Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tekanan Darah
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang
tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. 5 Tekanan darah
adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah dalam sistem sirkulasi atau sistem vaskuler
terhadap dinding pembuluh darah.6
Darah mengambil oksigen dari dalam paru-paru. Darah yang mengandung
oksigen ini memasuki jantung dan kemudian dipompakan keseluruh bagian tubuh
melalui pembuluh darah yang disebut arteri. Pembuluh darah yang lebih besar
bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh darah yang lebih kecil hingga
berukuran mikroskopik, yang akhirnya membentuk jaringan yang terdiri dari
pembuluh-pembuluh darah yang sangat kecil yang disebut kapiler. Jaringan ini
mengalirkan darah ke sel-sel tubuh dan menghantarkan oksigen untuk menghasilkan
energi yang dibutuhkan demi kelangsungan hidup. Kemudian darah yang tidak
beroksigen kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena, dan dipompa kembali
ke paru-paru untuk mengambil oksigen lagi.7
Jantung berdetak lazimnya 60 hingga 70 kali dalam 1 menit pada kondisi

istirahat (duduk atau berbaring), darah dipompa menuju jantung melalui arteri.
Tekanan darah paling tinggi terjadi ketika jantung berdetak memompa darah, ini
disebut tekanan sistolik. Tekanan darah menurun saat jantung relaks diantara dua
denyut nadi, ini disebut tekanan diastolik. Nomor atas 120 menunjukkan tekanan ke
atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistol. Nomor
bawah 80 menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan
disebut tekanan diastolik. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan
sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari
100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 Saat yang
paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan
duduk atau berbaring.6

5

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan
anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada
dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi
pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah
dalam satu hari juga berbeda, yaitu paling tinggi di pagi hari dan paling rendah pada
saat tidur malam hari.8

Kenaikan tekanan arteri pada usia tua biasanya dihubungkan dengan timbulnya
arteriosklerosis. Pada penyakit ini, tekanan arteri yang terutama meningkat; pada
kira-kira sepersepuluh dari semua orang tua akhirnya meinngkat di atas 200mmHg.9
Tekanan darah seseorang dapat lebih atau kurang dari batasan normal. Jika melebihi
nilai normal, orang tersebut menderita tekanan darah tinggi (hipertensi). Sebaliknya,
jika kurang dari nilai normal, orang tersebut menderita tekanan darah rendah
(hipotensi).7

2.2 Standar Tekanan Darah Normal
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan
tekanan darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan
diastolik terus meningkat sampai usia 55–60 tahun, kemudian berkurang secara
perlahan atau menurun drastis.10 Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik
mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan
tekanan diastolik masih dalam keadaan normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada
usia lanjut. 9
Pada pasien penderita diabetes melitus atau penyakit ginjal, penelitian telah
menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai
faktor resiko dan sebaiknya diberikan perawatan.9


6

2.2.1 Klasifikasi Tekanan Darah pada Orang Dewasa > 18 Tahun
menurut Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation,
and Treatment of High blood Pressure / JNC VII

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa > 18 tahun Menurut
Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of
High Blood Pressure / JNC VII.

Tekanan Darah

Tekanan Darah

Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

Normal


< 120

< 80

Prehipertensi

120-139

80-89

Derajat 1 (Ringan)

140-159

90-99

Derajat 2 (Berat)

>160


>100

Kategori

Hipertensi

2.3 Teknik dan Metode Pengukuran Tekanan Darah
Untuk mengukur tekanan darah pada manusia, diperlukan berbagai macam
alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan bacaan tekanan darah. Secara umum
ada 2 metode atau teknik yang digunakan untuk mendapatkan bacaan tekanan darah,
yaitu metode palpasi atau rabaan, dan metode auskultasi dengan menggunakan
berbagai macam alat dan teknik pengukuran sesuai dengan keragaman jenis alat yang
digunakan.11

