Pegurangan Waste Pada Proses Produksi Benang Karet Dengan Pendekatan Lean Six Sigma di PT. Industri Karet Nusantara

Universitas Sumatera Utara

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Perusahaan
PT. Industri Karet Nusantara merupakan anak perusahaan dari PT.

Perkebunan Nusantara III yang berlokasi di jalan Medan Tanjung Morawa Km 9,5
Medan. Perusahaan ini didirikan oleh Yayasan Dana Tanaman Kertas (DATAK)
Departemen Pertanian RI pada tahun 1965. Pada masa perkembangannya
perusahaan ini telah beberapa kali berganti nama dan pengelolaannya, yaitu :
1.

Periode Tahun 1965-1968
Mulai didirikan oleh Yayasan Dana Tanaman Kertas (DATAK) Sumatera
Utara dengan nama Pabrik Ban Sepeda TAVIP, produk yang dihasilkan
adalah ban dalam dan ban luar sepeda.


2.

Periode Tahun 1968-1971
Berdasarkan

Surat

Keputusan

Menteri

Pertanian

RI

No.

175/KPTS/OP/8/1968, pengelolaan pabrik ini dialihkan ke PT. Perkebunan II
dengan nama Industri Karet TAPIKA. Pada masa ini pabrik telah
memproduksi benang karet (rubber ban) disamping ban dalam dan ban luar

sepeda.
3.

Periode Tahun 1971-1972
Berdasarkan Surat Keputusan BCU/PTP wilayah I No. 24/49/1971,
pengelolaan perusahaan ini dialihkan ke PT. Perkebunan II. Periode ini
perusahaan telah menambah beberapa peralatannya dan sampai sekarang

Universitas Sumatera Utara

masih dapat beroperasi dengan baik. PT. Perkebunan II menambah jenis
produksinya dengan membuat rubber article.
4.

Periode Tahun 1972-1978
Berdasarkan keputusan Dirjen Perkebunan No. 76/BCUKPB/KPTS/1971,
pengelolaannya dialihkan dari PT. Perkebunan II ke Kantor Pemasaran
Bersama (KPB) PNP/PTP I-IX di Sumatera-Aceh. Hal ini diputuskan agar
terciptanya sinergi antara PTP dan PNP I-IX dalam hal pemanfaatan produksi
pabrik industri karet TAPIKA, khususnya produksi rubber article yang

banyak digunakan oleh pabrik-pabrik, baik oleh pabrik kelapa sawit, pabrik
pengolahan karet maupun pabrik teh dilingkungan PTP dan PNP I-IX pada
saat itu. Namun strategi ini tidak mengalami banyak perubahan karena tidak
memberikan peningkatan penjualan yang signifikan. Pada waktu itu, KPB
hanya lebih terkonsentrasi memasarkan produk-produk konvensional seperti
CPO, SIR (Sheet, LCB dan lain-lain) dan teh daripada produk-produk industri
hilir seperti ban dalam dan ban luar sepeda, rubber ban ataupun rubber
article.

5.

Periode Tahun 1978-1982
Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian RI No. 12/KPTS/UM/1978,
pengelolaan perusahaan dikembalikan kepada PT. Perkebunan II, pabrik telah
memproduksi conveyor belt dan penjualan berbagai compound yang
digunakan oleh pabrik-pabrik swasta yang sejenis.

Universitas Sumatera Utara

6.


Periode Tahun 1982-1989
Manajemen PT. Perkebunan III memutuskan untuk lebih memperluas
produksi hilir ini dengan menambah dan memodifikasi beberapa peralatan
pabrik dengan maksud untuk memperbaiki mutu dan hasil produksinya.
Komitmen ini ditandai dengan peralihan nama indutri yang menjadi proyek
industri karet PT. Perkebunan III, dimana jabatan pimpinannya dirangkap
oleh kepala bagian pengolahan PT. Perkebunan III.

7.

Periode Tahun 1989-1991
Jabatan

pimpinan

proyek

industri


karet

ditetapkan

sesuai

dengan

KPTS/SR/03.7/KPTS/SR2/1989 tanggal 14 Februari 1989 yang dipimpin
oleh seorang pimpro. Pada saat itu pabrik rubber article telah mencoba
memperluas produksinya dengan produk dock fender (bantalan kapal) dalam
ukuran besar, mengingat pada masa itu pabrik ini satu-satunya yang mampu
menghasilkan dock fender didalam negeri dan memiliki kualifikasi setara
dengan standar Sumitomo, Jepang. Pada periode yang sama, pabrik ini
mengembangkan pula rubber glove dan toy ballon, yaitu pabrik yang berbeda
dengan pabrik sebelumnya. Pada masa itu, proyek mulai menjajaki pasar luar
negeri dengan mengekspor rubber glove ke Jerman. Pembangunan pabrik
rubber thread mulai dilaksanakan karena prospek pasar untuk ekspor benang

karet terbuka luas mengingat kompetitor didalam negeri masih sangat kecil.

8.

Periode Tahun 1991-1996
Status proyek industri karet dirubah menjadi status unit Pabrik Industri Karet
(PIK) sesuai dengan Surat Edaran Direksi No. 03.7/SE/17/1991 tanggal 19

Universitas Sumatera Utara

April 1991 yang dipimpin oleh seorang manajer. Periode ini, pabrik rubber
thread telah selesai dibangun sebanyak 4 line dan telah melakukan ekspor ke

berbagai negara.
9.

Periode Tahun 1996 sampai sekarang
Berdasarkan keputusan pemerintah No. 8/1996 tanggal 14 Februari 1996,
manajemen PTP III, PTP IV dan PTP V digabung menjadi PT. Perlebunan
Nusantara III, dimana PT. Industri Karet Nusantara merupakan salah satu unit
yang bernaung didalamnya dan menghasilkan produk berupa rubber article,
conveyor belt, dock fender, packing sterilizer, sarung tangan dan benang karet


dengan tiga unit pabrik yaitu rubber article factory dan rubber thread factory.

2.2.

Ruang Lingkup Bidang Usaha
Secara garis besar, PT. Industri Karet Nusantara terdiri dua pabrik dengan

produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
1.

Rubber Article Factory (RAF)

a. Rubber ban
b. Rubber mate
c. Dock fender
d. Packing sterilizer
2.

Rubber Thread Factory (RTF)

Rubber thread (benang karet) berupa produk setengah jadi. Rubber thread

yang dihasilkan adalah jenis talcum round section dengan berbagai count
(jenis ukuran) dan warna.

Universitas Sumatera Utara

2.3.

