Perubahan Tekanan Darah dan Denyut Nadi pada Pasien Sebelum dan Sesudah Pencabutan Gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU Periode Oktober-November 2013

(1)

PERUBAHAN TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI PADA

PASIEN SEBELUM DAN SESUDAH PENCABUTAN GIGI DI

DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL

RSGM-P FKG USU PERIODE OKTOBER-

NOVEMBER 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

ERWINDA LINA A NIM: 100600062

Pembimbing:

EDDY A. KETAREN, drg., Sp.BM

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial Tahun 2014

Erwinda Lina A

Perubahan tekanan darah dan denyut nadi pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013.

x + 37 halaman

Sebelum dilakukan tindakan perawatan gigi atau pencabutan gigi sebaiknya dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan denyut nadi pasien. Pemeriksaan ini juga dapat dipakai untuk mencegah kejadian-kejadian yang merugikan sewaktu atau sesudah dilakukan perawatan gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tekanan darah dan denyut nadi pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013. Jenis penelitian ini adalah observasi analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien yang datang melakukan pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU pada tanggal 9 Oktober sampai 28 November 2013. Penentuan sampel penelitian dengan purposive sampling yang berdasarkan kepada kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yaitu sebanyak 100 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah dilakukan pencabutan gigi yang sangat signifikan (p ≤ 0,01). Sedangkan dari hasil uji statistik untuk tekanan darah diastolik menunjukkan hasil yang sama yaitu terdapat perubahan yang sangat signifikan (p ≤ 0,01). Menurut uji statistik untuk denyut nadi juga diketahui bahwa terdapat perubahan denyut nadi yang signifikan sebelum dan sesudah pencabutan gigi (0,01< p ≤ 0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pencabutan gigi dapat mempengaruhi terjadinya perubahan tekanan darah dan denyut nadi sebelum dan sesudah dilakukan pencabutan gigi yang dilakukan di Departemen


(3)

Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013.


(4)

PERUBAHAN TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI PADA

PASIEN SEBELUM DAN SESUDAH PENCABUTAN GIGI DI

DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL

RSGM-P FKG USU PERIODE OKTOBER-

NOVEMBER 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

ERWINDA LINA A NIM: 100600062

Pembimbing:

EDDY A. KETAREN, drg., Sp.BM

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(5)

MEDAN 2014

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, Februari 2014

Pembimbing: Tanda Tangan

Eddy Anwar Ketaren, drg., Sp.BM ……….


(6)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini dipertahankan di hadapan penguji pada tanggal 13 Februari 2014

TIM PENGUJI

KETUA : Shaukat Osmani Hasbi, drg., SpBM ANGGOTA : 1. Olivia Avriyanti Hanafiah, drg., Sp.BM


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Sudarno dan Ibunda Sutinah atas segala pengorbanan, doa, dukungan dan kasih sayang kepada penulis. Terima kasih kepada adikku tercinta Aditya Yuliskandar dan Yuniken Triamanda yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Eddy Anwar Ketaren, drg., Sp. BM, selaku ketua Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara, dosen pembimbing skripsi serta pembimbing akademik yang telah banyak memberikan saran, bantuan, pengarahan serta bimbingan kepada penulis.

2. Abdullah, drg selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, bimbingan, dukungan dan motivasi selama proses penyusunan skripsi sampai selesai.

3. Kepada seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial yang selama ini sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Kepada seluruh dosen Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara yang telah banyak mendidik, membantu, memberikan ilmu selama perkuliahan.

5. Kepada sahabat tercinta Beactris, Dani, Diajeng, Emalia, Haifa, Nastiti, Ummi, Yuli, sahabat yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis.


(8)

6. Teman-teman seperjuangan skripsi di Departmen Bedah Mulut dan Maksilofasial atas bantuan dan semangatnya.

7. Kepada teman-teman stambuk 2010 yang selama ini sama-sama berjuang bersama penulis dalam menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, maka dengan kerendahan hati penulis menerima kritikan dan saran dari berbagai pihak.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi sumbangan pemikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat. Hanya doa dan permohonan yang penulis panjatkan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahnya pada kita semua. Amin ya Robbal’alamin.

Medan, Februari 2014 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN ...

HALAMAN TIM PENGUJI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 ... Latar Belakang ... 1

1.2 ... Rumusan Masalah ... 2

1.3 ... Tujuan Penelitian ... 3

1.4 ... Hipotesis ... 3

1.5 ... Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tekanan Darah ... 5

2.1.1 Standar Tekanan Darah Normal ... 6

2.1.2 Teknik dan Metode Pengukuran Tekanan Darah ... 6


(10)

2.2 Denyut Nadi ... 12

2.2.1 Cara Pengukuran Denyut Nadi ... 13

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Denyut Nadi ... 14

2.3 Pencabutan Gigi ... 15

2.3.1 Pencabutan Sederhana/ Pencabutan dengan Tang/ Pencabutan Alveolar ... 16

2.3.2 Pencabutan dengan Pembedahan/ Pencabutan Trans Alveolar ... 17

2.3.3 Komplikasi Pasca Pencabutan Gigi ... 18

2.4 Kerangka Konsep ... 20

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN... 21

3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

3.3 Populasi dan Sampel ... 21

3.3.1 Populasi ... 21

3.3.2 Besar Sampel ... 21

3.4 Variabel dan Definisi Operasional ... 23

3.5 Prosedur Penelitian ... 23

3.6 Analisis Data ... 24

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 25

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian ... 25

4.1.1 Subjek Berdasarkan Usia ... 25

4.1.2 Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 25

4.2 Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Pencabutan Gigi... 26

4.3 Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah Pencabutan Gigi... 28

BAB 5 PEMBAHASAN ... 29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 33

6.1 Kesimpulan ... 33

6.2 Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 35


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. ... Klasifikasi tekanan darah pada usia dewasa menurut

Chobanian AV et al ... 6

2. ... Faktor yang mempengaruhi peningkatan frekuensi denyut jantung

(denyut nadi) ... 14

3. ... Faktor yang mempengaruhi penurunaan frekuensi denyut jantung

(denyut nadi) ... 15

4. ... Variabel dan definisi operasional ... 23

5. ... Frekuensi subjek berdasarkan usia... 25

6. ... Frekuensi subjek berdasarkan jenis kelamin... 26

7. ... Distribusi perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik

pada pasien pencabutan gigi... 26

8. ... Analisis statistik uji Paired-T Test tekanan darah ... 27


(12)

9. ... Distribusi perubahan denyut nadi pada pasien pencabutan

gigi ... 28 10. ... Analisis


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. ... Pengukura

n tekanan darah dengan metode auskultasi ... 8

2. ... Pengukura n tekanan darah dengan metode palapasi ... 9

3. ... Skema penentuan tekanan darah ... 11

4. ... Efek sistem saraf simpatis dan parasimpatis pada faktor yang mempengaruhi tekanan darah ... 12

5. Pengukuran denyut nadi pada arteri radialis ... 14

6. Pencabutan dengan tang ... 17


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Daftar Riwayat Hidup

2. Ethical Clearance

3. Lembar Penjelasan Kepada Subjek Penelitian

4. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

5. Lembar Pemeriksaan


(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tindakan pencabutan gigi merupakan suatu tindakan yang sering dilakukan oleh dokter gigi. Sebelum dilakukan tindakan perawatan gigi atau pencabutan gigi sebaiknya dilakukan pemeriksaan fisik pada awal kunjungan untuk memperoleh tanda vital pasien. Pemeriksaan tanda vital adalah suatu cara untuk memberikan gambaran mengenai kondisi fungsi kinerja tubuh. Tanda vital ini meliputi tekanan darah, denyut jantung (denyut nadi), frekuensi pernapasan, dan suhu tubuh. Dalam hal ini, tekanan darah dan denyut nadi dapat memberikan suatu gambaran mengenai kondisi sistem kardiovaskular seseorang.1

Penentuan tekanan darah dan denyut nadi sangat diperlukan pada pasien bedah mulut. Pengukuran tekanan darah tidak hanya dilakukan terhadap pasien yang diduga hipertensi saja, tetapi dapat dilakukan pada semua pasien bedah mulut. Pemeriksaan ini juga dapat dipakai untuk mencegah kejadian-kejadian yang merugikan sewaktu atau sesudah dilakukan perawatan gigi. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan tekanan darah, seperti jenis kelamin, usia, jenis aktivitas, riwayat keluarga, berat badan, keadaan emosi atau psikis.2

Sham dkk melakukan penelitian pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi yang menggunakan anastesi lokal (Lignokain HCL) dengan adrenalin (1:80.000), hasil dari penelitian tersebut terjadi peningkatan tekanan sistolik pada pasien usia 30-50 tahun, tetapi terjadi penurunan tekanan sistolik pada usia 30-50-60 tahun. Sedangkan pada tekanan diastolik terjadi penurunan pada usia 30-60 tahun. Dalam penelitiannnya juga tejadi peningkatan denyut nadi antara sebelum dan sesudah dilakukan pencabutan gigi pada usia 30-60 tahun.3 Penelitian lain menurut Chaudhry


(16)

dkk terdapat peningkatan denyut nadi antara sebelum dan sesudah dilakukan injeksi anestesi lokal pada pasien normotensif.4