2.3.1 Metode Palpasi
Tekanan sistolik dapat ditentukan dengan memompa manset lengan dan
kemudian membiarkan tekanan turun dan tentukan tekanan pada saat denyut radialis
pertama kali teraba. Oleh karena kesukaran menentukan secara pasti kapan denyut
pertama teraba, tekanan yang diperoleh dengan metode palpasi biasanya 2-5 mmHg
lebih rendah dibandingkan dengan yang di ukur dengan metode auskultasi.6

Korotkoff adalah bunyi yang berdetak yang menunjukkan nilai tekanan darah
sistolik. Bunyi korotkoff terjadi bersamaan dengan detak jantung, dan akan terus

7

terdengar dari arteri brachialis sampai tekanan di dalam manset turun di bawah
tekanan diastolik dan pada titik tersebut, bunyi akan menghilang. 6
Metode palpasi adalah dengan meraba denyut radialis ketika memompa manset
selama pengukuran tekanan darah. Bila tekanan manset diturunkan, bunyi Korotkoff
kadang-kadang menghilang pada tekanan di atas tekanan diastolik, kemudian muncul
lagi pada tekanan yang lebih rendah (celah auskultasi). Bila manset dimulai untuk
dipompa sampai denyut radialis menghilang, pemeriksa dapat yakin bahwa tekanan
manset di atas tekanan sistolik, dan nilai tekanan rendah palsu dapat dihindari.6

Gambar 1. pengukuran tekanan darah metode palpasi
(perabaan denyut nadi)

2.3.2 Metode Auskultasi
Metode auskultasi telah menjadi andalan pengukuran tekanan darah klinis
selama ini tetapi secara bertahap digantikan oleh teknik lain yang lebih cocok untuk

pengukuran pengukuran secara otomatis.6

8

Gambar 2. pengukuran tekanan darah metode auskultasi

2.4 Faktor Pengaruh Perubahan Tekanan Darah
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah pada
manusia, baik itu faktor eksternal yang berasal dari lingkungan sekitar yang
menyebabkan perubahan tekanan darah pada subjek ataupun dapat menyebabkan
kesalahan pembacaan tekanan darah, maupun faktor internal yang berasal dari dalam
tubuh subjek tersebut. 11

2.4.1 Faktor Internal
a. Usia
Penuaan dikaitkan dengan kurangnya adaptasi ke posisi berdiri dan resiko yang
lebih besar dari vegal sinkop. Karena variabilitas tekanan darah meningkat dengan
tingkat tekanan darah, ‘’fisiologis’’ usia terkait peningkatan tekanan darah mungkin
menjadi faktor yang membingungkan dalam penentuan umum efek pada tekanan
darah. Tingkat normal tekanan darah bervariasi sepanjang kehidupan. Tekanan darah

bayi berkisar antara 65-115/42-80 mmHg, tekanan darah normal anak usia 7 tahun
adalah 87-117/48-64 mmHg. Kisaran normal anak yang berusia 19 tahun, 90
persennya adalah 124-136/77-84 mmHg untuk anak laki-laki dan 124-127/63-74
mmHg untuk anak perempuan. Tekanan darah dewasa cenderung meningkat seiring
dengan pertambahan usia. Standar normal untuk remaja yang tinggi dan di usia baya
adalah 120/80 mmHg. Tekanan darah sistolik lansia biasanya meningkat sejajar
dengan bertambahnya usia, sedangkan tekanan darah sistolik meningkat biasanya
hanya sampai usia 50-an kemudian menurun sehingga pada waktu itu, rumus tekanan
darah adalah usia ditambah 100. Jadi apabila orang berumur 60 tahun maka tekanan
darah sisitolik 160 mmHg dianggap normal. Kardiovaskular pada lansia, terjadi
penebalan katup jantung dan kaku, kemampuan memompa darah menurun
(menurunnya kontraksi dan volume), elastisitas pembuluh darah menurun, serta
meningkatnya resisitensi pembuluh darah perifer sehingga tekanan darah meningkat.
Tekanan darah sangat bervariasi tergantung pada keadaan, akan meningkat saat