Lokasi Perusahaan
PT. Industri Karet Nusantara terletak di jalan Medan-Tanjung Morawa Km

9,5 Medan, dengan luas sekitar 77.500.000 m2. Lahan tersebut digunakan untuk
bangunan kantor, pabrik dan ruang kesejahteraan karyawan.

2.4.

Daerah Pemasaran
Hasil produksi PT. Industri Karet Nusantara diedarkan ke beberapa pabrik


dan perusahaan garmen/manufaktur lokal dan juga ke beberapa negara seperti
Malaysia, Thailand, Cina dan Jepang.

2.5.

Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu cara, metode dan teknik untuk mengolah

bahan baku menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi dengan
menggunakan sumber-sumber yang ada. PT. Industri Karet Nusantara bergerak
dalam pengolahan Lateks menjadi Rubber Thread (benang karet). Adapun proses
pembuatan benang karet sebagai suatu produk jadi dari pabrik karet dapat
diuraikan dalam subbab berikut ini.

2.5.1. Standar Mutu Produk
Produk yang dihasilkan dari pengolahan karet alam yang dilakukan
memiliki standar mutu produk berdasarkan ISO 9002 untuk kegiatan manufaktur
dan ISO 14000 untuk kebijakan pemakaian sumber daya alam dan penanganan
terhadap lingkungan. Sasaran mutu produksinya adalah sebagai berikut :


Universitas Sumatera Utara

1. A-grade, yaitu mutu produksi yang bernilai tinggi. Spesifikasi mutu produksi
ini adalah 92.50% - 100% produk dalam keadaan baik, yaitu masuk dalam
kelayakan sifat fisika, satu palet maksimum dua sambungan, count dan lebar
pita sesuai, dan benang tidak kotor bendol dan warna bercampur.
2. B-grade, yaitu mutu produksi yang tidak baik, namun pelanggan tetap
menerima produk tersebut. Produk tersebut memiliki nilai spesifikasi mutu
minimal 3.10% dalam keadaan baik, yaitu tidak memenuhi semua sifat fisika,
maksimum lima sambungan benang besar kecil, pita bengkok, benang
pipih/bengkok dan count serta warna harus sesuai.
3. Reject, yaitu mutu produksi yang tidak baik dan tidak diterima oleh
pelanggan. Spesifikasi wastage yaitu tidak memenuhi syarat, benang gembung
dan ukuran tidak sesuai, benang berlubang, di luar spesifikasi A dan B grade.
Dalam hal ini reject ini dapat dijual pada perusahaan lokal dalam bentuk
lembaran maupun dalam goni.

2.5.2. Bahan yang Digunakan
Adapun bahan yang digunakan dalam proses pengolahan benang karet ini
dibagi dalam tiga jenis yaitu bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk,
ikut dalam proses produksi dan persentasenya terbesar dibandingkan dengan
bahanbahan lainnya. Bahan baku yang digunakan adalah karet alam, yaitu
centrifuged lateks, dengan kadar DRC (Dry Rubber Content) 60%. Bahan

Universitas Sumatera Utara

baku lateks yang diperoleh berasal dari kebun PTPN III Rambutan, Tebing
Tinggi.
2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan
berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk
akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah:
a. Karton, kemasan yang digunakan ada dua jenis yaitu kotak yang
berukuran kecil (inner box) dan kotak yang berukuran besar, digunakan
untuk pengepakan benang karet.
b. Pewarna, yaitu mikrossol blak 2B, mikrossol BN, violet mikrossol B, red
colour pigment.

c. Talcum, berfungsi sebagai anti perekat pada benang karet adalah
magnesium.
3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperlancar
proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong
yang digunakan adalah :
a. Larutan

CH3COOH

(±30%),

larutan

ini

berfungsi

membekukan/membentuk lateks menjadi benang karet (rubber thread)
pada acid bath.
b. Demin Water , merupakan bahan penolong paling utama dalam pembuatan
compound benang karet. Misalnya untuk membersihkan former sebagai

Universitas Sumatera Utara

pendingin, dan juga campuran bahan kimia, tetapi air tidak ikut dalam
produk benang karet tersebut.
c. Diathermic oil, merupakan fluida cair yang dipanaskan dengan
menggunakan thermopack. Diathermic oil berfungsi untuk membantu
proses pembuatan benang karet, dimana panas yang dihasilkan oleh
thermopack digunakan pada water bath, drying oven, dan curing.

d. Stabilisator , berfungsi untuk menstabilkan lateks. Zat kimia yang
digunakan sebagai stabilisator adalah KOH 30 % dan Potasium Oleat.
e. Vulkanisir , berfungsi untuk mengikat ion-ion benang karet, sehingga zatzat yang ada menyatu. Sulfur 60% berfungsi mengikat ion-ion pada
benang karet (mengeraskan benang karet).
f. Filler , berfungsi sebagai bahan pengisi dan menambah berat produk. Zat
kimia yang digunakan sebagai filler adalah TiO2 70% dan Kaolin 50%.
g. Activator, berfungsi untuk mengaktifkan lateks. Zat activator yang
digunakan adalah ZnO 60%.
h. Anti Oksidan, berfungsi untuk membunuh kuman-kuman agar lateks tidak
cepat mengalami pembusukan atau cepat rusak. Zat kimia yang digunakan
adalah wingstay-1 dan Sunproof 50%.
i. Accelerator , berfungsi untuk mempersingkat waktu vulkanisasi. Zat kimia
yang digunakan adalah ZnMBT 50% dan ZDBC 50%.

Universitas Sumatera Utara

2.5.3. Uraian Proses Produksi
Proses produksi secara umum dibagi ke dalam dua section utama yaitu
compound dan extrusion. Bagian compound memproduksi bahan setengah jadi

yakni berupa campuran bahan baku yakni lateks, bahan tambahan dan bahan
penolong lainnya, sedangkan bagian ekstrusi berfungsi untuk menghasilkan
benang karet. Adapun dua section lainnya yang berfungsi sebagai section untuk
melakukan pengujian bahan secara kimia dan fisika adalah chemical laboratory
section dan physical laboratory section .

2.5.3.1. Chemical Laboratory Section
Lateks sebagai bahan baku utama terlebih dahulu diperiksa pada chemical
laboratory section. Pemeriksaan pada chemical laboratory section bertujuan

untuk:
1. Memeriksa dispersi, emulsi dan solusi yang terdapat didalam tangki
penyimpanan
2. Memeriksa compound yang akan digunakan untuk pengolahan benang karet
3. Membuat formulasi compound
4. Memeriksa kadar acetid acid pada acid bath dan water bath

2.5.3.2. Penimbangan Lateks
Bahan baku lateks yang telah diperiksa pada chemical laboratory section
dan telah memenuhi standar mutu yang baik akan di-transfer ke tangki induk (6

Universitas Sumatera Utara

buah) dengan kapasitas 55 ton/tangki. Lateks dahulu ditimbang melalui weighting
tank dan disesuaikan dengan banyaknya permintaan konsumen.