Berdasarkan penelitian Nakamura dkk menyatakan adanya peningkatan tekanan darah dan denyut nadi yang signifikan selama pencabutan gigi, penelitian ini menggunakan Lidokain 2% dengan epineprin (1:80.000) sebagai anastesi lokal.5 Penelitian lain yang dilakukan Tsuchihashi dkk menunjukkan besar peningkatan tekanan darah sistolik yaitu 24 ± 4 mmHg, tekanan diastolik 13 ± 2 mmHg, dan denyut nadi 17 ± 3 denyut/menit.6 Sementara itu dari penelitian yang dilakukan Alhamdani menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tekanan sistolik dan diastolik yang signifikan terhadap pencabutan gigi.7

Tsuchihashi dkk menemukan bahwa ada hubungan antara tekanan darah dengan operasi ataupun pencabutan gigi yang dilakukan, demikian juga pada volume anestesi lokal yang diberikan untuk menghilangkan rasa sakit.6,7 Penelitian Nakamura dkk menunjukkan adanya hubungan pencabutan gigi terhadap tekanan darah dan ada pengaruh penggunaan epinefrin sebagai bahan tambahan larutan anestesi terhadap tekanan darah, demikian halnya keadaan stres pada pasien yang menjalani pencabutan gigi juga dapat mempengaruhi tekanan darah.5,7

Dalam praktek kedokteran gigi, keadaan emosi, stres, dan kecemasan kadang dijumpai pada pasien yang berkunjung ke dokter gigi.5 Hal ini bisa saja di sebabkan oleh pasien yang mungkin pertama kali berkunjung ke dokter gigi atau pasien yang memiliki ketakutan tertentu terhadap tindakan pencabutan gigi.7 Keadaan ini dapat memicu reaksi pertahanan yang ditandai dengan peningkatan aktivitas saraf simpatis.8 Tekanan darah dan denyut nadi dapat digunakan sebagai parameter untuk mendeteksi adanya peningkatan aktivitas saraf simpatis tersebut.9 Hal tersebut pada akhirnya akan menghasilkan perubahan tekanan darah dan denyut nadi sebelum dan sesudah dilakukan tindakan pencabutan gigi.3

Atas dasar tersebut, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai perubahan tekanan darah dan denyut nadi sebelum dan sesudah pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013.


(17)

1.2Rumusan Masalah

1. Apakah ada perubahan tekanan darah sistolik pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013?

2. Apakah ada perubahan tekanan darah diastolik pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013?

3. Apakah ada perubahan denyut nadi pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013?

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perubahan tekanan darah sistolik pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013.

2. Untuk mengetahui perubahan tekanan darah diastolik pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013.

3. Untuk mengetahui perubahan denyut nadi pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013.

1.4Hipotesis

1. Ada perubahan tekanan darah sistolik pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013.


(18)

2. Ada perubahan tekanan darah diastolik pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013.

3. Ada perubahan denyut nadi pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013.

1.5Manfaat Penelitian

1. Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat, dokter gigi, dan praktisi mengenai perbedaan tekanan darah dan denyut nadi pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013.

2. Sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran gigi.

3. Sebagai data awal bagi peneliti untuk dapat menelaah lebih lanjut mengenai perubahan tekanan darah dan denyut nadi pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tekanan Darah

Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah timbul dari adanya tekanan arteri yaitu tekanan yang terjadi pada dinding arteri. Tekanan darah merupakan hasil dari curah jantung dan resistensi terhadap aliran darah yang diatur oleh pembuluh darah.10,11

Tekanan darah terdiri dari tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan sistolik yaitu tekanan maksimum dari darah yang mengalir pada arteri yang terjadi pada saat ventrikel jantung berkontraksi, besarnya sekitar 100-140 mmHg dan tekanan ini dapat meningkat dengan bertambahnya usia. Tekanan diastolik yaitu tekanan darah paling rendah pada dinding arteri pada saat jantung relaksasi, besarnya sekitar 60-90 mmHg. Walaupun demikian, tekanan darah pada umumnya berkisar pada rata-rata nilai normal sekitar 120 mmHg untuk tekanan sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan diastolik. Tekanan darah seseorang dapat lebih atau kurang dari batasan normal. Peningkatan tekanan darah lebih dari normal disebut tekanan darah tinggi/hipertensi. Sebaliknya, jika kurang dari normal disebut tekanan darah rendah/ hipotensi.12

Terdapat kesepakatan umum bahwa tekanan darah meningkat seiring dengan pertambahan usia, namun besar peningkatan ini tidak jelas karena hipertensi merupakan penyakit yang umum dijumpai dan insidennya meningkat seiring dengan pertambahan usia. Tekanan darah sistolik dan diastolik pada wanita muda lebih rendah daripada pria muda sampai usia 55-65 tahun, namun setelah usia tersebut tekanan darah wanita menjadi setara dengan tekanan darah pria.2,10 Tekanan darah juga menurun sebanyak 20 mmHg atau kurang pada saat tidur. Peningkatan curah jantung juga meningkatkan tekanan sistolik sedangkan peningkatan tahanan perifer meningkatkan tekanan diastolik.13


(20)

2.1.1 Standar Tekanan Darah Normal

Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah pada usia dewasa menurut Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure / JNC VII 14,15

Klasifikasi Tekanan Darah pada Usia Dewasa

Kategori Tekanan Darah Sistolik

Tekanan Darah Diastolik

Normal < 120 mmHg < 80 mmHg

Pre-Hipertensi 120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg

Hipertensi

Stadium 1 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg

Hipertensi

Stadium 2 ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg

Pada tabel 1 menunjukkan klasifikasitekanan darah untuk usia dewasa di atas 18 tahun. Prehipertensi bukan termasuk suatu penyakit, tetapi sesorang yang teridentifikasi berisiko tinggi terkena hipertensi sehingga dokter harus waspada terhadap resiko ini. Sesorang yang prehipertensi juga tidak diharuskan untuk mengikuti terapi dan disarankan untuk mengubah ke gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko hipertensi. Pasien hipertensi dengan diabetes melitus atau penyakit ginjal, jika tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor resiko dan sebaiknya diberikan terapi.15

2.1.2 Teknik dan Metode Pengukuran Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pada metode langsung, kateter arteri dimasukkan ke dalam arteri. Walaupun hasilnya sangat tepat, akan tetapi metode pengukuran ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan masalah kesehatan lain. Sedangkan pada pengukuran tidak


(21)

langsung dapat dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop. Kemudian dilakukan pembacaan secara auskultasi maupun palpasi.13

a. Metode Auskultasi

Tekanan sistolik dan tekanan diastolik dapat diukur dengan metode ini, dengan cara mendengar (auskultasi) bunyi yang timbul pada arteri brakhialis yang di sebut bunyi Korotkoff. Bunyi ini timbul akibat timbulnya aliran turbulen dalam arteri tersebut. Metode auskultasi akan akurat bila di gunakan secara tepat, tetapi ada hal yang perlu diperhatikan. Manset harus setinggi jantung untuk memperoleh tekanan yang tidak dipengaruhi gravitasi.13

Manset dihubungkan pada manometer air raksa (sphygmomanometer) kemudian dililitkan di sekitar lengan. Rabalah arteri brakhialis untuk menentukan tempat meletakkan stetoskop. Kemuduan manset dipompa sampai denyut brakhial menghilang. Hilangnya denyutan menunjukkan bahwa tekanan sistolik darah telah dilampaui dan arteri brakhialis telah tertutup. Manset dikembangkan lagi sebesar 20 sampai 30 mmHg diatas titik hilangnya denyutan brakhial. Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai terdengar suara bunyi berdetak yang menunjukkan tekanan darah sistolik. Bunyi yang terdengar tersebut dikenal sebagai bunyi Korotkoff yang terjadi bersamaan dengan detak jantung dan akan terus terdengar dari arteri brakhialis sampai tekanan dalam manset turun dibawah tekanan diastolik dan pada titik tersebut bunyi akan menghilang.10,13


(22)

Gambar 1. Pengukuran tekanan darah dengan metode auskultasi16

b. Metode Palpasi

Pengukuran tekanan darah secara palpasi hanya dapat menetapkan tekanan sistolik saja. Metode palpasi juga dapat dilakukan apabila tekanan darah sulit didengarkan. Tetapi dengan metode palpasi tekanan diastolik tidak dapat ditentukan dengan akurat.10,13

Cara pengukurannya yaitu manset yang dililitkan pada lengan dipompa sambil memegang nadi radialis. Pada suatu tekanan tertentu dimana denyut nadi tidak teraba lagi tekanan manset perlahan-lahan diturunkan dengan jari tetap meraba nadi. Pada suatu saat tertentu akan teraba nadi ini lagi yang disebut tekanan sistolik dengan mencatat berapa nilai dalam mmHg.10,13

Karena adanya kesukaran untuk menentukan secara pasti kapan denyut pertama teraba, tekanan yang diperoleh dengan metode palapasi biasanya 2-5 mmHg lebih rendah dibandingkan dengan yang di ukur dengan metode auskultasi. Bila manset mulai di pompa sampai denyut radialis menghilang, pemeriksa dapat yakin bahwa tekanan manset melebihi tekanan sistolik, dan hasil pengukuran yang lebih rendah sebenarnya dapat dihindari.10,13


(23)

Gambar 2. Pengukuran tekanan darah dengan metode palpasi17

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan tekanan darah yaitu:13,18,19

1. Kekuatan jantung memompa darah

Gerakan jantung terdiri atas dua jenis, yaitu kontrasi dan relaksasi. Kontaksi kedua atrium pendek, sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Ventrikel kiri memompa lebih kuat karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah arteri sistemik, ventrikel kanan juga memompa volume darah yang sama, tetapi hanya mendorong darah ke sekitar paru-paru dimana tekanannya jauh lebih rendah.

