Prevalensi Molar Tiga Padamahasiswa Suku Tionghoa Ditinjau Menggunakan Radiografipanoramik Di Fkg Usu

(1)

PREVALENSI MOLAR TIGA PADAMAHASISWA SUKU

TIONGHOA DITINJAU MENGGUNAKAN

RADIOGRAFIPANORAMIK

DI FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh: LOH YUAN JING

NIM:110600195

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Unit Radiologi Kedokteran Gigi Tahun 2015

Loh Yuan Jing

Prevalensi molar tiga impaksi pada mahasiswa suku Tionghoa ditinjau menggunakan radiografi panoramik di FKG USU.

xi + 31 halaman

Gigi impaksi adalah gigi yang jalan erupsi normalnya terhalang atau terblokir, biasanya oleh gigi di dekatnya atau jaringan patologis sehingga tidak tumbuh sempurna pada lengkung rahang.Gigi molar tiga adalah gigi yang paling akhir erupsi dalam rongga mulut, yaitu 18-25 tahun. Keadaan ini kemungkinan menyebabkan gigi molar tiga lebih sering mengalami impaksi dibandingkan gigi yang lain karena tidak tersedia ruangan yang cukup untuk erupsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi molar tiga impaksi pada suku Tionghoa di FKG USU.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah sampel 50 orang terdiri dari 14 orang pria dan 36 orang wanita. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Unit Radiologi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Hasil penelitian didapatkan perbedaan prevalensi molar tiga impaksi pada rahang atas dan rahang bawah baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Kesimpulan penelitian ini adalah prevalensi molar tiga impaksi pada suku Tionghoa berdasarkan inklinasi terbanyak pada rahang atas adalah vertikal dan pada rahang bawah adalah horizontal, berdasarkan kedalaman pada rahang atas terbanyak adalah level B dan pada rahang bawah adalah level A dan berdasarkan hubungan dengan ramus paling sering adalah klas II.


(3)

Prevalensi molar tiga impaksi pada suku Tionghoa berdasarkan jenis kelamin pada laki-laki sebesar 24,22% dan pada perempuan sebesar 75,78%. Rasio terjadinya molar tiga impaksi pada perempuan dan laki-laki sebesar 3,1:1.


(4)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 19 Maret 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Cek Dara Manja, drg., Sp.RKG.

ANGGOTA 1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG (K) 2. H. Amrin Thahir, drg


(5)

PENYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Pembimbing:

Cek Dara Manja drg., Sp.RKG ………..


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kurnia-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelaran Sarjana Kedokteran Gigi.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada ayahanda Loh Yue Loe dan ibunda tercinta Pang Tee Wan atas segala kasih sayang, doa, dan dukungan serta segala bantuan baik berupa moril ataupun materil yang tidak akan terbalas oleh penulis. Tidak lupa penulis ucapkan kepada abanganda Loh Chee Wee dan adinda Loh Qi Jia. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG. yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan semangat, motivasi, bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort.selaku dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Trelia Boel, drg., M.kes., Sp. RKG. (K) selaku Ketua Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petujuk dan dorongan kepada penulis.

3. H. Amrin Thahir, drg. selaku staf senior di Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

4. Lidya Irani Nainggolan, drg., Sp. RKG., Dewi Kartika, drg., dan Maria Novita H. Sitanggang, drg. selaku staf di Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas segala masukan dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.


(7)

5. Putri Welda Utami, drg,. MDSC selaku penasihat akademik yang telah memberikan nasihat selama penulis menjalankan pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Maya selaku dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat Bidang Statistik yang telah banyak membantu dalam penyempurnaan hasil penelitian ini.

7. Pegawai Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (Kak Rani, Kak Tetty dan Bang Ari).

8. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama menjalani masa pendidikan.

9. Sahabat-sahabat tersayang (Muhammad Salahhudin, Intan Mariam, Pennie, Suryani, Fredysen, Sutanto, dan Alvin ) yang selalu memberikan dukungan moril kepada penulis dalam penelitian ini.

10.Anggota-anggota penelitian (Syuhada, Malfi, Keyke, Winda dan Mahsa) yang setia menemani penulis dalam penelitian ini.

11.Semua teman-teman Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. 12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam pengantar ini.

Akhir kata dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Medan, Maret 2015 Penulis

( Loh Yuan Jing)


(8)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………aaaaaaaai

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI………aaaaaaaiii

HALAMAN PERSETUJUAN……….aaaaaaaiv

KATA PENGANTAR……….aaaaaaav

DAFTAR ISI………aaaaaaavi

DAFTAR GAMBAR………...aaaaaaaix

DAFTAR TABEL………...aaaaaaax

DAFTAR LAMPIRAN………aaaaaaaxi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian………aaa1

1.2 Rumusan Masalah………...aaa3

1.3 Tujuan Penelitian……….aaa3

1.4 Manfaat Penelitian………...aaa3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Suku Tionghoa………...aaa4

2.2 Gigi Impaksi………..………...aaa5

2.2.1 Etiologi Gigi Impaksi.………..aaa6

2.2.2 Klasifikasi Gigi Impaksi………...aaa7

2.2.2.1 Klasifikasi menurut Pell dan Gregory………...aaa7 2.2.2.2 Klasifikasi menurut George Winter...………aaa8

2.2.2.3 Klasifikasi menurut Archer………aaa9

2.3 Radiografi Panoramik………...aa10

2.3.1 Pengertian Panoramik………..aa10

2.3.2 Teknik pengambilan Radiografi Panoramik………..…………..aa10 2.3.3 Indikasi dan Kontraindikasi………...aa10 2.3.4 Keuntungan dan Kerugian Radiografi Panoramik………...aa11 2.3.5Radiograf Panoramik Molar Tiga Impaksi.……….aa12


(9)

viii

2.4 Kerangka Teori………..aaa14

2.5 Kerangkan Konsep………aaa15

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian………...………….………..aaa16

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian……….………aaa16

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian……….………aaa16

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional…….…………...aaa17

3.5 Alat dan Bahan………...……….………...aaa20

3.6 ProsedurPenelitian…..………..aaa20

3.7 Pengolahan dan Analisa Data………aaa21

3.8 Etika Penelitian………..aaa21

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Data Demografis Sampel………...aaa22 4.2 Distribusi Molar Tiga Impaksi Berdasarkan Jenis Kelamin...aaa22 4.3 Persentase Molar Tiga Impaksi Pada Maksila Sebelah Kan…...aaa23 4.4 Persentase Molar Tiga Impaksi Pada Maksila Sebelah Kiri…...aaa23 4.5 Persentase Molar Tiga Impaksi Pada Mandibula Sebelah Kanan.aaa25 4.6 Persentase Molar Tiga Impaksi Pada Mandibula Sebelah Kiri….aaa25 4.7 Persentase Prevalensi Molar Tiga Impaksi Pada Rahang………..aaa26

BAB 5 PEMBAHASAN………...aaa26

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan...………..aaa29

6.2 Saran………aaa30

DAFTAR PUSTAKA………...aaa31


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Klasifikasi molar tiga impaksi kelas I,II,II menurut Pell dan Gregory……aaaaa7 2. Klasifikasi molar tiga impaksi posisi A,B,C menurut Pell dan Gregory…aaaaa8 3. Klasifikasi molar tiga impaksi maksila menurut George Winter…...……aaaaa8 4. Klasifikasi molar tiga impaksi mandibula menurut George Winter………..aaaaa9

5.Teknik Pengambilan Radiografi panoramik………..aaaa10

6. Molar tiga impaksi kiri maksila kelas I-B……….aaaa12 7. Molar tiga impaksi kiri maksila kelas II-C ………...aaaa13 8. Molar tiga impaksi kiri maksila kelas III-A………..aaaa13 9. Molar tiga impaksi kiri mandibula kelas II-A………..aaaa21


(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Persentase keadaan molar tiga………..…aaaaa22

2. Persentase molar tiga impaksi berdasarkan elemen gigi………...aaaaa22 3. Persentase molar tiga impaksi berdasarkan jenis kelamin………aaaaa23 4. Persentase molar tiga impaksi berdasarkan rasio laki-laki dan perempuan..aaaaa23 5. Persentase molar tiga impaksi pada maksila sebelah kanan……….aaaaa23 6. Persentase molar tiga impaksi pada maksila sebelah kiri……….aaaaa24 7. Persentase molar tiga impaksi pada mandibula sebelah kana………aaaaa24 8. Persentase molar tiga impaksi pada maksila sebelah kiri…………...aaaaa25 9. Persentase prevalensi molar tiga impaksi pada rahang……….aaaaa26