2.5.3.3.Compounding Section
1. Pembuatan Dispersi, Solusi dan Emulsi
Compound adalah lateks yang dicampurkan dengan bahan kimia dimana

bahan-bahan tersebut diformulasikan dalam tiga bentuk yaitu dispersi, emulsi,
dan solusi.
a. Dispersi adalah campuran bahan kimia yang sukar larut (dalam bentuk
tepung) dalam air. Bahan kimia powder yang digunakan dihaluskan
dengan menggunakan grinding molteni (alat penggiling). Dispersi ini
terdiri dari ZMBT+KOH 50%, TiO2 70 %, sulfur 55%, wingstay 55 %,
SW (Super White ) colour P-90, BW colour P-90, black colour 25%, red
colour 25%, ZDBC 50%, Zink Oxide 60%, dan kaolin 49%. Proses

dispersi dilakukan di dalam wetting tank dengan cara mencampurkan
bahan yang didispersikan air, kemudian disimpan dalam dispertion
storage tank

b. Solusi adalah campuran homogen antara bahan kimia yang larut dalam air,
contohnya KOH. Solusi terdiri dari KOH 20%, KOH 30%, KOH 33,54%,
dan Amonia 23%. Pencampuran bahan tersebut dengan air berdasarkan
perbandingan antara pelarut (air) dengan zat terlarut yang akan disolusi
dan hasilnya kemudian disimpan dalam solution storage tank

Universitas Sumatera Utara

c. Emulsi adalah campuran bahan kimia yang tidak larut dalam air, untuk
dicampurkannya digunakan bahan tertentu yang disebut emulgator. Emulsi
terdiri dari ammonium casseinate 10%, sunproof 50%, pottasium oleat
20%, dan hapteen base 50%.
2. In Active Compound
Pada proses in active ini dilakukan pencampuran bahan baku yaitu lateks
dengan bahan kimia (disperse, solusi dan emulsi). Lateks dialirkan ke
weighting tank untuk ditimbang sesuai dengan kebutuhan. Lateks yang telah

ditimbang akan dialirkan ke in active tank dengan vacuum pressure pump.
Bahan kimia (dispersi, solusi dan emulsi) ditimbang sesuai dengan jumlah
yang diperlukan. Penimbangan dilakukan dengan mengeluarkan bahan kimia
tersebut melalui pipa ke tangki manual/tangki sorong ( trolly). Bahan-bahan
kimia tersebut ditimbang kemudian dipompakan ke in active tank. Lateks dan
bahan kimia selanjutnya dicampur pada in active tank. Hasil campuran lateks
dan bahan kimia kemudian dipindahkan ke active tank dengan menggunakan
vacuum pressure/pressure pump .

3. Active Tank
Pada tahap ini campuran lateks dan bahan kimia yang berasal dari in active
compound akan dicampur dengan bahan activator seperti ZnO 60%, KOH

20%, ZDBC 60%, selain zat activator juga terdapat Demin Water pada active
tank. Selanjutnya dilakukan proses pencampuran membentuk compound.
Compound yang telah diaktivasi selanjutnya diperiksa kualitasnya oleh bagian
quality control.

Universitas Sumatera Utara

4. Homogenisasi
Proses homogenasi bertujuan untuk menghomogenkan kembali campuran
compound. Apabila tidak tercampur dengan baik, maka dapat mempengaruhi

proses dan produk akhir, artinya mutu dari benang karet yang dihasilkan tidak
memenuhi standar. Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin yaitu
homogenizer machine . Compound dipindahkan ke mesin homogenizer.

5. Pendingin Compound
Setelah dilakukan proses homogenasi, compound yang telah tercampur
tersebut dipompakan ke Cooling Compound Service Tank (CCST) atau tangki
pendingin. Didalam tangki ini, compound dijaga kestabilan temperaturnya.
Karena temperatur yang tidak sesuai akan dapat mempengaruhi produk akhir.
Proses pendinginan ini menggunakan suhu 13ºC.

2.5.3.4. Extrusion Section
1.

Acid Bath
Compound yang dari CCST (Cooling Compound Service Tank) dipompakan

ke feeding tank. Pengeluaran compound dari CCST dikontrol melalui alat BST
(Bottom Service Tank) yang dilengkapi dengan alarm dan pelampung. Dari
feeding pump, compound dialirkan ke penyaring (jet filter ), lalu selanjutnya

dialirkan ke header melalui selang dan dimasukkan ke separator , pada alat ini
terdapat lubang pengeluaran (kapiler) terdiri dari 320 lubang kapiler. Pipa
capilary yang berjumlah 320 buah terletak pada acid bath (bed separator )

yang berisikan cairan asam asetat yang konsentrasinya sekitar 28 – 30%. Pada

Universitas Sumatera Utara

acid

bath

(bed

separator )

inilah

terjadi

pembekuan

compound

(mengkoagulasikan compound) membentuk benang karet sesuai dengan
ukuran/count dari pipa capilary. Count merupakan satuan banyaknya benang
karet dalam 1 inchi (25,4 mm) yang memiliki diameter yang sama, sebagai
contoh count 37 maka diameter benang yang dibuat adalah 25,4 mm dibagi
dengan 37 yang setara 0,6865 mm. Benang karet yang telah terbentuk ditarik
oleh roller dengan kecepatan 9,5–12,5 rpm untuk dilakukan proses pencucian
pada water bath.
2. Water Bath
Pencucian benang karet dilakukan di water bath. Pencucian ini dilakukan
untuk membersihkan benang karet dari cairan asam/acid asetat yang masih
menempel pada benang karet dan untuk menurunkan kadar proteinnya dengan
suhu air 70ºC. Pencucian dilakukan sebanyak 4 tahap yang ditarik oleh roller I
sampai roller IV. Tujuan dilakukan pencucian ini adalah agar benang karet
terbebas dari asam asetat (CH3COOH) dan tidak menjadi kuning akibat asam
yang masih melekat pada benang karet.
3. Pengeringan (Drying)
Benang karet yang telah dicuci dikeringkan pada drying oven dengan suhu
105 – 110ºC. Untuk pengeringan ini digunakan panas dari diathermic oil yang
dihasilkan oleh thermopack. Prinsip kerja dari drying oven yaitu benang karet
yang telah dicuci pada water bath ditarik oleh roller I–IV menuju conveyor
drying oven sepanjang 38 meter untuk dilakukan proses pengeringan. Panas

dari diathermic oil yang dihasilkan oleh thermopack masuk ke radiator . Panas

Universitas Sumatera Utara

dari radiator tersebut dihembuskan oleh blower yang digerakkan oleh
elektromotor

agar

merata

panasnya

(radiasi).

