BACA
-1212100 110444000 5176000 43994052
BBCA
-26410755 16836695 3899867 3244190693
BBKP
738272659 2101271 304746 474893664
BBNI
-9575938 13195814 1458131 2485805295
BBNP
9782156 293948580 69712148 52808921666
BDMN
-5313538 10849101 940651 1182065737
BNII
-1543435 4215548 487346 751304338
BSIM
-1133953 511637 93181 112321799
BSWD
-97746805492 96506364080 11143813956 157033176948910
BTPN
-144235 4635946 1096682 3452257311
BVIC
-136153481 171832111 53185648 1030485277312
INPC
-133380271035 583028835712 -3898833802 17063094176282
13
MAYA
-166115451 553771998 70745762 1010228763614
MEGA
-5546898 2706195 525666 5159696015
NISP
-345237 2255442 262253 50141559(2)
72 No Kode
2011
Y X1 X2 X3 a1 a2 a3 NDA DA
1
BACA
-0.27551453 0.00022 25.10430388 1.176522734
-2565.027 4.478
-97.704
-3.098210411 2.822695881
2
BBCA
-0.08140938 0.00003 0.051897982 0.012021078
-2565.027 4.478
-97.704
-1.019059072 1.019089072
3
BBKP
15.5460626 0.00021 0.04424719 0.006417142
-2565.027 4.478
-97.704
-0.967497185 0.967707185
4
BBNI
-0.03852248 0.00004 0.053084665 0.005865829
-2565.027 4.478
-97.704
-0.438002957 0.438042957
5
BBNP
0.00185237 0.00018 0.055662674 0.013200828
-2565.027 4.478
-97.704
-1.502221082 1.502401082
6
BDMN
-0.04495129 0.00084 0.091780861 0.007957688
-2565.027 4.478
-97.704
-2.521125912 2.521965912
7
BNII
-0.02054341 0.00013 0.056109726 0.006486666
-2565.027 4.478
-97.704 -0.71596734 0.71609734
8
BSIM
-0.10095575 0.00089 0.045551001 0.008295897
-2565.027 4.478
-97.704
-2.889438966 2.890328966
9
BSWD
-0.06224596 0.00063 0.061456035 0.007096471
-2565.027 4.478
-97.704
-2.034120494 2.034750494
10
BTPN
-0.00417799 0.00028 0.134287384 0.031767099
-2565.027 4.478
-97.704
-3.220641314 3.220921314
11
BVIC
-0.01321256 0.00097 0.016674873 0.005161223
-2565.027 4.478
-97.704
-2.917678287 2.918648287
12
INPC
-0.00781689 0.00058 0.034168998 -0.0002285
-2565.027 4.478
-97.704
-1.312381998 1.312961998
13
MAYA
-0.01644335 0.00098 0.054816495 0.007002945
-2565.027 4.478
-97.704
-2.952473908 2.953453908
14
MEGA
-0.10750436 0.00019 0.05244873 0.010187926
-2565.027 4.478
-97.704
-1.247890822 1.248080822
15
NISP
-0.00688525 0.00019 0.044981489 0.005230252
-2565.027 4.478
-97.704
-0.796944583 0.797134583
16
PNBN
-0.06880941 0.00091 0.045531683 0.006975225
-2565.027 4.478
-97.704
-2.811791096 2.812701096
(3)
No Kode
2012
TOTAL AKRUAL PENDAPATAN PERUBAHAN PENDAPATAN ASET AWAL TAHUN
1
BACA
16163000 431486000 45681000 46949392
BBCA
-15996584 21238123 3184287 3819083533
BBKP
-2043048000 2461706000 360435000 571834634
BBNI
99903 15458991 2263177 2990581615
BBNP
-756341898 388288761 94340181 66665101036
BDMN
939116000 12922108000 2073007000 1422922067
BNII
3621444 5313735 1098187 949191118
BSIM
226793533 780192000 268555000 166586569
BSWD
-2788258922 97662557251 1156193171 208042773921510
BTPN
-4641554 6071114 1435168 4665114111
BVIC
-239323671 338753664 166921553 1180256294212
INPC
59993111 465754000 105479000 2343027113
MAYA
-1028013557 742214112 188442114 1295120123214
MEGA
620577000 3342112000 635917000 6190902715
NISP
-1282878000 2556027000 300585000 59834397(4)
74 No Kode
2012
Y X1 X2 X3 a1 a2 a3 NDA DA
1
BACA
3.442643238 0.00002 91.90449546 9.729838875 2939.918 -0.25 1,811 17597.82088 -17594.378232
BBCA
-0.04188592 0.00026 0.055610522 0.00833783 2939.918 -0.25 1,811 15.85028655 -15.892172473
BBKP
-35.7279516 0.00017 43.04926409 6.303133478 2939.918 -0.25 1,811 11404.7122 -11440.440154
BBNI
0.000334059 0.00033 0.051692256 0.007567682 2939.918 -0.25 1,811 14.6623216 -14.661987545
BBNP
-0.11345395 0.00015 0.058244682 0.014151359 2939.918 -0.25 1,811 26.05453856 -26.167992516
BDMN
6.599911734 0.00007 90.81388477 14.56866162 2939.918 -0.25 1,811 26361.34851 -26354.74867
BNII
0.038152949 0.00001 0.055981719 0.011569714 2939.918 -0.25 1,811 20.96815643 -20.930003488
BSIM
13.61415549 0.00006 46.83403031 16.12104842 2939.918 -0.25 1,811 29183.68658 -29170.072429
BSWD
-0.00134023 0.00048 0.046943499 0.000555748 2939.918 -0.25 1,811 2.405884059 -2.40722429210
BTPN
-0.09949497 0.00021 0.130138596 0.030763835 2939.918 -0.25 1,811 56.29815315 -56.3976481211
BVIC
-0.02027726 0.00084 0.028701704 0.014142823 2939.918 -0.25 1,811 28.07500728 -28.0952845512
INPC
2.560495822 0.00042 19.87830188 4.501825864 2939.918 -0.25 1,811 8149.071831 -8146.51133513
MAYA
-0.07937592 0.00077 0.057308515 0.014550165 2939.918 -0.25 1,811 28.59975842 -28.6791343514
MEGA
10.02401475 0.00016 53.98424369 10.27179768 2939.918 -0.25 1,811 18589.19993 -18579.1759115
NISP
-21.4404768 0.00016 42.7183548 5.02361543 2939.918 -0.25 1,811 9087.558341 -9108.99881816
PNBN
-0.05760224 0.00008 0.043876784 0.003876601 2939.918 -0.25 1,811 7.244748409 -7.302350648(5)
No Kode
2013
TOTAL AKRUAL PENDAPATAN PERUBAHAN PENDAPATAN ASET AWAL TAHUN
1
BACA
-64415000 209042000 46867000 56661770002
BBCA
10066412 26425140 5187017 4429941973
BBKP
-5037000 2443840 -17835 656898304
BBNI
99903 15458991 2263177 2990581615
BBNP
-215799724 431168876 42880115 82122084886
BDMN
626192 13531043 608935 1557913087
BNII
1509045 5800847 487112 1157729088
BSIM
185686000 826360000 46168000 151518929
BSWD
-144004758292 141044430160 43381872909 254074099391010
BTPN
-1617287 7048449 977335 5909013211
BVIC
-275562817 477140892 138387228 1435284045412
INPC
173703000 998257000 172228000 2055877013
MAYA
298017174 1003372682 261158570 1716655187314
MEGA
-10299132000 2696051 -646061 6521910815
NISP
75782000 3139288 573261 79141737(6)
76 No Kode
2013
Y X1 X2 X3 a1 a2 a3 NDA DA
1
BACA
-0.01136834 0.00017 0.036892953 0.00827136 33584.623 0.187 0.722 5.722256815 -5.733625152
BBCA
0.02272358 0.00022 0.05965121 0.011709 33584.623 0.187 0.722 7.408225731 -7.385502163
BBKP
-0.07667854 0.00015 0.037202715 -0.0002715 33584.623 0.187 0.722 5.044454332 -5.121132874
BBNI
0.00033406 0.00033 0.051692256 0.00756768 33584.623 0.187 0.722 11.09805591 -11.09772185
BBNP
-0.02627792 0.00012 0.052503401 0.00522151 33584.623 0.187 0.722 4.043742825 -4.070020746
BDMN
0.00401943 0.00064 0.086853645 0.00390866 33584.623 0.187 0.722 21.5132224 -21.5092037
BNII
0.01303453 0.00086 0.050105393 0.00420748 33584.623 0.187 0.722 28.89518329 -28.88214888
BSIM
12.2549712 0.00065 54.53840352 3.04701221 33584.623 0.187 0.722 34.22862923 -21.9736589
BSWD
-0.05667825 0.00039 0.055513108 0.0170745 33584.623 0.187 0.722 13.12071171 -13.1773910
BTPN
-0.02736983 0.00016 0.119283013 0.01653973 33584.623 0.187 0.722 5.407787291 -5.4351571211
BVIC
-0.01919918 0.00007 0.033243656 0.0096418 33584.623 0.187 0.722 2.364101554 -2.3833007412
INPC
8.44909496 0.00048 48.5562609 8.37734942 33584.623 0.187 0.722 31.24908611 -22.799991213
MAYA
0.01736034 0.00058 0.058449285 0.01521322 33584.623 0.187 0.722 19.5009953 -19.48363514
MEGA
-157.915867 0.00015 0.041338361 -0.009906 33584.623 0.187 0.722 5.038271586 -162.95413915
NISP
0.95754785 0.00012 0.039666655 0.00724347 33584.623 0.187 0.722 4.042802212 -3.0852543616