Stimulasi simpatis dan epineprin meningkatkan kontraktilitas jantung, yang mengacu kepada kekuatan kontraksi pada setiap volume diastolik akhir. Dengan demikian, jantung berkontraksi secara lebih kuat dan memeras lebih banyak darah yang dikandungnya, sehingga ejeksinya lebih sempurna apabila mendapat stimulasi simpatis. Kontraksi yang lebih kuat akan memompa lebih banyak darah. Sehingga semakin banyak darah yang dikembalikan ke jantung dan volume diastolik akhir menigkat, jantung secara otomatis memompa ke luar darah (volume sekuncup) lebih besar.


(24)

2. Viskositas (kekentalan) darah

Viskositas darah disebabkan oleh protein plasma dan jumlah sel darah yang beredar dalam aliran darah. Setiap perubahan pada kedua faktor ini akan merubah tekanan darah. Besarnya gesekan yang ditimbulkan oleh cairan terhadap dinding pembuluh yang dilaluinya, berbeda-beda sesuai dengan viskositas cairan. Makin pekat cairan makin besar kekuatan yang diperlukan untuk mendorongnya melalui pembuluh.

3. Tahanan tepi (resistensi perifer)

Tahanan yang dikeluarkan oleh darah mengalir dalam pembuluh darah dalam sirkulasi darah besar yang berada dalam arterial. Seiring dengan peningkatan resistensi terhadap aliran, darah akan semakin sulit melintasi pembuluh, sehingga aliran berkurang. Apabila resistensi meningkat, gradien tekanan harus meningkat juga agar laju aliran tidak berubah. Dengan demikian, apabila pembuluh memberikan resistensi yang lebih besar terhadap aliran darah, jantung harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan sirkulasi agar adekuat.

4. Volume darah

Volume darah total ditubuh sekitar 5 sampai 5,5 liter, kedua belahanjantung memompa darah dalam jumlah yang setara dengan volume darah total tiap menitnya. Dengan kata lain, setiap menit ventrikel kanan memompa 5 liter darah ke paru dan ventrikel kiri memompa 5 liter darah ke sirkulasi sistemik. Sedangkan volume sekuncup (volume darah yang dipompa per denyut) rata-rata adalah 70 ml per denyut. Besarnya volume darah akan menimbulkan efek nyata pada curah jantung dan tekanan darah. Penurunan volume darah akibat perdarahan dapat menyebabkan penurunan tekanan darah.

5. Aliran balik vena (venous return)

Aliran balik vena mengacu pada volume darah yang masuk ke tiap-tiap atrium per menit dari vena. Besarnya laju aliran melalui suatu pembuluh berbanding lurus dengan tekanan. Stimulasi simpatis menimbulkan vasokonsriksi vena sehingga meningkatkan tekanan vena, hal ini dapat meningkatkan tekanan untuk mendorong


(25)

lebih banyak darah dari vena ke dalam atrium kanan. Peningkatan aktivitas simpatis dan vasokontriksi vena yang menyertai olahraga juga meningkatkan aliran balik vena.

Tekanan darah

Curah jantung Resistensi

perifer total Kecepatan denyut jantung Volume sekuncup Jari-jari arteriol Viskositas darah Aktivitas parasimpatik Aktivitas simpatis dan epinefrin Aliran balik vena Efek penghisapan jantung Kontrol metabolik lokal Kontrol vasokonstriktor lokal Jumlah sel darah merah Volume darah Aktivitas pernapasan Aktivitas otot rangka Aktivitas simpatis dan epinefrin Vasopresin dan angiotensin II


(26)

2.2 Denyut Nadi

Denyut nadi (pulse rate) adalah gelombang yang disalurkan melalui arteri sebagai respons terhadap ejeksi darah dari jantung ke dalam aorta.10 Denyut nadi terbentuk seiring dengan didorongnya darah melalui arteri. Untuk membantu sirkulasi, arteri berkontraksi dan berelaksasi secara periodik, kontraksi dan relaksasi

Stimulasi parasimpatis

Jantung Kecepatan denyut jantung Curah jantung Stimulasi simpatis Jantung Kekuatan kontraksi jantung Kecepatan denyut jantung Tekanan darah Curah jantung Volume sekuncup Tekanan darah

Arteriol Vasokonstriksi

Vena

Tekanan darah Resistensi

perifer total

Vasokonstriksi Aliran balik vena Volume sekuncup Curah jantung Tekanan darah

Gambar 4. Efek sistem saraf simpatis dan parasimpatis pada faktor yang mempengaruhi tekanan darah18


(27)

jantung seiring dengan dipompanya darah menuju arteri dan vena. Dengan demikian, denyut nadi (pulse rate) juga dapat mewakili detak jantung permenit atau yang dikenal dengan denyut jantung (heart rate). Denyut nadi dihitung tiap menitnya dengan hitungan repitisi (kali/menit).20

Pemeriksaan denyut nadi sederhana biasanya dilakukan dengan cara palpasi. Denyut nadi paling mudah dirasakan ketika arteri ditekan ringan pada tulang. Beberapa tempat untuk meraba denyut nadi yaitu arteri radialis di pergelangan tangan, arteri temporalis superfisialis pada bagian tulang pelipis, arteri dorsalis pedis pada dorsum pedis atau punggung kaki, arteri karotis pada leher, arteri femoralis pada lipatan paha, arteri brakhialis pada lipatan siku.11

Pada jantung orang normal, setiap denyut berasal dari nodus SA (irama sinus normal).13 Frekuensi denyut jantung normal berkisar antara 60 sampai 100 denyut per menit, dengan rata-rata denyutan 75 kali per menit. Dengan kecepatan seperti itu, siklus jantung berlangsung selama 0,8 detik; sistole 0,5 detik dan diastole 0,3 detik. Takikardia adalah peningkatan frekuensi jantung sampai melibihi 100 denyut per menit. Bradikardia ditujukan untuk frekuensi jantung yang kurang dari 60 denyut per menit.14,21

Denyut nadi bervariasi pada kecepatan, regularitas, dan kekuatan karena mencerminkan perubahan denyut jantung.11 Frekuensi denyut melambat selama tidur dan dipercepat oleh emosi, olahraga, demam, dan rangsangan lain. Pada orang muda sehat yang bernapas dengan frekuensi normal, frekuensi denyut jantung bervariasi sesuai fase pernapasan; meningkat selama inspirasi dan menurun selama ekspirasi, terutama bila kedalaman pernapasan meningkat.13

2.2.1 Cara Pengukuran Denyut Nadi

Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada aspek ventral dari pergelangan tangan (arteri radialis). Arteri karotis dan arteri femoral juga dapat dilakukan tetapi sangat sulit dilakukan pengukuran pada tempat tersebut. Dengan menggunakan 2 jari yaitu telunjuk dan jari tengah, atau 3 jari, telunjuk, jari tengah dan jari manis jika mengalami kesulitan menggunakan 2 jari. Temukan titik nadi, yaitu nadi radialis di


(28)

pergelangan tangan di sisi ibu jari. Setelah menemukan denyut nadi, tekan perlahan kemudian hitunglah denyutan selama minimum 30 detik, tetapi idealnya adalah 1 menit. Secara umum denyut nadi orang dewasa yaitu antara 60 sampai 100 denyut per menit.1

Gambar 5. Pengukuran denyut nadi pada arteri radialis22

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Denyut Nadi

Tabel 2. Faktor yang mempengaruhi penurunan frekuensi denyut jantung (denyut nadi)13

Frekuensi denyut jantung diperlambat oleh:

Norepinefrin

Peningkatan aktivitas baroreseptor di arteri, ventrikel kiri, dan sirkulasi paru Ekspirasi

Sedih

Perangsangan serabut nyeri di nervus trigeminus Peningkatan tekanan intrakranial


(29)

Tabel 3. Faktor yang mempengaruhi peningkatan frekuensi denyut jantung (denyut nadi)13

Frekuensi denyut jantung dipercepat oleh:

Penurunan aktivitas baroreseptor di arteri, ventrikel kiri, dan sirkulasi paru Peningkatan aktivitas reseptor regang atrium

Inspirasi Kegembiraan Marah

Sebagian besar rangsang nyeri Hipoksia

Takut Olahraga Epinefrin Hormon tiroid Demam

Secara umum, rangsang yang meningkatkan frekuensi denyut jantung juga meningkatkan tekanan darah, sedangkan yang mengurangi frekuensi denyut jantung menurunkan tekanan darah. Namun terdapat pengecualian seperti terjadinya hipotensi dan takikardia akibat rangsang pada reseptor regang atrium dan terjadinya hipertensi dan bradikardia akibat peningkatan tekanan intrakranial.13

2.3 Pencabutan Gigi

Pencabutan gigi adalah suatu prosedur pembedahan dengan menggunakan tang, elevator, atau penekanan pada transalveolar. Definisi pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan tanpa rasa sakit pada satu gigi utuh atau akar gigi dengan trauma minimal terhadap jaringan pendukung gigi, sehingga bekas pencabutan dapat sembuh dengan sempurna dan tidak terdapat masalah prostetik di masa mendatang.23

