Materi ac inti itb .

MATERI PELATI HAN BERBASI S KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTI F SUB SEKTOR KENDARAAN RI NGAN MEMELI HARA/ SERVI S SI STEM A/ C ( AI R CONDI TI ONER) OTO.KR05.019.03

BUKU I NFORMASI

BAB I PENGANTAR

1.1. Konsep Dasar Competency Based Training ( CBT)

• Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?

Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.

• Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?

Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.

1.2. Penjelasan Modul

Desain Modul Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan I ndividual

/ mandiri : • Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.

• Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan

bantuan dari pelatih.

I si Modul

Buku I nformasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan

Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam pelatihan klasikal maupun pelatihan individual/ mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :

• Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi • Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan

peserta pelatihan.

• Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja.

Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta

pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : • Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.

• Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

• Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.

• Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. • Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.

• Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

Pelaksanaan Modul Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :

• Menyediakan Buku I nformasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

• Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. • Menggunakan Buku I nformasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan

pelatihan. • Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/ tanggapan dan

menuliskan hasil tugas praktiknya pada buku kerja

Pada pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan : • Menggunakan buku informasi sebagai sumber utama pelatihan

• Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku kerja • Memberikan jawaban pada buku kerja • Mengisikan hasil tugas praktik pada buku kerja • Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini ( RCC )

• Apakah pengakuan kompetensi terkini ( Recognition of Current Competency) Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.

Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah :

a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau

b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau

c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama.

1.4. Pengertian- Pengertian / I stilah

Profesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/ keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/ jabatan.

Standardisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

Penilaian / Uji Kompetensi

Penilaian atau uji kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang ( review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.

Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.

Sertifikat Kompetensi

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

Sertifikasi Kompetensi

Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi.

BAB I I STANDAR KOMPETENSI

2.1. Peta Paket Pelatihan

Untuk mempelajari modul ini dilengkapi dengan modul-modul lain yang berhubungan, antara lain :

2.1.1. Modul 05-02-03, Perbaikan ringan pada rangkaian / system kelistrikan

2.1.2. Modul 05-07-03, Memasang ,menguji, dan memperbaiki system wiring

2.1.3. Modul 05-08-03, Memasang ,menguji, system pengaman kelistrikan

2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi

Apakah Unit Standar Kompetensi?

Setiap Standar Kompetensi menentukan :

a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi.

b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.

c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.

Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Standar Kompetensi ini? Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk “Menerapkan prosedur-prosedur mutu” .

Berapa lama Unit Standar Kompetensi ini dapat diselesaikan?

Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.

Berapa banyak/ kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi?

Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/ kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/ kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3. Unit Standar Kompetensi Kerja Yang dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

• mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. • mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. • memeriksa kemajuan peserta pelatihan. • menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 Judul Unit

Memelihara/ Servis Sistem A/ C ( Air Conditioner)

2.3.2 Kode Unit

OTO.KR05.019.03

2.3.3 Deskripsi Unit

: Unit ini mengidentifikasikan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemeliharaan/ servis sistem A/ C pada

kendaraan dan pendataan kondisi kerja.

2.3.4 Elemen Kompetensi

2.3.5 Kriteria Unjuk Kerja ELEMEN KOMPETENSI KRI TERI A UNJUK KERJA

1.1 Pemeliharaan/ servis sistem A/ C dilaksanakan sistem A/ C

01. Memelihara/ servis

tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya.

1.2 I nformasi yang benar diakses dari spesifikasi

pabrik dan dipahami.

1.3 Sistem diuji kemampuannya dan menentukan prosedur pemeliharaan/ servis A/ C yang sesuai.

1.4 Pemeliharaan/ servis sistem dan komponen dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi pabrik kendaraan.

1.5 Seluruh

kegiatan pemeliharaan/ servis dilaksanakan berdasarkan SOP ( Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan.

1.6 Sistem diuji dan hasilnya dicatat sesuai dengan

prosedur dan kebijakan perusahaan.

2.3.6 Batasan Variabel

1. Batasan Konteks

Standar kompetensi ini digunakan untuk sistem A/ C yang dipasang pada kendaraan ringan.

2. Sumber informasi/ dokumen dapat termasuk:

2.1. spesifikasi pabrik kendaraan

2.2. SOP ( Standard Operation Procedures) perusahaan

2.3. kebutuhan pelanggan

2.4. persyaratan di tempat kerja/ industri

2.5. peraturan pemerintah mengenai kelaikan kendaraan

2.6. lembaran data keamanan bahan

3. Pelaksanaan K 3 harus memenuhi:

3.1. undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

3.2 ketentuan di bidang industri.

4. Sumber- sumber dapat termasuk:

peralatan tangan/ hand tools, perlengkapan pendeteksi kebocoran refrigerant, suku cadang, thermometer, evakuasi, perlengkapan recovery refrigerant dan recycling, perlengkapan pengisian refrigerant, refrigerant, oli refrigerant

5. Kegiatan:

Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus meliputi:

5.1. penyetelan

5.2. mendeteksi kebocoran refrigerant

5.3. pengujian kemampuan

6. Variabel terapan lainnya termasuk:

Sistem pengontrol temperatur

2.3.7 Panduan Penilaian

1. Konteks:

1.1. Pengetahuan dan ketrampilan dasar dapat dinilai melalui pekerjaan dan tidak melalui pekerjaan.

1.2. Penilaian ketrampilan dapat dilakukan setelah periode pelatihan yang diawasi dan pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika kondisi tempat kerja tidak memungkinkan, penilaian dapat dilakukan melalui simulasi.

1.3. Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa pengawasan langsung.

2. Aspek- aspek penting:

Kompetensi penting diamati secara menyeluruh agar mampu menerapkan kompetensi pada keadaan yang berubah-ubah dan merespon situasi yang berbeda pada beberapa aspek-aspek berikut: memelihara/ servis A/ C pada kendaraan dan pencatatan prosedur kerja.