Panas

tersebut

yang

dimanfaatkan untuk pengeringan benang karet.
4. Pembedakan (Talcum)
Setelah proses pengeringan, maka benang karet menuju proses pembedakan
(talcum process). Proses ini dilakukan dengan memberi bubuk yang
mengandung magnesium pada benang supaya benang satu dengan benang
yang lain tidak bersatu. Proses pembedakan ini menggunakan alat yang
disebut dengan talcum box. Alat ini juga berfungsi untuk mengatur jumlah
talcum pada benang agar talcum yang melekat tidak terlalu banyak, karena

apabila terlalu banyak, benang yang akan dikemas mudah berjamur sehingga
akan mengurangi mutu produk dan bila talcum yang diberikan terlalu sedikit
maka benang akan lengket satu sama lain pada saat pembentukan pipa.
Bubuk talcum yang menempel pada benang harus memenuhi standar kadar
yang telah ditentukan oleh laboratotium maupun atas permintaan dari
konsumen. Untuk mengurangi kadar talcum, maka benang karet akan
melewati proses pemukulan (beating). Adapun bubuk talcum yang jatuh
selanjutnya ditampung untuk dipakai kembali di talcum box. Namun, untuk
bubuk talcum yang jatuh di lantai tidak dapat digunakan kembali karena telah
bercampur dengan debu.
5. Pembentukan Pita (Ribboning)
Proses selanjutnya adalah pembentukan benang karet menjadi pita karet yang
dikerjakan dengan mesin ribboning. Pada mesin tersebut terdapat sisir

Universitas Sumatera Utara

ribboning yang berfungsi untuk mengatur jumlah benang dalam satu pita.

Jumlah benang karet dalam satu pita adalah 40 buah. Kemudian 40 buah
benang karet tersebut diatur posisinya pada roll gate sebelum dirapatkan
menjadi pita pada ribboning roller .
6. Pemasakan Pita (Curing)
Curing/pemasakan pita dilakukan pada mesin curing dengan suhu 130 -

140ºC. Panas tersebut juga diperoleh dari panas diathermic oil yang dihasilkan
oleh thermopack. Tujuan proses curing ini adalah untuk menjaga/memperoleh
kualitas benang karet yang baik. Prinsip proses kerja pemasakan ini hampir
sama dengan proses pengeringan, dimana panas yang di-transfer adalah
melalui proses radiasi pada karet benang yang dibawa melalui conveyor . Pada
proses ini temperatur harus diperhatikan karena apabila temperatur terlalu
rendah dan tinggi akan menyebabkan proses pemasakan tidak sempurna (akan
menimbulkan pasta dan sambungan benang tidak sempurna).
7. Pendinginan (Cooling)
Setelah proses pematangan, pita tersebut harus didinginkan lagi. Proses
pendinginan berlangsung di dalam sebuah alat yang disebut cooling drum
dengan suhu sekitar ±12ºC dan maksimal suhu water cooling yang keluar
sekitar 35ºC. Maksud pendinginan ini adalah untuk menormalkan panas pada
benang karet setelah terjadi pemasakan pada curing. Jika produk (pita) masuk
ke dalam box dalam keadaan panas akan terjadi proses oksidasi pada produk
yang akan merusak mutu produk.

Universitas Sumatera Utara

8. Packing
Proses akhir pembentukan benang karet menjadi pita karet adalah dilakukan
pengepakan pita karet tersebut di packing area. Pengepakan menggunakan
kotak/box yang dilengkapi dengan plastik agar tidak tembus air yang
berkapasitas 30–35 kg. Setelah pita karet dimasukkan ke dalam kotak dengan
menggunakan mesin shiping, maka akan dilakukan penimbangan dengan
menggunakan timbangan digital dan pemberian label sesuai dengan
spesifikasinya. Kemudian box yang telah diberi label diselotip dengan
menggunakan mesin sealer serta disusun dengan box lainnya yang telah dipacking untuk selanjutnya diangkut dengan menggunakan handpallet menuju

gudang bahan jadi.

2.6.

Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan

2.6.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerjasama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan stuktur organisasi adalah kerangka
antar hubungan dari orang-orang atau unit-unit organisasi yang masing-masing
memiliki tugas dan tanggung jawab serta wewenang tertentu.
Pengorganisasian dan bagian yang berbeda-beda diperlukan struktur
organisasi yang akan memberikan pengertian yang mudah mengenai organisasi
yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap karyawan dan
pimpinan akan mengetahui batas kewajibannya, wewenangnya serta tanggung
jawab yang dilimpahkan kepadanya.

Universitas Sumatera Utara

Struktur organisasi pada PT. Industri Karet Nusantara berbentuk
organisasi lini, dimana manager sebagai pimpinan perusahaan membawahi dan
memberikan instruksi pada setiap bagian seperti bagian teknik dan proses, bagian
pemasaran, bagian tata usaha, personalia dan bagian umum serta bagian quality
control dan bagian-bagian tersebut hanya bertanggungjawab pada atasannya

langsung. Struktur organisasi PT. Industri Karet Nusantara dapat dilat pada
Gambar 2.1.

Universitas Sumatera Utara

Pemengang Saham

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Kabag Pembiayaan
dan Pemasaran

Staff
Pembiayaan/
Umum

Staff
Pemasaran

Manager Pabrik
Rubber Thread &
Pabrik Articles

Manager Pabrik
Resiprene

Asisten
Teknik

Asisten
Pengolahan
LAB/QC

Asisten
TU/PU

PAPAM

Asisten
TU/PU

Asisten
LAB/QC
PRTRA

Asisten
Pengolahan
PRT

Asisten
Pengolahan
PRA

Asisten
Teknik
PRTRA

Sumber :PT Industri Karet Nusantara

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Industri Karet Nusantara

Universitas Sumatera Utara

Perusahaan mempunyai rencana yang ditetapkan untuk mencapainya,
maka setiap jabatan mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Pembagian tugas diberikan berdasarkan keahlian maupun spesialisasi yang
dimilikinya sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar. Uraian tugas
dan tanggung jawab pada PT. Industri Karet Nusantara adalah sebagai berikut:
1. Pemegang Saham
Tugas dari Pemegang Saham adalah :
a. Mengangkat dan memberhentikan dewan komisaris.
Tanggung jawab Pemegang Saham adalah :
a. Melakukan satu atau lebih hal

yang mengakibatkan terjadinya

pengungkapan tabir perusahaan.
b. Menjadi penanggung pribadi (personal guarantor ) berdasarkan perjanjian
penanggung pribadi sehubungan dengan transaksi pemberian fasilitas
kredit oleh bank kepada perusahaan yang bersangkutan berdasarkan
perjanjian kredit dan pinjaman tertentu.
2. Dewan Komisaris
Tugas dari Dewan Komisaris adalah :
a. Melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan yang dijalankan oleh
direksi.
b. Melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan pada umumnya.
c. Memberi nasehat berkenaan dengan kebijakan direksi dalam menjalankan
perusahaan.
d. Memastikan keberadaan dan kecukupan sumber keuangan.