Sebelum dilakukan pencabutan, dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu, meliputi pemeriksaan klinis dan radiografis. Menggabungkan pemeriksaan klinis dan radiografis akan memberikan gambaran tentang kesulitan pencabutan.2,24


(30)

Ada beberapa indikasi dilakukannya tindakan pencabutan gigi. Indikasi dilakukan pencabutan gigi adalah pada gigi dengan karies yang besar, pulpitis, periodontitis periapikal, perikoronitis, abses yang diakibatkan karena periodontitis periapikal, penyakit periodontal, atau perikoronitis, gigi yang mengalami fraktur, gigi

supernumerary, gigi impaksi, gigi yang terlibat kista dan tumor, dan gigi sulung yang persisten. Selain itu tindakan pencabutan gigi juga dilakukan pada gigi yang sehat dengan tujuan memperbaiki maloklusi, untuk alasan estetik, dan juga untuk kepentingan perawatan ortodontik dan prostodontik.24

2.3.1 Pencabutan Sederhana/ Pencabutan dengan Tang/ Pencabutan Intra Alveolar

Pencabutan intra alveolar adalah pencabutan gigi atau akar gigi dengan menggunakan tang atau bein atau dengan kedua alat tersebut. Metode ini sering juga di sebut forceps extraction dan merupakan metode yang biasa dilakukan pada sebagian besar kasus pencabutan gigi. Dalam metode ini, blade atau instrument yaitu tang atau bein ditekan masuk ke dalam ligamentum periodontal diantara akar gigi dengan dinding tulang alveolar. Bila akar telah berpegang kuat oleh tang, dilakukan gerakan kearah buko-lingual atau buko-palatal dengan maksud menggerakkan gigi dari soketnya. Pada gigi tertentu gerakan rotasi dapat dilakukan setelah dirasakan gigi agak goyang. Tekanan dan gerakan yang dilakukan haruslah merata dan terkontrol sehingga fraktur gigi dapat dihindari. 23

Tekanan terkontrol adalah kunci dari penggunaan elevator dan tang. Menggunakan tekanan yang berlebihan atau tidak terkontrol akan mengakibatkan pencabutan yang eksplosif yang merupakan resiko terkecil dan fraktur akar atau cedera serius lainnya, yang merupakan konsekuensi terburuk.2

Penggunaan tekanan yang terkontrol tergantung pada urutan tindakan. Posisi pasien terhadap operator harus benar. Siku operator terletak di samping dengan telapak tangan ke bawah untuk mencabut gigi-gigi bawah, dan telapak tangan ke atas untuk gigi-gigi atas.2


(31)

Harus digunakan grasp atau pegangan yang benar, baik pinch grasp maksila atau sling grasp mandibula. Yang terpenting adalah adanya persepsi taktil dari besar tekanan yang diaplikasikan dan perubahan mobilitas gigi. Aplikasi tekanan yang terkontrol akan menjamin keamanan pencabutan dan mengurangi terjadinya komplikasi.2

Gambar 6. Pencabutan dengan tang24

2.3.2 Pencabutan dengan Pembedahan/ Pencabutan Trans Alveolar Pada beberapa kasus terutama pada gigi impaksi, pencabutan dengan metode intra alveolar sering kali mengalami kegagalan sehingga perlu dilakukan pencabutan dengan metode trans alveolar. Metode pencabutan ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengambil sebagian tulang penyangga gigi. Metode ini juga sering disebut metode terbuka atau metode pembedahan yang digunakan pada kasus-kasus:23

1. Gigi tidak dapat dicabut dengan menggunakan metode intra alveolar. 2. Gigi yang mengalami hipersementosis atau ankilosis.

3. Gigi yang mengalami germinasi.

4. Sisa akar yang tidak dapat dipegang dengan tang atau dikeluarkan dengan bein, terutama sisa akar yang berhubungan dengan sinus maksilaris.

5. Gigi yang secara roentgenologis menunjukkan pola-pola akar yang rumit, atau akar-akar yang arah lintasan pengeluaran yang tidak menguntungkan atau rumit.


(32)

Prosedur pencabutan gigi dengan metode trans alveolar yaitu:25

1. Pembuatan flep atau jalan masuk, dengan dasar yang luas untuk suplai darah yang baik. Insisi harus dengan ketebalan penuh dan flep ditarik untuk mendapatkan akses yang baik dan daerah visibilitas sehingga tidak menyebabkan trauma yang berlebihan pada jaringan lunak.

2. Melakukan penyingkiran tulang dengan menggunakan bur.

3. Melakukan pencabutan gigi atau akar gigi menggunakan elevator atau tang.

4. Melakukan penjahitan dan perawatan luka.

Gambar 7. Pencabutan dengan pembedahan26

2.3.3 Komplikasi Pasca Pencabutan Gigi

Setelah dilakukan tindakan pencabutan gigi, adakalanya atau kemungkinan dapat terjadi komplikasi. Komplikasi-komplikasi pada pencabutan gigi banyak dan bermacam-macam. Komplikasi pasca pencabutan ini bisa menjadi masalah yang serius dan fatal. Menurut Pederson (1996), komplikasi adalah suatu respon pasien tertentu yang dianggap sebagai kelanjutan normal dari pembedahan, yaitu perdarahan, rasa sakit, dan edema. Tetapi apabila berlebihan maka perlu ditinjau apakah termasuk morbiditas yang biasa terjadi atau termasuk komplikasi.2

Komplikasi pencabutan gigi menurut Pederson dibagi menjadi tiga yaitu komplikasi intraoperatif, komplikasi pasca bedah, dan komplikasi beberapa saat setelah operasi. Komplikasi intraoperatif berupa perdarahan, fraktur, pergeseran, cedera jaringan lunak, dan cedera saraf. Sedangkan komplikasi pasca bedah berupa


(33)

perdarahan, rasa sakit, edema, dan reaksi terhadap obat. Dan termasuk komplikasi beberapa saat setelah operasi adalah alveolitis (dry socket) dan infeksi.2

Komplikasi-komplikasi lain yang mungkin terjadi yaitu kegagalan dalam anestesi dan mencabut gigi baik dengan tang atau bein, fraktur dari mahkota gigi atau fraktur akar gigi yang dicabut, fraktur tulang alveolar, fraktur tuberositas maksila, fraktur gigi tetangga atau gigi antagonisnya, fraktur mandibula, dislokasi gigi tetangganya dan dislokasi sendi temporomandibular, perpindahan akar kedalam sinus maksilaris, kerusakan atau robek pada gusi, bibir, dan kerusakan pada lidah dan dasar mulut.23


(34)

2.4 Kerangka Konsep

Pencabutan Gigi

Pengukuran Tekanan Darah

Pengukuran Tekanan Diastolik

Pengukuran Denyut Nadi

Pengukuran Tekanan Sistolik

Sesudah Pencabutan Gigi

Sebelum Pencabutan Gigi


(35)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasi analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian berlangsung pada tanggal 9 Oktober sampai 28 November 2013.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien yang datang melakukan pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU pada tanggal 9 Oktober 2013 sampai 28 November 2013.

3.3.2 Besar Sampel

Besaran sampel diperoleh dengan menggunakan rumus penaksiran proporsi populasi dengan presisi mutlak.

n = Z21-αP (1-P)

d2

n = (1,96)2 0,5 (1-0,5) (0,1)2


(36)

Keterangan

d = Presisi mutlak (10%) :

Z = Skor ditentukan derajat kepercayaan(confidence level) adalah 95% = 1,96 P = Prakiraan proporsi populasi

n = Besarnya sampel

Besar sampel untuk mencari prevalensi populasi terbatas minimumnya adalah 96 orang. Peneliti mengambil sampel sebanyak 100 orang sehingga jumlah sampel cukup untuk analisis data. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling

yang berdasarkan kepada kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

Kriteria Inklusi :

1. Pasien pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU

2. Bersedia ikut serta dalam penelitian (kooperatif) Kriteria Ekslusi :


(37)

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

Tabel 4. Variabel dan definisi operasional

Variabel Definisi Operasional

Tekanan darah Tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik yang diukur

dengan menggunakan sphygmomanometer air raksa.

Pengukuran darah dilakukan sebelum dan sesudah pencabutan gigi.

Denyut nadi Denyut darah didalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Pengukuran denyut nadi pada arteri radialis di pergelangan tangan dilakukan sebelum dan sesudah pencabutan gigi.

Pencabutan gigi Suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus, dimana pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi

3.5 Prosedur Penelitian

1. Mengisi lembar isian Nama, Jenis Kelamin, dan Umur dengan cara menanyakan langsung kepada pasien.

2. Dudukkan pasien lalu pasang manset pada lengan dengan ukuran yang sesuai, dengan jarak sisi manset paling bawah 2-3 cm dari siku dan rekatkan dengan baik. ( Serenitysphygmomanometer)

3. Rabalah nadi pada lipatan tangan, pompa alat hingga denyutan nadi tidak teraba lalu dipompa lagi hingga tekanan meningkat sampai 30 mmHg di atas nilai tekanan nadi ketika denyutan nadi tidak teraba.

4. Tempelkan stetoskop (Littman Classic II SE) pada perabaan denyut nadi, lepaskan pemompa perlahan-lahan dan dengarkan suara bunyi denyut nadi.


(38)

5. Catat tekanan darah sistolik yaitu nilai tekanan ketika suatu denyut nadi yang pertama terdengar dan tekanan darah diastolik ketika bunyi keteraturan denyut nadi tidak terdengar.

6. Setelah memeriksa tekanan darah, kemudian lakukan pemeriksaan denyut nadi.

7. Periksa denyut nadi (arteri radialis pada pergelangan tangan) dengan menggunakan ujung jari telunjuk dari telunjuk, jari tengah dan jari manis. 8. Setelah menemukan denyut nadi, tekan perlahan kemudian hitung jumlah

denyutan saat dalam keadaan diam selama 1 menit.

9. Kemudian dilakukan prosedur pencabutan gigi oleh mahasiswa kepaniteraan klinik.

10.Setelah dilakukan pencabutan gigi, diukur kembali tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, dan denyut nadi sesuai dengan prosedur sebelum pencabutan gigi.

3.6 Analisis Data

Teknik pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji statistik Paired T-Test, dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17.0, dengan interpretasi hasil sebagai berikut:

1. Jika p value ≤ 0,01 maka uji dinyatakan sangat signifikan.

2. Jika p value > 0,01 tetapi ≤ 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan. 3. Jika p value >0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan.


(39)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini subjek yang didapat berjumlah 100 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian berasal dari pasien yang datang untuk melakukan pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013.

4.1.1 Subjek Berdasarkan Usia

Hasil pengamatan terhadap 100 pasien pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013 di peroleh data umur sebagai berikut :

Tabel 5. Distribusi subjek berdasarkan usia

Usia (tahun) n Persentase(%)

11 – 20 39 39

21 – 30 29 29

31 – 40 14 14

41 – 50 11 11

51 – 60 4 4

61 – 70 3 3

Jumlah 100 100

4.1.2 Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil pengamatan terhadap 100 pasien pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013 di peroleh data jenis kelamin sebagai berikut :


(40)

Tabel 6. Distribusi subjek berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin n Persentase (%)

Laki – Laki 35 35

Perempuan 65 65

Jumlah 100 100

4.2 Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Pencabutan Gigi

Dari total 100 subjek yang diperiksa jumlah pasien yang mengalami peningkatan tekanan darah sistolik yaitu 45 orang (45%) dan diastolik 45 orang (45%). Penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 22 orang (22%) dan diastolik 14 orang (14%), sedangkan pasien pencabutan gigi yang tidak mengalami perubahan tekanan sistolik sebanyak 33 orang (33%) dan diastolik 41 orang (41%). (Tabel 8)

Tabel 7. Distribusi perubahan tekanan darah pada pasien pencabutan gigi Perubahan Tekanan Darah

Tekanan Darah

Meningkat Menurun Tetap

n Persentase n Persentase n Persentase

Sistolik 45 45 % 22 22% 33 33%

Diastolik 45 45% 14 14% 41 41%

Normalitas data diuji dengan uji Kolmogorov-Smirnov, hasil tersebut menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Kemudian hasil uji statistik tekanan darah sistolik pada pasien pencabutan gigi dengan Paired T-Test dapat di lihat pada tabel 9.


(41)

Tabel 8. Analisis statistik uji Paired-T Test tekanan darah

n Mean SD Min Max Selisih P

Tekanan Sistolik Sebelum Pencabutan Gigi

100 116.82 11.705 98 170

5,02 0,003 Tekanan Sistolik Sesudah

Pencabutan Gigi

100 118.84 12.263 100 174

Tekanan Diastolik

Sebelum Pencabutan Gigi

100 76.63 7.582 60 100

3,77 0,000 Tekanan Diastolik Sesudah

Pencabutan Gigi

100 78.70 7.987 60 102

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap pasien pencabutan gigi diperoleh rata-rata ± SD tekanan sistolik sebelum pencabutan gigi yaitu 116,82 ± 11,70 mmHg dan rata-rata ± SD setelah pencabutan gigi yaitu 118,84 ± 12,32 mmHg. Dengan rata-rata selisih tekanan sistolik sebelum dan sesudah pencabutan gigi sebesar 5,02 mmHg. Sedangkan rata-rata ± SD pengukuran tekanan diastolik sebelum pencabutan gigi adalah 76,63 ± 7,58 mmHg dan rata-rata ± SD setelah pencabutan gigi yaitu 78,7 ± 7,99 mmHg. Rata-rata selisih tekanan diastolik sebeum dan sesudah sebesar 3,77 mmHg.

Hasil uji statistik tekanan sistolik pada pasien pencabutan gigi diketahui bahwa nilai p sebesar 0,003 atau kurang dari 0,01 (p ≤ 0,01). Hasil ini menunjukkan bahwa ada perubahan tekanan darah sistolik yang sangat signifikan pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi.

Hasil uji statistik Paired T-Test tekanan diastolik pada pasien pencabutan gigi diketahui bahwa nilai p sebesar 0,000 atau kurang dari 0,01 (p ≤ 0,01). Hasil ini juga menunjukkan bahwa ada perubahan tekanan darah diastolik yang sangat signifikan pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi.


(42)

4.3 Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah Pencabutan Gigi

Dari jumlah pasien yang diperiksa yang mengalami peningktan denyut nadi sebanyak 50 orang atau 50%. Sedangkan pasien yang mengalami penurunan denyut nadi yaitu 25 orang (25%) dan tidak terjadi perubahan denyut nadi sebanyak 25 orang (25%). (Tabel 10)

Tabel 9. Distribusi perubahan denyut nadi pada pasien pencabutan gigi Perubahan Denyut Nadi

Meningkat Menurun Tetap

n Persentase n Persentase n Persentase

50 50 % 26 26% 24 24%

Normalitas data di uji dengan uji Kolmogorov-Smirnov, hasil tersebut menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Hasil uji statistik denyut nadi pada pasien pencabutan gigi dengan Paired T-Test dapat di lihat pada tabel 11.

Tabel 10. Analisis statistik uji Paired-T Test denyut nadi

n Mean SD Min Max Selisih P

Denyut Nadi Sebelum Pencabutan Gigi

100 81.50 10.666 60 114

4,81 0,041 Denyut Nadi Sesudah

Pencabutan Gigi

100 82.77 9.279 64 102

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap pasien pencabutan gigi diperoleh rata-rata ± SD denyut nadi sebelum pencabutan gigi yaitu 81,50 ± 10,67 per menit dan rata-rata ± SD denyut nadi setelah pencabutan gigi yaitu 82,77 ± 9,28 per menit. Dengan rata-rata selisih denyut nadi sesbelum dan sesudah pencabutan sebesar 4,81 per menit.

Hasil uji statistik Paired T-Test denyut nadi pada pasien pencabutan gigi diketahui bahwa nilai sig. sebesar 0,041 atau diantara 0,01 dan 0,05 (0,01< p ≤ 0,05).


(43)

Hasil ini menunjukkan bahwa ada perubahan denyut nadi yang signifikan pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi.

BAB 5 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 100 pasien pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013, sebagian besar pasien mengalami peningkatan tekanan darah dan denyut nadi. Dari hasil pengukuran tekanan darah terdapat 45 orang (45%) yang mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik, penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 22 orang (22%) dan diastolik 14 orang (14%), sedangkan pasien pencabutan gigi yang tidak mengalami perubahan tekanan sistolik sebanyak 33 orang (33%) dan diastolik 41 orang (41%).

Dalam penelitian ini diketahui bahwa terdapat perubahan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah dilakukan pencabutan gigi yang sangat signifikan (p ≤ 0,01). Hal ini menunjukkan bahwa pencabutan gigi mempengaruhi terjadinya perubahan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah dilakukan pencabutan gigi. Sedangkan dari hasil uji statistik untuk tekanan darah diastolik menunjukkan hasil yang sama yaitu terdapat perubahan yang sangat signifikan (p ≤ 0,01). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pencabutan gigi dapat mempengaruhi terjadinya perubahan tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah dilakukan pencabutan gigi. Hasil ini sama dengan penelitian Tsuchihashi dkk pada 21 pasien di fakultas kedokteran Kyushu, Jepang yang menunjukkan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik selama pencabutan gigi.6 Tetapi hasil ini berbeda dengan penelitian Alhamdani yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada tekanan darah sistolik dan diastolik setelah pencabutan gigi.7

Peningkatan tekanan darah ini mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti stres fisiologis, rasa sakit karena pencabutan gigi, lama pencabutan gigi, kesulitan dalam pencabutan gigi, dan penggunaan epineprin dalam anestesi lokal.6,9


(44)

Pencabutan gigi yang akan dilakukan memberikan respon stres fisiologis pada pasien yang terwujud dalam perubahan tekanan darah, hemodinamik, dan respon kardiovaskular. Kecemasan dan pengalaman yang tidak menyenangkan terhadap perawatan gigi sangat berhubungan dengan peningkatan tekanan darah dan denyut jantung.3 Keadaan ini dapat memicu reaksi pertahanan yang ditandai dengan peningkatan saraf simpatis.8,9 Menurut Sherwood stimulasi saraf simpatis dapat meningkatkan kontraktilitas jantung sehingga tekanan darah juga meningkat.18

Kecemasan akan merangsang respon hormonal dari hipotalamus yang akan mengsekresi CRF (Corticotropin-Releasing Factor) yang menyebabkan sekresi hormon-hormon hipofise. Salah satu dari hormon tersebut adalah ACTH (Adreno-Corticotropin Hormon). Hormon tersebut akan merangsang korteks adrenal untuk mengsekresi kortisol kedalam sirkulasi darah. Peningkatan kadar kortisol dalam darah akan mengakibatkan peningkatan renin plasma, angiotensin II dan peningkatan kepekaan pembuluh darah terhadap katekolamin, sehingga terjadi peningkatan darah.27

Faktor yang banyak mempengaruhi perubahan tekanan darah yaitu penggunaan anestesi lokal dan epineprin dalam anestesi lokal yang dapat menghasilkan efek kardiovaskular. Peningkatan tekanan darah setelah injeksi anestesi lokal memberikan hasil yang signifikan walaupun bersifat sementara. Pemberian volume anestesi lokal dengan epineprin yang lebih besar juga menunjukkan peningkatan tekanan darah yang lebih besar selama pencabutan gigi.6

Dari hasil pengukuran juga terdapat 22 orang yang mengalami penurunan tekanan sistolik dan 14 orang mengalami penurunan tekanan diastolik serta 33 orang tidak mengalami perubahan tekanan sistolik dan 41 orang tidak ada perubahan tekanan diastolik. Hal ini dapat disebabkan kenyamanan pasien karena pekerjaan yang dilakukan dengan baik oleh mahasiswa kepaniteraan klinik saat pencabutan gigi, pengalaman pernah ke dokter gigi sebelumnya atau hilangnya rasa takut dan stres setelah injeksi anestesi lokal karena sebagian besar pasien lebih khawatir dengan injeksi daripada pencabutan gigi.7,28


(45)

Hasil penelitian sebagian besar denyut nadi mengalami peningkatan sesudah pencabutan gigi sebanyak 50 orang (50%), penurunan denyut nadi sebanyak 26 orang (26%) dan yang tidak mengalami perubahan sebanyak 24 orang (24%). Menurut uji statistik juga diketahui terdapat perubahan denyut nadi yang signifikan sebelum dan sesudah pencabutan gigi (0,01< p ≤ 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa pencabutan gigi juga mempengaruhi perubahan denyut nadi sebelum dan sesudah pencabutan gigi. Hasil ini sama dengan penelitian Sham dkk yang menunjukkan peningkatan denyut nadi pada semua usia sebelum dan sesudah pencabutan gigi.3 Menurut penelitian Chaudry dkk juga menyatakan peningkatan denyut nadi pada pasien normotensif setelah dilakukan injeksi anestesi lokal 2 % lignokain dengan perbandingan 1:100.000 epineprin.4

Menurut Sherwood hal ini bisa terjadi karena stimulasi saraf simpatis dan penggunaan epineprin dalam anestesi lokal yang dapat meningkatkan kontraktilitas jantung sehingga denyut nadi pun meningkat.18 Faktor lain yang dapat menyebabkan peningkatan denyut nadi yaitu rasa takut pasien atau sebagian rasa nyeri akibat pencabutan gigi.13 Tetapi ada dari hasil pengukuran terdapat 26 orang yang mengalami penurunan denyut nadi dan 24 orang tidak mengalami perubahan denyut nadi. Hal ini dapat disebabkan karena rasa takut pasien hilang atau pasien merasa rileks setelah pencabutan gigi sehingga menstimulasi saraf parasimpatis.28

Bagian sistem syaraf yang berperan pada sistem kardiovaskular didominasi oleh sistem syaraf otonom yang terbagi menjadi dua yaitu saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Inervasi pada arteri kecil dan arteriola menyebabkan saraf simpatis mampu menstimulasi pembuluh darah arteri untuk meningkatkan resistensi pada aliran darah dan selanjutnya menurunkan aliran darah menuju jaringan. Inervasi pada pambuluh darah vena memungkinkan stimulasi saraf simpatis untuk mengurangi volume pada pembuluh darah ini. Hal ini akan menybebkan darah terdorong ke dalam jantung dan selanjutnya berperan dalam proses pengaturan pompa jantung. Saraf simpatis pada pada jantung berperan dalam meningkatkan aktivitas jantung, baik dalam hal meningkatkan detak jantung, meningkatkan kekuatan dan volume untuk memompa. Sistem saraf parasimpatis berperan sangat penting dalam pengaturan


(46)

banyak fungsi autonom dalam tubuh, sebagai contoh untuk mengontrol sistem gastrointestinal, parasimpatis juga memiliki peran pada regulasi sirkulasi, meskipun tidak sedominan sistem saraf simpatis. Salah satu efek terpentingnya pada sirkulasi adalah mengontrol detak jantung melalui nervus vagus, yang berjalan dari batang otak langsung menuju ke jantung. Sistem parasimpatik akan menyebabkan penurunan pada detak jantung dan sedikit penurunan pada kontraktilitas otot jantung.10,12

Secara umum, rangsang yang meningkatkan frekuensi denyut nadi juga meningkatkan tekanan darah, sedangkan yang mengurangi frekuensi denyut nadi juga menurunkan tekanan darah. Namun terdapat pengecualian seperti terjadinya hipotensi dan takikardia akibat rangsang pada reseptor regang atrium dan terjadinya hipertensi dan bradikardia akibat peningkatan tekanan intrakranial.13

Dari hasil penelitian, terlihat bahwa perubahan tekanan darah dan denyut nadi sangat berhubungan dengan pencabutan gigi yang dilakukan di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013.


(47)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada perubahan tekanan darah sistolik yang sangat signifikan pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013 (p ≤ 0,01).

2. Ada perubahan tekanan darah diastolik yang sangat signifikan pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013 (p ≤ 0,01).

3. Ada perubahan denyut nadi yang signifikan pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013 (0,01< p ≤ 0,05).

4. Dari hasil penelitian terhadap 100 orang, sebagian besar pasien mengalami peningkatan tekanan darah dan denyut nadi.

5. Secara umum, rangsang yang meningkatkan frekuensi denyut nadi juga meningkatkan tekanan darah, sedangkan yang mengurangi frekuensi denyut nadi juga menurunkan tekanan darah.

6. Dari hasil penelitian, terlihat bahwa perubahan tekanan darah dan denyut nadi sangat berhubungan dengan pencabutan gigi yang dilakukan di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU periode Oktober-November 2013.

6.2Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :


(48)

1. Keterbatasan penelitian ini hanya 2 variabel saja yang diteliti. Sebaiknya pada penelitian selanjutnya dapat meneliti tanda vital lainnya seperti suhu tubuh atau frekuensi pernapasan.

2. Untuk mengatasi masalah peningkatan tekanan darah pada pasien pre-operasi sebisa mungkin kita mengatasi cemas pasien agar tidak tejadi sekresi adrenalin berlebih yang dapat meningkatkan tekanan darah.

3. Sebaiknya pada pasien, pengukuran tekanan darah tidak hanya diperiksa hanya saat sebelum dilakukan pencabutan gigi tetapi juga pada saat setelah pencabutan gigi sebagai kontrol terhadap kenaikan darah pasien, dan dapat meminimalisir resiko yang mungkin terjadi disebabkan oleh peningkatan tekanan darah seperti perdarahan post-ekstraksi dan lain sebagainya.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

1. Malamed SF. Medical emergencies in the dental office. 6th ed. St.Louis; Mosby Elsevier,2007;38-44.

2. Pedersen GW. Buku ajar praktis bedah mulut. Alih bahasa: Purwanto, Basoeseno. Jakarta: EGC, 1996: 25-35

3. Sham EM, Rao SBH, Sultana N. Evaluation of cardiovascular changes in patients undergoing routine minor oral surgical procedure done under local anesthesia. International Journal of Dental Clinics 2012; 4: 10-3.

4. Chaudhry S, et al. Effect blood pressure and pulse rate after administration of an epinephrine containing dental dental local anaesthetic in hypertensive patients. J Pak Med Assoc 2011; 61(11): 1088-91.

5. Nakamura Y, et al. Cardiovascular and sympathetic response to dental surgery with local anesthesia. Hypertens Res 2001; 23(3): 209-14.

6. Tsuchihashi T, et al. Blood pressure response during dental surgery. Hypertens Res 1996; 19(3): 189-194.

7. Alhamdani F. The effect of immediate pre-extraction period on blood pressure level (prospective study on 100 Iraqi patients). MDJ 2008; 5: 290-5.

8. Montebugnoli L, Servidio D, Miaton RA, Prati C. Heart rate variability asensitive parameter for detecting abnormal cardiocirculatory changes during a stressful dental procedure. JADA 2004; 135: 1718-23.

9. Gedik RG, Marakoglu I, Demirer S. Blood pressure, heart rate, and temperature variability during periodontal surgery. West Indian Med J; 54(5): 329.

10.Guyton, Arthur C. Buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa: Erawati dkk. Edisi 11. Jakarta: EGC, 2007: 172-3; 182-3; 788-800.

11.Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Alih bahasa: Bertha Sugiarto. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2002: 121-3.


(50)

13.Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa: Brahm U. Pendit. Edisi 22. Jakarta: EGC, 2008: 573; 606-9; 630.

14.Little JW, Falace DA, Miller CS, Rhodus NL. Dental Management of the medically compromised patient.7th ed. St. Louis: Mosby, 2008: 10-3.

15.Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, et al. Seventh report of the joint national committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure. Hypertension, 2003.

16.Indriyawati S. Pengukuran tanda-tanda vital.

( 23 Juli 2013 ).

17.Witari D. Pentingnya memeriksa tekanan darah sebelum mencabut gigi. 18.Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Alih bahasa: Brahm U.Pendit.