3. Pengetahuan dasar:

3.1. undang-undang K 3

3.2. menangani refrigerant dengan aman

3.3. kode area tempat kerja

3.4. undang-undang pemerintah

3.5. prinsip-prinsip kerja (siklus dasar refrigerant)

3.6. persyaratan keamanan perlengkapan/ kerja

3.7. prosedur perawatan/ pemeliharaan perlengkapan

4. Penilaian praktek:

4.1. mengakses, memahami dan menerapkan informasi teknik

4.2. menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dan aman

4.3. memelihara catatan/ data pelanggan/ perusahaan

4.4. melakukan servis sesuai dengan kode area tempat kerja dan undang- undang pemerintah

4.5. melakukan pengujian sistem A/ C

5. Unjuk Kerja dari ketrampilan yang diperlukan:

5.1. melaksanakan tugas rutin dengan prosedur yang ditetapkan dimana kemajuan ketrampilan seseorang diawasi secara berkala oleh pengawas.

5.2. melaksanakan tugas yang lebih luas dan sulit dengan peningkatan kemandirian dan tanggung jawab individu. Hasil pekerjaan diperiksa oleh pengawas.

5.3. melaksanakan tugas kompleks dan non rutin.

5.4 menjadi mandiri dan bertanggung jawab pada pekerjaan lain.

2.3.8 Kompetensi Kunci

No Kompetensi Kunci Dalam Unit ini Tingkat

1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi

2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi

3 Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas

4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok

5 Menggunakan ide-ide dan tehnik matematika -

6 Memecahkan masalah

7 Menggunakan teknologi

BAB I I I STRATEGI DAN METODE PELATI HAN

3.1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Persiapan / perencanaan

a. Membaca bahan/ materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.

b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.

d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.

Permulaan dari proses pembelajaran

a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar.

b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda.

Pengamatan terhadap tugas praktik

a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan.

I mplementasi

a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.

c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.

Penilaian • Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.

3.2. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai

dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

Belajar Berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ ahli dari tempat kerja.

Belajar tersetruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.

BAB I V MATERI UNI T KOMPETENSI

Uraian Materi

o Nama- nama komponen utama AC ( Air Conditioners )

AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian peralatan (komponen) yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman. Rangkaian peralatan (komponen) tersebut adalah :

a. Compressor

Gambar 1. Compressor

Compressor

Berfungsi untuk memompakan refrigrant yang berbentuk gas agar tekanannya meningkat sehingga juga akan mengakibatkan temperaturnya meningkat.

b. Condenser

Gambar 2. condenser

Condenser

Berfungsi untuk menyerap panas pada refrigerant yang telah dikompresikan oleh kompresor dan mengubah refrigrant yang berbentuk gas menjadi cair ( dingin ).

c. Dryer/ receifer

Gambar 3. Receifer

Dryer/ receifer

Berfungsi untuk menampung refrigerant cair untuk sementara, yang untuk selanjutnya mengalirkan ke evaporator melalui expansion valve, sesuai dengan beban pendinginan yang dibutuhkan. Selain itu Dryer/ receifer juga berfungsi sebagai filter untuk menyaring uap air dan kotoran yang dapat merugikan bagi siklus refrigerant.

d. Expansion valve

Gambar . Expznsion valve

Expansion valve

Berfungsi Mengabutkan refrigrant kedalam evaporator, agar refrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas.

e. Evaporator

Gambar 5. Evaporator

Evaporator

Merupakan kebalikan dari condenser Berfungsi untuk menyerap panas dari udara yang melalui sirip-sirip pendingin evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin

f. Blower

Gambar 6. Blower

2. Cara kerja komponen AC

a. Compressor

Compressor terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

1) Compressor

2) Kopling magnet ( Magnetic Clutch )

1) Compressor

Kompresor digerakkan oleh tali kipas dari puli engine. Perputaran kompresor ini akan menggerakkan piston/ vane dan gerakan piston/ vane ini akan menimbulkan tekanan bagi refrigerant yang berbentuk gas sehingga tekanannya meningkat yang dengan sendirinya juga akan meningkatkan temperaturnya.

Jenis kompresor ini dapat dipilahkan seperti dibawah ini :

Tipe Crank

Tipe Reciprocating

Tipe Sw ash plate

Tipe Rotary Tipe Through vane

Tipe Reciprocating mengubah putaran crankshaft menjadi gerakan bolak- balik pada piston.

Tipe Crank :

Pada tipe ini sisi piston yang berfungsi hanya satu sisi saja, yaitu bagian atas. Oleh sebab itu pada kepala silinder ( valve plate ) terdapat dua

katup yaitu katup isap

(suction) dan katup penyalur (Discharge). Lihat gambar mekanis kompresi.

Pada langkah turun, refrigerant masuk kedalam ruang silinder dari evaporator, dan pada langkah naik refrigerant keluar dari ruang silinder menuju ke condenser dengan tekanan meningkat dari 2,1 kg/ cm 2 menjadi

15 kg/ cm 2 yang mengubah temperatur dari 0 o

C menjadi 70 o C.

Tipe Sw ash Plate :

Terdiri dari sejumlah piston dengan interval

72 o untuk kompresor 10 silinder dan interval 120 o untuk kompresor 6 silinder. Kedua sisi ujung piston pada tipe ini berfungsi, yaitu apabila salah satu sisi melakukan langkah kompresi maka sisi lainnya melakukan langkah isap ( lihat bagan gambar mekanis kompresi )

Tipe Through Vane :

Tipe through vane ini terdiri atas dua vane yang integral dan saling tegak lurus. Dan bila rotor berputar vane akan bergeser pada arah radial sehingga ujung-ujung vane akan selalu bersinggungan dengan permukaan dalam silinder. (lihat bagan gambar mekanis kompresi)

Gambar 1 : Adalah langkah awal isap dimana refrigerant masuk melalui lubang isap.

Gambar 2 :

Akhir langkah isap dimana lubang pengisapan telah tertutup.

Gambar 3 :

Awal langkah kompresi dimana refrigerant mulai dikompresi kan untuk menaikkan tekanan.

Gambar 4 :

Langkah kompresi penuh.

