Pegurangan Waste Pada Proses Produksi Benang Karet Dengan Pendekatan Lean Six Sigma di PT. Industri Karet Nusantara
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Permasalahan
Persaingan yang dihadapi industri manufaktur dalam hal merebut pasar
semakin
pesat.
Setiap
perusahaan
hendaknya
meningkatkan
kualitas
perusahaannya dengan selalu berusaha untuk meminimalisasi ketidaksesuaian,
pemborosan, dan meningkatkan
efisiensi dari keseluruhan proses, sehingga
proses dapat dikendalikan dengan tujuan untuk dapat meminimisasi pemborosan.
Akan tetapi, dalam kenyataannya akan selalu ada ketidaksesuaian dari produk
yang dihasilkan dan
jenis-jenis pemborosan (waste) yang terdapat di lantai
produksi.
Sistem produksi memegang peranan besar terkait seberapa efisien sistem
produksi yang dijalankan sangat berpengaruh terhadap performansi perusahaan
tersebut.
Pendekatan
yang dapat
digunakan
untuk
mengatasi
masalah
ketidakefisienan atau pemborosan yang terjadi dalam sistem produksi suatu
perusahaan adalah lean six sigma . Lean six sigma digunakan untuk memperbaiki
kualitas produksi di perusahaan dengan memperhatikan waste.
Waste secara umum merupakan pemborosan, segala sesuatu yang tidak
memiliki manfaat. Apabila dikaitkan dengan produksi, waste merupakan hal-hal
yang melibatkan penggunaan material atau resources lainnya yang tidak sesuai
prosedur. Secara umum dalam proses produksi waste yang terjadi antara lain
produksi yang berlebih (overproduction), menunggu (waiting), transportasi yang
Universitas Sumatera Utara
tidak perlu (excessive transportation) , ketidaksesuaian proses (inappropriate
processing), persediaan yang berlebih (inventory), gerakan yang tidak perlu
(motion), dan produk cacat (defect).
PT. Industri Karet Nusantara merupakan pabrik industri karet yang
berlokasi di jalan Medan Tanjung Morawa Km 9,5 Medan, Sumatera Utara.
Pabrik ini terdiri dari Rubber Article Factory (RAF), memproduksi karet gelang,
packing sterilizer, dock fender, conveyer belt dan Rubber Thread Factory (RTF)
yang memproduksi benang karet yang dapat digunakan untuk bahan baku industri
tekstil. Pada penelitian ini, yang menjadi objek adalah Rubber Thread Factory
(RTF) dengan produk benang karet. Dalam proses produksi benang karet terdapat
beberapa waste (pemborosan). Jenis pemborosan yang ditemukan antara lain
Defect, overproduction, motion, transportation, ,Overproduction, waiting dan
Inappropriate process yang cukup lama. Beberapa Waste pada proses produksi.
.
Beberapa pemborosan yang terjadi pada proses produksi dapat dilihat
pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Jenis Pemborosan Produk Benang Karet PT.Industri Karet
Nusantara
Jenis Pemborosan
Jumlah
Standar Perusahaan
Defect
≥5%
3%
Waiting
10-15 menit
5 menit
Transportation
30 menit
10 Menit
Motion
30 Menit
15 Menit
Inventory
3%
0
Overproduction
4-5%
0
Inappropriate process
5 menit
0
Sumber: PT. Industri Karet Nusantara
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa rata-rata tiap satu siklus
operasi menunjukkan tingginya waste yang dihasilkan. Perusahaan harus
memperbaiki kinerjanya agar tetap unggul dalam menghadapi persaingan tersebut.
Perbaikan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah mengurangi pemborosan
(waste) yang terjadi selama proses produksi. Salah satu metode yang dapat
digunakan dalam pengurangan waste tersebut adalah metode pendekatan Lean Six
Sigma .