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kuesioner Penelitian 2. Data Sampel

3. Distribusi data menggunakan SPSS 4. Ethical Clearance

5. Lembaran Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian 6. Surat Pernyataan Persetujuan Subjek Penelitian 7. Jadwal Penelitian

8. Anggaran Biaya 9. Curriculum Vitae


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Gambaran Radiografi panoramik sangat membantu dokter gigi dalam menegakkan diagnosis dan rencana perawatan yang akan dilakukan. Pemeriksaan radiografi sering digunakan pada klinis dan penelitian untuk mengevaluasi kasus impaksi. Radiografi dapat mengevaluasi posisi dan tipe impaksi, relasi gigi impaksi dengan gigi tetangganya, bentuk dan ukuran gigi impaksi, kedalaman impaksi dalam tulang, kepadatan tulang di sekitar gigi yang impaksi, dan hubungan gigi impaksi dengan struktur anatomi lainnya, seperti kanal mandibula, foramen mentale dan sinus maksilaris.1

Radiografi panoramik dapat digunakan sebagai pemeriksaan penting dalam memprediksi molar tiga. Meskipun radiografi panoramik memperoleh gambaran sekitar gigi yang lebih luas, namun penggunaan radiografi periapikal memberi keterangan yang lebih jelas tentang gigi dan jaringan sekitarnya. Radiografi panoramik biasa digunakan pada pembedahan molar tiga untuk melihat kondisi gigi terhadap oclusal plane atau arah molar kedua. Meskipun radiografi panoramik digunakan untuk melihat posisi molar tiga, penyakit-penyakit tertentu dan anomali-anomali yang berkembang tidak dapat digambarkan secara jelas seperti radiografi intraoral. 1

Gigi impaksi adalah gigi yang jalan erupsi normalnya terhalang atau terblokir, biasanya oleh gigi di dekatnya atau jaringan patologis sehingga tidak tumbuh sempurna pada lengkung rahang. Diperkirakan secara klinis apabila gigi antagonis sudah erupsi dan hampir bisa dipastikan gigi yang terletak pada sisi yang lain sudah erupsi.2Gigi molar tiga adalah gigi yang paling akhir erupsi dalam rongga mulut, yaitu 18-25 tahun. Keadaan ini kemungkinan menyebabkan gigi molar tiga lebih


(14)

sering terpendam dibandingkan gigi yang lain karena tidak tersedia ruangan yang cukup untuk erupsi.3

Dari beberapa jurnal dikatakan bahwa gigi impaksi merupakan sebuah fenomena yang sering terjadi di bidang kedokteran gigi. Kehadiran gigi terpendam sering menimbulkan masalah bagi penderitanya, terutama gigi molar tiga terpendam. Adapun patologis yang diakibatkan oleh gigi terpendam tersebut adalah karies pada gigi terpendam dan pada gigi tetangganya, kehilangan tulang pada gigi tetangganya lebih dari 5mm di bawah cemento-enamel junction, resopsi akar pada gigi tetangganya, dan adanya ruang perikoronal lebih dari 4mm yang mengelilingi gigi terpendam tersebut. Tetapi keluhan utama yang paling sering dirasakan oleh penderita adalah rasa sakit dan pembengkakan yang terjadi di sekeliling gusi dari gigi terpendam tersebut.4

Penelitian yang dilakukan di Iran oleh Mohammad, dkk. (2013), dari Universitas of Medical Sciences menemukan bahwa 333(16.65%) dari 2000 pasien memiliki gigi terpendam. Dari jumlah tersebut 313(15.65%) merupakan pasien impaksi molar tiga, 16(8.0%) kasus impaksi gigi selain molar tiga dan 4(2%) pasien mengalami kedua-duanya.5

Menurut Tahrir, dkk (2010), dari Universitas Anbar, Fakultas Kedokteran Gigi di Iraq menemukan bahwa dari jumlah kasus 312 orang terdapat 1037 kasus impaksi molar tiga; yang terbagi atas 468 maksila dan 569 mandibula. Sebanyak 9(3%) subjek terdiri dari molar tiga agenesis, sebanyak 238(76%) mempunyai empat molar tiga, 53(17%) subjek mempunyai tiga molar tiga, 12 subjek mempunyai dua molar tiga.6 Penelitian yang dilakukan Sujuta, dkk. (2011), pada mahasiswa kedokteran gigi Universitas Garyounis, Libya, menemukan bahwa prevalensi gigi molar tiga terpendam mencapai 30% dari 200 sampel.7

Pola pertumbuhan wajah, rahang dan ukuran gigi cenderung berbeda antara etnik. Penelitian Sham, dkk (2013) untuk mengevaluasi dan membandingkan pola molar ketiga impaksi antara tiga kelompok etnis yang berbeda (Tionghoa, India, Melayu) dari pasien yang menghadiri AIMST Dental Institute, Malaysia menyatakan


(15)

posisi mesioangular (49.8%) dan posisi distoangular (22.9%) adalah impaksi yang paling umum antara tiga suku.8

Beberapa penelitian menemukan persentase molar tiga impaksi yang cukup tinggi, dan sering menimbulkan masalah bagi penderitanya, yaitu terjadinya gangguan kualitas hidup.3 Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang prevalensi impaksi molar tiga rahang bawah yang dianalisa dengan menggunakan radiografi panoramik pada suku Tionghoa di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan masalah:

1. Bagaimanakah prevalensi molar tiga impaksi pada mahasiswa suku Tionghoa ditinjau menggunakan radiografi panoramik.

2. Bagaimanakah prevalensi molar tiga impaksi pada mahasiswa suku Tionghoa berdasarkan jenis kelamin.

1.3Tujuan Penelitian

1. Mengetahui prevalensi molar tiga impaksi pada mahasiswa suku Tionghoa ditinjau menggunakan radiografi panoramik.

2. Mengetahui prevalensi molar tiga impaksi pada mahasiswa suku Tionghoa berdasarkan jenis kelamin.

1.4Manfaat Penelitian Secara teoritis :

Memberikan informasi ilmiah mengenai prevalensi molar tiga impaksi pada suku Tionghoa ditinjau menggunakan radiografi panoramik berdasarkan inklinasi, kedalamannya dan hubungannya dengan ramus.

Secara aplikatif :

Sebagai pedoman bagi dokter gigi dalam menegakkan diagnosa dan rencana perawatan terhadap kasus gigi molar tiga impaksi.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada tinjauan pustaka membahas mengenai suku Tionghoa, gigi impaksi dan radiografi panoramik.

2.1 Suku Tionghoa

Perbedaan ras berpengaruh terhadap perbedaan hubungan gigi-gigi antar rahang sebab perbedaan ukuran gigi. Setiap ras ada variasi dalam ukuran lebar 4 mesiodistal gigi yaitu insisivus, kaninus, premolar dan molar. Selain faktor ras, waktu migrasi yang berbeda menyebabkan perbedaan pola hidup dan sistem budaya pada setiap ras. Ciri-ciri fisik yang bervariasi pada suatu ras akan mempengaruhi ukuran lebar mesiodistal gigi. Ras adalah kelompok manusia yang mempunyai ciri-ciri jasmaniah tertentu, yang diperoleh karena keturunan sesuai hukum genetik, Manusia dibagi menjadi ras-ras yang tersebar luas, seperti Kaukasoid, Negroid, Mongoloid, Austramelanesoid dan Australoid. Indonesia merupakan bangsa yang multirasial dan multietnik. Proses mikroevolusi dan pengaruh migrasi rasial di Indonesia menyebabkan timbulnya berbagai kelompok etnik termasuk Tionghoa. Hanya diduga bahwa migrasi ini tidak besar-besaran, dan dilihat lebih sebagai proses aliran gen (gene flow) kedalam populasi asli.9