9

aktifitas fisik, emosi, dan stress, dan turun selama. Lansia yang terlalu lama berbaring
dapat mengalami penurunan tekanan darah secara mendadak pada saat ia berdiri dan
berjalan. Orang berusia lanjut, tekanan darah saat duduk sangat berbeda dengan saat

berdiri. Oleh karena itu, pengukuran tekanan darah perlu dilakukan dalam posisi
berdiri dan juga pada beberapa keadaan.6,11,13
b. Jenis Kelamin
Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah pada
laki-laki atau perempuan. Wanita umumnya memiliki tekanan darah lebih rendah dari
pada pria yang berusia sama, hal ini cenderung akibat variasi hormon. Setelah
menopause, wanita umumnya memiliki tekanan darah lebih tinggi dari sebelumnya.11
c. Stres
Ansietas, takut, nyeri dan stress emosi mengakibatkan stimulasi simpatis,
yang meningkatkat frekuensi darah,curah jantung dan tahanan vaskuler perifer.11
d. Medikasi
Banyak medikasi yang secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi
tekanan darah, seperti diuretik dan vasodilator. Golongan lain yang mempengaruhi
tekanan darah adalah analgesik narkotik, yang dapat menurunkan tekanan darah.11

2.4.2 Faktor Eksternal
a. Pengaruh Posisi Tubuh
Pengukuran tekanan darah paling sering dibuat baik dalam duduk atau posisi
terlentang, namun 2 posisi tersebut memberikan pengukuran yang berbeda. Sudah
diterima secara luas bahwa tekanan diastolik diukur saat duduk lebih tinggi dari

ketika diukur terlentang (dengan perbedaan ≥ 5 mmHg), meskipun ada yang kurang
bersepakat tentang perbedaan pada tekanan sistolik. Ketika posisi lengan secara
cermat disesuaikan sehingga manset berada pada selevel atrium kanan di kedua
posisi, tekanan sistolik telah dilaporkan menjadi 8 mm Hg lebih tinggi pada
terlentang daripada posisi tegak.8,11
Pertimbangan lainnya termasuk posisi punggung dan kaki. Jika punggung tidak
didukung (seperti ketika pasien duduk di kursi pemeriksaan), tekanan diastolik dapat

10

meningkat hingga 6 mm Hg. Menyilangkan kaki dapat meningkatkan tekanan
sistolik sekitar 2 sampai 8 mmHg.
Dalam posisi terlentang, atrium kanan berada pada sekitar setengah antara
tempat tidur dan sternum, dengan demikian, jika lengan sedang beristirahat di tempat
tidur, maka posisinya akan berada di bawah permukaan jantung. Untuk alasan ini,
ketika pengukuran dilakukan dalam posisi terlentang lengan harus didukung dengan
bantal. Dalam posisi duduk, tingkat atrium kanan adalah titik tengah sternum atau
ruang intercostal IV. Posisi tubuh mempengaruhi denyut nadi dan tekanan darah
karena terkait dengan perbedaan gravitasi dan jumlah otot yang berkontraksi. 11,13
b.


Pengaruh Posisi Lengan

Posisi lengan dapat memiliki pengaruh besar ketika tekanan darah diukur, jika
lengan atas berada di bawah tingkat atrium kanan (ketika lengan menggantung ke
bawah sementara dalam posisi duduk), pembacaan akan terlalu tinggi. Demikian pula,
jika lengan berada di atas tingkat jantung, pembacaan akan terlalu rendah. Perbedaan
ini dapat disebabkan oleh efek dari tekanan hidrostatik dan mungkin perbedaannya
10 mmHg atau lebih, atau 2 mmHg untuk setiap inci di atas atau di bawah tingkat
jantung.11
Faktor fisiologis lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah selama proses
pengukuran termasuk ketegangan otot. Jika lengan diangkat sendiri oleh pasien
(bukan diangkat oleh peneliti), latihan isometrik akan meningkatkan tekanan.11
c. Penempatan Manset dan Stetoskop
Penempatan manset harus didahului dengan pemilihan ukuran manset yang
tepat untuk lingkar lengan subjek. Peneliti harus terlebih dahulu melakukan palpasi
arteri brakialis di fosa antekubital dan menempatkan garis tengah bagian tengah
manset (biasanya ditandai pada manset oleh produsen) sehingga berada di atas pulsasi
arteri di atas lengan pasien.11
Lengan tidak boleh dilipat sedemikian rupa sehingga memiliki efek tourniquet
di atas manset tekanan darah. Ujung bawah manset harus 2 sampai 3 cm di atas fossa
antecubital untuk memungkinkan ruang untuk penempatan stetoskop.Namun, jika
manset yang melingkupi ruang tersebut memiliki panjang bladder yang tidak cukup