Gambar 5 :

Langkah penyaluran / pengosongan refrigerant dari silinder ke saluran keluar menuju ke condenser melalui katup tekan (discharge valve)

Gambar 6 :

Penyaluran refrigerant selesai, ruang vane akan memulai dengan awal langkah isap lagi. Pada aktualnya through vane yang membentuk empat ruang, bekerja secara bergantian, sehingga proses diatas akan berjalan terus menerus secara berkesinambungan.

b. Kopling magnet ( Magnetic Clutch )

Kopling magnet adalah perlengkapan kompressor yaitu suatu alat yang dipergunakan untuk melepas dan menghubungkan kompressor dengan putaran mesin. Peralatan intinya adalah : Stator, rotor dan pressure plate. Sistem kerja dari alat ini adalah elektro magnetic.

Cara kerjanya :

Puli kompressor selalu berputar oleh perputaran mesin melalui tali kipas pada saat mesin hidup. Dalam posisi switch AC off, kompressor tidak akan berputar, dan kompressor hanya akan berputar apabila switch AC dalam posisi hidup (on) hal ini disebabkan oleh arus listrik yang mengalir ke stator coil akan mengubah stator coil menjadi magnet listrik yang akan menarik pressure plate dan bidang singgungnya akan bergesekan dan saling melekat dalam satu unit ( Clutch assembly ) memutar kompresor.

Konstruksi : Puli terpasang pada poros kompressor dengan bantalan diantaranya menyebabkan puli dapat bergerak dengan bebas. Sedang stator terikat dengan kompressor housing, pressure plate terpasang mati pada poros kompressor. ( lihat gambar )

Tipe Kopling Magnet

Tipe F Tipe G

Tipe R

Tipe P

Condenser

Refrigerant yang masuk kedalam condenser oleh karena tekanan kompresor masih dalam bentuk gas dengan temperatur yang cukup tinggi (80 o C).

Temperatur yang tinggi dari refrigerant yang berada dalam condenser yang bentuknya berliku- liku akan mengakibat kan terjadinya pelepasan panas oleh refrigerant. Proses pelepasan panas ini di permudah dengan adanya aliran udara baik dari gerakan mobil maupun isapan fan yang terpasang dibelakang condenser. Semakin baik pelepasan panas yang di hasilkan oleh condenser se makin baik pula pendinginan yang akan dilakukan oleh evaporator.

Pada ujung pipa keluar condenser refrigerant sudah tidak berbentuk gas lagi akan tetapi sudah berubah menjadi refrigerant cair dengan temperatur 57 o

C (cooled liquid)

Receifer / Dryer.

Refrigerant dari condenser masuk ke tabung receifer melalui lubang masuk ( inlet port ), kemudian melalui dryer, desiccant dan filter refrigerant cair naik

dan keluar melalui lubang keluar ( outlet port ) menuju ke expansion valve. Dryer, desiccant maupun filter berfungsi untuk mencegah kotoran yang dapat menimbulkan karat maupun pembekuan refrigerant terutama pada expansion valve yang mana akan mengganggu siklus dari refrigerant.

Bagian atas dari receifer/ dryer disediakan gelas kaca ( sight glass ) yang berfungsi untuk melihat sirkulasi refrigerant.

Expansion valve

Oleh karena fungsi dari expansion valve ini untuk mengabutkan refrigerant kedalam evaporator, maka lubang keluar pada alat ini berbentuk lubang kecil ( orifice ) konstan atau dapat diatur melalui katup ( valve ) yang pengaturannya menggunakan perubahan temperatur yang dideteksi oleh sebuah sensor panas. Berdasarkan pengaturan pengabutan ini expansion valve dibedakan menjadi :

™ Expansion valve tekanan konstan ™ Expansion valve tipe thermal

Pada gambar disamping adalah cara kerja expansion valve tipe thermal.

Pembukaan valve sangat bergantung dari besar kecilnya tekanan Pf dari Heat sensitizing tube. Bila temperatur lubang keluar ( out let ) evaporator dimana alat ini ditempelkan meningkat, maka tekanan Pf > dari tekanan Ps + Pe, maka refrigerant yang disemprotkan akan lebih banyak. Sebaliknya bila temperatur lubang keluar ( out let ) evaporator menurun maka tekanan Pf < Ps + Pe, maka refrigerant yang disemprotkan akan lebih sedikit.

• Ps : tekanan pegas • Pe : tekanan uap didalam evaporator

Evaporator

Perubahan zat cair dari refrigerant menjadi gas yang terjadi pada evaporator akan berakibat terjadi penyerapan panas pada daerah sekelilingnya, udara yang melewati kisi- kisi evaporator panasnya akan terserap sehingga dengan hembusan blower udara yang keluar keruang kabin mobil akan menjadi dingin.

Ada tiga tipe Evaporator yang terbuat dari aluminium yaitu :

Tipe Plate Fin

Tipe Serpentine fin

Tipe Drwan Cup

3.Rangkaian / siklus sistem AC pada mobil

1. Peralatan tambahan yang terdapat pada rangkaian sistem AC mobil.

Peralatan tambahan yang menunjang terlaksananya proses sistem pendinginan, dan juga merupakan peralatan pokok yang harus ada meskipun tidak termasuk komponen utama, adalah :

a. Pressure Sw itch

Presure switch ini berfungsi untuk mengontrol tekanan yang terjadi pada sisi tekanan tinggi, bila tekanan siklus refrigerant terlalu berlebihan, baik terlalu tinggi (27 kg/ cm2) maupun terlalu rendah (2,1 kg/ cm2) maka secara otomatis akan menyetop switch sehingga magnetic clutch menjadi off. Kondisi tekanan yang tidak normal ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada berbagai komponen yang lain. Letak pressure switch ada diantara receifer dan expansion valve ( lihat gambar dibawah )

Tipe Pressure switch ini ada dua macam yaitu :

Tipe dual, yang meng gunakan satu switch untuk dua keadaan yaitu terlalu tinggi atau terlalu rendah

Tipe single, dengan switch terpisah.