1
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Abdul Halim, Mochamad Choiri dan
Ceria Farela mengenai implementasi lean six sigma sebagai upaya meminimasi
waste pada pembuatan webb di PT Temprina Media Grafika Ngajuk dengan
tujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis waste yang terjadi dalam proses
produksi, menganalisis faktor-faktor penyebab waste, serta memberikan usulan
pebaikan untuk meminimasi waste. Penelitian ini dilakukan dengan tahap DMAIC
sesuai dengan langkah dalam six sigma . Ketujuh jenis waste teridentifikasi terjadi
pada proses produksi webb, yaitu waiting, unnecessary inventory, defect,
overproduction, unnecessary motion inappropriate processing dan transportation.
Rekonmendasi perbaikan yang diusulkan dalam penelitian ini didasarkan dari
hasil identifikasi Critical To Waste yang telah dianalisis menggunakan fishbone
diagram dan FMEA untuk menentukan waste mana yang menjadi prioritas
diberikan usulan perbaikan. Dari hasil tabel FMEA didapatkan waste waiting dan
defect yang menjadi prioritas untuk segera diperbaiki. Rekomdasi perbaikan yang
1
Abdul Halim, dkk. 2014. “Implementasi Lean Six Sigma Sebagai Upaya Meminimasi Waste Pada
Pembuatan Webb Di PT Temprina Media Grafika Ngajuk”. Universitas Brawijaya: Malang.
Universitas Sumatera Utara
diusulkan untuk kedua waste tersebut adalah melakukan checklist, preventive
maintenance , konsep 5S, dan penambahan fasilitas kerja.
2
Penelitian lain juga dilakukan oleh Joshua Chan Ren Jie, Sharul
Kamaruddin dan Ishak Abd Azid mengenai penarapan lean six sigma di usaha
kecil menengah (UKM) – study kasus di perusahaan percetakan dengan tujuan
untuk memberikan kerangka LSS terstruktur yang dapat diadopsi pada UKM
Percetakan untuk mengurangi limbah dan variasi dalam produksi mereka.
Penerapan kerangka LSS telah menyediakan pendekatan yang sistematis dan
dipandu untuk mengidentifikasi masalah dan untuk menyediakan solusi yang
layak dan mempertahankan perbaikan dibuat. Setiap langkah yang diambil dalam
pendekatan ini telah ditunjukkan dalam rincian dalam setiap fase studi. A1 mesin
memiliki tambahan 869,000 kapasitas/jam
untuk membantu perusahaan
menghadapi permintaan pelanggan. Tambahan kapasitas ini bernilai 2 bulan saat
ini kapasitas produksi pencetakan label. Peningkatan yang signifikan telah diamati
dalam mesin A1, mana itu menghasilkan produktivitas dari kesan/jam 2,709
memberikan 3,303 kesan/jam 21,93% peningkatan.
3
Penelitian lain juga dilakukan oleh Jui Chin Jiang dan Thi Anh Tuyet
mengenai perbaikan proses dengan mengaplikasikan metode lean six sigma dan
TRIZ pada perusahan kopi untuk mengembangkan proses yang lebih baik yang
menghasilkan produktivitas dan efektivitas yang tinggi, waiting time
rendah
2
Kamaruddin Shahrul,dkk. 2014. “Implementing the Lean Six Sigma Framework in a Small
Medium Enterprise (SME) – A Case Study in a Printing Company” Pulau pinang: Malaysia
3
Jiang,jui-chin.2015. “Process improvement by application of Lean Six Sigma and TRIZ
methodology Case Study in Coffee Company”.Chun Yuan Christian University: Taiwan
Universitas Sumatera Utara
untuk menghilangkan waste yang tidak perlu pada inspeksi/transportasi produk
selama sistem operasi, menghasilkan sistem proses yang lebih efektif yang
menjadi lebih stabilitas dan dapat diandalkan. Hasil menunjukkan bahwa prediksi
peningkatan model berhasil mengurangi pemborosan waktu tunggu untuk inspeksi
46,54% dan transportasi selama sistem operasi 38,12%. Hal ini menunjukkan
reduksi non value added sebesar 38,12%.