Suku Tionghoa berasal dari subras primer Mongoloid dengan ciri-ciri seperti celah mata sipit, lipatan pada kelopak mata jelas, jarak antara mata besar, warna mata coklat sampai coklat tua, warna kulit kuning gading hingga coklat muda, bibir tipis dan sempit, akar hidung datar, batang hidung lebih tinggi, sayap hidung lebar, rambut kaku berwarna coklat tua sampai hitam, muka lebih sempit, kepala lebih lonjong dan sempit dengan dahi tegak dan sedikit melengkung. Penelitian yang dilakukan Hashim Yaacob, dkk. (1996) bahwa ras mongoloid mempunyai molar satu dan molar tiga lebih besar dibanding molar dua. Hal ini bisa mengakibat kekurangan spasi untuk gigi molar tiga erupsi dan merupakan salah satu sebab terjadi impaksi molar tiga.9


(17)

2.2.Gigi Impaksi

Gigi Impaksi adalah gigi yang gagal erupsi ke dalam lengkung pada jangka waktu yang diperkirakan. Suatu gigi mengalami terpendam akibat gigi tertangga, lapisan tulang yang padat, atau jaringan lunak yang tebal dan menghambat erupsi. Karena gigi impaksi tidak erupsi, maka akan tertahan seumur hidup pasien, kecuali dilakukan pembedaan untuk mengeluarkannya. Namun, harus diingat bahwa tidak semua gigi yang tidak erupsi dinyatakan mengalami impaksi. Jadi, diagnosis gigiimpaksi membutuhkan pemahaman tentang kronologi erupsi, serta faktor-faktor yang mempengaruhi potensi erupsi.10

Umumnya, suatu gigi mengalami impaksi akibat lebar lengkung rahang yang kurang dan ruangan yang tersedia lebih kecil dibandingkan dengan lebar total lengkung gigi. Gigi-geligi yang seringkali mengalami terpendam adalah gigi molar tiga rahag bawah dan atas, gigi kaninus rahang atas dan premolar rahang bawah. Gigi molar tiga paling sering mengalami impaksi karena merupakan gigi yang paling terakhir erupsi, ruangan erupsi, ruangan erupsi yang dibutuhkannya kurang tersedia. Sejumlah penelitian mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi potensi erupsi gigi molar tiga. Dua faktor yang dinyatakan paling utama adalah angulasi gigi molar tiga dan ruang yang tersedia untuk erupsi.10

2.2.1 Etiologi Gigi Impaksi

Pada umumnya gigi susu mempunyai besar dan bentuk yang sesuai dengan lengkung rahang. Tetapi pada saat gigi susu tanggal tidak terjadi celah antar gigi, maka diperkirakan akan tidak cukup ruang bagi gigi permanen pengganti sehingga bisa terjadi gigi berjejal dan hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya gigi impaksi.11Gigi impaksi dapat disebabkan oleh tulang yang tebal serta padat, tempat untuk gigi tersebut kurang, gigi tertangga menghalangi erupsi gigi tersebut, adanya gigi desidui yang persistensi, jaringan lunak yang menutupi gigi tersebut kenyal atau liat, letak benih abnormal seperti horizontal, vertikal, kaudal, distal dan lain-lain serta daya erupsi tersebut kurang.12


(18)

a. Berdasarkan Teori Mendel

Ada beberapa faktor yang menyebabkan gigi mengalami impaksi, antara lain jaringan sekitar gigi yang terlalu padat, persistensi gigi susu, tanggalnya gigi susu yang terlalu dini, tidak adanya tempat bagi gigi untuk erupsi, rahang terlalu sempit salah satu orang tua mempunyai rahang kecil, dan salah satu orang tua lainnya bergigi besar, maka kemungkinan salah seorang anaknya berahang kecil dan bergigi besar, Sebagai akibat dari kondisi tersebut, dapat terjadi kekurangan tempat erupsi gigi permanen sehingga terjadi gigi impaksi.11

b. Berdasarkan Kausa lokal dan Kausa Umun

Kausa Lokal12

1. Posisi gigi yang abnormal.

2. Tekanan terhadap gigi tersebut dari gigi tetangganya. 3. Penebalan tulang yang mengelilingi gigi tersebut. 4. Kurangnya tempat untuk gigi tersebut.

5. Gigi desidui persistensi.

6. Pencabutan gigi yang premature.

7. Inflamasi kronis yang menyebabkan penebalan mukosa sekeliling gigi.

8. Adanya penyakit-penyakit yang menyebabkan nekrose tulang karena inflamasi atau abses yang ditimbulkan.

9. Perubahan-perubahan pada tulang karena penyakit eksantem pada anak-anak.

b. Kausa Umum12

1. Kausa prenatal misalnya keturunan dan miscegenation. 2. Kausa postnatal

3. Semua keadaan atau kondisi yang dapat mengganggu pertumbuhan pada anak seperti riketsia, anemi, sifilis kongenital, tbc, gangguan kelenjar endokrin dan malnutrisi.


(19)

4. Kelainan pertumbuhan seperti kleidokranial, disostosis, oksisefali, progeria, akhondroplasia, celah langit-langit.

2.2.2 Klasifikasi Gigi Impaksi

Klasifikasi gigi impaksi berdasarkan hubungan dengan ramus mandibula, inklinasi dan kedalaman dapat dilihat berdasarkan klasifikasi menurut Pell dan Gregory, George Winter dan Archer.13,15

2.2.2.1Klasifikasi menurut Pell dan Gregory13

a. Berdasarkan hubungan antara ramus mandibula dengan molar kedua dengan caramembandingkan lebar mesio-distal molar ketiga dengan jarak antara bagian distalmolar kedua ke ramus mandibula.

Kelas I : Ruangan yang tersedia cukup untuk erupsi molar tiga antara batas anterior ascending ramus dengan distal gigi molar dua.

Kelas II : Ruangan yang tersedia untuk erupsi molar tiga antara batas anterior ascending ramus dengan distal gigi molar dua kurang dari ukuaran

mesio-distal molar tiga.

Kelas III: Seluruh atau sebagian besar molar tiga berada dalam ramus mandibula.

Gambar 2. Klasifikasi molar tiga impaksi kelas I,II,III menurut Pell dan Gregory14

b. Berdasarkan letak molar ketiga di dalam rahang.13

Posisi A : Bagian tertinggi gigi molar tiga berada setinggi garis oklusal.

Posisi B : Bagian tertinggi gigi molar tiga berada di bawah garis oklusal tapi masihlebih tinggi daripada garis servikal molar dua.


(20)

Posisi C: Bagian tertinggi gigi molar tiga berada di bawah garis servikal molar dua.

Gambar 3. Klasifikasi molar tiga impaksi posisi A,B,C menurut Pell dan Gregory14

2.2.2.2Klasifikasi menurut George Winter15

Klasifikasi yang dicetuskan oleh George Winter ini cukup sederhana. Gigi impaksidigolongkan berdasarkan posisi gigi molar tiga terhadap gigi molar dua. Posisi-posisimeliputi mesioangular (miring ke mesial), distoangular (miring ke distal), vertika, horizontal, bukoangular (miring ke bukal), linguoangular (miring ke lingual), inverted dan posisi tidak biasa lainnya yang disebut unusual position.

Gambar 4. Klasifikasi molar tiga impaksi maksila menurut George Winter. 14


(21)

Gambar 5. Klasifikasi molar tiga impaksi mandibula menurut George Winter. 14

2.2.2.3Klasifikasi Menurut Archer 15

a. Archer memberikan klasifikasi untuk impaksi yang terjadi di rahang atas. Klasifikasi ini sebetulnya sama dengan klasifikasi Pell dan Gregory. Bedanya, klasifikasi ini berlaku untuk gigi atas.

Kelas A: Bagian terendah gigi molar tiga setinggi bidang oklusal molar dua. Kelas B: Bagian terendah gigi molar tiga berada di atas garis oklusal molar dua tapi masih di bawah garis servikal molar dua.

Kelas C: Bagian terendah gigi molar tiga lebih tinggi dari garis servikal molar dua.

b. Klasifikasi ini sebetulnya sama dengan klasifikasi George Winter. Berdasarkan hubungan molar tiga dengan sinus maksilaris.

Sinus Approximation (SA): Bila tidak dibatasi tulang, atau ada lapisan tulangyang tipisdiantara gigi impaksi dengan sinus maksilaris.

Non Sinus Approximation (NSA): Bila terdapat ketebalan tulang yang lebih dari 2 mm antara gigi molar tiga dengan sinus maksilaris.