Universitas Sumatera Utara

e. Mengesahkan anggaran tahunan.
f. Menentukan gaji dan kompensasi mereka.
Tanggung jawab Dewan Komisaris adalah :
a. Memantau

efektivitas

kebijakan

perusahaan,

kinerja

dan

proses

pengambilan keputusan oleh direksi.
b. Membuat kesimpulan rapat dewan komisaris dan menyimpan salinan
rapat.
c. Melaporkan kepada perusahaan mengenai kepemilikan saham atas saham
perusahaan.
d. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan
kepada pemegang saham
e. Mengawasi Direktur.
3. Direktur Utama
Tugas dari Direktur Utama adalah :
a. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan – kebijakan
perusahaan.
b. Memilih, menetapkan dan mengawasi tugas dari karyawan dan kepala
bagian.
c. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan.
d. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan.
e. Menetapkan visi dan misi perusahaan.
f. Mampu bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya
dengan dunia luar.

Universitas Sumatera Utara

g. Mengkoordinsikan dan mengendalikan kegiatan – kegiatan dibidang
administrasi, keuangan maupun kepegawaian.
h. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan
perlengkapan.
i. Merencanakan dan mengembangkan sumber – sumber pendapatan serta
pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
Tanggung jawab dari Direktur Utama adalah :
a. Bertanggung jawab atas kerugian perusahaan yang disebabkan karena
direktur tidak menjalankan kepengurusan perusahaan sesuai dengan
maksud dan tujuan anggaran dasar perusahaan, dimana direktur akan
dimintakan pertanggung jawaban baik secara perdata maupun perdana.
b. Bertanggung jawab kepada dewan komisaris
4. Kabag. Pembiayaan dan Pemasaran
Tugas dari Kabag. Pembiayaan dan Pemasaran adalah :
a. Menentukan strategi pemasaran yang efektif dan efisien dengan
memperhatikan sumber daya perusahaan.
b. Menjalin hubungan dengan pelanggan khususnya dalam hal penanganan
komplain dan pengukuran kepuasan pelanggan.
c. Menciptakan

kenyamanan

kerja

karyawan

perusahaan

dengan

mengoptimalkan fungsi kerja dibagian marketing.
d. Menjalin hubungan, koordinasi dan kerjasama yang baik didalam intern
bagian marketing maupun dengan bagian lain terkait dengan kelancaran
proses kerja dibagian marketing.

Universitas Sumatera Utara

Tanggung jawab dari Kabag. Pembiayaan Pemasaran adalah :
a.

Bertanggung jawab terhadap kelancaran dan terlaksananya tujuan
pemasaran sesuai dengan strategi dan sasaran pemasaran yang ditetapkan.

b. Bertanggung jawab atas segala kegiatan dan permasalahan yang terjadi
dalam intern bagian pemasaran.
c. Bertanggung jawab atas pengendalian biaya pemasaran.
d. Bertanggung jawab terhadap hasil survei pengukuran kepuasan pelanggan.
e. Bertanggung jawab atas konsistensi pelaksanaan prosedur yang berlaku
dibagian pemasaran dan melakukan analisa atas efisiensi prosedur tersebut.
f. Bertanggung jawab atas pembinaan dan pengarahan kepada bawahan.
g. Bertanggung jawab atas kedisiplinan kerja bawahan sesuai dengan
ketentuan perusahaan yang berlaku.
h. Bertanggung jawab atas kebenaran dokumen – dokumen yang dikeluarkan
oleh bagian pemasaran.
i. Bertanggung jawab kepada direktur utama
5. Staff Pembiayaan
Tugas dari Staff Pembiayaan adalah :
a. Membuat penawaran harga kepada calon pembeli.
b. Merencanakan jadwal produksi.
c. Merencanakan jadwal pengiriman barang.
d. Mengelola penyimpanan stock barang jadi.
e. Menyiapkan surat jalan untuk pengiriman barang pesanan pelanggan.
f. Menyiapkan invoice dan faktur pajak.

Universitas Sumatera Utara

g. Membuat laporan penjulan dan account receive .
Tanggung jawab dari Staff Pembiayaan adalah :
a. Meminta penawaran barang dari beberapa supplier .
b. Meneliti spesifikasi barang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan barang
untuk operasional perusahaan.
c. Melakukan seleksi atas penawaran barang dari supplier terkait kualitas,
harga dan jenis barang yang akan dibeli.
d. Melakukan negosiasi dengan supplier berkenaan dengan harga penawaran,
cara dan jatuh tempo pembayaran.
e. Mengatur waktu pengiriman barang yang dibeli dari supplier .
f. Melakukan kontrol atas persediaan barang kebutuhan produksi digudang.
g. Menerbitkan purchase order .
h. Bertanggung jawab kabag pembiayaan dan pemasaran
6. Staff Pemasaran
Tugas dari Staff Pemasaran adalah :
a. Menjaga dan meningkatkan volume penjualan.
b. Menyiapkan prospek klien baru.
c. Menganalisa data keuangan klien dengan tujuan penafsiran investasi klien.
d. Merekomendasikan strategi investasi yang sesuai dengan menguntungkan
untuk klien.
e. Menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan.
f. Memiliki keterampilan secara kuantitatif yang baik.
g. Mempertahankan pelanggan yang telah ada.

Universitas Sumatera Utara

h. Memastikan pencapaian target penjualan.
i. Membuat laporan penjualan perusahaan.
j. Melaporkan aktivitas penjualan perusahaan kepada atasan.
Tanggung jawab Staff Pemasaran adalah :
a.