4
Penelitian lain dilakukan Aditya Yanuar Dwi Pradita dan Hari Supriyanto
mengenai penerapan lean six sigma untuk meningkatkan kualitas prooduksi
dengan memperhatikan faktor lingkungan studi kasus : PT.Loka Refractories Wira
Jatim dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas produksi di perusahaan dengan
memperhatikan waste dan non-value adding activity untuk meminimasi sumber
daya dalam meningkatkan kualitas produksi, dimana konsep lean akan mampu
memunculkan E-DOWNTIME waste di perusahaan. Untuk metode pengukuran
kinerja lingkungan dilakukan untuk menampilkan permasalahan lingkungan yang
ditimbulkan oleh perusahaan, sehingga alternatif perbaikan yang ditentukan bisa
mempertimbangkan dampak lingkungan yang mungkin dimunculkan. Tahapan
pengukuran aspek lingkungan dilakukan pada besarnya emisi karbon yang
dihasilkan oleh perusahaan dengan menggunakan satuan konversi karbon.
Sehingga penggabungan kedua metode ini mampu menunjukkan aktivitas
produksi yang paling signifikan menimbulkan dampak lingkungan dan nantinya
4
Supriyanto,Hari,dkk.2014” Penerapan Lean Six Sigma Untuk Meningkatkan Kualitas Produksi
Dengan Memperhatikan Faktor Lingkungan Studi Kasus: PT Loka Rerractories Wira Jatim”.
Surabaya:Institut Teknologi Sepuluh November”.
Universitas Sumatera Utara
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perbaikan dalam masalah
kualitas produksi di perusahaan.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti berencana untuk memperbaiki
proses produksi dengan mengurangi waste (pemborosan). Lean Manufacturing
merupakan
metode
untuk
meningkatkan
responsiveness
melalui
usaha
pengurangan waste. Six sigma digunakan untuk memperbaiki proses produksi
dengan minimalisasi variasi produk, sehingga dapat mengurangi waste pada
proses produksi.
1.2.
Perumusan Masalah
Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah banyaknya waste yang
terdapat pada proses produksi mengurangi efesiensi lini produksi pabrik.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk
memperbaiki proses
produksi pada produk benang karet untuk meningkatkan kelancaran pada proses
produksi.
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi jenis-jenis waste (pemborosan)
pada proses produksi
benang karet.
2. Melakukan perbaikan
pada proses produksi dengan DMAIC ( Define,
Measure, Analyze,Improve, Control)
3. Memberikan usulan perbaikan urutan proses dan prosedur kerja di lantai
produksi.
Universitas Sumatera Utara
1.4.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan manfaat terhadap :
1. Bagi Perusahaan
Memberikan masukan bagi perusahaan dalam hal meminimalkan waste pada
proses produksi benang karet.
2. Bagi Mahasiswa
Mempertajam kemampuan analisis dan berfikir yang lebih sistematis,
memberikan dan menambah pemahaman tentang cara melakukan suatu
penelitian dalam menghasilkan karya ilmiah yang bermanfaat.
3. Bagi Universitas
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan bahan referensi
bagi program studi terutama dalam proses penilaian karya ilmiah.
1.5.
Batasan dan Asumsi Penelitian
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah untuk
mencapai tujuan dan memberikan ruang lingkup penelitian. Batasan masalah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya satu produk yaitu benang karet
2. Jenis pemborosan yang menjadi objek penelitian ini adalah pemborosan
yang ditentukan sesuai dengan fenomena pemborosan yang terjadi pada
lantai produksi serta kesesuaian dengan tinjauan pustaka yang mendukung
penelitian ini.
3.
Data waste (pemborosan) yang digunakan adalah data waste selama
periode 1 bulan yaitu bulan april 2016.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Sistem produksi dan produk yang diamati tidak berubah (tetap) selama
penelitian berlansung.
2. Pekerja sudah mengetahui dan mengusai bidang pekerjaanya sesuai
dengan metode kerja.
3. Data kapasitas mesin yang digunakan adalah kapasitas normal.
4. Tidak terjadi hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan perusahaan seperti
bencana alam atau demonstrasi
1.6. Sistematika Penulisan Laporan Tugas Sarjana
Sistematika yang digunakan dalam penulian tugas sarjana ini adalah
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang
mendasari peneliti untuk membuat suatu rancangan perbaikan terhadap masalah
lead time dan kualitas produksi di perusahaan, rumusan permasalahan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam
penelitian, dan sistematika penulisan tugas sarjana.
Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menjelaskan sejarah dan gambaran
umum perusahaan, struktur organisasi, organisasi dan manajemen, teknologi serta
proses produksi.
Bab III Landasan Teori, memaparkan teori-teori yang digunakan dalam
analisis pemecahan masalah yaitu Teori Pengukuran Waktu, Teori Pengendalian
Kualitas, dan Teori Pendekatan Lean Six Sigma dengan Metode DMAIC ( Define,
Universitas Sumatera Utara
Measure, Analyze, Improve, Control). Sumber teori atau literatur yang digunakan
diambil dari referensi buku-buku dan jurnal penelitian yang berhubungan dengan
topik tersebut dan disertakan pada Daftar Pustaka.
Bab
IV
Metodologi
Penelitian,
mengemukakan
tahapan-tahapan
pengurangan waste untuk meningkatkan kecepatan proses dan kualitas produk
benang karet dengan menggunakan pendekatan Lean Six Sigma Metode DMAIC,
yang dimulai dari tempat dan waktu penelitian, objek penelitian, jenis penelitian,
variabel penelitian , analisis pemecahan masalah hingga kesimpulan dan saran
yang diberikan kepada pihak perusahaan.
Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, mengidentifikasi data primer
yaitu data pengukuran waktu proses produksi, Rating factor dan Allowance, data
atribut pemborosan, serta data sekunder yaitu jumlah permintaan produk Selain
itu, juga terdapat tahap pengolahan data dengan menggunakan pendekatan Lean
Six Sigma metode DMAIC untuk mendapatkan pemecahan masalah. Tahap dari
metode DMAIC yang digunakan dalam pengolahan data adalah Tahap Define,
Tahap Measure, Tahap analyze, Tahap Improve dan Tahap Control.
Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis dari hasil
pengolahan data dan alternatif dari pemecahan masalah.
Bab VII Kesimpulan dan Saran, memberikan kesimpulan perbaikan yang
diperoleh dari hasil pemecahan masalah, dan saran-saran yang bermanfaat bagi
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Permasalahan
Persaingan yang dihadapi industri manufaktur dalam hal merebut pasar
semakin
pesat.
Setiap
perusahaan
hendaknya
meningkatkan
kualitas
perusahaannya dengan selalu berusaha untuk meminimalisasi ketidaksesuaian,
pemborosan, dan meningkatkan
efisiensi dari keseluruhan proses, sehingga
proses dapat dikendalikan dengan tujuan untuk dapat meminimisasi pemborosan.
Akan tetapi, dalam kenyataannya akan selalu ada ketidaksesuaian dari produk
yang dihasilkan dan
jenis-jenis pemborosan (waste) yang terdapat di lantai
produksi.
Sistem produksi memegang peranan besar terkait seberapa efisien sistem
produksi yang dijalankan sangat berpengaruh terhadap performansi perusahaan
tersebut.
Pendekatan
yang dapat
digunakan
untuk
mengatasi
masalah
ketidakefisienan atau pemborosan yang terjadi dalam sistem produksi suatu
perusahaan adalah lean six sigma . Lean six sigma digunakan untuk memperbaiki
kualitas produksi di perusahaan dengan memperhatikan waste.
Waste secara umum merupakan pemborosan, segala sesuatu yang tidak
memiliki manfaat. Apabila dikaitkan dengan produksi, waste merupakan hal-hal
yang melibatkan penggunaan material atau resources lainnya yang tidak sesuai
prosedur. Secara umum dalam proses produksi waste yang terjadi antara lain
produksi yang berlebih (overproduction), menunggu (waiting), transportasi yang
Universitas Sumatera Utara
tidak perlu (excessive transportation) , ketidaksesuaian proses (inappropriate
processing), persediaan yang berlebih (inventory), gerakan yang tidak perlu
(motion), dan produk cacat (defect).
PT. Industri Karet Nusantara merupakan pabrik industri karet yang
berlokasi di jalan Medan Tanjung Morawa Km 9,5 Medan, Sumatera Utara.