11

mengelilingi lengan (setidaknya 80%), manset yang lebih besar harus digunakan,
dengan pertimbangan bahwa jika manset menyentuh stetoskop, kebisingan artifaktual
akan terjadi.11
Manset kemudian ditarik pas di sekitar lengan atas yang tidak tertutup. Baik
peneliti maupun pasien tidak boleh berbicara selama pengukuran. Tahap 1 (sistolik)
dan tahap 5 (diastolik) suara Korotkoff adalah yang terbaik digunakan untuk
mendengar bel / bunyi denyut dari stetoskop di atas arteri brakialis yang teraba di
fosa antekubital, meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ada sedikit
perbedaan bila menggunakan bel atau diafragma.11
Kunci untuk pengukuran yang baik adalah penggunaan stetoskop berkualitas
tinggi dengan tabung pendek, karena model murah mungkin memiliki sifat transmisi
suara yang kurang baik yang diperlukan untuk pengukuran auscultatory secara
akurat.11
d. Peneliti
Peneliti adalah komponen yang paling penting dari pengukuran tekanan darah
yang akurat. Untuk pengukuran tekanan darah yang akurat, peneliti harus:11
1) Secara benar terlatih dalam teknik pengukuran tekanan darah
2) Menggunakan perangkat akurat dan terawat dengan baik
3) Mengenali faktor subjek, seperti kecemasan dan penggunaan nikotin
terakhir, yang akan mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah
4) Posisikan subjek dengan tepat
5) Pilih manset yang benar dan posisi dengan benar, dan
6) Melakukan pengukuran dengan menggunakan metode oscillometric
auskultasi atau otomatis dan merekam nilai yang diperoleh secara akurat.
e. Jumlah Pengukuran
Hal ini juga diakui bahwa kekuatan prediksi dari pengukuran beberapa
tekanan darah jauh lebih besar daripada pembacaan tunggal. Salah satu keuntungan
potensial melengkapi bacaan auscultatory dengan pembacaan yang diambil oleh
sebuah perangkat otomatis adalah kemampuan untuk mendapatkan lebih banyak
bacaan.11

12

Ketika serangkaian pembacaan diambil, yang pertama biasanya yang
tertinggi. Minimal 2 pembacaan harus dilakukan dengan interval minimal 1 menit,
dan rata-rata dari bacaan tersebut harus digunakan untuk mewakili tekanan darah
pasien. Jika ada perbedaan > 5 mmHg antara pembacaan pertama dan kedua,
tambahan (1 atau 2) pembacaan harus diperoleh, dan kemudian rata-rata dari
beberapa bacaan tersebut yang digunakan. 11
f. Tekanan panas
Pada lingkungan kerja panas, tubuh mengatur suhunya dengan penguapan
keringat yang dipercepat dengan pelebaran pembuluh darah yang disertai
meningkatnya denyut nadi dan tekanan darah, sehingga beban kardiovaskuler
bertambah.8

2.4

Odontektomi

2.5.1 Klasifikasi Odontektomi
Menurut Pell and Gregory, yang meliputi sebagian klasifikasi dari
George B. Winter, diketahui bahwa klasifikasi pada molar tiga mandibula
terpendam, agar operator dapat menentukan klasifikasi suatu gigi molar tiga
mandibula terpendam

dilakukan dengan bantuan Ro-foto dan

posisi

gigi

terpendam itu di tulang rahang. Ro-foto yang diperlukan disini adalah intra oral
radiograf, lateraljaw radiograf, bite wing radiograf, dan oklusal radiografi.14,15

2.5.1.1 Hubungan Gigi dengan Tepi Ramus Antara Mandibula dan Tepi
Distal Molar Dua.16
a. Klas I: Ada cukup ruangan antara ramus dan batas distal molar dua untuk
lebar mesio distal molar tiga.
b. Klas II: Ruangan antara distal molar dua dan ramus lebih kecil dari pada
lebar mesio distal molar tiga.
c. Klas III: Sebagian besar atau seluruh molar tiga terletak di dalam ramus.

13

2.5.1.2 Dalamnya Molar Tiga Terpendam di Tulang Rahang.16
Posisi A : Bagian tertinggi gigi terpendam teletak setinggi atau lebih
tinggi daripada dataran oklusal gigi yang normal.16
Posisi B : Bagian tertinggi dari pada gigi berada di bawah dataran oklusal
tapi lebih tinggi dari pada serviks molar dua (gigi tetangga).16
Posisi C : Bagian tertinggi dari gigi terpendam berada dibawah garis
serviks gigi molar dua.16`

2.5.2 Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi:
1. Pembentukan kista
2. Adanya gejala inflamasi
3. Mengalami karies
4. Ada gejala akan menimbulkan karies pada gigi tetangga
5. Menimbulkan gejala neuralgiadisebabkan tekanan gigi pada syaraf
Kontraindikasi:
1. Apabila pasien tidak menghendaki giginya dicabut.
2. Kemungkinan menyebabkan gigi terdekat rusak atau stuktur penting
lainnya. Tindakan odontektomi beresiko tinggi untuk merusak jaringan dengan
membuka flep dan juga merusak tulang yang menghalangi akses terhadap gigi
yang impaksi. Apabila dikhawatirkan kerusakan yang akan diakibatkan

oleh

tindakan odontektomi tidak sebanding dengan manfaat yang didapatkan, maka
sebaiknya odontektomi tidak dilakukan (mempertimbangkan resiko manfaat).
3. Pada pasien yang berusia lanjut, tulang yang menutupi gigi impaksi akan
sangat termineralisasi dan padat sehingga akan menyulitkan dilakukan odontektomi.
Selain itu perlu diperhatikan juga keadaan umum pasien yang mungkin akan
menghambat keberhasilan penyembuhan setelah dilakukannya odontektomi.
4. Pada pasien dengan kesehatan umum yang terganggu misalnya
mengidap penyakit sistemik maka diperlukan konsultasi terlebih dahulu kepada
dokter yang bersangkutan sebelum melakukan tindakan bedah. Sedangkan untuk

14

pasien dengan keadaan mental yang terganggu dapat mengganggu tingkat
kooperatif pasien selama melakukan tindakan pembedahan.

2.5.3 Prosedur Odontektomi
Gigi impaksi adalah gigi yang gagal erupsi ke dalam lengkung rahang pada
kisaran waktu yang diperkirakan. Suatu gigi mengalami impaksi akibat gigi
tetangga, lapisan tulang yang padat, atau jaringan lunak yang tebal dan
menghambat erupsi. Karena gigi impaksi tidak erupsi, maka akan tertahan seumur
hidup pasien kecuali dilakukan pembedahan untuk mengeluarkannya. Namun,
harus diingat bahwa tidak semua gigi yang tidak erupsi dinyatakan mengalami
impaksi. Jadi, diagnosis impaksi membutuhkan pemahaman tentang kronologi
erupsi, serta faktor-faktor yang mempengaruhi potensi erupsi.18 Umumnya, suatu
gigi mengalami impaksi akibat panjang lengkung gigi yang kurang adekuat dan
ruangan erupsi lebih kecil dibandingkan dengan panjang total lengkung gigi. Gigigeligi yang seringkali mengalami impaksi adalah gigi molar tiga rahang atas dan
bawah, gigi kaninus rahang atas dan premolar rahang bawah. Gigi molar tiga paling
sering mengalami impaksi karena merupakan gigi yang paling terakhir erupsi,
ruangan