Bertanggung jawab kepada Kabag. Pemasaran.

b. Mengeluarkan Sales Order (SO).
c. Mengeluarkan Surat Jalan.
d. Mengeluarkan faktur penjualan.
e. Bertanggung jawab kabag pembiayaan dan pemasaran
7. Manager Pabrik Resiprene
Tugas dari Manager Pabrik Resiprene adalah :
a. Mengelola dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan.
b. Memangkas habis biaya – biaya operasi yang sama sekali tidak
menguntungkan perusahaan.
c. Meneliti teknologi baru dan metode alternatif efisiensi.
d. Mengawasi produksi barang.
e. Mengawasi persediaan, distribusi barang dan tata letak fasilitas
operasional.
f. Membuat pengembangan operasi dalam jangka pendek dan jangka
panjang.
g. Meningkatkan sistem operasional, proses dan kebijakan dalam mendukung
visi dan misi perusahaan.
h. Melakukan pertemuan rutin dengan Direktur Utama secara berkala.

Universitas Sumatera Utara

i. Mengatur anggaran dan mengelola biaya.
j. Mengelola program jaminan kualitas (quality control).
Tanggung jawab dari Manager Pabrik Resiprene adalah :
a. Memimpin dan memberikan pengarahan dalam perusahaan.
b. Membuat dan mentaati parameter yang berlaku dalam skema penggajian
dan pemberian bonus/insentif.
c. Memastikan performa maksimal dalam lingkungan kerja.
d. Menangani hal – hal yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia.
e. Memelihara hubungan baik dengan pelanggan – pelanggan penting.
f. Membuat target – target penting sekaligus cara untuk mencapai target
tersebut.
g. Memastikan distribusi internal yang baik.
h. Proses antara pengolahan dan aplikasi perusahaan dapat dipresentasikan.
i. Bertanggung jawab kepada direktur utama
8. Asisten Teknik Pabrik Resiprene
Tugas dari Asisten Teknik Pabrik Resiprene adalah :
a. Menerapkan kepada personil yang ada di bawah naungan teknik, bahwa
kebijakan mutu dimengerti/dipahami oleh seluruh karyawan bagian
Teknik.
b. Mengajukan permintaan bahan-bahan alat/mesin untuk kepentingan
Teknik sesuai perencanaan yang telah dibuat.
c. Mempersiapkan agenda meeting untuk tinjauan manajemen yang
berhubungan dengan problem-problem Teknik

Universitas Sumatera Utara

d. Merencanakan semua peralatan/mesin-mesin untuk dipelihara baik secara
rutin maupun break down maintenance .
e. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan terhadap semua personil yang ada
pada pengawasannya.
f. Menindaklanjuti tindakan-tindakan perbaikan yang ditemukan pada
temuan internal quality audit .
Tanggung jawab dari Asisten Teknik Pabrik Resiprene adalah :
a. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan di bagian teknik sesuai
dengan prosedur mutu dan catatan mutu.
b. Memelihara semua dokumen prosedur mutu dan catatan-catatan mutu di
bagian Teknik.
c. Bertanggung jawab terhadap pemakaian spare part dan mencatatnya pada
kartu onderdil.
d. Menandatangani laporan pemeliharaan rutin dan break down maintenance .
e. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kalibrasi alat-alat pemeriksaan
pengukuran dan alat-alat uji yang digunakan.
f. Bertanggung jawab kepada manager pabrik resiprene.
9. Asisten Pengolahan Pabrik Resiprene
Tugas dari Asisten Pengolahan adalah :
a. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan
kimia yang digunakan pada proses pengolahan sesuai dengan RKAP
(Rencana Kerja Anggaran Pendapatan) dan penjabarannya ke RKO
(Rencana Kerja Operasional).

Universitas Sumatera Utara

b. Mempersiapkan agenda meeting yang berhubungan dengan proses
pengolahan seperti produksi, tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan kimia
yang digunakan.
c. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
d. Pengawasan barang-barang yang dipasok pelanggan jangan sampai hilang
atau rusak.
e. Melakukan pengawasan terhadap identifikasi dan mampu telusur yang
berhubungan dengan proses pengolahan sampai pada final produk di
gudang.
f. Melakukan adjustment sesuai dengan data-data yang telah diberikan oleh
Asisten Laboratorium.
g. Melakukan pengawasan terhadap jumlah bahan baku yang diterima serta
produksi yang dikirim.
h. Mengawasi penanganan dalam proses pengolahan dan final produksi
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan serta penanganan packing dan
penyimpanannya.
i. Mengawasi dan mengevaluasi stock produksi yang ada di gudang atau
storage tank.

j. Mengendalikan

catatan

mutu

termasuk

identifikasi,

pengarsipan,

pemeliharaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
k. Membuat laporan manajemen pengolahan.

Universitas Sumatera Utara

Tanggung jawab dari Asisten Pengolahan Pabrik Resiprene adalah :
a. Bertanggung jawab kebersihan terhadapa seluruh lingkungan pabrik.
b. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi sesuai bahan baku
yang diterima.
c. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan.
d. Bertanggung jawab kepada manager pabrik resiprene
10. Asisten TU/PU Pabrik Resiprene
Tugas dari Asisten TU/PU Pabrik Resiprene adalah :
a. Mengkoordinir pekerjaan bidang personalia, umum, jamsostek/dapenbun
dan bidang Laporan Peristiwa Masalah Umum (LPMU)/kependudukan.
b. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil yang ada di
bagian personalia.
c. Mempersiapkan daftar program pelatihan untuk semua personil
d. Mengkoordinir pelatihan termasuk fasilitas yang dilatih, pelatih dan
mampu mempersiapkan materi pelatihan yang diterima pada bagian
terkait.
e. Membuat laporan bulanan pelatihan.
f. Mengkoordinir pekerjaan bidang administrasi dan keuangan.
g. Mengkoordinir proses pembukuan untuk laporan bulanan.
h. Melaksanakan evaluasi bulanan, semester dan tahunan.
i. Melaksanakan administrasi kas dan bank.

Universitas Sumatera Utara

Tanggung jawab Asisten TU/PU Pabrik Resiprene adalah :
a. Menjamin bahwa semua personil dibagian personalia dan tata usaha
mengerti, menerapkan dan memelihara kebijakan mutu yang telah
ditetapkan oleh Top Management.
b. Menjamin bahwa semua aktifitas-aktifitas pelatihan dengan prosedur mutu
dan catatan mutu yang telah didokumentasikan dan diterapkan sampai
dengan efektif.
c. Melaksanakan dan mengawasi proses permintaan barang, penyimpanan
barang dan pengeluaran barang dari gudang.
d. Melaksanakan dan mengawasi proses financial.
e. Bertanggung jawab kepada manager pabrik resiprene
11. Manager Pabrik Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article
Tugas dari Manager Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article adalah :
a. Mengelola dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan.
b. Memangkas habis biaya – biaya operasi yang sama sekali tidak
menguntungkan perusahaan.
c. Meneliti teknologi baru dan metode alternatif efisiensi.
d. Mengawasi produksi barang.
e. Mengawasi persediaan, distribusi barang dan tata letak fasilitas
operasional.
f. Membuat pengembangan operasi dalam jangka pendek dan jangka
panjang.

Universitas Sumatera Utara

g. Meningkatkan sistem operasional, proses dan kebijakan dalam mendukung
visi dan misi perusahaan.
h. Melakukan pertemuan rutin dengan Direktur Utama secara berkala.
i. Mengatur anggaran dan mengelola biaya.
j. Mengelola program jaminan kualitas (quality control).
Tanggung jawab dari Manager Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article
adalah :
a. Memimpin dan memberikan pengarahan dalam perusahaan.
b. Membuat dan mentaati parameter yang berlaku dalam skema penggajian
dan pemberian bonus/insentif.
c. Memastikan performa maksimal dalam lingkungan kerja.
d. Menangani hal – hal yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia.
e. Memelihara hubungan baik dengan pelanggan – pelanggan penting.
f. Membuat target – target penting sekaligus cara untuk mencapai target
tersebut.
g. Memastikan distribusi internal yang baik.
h. Proses antara pengolahan dan aplikasi perusahaan dapat dipresentasikan.
i. Bertanggung jawab kepada direktur utama
12. Asisten Teknik Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article
Tugas dari Asisten Teknik Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article adalah :
g. Menerapkan kepada personil yang ada di bawah naungan teknik, bahwa
kebijakan mutu dimengerti/dipahami oleh seluruh karyawan bagian
Teknik.

Universitas Sumatera Utara

h. Mengajukan permintaan bahan-bahan alat/mesin untuk kepentingan
Teknik sesuai perencanaan yang telah dibuat.
i. Mempersiapkan agenda meeting untuk tinjauan manajemen yang
berhubungan dengan problem-problem Teknik
j. Merencanakan semua peralatan/mesin-mesin untuk dipelihara baik secara
rutin maupun break down maintenance .
k. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan terhadap semua personil yang ada
pada pengawasannya.
l. Menindaklanjuti tindakan-tindakan perbaikan yang ditemukan pada
temuan internal quality audit .
Tanggung jawab dari Asisten Teknik Pabrik Rubber Thread dan Rubber
Article adalah :

a. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan di bagian teknik sesuai
dengan prosedur mutu dan catatan mutu.
b. Memelihara semua dokumen prosedur mutu dan catatan-catatan mutu di
bagian Teknik.
c. Bertanggung jawab terhadap pemakaian spare part dan mencatatnya pada
kartu onderdil.
d. Menandatangani laporan pemeliharaan rutin dan break down maintenance .
e. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kalibrasi alat-alat pemeriksaan
pengukuran dan alat-alat uji yang digunakan.
f. Bertanggung jawab kepada pabrik rubber thread dan rubber article .

Universitas Sumatera Utara

13. Asisten Pengolahan Pabrik Rubber Thread
Tugas dari Asisten Pengolahan Pabrik Rubber Thread adalah :
a. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan
kimia yang digunakan pada proses pengolahan sesuai dengan RKAP
(Rencana Kerja Anggaran Pendapatan) dan penjabarannya ke RKO
(Rencana Kerja Operasional).
b. Mempersiapkan agenda meeting yang berhubungan dengan proses
pengolahan seperti produksi, tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan kimia
yang digunakan.
c. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
d. Pengawasan barang-barang yang dipasok pelanggan jangan sampai hilang
atau rusak.
e. Melakukan pengawasan terhadap identifikasi dan mampu telusur yang
berhubungan dengan proses pengolahan sampai pada final produk di
gudang.
f. Melakukan adjustment sesuai dengan data-data yang telah diberikan oleh
Asisten Laboratorium.
g. Melakukan pengawasan terhadap jumlah bahan baku yang diterima serta
produksi yang dikirim.
h. Mengawasi penanganan dalam proses pengolahan dan final produksi
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan serta penanganan packing dan
penyimpanannya.

Universitas Sumatera Utara

i. Mengawasi dan mengevaluasi stock produksi yang ada di gudang atau
storage tank.

j. Mengendalikan

catatan

mutu

termasuk

identifikasi,

pengarsipan,

pemeliharaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
k. Membuat laporan manajemen pengolahan.
Tanggung jawab dari Asisten Pengolahan Pabrik Rubber Thread adalah :
a. Bertanggung jawab kebersihan terhadapa seluruh lingkungan pabrik.
b. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi sesuai bahan baku
yang diterima.
c. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan.
d. Bertanggung jawab kepada manager pabrik rubber thread dan rubber
article

14. Asisten Pengolahan Pabrik Rubber Article
Tugas dari Asisten Pengolahan Pabrik Rubber Article adalah :
a. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan
kimia yang digunakan pada proses pengolahan sesuai dengan RKAP
(Rencana Kerja Anggaran Pendapatan) dan penjabarannya ke RKO
(Rencana Kerja Operasional).
b. Mempersiapkan agenda meeting yang berhubungan dengan proses
pengolahan seperti produksi, tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan kimia
yang digunakan.
c. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.

Universitas Sumatera Utara

d. Pengawasan barang-barang yang dipasok pelanggan jangan sampai hilang
atau rusak.
e. Melakukan pengawasan terhadap identifikasi dan mampu telusur yang
berhubungan dengan proses pengolahan sampai pada final produk di
gudang.
f. Melakukan adjustment sesuai dengan data-data yang telah diberikan oleh
Asisten Laboratorium.
g. Melakukan pengawasan terhadap jumlah bahan baku yang diterima serta
produksi yang dikirim.
h. Mengawasi penanganan dalam proses pengolahan dan final produksi
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan serta penanganan packing dan
penyimpanannya.
i. Mengawasi dan mengevaluasi stock produksi yang ada di gudang atau
storage tank.

j. Mengendalikan

catatan

mutu

termasuk

identifikasi,

pengarsipan,

pemeliharaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
k. Membuat laporan manajemen pengolahan.
Tanggung jawab dari Asisten Pengolahan Pabrik Rubber Article adalah :
a. Bertanggung jawab kebersihan terhadapa seluruh lingkungan pabrik.
b. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi sesuai bahan baku
yang diterima.
c. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan.

Universitas Sumatera Utara

d. Bertanggung jawab kepada manager pabrik rubber thread dan rubber
article

15. Asisten TU/PU Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article
Tugas dari Asisten TU/PU Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article adalah :
a. Mengkoordinir pekerjaan bidang personalia, umum, jamsostek/dapenbun
dan bidang Laporan Peristiwa Masalah Umum (LPMU)/kependudukan.
b. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil yang ada di
bagian personalia.
c. Mempersiapkan daftar program pelatihan untuk semua personil
d. Mengkoordinir pelatihan termasuk fasilitas yang dilatih, pelatih dan
mampu mempersiapkan materi pelatihan yang diterima pada bagian
terkait.
e. Membuat laporan bulanan pelatihan.
f. Mengkoordinir pekerjaan bidang administrasi dan keuangan.
g. Mengkoordinir proses pembukuan untuk laporan bulanan.
h. Melaksanakan evaluasi bulanan, semester dan tahunan.
i. Melaksanakan administrasi kas dan bank.
Tanggung jawab Asisten TU/PU Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article
adalah :
a. Menjamin bahwa semua personil dibagian personalia dan tata usaha
mengerti, menerapkan dan memelihara kebijakan mutu yang telah
ditetapkan oleh Top Management.

Universitas Sumatera Utara

b. Menjamin bahwa semua aktifitas-aktifitas pelatihan dengan prosedur mutu
dan catatan mutu yang telah didokumentasikan dan diterapkan sampai
dengan efektif.
c. Melaksanakan dan mengawasi proses permintaan barang, penyimpanan
barang dan pengeluaran barang dari gudang.
d. Melaksanakan dan mengawasi proses financial.
e. Bertanggung jawab kepada manager pabrik rubber thread dan rubber
article

16. Asisten LAB/QC
Tugas dari asisten lab/QC adalah:
a. Memeriksa kualitas produk benang karet agar sesuai dengan standard SNI
b. Membuat laporan hasil analisa produk benang karet
c. Memeriksa kualitas produk agar sesuai dengan standard yang ditentukan.
d. Mengambil sampel, menganalisa dan membuat laporan.
e. Memastikan bahan baku utama, bahan pembantu yang akan digunakan
dalam proses produksi sesuai standard
Tanggung jawab dari asisten lab/QC adalah:
a. Mengatur dan memastikan mutu setiap mutu bahan baku,bahan pembantu,
produk WIP dan produk jadi
b. Mengontrol dan memastikan setiap tahapan dalam proses produksi sesuai
dengan standard yang telah ditentukan
c. Mengeluarkan hasil analisa inspeksi internal dan berkoordinasi dengan
pihak internal untuk perbaikan mutu.

Universitas Sumatera Utara

d. Mengatur dan mengevaluasi alokasi kerja personil di bagian QC
e. Melakukan persiapan laporan rekapitulasi mutu dari bahan baku,produk
jadi, bahan pembantu
17. Papam
Tugas dari Papam adalah :
a. Melakukan pengawasan terhadap keamanan aset perusahaan baik dari
pabrik dan kantor.
b. Melakukan dan membuat jadwal pengawasan.
Tanggung jawab dari Papam adalah :
a. Bertanggung jawab terhadap keamanan pabrik, kebun dan kompleks

karyawan.
b. Bertanggung jawab kepada manager pabrik rubber thread dan pabrik
articles

2.6.2.

Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Jumlah tenaga kerja pada PT. Industri Karet Nusantara dapat dilihat pada

Tabel 2.1. Sedangkan untuk pengaturan jam kerja terbagi atas :
1. Karyawan bagian kantor
Hari kerja karyawan bagian kantor adalah hari Senin sampai Jumat yang
terdiri dari satu shift kerja, dengan jam kerja sebagai berikut :
Pukul 08.00-12.00

Kerja Aktif

Pukul 12.00-13.00

Istirahat

Pukul 13.00-17.00

Kerja Aktif

Universitas Sumatera Utara

2.

Karyawan bagian pabrik
Hari kerja karyawan pabrik adalah hari Senin sampai Minggu yang terdiri
dari tiga shift kerja, dengan jam kerja sebagai berikut :
a. Shift pertama
Pukul 07.00-11.00

Kerja Aktif

Pukul 11.00-12.00

Istirahat

Pukul 12.00-15.00

Kerja Aktif

b. Shift kedua
Pukul 15.00-19.00

Kerja Aktif

Pukul 19.00-20.00

Istirahat

Pukul 20.00-23.00

Kerja Aktif

c. Shift ketiga
Pukul 23.00-03.00

Kerja Aktif

Pukul 03.00-04.00

Istirahat

Pukul 04.00-07.00

Kerja Aktif

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1. Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kerja
PT Industri Karet Nusantara
No

Bagian
Pembiayaan dan Pemasaran
Manager Pabrik Resiprene
Asisten Teknik Pabrik Resiprene
Asisten Pengolahan Pabrik Resiprene
Asisten Lab/QC Pabrik Resiprene
Asisten TU/PU Pabrik Resiprene
Manager Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article
Asisten Teknik Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article
Asisten Pengolahan Pabrik Rubber Thread
Asisten Pengolahan Pabrik Rubber Article
Asisten Lab/QC Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article
Asisten TU/PU
PAPAM
Jumlah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Jumlah
(Orang)
9
1
2
60
5
13
1
3
40
50
12
15
20
231

Sumber:PT. Industri Karet Nusantara

2.6.3.

Sistem Pengupahan
Kesejahteraan merupakan faktor yang ikut menunjang produktivitas

pekerja. Pemberian gaji atau upah yang memadai merupakan upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan pekerja. Sistem pengupahan yang ditetapkan oleh
PT. Industri Karet Nusantara berpedoman pada ketentuan Upah Minimum
Sektoral Regional (UMSR) yang ditetapkan pemerintah.
Selain gaji pokok tersebut, perusahaan juga memberikan tunjangan lain,
yaitu berupa :
1.

Upah lembur

2.

Tunjangan hari besar keagamaan

3.

Tunjangan santunan sosial

Universitas Sumatera Utara

4.

Tunjangan makan

5.

Tunjangan dinas

6.

Tunjangan anak sekolah

7.

Tunjangan pindah rumah

8.

Bonus
Disamping pemberian gaji pokok dan tunjangan-tunjangan tersebut, usaha-

usaha lain yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja
adalah :
1.

Jaminan sosial tenaga kerja

2.

Cuti

3.

Dispensasi
Perusahaan juga melakukan penilaian terhadap performance pekerja

mengenai kehadiran, kemampuan, produktivitas kerja dan lain-lain. Lembaran
penilaian ini diisi oleh atasan dan dilakukan evaluasi tiap bulannya. Pekerja yang
keterampilan kerjanya dinilai kurang akan diberikan pengarahan dan training
guna meningkatkan keterampilan dan kemampuannya dalam bekerja. Sedangkan
untuk karyawan berprestasi akan diberikan penghargaan khusus oleh perusahaan.

Universitas Sumatera Utara