Pabrik ini terdiri dari Rubber Article Factory (RAF), memproduksi karet gelang,
packing sterilizer, dock fender, conveyer belt dan Rubber Thread Factory (RTF)
yang memproduksi benang karet yang dapat digunakan untuk bahan baku industri
tekstil. Pada penelitian ini, yang menjadi objek adalah Rubber Thread Factory
(RTF) dengan produk benang karet. Dalam proses produksi benang karet terdapat
beberapa waste (pemborosan). Jenis pemborosan yang ditemukan antara lain
Defect, overproduction, motion, transportation, ,Overproduction, waiting dan
Inappropriate process yang cukup lama. Beberapa Waste pada proses produksi.
.
Beberapa pemborosan yang terjadi pada proses produksi dapat dilihat
pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Jenis Pemborosan Produk Benang Karet PT.Industri Karet
Nusantara
Jenis Pemborosan
Jumlah
Standar Perusahaan
Defect
≥5%
3%
Waiting
10-15 menit
5 menit
Transportation
30 menit
10 Menit
Motion
30 Menit
15 Menit
Inventory
3%
0
Overproduction
4-5%
0
Inappropriate process
5 menit
0
Sumber: PT. Industri Karet Nusantara
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa rata-rata tiap satu siklus
operasi menunjukkan tingginya waste yang dihasilkan. Perusahaan harus
memperbaiki kinerjanya agar tetap unggul dalam menghadapi persaingan tersebut.
Perbaikan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah mengurangi pemborosan
(waste) yang terjadi selama proses produksi. Salah satu metode yang dapat
digunakan dalam pengurangan waste tersebut adalah metode pendekatan Lean Six
Sigma .
1
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Abdul Halim, Mochamad Choiri dan
Ceria Farela mengenai implementasi lean six sigma sebagai upaya meminimasi
waste pada pembuatan webb di PT Temprina Media Grafika Ngajuk dengan
tujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis waste yang terjadi dalam proses
produksi, menganalisis faktor-faktor penyebab waste, serta memberikan usulan
pebaikan untuk meminimasi waste. Penelitian ini dilakukan dengan tahap DMAIC
sesuai dengan langkah dalam six sigma . Ketujuh jenis waste teridentifikasi terjadi
pada proses produksi webb, yaitu waiting, unnecessary inventory, defect,
overproduction, unnecessary motion inappropriate processing dan transportation.
Rekonmendasi perbaikan yang diusulkan dalam penelitian ini didasarkan dari
hasil identifikasi Critical To Waste yang telah dianalisis menggunakan fishbone
diagram dan FMEA untuk menentukan waste mana yang menjadi prioritas
diberikan usulan perbaikan. Dari hasil tabel FMEA didapatkan waste waiting dan
defect yang menjadi prioritas untuk segera diperbaiki. Rekomdasi perbaikan yang
1
Abdul Halim, dkk. 2014. “Implementasi Lean Six Sigma Sebagai Upaya Meminimasi Waste Pada
Pembuatan Webb Di PT Temprina Media Grafika Ngajuk”. Universitas Brawijaya: Malang.
Universitas Sumatera Utara
diusulkan untuk kedua waste tersebut adalah melakukan checklist, preventive
maintenance , konsep 5S, dan penambahan fasilitas kerja.
2
Penelitian lain juga dilakukan oleh Joshua Chan Ren Jie, Sharul
Kamaruddin dan Ishak Abd Azid mengenai penarapan lean six sigma di usaha
kecil menengah (UKM) – study kasus di perusahaan percetakan dengan tujuan
untuk memberikan kerangka LSS terstruktur yang dapat diadopsi pada UKM
Percetakan untuk mengurangi limbah dan variasi dalam produksi mereka.