(22)

2.3 Radiografi Panoramik

2.3.1 Pengertian Panoramik

Panoramik merupakan salah satu radiografi ekstraoral yang telah digunakan secara umum di kedokteran gigi untuk mendapatkan gambaran utuh dari keseluruhan maksilofasial. 16

2.3.2 Teknik Pengambilan Radiogafi Panoramik

Pasien duduk atau berdiri, tergantung dari tipe panoramik yang tersedia/yang digunakan. Pergerakan tubehead yang menghasilkan gambar proses ini yang dikenakan tomografi.Penggunaan intensifying screen penting karena dapat mengurangi radiasi kepada pasien.17

Gambar 1. Teknik pengambilan radiografi panoramik.17

2.3.3 Indikasi dan Kontraindikasi17

a. Indikasi Penggunnaan RadiografiPanoramik

Indikasi menggunakan radiografi panoramik adalah seperti berikut:

1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja melihat fase gigi bercampur atau pemeriksaan gigi molar 3.

2. Pemeriksaan gigi penuh pada dewasa. 3. Pemeriksaan edontulus penuh dan sebagian.


(23)

4. Pemeriksaan tulang rahang dan wajah selepas trauma. 5. Evaluasi pertumbuhan tulang yang berlebihan.

6. Pemeriksaan sebelum pembedahan yang melibatkan rahang. 7. Evaluasi dan pemeriksaan temporomandibular joint.

b. Kontra indikasi Penggunaan Radiografi Panoramik

Kontra indikasi pengunaan radiografi panoramik adalah seperti berikut: 1. Tidak sesuai digunakan untuk menentukan panjang akar gigi. 2. Tidak sesuai digunakan untuk menilai kondisi kondilus.

3. Tidak sesuai digunakan untuk mendeteksi karies oklusal, palatal dan lingual

2.3.4 Keuntungan dan KerugianRadiografi Panoramik

Keuntungan18:

a) Semua jaringan pada area yang luas dapat tergambarkan pada film, mencakup tulang wajah dan gigi.

b) Pasien menerima dosis radiasi yang rendah

c) Dapat digunakan pada pasien yang tidak dapat membuka mulut

d) Untuk membuat gambaran panoramik tidak membutuhkan waktu yang lama, biasanya 3-4 menit (termasuk waktu yang diperlukan untuk posisi pasien dan paparan).

e) Gambar mudah dipahami pasien dan media pembelajaran.

f) Kedua sisi mandibula dapat ditampakkan pada satu film, sehingga mudah untuk menilai adanya fraktur.

g) Gambaran yang luas dapat digunakan untuk evaluasi periodontal dan penilaian orthodontik.

h) Permukaan intral, dinding depan dan belakang tampak dengan baik.

Kerugian18 :

a) Gambaran tomografi hanya menampilkan irisan tubuh, struktur atau abnormalitas yang bukan di bidang tumpu tidak bisa jelas.


(24)

b) Bayangan jaringan lunak dan udara dapat mengkaburkan struktur jaringan keras.

c) Bayangan artefak bisa mengkaburkan struktur di bidang tumpu.

d) Pergerakan tomografi bersama dengan jarak antara bidang tumpu dan film menghasilkan distorsi dan magnifikasi pada gambaran.

e) Penggunaan film dan intensifying screen secara tidak langsung dapat menurunkan kualitas gambar.

f) Teknik pemeriksaan tidak cocok untuk anak-anak di bawah lima tahun atau pasien non-kooperatif karena lamanya waktu paparan.

g) Beberapa pasien tidak nyaman dengan bentuk bidang tumpu dan beberapa struktur akan keluar dari fokus.

2.3.5 RadiografPanoramik Molar Tiga Impaksi

Molar tiga impaksi dapat dilihat melalui radiografi panoramik untuk mengetahui inklinasi, kedalaman dan hubungannya dengan ramus.

Gambar 6. Molar tiga impaksi mandibula kiri kelas I-B

Kelas I: Ruangan yang tersedia cukup untuk erupsi molar tiga antara batas anterior ascending ramus dengal distal gigi molar dua.

Posisi B: Bagian tertinggi gigi molar tiga berada di bawah garis oklusal tapi masihlebih tinggi daripada garis servikal molar dua.4


(25)

Gambar 7. Molar tiga impaksi mandibula kiri kelas II-C Kelas II: Ruangan yang tersedia untuk erupsi molar tiga

antara batas anterior ascending ramus dengan distal gigi

molar dua kurang dari mesiodistal molar tiga. Posisi C:Bagian tertinggi molar tiga berada di bawah

garis servikal molar.4

Gambar 8. Molar tiga impaksi mandibula kanan kelas III-A

Kelas III: Seluruh atau sebagian besar molar tiga berada dalam ramus mandibula.

Posisi A : Bagian tertinggi molar tiga berada setinggi garis oklusal.4


(26)

2.6 Kerangka Teori

Suku Tionghoa

Molar Tiga Impaksi Radiografi

Panoramik

Etiologi Klasifikasi

Teori Mendel Kausa

lokal dan kausa umun

Pell dan Gregory

George Winter

Archer Teknik Pengambilan

Radiografi Panoramik

Radiograf Panoramik Molar Tiga Impaksi

Keuntungan dan kerugian

Indikasi dan Kontra Indikasi


(27)

2.7 Kerangka Konsep

Mahasiswa Suku Tionghoa

Radiografi Panoramik

Kedalaman

Molar Tiga Impaksi

Inklinasi Hubungannya

dengan ramus

Maksila Mandibula


(28)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif .

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan Unit Radiologi kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Rumah Sakit Gigi dan Mulut, Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan selama bulan November – Desember 2014.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa suku Tionghoa di FKG USU.

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa suku Tionghoa yang mempunyai molar tiga impaksi rahang atas dan/atau bawah berusia 18-25 tahun. Cara pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.

Kriteria inklusi:

1. suku Tionghoa asli (dua keturunan di atas). 2. Telah menyetujui lembar informed consent.

3. Mempunyai gigi geligi molar dua rahang atas dan bawah. 4. Mempunyai gigi molar tiga yang tidak / belum erupsi. Kriteria eksklusi:


(29)

Besar Sampel

Besar sampel dihitung berdasarkan rumus

N=

�� �

2 .

�²

Keterangan :

: 5 % (1,96)

P : Prevalensi penelitian sebelumnya ( Wuri, 2013 sebesar 52,9 % ) Q : ( 100-P) = 47,1 %

d : Ketetapan presisi ( 15 % ) Sehingga didapat hasil :

=

(

,

��

)² (

,

���

.

,

���

)

(

,

��

=

(

,

��

). (

,

���

)

(

,

����

)

n

=

42.496

Dengan memakai rumus diatas diperoleh besar sampel minimal 42 orang mahasiswa/i FKG USU. Pada penelitian ini menggunakan 50 sampel.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

Adapun variabel yang ada pada penelitian ini adalah: - Molar tiga Impaksi

- Suku Tionghoa - Usia


(30)

3.4.2 Definisi Operasional No

.

Variabel Definisi Operasional Cara

Pengukuran

Hasil Pengukuran Skala

1. Molar Tiga Impaksi

Gigi molar tiga yang gagal erupsi ke dalam lengkung rahang pada jangka waktu yang seharusnya sudah erupsi.

Klasifikasi menurut George Winter 1. Berdasarkan inklinasi:

a. Mesioangular: Mahkota gigi kelihatan sebagian dan mengarah ke mesial.

b. Distoangular : Mahkota gigi kelihatan sebagian dan mengarah ke distal.

c. Horizontal : Mahkota gigi kelihatan sebagian dan mengarah ke horizontal

d. Vertikal : Mahkota gigi kelihatan sebagian dan arahnya vertikal.

Klasifikasi Pell dan Gregory. II. Berdasarkan kedalamannya. a. Level A : Permukaan oklusal molar tiga yang impaksi berada pada atau diatas garis oklusal

Observasi Visual Pada Radiografi Panoramik Penilaian berdasarkan kategori inklinasi: 1. Mesioangular 2. Distoangular 3. Horizontal 4. Vertikal Penilaian berdasarkan kategori kedalaman: 1. Level A 2. Level B 3. Level C


(31)

b. Level B : Permukaan oklusal molar tiga dibawah garis oklusal tetapi diatas servikal molar dua. c. Level C : Permukaan oklusal gigi yang impaksi terletak dibawah garis servikal molar dua.

II. Berdasarkan hubungan antara ramus mandibula dengan molar kedua dengan caramembandingkan lebar mesio-distal molar ketiga dengan jarak antara bagian distal molar kedua ke ramus mandibula. Kelas I : Ruangan yang tersedia cukup untuk erupsi molar tiga antara batas anterior ascending ramus dengan distal molar dua. Kelas II: Ruangan yang tersedia untuk erupsi molar tiga antara batas anterior ascending ramus dengan distal molar dua kurang dari ukuran mesio-distal molar tiga.

KelasIII: Seluruh atau sebagian besar molar ketiga berada dalam ramus mandibula. Penilaian berdasarkan hubungannya dengan ramus terbagi kategori: 1. Kelas I 2. Kelas II 3. Kelas III

2. Suku

Tionghoa

Suku yang dua keturunan di atasnya baik dari pihak ayah maupun ibu adalah suku Tionghoa dan mempunyai marga.

Kuesioner Suku Tionghoa Ordinal


(32)

radiografi dihitung sejak ulang tahun terakhir.

3.5 Alat dan Bahan

Alat Penelitian

Alat yang digunakan adalah :

a. Pesawat radiografi panoramik merk Instrumentarium model OS 200 D 1-4. b. Alat tulis

Bahan Penelitian - Lembar pencatatan

3.6Prosedur Penelitian

a. Pemberian lembar kuisioner kepada subjek penelitian dan pemeriksaan intra oral.

b. Pengumpulan kuisioner yang telah diisi dan melakukan screening. c. Pemberian inform consent kepada subjek penelitian.

d. Melakukan radiografi panoramik terhadap sampel.

e. Melakukan penilaian terhadap inklinasi molar tiga impaksi menurut klasifikasi George Winter dengan cara mengevaluasi posisi gigi molar ketiga terhadap gigi molar dua pada radiografi panoramik.

f.Melakukan penilaian terhadap kedalaman molar tiga impaksi menurut klasifikasi Pell dan Gregory dengan cara mengevaluasi bagian tertinggi gigi molar ketiga terhadap garis oklusal pada radiogafi panoramik.

g. Melakukan penilaian terhadap hubungan dengan ramus mandibula menurut klasifikasi Pell dan Gregory dengan cara mengevaluasi spasi yang tersedia untuk erupsi molar tiga.

h. Mencatat setiap penilaian.

i.Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan radiologist berdasarkan radiograf panoramik.


(33)

Gambar 9. Impaksi molar tiga mandibulakiri kelas II-B Angulasi horizontal

Kelas II: Ruangan yang tersedia untuk erupsi molar tiga antara batas anterior ascending ramus dengan distal gigi molar dua kurang dari mesiodistal molar tiga.

Posisi B: Bagian tertinggi gigi molar tiga berada di bawah garis oklusal tapi masihlebih tinggi daripada garis servikal molar dua.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data secara manual untuk mengetahui distribusi masing- masing variabel dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan disajikan dalam bentuk persentase.

3.8 Etika Penelitian

Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari komisi etik FK USU dengan nomor 42/KOMET/FK USU/2015.

Horizontal

Klas II


(34)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Data Demografis Sampel

Sampel pada penelitian ini sebanyak 50 orang. Penelitian ini dilakukan untuk memeriksa gigi yang mengalami impaksi pada gigi 18, 28, 38, 48 dan dihubungkan dengan jenis kelamin, berdasarkan inklinasi dan kedalaman gigi impaksi serta hubungan molar tiga dengan ramus.

Tabel 1. Persentase keadaan molar tiga.

Tabel 2. Persentase molar tiga impaksi berdasarkan elemen gigi.

18 28 38 48

Jumlah gigi(%) Jumlah gigi(%) Jumlah gigi(%) Jumlah gigi(%)

Normal 9 11 4 3

Agenesis 10 11 12 12

Gigi Impaksi 31 28 34 35

Total 50 50 50 50

4.2 Distribusi Gigi Impaksi Berdasarkan Jenis Kelamin

Prevalensi gigi molar tiga pada rahang atas laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan, dan pada rahang bawah laki-laki lebih kecil dibandingkan dengan perempuan(Tabel 3). Normal Jumlah gigi(%) Agenesis Jumlah gigi(%) Gigi Impaksi Jumlah gigi(%) Jumlah orang/ Jumlah gigi(%)


(35)

Tabel 3. Persentase molar tiga impaksi berdasarkan jenis kelamin.

Distribusi molar tiga impaksi berdasarkan jenis kelamin diperoleh hasil pada perempuan sebanyak 75.7%, laki-laki yang mengalami gigi impaksi adalah 24.3% dan rasio terjadinya impaksi molar tiga pada perempuan dan laki-laki sebesar 3,1:1(Tabel 4).

Tabel 4. Persentase molar tiga impaksi berdasarkan ratio antara laki-laki dan perempuan.

Elemen gigi Jenis kelamin

18 28 38 48 Total

Rasio

N % N % N % N % N %

Laki-Laki 5 3,91 6 4,69 9 7,03 11 8,59 31 24,22 1

Perempuan 26 20,31 22 17,19 25 19,53 24 18,75 97 75,78 3,1 Total 31 24,22 28 21,88 34 26,56 35 27,34 128 100

4.3 Persentase Molar Tiga Impaksi Pada Maksila Sebelah Kanan

Pada molar tiga impaksi sebelah kanan, posisi yang sering terjadi berdasarkan inklinasi yaitu vertikal sebesar 67.7% dan berdasarkan kedalamannya level B sebesar 67.7% (Tabel 5).

Gigi

Jenis kelamin

18 28 38 48 Total

N % N % N % N % N %

Laki-laki 5 16,13 6 19,35 9 29,03 11 35,48 31 100


(36)

Tabel 5. Persentase molar tiga impaksi pada maksila sebelah kanan berdasarkan inklinasi dan kedalamannya.

Molar Tiga Impaksi Pada Maksila Sebelah Kanan

Inklinasi Kedalamannya

Posisi N % Level N %

Mesioangular 1 3.2% A 1 3.2

Distoangular 6 19.4 B 21 67.7

Vertikal 21 67.7 C 9 29.1

Horizontal 1 3.2

Lain-lain 2 6.5

Total 31 100 Total 31 100

4.4 Persentase Molar Tiga Impaksi Pada Maksila Sebelah Kiri

Pada molar tiga maksila sebelah kiri posisi yang sering mengalami gigi impaksi berdasarkan inklinasi yaitu vertikal sebesar 53.5% dan berdasarkan kedalamannya yaitu level B sebesar 53.5% (Tabel 6).

Tabel 6. Persentase molar tiga impaksi pada maksila sebelah kiri berdasarkan inklinasi dan kedalamannya.

Molar Tiga Impaksi Pada Maksila Kiri Sebelah Kiri

Inklinasi Kedalamannya

Posisi N % Level N %

Mesioangular 3 `10.7 A 1 3.5

Distoangular 7 25.0 B 15 53.5

Vertikal 15 53.5 C 12 43.0

Horizontal 1 3.6

Lain-lain 2 7.2


(37)

4.5 Persentase Molar Tiga Impaksi Pada Mandibula Sebelah Kanan Posisi yang sering untuk molar tiga impaksi mandibula kanan berdasarkan inklinasi yaitu horizontal 48.6%, berdasarkan kedalamannya level A sebesar 43.0% dan berdasarkan hubungan ramus paling banyak klas II sebesar 62.8% (Tabel 7).

Tabel 7. Persentase molar tiga impaksi pada mandibula sebelah kananberdasarkan inklinasi, kedalaman dan hubungan dengan ramus.

4.6 Persentase Molar Tiga Impaksi Pada Mandibula Sebelah Kiri

Posisi yang sering untuk molar tiga impaksi mandibula kiri berdasarkan inklinasi yaitu horizontal 38.2%, berdasarkan kedalamannya level A sebesar 47.0% dan berdasarkan hubungan ramus paling banyak klas II sebesar 67.6% (Tabel 8).

Impaksi Molar Tiga Pada Mandibula Sebelah Kanan

Inklinasi Kedalamannya Hubungan dengan

Ramus

Posisi N % Level N % Kelas N %

Mesioangular 7 20.0 A 15 43.0 I 2 5.7

Distoangular 0 0 B 12 34.2 II 22 62.8

Vertikal 10 28.6 C 8 22.8 III 11 31.5

Horizontal 17 48.6

Lain-lain 1 2.8

Total 35 100 Total 35 100 Total 35 100

Impaksi Molar Tiga Pada Mandibula Sebelah Kiri

Inklinasi Kedalamannya Hubungan dengan Ramus

Posisi N % Level N % Kelas N %

Mesioangular 8 23.5 A 16 47.0 I 2 5.8

Distoangular 0 0 B 14 41.0 II 23 67.6

Vertikal 11 32.5 C 4 12.0 III 9 26.6

Horizontal 13 38.2


(38)

Tabel 8. Persentase molar tiga impaksi pada mandibula sebelah kiri berdasarkan Inklinasi, kedalaman dan hubungan dengan ramus.

4.7Persentase Prevalensi Molar Tiga Impaksi Pada Rahang

Prevalensi molar tiga impaksi paling sering terjadi pada mandibula dan paling jarang terjadi pada maksila kiri (Tabel 9).

Tabel 9 Persentase prevalensi molar tiga impaksi pada rahang.

Rahang Molar Tiga Impaksi

N %

Maksila Kanan 31 24,22

Maksila Kiri 28 21,88

Mandibula Kanan 35 27,34

Mandibula Kiri 34 26,56

Total 128 100


(39)

BAB 5 PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa prevalensi molar tiga impaksi pada mahasiswa suku Tionghoa berusia 18-25 tahun dari tahun 2009-2014 sebesar 63,5%. Hasil ini sama dengan beberapa penelitian yang pernah dilakukan untuk mengetahui molar tiga impaksi yaitu berkisar antara 20-70%. Penelitian ini menggunakan sampel mahasiswa suku Tionghoa. Suku Tionghoa termasuk dalam ras Mongoloid. Hal ini berbeda dengan penelitian Kannepaddy dkk(2013) yang membandingkan persentase molar tiga impaksi antara suku India, Melayu, dan Tionghoa. Pada penelitian Kannepaddy mendapatkan hasil persentase molar tiga impaksi pada suku Tionghoa sebesar 38,6%, suku Melayu sebesar 30,7% dan suku India sebesar 30,7%. Kemungkinan perbedaan persentase yang tinggi ini karena perubahan diet dan kebiasaan hidup. Hal lain yang mungkin menyebabkan besarnya persentase molar tiga pada suku Tionghoa adalah bentuk rahang yang tapered dengan lebar inter-molar gigi menyebabkan kurangnya ruang untuk gigi molar tiga untuk erupsi.8

Prevalensi gigi molar tiga impaksi pada rahang atas laki-laki lebih besar dibanding dengan perempuan, dan pada rahang bawah laki-laki lebih kecil dibandingkan dengan perempuan (Tabel 3). Persentase molar tiga impaksi pada laki-laki sebesar 24.3% dan pada perempuan 75.7%, rasio terjadinya impaksi molar tiga pada perempuan dan laki-laki sebesar 3,1:1. Pada penelitian inimenunjukkan bahwa molar tiga impaksi lebih sering dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki. Hasil ini sesuai dengan penelitian Chu, dkk. (2003), yang mendapatkan hasil perempuan lebih sering mengalami molar tiga impaksi dengan rasio antara perempuan dan laki-laki adalah 1,2:1.4Penelitian Obimakinde (2012) juga melaporkan bahwa rasio molar tiga impaksi antara perempuan dan laki-laki adalah 1,15:1.19Penelitan Mazola, dkk.


(40)

(2005) mendapatkan hasil bahwa persentase molar tiga impaksi lebih tinggi pada perempuan dibandingkan pada laki-laki, dengan rasio 1,8:1.20 Hal ini kemungkinan disebabkan karena pertumbuhan rahang perempuan biasanya berhenti ketika molar tiga mulai erupsi, sedangkan pada laki-laki, rahang masih mengalami pertumbuhan selama waktu erupsi molar tiga sehingga memberi ruang yang lebih untuk erupsi molar tiga.21

Pada penelitian ini, posisi molar tiga impaksi maksila yang sering terjadi adalah posisi vertikal sebesar 61,02%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Byatti dkk(2012) yang mendapatkan hasil posisi yang sering terjadi pada maksila adalah vertikal sebesar 72,17%. Pada penelitian ini, posisi molar tiga impaksi mandibula yang sering terjadi adalah posisi horizontal sebesar 43,48%%. Hal ini sesuai dengan penelitian Chu, dkk(2003) yang menyatakan bahwa pada mandibula posisi horizontal mempunyai frekuensi tertinggi dibandingkan posisi yang lain sebanyak 47,5%, tetapi hal ini berbeda dengan dengan penelitian Tahrir dkk(2010) yang mendapatkan hasil pada mandibula posisi paling sering terjadi adalah posisi mesioangular sebesar 57%.4,7

Pada penelitian ini level kedalaman molar tiga impaksi yang paling sering terjadi pada maksila adalah level B sebesar 60,6% dan pada mandibulaadalah level A sebesar 45%. Hal ini sesuai dengan penelitian Nazir dkk(2014) yang mendapatkan hasil level kedalaman yang sering terjadi pada mandibula adalah level A sebesar 62,8%. Penelitian Kanneppady dkk(2013) juga mendapatkan hasil pada mandibula level kedalaman yang sering terjadi adalah level A sebesar 41,9%. Berdasarkan hubungan molar tiga dengan ramus mandibula yang paling sering terjadi adalah klas II sebesar 67,9%. Hal ini sesuai dengan penelitian Nazir dkk(2014) yang mendapatkan hasil berdasarkan hubungan molar tiga dengan mandibula paling sering terjadi adalah klas II sebesar 53%.21

Pada penelitian ini molar tiga impaksi paling sering terjadi adalah pada mandibula sebelah kanan sebesar 27,34% dan mandibula sebelah kiri sebesar 26,26% Sedangkan pada maksila sebelah kanan molar tiga impaksi terjadi sebesar 24,22% dan maksila kiri sebesar 21,88%. Hal ini sesuai dengan penelitian Arsalan dkk(2013)


(41)

dan penelitian Mehdizadeh dkk(2014) yang mendapatkan frekuensi molar tiga impaksi lebih sering terjadi pada mandibula dibandingkan maksila. Namun tidak terdapat perbedaan signifikan molar tiga impaksi antara rahang atas dan rahang bawah baik pada sebelah kanan maupun sebelah kiri.5,22

Gigi molar tiga memiliki kecenderungan untuk impaksi lebih tinggi yang dikaitkan dengan pertumbuhan rahang yang tidak maksimal yang berhubungan dengan perubahan diet, kebiasaan hidup dan genetik. Perubahan diet dan kebiasaan hidup menyebabkan stimulus fungsional yang merupakan stimulus primer bagi perkembangan rahang menjadi kurang sehingga rahang tidak akan berkembang secara maksimal. Hal ini mengakibatkan ruangan untuk erupsi gigi menjadi sempit. Sebagai gigi yang paling terakhir waktu erupsinya gigi molar tiga memiliki kecenderungan impaksi yang lebih besar bila dibandingkan dengan gigi-gigi yang lain.

Dalam menganalisis gigi molar tiga yang impaksi, radiograf sangat berperan untuk memberi informasi mengenai level kedalaman, inklinasi dan hubungan molar tiga dengan ramus mandibula.


(42)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah:

1. Prevalensi gigi molar tiga impaksi pada mahasiswa suku Tionghoa ditinjau menggunakan radiografi panoramik:

a. Berdasarkan inklinasi pada maksila terbanyak adalah vertikal sebesar 59,33%, pada mandibula terbanyak adalah horizontal sebesar 41.89%. b. Berdasarkan kedalaman pada maksila terbanyak adalah level B

sebesar 60,6%, pada mandibula terbanyak adalah level A sebesar 45%. c. Berdasarkan hubungan dengan ramus mandibula paling sering

ditemukan adalah klas II sebesar 67.0%.

2. Prevalensi gigi molar tiga impaksi pada mahasiswa suku Tionghoa ditinjau menggunakan radiografi panoramik berdasarkan jenis kelamin:

a. Pada maksila, laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan, pada mandibula laki-laki lebih kecil dibandingkan dengan perempuan. b. Pada perempuan yang mengalami gigi impaksi sebesar 75.7% dan

pada laki-laki sebesar 24.3%, rasio terjadinya impaksi molar tiga pada perempuan dan laki-laki sebesar 3,1:1.

6.2 Saran

Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor- faktor yang menyebabkan tingginya prevalensi gigi impaksi, dengan jumlah sampel lebih banyak dan metode lebih baik.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

1. Ardakani FE, Behniafar B, Booshehri MZ. Evaluation of the distortion rate of panoramic and periapical radiograph in erupted third molar inclination. Iranian Journal of Radiology 2011;8(1): 15-21.

2. Pederson GW. Buku ajak praktis bedah mulut. alih bahasa Purwanto, Basoeseno. Jakarta: EGC 2012, 60-3.

3. Alamsyah RM. Situmorang N. Dampak gigi molar mandibular terhadap kualitas hidup mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Dentika Dental Journal 2005; 10(2): 73-4.

4. Chu FCS, dkk. Prevalence of impacted teeth and associated pathologies, A radiographic study of the Hongkong Med J 2003; 9(3): 158-63

5. Mohammad Mehdizade, dkk. Radiographic evaluation of impacted third molar and their complications in a group of iranian population. Journal Of Research and Practise in Dentistry 2014; 1-11.

6. Tahrir Nazal, dkk. The evaluation of impacted third molars using panoramic radiograph. Journal of Research and Practise in Dentistry 2010; 26-33

7. Byahatti S, Ingafou SH. Prevalence of eruption status of third molars in Libyan students. Dental Research Journal 2012; 9(2): 152-3.

8. Sham Kishor Kanneppady, dkk. A comparative study on radiography analysis of impacted third molar among three etnic groups of patients attending AIMST dental institute. Dental Research Journal 2013; 1-7.

9. Hashim Yaacod, dkk. racial characteristic of human teeth with special emphasi on the mongoloid dentition. Dental Research Journal 1996; 1-7.

10.Peterson J, Larry. Oral and maxillofacial surgery. 4th ed,The C.V. Mosby Company St. Louis, 2003; 140-8.


(44)

11.Chanda MH. Zahbia ZN. Pengaruh bentuk gigi geligi terhadap terjadinya Impaksi gigi molar ketiga rahang bawah. Dentofasial Jurnal Kedokteran Gigi 2007; 6(2): 65-6.

12.Tjiptono KN, Harahap S, Arnus S. Ilmu Bedah Mulut. Medan; 1985;151-70. 13.Balaji SM. Oral and Maxillofacial Surgery. Delhi: Elsevier; 2009; 233-4. 14.Neelima Anil Malik. Oral and Maxillofacial Surgery. 3rd ed. Jayoee Brothers

Medical Publishers. 2012; 147-9.

15.Fragishor DF. Oral Surgery. Germany: Springer; 2007;125-7.

16.Kang BC, Lee JS. Screening panoramic radiographs in a group of patients visiting a health promotion center. Korean Journal of Oral and Maxillofacial Radiology 2005; 35: 199-202.

17.Geist J R. Panoramic Radiography.

18.Whaites E. essentials of dental radioography and radiology 3rd ed. New York: Churchill Livingstone; 2003;172.

19.Obimakinde OS. Impacted mandibular third molar surgery; an overview. Tsitsogianis H. Berlin: Springer; 2001, 126-7.

20.Marzola C, Comparin E, Filho JLT. Third molars classification prevalence in the cities of cunha pora, maravilha and palmitos in the northwest of santa

catarina state in brazil.http://www.actiradentes.com.br/revista/2007/textos/3RevistaATOPreval

ence_Third_Molars_Positions-2007.pdf Accessed Januari 14, 2015.

21.Nazir A, dkk. Assessment of different of impacted mandibular third molars and their associated pathologies. Journal of Advanced Medical and Dental Sciences Research 2014;14-21.

22. Arsalam W, dkk. Prevalence of impacted mandibular and maxillary third molars; a radiographic study in patients reporting Madina Teaching Hospital: Faisalabad; 2013; 22-31.


(45)

Lampiran 1 .

UNIT RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KUESIONER PENELITIAN

A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Nim :

Jenis Kelamin :

Umur :

No. Hp :

Suku : Ayah : Kakek :

Nenek :

Ibu : Kakek :

Nenek :

B. RIWAYAT DENTAL

1. Apakah gigi Molar 2 anda sudah tumbuh sempurna? A. Ya

B. Tidak

2. Apakah gigi Molar 3 anda sudah tumbuh sempurna? A. Ya

B. Tidak

3. Apakah anda sudah pernah mengalami operasi gigi terpendam?

PREVALENSI GIGI MOLAR TIGA IMPAKSI PADA SUKU TIONGHOA DITINJAU MENGGUNAKAN RADIOGRAFI PANORAMIK DI FKG USU


(46)

A. Ya B. Tidak

4. Elemen gigi molar tiga manakah yang belum tumbuh sempurna? Lampiran 2

No. Nama J.K Umur 18 28 38 48

1. Alvin L 21

2. Angeline P 21

3. Chai Jing Man P 21

4. Christina P 21

5. Cindy Lie P 22

6. Cindy Low Xin Ci P 19

7. Eldora P 20

8. Elizabeth Lilianti P 21

9. Fajarini P 22

10. Fenny P 21

11. Gwee Shi Hoan P 21

12. Ilwandy L 22

13. Ingrid Patricia P 21

14. Jeniffer P 21

15. Jeniffer Xavier P 19

16. Jessica P 21

17. Joanna P 24

18. Joey Wong Joe L 20

19. Joselin P 20

20. Kevin L 19

21. KOH SHENG ZHE L 20 22. Lee Phui Kea P 21 23. Liew Jia En P 23 24. Lim Xim Huey P 20 25. Lim Yee Xuan P 18

26. Linda P 20

27. Low Pey Shem L 21 28. Low Yong Sheng L 22 29. Mega Waty P 22

30. Michelle P 25

31. Monica Evana P 21 32. Neggy Yugibrata P 21 33. Ng Yan Shoon L 19

34. Novia P 20

35. Novia Hayati P 21 36. Olivia Wijaya P 20 37. Ong Pui Yuen P 23


(47)

38. Poh Qian Yi P 18 39. Prajoko Yanto L 20

40. Sherly P 19

41. Suryani P 23

42. Sutanto L 21

43. Teo Heng Yan P 21 44. Vivian Tuang P 20 45. Victor Leong L 21 46. Wong Lung Lung P 21 47. Wong Pei Jie L 19 48. Yu Ker Shuan L 19

49. Felix L 20


(48)

(49)

(50)

(51)

Lampiran 5

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Kepada Yth: Saudara/Saudari ...

Bersama ini saya, Loh Yuan Jing (25 tahun), yang sedang menjalani Program pendidikan sarjana pada fakultas kedokteran gigi, Universitas Sumatera Utara, memohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya yang berjudul :

PREVALENSI MOLAR TIGA IMPAKSI PADA MAHASISWA SUKU TIONGHOA DITINJAU MENGGUNAKAN RADIOGRAFI PANORAMIK DI FKG USU.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi molar tiga impaksi pada suku Tionghoa ditinjau menggunakan radiografi panaromik di FKG USU. Manfaat pada penelitian ini memberikan informasi ilmiah mengenai prevalensi gigi molar tiga impaksi pada suku Tionghoa ditinjau menggunakan radiografi panoramik dan sebagai pedoman bagi dokter gigi dalam menegakkan diagnosa dan rencana perawatan terhadap kasus gigi molar ketiga impaksi.

Pada penelitian ini, saudara akan menerima kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai impaksi molar tiga. Kemudian akan dilakukan radiografi panoramik pada saudara yang terpilih sebagai sampel. Penelitian ini tidak akan menimbulkan efek samping dan tidak dikenakan biaya apapun. Identitas Saudara sebagai subjek penelitian akan dirahasiakan oleh peneliti.

Jika saudara sudah mengerti isi dari lembar penjelasan ini dan bersedia untuk menjadi subjek penelitian, mohon kiranya saudara untuk mengisi dan


(52)

menandatangani surat pernyataan persetujuan sebagai subjek penelitian yang terlampir pada lembar berikutnya. Perlu saudara ketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan saudara dapat mengundurkan diri dari penelitian ini bila saudara merasa keberatan. Apabila terdapat kerugian atau resiko yang disebabkan penelitian ini, saudara dapat menghubungi saya melalui nombor hp 087868086952.

Demikian lembar penjelasan ini saya perbuat, semoga keterangan ini dapat mengerti dan atas kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan,……….2014


(53)

Lampiran 6

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : L / P

Alamat :

Menyatakan telah membaca lembar penjelasan kepada subjek penelitian dan sudah mengerti serta bersedia untuk turut serta sebagai subjek penelitian, dalam penelitian atas nama Loh Yuan Jing yang berjudul “Prevalensi Molar Tiga Impaksi Pada Mahasiswa Suku Tionghoa Ditinjau Menggunakan Radiografi Panoramik Di FKG USU” dan menyatakan tidak keberatan maupun melakukan tuntutan di kemudian hari.

Demikian penyataan ini saya perbuat dalam keadaan sehat, penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2014 Pembuat pernyataan


(54)

Lampiran 7

No Kegiatan WAKTU PENELITIAN

Nopember Disember Januari Februari

1 Pembuatan

Proposal

Minggu III, IV

Minggu I, II

2 Pelaksanaan Penelitian

Minggu III, IV

3 Pembuatan

Laporan Hasil Penelitian

Minggu I,II,III,IV

4 Penggandaan

Laporan

Minggu I,II


(55)

LAMPIRAN 8

Anggaran Penelitian 1. Alat dan bahan

Kertas kuoto 1 rim @ Rp30000 x5 :Rp 150 000 Alat Tulis (buku, pulpen, pensil, penghapus) :Rp 20 000 2. Biaya pengumpulan Literatur :Rp 100 000 Biaya fotokopi literature :Rp 80 000 3. Biaya pembuatan proposal :Rp 130 000 4. Biaya print

Tinta print @Rp 25000 x4 :Rp 100 000 5. Biaya Internet :Rp 150 000 6. Biaya Transportasi :Rp 50 000 7. Biaya penjilid dan penggandaan :Rp 200 000 8. Biaya seminar proposal :Rp 300 000 9. Biaya Foto Panoramik Digital @ Rp100000 x50 :

Rp 6,280 000

Rp 5,000 000


(56)

Lampiran 9

Curriculum Vitae

1. Nama Lengkap : Loh Yuan Jing

2. Tempat/Tanggal Lahir : Melaka (28/11/1988)

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Agama : Buddha

5. Alamat : Kompleks Tasbi, Blok I, No.81

6. Orang tua

Ayah : Dr. Loh Yeu Loe

Ibu : Pang Tee Wan

7. Riwayat Pendidikan

1994-2000 : S.R.J.K(C) Yu Ying

2001-2005 : S.M.K Padang Temu

2006-2007 : Kolej Tunku Abdul Rahman 2011- sekarang : Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara Medan 8. Prestasi

1. Wakil Negara Dalam Program Pertukaran Pelajar Malaysia-Japan 2004 2. Wakil Negeri Melaka Pemain Table Tennis

3. Wakil Daerah Pemain Badminton

4. Member of International Life Saving Federation. 5. Jurulatih Berenang Negeri Melaka

6. Executive Committee Taekwodo Kolej Tunku Abdul Rahman 7. Pemain Alat Musik Dalam Orkestra Klasik


(1)

Lampiran 5

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Kepada Yth: Saudara/Saudari ...

Bersama ini saya, Loh Yuan Jing (25 tahun), yang sedang menjalani Program pendidikan sarjana pada fakultas kedokteran gigi, Universitas Sumatera Utara, memohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya yang berjudul :

PREVALENSI MOLAR TIGA IMPAKSI PADA MAHASISWA SUKU TIONGHOA DITINJAU MENGGUNAKAN RADIOGRAFI PANORAMIK DI FKG USU.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi molar tiga impaksi pada suku Tionghoa ditinjau menggunakan radiografi panaromik di FKG USU. Manfaat pada penelitian ini memberikan informasi ilmiah mengenai prevalensi gigi molar tiga impaksi pada suku Tionghoa ditinjau menggunakan radiografi panoramik dan sebagai pedoman bagi dokter gigi dalam menegakkan diagnosa dan rencana perawatan terhadap kasus gigi molar ketiga impaksi.

Pada penelitian ini, saudara akan menerima kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai impaksi molar tiga. Kemudian akan dilakukan radiografi panoramik pada saudara yang terpilih sebagai sampel. Penelitian ini tidak akan menimbulkan efek samping dan tidak dikenakan biaya apapun. Identitas Saudara sebagai subjek penelitian akan dirahasiakan oleh peneliti.

Jika saudara sudah mengerti isi dari lembar penjelasan ini dan bersedia untuk menjadi subjek penelitian, mohon kiranya saudara untuk mengisi dan


(2)

menandatangani surat pernyataan persetujuan sebagai subjek penelitian yang terlampir pada lembar berikutnya. Perlu saudara ketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan saudara dapat mengundurkan diri dari penelitian ini bila saudara merasa keberatan. Apabila terdapat kerugian atau resiko yang disebabkan penelitian ini, saudara dapat menghubungi saya melalui nombor hp 087868086952.

Demikian lembar penjelasan ini saya perbuat, semoga keterangan ini dapat mengerti dan atas kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan,……….2014


(3)

Lampiran 6

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : L / P

Alamat :

Menyatakan telah membaca lembar penjelasan kepada subjek penelitian dan sudah mengerti serta bersedia untuk turut serta sebagai subjek penelitian, dalam penelitian atas nama Loh Yuan Jing yang berjudul “Prevalensi Molar Tiga Impaksi Pada Mahasiswa Suku Tionghoa Ditinjau Menggunakan Radiografi Panoramik Di FKG USU” dan menyatakan tidak keberatan maupun melakukan tuntutan di kemudian hari.

Demikian penyataan ini saya perbuat dalam keadaan sehat, penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2014 Pembuat pernyataan


(4)

Lampiran 7

No Kegiatan WAKTU PENELITIAN

Nopember Disember Januari Februari 1 Pembuatan

Proposal

Minggu III, IV

Minggu I, II 2 Pelaksanaan

Penelitian

Minggu III, IV

3 Pembuatan Laporan Hasil Penelitian

Minggu I,II,III,IV 4 Penggandaan

Laporan

Minggu I,II


(5)

LAMPIRAN 8

Anggaran Penelitian 1. Alat dan bahan

Kertas kuoto 1 rim @ Rp30000 x5 :Rp 150 000 Alat Tulis (buku, pulpen, pensil, penghapus) :Rp 20 000 2. Biaya pengumpulan Literatur :Rp 100 000 Biaya fotokopi literature :Rp 80 000 3. Biaya pembuatan proposal :Rp 130 000 4. Biaya print

Tinta print @Rp 25000 x4 :Rp 100 000 5. Biaya Internet :Rp 150 000 6. Biaya Transportasi :Rp 50 000 7. Biaya penjilid dan penggandaan :Rp 200 000 8. Biaya seminar proposal :Rp 300 000 9. Biaya Foto Panoramik Digital @ Rp100000 x50 :

Rp 6,280 000

Rp 5,000 000


(6)

Lampiran 9

Curriculum Vitae

1. Nama Lengkap : Loh Yuan Jing 2. Tempat/Tanggal Lahir : Melaka (28/11/1988) 3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Agama : Buddha

5. Alamat : Kompleks Tasbi, Blok I, No.81 6. Orang tua

Ayah : Dr. Loh Yeu Loe

Ibu : Pang Tee Wan

7. Riwayat Pendidikan

1994-2000 : S.R.J.K(C) Yu Ying 2001-2005 : S.M.K Padang Temu

2006-2007 : Kolej Tunku Abdul Rahman 2011- sekarang : Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara Medan 8. Prestasi

1. Wakil Negara Dalam Program Pertukaran Pelajar Malaysia-Japan 2004 2. Wakil Negeri Melaka Pemain Table Tennis

3. Wakil Daerah Pemain Badminton

4. Member of International Life Saving Federation. 5. Jurulatih Berenang Negeri Melaka

6. Executive Committee Taekwodo Kolej Tunku Abdul Rahman 7. Pemain Alat Musik Dalam Orkestra Klasik