Gambar tipe dual Gambar tipe dual

Untuk menghidari berkurangnya efek pendinginan yang disebabkan pembekuan air yang ada di fin pada evaporator yang terlalu dingin <

0 o C, dapat dipasangkan peralatan ini yang terdiri atas dua jenis, yaitu

Tipe Thermistor

yang dipasangkan pada fin evaporator, dan bekerja berdasarkan sinyal thermistor yang mengontrol temperatur fin. Bila temperatur fin menurun < 0 o

C, maka magnetic clutch akan mati

dan kompresor akan berhenti berputar.

Tipe EPR ( Evaporator Pressure Regulator ) dipasangkan diantara eva porator dan kompresor, (lihat gambar) Tipe ini mengatur jumlah refrigerant yang mengalir dari evapo rator ke kompresor, dan menjaga agar tekanannya tidak kurang dari 1,9 kg/ cm2, sehingga akan menjaga temperatur fin eva porator tidak turun < 0 o C.

c. Stabilizer putaran mesin

Peralatan ini berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui sensor pendeteksi RPM mesin yang dipasangkan pada arus primer ignition coil sehingga putaran idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati.

Prinsip kerja dari mekanis peralatan ini adalah ketika RPM mesin drop hingga mencapai batas minimum, akan menghentikan magnetic clutch, sehingga kompresor berhenti bekerja dan RPM mesin akan normal kembali.

d. Peralatan idle up

Digunakan untuk meningkatkan RPM mesin pada kondisi idle dan AC dalam keadaan hidup. Tanpa alat ini mesin akan menjadi sangat berat karena harus mengangkat beban kompresor sehingga mesin akan sering mati dan kenyamanan berkendaraan akan menjadi terganggu. Alat ini penggunaannya tergantung dari tipe dan jenis bahan bakarnya.

untuk jenis mobil konvensional (menggunakan karburator) digunakan vacuum switching valve (VSV) serta sebuah actuator untuk membuka throttle, sehingga putaran mesin akan meningkat pada putaran idle dan AC dalam keadaan hidup. (lihat gambar)

Untuk mobil EFI , digunakan VSV yang dilengkapi diapraghma yang menyebabkan udara akan melalui surge tank, dan ECU akan

menginjeksikan sejumlah tambahan bahan bakar sesuai dengan udara bypass, sehingga idling mesin akan meningkat.

e. Sistem pelindung tali penggerak kompressor

Alat ini digunakan untuk melindungi tali penggerak kompresor, yaitu pada saat kompresor mengalami kemacetan. Bila hal ini terjadi maka magnetic clutch dan VSV idle up akan off secara otomatis dan indikator lampu AC akan berkedip untuk memberitahukan kerusakan yang terjadi pada sistem pendingin.

Alur kerja sistem pelindung tali penggerak kompresor.

Letak dan prinsip kerja pelindung tali penggerak kompresor.

f. Sistem kontrol kompressor dua tingkat ( mode ekonomi)

AC tipe airmix, dengan kompresor berputar pada beban penuh yang temperaturnya mencapai batas limit hingga terjadi pembekuan pada fin evaporator ( 3 o C), hal ini akan banyak menyerap tenaga mesin. Dengan menggunakan peralatan ini dan diset pada switch ekonomi akan menghemat banyak pemakaian karena kompresor akan off pada 10 o C

temperatur fin bukan 3 o

C seperti pada

keadaan normal.

g. Magnetic valve

Terletak antara receifer dan expansion valve dan dipakai pada sistem pendingin tipe dual. Pengontrol temperatur ini bekerja dengan cara membuka dan menutup magnetic valve yang secara paralel akan bekerja membuka dan menutup siklus pendingin.

4. Letak komponen utama dan perlengkapan tambahan AC Mobil.

Letak komponen pada AC mobil sangat bergantung dari jenis mobilnya, namun demikian perbedaan letak ini tidaklah mempengaruhi urutan dari komponen tersebut, contoh gambar dibawah menunjukkan letak masing-masing komponen baik utama maupun tambahan pada mobil jenis sedan maupun minibus yang memiliki ruang mesin dibagian depan.

5. Siklus Pendinginan AC Mobil.

Siklus Pendinginan Air Conditioners merupakan suatu rangkaian yang tertutup. Siklus pendinginan yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Kompresor berputar menekan gas refrigerant dari evaporator yang bertemparatur tinggi, dengan bertambahnya tekanan maka temperaturnya juga semakin meningkat, hal ini diperlukan untuk mempermudah pelepasan panas refrigerant.

b. Gas refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi masuk kedalam kondenser. Di dalam kondenser ini panas refrigerant dilepaskan dan terjadilah pengembunan sehingga refrigerant berubah menjadi zat cair.

c. Cairan refrigerant diatampung oleh receifer untuk disaring sampai evaporator membutuhkan refrigerant.

d. Expansion valve memancarkan refrigerant cair ini sehingga berbentuk gas dan cairan yang bertemperatur dan bertekanan rendah.

e. Gas refrigerant yang dingin dan berembun ini mengalir kedalam evaporator untuk mendinginkan udara yang mengalir melalui sela-sela fin evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin seperti yang dibutuhkan oleh para penumpang mobil.

f. Gas refrigerant kembali kekompresor untuk dicairkan kembali di condenser.

Sisi yang bertekanan tinggi Sisi yang bertekanan rendah

6. Manifold Gauge.

Manipol pengukur adalah alat yang berfungsi selain untuk mengosongkan/ mengisi refrigerant juga sebagai alat untuk mengidentifikasi gangguan. Konstruksi yang istimewa dari alat ini harus dipelajari secara seksama agar penggunaannya menjadi optimal dan terhindar dari kesalahan pemakaian. Penjelasan berikut menggunakan manipol pengukur model keran seperti pada gambar dibawah dengan 4 nipel penghubung ( ada yang hanya menggunakan 3 niple penghubung, yang perbedaannya pada niple no 4 tidak ada )

a. Kondisi Hubungan saluran manifold gauge. 1)

Keran katup tekanan rendah terbuka dan keran katup tekanan tinggi menutup.

Dalam kondisi ini : Niple 2,3,4 dan pengukur tekanan rendah saling berhubungan. Niple 1 hanya terhubung dengan pengukur tekanan tinggi.