Edisi 2. Jakarta: EGC, 2001: 330-5.

19.Syaifuddin. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC, 2006: 138-9.

20.Khasan NA, Rustiadi T, Annas M. Korelasi denyut nadi istirahat dan kapasitas vital paru terhadap kapasitas aerobik. Jurnal of Physical Education, Sport, Health, and Recreations 2012; 4; 161-4.

21.Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Alih bahasa: James Veldman. Jakarta: EGC, 2003: 238-40.

22.Sumarna R. Korelasi palpasi secara TCM dan kedokteran barat.

<http://ratri286.blogspot.com/2012/12/korelasi-palpasi-secara-tcm-dan.html?m=1

23.Howe GL. Pencabutan gigi geligi. Alih bahasa: Sianita. Edisi 2. Jakarta: EGC, 1995:1-3; 29-39; 55-6; 95-6.

> ( 23 Juli 2013).

24.Oileng. Teeth extraction techniques. <


(51)

25.Coulthard P, Horner K, Sloan P, Theaker E. Oral and maxillofacial surgery, radiology, pathology, and oral medicine. 2th ed. Manchester: Churchill Livingstone,2008: 87-9.

26.Anonymous. Oral surgery (bedah mulut). <

(30 Januari 2014)

27.Haghighat A, Kaviani N, Panahi R. Hemodynamic effects of 2% lidocaine with 1:80000 epinephrine in inferior alveolar nerve block. Dental Research Journal 2006; 3(1): 4-7.

28.Wahyuningsih Z, Nugroho S, Mu’ah. Hubungan cemas dengan peningkatan tekanan darah pada pasien pre operasi di Ruang Bourghenvil RSUD DR.Soegiri Lamongan. Surya 2011; VIII(01): 53-9.


(52)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Erwinda Lina Anggraeni

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Klaten/23 Agustus 1991

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kenanga 5 Blok D2/no.10 Taman Cibodas Tangerang

Orangtua

Ayah : Sudarno

Ibu : Sutinah

PENDIDIKAN

1997 - 2003 : SD Negeri Taman Cibodas Tangerang

2003 - 2006 : SMP Negeri 8 Tangerang

2006 - 2009 : SMA Negeri 11 Tangerang

2010 – 2014 : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas


(53)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi,

Perkenalkan nama saya Erwinda. Saya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU dan saat ini saya sedang menjalani penelitian di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU. Saya ingin memmberitahukan kepada Saudara bahwa saya sedang melakukan penelitian dengan judul “ Perubahan Tekanan Darah dan Denyut Nadi pada Pasien Sebelum dan Sesudah Pencabutan Gigi di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode Oktober-November 2013”. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perubahan tekanan darah dan denyut nadi pada pasien sebelum dan sesudah pencabutan gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU.

Tindakan pencabutan gigi merupakan suatu tindakan yang sering dilakukan oleh dokter gigi. Sebelum dilakukan tindakan perawatan gigi atau pencabutan gigi sebaiknya dilakukan pemeriksaan fisik pada awal kunjungan untuk memperoleh tanda vital pasien. Penentuan tekanan darah dan denyut nadi sangat diperlukan pada pasien bedah mulut. Pengukuran tekanan darah tidak hanya dilakukan terhadap pasien yang diduga hipertensi saja, tetapi dapat dilakukan pada semua pasien bedah mulut. Pengukuran ini juga dapat dipakai untuk mencegah kejadian-kejadian yang merugikan sewaktu atau sesudah dilakukan perawatan.

Proses penelitian memerlukan kerjasama yang baik dari Saudara untuk meluangkan sedikit waktunya. Saya akan melakukan pengukuran tekanan darah dan denyut nadi Saudara saat sebelum dan sesudah pencabutan gigi. Pemeriksaan ini hanya membutuhkan waktu kira-kira 10 menit untuk mengukur tekanan darah dan denyut nadi.


(54)

Pertama Saudara akan ditanya mengenai identitas Saudara. Setelah itu, tekanan darah Saudara akan diukur dengan cara memasang manset pada lengan, kemudian saya akan mendengar suara denyutan nadi dengan menggunakan stetoskop. Setelah memeriksa tekanan darah, saya akan memeriksa denyut nadi pada pergelangan tangan selama satu menit. Setelah dilakukan pencabutan gigi, tekanan darah dan denyut nadi Saudara akan saya ukur kembali dengan prosedur yang sama seperti sebelum pencabutan.

Jika Saudara bersedia, Lembar Persetujuan Menjadi Subjek Penelitian terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan. Perlu diketahui bahwa surat ketersediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara dapat mengundurkan diri dari penelitian ini selama penelitian berlangsung.

Demikian penjelasan dari saya, atas partisipasi dan ketersediaan waktu Saudara, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Oktober 2013

Erwinda Lina

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Telp: 085358973586


(55)

LAMPIRAN 4

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………...

Alamat : ………...

No. Telp/Hp : ………...

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian, risiko, keuntungan, dan hak-hak saya sebagai subjek penelitian yang berjudul : “Perubahan Tekanan Darah dan Denyut Nadi pada Pasien Sebelum dan Sesudah Pencabutan Gigi di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU Periode Oktober-November 2013”, secara sadar dan tanpa paksaan, saya bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini yang diketahui oleh Erwinda sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universtitas Sumatera Utara, dengan catatan apabila suatu ketika saya merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan ini.

Medan,………...

Yang menyetujui, Subjek Penelitian


(56)

LAMPIRAN 5

No :

Tanggal :

PERUBAHAN TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI PADA PASIEN SEBELUM DAN SESUDAH PENCABUTAN GIGI DI DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL RSGM-P FKG USU PERIODE

OKTOBER-NOVEMBER 2013

I. Data Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia : tahun

II.Pemeriksaan Tekanan Darah dan Denyut Nadi

Sebelum Sesudah Pencabutan Gigi Pencabutan Gigi

Tekanan Sistolik

Tekanan Diastolik

Denyut Nadi

mmHg

mmHg mmHg

mmHg

denyut/menit denyut/menit

DEPARTEMEN BEDAH MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(57)

LAMPIRAN 6

HASIL PEMERIKSAAN

No

Tekanan Darah (mmHg)

Sistolik Diastolik

Sebelum Sesudah Selisih Sebelum Sesudah Selisih

1 120 122 2 80 78 2

2 120 130 10 80 88 8

3 98 102 6 78 80 2

4 114 122 8 80 78 2

5 125 130 5 80 80 0

6 120 138 18 75 80 5

7 118 110 8 70 70 0

8 122 118 4 82 85 3

9 110 110 0 70 70 0

10 110 112 2 80 80 0

11 100 112 12 70 72 2

12 140 140 0 90 90 0

13 120 120 0 90 90 0

14 145 138 7 90 88 2

15 170 174 4 100 102 2

16 100 102 2 70 70 0

17 112 120 8 80 78 2

18 112 112 0 80 80 0

19 125 110 15 80 70 10

20 118 118 0 70 70 0

21 110 110 0 70 70 0

22 120 120 0 85 90 5

23 110 120 10 70 80 10

24 110 110 0 75 75 0

25 110 110 0 75 80 5

26 120 120 0 80 80 0

27 100 100 0 68 66 2

28 125 130 5 80 90 10

29 130 140 10 75 80 5

30 130 120 10 80 80 0


(58)

No

Tekanan Darah (mmHg)

Sistolik Diastolik

Sebelum Sesudah Selisih Sebelum Sesudah Selisih

32 110 115 5 70 75 5

33 115 115 0 80 70 10

34 135 130 5 90 90 0

35 105 110 5 65 70 5

36 110 105 5 70 75 5

37 110 105 5 70 70 0

38 110 105 5 80 75 5

39 110 120 10 80 80 0

40 120 120 0 70 70 0

41 120 120 0 90 90 0

42 120 120 0 70 75 5

43 120 115 5 75 75 0

44 110 110 0 70 70 0

45 110 120 10 75 85 10

46 120 125 5 70 80 10

47 130 120 10 80 80 0

48 105 110 5 80 80 0

49 105 110 5 70 80 10

50 110 118 8 70 80 10

51 110 110 0 80 80 0

52 110 100 10 70 65 5

53 100 105 5 70 75 5

54 115 110 5 75 80 5

55 120 120 0 70 75 5

56 115 115 0 80 80 0

57 115 120 5 70 75 5

58 110 110 0 60 60 0

59 105 100 5 70 60 10

60 100 105 5 60 65 5

61 125 120 5 70 70 0

62 100 110 10 75 80 5

63 120 120 0 70 70 0

64 120 110 10 80 85 5

65 115 115 0 80 80 0

66 110 110 0 80 80 0


(59)

No

Tekanan Darah (mmHg)

Sistolik Diastolik

Sebelum Sesudah Selisih Sebelum Sesudah Selisih

68 110 110 0 80 80 0

69 110 110 0 80 80 0

70 110 110 0 80 85 5

71 125 120 5 80 80 0

72 100 100 0 70 70 0

73 130 130 0 80 90 10

74 110 110 0 75 80 5

75 110 120 10 70 80 10

76 130 125 5 80 90 10

77 125 130 5 80 90 10

78 100 105 5 70 70 0

79 110 110 0 70 80 10

80 140 130 10 100 90 10

81 110 115 5 70 75 5

82 120 120 0 80 80 0

83 130 130 0 80 80 0

84 110 130 20 80 80 0

85 110 110 0 70 70 0

86 140 150 10 100 100 0

87 128 130 2 85 80 5

88 120 130 10 80 85 5

89 110 120 10 70 85 15

90 135 145 10 85 90 5

91 130 135 5 85 85 0

92 130 125 5 75 80 5

93 110 120 10 70 80 10

94 110 125 15 70 75 5

95 115 130 15 70 75 5

96 130 125 5 80 75 5

97 110 115 5 70 80 10

98 135 148 13 85 95 10

99 120 135 15 75 85 10

100 125 128 3 85 90 5


(60)

No Denyut Nadi (per menit) Sebelum Sesudah Selisih

1 70 70 0

2 68 70 2

3 90 92 2

4 68 68 0

5 84 88 4

6 80 88 8

7 80 76 4

8 72 72 0

9 80 80 0

10 72 76 4

11 64 72 8

12 80 90 10

13 92 92 0

14 80 92 12

15 64 68 4

16 72 80 8

17 60 64 4

18 76 76 0

19 76 80 4

20 72 80 8

21 68 76 8

22 80 84 4

23 76 88 12

24 76 76 0

25 64 68 4

26 76 80 4

27 72 76 4

28 80 76 4

29 72 72 0

30 76 76 0

31 96 90 6

32 78 74 4

33 84 78 6

34 72 72 0

35 78 84 6

36 90 102 12


(61)

No Denyut Nadi (per menit) Sebelum Sesudah Selisih

38 96 102 6

39 90 90 0

40 78 74 4

41 84 90 6

42 78 82 4

43 100 90 10

44 78 78 0

45 66 70 4

46 78 82 4

47 90 86 4

48 90 90 0

49 84 90 6

50 66 66 0

51 72 76 4

52 102 102 0

53 66 70 4

54 90 90 0

55 102 96 6

56 90 84 6

57 84 96 12

58 96 96 0

59 90 78 12

60 72 72 0

61 90 90 0

62 84 84 0

63 72 76 4

64 90 78 12

65 84 90 6

66 114 102 12

67 90 96 6

68 108 96 12

69 78 80 2

70 96 84 12

71 78 78 0

72 96 90 6

73 84 88 4


(62)

No Denyut Nadi (per menit) Sebelum Sesudah Selisih

75 96 90 6

76 78 72 6

77 90 84 6

78 90 84 6

79 78 90 12

80 78 78 0

81 72 78 6

82 84 90 6

83 90 84 6

84 75 78 3

85 72 84 12

86 96 96 0

87 72 75 3

88 102 102 0

89 78 90 12

90 86 92 6

91 82 92 10

92 76 77 1

93 68 70 2

94 77 86 9

95 92 94 2

96 86 73 13

97 79 76 3

98 78 74 4

99 66 74 8

100 77 86 9


(63)

HASIL PERHITUNGAN SPSS 17.0

Frequencies

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 11-20 39 39.0 39.0 39.0

21-30 29 29.0 29.0 68.0

31-40 14 14.0 14.0 82.0

41-50 11 11.0 11.0 93.0

51-60 4 4.0 4.0 97.0

61-70 3 3.0 3.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Perempuan 65 65.0 65.0 65.0

Laki-laki 35 35.0 35.0 100.0


(64)

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Tekanan Sistolik Sebelum

Pencabutan Gigi

100 116.82 11.705 98 170

Tekanan Sistolik Sesudah Pencabutan Gigi

100 118.84 12.263 100 174

Tekanan Diastolik Sebelum Pencabutan Gigi

100 76.63 7.582 60 100

Tekanan Diastolik Sesudah Pencabutan Gigi

100 78.70 7.987 60 102

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tekanan Sistolik Sebelum Pencabutan Gigi Tekanan Sistolik Sesudah Pencabutan Gigi Tekanan Diastolik Sebelum Pencabutan Gigi Tekanan Diastolik Sesudah Pencabutan Gigi

N 100 100 100 100

Normal Parametersa,,b Mean 116.82 118.84 76.63 78.70

Std. Deviation

11.705 12.263 7.582 7.987

Most Extreme Differences

Absolute .170 .162 .199 .185

Positive .170 .162 .199 .185

Negative -.140 -.105 -.152 -.145

Kolmogorov-Smirnov Z 1.699 1.623 1.991 1.853

Asymp. Sig. (2-tailed) .006 .010 .001 .002

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(65)

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Denyut Nadi Sebelum

Pencabutan Gigi

100 81.50 10.666 60 114

Denyut Nadi Sesudah Pencabutan Gigi

100 82.77 9.279 64 102

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Denyut Nadi

Sebelum Pencabutan Gigi

Denyut Nadi Sesudah Pencabutan Gigi

N 100 100

Normal Parametersa,,b Mean 81.50 82.77

Std. Deviation 10.666 9.279

Most Extreme Differences Absolute .126 .122

Positive .126 .116

Negative -.097 -.122

Kolmogorov-Smirnov Z 1.259 1.221

Asymp. Sig. (2-tailed) .084 .102

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(66)

T-Test

Paired Samples Test Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair 1 Tekanan Sistolik

Sebelum - Sesudah Pencabutan Gigi

-2.020 6.615 .661 -3.333 -.707 -3.054 99 .003

Paired Samples Test Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair 1 Tekanan Diastolik

Sebelum - Sesudah Pencabutan Gigi


(67)

Paired Samples Test Paired Differences

T df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair 1 Denyut Nadi Sebelum

- Sesudah Pencabutan Gigi


(1)

No

Denyut Nadi (per menit)

Sebelum

Sesudah

Selisih

75

96

90

6

76

78

72

6

77

90

84

6

78

90

84

6

79

78

90

12

80

78

78

0

81

72

78

6

82

84

90

6

83

90

84

6

84

75

78

3

85

72

84

12

86

96

96

0

87

72

75

3

88

102

102

0

89

78

90

12

90

86

92

6

91

82

92

10

92

76

77

1

93

68

70

2

94

77

86

9

95

92

94

2

96

86

73

13

97

79

76

3

98

78

74

4

99

66

74

8

100

77

86

9


(2)

HASIL PERHITUNGAN SPSS 17.0

Frequencies

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 11-20 39 39.0 39.0 39.0

21-30 29 29.0 29.0 68.0

31-40 14 14.0 14.0 82.0

41-50 11 11.0 11.0 93.0

51-60 4 4.0 4.0 97.0

61-70 3 3.0 3.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Perempuan 65 65.0 65.0 65.0

Laki-laki 35 35.0 35.0 100.0


(3)

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Tekanan Sistolik Sebelum

Pencabutan Gigi

100 116.82 11.705 98 170

Tekanan Sistolik Sesudah Pencabutan Gigi

100 118.84 12.263 100 174

Tekanan Diastolik Sebelum Pencabutan Gigi

100 76.63 7.582 60 100

Tekanan Diastolik Sesudah Pencabutan Gigi

100 78.70 7.987 60 102

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Tekanan Sistolik Sebelum Pencabutan Gigi

Tekanan Sistolik Sesudah Pencabutan Gigi

Tekanan Diastolik Sebelum Pencabutan Gigi

Tekanan Diastolik Sesudah Pencabutan Gigi

N 100 100 100 100

Normal Parametersa,,b Mean 116.82 118.84 76.63 78.70

Std. Deviation

11.705 12.263 7.582 7.987

Most Extreme Differences

Absolute .170 .162 .199 .185

Positive .170 .162 .199 .185

Negative -.140 -.105 -.152 -.145

Kolmogorov-Smirnov Z 1.699 1.623 1.991 1.853


(4)

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Denyut Nadi Sebelum

Pencabutan Gigi

100 81.50 10.666 60 114

Denyut Nadi Sesudah Pencabutan Gigi

100 82.77 9.279 64 102

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Denyut Nadi Sebelum Pencabutan Gigi

Denyut Nadi Sesudah Pencabutan Gigi

N 100 100

Normal Parametersa,,b Mean 81.50 82.77

Std. Deviation 10.666 9.279

Most Extreme Differences Absolute .126 .122

Positive .126 .116

Negative -.097 -.122

Kolmogorov-Smirnov Z 1.259 1.221

Asymp. Sig. (2-tailed) .084 .102

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(5)

T-Test

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair 1 Tekanan Sistolik

Sebelum - Sesudah Pencabutan Gigi

-2.020 6.615 .661 -3.333 -.707 -3.054 99 .003

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair 1 Tekanan Diastolik

Sebelum - Sesudah Pencabutan Gigi


(6)

Paired Samples Test

Paired Differences

T df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair 1 Denyut Nadi Sebelum

- Sesudah Pencabutan Gigi


Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial Rsgm-P Fkg Usu Tentang Cara Penanganan Dental Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

0 69 86

Perbedaan Tingkat Kecemasan Dental Pasien Pria Dan Wanita Sebelum Pencabutan Gigi Di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Medan

26 177 67

Perbandingan Penggunaan Lidokain Dengan Kombinasi Adrenalin 1:100.000 Dan Artikain Dengan Kombinasi Adrenalin 1: 100.000 Pada Perubahan Tekanan Darah Pasien Di Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial RSGM-P FKG USU Tahun 2016

1 21 68

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

1 9 48

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 12

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 3

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 13

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 2

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 6

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial Rsgm-P Fkg Usu Tentang Cara Penanganan Dental Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

0 0 15