Penerapan kerangka LSS telah menyediakan pendekatan yang sistematis dan
dipandu untuk mengidentifikasi masalah dan untuk menyediakan solusi yang
layak dan mempertahankan perbaikan dibuat. Setiap langkah yang diambil dalam
pendekatan ini telah ditunjukkan dalam rincian dalam setiap fase studi. A1 mesin
memiliki tambahan 869,000 kapasitas/jam
untuk membantu perusahaan
menghadapi permintaan pelanggan. Tambahan kapasitas ini bernilai 2 bulan saat
ini kapasitas produksi pencetakan label. Peningkatan yang signifikan telah diamati
dalam mesin A1, mana itu menghasilkan produktivitas dari kesan/jam 2,709
memberikan 3,303 kesan/jam 21,93% peningkatan.
3
Penelitian lain juga dilakukan oleh Jui Chin Jiang dan Thi Anh Tuyet
mengenai perbaikan proses dengan mengaplikasikan metode lean six sigma dan
TRIZ pada perusahan kopi untuk mengembangkan proses yang lebih baik yang
menghasilkan produktivitas dan efektivitas yang tinggi, waiting time
rendah
2
Kamaruddin Shahrul,dkk. 2014. “Implementing the Lean Six Sigma Framework in a Small
Medium Enterprise (SME) – A Case Study in a Printing Company” Pulau pinang: Malaysia
3
Jiang,jui-chin.2015. “Process improvement by application of Lean Six Sigma and TRIZ
methodology Case Study in Coffee Company”.Chun Yuan Christian University: Taiwan
Universitas Sumatera Utara
untuk menghilangkan waste yang tidak perlu pada inspeksi/transportasi produk
selama sistem operasi, menghasilkan sistem proses yang lebih efektif yang
menjadi lebih stabilitas dan dapat diandalkan. Hasil menunjukkan bahwa prediksi
peningkatan model berhasil mengurangi pemborosan waktu tunggu untuk inspeksi
46,54% dan transportasi selama sistem operasi 38,12%. Hal ini menunjukkan
reduksi non value added sebesar 38,12%.
4
Penelitian lain dilakukan Aditya Yanuar Dwi Pradita dan Hari Supriyanto
mengenai penerapan lean six sigma untuk meningkatkan kualitas prooduksi
dengan memperhatikan faktor lingkungan studi kasus : PT.Loka Refractories Wira
Jatim dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas produksi di perusahaan dengan
memperhatikan waste dan non-value adding activity untuk meminimasi sumber
daya dalam meningkatkan kualitas produksi, dimana konsep lean akan mampu
memunculkan E-DOWNTIME waste di perusahaan. Untuk metode pengukuran
kinerja lingkungan dilakukan untuk menampilkan permasalahan lingkungan yang
ditimbulkan oleh perusahaan, sehingga alternatif perbaikan yang ditentukan bisa
mempertimbangkan dampak lingkungan yang mungkin dimunculkan. Tahapan
pengukuran aspek lingkungan dilakukan pada besarnya emisi karbon yang
dihasilkan oleh perusahaan dengan menggunakan satuan konversi karbon.
Sehingga penggabungan kedua metode ini mampu menunjukkan aktivitas
produksi yang paling signifikan menimbulkan dampak lingkungan dan nantinya
4
Supriyanto,Hari,dkk.2014” Penerapan Lean Six Sigma Untuk Meningkatkan Kualitas Produksi
Dengan Memperhatikan Faktor Lingkungan Studi Kasus: PT Loka Rerractories Wira Jatim”.
Surabaya:Institut Teknologi Sepuluh November”.
Universitas Sumatera Utara
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perbaikan dalam masalah
kualitas produksi di perusahaan.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti berencana untuk memperbaiki
proses produksi dengan mengurangi waste (pemborosan). Lean Manufacturing
merupakan
metode
untuk
meningkatkan
responsiveness
melalui
usaha
pengurangan waste. Six sigma digunakan untuk memperbaiki proses produksi
dengan minimalisasi variasi produk, sehingga dapat mengurangi waste pada
proses produksi.
1.2.
Perumusan Masalah
Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah banyaknya waste yang
terdapat pada proses produksi mengurangi efesiensi lini produksi pabrik.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk
memperbaiki proses
produksi pada produk benang karet untuk meningkatkan kelancaran pada proses
produksi.
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi jenis-jenis waste (pemborosan)
pada proses produksi
benang karet.
2. Melakukan perbaikan
pada proses produksi dengan DMAIC ( Define,
Measure, Analyze,Improve, Control)
3. Memberikan usulan perbaikan urutan proses dan prosedur kerja di lantai
produksi.
Universitas Sumatera Utara
1.4.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan manfaat terhadap :
1. Bagi Perusahaan
Memberikan masukan bagi perusahaan dalam hal meminimalkan waste pada
proses produksi benang karet.
2. Bagi Mahasiswa
Mempertajam kemampuan analisis dan berfikir yang lebih sistematis,
memberikan dan menambah pemahaman tentang cara melakukan suatu
penelitian dalam menghasilkan karya ilmiah yang bermanfaat.
3. Bagi Universitas
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan bahan referensi
bagi program studi terutama dalam proses penilaian karya ilmiah.
1.5.
Batasan dan Asumsi Penelitian
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah untuk
mencapai tujuan dan memberikan ruang lingkup penelitian. Batasan masalah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya satu produk yaitu benang karet
2. Jenis pemborosan yang menjadi objek penelitian ini adalah pemborosan
yang ditentukan sesuai dengan fenomena pemborosan yang terjadi pada
lantai produksi serta kesesuaian dengan tinjauan pustaka yang mendukung
penelitian ini.
3.
Data waste (pemborosan) yang digunakan adalah data waste selama
periode 1 bulan yaitu bulan april 2016.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Sistem produksi dan produk yang diamati tidak berubah (tetap) selama
penelitian berlansung.
2. Pekerja sudah mengetahui dan mengusai bidang pekerjaanya sesuai
dengan metode kerja.
3. Data kapasitas mesin yang digunakan adalah kapasitas normal.
4. Tidak terjadi hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan perusahaan seperti
bencana alam atau demonstrasi
1.6. Sistematika Penulisan Laporan Tugas Sarjana
Sistematika yang digunakan dalam penulian tugas sarjana ini adalah
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang
mendasari peneliti untuk membuat suatu rancangan perbaikan terhadap masalah
lead time dan kualitas produksi di perusahaan, rumusan permasalahan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam
penelitian, dan sistematika penulisan tugas sarjana.
Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menjelaskan sejarah dan gambaran
umum perusahaan, struktur organisasi, organisasi dan manajemen, teknologi serta
proses produksi.
Bab III Landasan Teori, memaparkan teori-teori yang digunakan dalam
analisis pemecahan masalah yaitu Teori Pengukuran Waktu, Teori Pengendalian
Kualitas, dan Teori Pendekatan Lean Six Sigma dengan Metode DMAIC ( Define,
Universitas Sumatera Utara
Measure, Analyze, Improve, Control). Sumber teori atau literatur yang digunakan
diambil dari referensi buku-buku dan jurnal penelitian yang berhubungan dengan
topik tersebut dan disertakan pada Daftar Pustaka.
Bab
IV
Metodologi
Penelitian,
mengemukakan
tahapan-tahapan
pengurangan waste untuk meningkatkan kecepatan proses dan kualitas produk
benang karet dengan menggunakan pendekatan Lean Six Sigma Metode DMAIC,
yang dimulai dari tempat dan waktu penelitian, objek penelitian, jenis penelitian,
variabel penelitian , analisis pemecahan masalah hingga kesimpulan dan saran
yang diberikan kepada pihak perusahaan.
Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, mengidentifikasi data primer
yaitu data pengukuran waktu proses produksi, Rating factor dan Allowance, data
atribut pemborosan, serta data sekunder yaitu jumlah permintaan produk Selain
itu, juga terdapat tahap pengolahan data dengan menggunakan pendekatan Lean
Six Sigma metode DMAIC untuk mendapatkan pemecahan masalah. Tahap dari
metode DMAIC yang digunakan dalam pengolahan data adalah Tahap Define,
Tahap Measure, Tahap analyze, Tahap Improve dan Tahap Control.
Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis dari hasil
pengolahan data dan alternatif dari pemecahan masalah.
Bab VII Kesimpulan dan Saran, memberikan kesimpulan perbaikan yang
diperoleh dari hasil pemecahan masalah, dan saran-saran yang bermanfaat bagi
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara