PERBANDINGAN NILAI TUKAR BITCOIN DENGAN

PERBANDINGAN
NILAI TUKAR BITCOIN
DENGAN MATA UANG RUPIAH
INDONESIA IDR

Oleh:

SUKAHURIP FOUNDATION
REPUBLIK DANGDUTEROKE
Sumber website:
www.dangduteroke.com
WEBSITE PENAMBANG BITCOIN
MEMULAI USAHA JUAL BELI BITCOIN

2015

Abstract:
Hadirnya mata uang merupakan daya kreasi cipta manusia, di mulai dengan
sejarah barter yang menggagas pertukaran yang antar manusia, sejarah
perkembangan barter saat ini tidak jauh berbeda dengan sejarah uang,
pertumbungan keuangan saat ini merupakan salah satu parameter IPM d

Indonesia, tidak dapat dipungkiri nilai mata uang adalah parameter kebijakan
dalam pertukaran antara manusia, perbandingan mata uang saat ini yang dikenal
dengan kurs valuta asing, seiring perkembangan mata uang saat ini hadir pula
mata uang bitcoin yang mempunyai nilai tukar tinggi melebihi nilai tukar emas
dan perak, bahkan bitcoin juga mudah dapat dengan program affiliasi dan
menambang dari website, dan ini merupakan peluang usaha bagi para pengusaha
muda yang belum mempunyai peluang usaha dan bisa menjadi peluang usaha

Sumber :
Apa itu Bitcoin ? Sederet Pertanyaan sederhana terkait booming
nya mata uang digital yang berasal dari Jepang ini. Awal mula bitcoin
3 Januari 2009, Satoshi Nakamoto meluncurkan 31.000 baris kode
pemrograman dan mengumumkan lewat internet mata uang
buatannya yang disebut Bitcoin.
Kehadiran awal Bitcoin juga ditandai oleh 50 Bitcoin pertama di
dunia yang dihasilkan melalui sistem tersebut, yang kemudian hari
dikenal dengan sebutan "Genesis Block". Uniknya Nakamoto sendiri
yang menambang "Genesis Block" itu, pada 3 Januari 2009.
Bitcoin tidak berbentuk koin, uang kertas, perak, apalagi emas.
Ia tidak terlihat secara riil. Ia hanya mata uang digital. Nakamoto

dikenal sebagai pencipta Bitcoin. Mata uang yang sepenuhnya
dikendalikan oleh perangkat lunak. Setiap sepuluh menit atau lebih,
Bitcoin akan didistribusikan pada mereka yang melakukan
"penambangan".
Awalnya, Bitcoin populer di kalangan kriptografer, yaitu mereka
yang berkecimpung dalam penelitian penyandian (kriptografi). Tak
heran, kriptografi adalah pondasi tempat Bitcoin berdiri. Di masa
awalnya, Nakamoto pun aktif di komunitas kriptografer. Ia dilaporkan
cukup rajin membalas postingan di berbagai forum kriptografi.

Nakamoto sempat bersuara cukup keras, saat Wikileaks hendak
memanfaatkan Bitcoin untuk menerima sumbangan. Ketika itu,
Nakamoto memprotes rencana itu. Menurutnya Bitcoin belum siap
untuk perhatian sebesar itu. "Proyek ini butuh tumbuh perlahan agar
peranti lunaknya bisa diperkuat sambil jalan. Saya mengajukan pada
Wikileaks, tolong jangan gunakan bitcoin. Bitcoin adalah komunitas
beta yang masih balita. Anda tak akan mendapatkan (donasi melalui
bitcoin) lebih dari recehan saja, tapi dampak yang Anda bawa bisa
menghancurkan kami," tulis Nakamoto pada 5 Desember 2010.
Namun seiring waktu, mata uang digital milik Nakamoto itu

makin banyak dilirik untuk transaksi digital. Popularitasnya perlahan
menanjak hingga menarik perhatian kalangan yang lebih luas. Nilai
Bitcoin pun meningkat. Pada saat pertama kali diluncurkan, satu
Bitcoin hanya bernilai kurang dari 1 dollar AS. Tapi pada pertengahan
Desember 2013, satu Bitcoin berada pada kisaran 710 dollar AS.

Ke Mana Nakamoto?
Di balik kisah sukses mata uang digital ini, Nakamoto ternyata
memilih meninggalkan Bitcoin. Pada 12 Desember 2010, sekitar tujuh
hari setelah menyampaikan pendapatnya ke Wikileaks, Nakamoto
menuliskan pesan terakhir di forum. Tentunya, ketika itu tak ada yang
mengira hal itu jadi postingan terakhir Nakamoto. Ia masih cukup
rutin, walau semakin jarang, membalas email penggiat Bitcoin. Ketika
itu, pimpinan pengembangan Bitcoin dipegang oleh Gavin Andresen.
Pengembang yang satu ini awalnya terkenal dengan situs Bitcoin
Faucet (keran bitcoin) yang bertujuan membagi-bagikan 10.000
bitcoin secara gratis. Andresen menjadi satu-satunya yang masih bisa
berkomunikasi via email dengan Satoshi Nakamoto. Pada 26 April
2011, Andresen menyampaikan pesan dari sang pendiri. "Pagi ini
Satoshi menyarankan bahwa saya, dan kita (komunitas bitcoin), harus

mulai untuk tidak membesar-besarkan soal keberadaan 'pendiri yang
misterius' saat berbicara ke publik mengenai bitcoin," tulis
Andresen. Pada April 2011, kepada rekan-rekannya, Nakamoto pun
mengirim pesan bahwa ia "telah pindah mengerjakan hal-hal
lain". Sejak saat itu, nama Nakamoto menghilang dan tidak terlacak.
Upaya untuk menghubunginya yang dilakukan oleh para penggiat
Bitcoin pun tak menuai hasil. Sempat muncul spekulasi bahwa
Satoshi sebenarnya adalah peneliti kriptografi terkemuka. Beberapa
nama pun sempat "dicalonkan" sebagai identitas asli pria itu, namun
tak ada satupun yang mengaku.
Ada yang pernah menyebutkan, bahwa Satoshi Nakamoto hanyalah
nama samaran yang diambil dari nama perusahaan teknologi
Samsung, Toshiba, Nakamichi dan Motorola. Diduga, karena Bahasa
Inggris-nya yang sangat baik, Satoshi bahkan bukan berasal dari
Jepang. Bahkan, ia disebut bukan hanya satu orang. Salah satu teori
yang cukup banyak diterima adalah bahwa Satoshi Nakamoto
sebenarnya mewakili sebuah tim. Bitcoin disebut memiliki rancangan
yang sangat baik sehingga tampaknya tak mungkin dibuat oleh satu
orang saja. Siapakah Satoshi Nakamoto sebenarnya? Tampaknya, hal
itu jadi pertanyaan yang tak perlu diburu jawabannya. Hal yang lebih


penting adalah melihat hasil karyanya, dan bagaimana hal itu bisa
berpengaruh pada masyarakat saat ini.
Diakui atau tidak, demam Bitcoin sedang melanda dunia.
Cryptocurrency yang bersifat terdesentralisasi dan tidak diatur atau
dijamin oleh otoritas pusat ini ramai digunakan untuk bertransaksi di
berbagai negara, termasuk Indonesia. Meski memiliki sejumlah
kelebihan dibanding mata uang "konvensional", Bitcoin bukannya
tidak memiliki risiko. Ada beberapa ancaman yang mengintai para
pengguna uang virtual ini. Salah satunya berkaitan dengan persoalan
penyimpanan Bitcoin. Untuk bisa membelanjakan Bitcoin, pemilik
membutuhkan baris kode khusus bernama "private key". Baris kode
ini disimpan di dalam "wallet" atau dompet digital. Ketika akan dipakai,
barulah pemilik mengakses kode tersebut dan menggunakannya
untuk transaksi. Private key bisa disimpan secara lokal di komputer
maupun dicetak dengan printer. Persoalan muncul karena baris kode
ini bisa dicuri atau hilang. Apabila itu terjadi, maka semua Bitcoin yang
terasosiasi dengan private key bersangkutan akan raib selamanya
dari tangan pemilik. Kasus seperti ini beberapa terjadi dalam
beberapa bulan terakhir. Misalnya peristiwa yang menimpa Inputs.io.

Penyedia wallet online tersebut November lalu dibobol hacker
sehingga mengakibatkan para "nasabah" kehilangan Bitcoin senilai
1,2 juta dollar AS. Private key yang disimpan dalam "Cold Storage"
(komputer atau media penyimpanan yang tak terkoneksi ke internet)
pun memiliki kerentanan tersendiri. Seorang pria bernama James
Howells menyimpan 7.500 Bitcoin dalam wallet di dalam hard disk
komputernya. Ketika hard disk tersebut hilang, Howells terpaksa
merelakan
uang
virtual
senilai
jutaan
dollar
tersebut.

Untuk mengurangi risiko itu, CEO Bitcoin Indonesia Oscar
Darmawan sedikit berbagi tips.
Pengelola salah satu bursa Bitcoin terbesar di Indonesia ini
mengungkapkan bahwa dia membikin print-out dompet Bitcoin dalam
bentuk tercetak. "Lalu, agar aman, cetakan tersebut kami simpan

dalam safety deposit box," kata Oscar ketika ditemui usai acara
gathering Indonesia Bitcoin Community di Jakarta, Sabtu (18/1/2014)
kemarin.
Untuk melindungi wallet online, password yang kuat bisa
digunakan. Dapat pula ditambahi layanan otentikasi dua-faktor
macam Google Authenticator yang seringkali ditawarkan oleh dompet
berbasis web. Backup wallet juga diperlukan untuk berjaga-jaga
terhadap kemungkinan server bermasalah atau komputer/hard disk
rusak. Risiko financial Risiko lain terkait Bitcoin adalah nilai mata
uang ini sendiri yang terkenal sangat fluktuatif. Pada awal Januari
2013, misalnya, Bitcoin dihargai 13 dollar AS per keping (1 BTC).
Angka itu meroket ke lebih dari 1.100 dollar AS per keping pada
Desember tahun yang sama, lalu terpangkas menjadi hanya
setengahnya (sekitar 500 dollar AS), hanya dalam beberapa jam
setelah pelarangan transaksi Bitcoin di China. Ini membuat nilai
Bitcoin yang dimiliki menjadi tidak stabil dan menjadi masalah sendiri
bagi pelaku bisnis yang memakai mata uang virtual tersebut. Harga
barang dan nilai uang yang dibayarkan bisa naik atau turun dengan
tajam dalam waktu sangat singkat sehingga berpotensi merugikan
salah satu pihak yang terlibat dalam jual beli. Tiyo Triyanto dari IBC

mengatakan bahwa salah satu cara mengatasi fluktuasi harga
tersebut adalah dengan memakai penyedia jasa layanan finansial
Bitcoin semacam Artabit. "Pembeli, misalnya, membayar harga
barang yang telah ditentukan dalam bentuk Bitcoin kepada Artabit,
sisanya ditangani oleh mereka sehingga resiko bukan berada di
tangan pengguna." Dengan asumsi tidak terjadi fluktuasi berlebihan,
Bitcoin menawarkan keuntungan tersendiri untuk bisnis yang
memasarkan produk secara online karena hampir tak ada biaya
transaksi untuk pembeli dan penjual. Begitupun untuk keperluan
transfer uang yang dibuat mudah dan murah dibandingkan mata uang
konvensional. Seperti mata uang atau komoditas lain, perilaku

hoarding atau penimbunan juga terjadi dengan Bitcoin. Di India dan
China, misalnya, angka permintaan Bitcoin terbesar disinyalir berasal
dari spekulan yang mencari untung. Tak menutup kemungkinan
bahwa harga Bitcoin bisa crash apabila sejumlah besar koin virtual
tersebut dilepas dalam satu waktu, terlebih dengan kondisi Bitcoin
saat ini yang banyak disebut sedang mengalami bubble. Kurang
paham Risiko lain yang tak kalah penting datang dari kalangan
pengguna Bitcoin sendiri, yaitu kurangnya pemahaman mengenai sifat

dan cara kerja cryptocurrency ini. Oscar mengatakan bahwa dia
menangkap gejala adanya orang yang nekat berinvestasi di Bitcoin
tanpa didukung pengetahuan yang memadai. "Kami mendapat
permintaan beli sejumlah Bitcoin, tapi setelah itu pembelinya
mengontak dan baru bertanya apa itu Bitcoin," jelas Oscar. Dalam
kasus tersebut, dia menerangkan bahwa pihaknya biasanya menolak
transaksi agar tak disebut "menawarkan jalan pintas menjadi kaya".
Banyak yang mengalami kerugian karena menanam modal di Bitcoin
walau sebenarnya tak memahami mata uang tersebut. "Mereka tak
tahu kapan harus beli, jual, dan sebagainya. Sebelum investasi,
memang mutlak mengetahui seluk-beluk investasi tersebut," kata
Oscar lagi. Bitcoin memang bisa diperoleh melalui "penambangan"
atau mining. Tapi cara tersebut terbilang sangat lamban menghasilkan
Bitcoin bagi kebanyakan pengguna biasa. Mereka yang ingin cepat
memperoleh Bitcoin bisa langsung membeli lewat exchange sesuai
kurs yang berlaku, namun ini berisiko tinggi mengingat fluktuasi nilai
yang bisa sangat ekstrim. Agar lebih aman, Oscar menyarankan
investor pemula Bitcoin agar memakai uang yang memang sudah
disiapkan agar expendable. "Jangan pakai uang untuk belanja, nanti
pusing," katanya. Bitcoin sendiri bukan satu-satunya cryptocurrency

yang beredar di dunia. Saat ini tersedia puluhan mata uang digital
sejenis yang popularitas dan nilai masing-masingnya bervariasi.
Beberapa nama yang sering disebut antara lain Litecoin, Ripple,
Dogecoin, dan Coinye West yang dituntut atas pelanggaran merek
dagang oleh artis Hip-hop Kanye West. (kompas)
Dimana tempat pembelian dan penjualan bitcoin ? Bitcoin bisa
didapatkan di gerai indomaret. Meskipun sudah dianggap alat
pembayaran yang tidak didukung oleh negara, dalam hal ini Bank

Indonesia, ternyata penyebaran bitcoin tidak menyurut di Indonesia.
Bitcoin Indonesia yang sangat getol mensosialisasikan penggunaan
dan pengenalan bitcoin di tanah air mengumumkan kemudahan
pembelian bitcoin melalui lebih dari 10.000 gerai Indomaret yang
berlaku mulai September ini. Langkah ini merupakan hal yang
strategis mengingat gerai Indomaret tersedia di berbagai pelosok kota
dan selalu berlokasi di daerah padat penduduk. Indomaret berfungsi
sebagai tempat yang mengakomodasi berbagai metode pembayaran
konvensional, baik secara tunai maupun menggunakan kartu debit
atau kartu prabayar, yang selama ini kurang terwakili oleh
pembayaran secara online. Padahal kita semua tahu bahwa

kepemilikan dan penggunaan kartu kredit di Indonesia secara umum
masih terbatas di kota-kota besar. Skema pembayaran melalui gerai
ritel ini didukung oleh iPaymu. Untuk membayar transaksi pembelian
bitcoin melalui Indomaret, konsumen yang sudah memiliki akun di
situs Bitcoin Indonesia bisa memilih opsi top up Rupiah melalui
Indomaret. Meskipun menggandeng toko konvensional untuk
memudahkan pembayaran, perolehan bitcoin (secara virtual) tetap
dilakukan melalui sistem Bitcoin Indonesia. Di Indonesia sendiri
bitcoin bukanlah dianggap sebagai alat pembayaran sah. Meskipun
demikian Bank Indonesia tidak serta merta melarang penggunaan
bitcoin dan menyerahkan risiko penggunaan bitcoin sebagai alat
pembayaran ke pihak masing-masing. Tidak ada ancaman hukuman
bagi mereka yang menggunakan bitcoin untuk bertransaksi.
Yang jadi pertanyaan setelah bitcoin semakin mudah didapat adalah
untuk apa peruntukannya. Apakah bisa digunakan untuk transaksi
sehari-hari atau praktis sebagai komoditas yang bisa menjadi alat
spekulasi? Sebagai suatu alat pembayaran, bitcoin harus diterima
secara luas dan sejauh ini hal tersebut masih menjadi wacana di
Indonesia. Bitcoin Indonesia sendiri bersama Coin of Sale sudah
mencoba menjalankan kampanye “Pulau Bitcoin” di Bali sebagai
bentuk eksperimen sosial untuk mempromosikan penggunaan bitcoin
sebagai alternatif alat pembayaran di Pulau Dewata tersebut. Di
kawasan yang sama, coworking space Hubud Bali juga telah
menerima bitcoin sebagai salah satu alat pembayaran karena mulai

banyak anggotanya yang menerima pendapatan dalam bentuk bitcoin.
(kompas)