erupsi

yang

dibutuhkannya

kurang

adekuat. Sejumlah

penelitian

mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi potensierupsi gigi molar tiga.
Menurut SOP odontektomi 2 beberapa penelitian longitudinal, gigi yang terlihat
mengalami impaksi pada usia 18 tahun memiliki kesempatan sebesar 30-50%
untuk erupsi sempurna pada usia 25 tahun. Dalam serangkaian penelitian di
Swedia, prevalensi impaksi ditemukan sebesar 45,8% .

2.5.3.1 Cara Pengambilan
a. Pengambilan secara intoto (dalam keadaan utuh)
Dengan cara membuang tulang yang menghalangi dan cara ini membutuhkan
pengambilan tulang yang lebih banyak dan menimbulkan trauma yang lebih besar,
tetapi pengebor tulang lebih mudah dari pada pengebor gigi.15
b. Pengambilan secara inseparasi

15

gigi yang terpendam dibelah dan dikeluarkan sebagian-sebagian. Disini kita akan
menseparasir gigi, kita pisahkan korona dari akar, kalau akar lebih dari satu maka
dipisahkan dan akar yang telah dipisah tersebut diambil satu persatu. Tujuannya
memperkecil pengeboran tulang.15

2.6 Lidokain
Lidokain (Xylocaine/Lignocaine) adalah obat anestesi lokal kuat yang
digunakan secara luas dengan pemberian topikal dan suntikan. Lidokain disintesa
sebagai anestesi lokal amida oleh Lofgren pada tahun 1943. Ia menimbulkan
hambatan hantaran yang lebih cepat, lebih kuat, lebih lama dan lebih ekstensif
daripada yang ditimbulkan oleh prokain. Tidak seperti prokain, lidokain lebih efektif
digunakan secara topikal dan merupakan obat anti disritmik jantung dengan
efektifitas yang tinggi. Untuk alasan ini, lidokain merupakan standar pembanding
semua obat anestesi lokal yang lain. Tiap mL mengandung: 2 – (Dietilamino) –
N – (2,6 – dimetil fenil) asetamida hidroklorida.

Gambar 3. Struktur lidokain
2.6.1 Farmakokinetik
Lidokain mudah diserap dari tempat suntikan, dan dapat melewati sawar darah
otak. Sekitar 70% (55-95%) lidokain dalam plasma terikat protein, hampir semuanya
dengan alfa 1 – acid glycoprotein. Distribusi berlangsung cepat, volume distribusi
adalah 1 liter per kilogram; volume ini menurun pada pasien gagal jantung. Tidak ada
lidokain yang diekskresi secara utuh dalam urin.

16

2.6.2 Farmakodinamik
Selain menghalangi hantaran sistem saraf tepi, lidokain juga mempunyai efek
penting pada sistem saraf pusat, ganglia otonom, sambungan saraf-otot dan semua
jenis serabut otot.

Dokumen yang terkait

Prevalensi Molar Tiga Padamahasiswa Suku Tionghoa Ditinjau Menggunakan Radiografipanoramik Di Fkg Usu

3 91 56

Perubahan Tekanan Darah dan Denyut Nadi pada Pasien Sebelum dan Sesudah Pencabutan Gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU Periode Oktober-November 2013

13 111 67

Prevalensi Odontektomi Molar Tiga Rahang Bawah Di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Pada Tahun 2012 Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia

11 119 48

Tingkat Pengetahuan penggunaan Antibiotik Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode september 2013 – maret 2014

4 77 84

Perbandingan Penggunaan Lidokain Dengan Kombinasi Adrenalin 1:100.000 Dan Artikain Dengan Kombinasi Adrenalin 1: 100.000 Pada Perubahan Tekanan Darah Pasien Di Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU Tahun 2016

1 21 68

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

1 9 48

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 12

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 3

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 2

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 6