2) Keran katup tekanan rendah tertutup dan keran katup tekanan tinggi membuka.

Dalam kondisi ini : Niple 1,2,4 dan pengukur tekanan tinggi saling berhubungan. Niple 3 hanya terhubung dengan pengukur tekanan rendah.

3)

Kedua keran katup terbuka.

Dalam Kondisi ini : Semua niple penghubung dan pengukur saling berhubungan.

4)

Kedua keran katup tertutup.

Dalam kondisi ini : Niple 1 berhubungan dengan pengukur tekanan tinggi.

Niple 3 berhubungan dengan pengukur tekanan rendah.

7. Mengisi Refrigerant pada sistem AC Mobil. Mengenal Refrigerant ( Zat pendingin )

Refrigerant atau zat pendingin mempunyai kemampuan menyerap panas dalam jumlah yang besar dan pada proses itu disertai dengan perubahan wujud yaitu dari cair menjadi

Zat pendingin yang sering digunakan pada

gas.

sistem AC mobil adalah R 12 atau juga dikenal dengan CFC 12 (fluorinated hydrocarbon). Kele bihan zat pendingin ini antara lain :

R 12

mendidih pada –29,8 o

C dalam tekanan atmosfir.

Stabil pada temperatur baik tinggi maupun rendah. Tidak menimbulkan reaksi terhadap logam. dapat larut bila dicampur dengan minyak. kurang bereaksi terhadap karet. tidak berwarna dan tidak berbau.

Kekurangannya adalah dapat mempengaruhi penipisan lapisan ozon pada atmosfir bumi yang menjaga terjadinya radiasi sinar ultra Violet dari matahari dan menimbulkan efek rumah kaca.

Refrigerant (Zat Pendingin) lain yang sekarang banyak dijumpai dan lebih ramah terhadap ozon serta memiliki efektifitas pendinginan lebih baik adalah HFC 134a. Refrigerant yang dipakai sebagai alternatif pengganti lainnya adalah: ternary blend yang merupakan campuran dari zat pendingin yang berbeda seperti : HCF22,HFC152a dan HCFC124 dan yang sudah sangat kita kenal yaitu gas alam cair ( LPG ) meskipun zat ini sangat mudah terbakar, sehingga pada beberapa negara tertentu penggunaan LPG ini tidak diijinkan lagi.

Mengenal pelumaKompressor.

Pelumas kompresor diperlukan untuk melumasi bantalan-bantalan serta bidang permukaan yang saling bergesekan. Oleh karena pelumas pada kompresor ikut bersirkulasi dengan refrigerant, maka dibutuhkan oli khusus untuk kompresor. Salah satu contoh oli khusus untuk kompresor

Oli kompresor terdiri dari berbagai tingkatan dan jenis yang diolah sedemikian rupa sehingga menghindari timbulnya busa dan belerang. Selain itu oli kompresor sangat bergantung dengan jenis refrigerant yang digunakan dan secara spesifik dapat diuraikan : Oli kompresor terdiri dari berbagai tingkatan dan jenis yang diolah sedemikian rupa sehingga menghindari timbulnya busa dan belerang. Selain itu oli kompresor sangat bergantung dengan jenis refrigerant yang digunakan dan secara spesifik dapat diuraikan :

Jumlah oli kompresor baik dalam keadaan kosong maupun sebagai tambahan karena penggantian komponen.

kosong (pemasangan baru)..... 100 cc ganti receifer.......................... 20 cc ganti condenser ..................... 40 – 50 cc ganti evaporator .................... 40 – 50 cc

8. Cara mengisi refrigerant.

Sebelum mengisi refrigerant sistem rangkaian harus dalam keadaan kosong, tidak ada udara ataupun uap air yang tersisa didalamnya. Untuk mengosongkan sistem rangkaian ini lakukanlah langkah pengosongan dengan menggunakan alat Vacuum pump.

Prosedur pengosongan :

Tutup kedua katup manifold gauge. pasang manifold gauge ke kompresor dengan selang merah ke nipel tekanan tinggi dan selang biru ke nipel tekanan rendah serta selang hijau ke pompa vakum.

(lihat gambar)

Bukalah salah satu katup manifold dan hidupkan pompa vakum. bacalah ukuran pada vakum gauge, hingga menunjukkan angka + / - 600 mmHg ( 23,62 inHg; 80 kPa ) bukalah sisi katup manifold yang lain agar vakum bekerja dari dua sisi untuk lebih mengefisienkan kerja pompa vakum.

bersih dari udara maupun uap air dengan angka penunjuk berada pada angka 750 mmHg ( 29,53 in Hg; 99,98 kPa ) biarkan pompa vakum tetap hidup kurang lebih selama 30 menit. tutup kedua katup manifold sebelum mematikan pompa vakum. tunggu kurang lebih 15 menit dan amati angka penunjuk meteran. Bila terjadi penurunan maka berarti dalam sistem rangkaian masih terjadi kebocoran. cari kebocoran dengan alat deteksi kebocoran sampai ditemukan dan perbaiki.

Pengisian refrigerant.

Sebelum memulai pengisian refrigerant pastikan langkah-langkah berikut sudah dilakukan :

Rangkaian sistem masih terpasang dengan benar. Selang masih terpasang dengan manifold gauge warna merah ke nipel tekanan tinggi, warna biru ke nipel tekanan rendah dan warna hijau ke tangki refrigerant atau alat pengisi. refrigerant yang akan digunakan tersedia dengan cukup.

singkirkan alat-alat yang masih ada di sekitar mesin untuk

menghindari terjadinya kecelakaan.

Langkah pengisian

Pemasangan selang pada tabung refrigerant.

o Sebelum memasang selang, putarlah handle berlawanan arah jarum jam sampai jarum katupnya tertarik penuh. o Putarlah disc berlawanan arah jarum jam, sampai posisi habis. o Hubungan selang warna hijau ke tabung refrigerant. o Putarlah disch searah jarum jam dengan tangan. o Putarlah handle searah jarum jam untuk membuat lubang, dan putarlah kembali berlawanan arah jarum jam agar gas dapat mengalir ke selang. o Tekanlah niple no 4 pada manifold gauge dengan jari tangan sampai udara keluar dari selang tengah. o Bila udara sudah keluar ( ditandai dengan keluarnya refrigerant ) tutuplah niple no 4 dengan tutup niple.

Pemeriksaan kebocoran awal.

gas masuk kedalam sistem. ( tabung menghadap keatas ). o Bila pengukur tekanan rendah sudah menunjukkan 1 kg/ cm2 (

14 psi; 98 kPa ) tutup keran manifold tekanan tinggi. o Periksalah kebocoran pada sistem dengan menggunakan detektor.

Pengisian Refrigerant dalam bentuk cair. o Balikkanlah tabung refrigerant menghadap kebawah agar isi refrigerant yang keluar dalam bentuk cair. o Buka katup tekanan tinggi. o Periksalah kaca pengintai sampai aliran refrigerant berhenti mengalir dan tutuplah keran. o Amati kedua pengukur, tekanan tinggi maupun tekanan rendah. Keduanya harus menunjukkan tekanan yang sama.

Pengisian Lanjutan.

o Baliklah tabung refrigerant menghadap keatas agar isi refrigerant keluar dalam bentuk gas. o Hidupkan mesin dan biarkan beberapa menit untuk pemanasan. o Hidupkan switch AC, dan amati pengukur tekanan manifold gauge tanda merah harus terlihat pada tekanan tinggi dan tanda biru pada tekanan rendah tetapi tidak vakum. o Buka sedikit demi sedikit katup manifold gauge warna biru. (besar kecilnya pembukaan akan mempengaruhi jumlah refrigerant yang mengalir dalam sistem. o Amati gelas pantau dan bila jumlah gelembung menjadi semakin sedikit dan lembut menunjukkan bahwa pengisian sudah cukup. o Tutup katup manifold gauge, dan baca pengukur tekanan rendah 1,5 – 2,0 kg/ cm2 dan tekanan tinggi 14,5 – 15 kg/ cm2

9. Test kebocoran pada sistem AC mobil.

Siklus pendingin AC merupakan suatu rangkaian tertutup, oleh sebab itu kebocoran sekecil apapun akan dapat mengurangi kinerja dari sistem tersebut. Pengetesan kebocoran paska pengisian merupakan prosedur yang sangat lazim dilakukan untuk memberikan pelayanan yang optimal bagi pelanggan.

Ada beberapa prosedur pemeriksaan kebocoran yaitu:

a. untuk kebocoran yang cukup besar bisa dilakukan menggunakan larutan air sabun.

1) untuk kebocoran yang baru dirasakan kurang dingin dapat menggunakan alat deteksi kebocoran Halide torch.

2) untuk tingkat kebocoran yang lebih kecil lagi dapat menggunakan detektor listrik.

10. Servis/ repair AC mobil.

1) Ciri- ciri siklus pendingin tidak normal, penyebab dan pemecahannya.

1. Refrigerant kurang.

Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut :

udara yang keluar dari sistem pendingin tidak terlalu dingin. Pada kaca pengintai terlihat banyak gelembung. Pemeriksaan pada manifold gauge :

pengukur tekanan rendah : 0,8 kg/ cm2 ( 11 psi, 78 kPa ) Pengukur tekanan tinggi : 8-0 kg/ cm2 ( 114 psi, 882 kPa )

Kemungkinan penyebabnya : terdapat kebocoran pada siklus Pendinginan.

Pemecahannya :

Periksa kebocoran dengan menggunakan detektor kebocoran dan perbaiki.

2. Pengisian refrigerant berlebihan.

Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut : pendinginan tidak maksimum. Pemeriksaan pada manifold gauge :

Pengukur tekanan rendah : 2.5 kg/ cm2

Pengukur tekanan tinggi : 20 kg/ cm2 ( 248 psi, 1.961 kPa )

Kemungkinan penyebabnya :

Dalam pengisian refrigerant terlalu berlebihan. kondenser tidak bekerja dengan baik.

kopling fluida kipas radiator slip. tali kipas kompresor kendor.

Pemecahannya : Kurangi jumlah refrigerant. Bersihkan kondenser.

Periksa kopling fluida kipas radiator, bila rusak ganti. Stel tali kipas.

3. Terdapat udara didalam siklus.

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut : AC tidak terlalu dingin. Pemeriksaan pada manifold gauge :

Pengukur tekanan rendah : 2.5 kg/ cm2 ( 36 psi, 245 kPa ) Pengukur tekanan tinggi : 23 kg/ cm2 ( 327 psi, 2.256 kPa )

Kemungkinan penyebabnya : Ada udara didalam siklus pendingin.

Pemecahannya : Periksa kotoran oli dan jumlahnya. Bila oli berwarna hitam (kotor), bersihkan dengan minyak

tanah dan semprot dengan kompresor angin. lakukan penyedotan kevakuman kembali.

Ganti receifer.

4. Terdapat uap air didalam siklus.

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut : Kadang dingin kadang tidak Pemeriksaan pada manifold gauge :

Pengukur tekanan rendah : 50 cmHg (1,5 kg/ cm2) Pengukur tekanan tinggi : 7 = 15 kg/ cm2

Kemungkinan penyebabnya : Kemungkinan penyebabnya :

Pemecahannya : Ganti Receifer/ Dryer

lakukan pemompaan kevakuman, untuk membuang uap air. perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam pengisian.

5. Refrigerant tidak bersirkulasi.

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut : AC tidak dingin Pemeriksaan pada manifold gauge : Pengukur tekanan rendah : 76 cmHg ( sangat rendah ) Pengukur tekanan tinggi : 6 kg/ cm2 ( 85 psi / 588 kPa )

Kemungkinan penyebabnya : Pada expansion valve terjadi penyumbatan.

Pemecahannya :

Lepas expansion valve, bersihkan dan tes. Bila sudah rusak

ganti. Ganti Receifer/ Dryer. perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam pengisian.

6. Ekspansion valve tidak bekerja dengan baik.

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut : AC kurang dingin Pemeriksaan pada manifold gauge : Pengukur tekanan rendah : 2,5 kg/ cm2 ( 36 psi / 245 kPa ) Pengukur tekanan tinggi : 19 - 20 kg/ cm2 ( 270 – 264 psi / 1.863 – 1.961 kPa )

Kemungkinan penyebabnya : Expansion valve rusak atau pemasangan Heat sensitizing

salah. Penyetelan aliran tidak baik pada evaporator terlalu banyak refrigerant dalam bentuk

cair.

Pemecahannya : Periksa pemasangan heat sensitizing. Periksa expansion valve, bila rusak ganti.

7. Tidak ada kompresi pada kompresor. Pada kondisi ini

terlihat gejala sebagai berikut :

AC tidak dingin Pemeriksaan pada manifold gauge : Pengukur tekanan rendah : terlalu tinggi Pengukur tekanan tinggi : terlalu rendah Kemungkinan penyebabnya :

Kompresor rusak. katup kompresor rusak.

Pemecahannya :

Bongkar dan perbaiki kompresor Ganti kompresor dengan type dan kapasitas yang sama.

11. Tabel Troubleshooting.

A. Suara normal

1. Compresor

Tanda- tanda

keadaan

Penyebab

Perbaikan

Tekanan pada Aliran udara oleh Tali kipas kendor atau Ganti atau katup penyalur kipas radiator putus

keraskan

terlalu tinggi

kurang

Sirip kondenser dan bersihkan radiator kotor

Tidak ada Refrigerant terlalu Keluarkan gelembung terlihat banyak

refrigerant sampai

di kaca pengintai

jumlahnya tepat

saat condenser disiram air Tekanan didalam Udara masuk ke dalam Buang refrigerant. pipa tekanan tinggi siklus pendinginan.

Lakukan

terlalu besar. Dan

pemompaan

drop pada saat

vakum dan isi

kompressor

kembali refrigerant.

berhenti

2 kg/ cm2 (28 psi, 190 kPa)

Beban panas Temperatur udara luar Mendinginkan terlalu besar

terlalu tinggi

kondenser kondenser

dan service valve Heat sensitizing tube tekanan rendah tidak terpasang dengan

terlalu dingin

baik dan atau terjadi kebocoran gas

Ketika condenser Refrigerant terlalu Kurangi refrigerant. didinginkan

banyak

tekanan di pipa tekanan tinggi besar tetapi tekanan disaluran hisap kecil. Begitu kompresor Gasket rusak, katup Ganti gasket, katup dihentikan tekanan tekanan tinggi pecah yang pecah. pada kedua sisi atau ada kotoran pada Bersihkan kotoran. tinggi dan rendah katup sama

Tanda- tanda

Keadaan

Penyebab

Perbaikan

Tekanan pada Outlet expansion Gas heat sinsitizing Perbaiki / ganti. katup penyalur valve tidak tube bocor. terlalu rendah

membeku, tekanan Expansion valve disaluran tekanan membeku atau

rendah menunjukkan rusak. vakum. Aliaran gelembung Refrigerant kurang

Tambahkan

pada kaca pengintai

refrigerant

deras, condenser tidak panas Bila condenser Valve pada Bersihkan / ganti berhenti tekanan kompresor rusak pada kedua sisi atau ada kotoran. tekanan sama

Tekanan pada Terlihat banyak Refrigerant kurang Tambahkan

katup isap terlalu gelembung pada refrigerant rendah

kaca pengintai dan

condenser tidak panas.

Expansion valve tidak Gas heat sensitizing Perbaiki / ganti,

membeku, pipa tube bocor.

tekanan rendah tidak Expansion valve dingin

rusak

Temperatur pada Evaporator

Setel relay

katup penyalur membeku

stabilizer.

rendah, udara tidak

Operasikan

keluar

dengan benar (

kec. Blower &

temp. Control )

Expansion valve Expansion valve Bersihkan / ganti.

membeku

tersumbat, pengikat

heat sensitizing

tube kendor/ rusak.

Perbedaan

Receifer/ dryer

Ganti

temperatur pada tersumbat

receifer / dryer

depan dan belakang.

( bila berlebih an

saringan receifer pipa

belakang membeku )

Perbaikan tanda

Keadaan

Penyebab

Tekanan

Lakukan pada katup kurang

Pendinginan condenser Sirip kondenser kotor

pembersihan. penyalur dan

isap tinggi Ketika condenser Refrigerant terlalu Kurangi refrigerant disiram air, gelembung banyak

tidak terlihat pada kaca pengintai

Tekanan Disekitar servis valve Saluran tekanan tinggi Lakukan servis pada katup dingin bila tersumbat

atau ganti bila penyalur dan dibandingkan dengan

perlu. isap rendah

evaporator

Temperatur inlet Saluran tekanan Bersihkan atau

expansion valve terlalu rendah tersumbat

ganti

dingin bila

dibandingkan dengan tempat sekitar

receifer/ dryer

Banyak gelembung Refrigerant kurang

Tambahkan

pada kaca pengintai

refrigerant

Kebocoran

Gas berkurang

Shaft seal bocor

Ganti

gas

Baut basah kena oli

Terjadi

kebocoran Perbaiki / keraskan

pada komponen yang baut

terikat baut tersebut

Terlihat sambungan Terjasi kebocoran Ganti gasket

gasket basah oleh oli

pada sambungan

gasket

Terlihat ada keretakan Terjadi kebocoran Ganti komponen

dan basah gas pada komponen yang yang retak.

berkurang

retak

Tanda- Keadaan

Perbaikan tanda

Penyebab

Tidak Wiring normal

Kumparan terbuka

Ganti

lengket Tidak tertarik Wiring putus / tidak Cari dengan ohm meskipun switch menyambung

meter dan pada posisi on

sambungkan kembali

Switch rusak

Perbaiki / ganti

Posisi switch on rotor Celah rotor dan stator Perbaiki bergerak dan terlalu besar

menarik bila didorong

Expansion valve

Tanda- tanda

Keadaan

Penyebab

Perbaikan

Outlet valve tidak Perbedaan Gas heat Perbaiki kebocoran

dingin

temperatur pada sensitizing tube Tambahkan

sisi tekanan tinggi bocor

refrigerant

dan rendah tidak Refrigerant

Ganti expansion

Exp. Valve

membuka terlalu

lebar

I nlet valve dingin Pipa tekanan Terjadi Ganti receifer/ dryer

atau membeku

tinggi pada penyumbatan

receifer/ dryer

pada

edingin

receifer/ dryer

Membeku

Expansion valve Ganti expansion

tersumbat es

valve,

receifer/ dryer

A. Suara Abnormal

Tanda- Keadaan

Perbaikan tanda

Penyebab

Kompresor Suara knocking dari Bearing aus atau rusak Bongkar, ganti berisik

compresor Silinder atau shaft komponen yang rusak

rusak

Magnetic Suara berderit ketika Bearing aus atau rusak Ganti bearing clutch berisik magnetic clutch tidak

berkaitan Suara berisik Pipa bergetar

Kencangkan baut dari pipa

Baut pengikat kendor

Tidak diberi karet

Beri karet landasan

Suara dari Kondenser bergetar

Mounting kendor

Beri

karet dan

Kondenser

keraskan

Suara berisik Bracket bergetar Bracket kendor atau Kencangkan / las /

dari bracket

patah

ganti

I dler pulley Suara gemeretak

Bearing rusak

Ganti bearing

berisik

Baut mounting kendor

Keraskan

Crank pulley Suara bergetar

Pemasangan

tidak Perbaiki

berisik

benar / miring

Ganti bearing

Bearing rusak

Drive belt Defleksi pada belt

Belt kendor

Stel belt

berisik Sobek pada belt

Belt rusak

Ganti belt

12. Membongkar, memperbaiki/ mengganti kerusakan dan memasang kembali komponen MAGNETI C CLUTH

(SWASH PLATE & THROUGH VANE)

MEMBONGKAR.

1. Melepas Pressure Plate :

b. Lepas baut poros (guna kan Spesial servis tool dan kunci Sock)

b. Pasang SST (lihat gambar) ke pressure plate

c. Lepaskan pressure plate : Untuk tipe swash plate

d. Melepas pressure plate untuk Tipe Through vane d. Melepas pressure plate untuk Tipe Through vane

2. Melepas Rotor

a. Lepaskan snap ring ( menggunakan tang tutup )

b. Keluarkan rotor (gunakan palu plastik)

3. Melepas Stator :

a. Lepas kabel Stator dari rumah compressor ( Tipe swash plate )

Lepas kabel Stator dari rumah Compressor (Tipe Through vane) Lepas kabel Stator dari rumah Compressor (Tipe Through vane)

c. Lepaskan stator

MEMASANG :

3. Pasang Stator.

a. Pasang stator

b. Pasang snap ring b. Pasang snap ring

Sambungkan kabel stator. (Tipe Through vane)

4. Pasang Rotor.

a. Pasang rotor pada poros compressor.

b. Gunakan snap ring baru

5. Pasang Pressure plate.

a. Pasang shim.

b. Pasang baut poros

( Tipe Swash Plate )

Pasang baut poros ( Tipe Through vane )

6. Ukur celah Magnetic Clutch.

Tipe swash plate Gunakan feeler gauge

Tipe Through vane

a. pasang dial gauge pada pressure plate

b. hubungkan kabel magnetic clutch ke batery+ (lihat gam- bar).

c. Periksa antara pressure plate dan rotor kemudian hubungkan terminal negatif batery

Sebelum membongkar compressor, lakukan dahulu : Langkah Melepas Compressor dari Engine.

1. Hidupkan mesin + / - 10 menit dalam keadaan idle dan AC “ON”.

2. Matikan AC, matikan Mesin.

3. Lepaskan kabel negatif Batery.

4. Lepaskan conektor untuk magnetic clutch dan temperatur switch.

5. Keluarkan Refrigerant. ( hati-hati terhadap cairan / gas refrigerant, sebaiknya pakai alat-alat keselamatan kerja )

6. Lepas selang yang menghubungkan compressor.

7. Lepas compressor. MEMBONGKAR

5. Melepas Servis valve :

a. lepas baut servis plate

b. Lepas seal ring ( ganti )

6. Mengukur oli : Ukur oli yang ada didalam Compressor sebagai patokan pengsisian oli baru.

7. Melepas Tutup depan.

Lepas baut pengunci tutup depan dengan menggunakan obeng ketok +

b. Lepas tutup rumahnya gunakan obeng (-) hati-hati jangan sampai melukai seal maupun rumah compressor.

8. Melepas plat katup depan.

a. Lepaskan pin dari tutup depan

a. Lepas pelat katup.

9. Melepas gasket.

10. Melepas seal poros.

a. Lepas snap ring.

b. Dengan menggunakan busing (SST) dorong seal poros keluar. MEMASANG.

1. Pemasangan seal.

a. atur seal poros tepat ditengah.

b. Dorong seal dengan busing.

c. Pasang snap ring

2. Pemasangan pelat rumah depan.

a. Pasang pin (2 buah)

b. Lumasi O ring dengan oli.

c. Pasang katup isap depan melalui pin pada bagian depan silinder.

d. Pasang pelat depan bersama sama dengan katup penyalur melalui pin pada silinder depan.

e. Lumasi gasket dengan oli, dan pasang pada silinder depan.

3. pemasangan dudukan center. Pasang dudukan center pada poros. (SST)

4. pemasangan tutup depan.

5. pengerasan baut-baut.

6. Pengisian Oli. ( Jumlah oli harus sama dengan oli yang terbuang saat pem bongkaran ). Gunakan Oli yang standard.

7. Pemasangan katup servis.

a. Lumasi dulu dengan oli.

b. Pasang katup servis pada compressor dan keraskan bautnya.

Momen kekencangan : 250 kg-cm.

8. Pengukuran Momen Putar Poros. Momen : 50 kg-cm.

BAB V SUMBER- SUMBER YANG DI PERLUKAN UNTUK PENCAPAI AN KOMPETENSI

5.1. Sumber Daya Manusia

Pelatih

Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :

a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.

b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.

c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.

d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda.